Modul ini membahas tentang prosedur pengembangan modul pembelajaran, meliputi pengertian modul, ciri-ciri modul, teknik pengembangan modul, langkah-langkah pengembangan dan penyusunan modul, serta kelebihan dan kekurangan pembelajaran menggunakan modul.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Media pembelajaran kelompok 3
1. MODUL PEMBELAJARAN
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
OLEH
JASIRUDIN : 17010101024
MUH. JUSMAN : 17010101080
RANI ELVINA DAYANTI : 17010101063
DOSEN MATAKULIAH
Dr. Ambar Srilestari SE, M.Pd
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
( IAIN )
2. TAHUN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al Kitab
kepada hamba-Nya dan dia tidak mengadakan kebengkokan di
dalamnya.Dengan pentunjuk-Nya yang mulia itu.Dia membimbing
manusia dari lembah kehinaan yang berlumuran dosa menuju
lembah kemuliaan yang di penuhi pahala dan ridho-Nya
Selanjutnya,kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing
telah membantu proses rampung makalah ini.Semoga tercatat di
sisi Allahh sebagai amal saleh bagi mereka,Amin.
Penyusun menyadari, bahwa penyusunan makalah ini tak
terlepas dari berbagai kekurangan dan kesalaha.Oleh karena
itu harap kritik dan saranya demi perbaikan penyusunan makalah
berikutnya.
Dan semoga catatan kecil ini mampu menambah wawasan dan
manfaat bagi kita semua,Amin.
KENDARI.NOVEMBER, 2018
3. DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengeretian Modul.
B. Ciri-ciri/ Karakteristik Modul.
C. Teknik Pengembangan Modul.
D. Langkah-langkah Pengembangan Modul.
E. Langkah-langkah Penyusunan Modul.
F. Komponen-komponen Modul.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Modul.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA.
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saya yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman dalam
tulis menulis, apakah itu menulis surat, menulis materi untuk diklat
atau mungkin menulis buku maupun tulisanlainnya. Namun
demikian mungkin Anda belum memilikipengalaman khusus
dalam menulis modul. Karena modul inidiharapkan membekali
Anda pengetahuan dasar tentangproses pengembangan modul
diklat. Modul ini isinyamenjelaskan tentang Prosedur
Pengembangan Modul. Isi utamaModul ini adalah langkah-langkah
penulisan modul. Namundemikian sebelum uarian tentang
penulisan modul, dijelaskanpula tentang konsep dasar modul dan
berbagai carapengembangannya. Dalam prosedur pengembangan
modullangkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan,
reviewdan revisi serta finalisasi.Tujuan modul ini adalah untuk
membimbing Anda secaraumum dalam merencanakan dan
mengembangkan modul.Karena itu isi modul ini lebih bersifat
praktis dan lebih banyakberisi tentang hal-hal atau rambu-rambu
yang perludiperhatikan dalam menulis modul.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan Modul Pembelajaran ?
2. Bagaimana ciri-ciri/karakterstik Modul pembelajaran ?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam pengembangan modul ?
4. Bagaimana langakah-langkah dalam penyusunan modul ?
5. 5. Apa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan Modul ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui yang di maksud dengan modul pembelajaran
2. Untuk mengetahui ciri-ciri/karakteristik modul pembelajaran
3. Mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan modul
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan modul
5. Untuk mengethaui kelebihan dan kekurangan dalam
menggunakan modul.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengeretian Modul
Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar
mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara
perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri
(self-instructional) (Winkel, 2009:472) .
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara
sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan
evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010 ).
Menurut Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis
satuan kegiatan belajar yang terencana, di desain guna membantu
siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah
semacam paket program untuk keperluan belajar (Wijaya,
1988:128).
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul
pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit
konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan
usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan
7. siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih
kepada unit berikutnya .
Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat
disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga
mudah untuk dipelajari secara mandiri.
B. Ciri-ciri/ Karakteristik Modul
1) Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu
konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang
digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman
belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui
pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi
perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun
untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu
pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar
sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca
teks dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya.
Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku
modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara
hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan
belajar secara teratur.
