Warta Ditjen P2P merupakan media cetak yang menampilkan informasi seputar program pencegahan dan pengendalian penyakit dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI
Warta Ditjen P2P merupakan media cetak yang menampilkan informasi seputar program pencegahan dan pengendalian penyakit dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI
3. ETALASE
No.31/agustus/2011 Mediakom 3
D
ua bulan terkahir ini, gegap gempita Kemkes meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) 2012 terus bergulir. Akhir Juli, Ibu Menkes telah melakukan konsultasi dengan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), untuk merumuskan langkah-langkah strategis
meraih WTP. Kelompok Kerja (Pokja) raih WTP juga sudah dibentuk. Seluruh pejabat
eselon tertinggi sampai terendah juga menandatangani komitmen meraih WTP.
Selanjutnya, melakukan sosialisasi dari Pusat hingga Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah. Baik
melalui, khutbah, banner, brosur, PIN, advertorial media cetak dan bentuk lain. Bahkan mediakom
menempatkan sosialisiasi WTP pada rubrik kolom, stop press dan cover belakang, sebagai bukti
kesungguhan meraih WTP. Tapi ada pertanyaan kecil sebagian karyawan; jugkir balik meraih WTP
ini untuk siapa?
Memang, tidak semua karyawan/wati menangkap pesan WTP ini secara positif. Sebagian
merasa terpaksa capek, sedikit penghasilan dan persepsi negatif lainnya. Tapi, sejatinya WTP
mengajarkan kepada kita untuk bekerja lebih baik dan benar, secara individu, tim dan institusi.
Kerja tersebut diawali dengan jujur. Yakni sikap yang harus tumbuh pada individu, tim maupun
institusi. Jujur merupakan pintu kebaikan. Siapapun yang jujur akan mendapat kebaikan. Jadi,
meraih WTP sebenarnya untuk kebaikan kita semua.
Media Utama edisi ini mengangkat potret anak Indonesia. Menggambarkan sedikit sisi muram
dan lebih banyak mengangkat prestasi dan harapan. Semua terangkum secara lengkap, semoga
dapat memberi inspirasi para pembaca. Disamping itu, rubrik daerah menampilkan keindahan
Wakatobi, sebagai daerah wisata, sekaligus mengenal derajat kesehatannya.
Akhirulkata, Mediakom sebagai media internal Kementerian Kesehatan, banyak salah dan khilaf
dalam memberi pelayanan informasi. Mungkin distribusi telat, berita kurang update, perwajahan
kurang menarik dan berbagai kekurangan lain. Kami selaku pimpinan dan staf Puskom Publik,
Kementerian Kesehatan, mengucapkan “Mohon Maaf Lahir Batin”. Selamat membaca...!§
drg. Murti Utami, MPH
Mediakom
Redaksi menerima naskah dari pembaca, dapat dikirim ke alamat email redaksi
WTP
untuk Siapa?
Susunan Redaksi
Penanggung Jawab : drg. Murti Utami, MPH
Redaktur : Dra. Hikmandari A, M.Ed, Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
Editor/Penyunting : Mulyadi, SKM, M.Kes, Prawito, SKM, MM, M.Rijadi, SKM, MSc.PH, Busroni S.IP,
Mety Setiowati, SKM, Aji Muhawarman, ST
Desain Grafis dan Fotografer : Drg. Anitasari, M, Resti Kiantini, SKM, M.Kes, Dewi Indah Sari, SE, MM, Sri Wahyuni, S.Sos, MM,
Giri Inayah, S.Sos., Wayang Mas Jendra, S.Sn
Sekretariat : Waspodo Purwanto, Endang Retnowaty, Dodi Sukmana, S.I.Kom, Okto Rusdianto, ST, Yan Zefrial
Alamat Redaksi: Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Kesehatan RI Blok A, Ruang 107,
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950
Telepon : 021-5201590; 021-52907416-9 Fax : 021- 5223002; 021-52960661 Email: info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id
Call Center: 021-500567
4. DAFTAR
ISI
4 Mediakom No.31/agustus/2011
3 ETALASE
6 INFO SEHAT
6 Makan Sehat Saat Lebaran
6 Badan tetap bugar saat lebaran
8 4 Kebiasaan Sehat
9 SURAT PEMBACA
10 STOPPRESS
10 STRATEGI KEMKES RAIH WTP
12 PERAN PERAWAT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
14 Menkes Buka TMMD
15 KOLOM
16 MEDIA UTAMA
16 Potret anak Indonesia
20 Anak Sehat, Kreatif dan
Berakhlak Mulia
22 SISI UNIK ANAK INDONESIA
24 ANAK SAYANG SEKALIGUS SEGAN
26 PERCEPATAN KEPEMILIKAN
AKTE KELAHIRAN
27 Melecut Prestasi Anak Negeri
29 UNTUK RAKYAT
29 “ADA APA DENGAN RUU BPJS?”
31 RPP TEMBAKAU : PERINGATAN BAHAYA
ROKOK BERUPA TULISAN DAN GAMBAR
5. No.31/agustus/2011 Mediakom 5
RAGAM
HINDARI STUNTING SEJAK DINI
Diet Berdasarkan Golongan Darah
SAATNYA LAWAN HEPATITIS
Memahami Hepatitis B
Memahami Hepatitis C
NASIONAL
Kemkes SUKSESKAN SEA GAMES DAN
ASEAN PARA GAMES
LINDUNGI ANAK DARI
BAHAYA ROKOK
Jalan Panjang Berhenti Merokok
DAERAH
KOLOM
POTRET
dr. Ratna Rosita, MPHM
SIAPA DIA
Asti ananta
umay
Amel
indra herlambang
RESENSI BUKU
LENTERA
33 RAGAM
33 HINDARI STUNTING SEJAK DINI
35 Golongan Darah
38 SAATNYA LAWAN HEPATITIS
41 Memahami Hepatitis B
42 Memahami Hepatitis C
43 NASIONAL
43 Kemkes SUKSESKAN SEA
GAMES DAN ASEAN PARA GAMES
44 LINDUNGI ANAK DARI
BAHAYA ROKOK
47 Jalan Panjang Merokok
49 DAERAH
61 KOLOM
62 POTRET
dr. Ratna Rosita, MPHM
66 SIAPA DIA
Asti ananta
umay
Amel
indra herlambang
68 RESENSI BUKU
70 LENTERA
6. INFO SEHAT
6 Mediakom No.31/AGUSTUS/2011
Setelah menjalankan puasa
selama sebulan penuh, kini saatnya
umat muslim merayakan hari ke-
menangan. Hari raya Idue Fitri atau
lebaran biasanya identik dengan
makanan-makanan yang bersantan
dan berlemak yang bisa memicu
penyakit tertentu. Bagaimana agar
bisa tetap sehat selama merayakan
hari kemenangan?
Pada saat lebaran masyarakat
banyak makanan seperti opor ayam,
rendang, gulai, sambal goreng ati
dan makanan berlemak lainnya.
makanan itu memang sangat meng-
goda selera apalagi saat berkumpul
bersama keluarga rasanya saying
untuk dilewati.
Makanan tersebut biasanya
mengandung kolesterol yang tinggi.
Untuk itu sangat penting mangatur
pola makannya, agar tidak meng-
ganggu perayaan kemenangan leba-
ran dan moment silaturahmi.
Setiap orang harus memiliki kesa-
daran untuk selalu melakukan asupan
makanan dengan pola gizi seimbang
dan memilih makan sehat bukan
makan yg enaknya saja tetapi kurang
memperhatikan dari segi kesehatan.
Masyarakat harus tahu apakah
asupan makannya sudah seimbang
Makan Sehat
Saat Lebaran
Jangan sampai setelah puas melepas
rindu dengan sanak saudara di Hari
Raya, berbagai penyakit justru datang
mengganggu. Ada baiknya ketahui
sejumlah kiat agar Lebaran jadi happy
ending.
Pasalnya, rawan terjadi gangguan
kesehatan karena pola makan yang
salah seusai Lebaran. dan sebetulnya
bukan dikarenakan pola makan saja.
Perjalanan mudik yang memakan
waktu lama dan tak nyaman, apalagi
tanpa perencanaan matang, juga bisa
menyebabkan gangguan kesehatan
pasca berlebaran.
Untuk mengantisipasinya, kiat-kiat
yang bisa diterapkan sebelum dan saat
berLebaran di kampung halaman agar
tubuh tetap bugar dan sehat.
Waspadai Perjalanan
Saat yang paling penting
diperhatikan sebelum berlebaran
adalah merencanakan perjalanan yang
aman dan nyaman. Sehingga, gangguan
kesehatan yang mungkin dipicu akibat
perjalanan jarak jauh yang melelahkan
ini bisa diminimalisasi.
Badan
tetap bugar
saat lebaran
Sudah menjadi kebiasaan para
pemudik memiliki jarak tempuh sangat
panjang lalu mengandalkan stimulan
agar bisa mencapai tujuan mudik
secepatnya. Misalnya, mengonsumsi
minuman berenergi hingga kopi kental.
kebiasaan ini sebetulnya tidak sehat
bagi pemudik. Selain bisa menyebabkan
jantung berdebar dan beser (sering
kencing), intoleransi terhadap kopi juga
bisa membuat diare.
Apalagi bila tubuh dipaksa bugar
untuk mencapai tempat tujuan
secepatnya tanpa istirahat. yang terjadi
tubuh justru jadi kelelahan. Dan hal
ini bisa memicu terjadinya hipertensi.
hal seperti ini sering kali diabaikan
para pemudik. Sehingga, bukannya
berlebaran dengan nyaman, justru
membuat kesehatan terganggu.
Bila memang dirasa lelah di
perjalanan, sebaiknya berhenti dan
istirahat sejenak. Dengan memulihkan
kondisi di perjalanan, selain membuat
perjalanan lebih aman, faktor
kesehatan pun tak akan terganggu
akibat kelelahan.
Selain masalah kelelahan, juga
masalah travelers diarrhea. Konon,
diare juga sering menjangkiti para
pemudik. Diare yang dialami para
pemudik ini
biasanya disebabkan oleh faktor
terjadinya perpindahan seseorang ke
tempat lain.
Kalaupun kita sudah tahan dengan
kuman-kuman yang ada di daerah
awal kita, begitu berpindah karena
perjalanan atau mudik, kita belum
terkondisi dengan kuman baru di
daerah lain..
Pada umumnya travelers diarrhea
dipicu pula oleh konsumsi makanan
disarankan agar para pemudik
membawa sendiri bekal makanan
selama di perjalanan. Atau, bila harus
makan di perjalanan, pilihlah jenis
makanan yang dihidangkan dalam
kondisi hangat atau baru dimasak. Bila
sebelumnya sudah pernah terkena
travelers diarrhea,sebaiknya lebih
waspada karena kemungkinan akan
terulang juga lebih besar.
Sesuaikan Pola Makan
Agar situasi Lebaran tak sampai
memicu berbagai penyakit di kemudian
hari, berhati-hatilah dalam urusan
makan. Intinya, jangan asal makan
hanya karena sudah dijamu makanan
enak. Tetapi, tetaplah ikuti pola makan
biasanya. Bila perlu, sesuaikan acara
makan-makan lezat ini dengan pola diet
Anda.
Susun dan atur rencana, akan ke
mana saja selama Lebaran ini. Bila
7. No.31/AGUSTUS/2011 Mediakom 7
atau belum. Dengan komposisi kar-
bohidrat sekitar 55 sampai 65 persen
dari asupan kalori total, asupan
lemak sekitar kurang dari 30 persen
dari asupan kalori total dan asupan
protein sekitar 10 sampai 20 persen
dari asupan kalori total.
Beberapa tips agar tetap sehat
saat mengonsumsi makanan lebaran:
1. Makan tetap teratur jadwalnya
serta selalu tidak mengambil
porsi yang terlalu besar setiap kali
makan. Jadwalnya makan pagi
sesudah shalat, selingan pagi,
makan siang, selingan sore dan
makan malam. Semuanya dengan
porsi seperti hari-hari biasa.
2. Konsumsi makanan dengan
komposisi zat gizi yang seimbang,
yaitu lebih banyak sumber karbo-
hidrat kompleks (nasi atau ketu-
pat), sedikit lemak dan protein
(opor, gulai) serta sedikit sekali
gula, minyak dan garam termasuk
kue-kue yang manis.
3. Setiap kali makan harus ter-
diri dari berbagai jenis makanan
termasuk sayur dan buah. Dan
jangan setiap kali makan hanya
mengambil makanan yang disukai
saja atau yang enak rasanya.
4. Selalu ingat bahwa makanan yang
kaya kandungan lemak akan mem-
berikan asupan kalori yang paling
besar. Untuk mengurangi efek ter-
lalu banyak mengonsumsi maka-
nan berlemak, usahakan mengu-
rangi makanan yang manis-manis
ataupun gorengan dan sebaiknya
lebih memilih sayur dan buah saja.
Jadi, makanan berlemak dan
bersantan bukan menjadi halangan
dalam merayakan hari kemenangan
asalkan porsinya tidak berlebihan.
Dan Anda tetap sehat untuk bisa
bersilaturahmi ke rumah sanak sau-
dara.§ YN
sudah waktunya makan siang biasanya
satu keluarga akan berkumpul di suatu
tempat. Hal ini harus direncanakan dulu
agar tidak asal makan.
Misalnya, Anda harus berkunjung ke
beberapa kerabat dan masing-masing
ingin menjamu semaksimal mungkin.
Tentu akan disuguhi beragam makanan
dan minuman yang enak dan lezat. Bila
sudah begini, ingat-ingat lagi jadwal
makan sehari-hari. Bila belum waktunya
makan siang atau malam, sebaiknya
tak usah makan besar. Cukup ambil
beberapa kue kering.
Soal membatasi jumlah makanan,
sebetulnya anda sendiri yang akan tahu
ukurannya. Setiap orang pasti memiliki
ukran makannya sendiri atau sangat
variatif. Intinya, anda sendirilah yang
tahu kapan sudah makan atau minum
secara berlebihan dan kapan sudah
merasa cukup.
Riwayat Penyakit
Bila sudah mengetahui riwayat
penyakit yang berhubungan dengan
pola makan, Anda pasti akan tahu
pantangan serta takaran konsumsi
makan. Oleh karena sudah memiliki
riwayat penyakit tertentu, Anda tentu
harus benar-benar disiplin pada diri
sendiri.
Di samping tetap meneruskan
terapi pengobatan yang mungkin
masih dilakukan, sejumlah makanan
tertentu yang harus dihindari tetap
perlu dipatuhi. Misalnya, bagi penderita
hipertensi sebaiknya menghindari
makanan yang mengandung garam.
Garam akan membuat tubuh
mengalami retensi atau menahan air.
Akibatnya, tubuh akan mengalami
peningkatan tekanan darah. Bila tetap
ingin mengonsumsi makanan yang asin,
sebaiknya pilih yang menggunakan
garam rendah natrium.
