SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
Media pembelajaran
Prosedur Pengembangan Modul
Disusun oleh :
Cili Astuti (15010104034)
Fitriani Sukirman (15010104007)
Andi Novia Ardiya Garini (15010104008)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN)
2016
MENU UTAMA
A. SK/KD
1. Tujuan
2. Reverensi
B. INDIKATOR
1. Materi
2. Evaluasi
3. Profil group
SK/KD
A.Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami prosedur pengembangan modul
pembelajaran
B.Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami prosedur pengembangan modul pembelajaran
INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prosedur- prosedur pengembangan
modul pembelajaran
2. mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengembangan modul
pembelajaran
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
MENU UTAMA
A. Sk/kd ..................................................................................................... iii
B. Indikator ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
D. Tujuan Pembelajaran Umum dan Pembelajaran Khusus........................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian modul....................................................................................... 3
B. Ciri-ciri modul........................................................................................... 3
C. Cara pengembangan modul....................................................................... 4
D. Lembar kerja siswa secara umum............................................................... 6
E. Perbedaan bahan ajar dan buku teks.......................................................... 14
F. Ciri-ciri bahan ajar...................................................................................... 20
G. Ciri-ciri buku teks...................................................................................... 24
H. Jenis-jenis bahan ajar................................................................................. 26
I. Teknik pengembangan modul..................................................................... 28
J. Komponen-komponen modul...................................................................... 28
K. Pemanfatan modul dalam pembelajaran di kelas........................................ 35
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 36
B. Saran............................................................................................................... 36
BAB VI EVALUASI
A. Latihan ...........................................................................................................
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya buku
Pengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini.
Saat ini sistem pembelajaran mandiri telah banyak diterapkan di Indonesia, seiring
dengan makin berkembangnya lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sistem
pendidikan terbuka dan jarak jauh, baik pada jalur pendidikan formal maupun non
formal termasuk lembaga Diklat kedinasan. Sistem pembelajaran mandiri memang
menuntut para peserta didiknya untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara
mandiri. Hal ini sebagai konsekwensi adanya ciri keterpisahan antara pengajar dengan
peserta belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh, serta adanya ciri
keterbukaan/keluwesan dalam sistem pendidikan terbuka. Dalam perkembangannya,
bahkan, sistem pembelajaran mandiri saat ini bukan hanya diterapkan di kalangan
lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh, melainkan juga diterapkan pada sistem
pendidikan regular.
Dalam sistem pendidikan yang menerapkan konsep pembelajaran mandiri, sangat
diperlukan bahan-bahan belajar yang dirancang khusus untuk dapat dipelajari oleh
peserta didik secara mandiri, karena itu diperlukan para tenaga profesional yang
mampu mengembangkan bahan belajar mandiri. Di fihak lain, sumber-sumber
referensi tentang pengembangan bahan belajar mandiri sampai saat ini masih sangat
terbatas, apalagi sumber pustaka lokal.
Terbitnya buku ini diharapkan dapat turut mengatasi terbatasnya referensi tersebut.
Buku ini dimaksudkan untuk membantu para pembaca yang berminat untuk
mengembangkan bahan belajar mandiri ( modul). Sistematika dan sajian dalam buku
ini diupayakan sedemikian rupa agar menjadi semacam paduan yang sederhana,
praktis dan dapat dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung
diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri. Meskipun
demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Berbagai
keterbatasan yang ada, menyebabkan kekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya,
kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis juga
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah ikut
berperan membantu terbitnya buku ini.
Semoga buku sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Tim penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul dapat di artikan sebagai materi pelajaran yang disususn dan disajikan
secara tertulis sedemikian rupa sehungga pembacanya diharapkan dapat menyerap
sendiri materi tersebut. Dengan kata lain sebuah modul adalah bahan belajar dimana
pembacanya dapat belajar sendiri.
Pengembanagan bahan belajar mandiri atau biasa disebut modul , langkah-
langkah yang di tempuh adalah (1) perencanaan;(2) penulisan;(3)reviw dan
revisi;(4)finalisasi. Penulis yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman di dalam
tulis menulis, apakah menulis artikel,menulis diktat,menulis buku,dan menulis modul.