4) Penggunaan berbagai macam media (multi media)
8. Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya
berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan
karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap
media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa
saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
5) Partisipasi aktif dari siswa
Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan
pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self
instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
6) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa
Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban
yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan
jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara
mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah
disediakan.
7). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil
belajarnya
Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya
kegiatan evaluasi, sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang
mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.
B. Teknik Pengembangan Modul
Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran
melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan
dalam mengembangkan modul sama dengan yang digunakan
9. dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang
digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan
bahasa buku teks yang bersifat sangat formal.
Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga
teknik tersebut menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis
sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi:
1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini
adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang
ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui
kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis
modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga
diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-
prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta
belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan,
latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui
analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan
dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang
tercantum dalam silabus.
2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan
buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk
dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik
modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada
dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi,
silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya
bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan
10. atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan
umpan balik.
3. Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi
tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil
dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata
lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan
digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah
dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus
yang hendak digunakan.
D. Langkah-langkah Pengembangan Modul
Langkah-langkah penulisan modul terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Tahap Uji Coba
Suatu modul yang telah selesai disusun, sekalipun
penyusunannya sudah menempuh langkah-langkah yang baik
11. (penyusunan draft 1, dan draft 2), namun tetap diperlukan perbaikan
baik yang menyangkut isi maupun efektivitasnya. Kegiatan perbaikan
yang dimaksud adalah melalui review dan uji coba. Proses review dan
uji coba dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan dari beberapa
orang terhadap modul yang Anda susun, sehingga akan diperoleh
masukan dalam upaya perbaikan modul yang telah selesai disusun.
Uji coba modul yang dimaksudkan di sini adalah mencobakan
draft modul kepada beberapa orang sampel sasaran belajar calon
peserta diklat, caranya:
mintalah mereka mempelajari draft modul yang telah
diperbaiki berdasarkan hasil review.
Mereka diminta mempelajari selama satu sampai dua jam,
amati selama kegiatan pembelajaran mereka.
Teliti apakah mereka memiliki pengetahuan awal yang
dipersyaratkan untuk mempelajari modul yang Anda tulis.
Jelaskan tujuannya, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan uji
coba modul.
Mintalah mereka untuk mengerjakannya secara wajar.
Amati bagaimana mereka mempelajari modul itu.
Amati dari mana mereka memulainya, bagaimana reaksi
mereka terhadap aktivitas dalam modul.
Amati apakah ada hal-hal yang membuat mereka
bbosan/jenuh atau mengalami kesulitan.
Jika diantara mereka ada yang telah selesai, berilah tes
untuk mengaktifkan apakah mereka telah belajar.
Hasil uji coba yang Anda lakukan hendaknya dijadikan
dasar untuk merevisi modul Anda.
2. Tahap Perencanaan
12. Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap
perencanaan. Demikian pula halnya dengan pengembangan modul.
Bila suatu lembaga atau institusi akan mengembangkan suatu paket
modul, dalam tahap perencanaan biasanya dilibatkan para ahli.
Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang
menguasai suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum
dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga
kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang
karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam hal
ini terutama media cetak dan orang yang ahli menulis yaitu
penulis. Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses
Pengembangan Modul, agar bahan belajar yang kita kembangkan
dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan
yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat
keterbacaan yang tinggi dan tingkat kedalaman materi yang sesuai
dengan tingkat kemampuan sasaran didik.
3. Penulisan
Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap
perencanaansehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan
yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli dan
penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-Garis Besar
Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis IsiPembelajaran/Pelatihan
(GPPP) yang akan dijadikanpedoman dalam penyusunan modul.
GBIM merupakancetak biru (blueprint) bagi modul yang akan
ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang
memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi,dan
cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada bagian
berikutnya)
13. 4. Percetakan
Percetakan di lakukan apa apabila modul sudah sempurnah dan
bisa di gunakan.
E. Langkah-langkah Penyusunan Modul
Langkah-langkah penyusuan kerangka modul adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum
menjadi tujuan instruksional khusus.
2. Menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur
pencapaian tujuan khusus.
3. Mengidentifikasi pokok-pokok materi pelajaran yang
sesuai dengan tujuan khusus.
4. Menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis.
5. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar siswa.
6. Memeriksa langkah-langkah kegiatan belajar untuk
mencapai semua tujuan.
7. Mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan
belajar dengan modul itu.
F. Komponen-komponen Modul
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam
modul, yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan
belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes
formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen
tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata Pelajaran
Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai
keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran.
14. Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata
pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada pembagian
pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata
pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan
mata pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada
modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan
3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak
pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap
modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa
dalam memahami kegunaan mata pelajaran.
2. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan
pembelajaran suatu modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan
seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan
kegiatan modul
Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat
pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah
diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai
pijakan(anchoring) dari pembahasan modal itu.
· Relevansi, yang terdiri atas:
1). Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu
dengan mateni dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata
pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference)
2) .Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan
dan pelaksanaan tugas guru secara profesional
15. · Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
· Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul
itu agar berhasil dikuasai dengan baik.
3. Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan
materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian
yang disebut Kegiatan Belajar.Bagian ini memuat materi pelajaran
yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian
rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang
telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah
diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan
secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-
contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti
gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang
dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh.
Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non
contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan
tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh
yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri
pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada
dalarn sajian materi modul.
4. Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus
dilakukan oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya.
Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai,
dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
16. teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-
benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang
sedang dibahas dalam kegiatan belajar tersebut. Latihan disajikan
secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata
pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di
akhir uraian.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan latihan:
a. Relevan dengan materi yang disajikan
b. Sesuai dengan kemampuan siswa
c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas,
eksperimen, dsb
d. Bermakna (bermanfaat)
e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap
mata pelajaran
5. Rambu-rambu Jawaban latihan
Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang
harus diperhatikan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan.
Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan
pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari
pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya
kompetensi pembelajaran.
6. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan
pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi
menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan
17. proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau
skemata baru dalam pikiran siswa.
7. Tes Formatif
Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan
siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu
kegiatan belajar berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan
sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya.
8. Kunci Jawaban Tes Formatif
Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di
bagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2
buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif
kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar
siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci
jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada
diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan cara
mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini.
Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya
terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian
ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada
hasil jawabannya.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Modul
>. Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
18. Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya,
siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya
sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan
individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat
kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.
>.Kekurangan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut
dengan belajar mandiri. Namun Pembelajaran dengan
menggunakan modul mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai
berikut :
1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang
dibutuhkan lama.
2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin
kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang
belum matang pada khususnya.
3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator
untuk terus menerus mamantau proses belajar siswa,
memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap
4. waktu siswa membutuhkan
19. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat
disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga
mudah untuk dipelajari secara mandiri.
1. Bersifat self-instructional
2. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
3. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
4. Penggunaan berbagai macam media (multi media)
5. Partisipasi aktif dari siswa
6. Adanya reinforcement langsung terhadap respon
siswa. Adanya evaluasi terhadap pe
7. penguasaan siswa atas hasil belajarnya
1. Tahap Uji Coba
2. Tahap Perencanaan
a. Penulisan
b. Percetakan
1. Menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum
menjadi tujuan instruksional khusus.
2. Menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur
pencapaian tujuan khusus.
3. Mengidentifikasi pokok-pokok materi pelajaran yang sesuai
dengan tujuan khusus.
20. 4. Menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis.
5. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar siswa.
6. Memeriksa langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai
semua tujuan.
7. Mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan
belajar dengan modul itu.
Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya,
siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya
sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan
individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat
kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.
dalam pembelajaran menggunakan modul juga memiliki
beberapa kelemahan yang mendasar yaitu bahwa memerlukan
biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu yang lama dalam
pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan membutuhkan
ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator untuk terus
memantau proses belajar siswa.
B. Saran
Dengan adanya penyusunan makalah ini tentunya masih
banyak kekurangan-kekuranganyang terdapat di dalamnya, oleh
karena itu di butuhkan kritik dan saranya untuk memperbaiki
makalah selanjutnya.
21. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar.
Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung
Vembriarto, St. 1975. Pengantar Pengajaran Modul.
Yogyakarta.
Utomo, Tjipto. 1991. Peningkatan dan Pengembangan
Pendidikan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar.
Yogyakarta: FIP UNY.
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar .
Jakarta: Pusat Penerb