Sedangkan bagi pemilik riwayat
penyakit diabetes, hindari saja semua
makanan yang manis-manis, atau yang
mengandung karbohidrat tinggi. Sebisa
mungkin, usahakan mengonsumsi
makanan yang tak mengandung
gula. Bila ingin minuman yang manis,
sebaiknya gunakan gula diet. Atau, bila
ingin menghormati pemilik rumah, pilih
buah segar saja, tetapi hindari jenis
buah yang terlalu manis seperti pisang,
mangga, dan durian.
Dan bagi mereka yang memiliki
riwayat kolesterol tinggi, hindari
makanan yang terlalu gurih, berlemak,
goreng-gorengan, produk susu, jerohan,
seafood (selain ikan), dan makanan
sumber lemak hewani lainnya.
Bila tetap ingin makan gorengan,
sebaiknya ditiris dulu dengan tisu dan
batasi cukup satu saja dalam sehari.
Atau, bila ingin makanan bersantan
seperti opor atau gulai, ambil saja
dagingnya tanpa kuah. “Untuk urusan
makan, memang tak ada parameter
yang pasti. Tetapi kita sendiri yang tahu,
kapan sudah makan teralu berlebihan.
Karena Lebaran juga berkaitan
dengan liburan untuk menyeimbangkan
makanan yang masuk cenderung lebih
berlemak, ada baiknya di seimbangkan
dengan olah raga, misalnya saat
silaturahmi jika masih terjangkau
lebih baik jalan kaki atau parker
kendaraan agak jauh supaya di tambah
berjalan kaki, di saat mengunjungi
tempat wisata bisa olah raga misalnya
berenang bersama anak-anak.
Selain menyenangkan juga manfaat
olahraganya yang sangat bermanfaat.
Minal Aizin Walfaizin, mohon maaf
lahir dan batin makanan sehat badan
tetap bugar dan dapat beraktifitas
kembali.§
YN berbagai sumber
8. INFO SEHAT
8 Mediakom No.31/AGUSTUS/2011
4 Kebiasaan Sehat
4. Berhentilah Merokok
Statistik menemukan,
tingkat kesuksesan berhenti
merokok paling besar
terjadi pada mereka yang
LANGSUNG berhenti tanpa
proses pengurangan dosis.
So just quit now! Tidak
ada tapi-tapian, tidak
ada gimana-gimanaan.
Mengurangi dosis hanya
akan ketidakberhasilan
untuk berhenti.
Ada banyak hal sederhana dapat kita lakukan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan.
1. berolahraga
Melakukan push-up
saat jeda iklan televisi,
menggerakkan tubuh
setelah duduk. Lakukan
sebanyak mungkin
yang dapat dilakukan.
Berolahraga adalah satu-
satunya cara efektif untuk:
- Meningkatkan asupan
oksigen ke dalam darah, sel-
sel tubuh, dan otak.
- Meningkatkan respon
kekuatan dan pengencangan
otot
- Melatih kemampuan
motorik dan memperkuat
keseimbangan tubuh
- Menjaga fungsi organ
penting seperti paru-paru
dan jantung
- Membakar lemak tubuh,
termasuk lemak di bawah
kulit, yang menyelimuti
organ, dan yang ada di
dalam darah
2. Makan sayuran
Sayuran adalah sumber
vitamin, mineral, serat,
antioksidan, klorofil, dan
ratusan bioflavonoids
yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan. Apabila
memungkinkan, konsumsi
dalam keadaan mentah
atau diproses sesingkat
mungkin. Sayuran adalah
sumber makanan padat gizi
yang tidak menggemukkan,
jadi bisa dikonsumsi dalam
jumlah banyak tanpa
harus takut mengalami
kegemukan, justru tubuh
langsing yang kita dapatkan.
Puluhan riset ilmuwan
dunia telah mengkonfirmasi
manfaat sayuran di
antaranya: menurunkan
risiko kanker usus, menjaga
stabilitas gula darah, dan
memberi rasa kenyang yang
lebih lama.
3. Tegas beristirahat
Istirahat adalah kesempatan
untuk regenerasi sel-sel
yang rusak, merawat
organ-organ penting
tubuh, menjaga kesehatan
sistem pusat syaraf
(central nervous system),
mengotpimalkan hormon-
hormon yang berperan
dalam memperlambat
proses penuaan,
pembakaran lemak, dan
meredam stress. Tetapkan
waktu tidur dan waktu
bangun, dan TEPATI!
Lakukan ke-3 hal ini, secara
konsisten. Dan temukan
kekuatan baru yang tidak
sadari sebelumnya telah kita
miliki, saksikan perubahan
diri dalam hidup.
9. No.31/agustus/2011 Mediakom 9
MediaKuis
1. Apa tema Hari Anak Nasional 2011 ?
2. Saat ini RUU BPJS terkait jaminan sosial sedang
dibahas oleh DPR, Apa kepanjangan dari BPJS ?
3. Orang yang tidak merokok dan terkena paparan
asap rokok dari orang lain disebut apa ? Apakah
perokok pasif juga berisiko terhadap kesehatan ?
Kirimkan jawaban kuis dengan mencantumkan biodata
lengkap (nama, alamat, kota/kabupaten, provinsi, kode
pos dan no telp yang mudah dihubungi).
Jawaban dapat dikirim melalui :
• Email : puskom.publik@yahoo.co.id
• Fax : 021 - 52907421
• Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5,
Kav. 4-9, Jakarta Selatan
Jawaban diterima redaksi paling lambat minggu
keempat (terakhir) bulan September 2011.
Nama pemenang akan diumumkan di Majalah
Mediakom edisi 32 / Oktober 2011.
10 Pemenang MediaKuis
masing-masing akan
mendapat hadiah t-shirt
dari Mediakom.
Hadiah pemenang akan
dikirim melalui pos.
Kuis ini tidak berlaku bagi Keluarga Besar
Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI.
PENETAPAN PEMENANG MEDIA KUIS
EDISI 30 JUNI 2011
Redaksi Mediakom telah menetapkan 7 (tujuh) orang
pemenang dari 19 peserta dengan 3 buah jawaban sebagai
berikut :
JAWABAN
1. PDBK (Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan)
adalah : Upaya kesehatan terfokus, terintegrasi, berbasis
bukti dan dilakukan secara bertahap di daerah yang menjadi
prioritas bersama kementerian terkait.
2. 3 Data kesehatan berbasis komunitas yaitu :
a.Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
b.Survei Ekonomi Nasional (Susenas) dan
c.Potensi Desa (Podes).
3. WHA ke 64 dilaksanakan tanggal 16 - 24 Mei 2011 di Jenewa
dengan tema “Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular”.
PEMENANG KUIS
1. Eka Prasetia Zobua
Jln. Desa Sisobandrao Kec.Sirombu, Kab.Nisbar
085.277.148.xxx
2. dr.Hartono Ashari
Desa Asmoribangun, Kec.Puncu, Kab.Kediri
081.335.672.xxx, 0354 - 394060
3. Agung Nugroho, Amk
Perawat Puskesmas Juwangi, Perum Griya Pasifik No.B4,
Kel.Randusari Teras - Boyolali
4. Teguh Sulistyono, dr
Puskesmas Trucuk, Kec.Trucuk, Kab.Bojonegoro - Jatim
5. Ermawaty Karokaro
Puskesmas Batudaa, Kec.Batudaa, Kab.Gorontalo
085.264.944.xx
6. Antonius Kopong Bura
Kel.Sarotari Timur, Kec.Larantuka - Kab.Flores Timur
085.253.118.xxx
7. dr.Made Budijaya
Puskesmas Noemuti, Kota Kefamenanu 8560
082.145.774.xxx
JAWAB:
Isteri saya mulai mengandung anak
kedua dan saya ingin bayinya sehat
dan isteri selamat dalam melahirkan.
Saya mendengar bahwa ada
program Jampersal dari Kementerian
Kesehatan. Apakah saya bisa mengikuti
program itu mengingat saya hanya
buruh serabutan di Jakarta dan biaya
persalinan saat ini cukup berat bagi
kami? Saya bukan peserta Jamkesmas
maupun JP Gakin., bagaimana syarat
untuk mendapatkan Jampersal?
Terima kasih atas bantuannya.
Dari Seseorang, di Jakarta
JAWAB:
Isteri bapak bisa mengikuti
program Jampersal. Jampersal adalah
jaminan pemerintah untuk membiayai
pemeriksaan kehamilan 4 kali,
pertolongan persalinan, pelayanan
nifas 3 kali termasuk pelayanan KB
paska persalinan dan pelayanan bayi
baru lahir.
Untuk memperoleh pelayanan
jampersal: isteri diminta mendaftar ke
Puskesmas serta fasilitas kesehatan
swasta (bidan praktek swasta, Klinik
swasta) yang bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan setempat dengan
membawa identitas diri (KTP) dan
membuat surat pernyataan tidak
memiliki jaminan paket persalinan
(asuransi). Jampersal juga dapat
dilayani di Rumah Sakit, namun harus
membawa surat rujukan kecuali pada
keadaan darurat. Setiap kali isteri
memeriksakan kandungan harap
membawa buku KIA.
SURAT PEMBACA
10. STOP PRESS
10 Mediakom No.30/JUNI/2011
emkes telah menyusun
14 strategi meraih
opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
pada tahun 2012.
Strategi tersebut antara
lain membangun Komitmen dan
Integritas Pimpinan, Para Pengelola
dan Para Pelaksana Kegiatan. Sebagai
bentuk keseriusan, seluruh pejabat
Eselon I Kemkes menandatangani
Komitmen Meraih Opini Laporan
Keuangan WTP disaksikan Menteri
Kesehatan dan anggota VI BPK. Usai
penandatangan komitmen, seluruh
pejabat Kemkes yang hadir dalam
pertemuan tersebut, penyematan pin
“Raih WTP” secara bersama-sama,
kamis 28 Juli 2011, di Jakarta.
“Kemkes terus menerus
melakukan konsultasi dengan BPK
maupun meminta nasihat dan
membahas langkah konkret agar
laporan keuangan tidak lagi kurang
dari WTP”, ujar Menkes dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH
saat melakukan jumpa pers seusai
pertemuan dengan BPK.
Menkes menyebutkan Kemkes
telah membentuk satuan tugas
yang diketuai oleh Sekretaris
Jenderal Kemkes. Kegiatan ini juga
akan melibatkan seluruh karyawan
Kementerian Kesehatan di kantor
pusat maupun Daerah, termasuk
Satuan Kerja (Satker) di daerah yang
melaksanakan tugas Dekon dan
Pembantuan.
Strategi berikutnya yang
harus mendapat perhatian yakni;
Penguatan Perencanaan dan
Penganggaran; Pembenahan
Pengelolaan Kas/ Sistem
Pembukuan/ Akuntansi; Perbaikan
Penatausahaan PNBP; Perbaikan
Pengelolaan Hibah Langsung;
Penataan Rekening; Peningkatan
Kualitas Pengadaan Barang/ Jasa;
Pembenahan Penatausahaan Barang
Milik Negara (BMN); Penguatan
Kapasitas SDM; Penguatan Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah
(SPIP); Penguatan Monitoring dan
Evaluasi; Perbaikan Penyusunan dan
Penyampaian Laporan Keuangan;
Peningkatan Kualitas Pengawasan;
serta Percepatan Penyelesaian Tindak
K
STRATEGI KEMKES
RAIH WTP
Menkes dan Dr. Rizal Djalil
(anggota BPK) dalam rapat
konsultasi Kemkes Raih
WTP 2012
11. No.30/JUNI/2011 Mediakom 11
Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP), kata Menkes.
Menkes menegaskan, dari 14
strategi ada 8 kegiatan yang akan
segera dilaksanakan dalam 2 bulan
ini (Quick Wins) yaitu Berkomitmen
meraih WTP melalui penandatanganan
Pakta Komitmen WTP dan perwujudan
dan penempatan); Membentuk
Tim Konsultasi Pengadaan Barang/
Jasa; Peningkatan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan;
Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut
LHP; Penguatan Penyelenggaran
SPIP melalui Penetapan Kebijakan
dan Peraturan; dan Pelaksanaan
Monitoring Bulanan.
Dalam kesempatan tersebut
anggota VI BPK RI, Dr. Rizal
Djalil menyatakan Kemkes telah
mengalami banyak kemajuan dalam
penatakelolaan keuangan, misalnya
keperluan hibah dan lain sebagainya.
Dr. Rizal Djalil mencatat adanya
penguatan sistem di Kemkes.
Penguatan terlihat pada Sumber Daya
Manusia (SDM), regulasi dan hal-
hal terkait dengan monitoring dari
semua program Kemkes, termasuk
penyerapannya dan lain sebagainya.
“Kami melihat sebuah tindak lanjut
konkret yang akan dilakukan. Posisi
kami di BPK adalah mendorong supaya
dapat dilaksanakan tahun berjalan ini”
ujar Dr. Rizal Djalil.§ Pra, YN
semangat “Raih WTP 2012” melalui
PIN, Banner, Leaflet, dan Pedoman;
Pembentukan Satgas WTP di tingkat
Kementerian yang ditindaklanjuti
dengan pembentukan Satgas WTP di
tingkat eselon I; Pembenahan SDM
di bidang keuangan melalui penataan
kembali (rekruitmen, pelatihan,
Pejabat Kemkes
tanda tangani
komitmen Kemkes
Raih WTP 2012
12. STOP PRESS
12 Mediakom No.30/JUNI/2011
elayanan kesehatan
yang baik merupakan
harapan setiap
masyarakat terutama
bagi orang yang sangat
membutuhkan baik
dalam keadaan sakit atau hanya
sekedar pemeriksaan kesehatan
berkala. Kualitas pelayanan
kesehatan terutama Rumah Sakit (RS)
ditentukan oleh berbagai faktor salah
satunya Sumber Daya Manusianya
yaitu perawat. Dokter dan perawat
merupakan tenaga kesehatan utama
yang berkontribusi terhadap kualitas
pelayanan RS.
Peran perawat selama ini kurang
diperhatikan, padahal perawat
mempunyai peran strategis dan
bisa menjadi ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan. Namun
perawat juga harus meningkatkan
pelayanan yang baik, profesional dan
adil merata kepada masyarakat atau
pasien tanpa pandang bulu.
Sebagai bagian dari tenaga
kesehatan Indonesia, perawat
harus selalu mensinergikan upaya
pelayanan keperawatan dengan
berbagai program Pemerintah dalam
hal ini Kementerian Kesehatan, salah
satunya adalah menuju RS Indonesia
Kelas Dunia. Hal itu sejalan dengan
tema Hari Perawat Sedunia 2011
(International Nurses Day /IND) yaitu
meningkatnya peran perawat dalam
mewujudkan tersedianya pelayanan
kesehatan yang setara dan adil,
terjangkau dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan MDG’s di
Indonesia.
Hari Perawat Sedunia atau
International Nurses Day (IND) yang
diperingati setiap tanggal 12 Mei
tahun ini mengangkat tema yang
menekankan agar perawat sesuai
dengan eksistensinya diharapkan
dapat berperan aktif dalam
mewujudkan pelayanan kesehatan
yang setara dan adil, serta terjangkau.