Namun secara khusus dalam penyajian ini kami ingin mengajak anda untuk lebih
memahami dan terampil dalam hal penulisan bahan ajar dalam bentuk modul. Oleh
sebab itu modul ini diharapkan akan dapat membantu anda dalam meningkatkan
pengetahuan tentang proses pengembangan bahan belajar mandiri (modul).
Tujuan modul ini secara umum untuk memandu anda untuk merencanakan dan
mengembangkan modul sebagai bahan belajar mandiri. Dengan demikian isi modul
ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak memberikan rambu-rambu yang perlu
diperhatikan dalam menulis modul.
Modul ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama mengenai tahap
perencanaan menulis modul, tahap ke dua tentang tahap penulisan, bagian ketiga
tentang tahap refiw, uji coba dan refisi, dan bagian empat tentang tahap finalisasi dan
penggandaan/percetakan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian modul
2. Berbagai cara pengembangan modul
3. Tahap perencanaan
4. Tahap penulisan
5. Tahap reviw,uji coba dan revisi
6. Finalisasi dan percetakan
2
C. Tujuan
1. Menjelaskan langkah-langkah mempersiapkan outline penulisan modul
2. Menjelaskan langkah-langkah menulis sebuah modul
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam menulis modul
D. Tujuan pembelajaran umum dan pembelajaran khusus
1. Tujuan pembelajaran umum
Tujuan pembelajaran umum sering di singkat dengan TPU(goal general
instructional objective) merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan dapat
dikuasai oleh peserta didik setelah selesai pembelajaran /setelah selesai
menyelesaikan suatu modul bahan ajar. Tujuan pembelajaran umum tersebut dapat
pula menggambarkan tentang apa yang ingin disampaikan oleh pengajar/modul.
2. Tujuan pembelajaran khusus,atau sering disingkat dengan TPK (behafioral
objektive/specific instructional objective) merupakan pernyataan-pernyataan yang
menginformasikan apa yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah
menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, mengandung tentang kemampuan-
kemampuan (kompetensi) khusus (pengetahuan,keterampilan,sikap) yang dapat
terukur. Kemampuan-kemampuan yang dicerminkan dalam TPK dinyatakan
dengan kata kerja yang dapat diukur.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modul
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup
isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dari sisi
kebahasaannya, modul disusun secara sederhana sesuai dengan level berpikir anak
SMK atau input SMK (dapat juga untuk level SMP, MTs, MA, SMA).
Modul digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing
indivisu secara efektif dan efisien. Modul juga memiliki karakteristik “stand alone”
yaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain. Penyusunan modul
dirancang bersahabat dengan pemakai, membantu kemudahan pengguna untuk
diakses atau direspon.
B. Ciri-ciri Modul
 modul harus mampu membelajarkan diri sendiri (self learning).
 tujuan awal dan tujuan akhir modul harus jelas dan dirumuskan secara terukur.
 materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, terseda contoh-contoh dan
ilustrasi yang jelas.
 tersedianya soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya.
 materi “up to date” dan kontekstual.
 bahasa sederhana, lugas, dan komunikatif.
 terdapat rangkuman materi pembelajaran.
 tersedia instrumen penilaian yang memungkinkan siswa melakukan “self
assessment”.
 mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri.
 terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat (feedback) adanya informasi
tentang rujukan, pengayaan, referensi yang mendukung materi.
4
 modul digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis semata
C. Berbagai Cara Pengembangan Modul1
Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui
adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri. Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka
dalam modul ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui adaptasi dan
kompilasi. Namun demikian pada modulmodul berikutnya akan lebih banyak dibahas
tentang cara pengembangan modul dengan “menulis sendiri”.
1. Adaptasi Modul
adaptasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran.
Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau widiaiswara mengidentifikasi
buku-buku yang ada (di toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan
materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah
satu buku
tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku
tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan
dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku
tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya.
Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi:
a) Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari peserta didik;
b) Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari
peserta didik;
c) Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; 4.
Daftar Pustaka yang relevan
d) Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari dan topik mana
yang tidak perlu dipelajari
e) Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk menjelaskan topik-topik
yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta membingungkan peserta didik.