Menurut Ketua Umum Persatuan
Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) Dewi Irawaty, MA, PhD,
upaya yang dapat dilakukan untuk
memaksimalkan peran perawat
dalam mewujudkan pemerataan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat
antara lain melalui pengembangan
profesionalisme dan penerapan
etika dalam pemberian pelayanan
keperawatan, peningkatan
kompetensi, pengembangan peran
perawat, pengembangan penelitian,
serta pengembangan berbagai
kebijakan terkait dengan domain
utama pada restrukturisasi pelayanan
P
PERAN PERAWAT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
Menkes hadiri
peringatan Hari
Perawat Sedunia
13. No.30/JUNI/2011 Mediakom 13
dan pemberian asuhan keperawatan.
Selain itu, perawat merupakan
profesi yang menitikberatkan tugas
dan pekerjaannya dalam bentuk
pelayanan kepada masyarakat dan
mempunyai kesempatan untuk
mensukseskan MDG’s terkait masalah
kesehatan masyarakat. Namun
keberhasilan capaian program
kesehatan banyak dipengaruhi oleh
keterbatasan jangkauan masyarakat
dengan pelayanan kesehatan salah
satunya faktor jarak. Oleh karena itu,
keberadaan perawat yang berhadapan
langsung dengan masyarakat
menjadi posisi yang strategis untuk
diberdayakan dalam peningkatan
keterjangkauan dan pemerataan
pelayanan kesehatan, ujar Dewi
Irawaty.
Dewi Irawaty menjelaskan, dalam
mendukung peran perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan
yang adil merata, masyarakat
(publik) juga harus paham tentang
keberadaan perawat, tugas dan
fungsinya. Sedangkan perawat perlu
meningkatkan kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kesehatan
termasuk memahami eksistensinya
sebagai perawat, sehingga diharapkan
dapat menjalani tugasnya dengan baik.
Dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan bagi perawat
upaya yang dilakukan antara lain
melalui penataan pendidikan
keperawatan, sistem penjaminan mutu
dan lainnya yang berkaitan dengan
eksistensi perawat sebagai profesi.
Begitu pula diperlukan kerjasama
semua pihak baik organisasi profesi
keperawatan, asosiasi pendidikan
keperawatan, pemerintah, legislatif
dan pihak lain yang terkait.
Berkaitan dengan peningkatan
pelayanan kesehatan oleh tenaga
perawat, Menteri Kesehatan dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,
Dr.PH mengatakan Kementerian
Kesehatan akan mengembangkan
kebijakan pelayanan keperawatan
menuju profesionalisme pelayanan,
pembinaan teknis dan monitoring
evaluasi pelaksanaan perawatan di
berbagai tatanan fasilitas pelayanan
kesehatan. Dan dalam menghadapi
ASEAN Framework Agreement on
Services 8 (AFAS 8), perlu dilakukan
telaah pasar jasa untuk pelayanan
keperawatan serta menetapkan
standar pelayanan keperawatan dan
kompetensi perawat yang diakui secara
internasional.
Selain itu, menurut Menkes
untuk melakukan harmonisasi
terhadap standar, termasuk sistem
pendidikan tinggi keperawatan
dengan menggunakan forum Mutual
Recognition Arrangement (MRA) on
Nursing Services ASEAN.
Ke depannya perawat melalui PPNI
diharapkan dapat menjamin keamanan
pasien dan masyarakat dalam
memberikan pelayanan kesehatan
yaitu benar, tepat dan mudah
didapat. Kemudian, perawat dapat
bekerja secara profesional, berkinerja
tinggi, bersikap perhatian sehingga
mengurangi beban psikologis pasien.
Perawat dapat pula memberikan
pelayanan sesuai standar pelayanan,
profesi dan kode etik. Selain itu,
perawat berkontribusi penuh dalam
mencapai program RS Indonesia Kelas
Dunia dengan menerapkan model-
model pelayanan profesional dan
manajemen maju.§ Df
Menkes kunjungi
pameran Hari
Perawat Sedunia
14. STOP PRESS
14 Mediakom No.30/JUNI/2011
enkes membuka
kegiatan TNI
Manunggal Masuk
Desa (TMMD) ke
87, 27 Juli 2011, di
Jakarta. Hadir dalam
pembukaan tersebut KASAD Jenderal
Pramono Edhie Wibowo, para Ketua
DPRD Kabupaten ? Kota, Bupati/
Wali Kota penyelenggara TMMD dan
pejabatan di lingkungan TNI AD dan
Kemenkes.
Menurut Menkes, dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, Dr.PH TMMD
kali ini memperioritaskan program
peningkatan kesehatan ibu, bayi
dan balita; peningkatan status gizi
masyarakat; pengendalian penyakit
menular serta tidak menular;
dan Penyehatan lingkungan dan
pemberdayaan masyarakat. Hal ini
dilakukan untuk menanggulangi
masalah kesehatan di daerah
bermasalah kesehatan. Program
tersebut merupakan kerjasama antara
Kementerian Kesehatan dengan
Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat (TNI AD), dalam program
TMMD.
“Kementerian Kesehatan memiliki
8 fokus prioritas pembangunan
kesehatan yang salah satu diantaranya
adalah pemberdayaan masyarakat
dan penganggulangan bencana serta
krisis kesehatan. Hal ini merupakan
upaya fasilitasi agar masyarakat mau,
tahu dan mampu untuk hidup sehat
berdasarkan potensi yang dimiliki”
kata Menkes.
Menkes berharap TMMD dapat
menjadi daya ungkit dan membantu
pemerintah dalam memberdayakan
wilayah, sinergi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat desa. Yakni
untuk menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di daerah terpencil dan Daerah
Bermasalah Kesehatan (DBK).
“Koordinasi bidang kesehatan
dalam TMMD untuk mempercepat
pembangunan kesehatan masyarakat
dalam mencapai target MDG’s 2015”,
ujar Menkes.
Kementerian Kesehatan sejak tahun
1980 telah terlibat dalam kegiatan
TMMD, yang dulu dikenal dengan
sebutan TNI ABRI Masuk Desa (AMD).
Tahun 1999, AMD berubah menjadi
TMMD menyusul dikeluarkannya
Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/1999
tentang pemisahan secara
kelembagaan POLRI dan ABRI.
Sampai dengan Rakornis TMMD
ke-87 tahun 2011 ini, Kemkes telah
berperan aktif dalam penyelengaraan
TMMD dengan memberikan kontribusi
dalam bentuk obat-obatan setiap
pelaksanaan TMMD. Sementara
dukungan Dinas Kesehatan berupa
pengobatan massal gratis kepada
masyarakat di lokasi sasaran TMMD.
Selain itu, setiap pelaksanaan
TMMD telah dibangun beberapa
sasaran fisik berupa Puskesmas,
Polindes dan Posyandu. Kementerian
lain yang terlibat TMMD yakni
Kemensos, Kementerian Perindustrian,
Kemdiknas, dan Kementan.§ Pra,Yn
M
Menkes
Buka
TMMD
Menkes berjabat tangan
dengan KASAD Jenderal
Pramono Edhy Wibowo
15. KOLOM
No.31/agustus/2011 Mediakom 15
P
IN warna biru, bertulis raih
Warna Tanpa Pengecualian
(WTP) 2012, tersemat pada
semua karyawan Sesjen
Kemkes. Mereka mengikuti
pertemuan penandatangan pakta
komitmen raih WTP 2012, 8 Agustus
2011 di Kemkes Jakarta. Seremoni ini
terus berlangsung pada setiap unit
utama Kementerian Kesehatan.
WTP, merupakan opini laporan
keuangan Wajar Tanpa Pengecualian.
Ia merupakan kriteria dalam penilaian
laporan keuangan kementerian/
lembaga oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Sebelumnya Kemkes
pernah mendapat penilaian keuangan
WDP ( Wajar Dengan Pengecualian),
lebih baik dibanding penilaian tahun
2010 yakni Disclaimer.
Tahun 2012, Kemkes tidak ingin
terpuruk, jatuh dalam lubang yang
sama. Untuk itu sejak tahun 2011 sudah
mempersiapkan diri dengan berbagai
cara, dikemas dalam bentuk 14 strategi
dan 63 kegiatan. Jika melihat kondisi
saat ini, strategi dan kegiatan tersebut,
memang terasa rumit dan panjang. Apa
Sebabnya ?
Merujuk pada pertanyaan peserta
pertemuan dan penjelasan pimpinan,
maka banyak pertanyaan yang
sebenarnya sudah tahu, tetapi selama
ini belum dikerjakan. Tentu menjelaskan
kepada orang yang belum tahu lebih
mudah, dibanding menjelaskan
kepada orang yang sudah tahu.
Orang yang sudah tahu, sebenarnya
bukan memerlukan penjelasan, tapi
membutuhkan penegasan. Penegasan...?
Ya...penegasan...!
Untuk apa penegasan ?. Apa selama
ini kurang tegas ?. Sekarang ini sudah
tegas dalam peraturan, tapi belum tegas
dalam pelaksanaan. Sebab ketegasan
itu akan mempengaruhi orang lain
menjadi baik. Untuk itu perlu tegas
berkesinambungan, bukan hanya
“hangat-hangat bakwan goreng”.
Apa yang perlu penegasan ? Pimpinan
menjelaskan harus “jujur, hentikan
manipulasi, bangun komitmen, jaga
integritas diri, teman, pimpinan dan
institusi”. Kata-kata kunci tersebut
apabila dijalankan semua pihak akan
mempermudah dan memperpendek
jalan menuju WTP 2012.
Jujur, kata kunci utama. Sebab
jujur merupakan pintu utama menuju
kebaikan. Sebaliknya dusta, pintu
menuju keburukan. WTP sangat
dekat dengan sifat jujur. Jujur akan
mengantarkan kepada integritas.
Pribadi yang mempunyai integritas
memudahkan membangun komitmen
kebaikan. Baik dalam merencanakan,
menggunakan dan melaporkan
keuangan.
Jujur mengelola keuangan ,
merupakan perilaku mudah, murah,
menenteramkan dan cara mudah
meraih WTP. Mengapa ? Mudah; cukup
mengelola keuangan berdasarkan
aturan yang berlaku. Tak perlu
berimprovisasi dan berkreasi. Misal
membuat laporan dan tanda terima
fiktif. Sebab bila hal ini dilakukan
justru akan menyusahkan. Berdusta itu
menyusahkan, sebab sekali dusta akan
berdusta berikutnya dan susah pula
pertanggung jawabannya.
Murah; tak perlu biaya. Jujur hanya
memerlukan keberanian. Berani
menerima kebaikan dan kebahagiaan.
Disamping itu, berbuat jujur tak ada
beban, baik moral maupun material. Ia
akan ringan melenggang, ceria dan tak
ada perasaan bersalah atau perasaan
dikejar dosa. Pasti sehat secara lahiriyah
maupun batiniyahnya.
Menenteramkan; jujur pasti
menenteramkan. Tak ada yang perlu
dikhawatirkan, apalagi ditakutkan,
semua dikerjakan apa adanya sesuai
aturan. Sehingga merekapun bekerja
dalam suasana senang, tidur juga
nyenyak dan makan juga enak.
Mudah meraih WTP; jujur cara
mudah menemukan dan menyelesaikan
masalah, termasuk masalah Disclaimer
menuju WTP. Dengan jujur, kesalahan
mudah ditemukan, karena pihak yang
berbuat salah segera mengakui dan
cepat memperbaiki. Kalau toh masih
susah juga, pasti tidak sesulit bila
para pelaku kesalahan terus berdusta,
karena untuk menutupi dusta-dusta
sebelumnya.
Jadi, dengan jujur, meraih penilaian
WTP 2012 bukan perkara sulit. Justru
yang paling sulit saat ini memulai
jujur pada diri sendiri, teman,
pimpinan, institusi dan negara. Ia rela
menolak yang bukan haknya, walau
menyenangkan. Siap menerima apa
adanya, walau kurang menyenangkan.
Ia pun tak menuntut lebih dari apa yang
menjadi haknya. Jadi meraih WTP 2012,
bergantung pada komitmen kejujuran
kita.§
Prawito
Siapkah Raih WTP 2012?
16. MEDIA UTAMA
16 Mediakom No.31/agustus/2011
R
udi, anak yang menderita
Talasemia, bersama anak
penderita lupus dan
kanker menyampaikan
puisi ”Oh Tuhan aku minta
mukjizat”. Mereka membaca puisi
pada Hari Anak Nasional tahun 2011
di Taman Mini Indonesia. Sebuah
harapan untuk kesembuhan penyakit
yang tak ada obatnya. Mereka masih
punya optimisme, “Tuhan akan
membantu hambaNya yang berusaha
dan berdo’a”, lanjut puisi itu. Walau
menderita, mereka tak kenal lelah,
berkarya dan menjalani hidup agar
tetap bergembira dan bermanfaat.
MEDIA UTAMA
Potret
anak
Indon
17. No.31/agustus/2011 Mediakom 17
Lain lagi Saiful, pelajar SMK Taruna
Bangsa Bekasi, anak pengemudi
kendaraan operasional perusahaan
swasta. Ia berbeda dengan pelajar
lainnya. Walau ekonomi tak
mendukung, tapi semangat untuk
maju luar biasa. Berbekal HP jadul
yang hanya dapat digunakan untuk
sms, Ia mampu mengumpulkan
temannya untuk mengikuti pelatihan
Pelajar Sukses Cemerlang (PSC).
“Saya berharap teman-teman dapat
menikmati semangat membara untuk
maju, sukses mengapai cita-cita”, kata
ketua Osis yang sering dipanggil Ipul
itu.
Ipul, merasa terpanggil untuk
mengajak teman lain, setelah ia
merasakan manfaat mengikuti
pelatihan Pelajar Sukses Cemerlang
(PSC) yang diselenggarakan Yayasan
Indonesia Sukses Cemerlang. Sebulan
berikutnya Ipul mengumpulkan hampir
100 orang temannya untuk mengikuti
PSC di SMK Taruna Bangsa Bekasi.
Seminggu berikutnya lagi, Ipul juga
telah mengajak 40 teman mengikuti
PSC di sekolah Bina Siswa Bekasi.
Semangat Ipul perlu dicontoh pelajar
lain untuk bangkit dan maju walau
dalam keterbatasan.
Di sisi lain, saat ini anak umur
0 - 18 tahun yang memiliki akte
kelahiran baru mencapai 35 persen
dari sekitar 80 juta anak, berarti
masih ada 50 juta anak yang belum
terlindungi identitasnya. Sedangkan
anak usia bawah lima tahun (Balita)
yang memiliki akte kelahiran juga
baru mencapai 55 persen. Padahal
akte kelahiran sangat penting dan
merupakan hak setiap anak untuk
kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang, berpartisipasi serta
perlindungan dari tindak kekerasan
dan diskriminasi. Untuk mempercepat
kepemilikan akte kelahiran,
Kementerian Kesehatan bersama-sama
et
nesia Peserta PSC dari SMK Taruna Bangsa Bekasi
18. MEDIA UTAMA
18 Mediakom No.31/agustus/2011
tujuh kementerian lainnya sepakat
menandatangani Nota Kesepahaman
atau Memorandum of Undestanding
(MoU).
Sementara itu prevalensi perokok
pada usia 13–15 tahun, adalah 24,5%
laki-laki dan 2,3% perempuan dari
total populasi Indonesia. Sementara
itu kecenderungan usia memulai
merokok menjadi semakin dini yakni
usia 5 – 9 tahun, mengalami lonjakan
paling signifikan, dari 0,4% tahun
2001 menjadi 1,8% per tahun 2004.
Kecenderungan ini akan semakin
meningkat dan bertambah parah
jika tidak ada tindakan apa pun dari
pihak-pihak yang berwenang dan
berkepentingan. Ini adalah masalah
kita, keluarga dan anak-anak,
masyarakat dan bangsa Indonesia
Memang, tak semua anak
seperti Ipul atau Rudi yang sangat
menggembirakan, tapi ada juga Lany.
Remaja putus sekolah karena salah
asuh dari orang tua. Membuat onar,
merokok dan berbagai perilaku buruk
lainya. Belum lagi masalah gizi kurang
dan gizi buruk masih mengelayuti
masa depan anak-anak Indonesia.
Khusus beberapa daerah seperti DKI,
selain masalah kekurangan gizi juga
ada masalah obesitas (kelebihan berat
badan), sebagai akibat penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas 2010), berikut 5
Propinsi di Indonesia yang mempunyai
kasus anak gizi buruk dan balita
obesitas (kelebihan berat badan)
dalam 10 tahun terakhir. Yakni
5 Propinsi yang tertinggi prevalensi
sangat kurusnya adalah Jambi,
Bengkulu, Riau, Sulawesi Tengah
dan Kalimantan Selatan. Sedangkan
5 Propinsi yang tertinggi prevalensi
gemuknya adalah Sumatera Utara, DKI
Jakarta, Sulawesi Tenggara, Bali, dan
Jawa Timur.
Penyebab kurang gizi
Umumnya perilaku termasuk pola
asuh, daya beli dan ketersediaan
pangan, mulai dari tingkat keluarga
yang disebabkan oleh pengetahuan,
pendidikan, dan pekerjaan sesorang.
Hal ini akan mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang maupun frekuensi
sakit dan tingkat keberatan sakit
yang diderita dan berdampak pada
penurunan status gizi dan kesehatan
serta daya tahan tubuh.
Menurut hasil Riskesdas 2010,
masih ada 21,5% balita usia 2-4
tahun yang mengonsumsi energi
di bawah kebutuhan minimal dan
16% yang mengonsumsi protein di
bawah kebutuhan minimal yang bila
berlangsung lama, akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan
balita. Gangguan ini bisa saja terjadi
sejak janin masih dalam kandungan,
karena ternyata masih ada 44,4% ibu
hamil yang mengonsumsi energi di
bawah kebutuhan minimal. Masih
ditemukan 49,5% wanita hamil
mengkonsumsi protein di bawah
kebutuhan minimal yang berdampak
pada terhambatnya pertumbuhan
janin dalam kandungan.
Selain asupan yang kurang,
seringnya anak sakit juga menjadi
penyebab terjadinya gangguan
pertumbuhan. Sanitasi lingkungan
mempengaruhi tumbuh kembang anak
karena mempengaruhi peningkatan
kerawanan anak terhadap penyakit
infeksi. Akibatnya, anak sering sakit
karena rendahnya perilaku hidup
bersih dan sehat. Melihat kondisi anak
yang belum menguntungkan, maka
pemerintah telah melakukan berbagai
langkah untuk menanggulanginya.
Tanggulangi gizi buruk dan
obesitas
Sesuai dengan RPJMN 2010-2014
yang diaplikasikan melalui rencana
strategis 2010-2014, Kemenkes
telah menerapkan kebijakan
teknis pembinaan gizi masyarakat
untuk menanggulangi masalah
tersebut, antara lain pemberdayaan
penyelenggaraan Posyandu; berkaitan
pencegahan masalah gizi; Memantau
pertumbuhan anak di Posyandu
sebagai upaya menjaring anak-anak
yang berisiko mengalami masalah
pertumbuhan, baik kurang gizi
maupun kelebihan gizi, supaya dapat
ditanggulangi sejak dini.
Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI
Kemanapun pergi anak dekat ibu
19. No.31/agustus/2011 Mediakom 19
secara tepat dan benar; dengan pola
pemberian makanan yang sesuai dan
tepat bagi anak, dengan sendirinya
anak terhindar dari masalah gizi. Selain
itu, melakukan tatalaksana gizi buruk
; melalui perawatan maupun non
perawatan yang disesuaikan dengan
kondisi anak. Pemberian suplementasi
gizi pada balita dan remaja termasuk
fortifikasi makanan. Pemberian PMT
pemulihan pada anak gizi kurang dan
penguatan surveilan gizi nasional.
Taburia
Taburia adalah pemberian bubuk
multivitamin dan multimineral untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral kepada bayi berumur 6-12
bulan dan anak umur 12-24 bulan.
terutama dari keluarga miskin,
sehingga semua masyarakat Indonesia
tanpa kecuali mempunyai hak dan
kesempatan yang sama untuk hidup
sehat.
Pengembangannya dan uji coba di
beberapa propinsi sudah dilakukan
sejak tahun 2009. Sasaran awal
adalah balita 25-59 bulan dengan
pertimbangan balita 6-24 bulan sudah
mendapat MP-ASI. Tahun 2010 MP-ASI
tidak diberikan lagi, sehingga taburia
diberikan pada balita 6-24 bulan, tetapi
difokuskan untuk riset di 3 propinsi di
685 desa yaitu Sumatera Selatan (408
desa), Nusa Tenggara Barat (117 desa),
dan Sulawesi Selatan (160 desa). Untuk
tahun 2011 taburia didistribusikan ke 6
propinsi di 24 kabupaten/kota.
Pemberian Taburia sudah
dilaksanakan di 6 propinsi dengan 2
kabupaten dan 2 kota di 6 propinsi yaitu
Propinsi Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, dan Kalimantan
Selatan.
Posyandu
Saat ini Posyandu sudah mengalami
revitalisasi dan seluruh sektor dan
program yang berkepentingan
dalam kegiatan Posyandu sudah
mulai membangun kerjasama untuk
kemajuan Posyandu, ada Pokjanal
Posyandu yang menjadi payung
kelembagaan Posyandu.
Program Posyandu tidak hanya
lingkup kesehatan seperti imunisasi,
pemantau pertumbuhan, pemberian
obat gizi, penyuluhan serta
pemeriksaan kesehatan saja, tetapi
Posyandu saat ini sudah berkembang
lebih maju. Bahkan di beberapa
provinsi, Posyandu sudah terintegrasi
dengan PAUD untuk merangsang
kemampuan motorik anak.
Di setiap Provinsi memiliki Posyandu
unggulan, artinya pelaksanaan
Posyandu sangat tergantung dari
keaktifan kerja kader dan dukungan
dari masyarakat serta petugas terkait.
Jadi tidak bisa semata-mata dilihat
dari provinsi mana,tetapi lebih fokus
langsung ke Posyandunya.
Untuk memacu motivasi kader
dalam mengelola Posnyandu, setiap
tahun atas kerjasama lintas sektor
diadakan lomba Posyandu tingkat
nasional yang disaring dari Posyandu
terbaik dari setiap wilayah, mulai dari
tingkat kecamatan hingga provinsi.
Kemandirian Posyandu
Posyandu dikategorikan menurut
tingkat kemandiriannya yang
dinyatakan dalam 4 strata mulai dari
yang tertinggi yaitu mandiri, purnama,
madya, dan yang terbawah adalah
pratama. Kemandirian posyandu
ditandai dengan pelaksanaan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-
rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih.
Selain itu, cakupan kelima kegiatan
utamanya harus lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan,
serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat, pesertanya
lebih dari 50% KK bertembat tinggal
di wilayah kerja Posyandu. Selain itu
kemajuan atau keberhasilan posyandu
dapat diukur dari pemanfaatan
Posyandu tersebut oleh masyarakat
dalam aktivitas menimbang bayi
mencapai 80% atau lebih dari seluruh
bayi di wilayah tersebut.
Saat ini menatap masa depan anak
Indonesia selalu muncul harap-harap
cemas. Bila melihat sisi negatif dapat
membuat bulu kuduk merinding. Tapi
dari sisi prestasi, memang banyak
menggembirakan baik dalam bidang
kesehatan, pendidikan, olah raga dan
lainnya.
Terpenting, dalam menatap masa
depan anak Indonesia harus optimis.
Sebab trend 10 tahun terakhir, angka
kematian bayi (AKB), angka kematian
ibu(AKI), angka kurang gizi dan angka
buta huruf terus menurun. Sementara
angka harapan hidup juga terus
meningkat. Bila melihat trend tersebut,
sebenarnya menatap masa depan
anak Indonesia tak terlalu merisaukan,
asal semua pihak mulai dari orang
tua, sekolah, lembaga kesehatan, dan
lembaga lainnya memiliki fokus bekerja
dan bersinergi memperbaiki kualitas
anak Indonesia. Selamat Hari Anak
Nasional 2011....!§ Pra, Delta
Pembagian Taburia
pada masyarakat
20. MEDIA UTAMA
20 Mediakom No.31/agustus/2011
Anak Sehat, Kreatif dan
Berakhlak Mulia
A
nak sehat dapat melakukan
apa saja. Ia memiliki ciri
berat badan bertambah,
penglihatan dengan jelas,
rambut tumbuh dengan
subur, gusi merah dan gigi putih
bersih, tidur nyenyak dan napsu makan
baik. Kreatif kemampuan melakukan
kegiatan melukis, mewarnai, menyanyi
dan kegiatan lainnya yang identik
dengan keceriaan anak-anak pada
umumnya. Akhlak mulia tercermin
dalam tutur kata, tingkah laku dan
ketaatan beribadah. Itulah harapan
yang ingin dicapai dari tema Hari Anak
Nasional (HAN), 24 Juli 2011 “Anak
Sehat, Kreatif dan Berakhlak Mulia”.
Dalam sambutannya, Kepala
Pusat Promkes dr. Lily S Setyowati,
MM mengatakan tujuan peringatan
HAN 2011 untuk meningkatkan
kepedulian, kesadaran dan peran aktif
stakeholders serta masyarakat dalam
bidang kesehatan, pemenuhan
hak-hak anak, pemberian layanan
pendidikan, gizi dan pencegahan
kekerasan terhadap anak.
Menurut dr. Lily HAN menjadi
wahana bermain, unjuk prestasi,
kreatifitas dan karya inovatif anak,
serta mensosialisasikan kepada
masyarakat tentang berbagai program
layanan anak yang holistik integratif
meliputi kesehatan, pendidikan gizi,
pengasuhan, perlindungan hukum dan
pelayanan sosial lainnya.
Untuk itu perlu meningkatkan
dan memperluas jejaring kerjasama
dan kemitraan antara pemerintah
dan masyarakat termasuk organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, dunia usaha, media
massa, penerbit dan semua pihak
untuk mendukung program pelayanan
bagi anak Indonesia.
“HAN menjadi momentum
meningkatkan komitmen dan
keterlibatan berbagai pihak
dalam pemenuhan hak-hak anak secara
holistik integratif untuk menjamin
Menkes berdialog dengan anak Indonesia pada
Hari Anak Nasional di Monas, Jakarta.
Dr. Lily S. Sulistyowati, MM
Kreasi anak di Monas.
21. No.31/agustus/2011 Mediakom 21
terpenuhinya kebutuhan tumbuh
kembang anak dan pencegahan
kekerasan terhadap anak” kata dr. Lily.
Peringatan HAN dimeriahkan
dengan acara festival anak Indonesia,
17-18 Juli di Monas Jakarta.
Kegiatannya berupa pameran,
workshop, pencatatan MURI,
pertunjukkan seni, Budaya dan
Permainan Tradisional. Selain itu juga
dimeriahkan dengan zona pameran
tradisional, zona jajanan, zona motor
dan mobil pintar, zona bimbingan,
pengetahuan dan teknologi, obat
tradisional dan zona gemar membaca.
Sedang acara puncak HAN bersama
Wakil Presiden diselenggarakan di
Rama Shinta Hall Dunia Fantasi Ancol,
23 Juli 2011. Puncak HAN dimeriahkan
dengan pertunjukan seni, pagelaran
operet”rumah tanpa jendela” dan
pameran tradisional anak Indonesia.
Kegiatan lanjutan HAN pertunjukan
Drama tari “ Djaka pengalasan” oleh
Sanggar Saddya Budaya Bangsa, 24 Juli
2011 di gedung pewayangan TMMI
Jakarta.§ Pra,Yn
Wapres Budiono hadiri
acara puncak Hari Anak
Nasional di Ancol.
Kegiatan kreatifitas anak di Monas
22. MEDIA UTAMA
22 Mediakom No.31/agustus/2011
SISI UNIK ANAK INDONESIA
anak kecil menginformasikan, Lany
telah menurunkan tombol yang berada
dibelakang tenda.
Pernah juga Ia membuat marah
tetangga, sebab merusak dubur ayam
peliharaan hingga berdarah-darah
dan lumpuh. Belum lagi, kebiasaan
mengganggu anak perempuan sebaya.
Akibat kenakalan ini, Ia pernah dipukul
seorang bapak sampai benjol, karena
tidak tega anak perempuannya diganggu
berulang kali. Walau sudah membuat
onar berulang, Ia tak pernah merasa
bersalah. Mengapa demikian ?
Ternyata, Lany menjadi seperti
itu, tidak berdiri sendiri. Banyak
faktor yang mendukung Lany gemar
iseng yang merusak. Ia terlahir dari
seorang ibu, berayah seorang pecandu
narkoba. Karena over dosis, sang
ayah meninggal saat lany masih bayi.
Sang Ibu tak sanggup merawat bayi
anak semata wayang itu. Kemudian
ibunda menyerahkan kepada Mulyono
saudaranya. Semua anak Mulyono
tumbuh normal, sehat dan berakhlaq
baik. Tapi malang, Lany tumbuh menjadi
anak yang kurang menguntungkan.
Masih banyak Lany lain yang tumbuh
kurang menguntungkan. Ia putus
sekolah menjadi pecandu narkoba, anak
jalanan, pengemis dan berbagai perilaku
hidup tidak sehat. Ini sebagian wajah
anak Indonesia yang kurang beruntung.
Ia akan berkontribusi mewarisi masa
depan anak Indonesia yang berwajah
muram.
Selain itu, saat ini masih banyak
masalah yang menyertai tumbuh
kembang anak di Indonesia. Mulai
dari masalah gizi, pendidikan akhlak
dan masih banyak masalah lain yang
menyertainya. Khusus masalah gizi,
menimbulkan balita tumbuh berbadan
kurus, berat badan kurang, gemuk dan
pendek.