2. Kompilasi
1
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
5
Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang
ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sud2
ah ada sebelumnya.
Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau widiaiswara dengan menggunakan garis-
garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun
sebelumnya.
 Prosedur Kompilasi
Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber acuan lain yang
digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar Pustaka di GBPP.
2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian dari sumber
acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP.
3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai
dengan GBPP.
4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP .
5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan.
6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Pokok
Bahasan kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagikan kepada peserta
didik).
Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, dosen atau widiaiswara
dalam melakukan kompilasi, yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untuk
buku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak cipta maka penggunaan atau
pengkopiannya wajib memperoleh ijin dari pemegang hak cipta.
3. Menulis
Menulis adalah cara pengembangan modul yang paling ideal. Bagi guru, dosen
atau widiaiswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran
adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang professional. Bagi guru, dosen,
terutama widiaiswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai
kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau
widiswara dari kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya, sehingga akan
2
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
6
mengantarkan seorang mencapai jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat
kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi
dibanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.3
Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi dalam penulisan modul.
Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang ilmu tertentu atau menguasai
dengan baik dalam bidangnya.
2. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai kemampuan menulis.
3. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan peserta didik dalam Ilmu atau mata
pelajaran tersebut.
Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis dalam penulisan modul.
Modul ditulis berdasarkan:
1) Kurikulum ,
2) Satuan acara pembelajaran atau SAP, dan
3) garis-garis besar isi modul (GBIM).
Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;
1) perencanaan,
2) penulisan,
3) review, ujicoba dan revisi,
4) finalisasi dan pencetakan
D. Tahap Perencanaan
Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap perencanaan. Demikian pula
halnya dengan pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi akan
mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap perencanaan biasanya dilibatkan
para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai
3
Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and Wilson
7
suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum dan pembelajaran yaitu orang
memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga
kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang karakteristik,
keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam4
hal ini terutama media cetak dan
orang yang ahli menulis yaitu penulis.
Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul,
agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan
yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan
tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik.
Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan sehingga ia benar-
benar mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan.
Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun GarisGaris Besar Isi
Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan
dijadikan pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan cetak biru
(blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format
matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi, dan cakupan
materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada bagian berikutnya.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
GBIM modul:
 Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan belajar tersebut?
 Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus
yang ingin dicapai?
 Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan?
 Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran tersebut?
 Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan?
4
Haryono, A. 1988. Model Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta: PAU PPAI
8
 Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang merupakan pendukung media
cetak tersebut?
 Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan terhadap peserta diklat?
 Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi pelajaran atau setiap mata diklat?
 Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi?5
Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk diperhatikan agar modul yang
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dan
tersaji secara baik dan sistematis.
Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Peserta diklat Sebelum Anda menulis bahan belajar berupa modul, sebaiknya
terlebih dahulu memiliki informasi yang jelas untuk siapakah anda menulis atau
siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda akan menulis modul untuk
peserta diklat atau orang yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda telah
banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda akan menulis untuk peserta diklat yang
baru bagi Anda dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin sebaiknya Anda
menyisihkan waktu untuk mencari informasi tentang mereka. Informasi apakah yang
perlu Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan modul?
Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui tentang keadaan peserta didik
Anda, yaitu:
a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa umurnya? Jenis kelaminnya? Status
perkawinan? Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka? Bagaimana lingkungan
sosial budaya di wilayahnya? dan lain-lain,
b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklat atau kegiatan belajar ini?
Bagaimana hubungan diklat atau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka?
Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yang mereka inginkan dari diklat ini?
Dan lain-lainnya,
5
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6),
Council for Educational Technology, London.
9
c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas mereka? Apakah mereka
memiliki pengalaman sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka memiliki
waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar? Dan lain-lain,
d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan, keterampilan dan sikap apa yang telah
mereka kuasai sehubungan dengan bidang yang akan diajarkan? Apakah mereka
memiliki ‘‘personal interest’’ 6
dan pengalaman yang relevan? (informasiinformasi ini
sangat penting bagi Anda untuk penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh
dan analogi).
 Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar) dan Tujuan Pembelajaran Khusus
(Indikator)
Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sering pula
diartikan sebagai kompetensi dasar dan indikator. Bila tujuan pembelajaran umum
(Kompetensi Dasar) dan tujuan pembelajaran khusus (Indikator) telah
dipertimbangkan dan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul, hal ini akan
sangat bermanfaat untuk menghasilkan bahan belajar yang berkualitas. Mengapa
demikian? Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaan tujuan pembelajaran
umum dan tujuan pembelajaran khusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak
asing bagi Anda:
 Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar): suatu pernyataan umum tentang apa
yang Anda harapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelah ia menyelesaikan suatu
bahan belajar. Tujuan pembelajaran umum ini juga menggambarkan tentang bahan
belajar apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada peserta diklat.
 Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah terjemahan dari specific instructional
objective. Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective atau enabling objective,
untuk membedakannya dari general instructional objective/goal, atau terminal
objective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional
Akhir. Dalam literatur asing tentang penulisan modul menyebutkan sebagai
behavioural objective yang berarti suatu pernyataan yang dapat menginformasikan
kepada kita apa yang harus dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu
kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam kata kerja yang dapat diukur. Tujuan
6
Mager, R.F. 1962. Preparing Instructional Objectives. Belmont, Cal:Fearon Publisher.
10
pembelajaran khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan modul?
a. Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu memperjelas arah dan
tekanan kegiatan pembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, teman atau ahli yang
akan mengkaji tulisan Anda dan 7
terlebih penting bagi peserta diklat.
b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuan pembelajaran khusus yang jelas akan
membantu Anda dalam menentukan materi penting yang akan disampaikan dan
materi pendukungnya, serta mengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkan materi
tersebut.
c. Media dan metode: bila Anda telah memastikan tujuan pembelajaran khusus yang
akan dicapai, tentunya Anda dapat dengan mudah menentukan media pembelajaran
dan aktivitas belajar apa yang paling tepat.
d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu Anda menentukan alat dan
metode penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat pula dijadikan dasar
penilaian untuk mengukur efektivitas bahan belajar.
 bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran?
Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagi dengan istilah atau singkatan
A B C D dalam perumusan tujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti
Behavior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audience adalah peserta diklat
yang akan belajar. Dalam tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta diklat
yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklat yang mana? Misalnya peserta
diklatpim IV, peserta diklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklat yang
akan belajar tersebut diusahakan spesifik mungkin, agar sejak permulaan orang-orang
yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuan diklat tersebut belum
tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuai
dengan kebutuhan mereka.
7
Mager, R.F. 1962. Preparing Instructional Objectives. Belmont, Cal:Fearon Publisher.
11
Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentu berharap tujuan pembelajaran
tersebut dapat membantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itu pertama kita
harus memikirkannya secara hati-hati kemudian merumuskannya dalam kata-kata
yang jelas dan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (measurable) dan
mencerminkan tingkah laku. Dengan demikian tampak jelas tingkah laku apa yang
kita harapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajari modul. Ini berdasarkan
prinsip kedua yaitu tujuan pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku atau
behavior yang dapat diamati8
atau observable.
Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusan tujuan pembelajaran antara
lain;
 menyebutkan
 menjelaskan
 Mengidentfikasikan
 menyusun,
 menuliskan,
 membandingkan
Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukan dalam kondisi yang
bagaimana peserta diklat mendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal ini Anda
dapat menggunakan kata-kata misalnya;
 diberikan catatan tentang
 diberikan kasus
 diberikan seperangkat peralatan
 tanpa alat dan referensi
8
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-Improvement
Program for Manager)
12
Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan pembelajaran ini dapat Anda
pelajari pada bagian berikut:
 Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi tujuan pembelajarn umum dan
tujuan pembelajaran khusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnya dalam tahap
perencanaan adalah menentukan isi pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu
diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsipprinsip dan teori-teori yang akan
dimuat dala9
m bahan belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok bahasan
menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan:
a. Apakah materi cukup relevan dengan tujuan pembelajaran?
b. Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu yang telah ditetapkan?
c. Jika tidak mana yang harus dihilangkan?
d. Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang diperlukan peserta diklat untuk
mencapai tujuan?
e. Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengan tingkat perkembangan peserta diklat
dan up to date?
f. Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai dan tidak diperlukan? –
g. Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah perlu ada penambahan tujuan
pembelajaran?
h. Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan lagi menjadi sub materi yang
lebih kecil?
i. Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan (continuity) antara materi
sebelumnya, materi sekarang, dan materi yang akan datang?
j. Apakah uraian materi sudah tepat?
k. Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari pokok materi, sehingga tampak
materi tersebut merupakan satu kesatuan?