L
any, remaja tanggung,
memutuskan berhenti
sekolah. Pasalnya, mereka
tidak mendapat tempat
dimanapun bersekolah. Ketika
SMP, hanya bertahan beberapa bulan,
lalu dikeluarkan oleh sekolah. Kemudian
masuk pesantren, juga hanya kurang
dari tiga bulan, kemudian dikeluarkan
lagi. Kini, ia menjadi pemuda nganggur,
setiap hari nongkrong, merokok dan
bikin onar dimanapun berada tiada
henti.
Pernah, tetangganya sedang
mempunyai hajat pernikahan,
mengundang banyak tamu dari berbagai
tempat. Saat tamu sedang menikmati
hidangan dan mendengarkan lagu dari
orgen tunggal, sekitar pkl 19.00 tiba-tiba
semua lampu padam. Seluruh tamu,
tuan rumah dan panitia kelabakan.
Cukup lama mencari penyebab
kematian listrik. Kemudian datang
23. No.31/agustus/2011 Mediakom 23
Menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2010, secara nasional
prevalensi balita berat kurang 17,9
persen yang terdiri 4,9 persen gizi
buruk dan 13,0 gizi kurang. Masih ada
18 provinsi dengan prevalesi di atas
nasional, sedang yang tertinggi 30,5
persen untuk provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Sedangkan kependekan (stunting),
prevalensi balita pendek secara nasional
35,6 persen terdiri dari 18,5 sangat
pendek dan 17,1 pendek. Masih ada 15
provinsi yang mempunyai prevalensi
kependekan, Provinsi Nusa Tenggara
Timur menjadi provinsi dengan
prevalensi kependekan tertinggi.
Untuk balita sangat kurus, prevalensi
secara nasional 6,0 persen. Prevalensi
kurus 13,3 persen. Masih ditemukan
19 provinsi yang mempunyai prevalesi
kurus di atas angka nasional. Dari
19 provinsi tersebut angka tertinggi
ditempati provinsi Sulawesi Utara dan
yang terendah yakni provinsi Jambi.
Padahal menurut UNHCR, masalah
kependekan sudah dianggap serius jika
mencapai angka diatas 10,1-15,0 persen.
Lebih 15,0 persen dianggap kritis.
Indonesia masih mempunyai 9 provinsi
dengan kategori kritis.
Sedangkan kategori balita gemuk
terjadi peningkatan. Tahun 2007 Balita
gemuk meningkat menjadi 14,0 persen
pada tahun 2010. Ada 12 provinsi
tertinggi memiliki masalah kegemukan.
Paling tinggi DKI dan yang rendah Jawa
Barat.
Keseluruhan masalah gizi pada
balita akan sangat mempengaruhi
pertumbuhan pada masa anak-anak
dan remaja. Baik dari segi kesehatan,
intelektual, sosial dan moral. Masalah
gizi juga dapat menjadi mata rantai
problematika anak, mulai dari ekonomi,
pendidikan dan kesehatan.
Orang tua yang miskin, akan
melahirkan generasi yang miskin, sakit-
sakitan dan berpendidikan rendah. Bila
miskin, bodoh dan tidak patuh kepada
agama akan cenderung menjadi seperti
Lany. Jadi masalah anak, memang
menjadi problem bersama dari seluruh
komponen bangsa, tak serta merta
hanya menjadi masalah kesehatan
belaka.
Jadi seperti lingkaran setan.
Rangkaian masalah bermula dari orang
tua miskin dan bodoh. Kemudian
mengandung anak dengan kurang gizi,
lahir kurang gizi, tubuh menjadi anak
yang kurang gizi pula. Setelah meraka
dewasa akan melahirkan generasi yang
sama pula, apabila tidak ada perbaikan
pada fase berikutnya. Untuk itu harus
ada upaya untuk memutus rantai
masalah dengan memperbaiki gizi,
kesehatan, ekonomi dan pendidikan
serta moralitasnya.§ Pra
Anak menjadi pengamen, menggelandang
di ibu kota. Mereka perlu pembinaan
24. MEDIA UTAMA
24 Mediakom No.31/agustus/2011
www.infowanita.net
ANAK
SAYANG
SEKALIGUS
SEGAN
T
uti, ibu 5 anak merasa
penting mengerjakan hal-hal
kecil untuk buah hatinya.
Mulai dari mengendong,
menyusui, memandikan,
menyiapkan makanan dan berbagai
pernak-pernik keperluan anak-anaknya.
Mengajari baca tulis, menggambar,
mengantar pergi ke sekolah, menyapa
saat datang, bercerita menjelang tidur
dan bersendagurau diwaktu senggang.
Ia tak merasa kalah penting dengan
pekerjaan mencari nafkah, bekerja
dikantor, memimpin rapat, kunjungan
daerah dan berbagai kegiatan luar
rumah yang terkesan keren dengan
pergaulan yang luas.
Kini, baru menyakini setelah puluhan
tahun berlalu. Pekerjaan kecil yang
selama ini Ia tekuni ternyata telah
membentuk kepribadian anak yang
tangguh. Mereka tumbuh sehat, cerdas,
taat ibadah, menghormati orang tua
dan berakhlaq mulia, sejuk dipandang
mata, santun dan berprestasi dalam
studinya. Bahkan anak-anak mereka
tetap bersahaja, sederhana dan
merakyat, meskipun bergaul dengan
anak-anak berkantong tebal di
sekolah atau kampusnya. Bagaimana
membentuknya?
Komunikasi, merupakan faktor
dominan dalam mendidik anak. Gagal
berkomunikasi, maka gagal pula dalam
mendidik anak. Kegagalan komunikasi,
sering kali disebabkan orang tua
yang sangat sibuk, sehingga kurang
menyempatkan waktu berkomunikasi
dengan anak-anaknya.
Hal ini diperkuat dari hasil penelitian
Henny terhadap 250 anak di Jakarta.
Anak-anak ini mengalami masalah
komunikasi dengan keluarga mereka.
Henny menemukan masalah utamanya
orang tua jarang meluang waktu
dengan anak. Bapak-ibu asyik dengan
gadget dan anak merasa orang tuanya
cepat marah.
Sedangkan pihak orang tua, mereka
mengeluhkan kesulitan berkomunikasi
dengan anak. Anak sulit diarahkan dan
dipahami. Orang tua menginginkan
anak disiplin dan bertanggung jawab
dan jujur.
Henny juga menemukan orang
tua yang cepat marah ketika asyik
menggunakan gadget. Tak kurang
dari 70 persen orang tua dari anak-
anak yang diteliti memiliki gadget
(telepon seluler atau telepon). Henny
menyarankan orang tua dapat
meluangkan waktu setiap hari 15 menit
setiap hari bersama anak, misal sarapan
pagi, makan malam atau ibadah
bersama.
Mendidik anak, merupakan proses
panjang berinteraksi yang memerlukan
kesabaran, merawat dengan tekun dan
berkomunikasi laksana teman, sejajar
Hubungan orang tua dan anak harus terjaga, akrab dan harmonis.
25. No.31/agustus/2011 Mediakom 25
seperti bercanda dan berdialog. Jauhi
kesan atasan-bawahan, anak buah
dan pimpinan, apalagi prajurit dan
komandan.
Mendidik anak merupakan
pekerjaan rinci dan penuh konsistensi.
Bukan pekerjaan global dan temporer.
Menurut Dr. Nasih Ulwan, seorang
pakar pendidikan dalam bukunya
“Tarbiyatul Aulat” menyarakan
orang tua untuk menempatkan diri
sebagai sahabat, orang tua, guru dan
pemimpin secara proporsional.
Pertama, sebagai sahabat. Orang
tua dapat menempatkan diri sebagai
sahabat. Mulai dari tutur kata, termasuk
pemilihan penggunaan kosa kata, tema
pembicaraan dan isu-isu terkini anak
harus diketahui, walau hanya secara
garis besar saja. Sehingga ketika ngobrol
dengan anak, dapat nyambung dengan
tema pembicaraan. Melalui komunikasi
persahabatan seperti ini anak akan
terbuka kepada orang tua, termasuk
masalah pribadi akan disampaikan
saat mengobrol seperti ini. Termasuk
mendiskusikan kesepakatan untuk
memutuskan kebijakan tertentu. Banyak
masalah anak dapat diselesaikan melalui
ngobrol. Untuk itu orang tua harus
menyempatkan waktu ngobrol bersama
anak. Tema ngobrol tidak harus tema
tertentu, tapi apa saja yang penting enak
suasana ngobrolnya.
Ngobrol juga dapat digunakan
untuk memberi nasehat secara halus.
Anak tak merasa digurui, didikte
atau mendapat intruksi. Anak akan
mendapat pemahaman baru sedikit
demi sedikit. Pemahaman seperti
ini akan tertanam lebih mendalam
dan permanen. Sebab pemahaman
diperoleh atas kesadaran diri.
Kemudian berubah sikap atas kemauan
sendiri. Misal; pecandu rokok,
kemudian berhenti merokok. Atau
punya kebiasaan pulang malam, terlibat
pergaulan bebas, kemudian berhenti
atas kesadaran sendiri.
Mendidik melalui ngobrol memang
membutuhkan waktu yang lebih
panjang. Sebab harus menunggu waktu
yang tepat untuk memasukkan nilai-
nilai positif. Bahkan terkadang harus
bersabar, karena harus menunda lagi
menyampaikan nilai-nilai positif.
Kedua, menempatkan diri sebagai
orang tua. Menjadi orang tua yang
paling prinsip yakni keteladanan. Apa
yang akan diinginkan orang kepada
anak harus tercermin pada tingkah
laku orang tua. Misal; orang tua ingin
anak tidak merokok, maka orang tua
harus tidak merokok. Dengan menjadi
contoh, apa yang diinginkan orang
tua kepada anak akan lebih mudah
dilaksanakan. Sebab secara langsung
anak dapat belajar kepada orang tua
melalui melihat dengan mata kepala,
mendengar dengan telinga, bukan
sekedar kata-kata. Proses belajar
dengan bukti fisik secara langsung akan
lebih mudah, cepat dimengerti dan
dipraktekkan.
Apabila orang tua tidak sengaja
melakukan hal-hal yang buruk terlihat
dan terdengar anak, maka orang tua
harus berani secara jujur mengakui
kesalahan dan minta maaf. Kemudian
meminta anak tidak melakukan
kesalahan tidak sengaja yang dilakukan
orang tua. Kejujuran seperti ini akan
menjelaskan kepada anak, bahwa
kesalahan dapat terjadi kepada siapa
saja. Setelah salah segera menyadari
dan tidak mengulangi lagi. Keberanian
mengakui salah dan minta maaf, walau
kepada anak sendiri, akan menjadi
contoh yang baik bagi anak. Suatu saat
bila anak melakukan kesalahan, ia akan
segera minta maaf kepada orang tua.
Nuansa seperti ini akan menjauhkan
rasa dendam anak kepada orang tua
atau sebaliknya.
Ketiga; Sebagai Guru. Menjadi
guru untuk anak-anaknya. Ia harus
sabar memberikan pelajaran,
pemahaman dan mempraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
guru yang terpenting memahami anak
adalah anak, bukan orang tua. Sering
kali orang tua berhaharap anaknya
berperilaku seperti orang tua, seperti
disiplin, tertib dan bertanggung jawab
secara ketat. Padahal dunia anak, yakni
bermain, berimajinasi dan berkreasi
yang tidak selalu sama dengan
keinginan orang tua.
Menjadi guru, harus paham karakter
masing-masing anak. Tidak semua
punya karakter sama. Jadi harus ada
cara yang berbeda dalam memberi
pengajaran, termasuk memberi
hukuman dan hadiah.
Keempat: Sebagai pemimpin. Orang
tua menjadi pemimpin bagi anak-
anaknya. Terpenting dalam memimpin
yakni tegas dalam kelembutan. Tegas
itu harus dalam menghadapi kesalahan
anak yang berulang, tapi tegas yang
lembut. Misal anak harus dihukum
karena tetap melakukan kesalahan.
Tapi hukuman tidak boleh menyakiti,
atau mencederai fisik dan perasaannya.
Orang harus bijak dalam memberi
pelajaran dan hukuman. Sehingga
orang tua bukan ditakuti, tapi disegani
selagus disayangi.§ Pra
26. MEDIA UTAMA
26 Mediakom No.31/agustus/2011
PERCEPATAN
KEPEMILIKAN
AKTE KELAHIRAN
S
aat ini anak umur 0 - 18 tahun
yang memiliki akte kelahiran
baru mencapai 35 persen dari
sekitar 80 juta anak, berarti
masih ada 50 juta anak yang
belum terlindungi identitasnya. Sedang-
kan anak usia bawah lima tahun (Balita)
yang memiliki akte kelahiran juga baru
mencapai 55 persen. Padahal akte kelahir
an sangat penting dan merupakan hak
setiap anak untuk kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang, berpartisipasi
serta perlindungan dari tindak kekerasan
dan diskriminasi.
Untuk mempercepat kepemilikan
akte kelahiran, Kementerian Kesehatan
bersama-sama tujuh kementerian lainnya
sepakat menandatangani Nota Kesepaha-
man atau Memorandum of Undestanding
(MoU). Penandatangan dilakukan Menteri
Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, Menteri
Luar Negeri, Marti Nata Legawa, Menteri
Hukum dan Hak Azasi Manusia (diwakili),
Menteri Kesehatan diwakili Dirjen Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dr.
Budihardja, MPH, Menteri Agama (diwa-
kili), Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri,
Menteri Pendidikan Nasional, Moh. Nuh
dan Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, Linda Amalia
Sari dengan disaksikan Menko Kesra H.R.
Agung Laksono, di Jakarta 13/5/2011.
Meneg PP dan PA dalam
sambutannya mengatakan, tujuan utama
MoU adalah untuk mensinergikan pro-
gram maupun peran Kementerian/Lem-
baga masing-masing, untuk mempercepat
dan memperluas pelaksanaan pemberian
maupun penyediaan Akte Kelahiran bagi
anak.
Ditambahkan, jangka waktu Nota
Kesepahaman selama empat tahun, dan
untuk melaksanakan Nota Kesepahaman
akan dibentuk Forum Koordinasi yang
dikordinir Kementerian PP&PA dengan
keanggotaan yang terdiri atas Kemente-
rian/Lembaga terkait.
Menurut Meneg PP dan PA, masing-
masing Kementerian sesuai tugas dan
fungsinya membantu memfasilitasi penye
diaan akte kelahiran bagi anak. Sebagai
contoh Kementerian Luar Negeri akan
membantu agar tidak ada anak TKI yang
tidak memiliki identitas; Kementerian
Kesehatan membantu agar pembuatan
surat keterangan lahir merupakan paket
layanan persalinan; Kementerian Pendi-
dikan Nasional dan Kementerian Agama
akan mengintegrasikan materi pentingnya
akte kelahiran di sekolah-sekolah dan
lembaga pendidikan; Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia akan memastikan
keterpaduan akte kelahiran bagi anak da-
lam proses keimigrasian dan yang terkait
lembaga pemasyarakatan serta rumah
tahanan; Kementerian Sosial akan mem-
fasilitasi anak-anak di berbagai lembaga
kesejahteraan sosial; Kementerian Dalam
Negeri sebagai penanggung jawab
layanan pencatatan sipil akan
mempercepat layanannya;
dan Kementerian Pem-
berdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak membantu
untuk melakukan sinkroni-
sasi dan koordinasi segala hal
yang terkait dengan masalah
perlindungan anak, termasuk
pemenuhan akte kelahiran bagi
anak tersebut.
Linda Amalia menambahkan, berdasar-
kan temuan Kementerian yang dipimpin-
nya terdapat 7 permasalahan krusial yang
mempengaruhi terhambatnya pembuatan
akte kelahiran. Ketujuh poin tersebut
adalah (1) masih terbatasnya kapasitas
unit pencatatan sipil dalam melaksana-
kan pelayanan akte kelahiran; (2) masih
terkendalanya akses untuk mendapatkan
layanan kepemilikan akte kelahiran di
luar negeri. Sewaktu kami melakukan
kunjungan ke beberapa negara, kami
menemukan bahwa anak TKI yang lahir di
luar negeri kesulitan mendapatkan akte
kelahiran; (3) masih terbatasnya aksesibi-
litas anak di lembaga pemasyarakatan dan
rumah tahanan untuk memperoleh akte
kelahiran; (4) masih terbatasnya fasilitas
pengurusan akte kelahiran bagi anak yang
lahir di rumah sakit atau sejenisnya; (5)
masih terbatasnya informasi tentang pen-
tingnya kepemilikan akte kelahiran bagi
orang tua maupun peserta didik melalui
jalur pendidikan; (6) masih terbatasnya
peran lembaga kesejahteraan sosial
dalam mensosialisasikan dan menyedia-
kan akte kelahiran bagi anak; (7) masih
terbatasnya peran lembaga keagamaan
termasuk instansi yang menangani agama
dalam melakukan sosialisasi bagi orang
tua maupun yang akan menjadi orang tua
tentang pentingnya akte kelahiran sebagai
hak anak.
Soetjahjo, Direktur Pencatatan Sipil Ke-
mendagri dalam keterangannya menjelas-
kan bahwa untuk mempercepat pembua-
tan akte kelahiran dilakukan pemutihan.
Artinya, bagi orang tua yang anaknya ter-
lambat mengurus akte kelahiran diberikan
kemudahan persyaratan administrasinya
dan tidak dipungut biaya alias gratis. Soet-
jahjo menambahkan, anak yang terlambat
membuat akte kelahiran, sesuai peraturan
harus dilengkapi keterangan dari penga-
dilan, tetapi untuk tahun ini prosedur ini
tidak diberlakukan.
Sementara itu dr. Budihardja, MPH,
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Keseha-
tan Ibu dan Anak menjelaskan, bahwa
sosialisasi percepatan kepemilikan Akte
Kelahiran akan dilakukan melalui berba-
gai kegiatan termasuk melalui program
Jampersal. “Dalam program Jampersal,
setidaknya para ibu hamil akan mendapat-
kan pelayanan kesehatan sebanyak empat
kali. Melalui kegiatan itulah sosialisasi
program percepatan akte kelahiran dapat
dilakukan”, ujar dr. Budihardja.§ Smd
27. No.31/agustus/2011 Mediakom 27
Melecut Prestasi
Anak Negeri
B
anyak remaja yang lemah
semangat, malas dan
hampir putus asa. Mereka
hanya pasrah menjalani
hidup ala kadarnya. Tak
punya cita-cita, apalagi berprestasi.
Ditengah apatisme sebagian remaja ini,
tampil sekelompok anak muda peduli
remaja. Mereka menyapa, bekerja dan
berdoa untuk membangkitkan motivasi,
melecut prestasi anak negeri. Seperti
apakah kerja mereka dan bagaimana
program kerjanya, mediakom berhasil
wawancara dengan Didit Rahardi,
S.Psi. Pendiri Yayasan Indonesia Sukses
Cemerlang, berikut petikannya.
Latar belakang mendirikan YISC
Yayasan Indonesia Sukses
Cemerlang (YISC) didirikan sebagai
bentuk perhatian dan kepedulian kami
terhadap generasi muda, khususnya
para pelajar tingkat SMP dan SMA.
Kami yakin bahwa merekalah yang
akan menentukan wajah masyarakat
dan bangsa di masa depan. Kami ingin
berkontribusi dalam memperbaiki
kondisi masyarakat dan bangsa ini,
Tujuan mendirikan YISC
YISC bertujuan untuk semaksimal
mungkin membantu meningkatkan
kualitas generasi muda, khususnya
pelajar. Untuk sekolah, kami rancang
kegiatan istimewa bagi para pelajar
yang memang menjadi sasaran utama
kami. Untuk keluarga, kami akan
mengembangkan program pelatihan
bagi orang tua mengenai bagaimana
berkomunikasi dan menjalin hubungan
yang menyenangkan dengan anak-
anak remaja mereka. Untuk institusi
pemerintah, kami akan menjadi partner
mereka terutama dalam pembinaan
dan pengembangan generasi muda.
Bagi institusi bisnis kami rancang
bersama kegiatan yang mendukung
bagi kegiatan bisnis mereka terutama
dari segi promosi serta dari aspek
tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility).
Bagaimana trend generasi muda saat
ini?
Trend generasi muda saat ini adalah
sesuai dengan kondisi psikologis
dan perkembangan mereka sebagai
remaja dan informasi apakah yang
secara intensif mereka dapatkan,
itulah yang menjadi trend. Sebagai
seorang remaja, mereka sangat ingin
diakui keberadaannya yang sudah
berbeda dari kondisi sebelumnya
(masa anak-anak), sehingga mereka
akan melakukan apa pun yang mereka
anggap akan menjadikan diri mereka
eksis. Mereka juga sangat senang
bergabung dalam satu kelompok
yang mana hal ini juga akan semakin
menguatkan ke-eksisan mereka.
Mereka juga dalam kondisi yang sangat
besar rasa ingin tahunya serta senang
mencoba hal-hal baru dan bersifat
petualangan.
Nah, berikutnya yang membentuk
trend generasi muda adalah informasi
yang secara intensif mereka dapatkan
dari berbagai media. Informasi
itulah yang akan menjadikan diri
generasi muda menjadi eksis, dengan
mengikuti gaya, atribut, tingkah laku
yang dianggap bisa membuat mereka
menjadi eksis.
Dapat diceritakan program PSC
Program PSC (Pelajar Sukses
Cemerlang) adalah program unggulan
dari YISC khusus dirancang bagi pelajar
yang merupakan rangkaian kegiatan
berupa Achievement Motivation
Training, Workshop Penelusuran
Minat dan Bakat, Campus Visit, Time
Management Training, Jumpa Tokoh,
Career Planning Workshop dan Student
Adventure Challenges. Dan yang
paling dahsyat dari program ini adalah
program pendampingan pertemuan
mingguan yang dipandu oleh Super
Coach. Para Super Coach inilah yang
akan “memastikan” para peserta
program PSC benar-benar bisa meraih
mimpi suksesnya. Proses weekly-
coaching inilah yang menjadi kunci
sukses dari program PSC
Apa target yang akan dicapai dalam
PSC
PSC diadakan bagi pelajar untuk
Peserta PSC (Pelajar Sukses Cemerlang) bersemangat mengikuti pelatihan.
28. MEDIA UTAMA
28 Mediakom No.31/agustus/2011
menjaga dan meningkatkan motivasi
mereka untuk terus berprestasi,
meningkatkan keyakinan diri para
pelajar bahwa mereka punya potensi
yang sangat besar untuk mencapai
kesuksesan yang mereka inginkan,
mengeksplorasi potensi, minat dan
bakat pelajar serta membantu mereka
mengambil tindakan yang sudah
direncanakan untuk meraih mimpi dan
mewujudkan cita-cita mereka
Bagaimana mekanisme pembiayaan
program PSC
Sejauh ini kami baru bisa swadaya
dari dana para pendiri dan pengurus
Yayasan. Secara teknis di lapangan,
kami juga meminta kontribusi peserta.
Secara nominal apa yang mereka
kontribusikan adalah sangat jauh dari
“harga asli” program PSC yang bernilai
jutaan rupiah, terlebih para Trainer dan
Fasilitator serta Super Coach program
PSC adalah orang-orang yang sangat
profesional dan memiliki pengalaman
sukses yang luar biasa. Kontribusi
ini adalah bentuk tanggung jawab
mereka atas diri mereka sendiri untuk
meraih sukses dan kami kembalikan
kepada mereka dalam bentuk fasilitas
yang mereka dapatkan sebagai
peserta program. Nah yang menarik
di sini adalah mereka bisa mengikuti
rangkaian program berikutnya secara
gratis dengan syarat mereka mengajak
minimal 1 orang teman mereka
untuk jadwal PSC berikutnya. Jika
mereka tidak bisa mengajak 1 orang
temannya, maka kita minta mereka
mengajak 2 orang, jika 2 orang ngga
bisa maka kita mereka mengajak 3
orang dan seterusnya. Model ini kami
berlakukan untuk semakin meluaskan
informasi mengenai manfaat program
PSC kepada teman-teman mereka,
sehingga lingkungan sekitar mereka,
terutama teman mereka sendiri
adalah lingkungan yang positif yang
merupakan penunjang bagi pencapaian
sukses mereka.
Ke depannya kami akan mengajak
lebih luas lagi lapisan masyarakat
untuk turut berkontribusi dalam
hal pendanaan ini. Kami akan
mengajak para tokoh masyarakat,
organisasi, institusi pemerintah
maupun perusahaan. Kami juga akan
memastikan bahwa kontribusi mereka
juga akan memberikan feedback positif
bagi setiap pihak yang kami ajak.
Bagaimana tanggapan peserta PSC
pada umumnya
Kami sudah menjalankan PSC
sebanyak 6 angkatan, tanggapan
mereka sangat beragam, ada yang
menyesal mengikuti PSC, tanggapan ini
dilontarkan oleh peserta yang sudah
berada di kelas XII dimana mereka
sudah akan lulus dari SMA. Selain itu,
kami juga mendapatkan tanggapan dari
peserta yang lain mengenai banyaknya
manfaat dari kegiatan PSC ini,
mereka menjadi termotivasi kembali,
menyadari potensi dan kemampuan
mereka untuk sukses, mereka ingin
membahagiakan orang tua mereka.
Ada juga peserta yang mengungkapkan
bahwa sebelum mengikuti PSC, dia
sudah merasa putus asa, tidak ada
harapan baginya untuk sukses di masa
depan karena melihat lingkungannya,
teman-teman sekolahnya yang hobi
tawuran, namun setelah dia mengikuti
kegiatan PSC dia malah termotivasi
untuk mengajak teman-temannya
mengikuti kegiatan PSC ini
Suka duka menyelenggarakan program
PSC
Sukanya adalah Alhamdulillah
sampai saat ini penerimaan dari
peserta, pihak sekolah bahkan orang
tua sangat positif sekali terhadap
program PSC. Mereka melihat ada
perubahan positif dari semangat,
tingkah laku dan sikap para peserta
yang mengikuti program ini. Dukanya,
Alhamdulillah kami belum pernah
merasakannya, karena kami yakin
bahwa apa yang kami lakukan hanyalah
untuk tujuan kebaikan semata,
sehingga kami yakin dalam proses
sebelum, pada saat pelaksanaan
maupun sesudahnya, hanya kebaikan
yang melingkupi aktivitas kami
Bagaimana program PSC ke depan
Kami akan memberikan bukti, data
dan fakta kepada masyarakat luas
mengenai apa yang sudah kami lakukan
dan perubahan positif apa yang sudah
terjadi selama program PSC dijalankan.
Setelah itu kami akan mengajak
partisipasi masyarakat yang lebih luas
lagi untuk melaksanakan PSC secara
lebih luas, lebih baik dan lebih banyak
lagi. Kami akan mengembangkan
komunitas PSC sesuai arahan potensi
dan minat mereka untuk sukses di masa
depan.
Selain itu, kami juga akan merancang
program PSC bagi setiap lapisan
masyarakat yang mendukung akselerasi
pencapaian kesuksesan bagi pelajar.
Misalnya, bagi para guru / pendidik
kami akan merancang program PSC
(Pendidik Sukses Cemerlang), bagi
orang tua kami juga akan merancang
program PSC (Parents Sukses
Cemerlang) sehingga pelajar akan
semakin mudah dan cepat dalam
mewujudkan cita-cita sukses mereka
Apa harapan Anda pada masyarakat
terhadap program PSC
Harapan kami kepada masyarakat
agar semakin banyak lapisan
masyarakat, organisasi, institusi dan
pihak-pihak lain yang turut peduli
dan berkontribusi bagi perbaikan dan
peningkatan kualitas generasi muda.
Sehingga, Indonesia Sukses Cemerlang
yang saat ini masih dalam mimpi akan
menjadi kenyataan.§ Pra
Didit Rahardi, S.Psi.
---------------------------------------------------
Pendiri Yayasan Indonesia Sukses
Cemerlang
---------------------------------------------------
Status
Menikah, 2 anak, insya Allah akan 3
---------------------------------------------------
Pendidikan
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
---------------------------------------------------
Pekerjaan
Manajer Personalia pada Perusahaan
Multinasional di Jakarta
29. No.31/agustus/2011 Mediakom 29
KRI telah
mengamanatkan
kepada
pemerintah untuk
menyelenggarakan
jaminan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia seperti
tertuang dalam konstitusi Negara
UUD 1945 Pasal 28 dan Pasal 34
yang kemudian diterjemahkan
lebih lanjut dalam UU No.40/2004
tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) beserta aturan-
aturan turunannya, salah satunya
adalah Rancangan Undang-
Undang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS). Tujuan UU
No. 40/2004 adalah memberikan
landasan hukum yang dapat
lebih mempercepat peningkatan
kepesertaan dan perluasan manfaat
penyelenggaraan program jaminan
sosial. Demikian juga landasan
hukum BPJS yang selama ini
dilaksanakan BUMN. Hingga saat
ini RUU BPJS masih terus dibahas
di DPR. Satu masalah yang hendak
dirumuskan adalah bentuk BPJS itu
sendiri.
N
“ADA APA DENGAN
RUU BPJS?”
Rencana pemerintah dan DPR
membentuk dua badan penyelenggara
jaminan sosial (BPJS) untuk
mengimplementasikan UU Nomor
40 Tahun 2004 oleh beberapa pihak
dianggap akan merusak sistem jaminan
sosial yang sudah berjalan. Apalagi
rencana ini berimplikasi pada peleburan
empat BPJS yang ada saat ini menjadi
dua BPJS yang dibentuk berdasarkan
program jaminan sosial.
Mantan Ketua Tim Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN), Sulastomo,
menyatakan bahwa dalam kondisi
saat ini untuk menentukan bentuk
BPJS yang ideal memang tidak mudah.
Sebab, BPJS harus sesuai dengan realita
yang ada, termasuk menyangkut hak
peserta dan kekayaan keempat BUMN
yang akan dilibatkan PT Jamsostek, PT
Askes, PT Taspen dan PT Asabri beserta
personalianya. Mengenai usulan dua
BPJS, jika merupakan peleburan dari
BUMN yang ada, akan menjadi sulit,
mengingat harus mengurai setiap
BUMN yang memiliki aset, personel,
jenis manfaat, dan sistem berbeda
sehingga tak mudah mengelompokkan
ke dalam dua BPJS. Adapun menambah
UNTUK RAKYAT
dua BPJS disampung empat BUMN yang
ada akan lebih membuat rancu dan
inefisiensi penyelenggaraan jaminan
sosial sehingga tak selayaknya dilakukan
(Kompas, Selasa 26 Juli 2011)
Bahkan setelah melewati sekian
banyak pertemuan pembahasan, masih
ada perdebatan yang terjadi antara
pihak DPR dengan pihak Pemerintah.
DPR menghendaki peleburan badan
penyelenggara yang ada seperti PT.
Jamsostek, PT. Taspen, PT. Askes,
Asabri, dan Jamkesda dalam satu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
untuk melayani 237 juta penduduk.
Pemerintah menghendaki badan-badan
penyelenggara yang sudah ada tetap
berjalan.
DPR juga menghendaki RUU BPJS
bersifat menetapkan dan mengatur.
Sebaliknya Pemerintah menghendaki
RUU BPJS hanya menetapkan dan
menjadi UU payung. Pelaksanaannya
diatur dengan peraturan pemerintah/
presiden.
Pembahasan terkait Rancangan
Undang-Undang (RUU) Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
menemui titik terang. Pemerintah telah
menyetujui transformasi menyeluruh
terhadap empat BUMN meliputi
program, peserta, aset, karyawan, dan
kelembagaan secara bertahap menjadi
dua BPJS. Dua BPJS yang dibentuk
tersebut merupakan penawaran dari
pemerintah. Rapat Panitia Kerja (Panja)
yang dilakukan pada 10 dan 11 Juni
2011 sepakat membentuk dua BPJS.
Kementerian Keuangan menyebutkan
dua BPJS yang disepakati yakni
BPJS Program Jaminan Kesehatan,
Kecelakaan Kerja dan Kematian, dan
BPJS Program Jaminan Pensiun dan Hari
Tua.
Walau demikian, masih banyak isu
panas yang beredar. Hal ini terkait isu
makro substansial SJSN, transformasi
kelembagaan, dan implementasi
administrasi penyelenggaraan program
SJSN. Isu makro dan mendasar antara
lain esensi makna UUD 1945 Pasal 27
Ayat 2, Pasal 28H, Pasal 33, dan Pasal
34 yang diinterpretasikan sebagai
rakyat berhak memperoleh jaminan
sosial dari negara. Ini berarti rakyat
tak wajib ikut dan tak perlu membayar
Menkes berbincang
dengan anggota DPR.
30. 30 Mediakom No.31/agustus/2011
untuk rakyat
iuran premi. Padahal UU No. 40 Tahun
2004 tentang SJSN Pasal 17 mewajibkan
semua menjadi peserta dan wajib
membayar kecuali penerima bantuan
iuran.
Isu transformasi kelembagaan
meliputi bentuk badan hukum
kelembagaan, aset, karyawan, aset
kepesertaan, dan lain-lain. Adapun isu
implementasi adalah bagaimana sistem
penarikan iuran, berapa, oleh siapa,
disimpan dimana, dan bagaimana
pemberian manfaatnya. Ini termasuk
bentuk manfaat dan bagaimana
untuk daerah yang belum mempunyai
infrastruktur pelayanan kesehatan yang
memadai.
Anggota Dewan Jaminan Sosial
Nasional Fachmi Idris dalam tulisannya
di Harian Kompas (Selasa, 26 Juli
2011) menyatakan bahwa apabila
empat BPJS yang berbentuk perseroan
terbatas secara cepat ditransformasikan
menjadi badan yang lebih sesuai
dengan sembilan prinsip SJSN, BPJS
hasil penyesuaian ini dapat langsung
diperintahkan melalui UU BPJS untuk
melaksanakan tugasnya secara
jelas berdasarkan pengalaman dan
kekhususannya masing-masing.
Para mantan petinggi negeri juga
angkat bicara mengenai hal ini. Wakil
Presiden RI periode 2004-2009 M. Jusuf
Kalla menyatakan, empat lembaga,
yaitu Jamsostek, Taspen, Askes, dan
Taspen, harus keluar dari struktur
Kementerian BUMN dan berbentuk wali
amanat serta bersifat nirlaba. Meskipun
demikian, empat lembaga itu tidak
harus dilebur jadi satu agar keempatnya
bisa menjalankan fungsi sebagai bagian
dari sistem jaminan sosial. “Tidak
mungkin uang kepesertaan buruh dan
pekerja digabungkan dengan uang TNI/
Polri. Jadi, biarkan saja empat lembaga
yang ada itu menjalankan fungsinya
masing-masing. Akan tetapi, tidak bisa
mereka tetap di bawah Kementerian
BUMN. Keempatnya harus wali amanat,
dan nirlaba. Investasinya harus terbuka
dan untuk kepentingan peserta, bukan
untuk BUMN lagi,” kata Kalla. (Kompas,
Selasa 2 Agustus 2011).
Menteri Kesehatan Endang
Rahayu Sedyaningsih berharap badan
penyelenggara jaminan sosial I yang
khusus menyelenggarakan jaminan
sosial layanan kesehatan bagi
semua segera diwujudkan. Menkes
mengatakan, pembentukan badan
penyelenggara jaminan sosial (BPJS)
untuk jaminan kesehatan dasar
layak jadi prioritas. “Kita ingin BPJS
Kesehatan itu segera terbentuk agar
jaminan kesehatan dasar yang merata,
tidak diskriminatif dan portabilitas
(dapat memberi layanan di mana saja)
bisa dilakukan,” kata Menkes (Antara,
Rabu, 27 Juli 2011). BPJS Kesehatan
itu tidak hanya melayani jaminan
kesehatan bagi mereka yang miskin
dan tidak mampu yang iurannya dari
negara, tapi juga bagi pekerja yang
iurannya dibayarkan oleh majikannya.
Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
mengatakan, kesepakatan antara DPR
dan pemerintah terkait penerbitan RUU
BPJS akan dibahas pada masa sidang
DPR pada Bulan Agustus – Oktober
2011 yang akan datang. Dalam
pembahasan tersebut akan diupayakan
betul-betul menghasilkan undang-
undang yang lebih sempurna dari
segala aspek. Dengan ini, pelaksanaan
RUU BPJS diharapkan tidak mengalami
kendala atau kesulitan serta menuai
penolakan.
DPR dan pemerintah sendiri sudah
sepakat bahwa BPJS bersifat nirlaba
dan bukan BUMN serta berbentuk
wali amanat. Pembahasan RUU BPJS
akan dilanjutkan pertengahan Agustus
mendatang pada masa Sidang DPR
2011-2012.§
DIS, dari berbagai sumber
Suasana pembahasan
RUU BPJS di DPR.
31. No.31/agustus/2011 Mediakom 31
RPP TEMBAKAU :
PERINGATAN BAHAYA
ROKOK BERUPA TULISAN
DAN GAMBAR
ementerian
Kesehatan
melakukan sosialisasi
Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang
Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif
Berupa Produk Tembakau bagi
Kesehatan (RPP Tembakau) yang
dihadiri sekitar 150 orang dari
berbagai pihak baik yang pro
maupun kontra terhadap RPP. Para
peserta terdiri dari berbagai unsur
mewakili Kemkes, Badan POM,
Komisi Nasional Pengendalian
Tembakau, Yayasan Jantung
Indonesia, Lembaga Demografi
UI, Muhammadiyah, Ketua DPRD
Temanggung, Gabungan Produsen
Rokok Putih Indonesia, Serikat
Petani Tembakau, KADIN, HKTI,
Serikat Buruh, dan lain-lain.
K
Tujuan sosialisasi adalah
mendapatkan masukan dari berbagai
kelompok masyarakat terutama yang
menolak RPP agar setelah ditetapkan
menjadi PP dapat diterima semua
pihak.
“Kami ingin RPP ini bersih dan tidak
menimbulkan masalah di kemudian
hari, karenanya kami melakukan
sosialisasi untuk menyatukan
pendapat setidaknya mencari satu
titik temu,” ujar Kepala Biro Hukum
dan Organisasi Kemkes Prof. Dr. Budi
Sampurno, SH.
Diharapkan, dengan disahkan RPP
Tembakau menjadi PP merupakan
payung hukum yang dapat melindungi
generasi muda sekarang dan yang
akan datang dari bahaya rokok seperti
penyakit Jantung, Stroke, Kanker,
Hipertensi dan lainnya, ujar Bambang
Sulistomo Staf Khusus Menkes Bidang
Politik Kebijakan Kesehatan selaku
moderator pada acara tersebut.
“Gencarnya iklan, promosi dan
sponsor rokok berdampak pada
semakin meningkatnya prevalensi
merokok pada anak-anak. Kita ingin
selamatkan generasi muda. Perokok
pemula yaitu anak SD dan SMP sudah
merokok di mana-mana. Itu pasti
mempengaruhi kesehatan mereka.
Inilah yang kita khawatirkan ke depan,”
kata Bambang Sulistomo.
Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa iklan, promosi dan sponsor
rokok menimbulkan keinginan anak-
anak untuk merokok, mendorong
anak-anak perokok untuk terus
merokok dan mendorong anak-anak
yang telah berhenti merokok untuk
kembali merokok, tambah Bambang.
Diketahui jumlah perokok di
Indonesia meningkat secara cukup
signifikan. Pada tahun 1995 hanya
ada sekitar 34 juta perokok, tetapi
berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 telah
meningkat menjadi 34 persen atau
sekitar 80 juta orang Indonesia
merokok setiap hari.
Padahal, masyarakat berhak
mendapat informasi dan peringatan
yang jelas dan benar atas dampak
buruk akibat rokok. Walaupun lebih
dari 90% masyarakat pernah membaca
peringatan kesehatan berbentuk
tulisan dibungkus rokok, hampir
separuhnya tidak percaya dan 26%
tidak termotivasi berhenti merokok.
Karena itu dalam rangka melindungi
masyarakat dari bahaya rokok, RPP
Tembakau, antara lain mengatur
peringatan pemerintah dalam
bentuk tulisan dan gambar (Pasal
15). Pasal 10,19 dan 20 mengatur
tentang produksi tembakau harus
melakukan pengujian kandungan
nikotin dan tar dan mencantumkan
dalam kemasan. Pasal 13 mengatur
produksi dan impor rokok putih mesin
dilarang mengemas kurang dari 20
batang dalam satu kemasan. Pasal
21, mengatur pencantuman larangan
menjual atau memberi rokok kepada
anak dan perempuan hamil. Pasal 23,
mencantumkan larangan kata Light,
Ultra light, Mild, Extra Mild, Low Tar,
pelangikatamanja.blogspot.com
32. 32 Mediakom No.31/agustus/2011
untuk rakyat
Slim, Special, Full Flavour, Premium
atau kata lain yang mengindikasikan
kualitas, superioritas, rasa aman,
pencitraan dan lain-lain. Pasal 24,
mengatur larangan menjual produk
tembakau dengan menggunakan
mesin layan diri, kepada anak dan
perempuan hamil. Pasal 24, mengatur
pengendalian iklan dan promosi
rokok dan pasal 48 mengatur tentang
kawasan tanpa rokok.
Abdillah Hasan peneliti Lembaga
Demografi FEUI mengatakan, RPP
Tembakau tidak akan mampu
menurunkan industri rokok, jadi
tidak perlu takut yang berlebihan. Ia
membantah bahwa RPP Tembakau
akan mematikan usaha petani
tembakau dan produsen rokok, karena
dalam RPP yang baru ini tidak jauh
berbeda dengan PP 19 Tahun 2003.
Dalam RPP yang baru, rokok masih
boleh diiklankan.
Abdillah memberikan contoh
negara Thailand yang sudah memiliki
peraturan ketat mengenai rokok,
seperti tidak boleh ada iklan serta
harga rokok yang mahal. Tapi sejak
tahun 1989-2009, konsumsi rokok di
negara tersebut masih tetap tinggi,
hanya jumlah perokoknya saja yang
menurun.
“Industri rokok merupakan industri
yang kuat, lihat saja pada tahun
1998 saat krisis moneter yang mana
pendapatan rakyat menurun tapi
industri rokok justru meningkat,”
ungkapnya.
Jadi sebenarnya tidak ada yang
perlu di khawatirkan dari RPP ini dan
tidak perlu takut yang berlebihan.
Selain itu RPP ini dinilai juga sudah
lebih “lunak” dibandingkan dengan
rancangan sebelumnya. “Dalam RPP ini
iklan rokok masih diperbolehkan”, ujar
Abdillah.
Sementara itu Laksmiati A.
Hanafiah, dari Komnas Pengendalian
Tembakau mengungkapkan bahwa
sudah ada 70.000 penelitian yang
menunjukkan bahwa rokok bisa
membahayakan kesehatan, serta bisa
meningkatkan faktor risiko dari suatu
penyakit .
“Peningkatan jumlah perokok pada
generasi muda meningkat tajam,
karenanya tak heran jika penyakit
jantung dan stroke bisa menyerang
di usia 30-40 tahun,” ujar penggiat
masalah rokok yang akrab disapa Mia.
Mia mengungkapkan sebenarnya
10-15 tahun setelah seseorang
merokok akan muncul tanda-tanda
efek buruk dari rokok. Rokok memang
bukan satu-satunya penyebab masalah
kesehatan, tapi rokok bisa menjadi
faktor risiko yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena suatu
penyakit seperti jantung dan kanker
paru-paru.
Risiko kematian akibat kanker
paru-paru pada laki-laki yang merokok
lebih besar 23 kali sedangkan untuk
wanita yang merokok sebesar 13
kali lipat dan sepertiga dari perokok
tersebut meninggal dengan rata-rata
waktu meninggal 15 tahun lebih cepat
dibandingkan yang tidak merokok.
Dr. Widyastuti dari FKM-UI meminta
industri rokok tidak menerapkan
standar ganda, karena rokok produksi
Indonesia yang dijual ke Brunei,
Malaysia dan Singapura sudah
mencantumkan peringatan kesehatan
dalam bentuk tulisan dan gambar.
Tetapi aneh, mengapa keberatan
mencantumkan tanda peringatan yang
sama untuk rokok yang diedarkan di
dalam negeri.
Tetap Menolak
Kendati RPP telah mengakomodir
masukan dari berbagai kementerian,
namun pihak-pihak yang kontra tetap
keberatan terhadap RPP Tembakau.
Ketua DPRD Temanggung, Bambang
Sukarno menyatakan bahwa dalam
sosialisasi ini jangan mengambil
keputusan. Ia tidak setuju adanya RPP
Tembakau yang baru, tetapi lebih sreg
dengan PP No. 19 Tahun 2003.
Ferry Mursidan Baldan, dari
Smokers Club menilai RPP Tembakau
yang baru tidak perlu menetapkan
kawasan tanpa rokok pada tempat-
tempat umum, karena di tempat
ibadah, ia mencontohkan tidak perlu
ditetapkan KTR, ujarnya.
Kekhawatiran juga datang dari
petani tembakau dan pengusaha rokok
karena dikhawatirkan RPP ini dapat
mematikan mata pencaharian mereka.
Menurut mereka, manfaat rokok
bagi negara tidak sedikit, contohnya
setiap tahun menyumbangkan cukai
tembakau sebesar enam puluh trilyun
rupiah.§ Smd
“Peningkatan jumlah
perokok pada generasi
muda meningkat tajam,
karenanya tak heran jika
penyakit jantung dan
stroke bisa menyerang di
usia 30-40 tahun,”
Laksmiati A. Hanafiah
“Kami ingin RPP ini bersih
dan tidak menimbulkan
masalah di kemudian hari,
karenanya kami melakukan
sosialisasi untuk
menyatukan pendapat
setidaknya mencari satu
titik temu,”
Prof. Dr. Budi Sampurno, SH.
33. No.31/AGUSTUS/2011 Mediakom 33
RAGAM
asih banyak masalah
yang terkait
dengan gizi yang
perlu dipehatikan
yaitu Stunting atau
terhambatnya
pertumbuhan tubuh. Stunting adalah
salah satu bentuk gizi kurang yang
ditandai dengan tinggi badan menurut
umur diukur dengan standar deviasi
dengan referensi WHO. Data WHO
menunjukkan tinggi anak Indonesia
masih jauh tertinggal dibandingkan
tinggi anak dari nagara-negara lain.
Berdasarkan Riskesdas 21, prevalensi
anak balita pendek (stunting) 35,6%
atau turun 1,2% dibandingkan 2007
(36,8%) atau turun 1,2% dibandingkan
2007 (36,8%). Kedasaran tentang
pentingnya keamanan pangan, status
gizi baik tergantung pada ketersediaan
dan keamanan pangan. Data WHO
menunjukkan 2,2 juta orang pertahun
meninggal yang diakubatkan penyakit
bersumber dari makanan, terutama
makanan yang mengandung zat-zat
bahaya dan beracun.
Stunting banyak tidak disadari
dalam pertumbuhan balita, jika
M
HINDARI
STUNTING
SEJAK DINI
tidak diketahui sampai anak berusia
dua tahun makan terhambatnya
tinggi tubuh bisa tidak maksimal.
Untuk menghindari hal tersebut
asupan gizi pada ibu hamil harus di
perhatikan supaya bayi lahir dengan
berat badan normal. Pada bayi baru
lahir bayi sudah mempunyai naluri
menyusu pada ibunya secara langsung
yang dikenal dengan IMD (Inisiasi
Menyusui Dini). Pada proses IMD ini
mengandung kolesterum yang ada
pada ibu baru melahirkan dan itu
hanya terjadi sekali. Dan diteruskan
dengan ASI eksklusif selama enam
bulan dan menyusui sampai bayi
berusia dua tahun. Ibu bekerja bukan
kendala dalam menyusui bayi di
rumah. Di harapkan setiap kantor atau
pelayanan publik menyediakan pojok
ASI sehingga ibu menyusui tetap bisa
peras asi untuk bayi di rumah.
Hal lain yang kurang disadari
masyarakat yaitu jika anak balita
dengan berat badan lebih itu sama
dengan berat badan kurang yang
nantinya bisa menyebabkan penyakit
regeneratif. Di masyarakat masih
dengan paradigm bahwa kalau anak
balitanya gemuk sudah memenuhi
gizi dengan baik…..padahal tidak
semestinya begitu. Anak yang di beri
ASI tidak mempunyai berat badan
berlebih karena proses pencernanya
air susu sangat berbeda dengan yang
ada di dalam susu formula. Pentingnya
penimbangan pada masa balita
sangat penting untuk mengetahui
perkembangan balita termasuk pada
tinggi badannya juga sehingga jika ada
masalah bisa diketahui sejak dini.
Pada gizi buruk atau gizi kurang
tidak selalu pada anak yang kurus
atau berat badan kurang tapi pada
tinggi yang kurang atau perkembangan
yang tidak maksimal. Pada kurang
maksimalnya tinggi yang biasa di sebut
stunting, akibat dari stunting sangat
luas seperti dimensi ekonomi, dimensi
kecerdasan, dimensi kualitas, dan
dimensi bangsa yang berefek pada
masa depan anak.
Yang banyak tidak disadari
mayarakat bahwa pendek adalah
genetik dimana jika orang tuanya
pendek maka anaknya juga pendek
paradigma seperti itu yang beredar
di masyarakat yang salah. Di masa
kini anak bisa lebih tinggi dari orang
tuanya dengan gizi yang baik.
Salah satu penyebab stunting
adalah gizi buruk atau gizi kurang,
untuk mengantisipasi hal itu
di harapkan ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya di
puskesmas atau tenaga keseatan
terdekat, memberi bayi ASI eksklusif
dan MP-ASI dan makanan bergizi
seimbang.
Salah satu permasalahan gizi
yang dapat muncul sebagai akibat
34. RAGAM
34 Mediakom No.31/AGUSTUS/2011
rendahnya kualitas makanan yang
dikonsumsi adalah stunting pada
anak. Stuned atau yang disebut tinggi
badan perpanjang badan terhadap
umur yang rendah digunakan sebagai
indikator malnutrisi kronik yang
menggambarkan riwayat kurang gizi
anak dalam jangka waktu lama.
Anak yang pendek dapat disebabkan
oleh asupan gizi yang buruk atau
menderita penyakit infeksi berulang.
Di Indonesia, lebih dari sepertiga
(36,1%) anak usia sekolah di Indonesia
tergolong pendek ketika memasuki
usia sekolah yang merupakan indikator
adanya kurang gizi kronis.
Stunted merupakan manifestasi
sebagai akibat lebih lanjut dari tingginya
angka Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
dan kurang gizi pada masa balita serta
tidak adanya pencapaian perbaikan
pertumbuhan yang sempurna pada
masa berikunya. Oleh sebab itu banyak
ditemukan pada usia sekolah anak
kurang gizi. Anak yang menderita
stunting berat berdampak tidak hanya
pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi
juga pada fungsi kognitifnya.
Masalah kurang gizi atau gizi buruk
masalah lintas sektor seperti keadaan
alam yang kurang menguntungkan,
minimnya pengetahuan tentang gizi,
fariasi gizi yang kurang dan daya beli
masyarakat. Untuk mengantisipasi
hal ini salah satunya dengan adanya
edukasi gizi kepada para kader
kesehatan sampai ke akar rumput.
Untuk menurunkan prevalensi gizi
kurang pada tahun 2015 sebagai target
MDGs. Selama kurun waktu 2007-2010
pemerintah berhasil menurunkan
angka gizi kurang sebesar 0,5 persen.
Dari 18,4 persen menjadi 17,9 persen.
Namun meski penurunan angka gizi
terbilang kecil, pemerintah optimis
target MDGs pada tahun 2015 target
angka gizi kurang Indonesia sebesar
15,1 persen.§ yn
GIZI BURUK
HARUS DI TANGGULANGI
Penanganan gizi buruk menjadi salah satu prioritas
Kemkes.
Angka penderita gizi buruk di Indonesia masih cukup
tinggi .pada tahun 2010 lalu jumlahnya mencapai
17,9 persen. Jumlahnya memang masih cukup tinggi.
Pemerintah berupaya untuk menurunkan hingga menjadi
15,1 persen tahun 2015 sesuai dengan target MDGs.
Namun, setiap tahunnya ada penurunan kasus gizi buruk
menjadi gizi kurang berdasarkan Direktorat Bina Gizi
Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 tercatat 43.616
anak balita gizi buruk menjadi gizi buruk. Angka ini lebih
rendah dibandingkan 2009 yang berjumlah 56.941 anak.
Namun, angka penderita gizi buruk pada tahun 2010
masih lebih tinggi dibandingkan 2008 yang berjumlah
41.290 anak.
Merujuk data dari Direktorat Bina Gizi, beberapa
provinsi tercatat memiliki jumlah penderita gizi buruk
cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
2010, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah provinsi
dengan tingkat prevalensi gizi buruk balita tertinggi, yakni
sebesar 10,6 persen, lalu NTT (9,6 persen), Kalbar (9,5
persen), Gorontalo (11,2 persen), dan Papua Barat (9,1
persen) sedangkan prefalensi gizi buruk di Pulau Jawa
tertinggi adalah Banten dan Jaim (4,8 persen), Jateng
(3,3 persen) Jabar (3,1 persen), Jakarta (2,6 persen) dan
Yogyakarta (1,4 persen).
Tingginya jumlah penderita gizi buruk itu disebabkan
oleh minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
gizi. Pengetahuan dalam pengolah makananan sebagai
sumber gizi juga sangat mudah. Selain itu untuk
menanggulangi gizi buruk yang perlu dilakukan :
- Timbang setiap bulan balita di Posyandu untuk
mengetahui berat badan bayi yang terus bertambah
- Memberikan ASI eklusif selama enam bulan dan tetap
menyusui sampai dua tahun dan memberikan M-ASI
- Memberikan makanan bergizi dan bervariasi
Penanganan balita gizi buruk bisa diartikan sebagai
langkah antisipasi hilangnya generasi jika tidak di
tingkatkan. Mengingat gizi buruk berdampak pada tingkat
kecerasan otak setiap anak. Teknisnya setiap balita yang
berat badannya di bawah batas normal akan langsung
diberikan perawatan di Puskemas, itu terjadi di ibukota
Jakarta. Bukan hanya yang anak, hal yang sama juga
dilakukan terhadap ibukota dengan memberikan layanan
rawat inap di Puskesmas. Jika nanti saat di Posyandu ada
balita yang di timbang tidak memenuhi standar maka
kita akan langsung berikan perawatan beserta ibunya di
Puskesmas setelah memenuhi standar gizi maka akan
dipulangkan.§
spiritentete.blogspot.com
35. No.31/AGUSTUS/2011 Mediakom 35
olongan darah
berkaitan erat
dengan makanan
yang kita konsumsi,
akan terjadi reaksi
kimia antara darah
dengan makanan yang dimakan.
Reaksi ini merupakan bagian dari
warisan genetik. Reaksi ini dipicu
oleh adanya lectin. Lectin merupakan
sejumlah protein berbeda yang
terdapat pada makanan. Lectin
mengandung zat perekat (aglutinin)
yang bisa mempengaruhi darah. Jadi,
saat mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein leptin yang tidak
sesuai dengan tipe antigen darah,
lectin akan menyerang organ atau
sistem tubuh dan mulai merekatkan
sel-sel tubuh di area tersebut.
G
Diet Berdasarkan
Golongan Darah
Untungnya, sebagian besar lectin
yang terdapat pada makanan tidak
membahayakan bagi kehidupan.
Tetapi, tetap bisa menimbulkan
berbagai masalah, khususnya jika
lectin tersebut khusus untuk jenis
darah tertentu.
Sebagian besar sistem kekebalan
tubuh akan melindungi anda dari
lectin. Lectin yang diserap akan
dilemahkan oleh tubuh. Tetapi,
paling tidak 5% dari lectin yang anda
makanan akan disaring ke dalam aliran
darah dan menimbulkan reaksi yang
berbeda di setiap organ yang berbeda.
Setiap orang bisa mengatasi ini
dengan menyesuaikan golongan
darah dengan makanan yang di
makan. Diet golongan darah bisa
mengembalikan ritme alami tubuh.
Anda bisa mengikuti diet yang telah
secara ilmiah disusun sesuai dengan
profil seluler tubuh Anda. Setiap
kelompok makanan dibagi menjadi 3
kategori yaitu, makanan yang sangat
bermanfaat (makanan yang berperan
sebagai obat), makanan yang diijinkan
(makanan yang tidak membahayakan
bagi jenis golongan darah), dan
makanan yang tidak diijinkan
(makanan yang bertindak sebagai
racun).
Untuk memilih makanan
yang paling tepat, berikut 4 diet
berdasarkan golongan darah yang bisa
menjadi panduan Anda:
Golongan darah O
Golongan darah O menikmati
olahraga fisik yang intense dan
protein hewan. Berbeda dengan
golongan darah lainnya, golongan
darah O sebaiknya hanya
mengkonsumsi sedikit makanan yang
bersifat asam. Jenis golongan darah
ini bisa mencerna dan memetabolisme
daging secara efisien karena mereka
cenderung mempunyai kadar asam
lambung yang tinggi. Kesuksesan diet
golongan darah O bergantung pada
penggunaan daging tanpa lemak dan
bebas zat kimia, unggas, serta ikan.
Produk-produk susu tidak terlalu
bersahabat bagi golongan darah O
jika dibandingkan dengan golongan
darah lainnya.
Golongan darah O, bisa
menurunkan berat badan dengan
cara membatasi konsumsi biji-
bijian, roti, kacang polong, dan
kedelai. Faktor utama pemicu
o
B
a
AB
36. RAGAM
36 Mediakom No.31/AGUSTUS/2011
pertambahan berat badan bagi
golongan darah ini adalah gluten
yang terdapat pada biji gandum
dan produk-produk gandum murni.
Gluten ini akan mengganggu kerja
insulin dan memperlambat sistem
metabolisme. Selain biji gandum,
faktor lain yang juga berpengaruh
adalah kedelai dan kacang polong.
Makanan ini mengandung lectin yang
akan tertumpuk di jaringan-jaringan
tubuh dan membuat area tersebut
kurang berfungsi dalam aktivitas fisik.
Faktor ketiga penyebab penambahan
berat badan adalah kecenderungan
mempunyai kadar hormon tiroid
yang rendah atau fungsi tiroid yang
tidak stabil. Hal ini bisa menimbulkan
masalah-masalah metabolisme.
Karena itu, ada baiknya menghindari
makanan yang menghambat hormon
tiroid seperti kol dan kol bunga,
tapi meningkatkan produksi hormon
dengan mengkonsumsi rumput
laut, makanan laut, serta garam
beryodium.
Beberapa kelompok sayuran bisa
menimbulkan masalah besar bagi
golongan darah O, seperti Brassica
family (kol dan kol bunga) bisa
menghambat fungsi tiroid. Perbanyak
konsumsi sayuran yang kaya vitamin
K. Hal ini akan membantu faktor
pengentalan darah yang lemah pada
golongah darah O.
Karena kadar asam lambung tinggi,
jenis golongan darah O sebaiknya
makan buah yang bersifat alkali
seperti beri dan plum. Selain itu,
ada baiknya membatasi konsumsi
produk-produk susu. Sistem tubuh
golongan darah O tidak didisain untuk
metabolime produk susu dengan
tepat.
Golongan darah A
Golongan darah A rentan terhadap
serangan jantung, kanker, dan
diabetes. Karena itu, sangat penting
agar memilih makanan yang segar,
alami, serta organik. Jika mengikuti
tipe diet golongan darah A, maka
Anda akan semakin langsing secara
alami. Jika Anda sudah terbiasa makan
daging, maka penurunan berat badan
akan terjjadi lebih cepat di saat awal
tubuh mengeluarkan makanan-