 Pemilihan Media
Walaupun yang dibicarakan dalam modul ini terutama adalah media cetak, namun
mengingat setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan maka perlu
9
PAU PPAI UT, 1996 Mengajar di Perguruan Tinggi, AA. Jakarta: PAU PPAI
13
dipertimbangkan pula perpaduan media cetak dengan media lain. Bila kita
merencanakan media cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang media lain yang
dapat mendukungnya misalnya kaset audio, film, atau program video. Khusus untuk
diklat tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak dilengkapi dengan
program audio sebagai pelengkap.
Selain itu media cetak dapat diperkuat pula dengan praktek. Praktek ini dapat
dilakukan dengan membekali peserta diklat seperangkat peralatan praktek atau
menganjurkan mereka menggunakan laboratorium. Mereka dapat melakukan praktek
secara individu atau kelompok dengan bimbingan fasilitator.10
Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarak jauh perlu dipertimbangkan pula
adanya pertemuan reguler antara peserta diklat dengan tutor atau antar peserta diklat.
Pertemuan tatap muka ini merupakan sarana penting bagi peserta diklat dalam sistem
belajar jarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atau untuk
mengekspresikan dirinya.
Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media:
 Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat dengan menggunakan media cetak?
 Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau peralatan praktek sebagai media
pendamping?
 Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam diklat memungkinkan untuk
menggunakan suatu media terutama media elektronik?
Berikut ini adalah aturan umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media.
Sebagian besar media dapat digunakan untuk mengajarkan bidang studi. (Namun
demikian dalam pemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektif untuk materi
tertentu dibandingkan dengan media lainnya).
10
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.
14
Media yang memiliki daya kontrol tinggi; memungkinkan untuk terjadinya interaksi,
memungkinkan adanya tes dan pemberian penguatan terhadap aktivitas belajar peserta
diklat jelas menguntungkan.
Beberapa peserta diklat akan menyukai media tertentu dari pada yang lain, dan
tentunya antara peserta diklat yang satudengan yang lain berbedabeda tergantung pada
kapasitas belajar mereka dari media tertentu.
Pemilihan media hendaknya memperhitungan atau disesuaikan dengan sumber, bahan
dan biaya yang tersedia.
 Penilaian
Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah penilaian dalam tahap
perencanaan. Namun de11
mikian sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan
strategi penilaian hasil belajar peserta diklat.
 Siapa yang akan menilai?
 Kapan penilaian dilakukan?
 Mengapa mereka perlu dinilai?
 Bagaimana cara penilaiannya?
Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelas dirancang terlebih dahulu
dalam perencanaan suatu modul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuan
yang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut.
E. Tahap Penulisan
Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari tahap perencanaan
diharapkan dapat dihasilkan suatu rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis
Besar Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau peserta diklat, tujuan
umum dan tujuan khusus, materi atau isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi
penilaian.
Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM secara cermat, untuk kemudian
melakukan langkah berikutnya yaitu:
1. persiapan outline
2. penulisan.
11
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.
15
 Persiapan Outline/Rancangan
a. Menentukan topik yang akan dimuat
Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Anda berikutnya adalah membuat catatan
tentang topiktopik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalam hal ini anda
harus memilih dan menilai topik-topik tersebut sehingga sesuai dengan keadaan
peserta diklat.
Untuk melakukan ini ada dua hal yang perlu diingat:
 Pertama, daftar tentang tujuan pembelajaran khusus dan kebutuhan
peserta diklat. Yakinkan ba12
hwa topik-topik yang akan anda masukkan
terkait erat dengan tujuan khusus dan kebutuhan peserta diklat,
 Kedua, tentang belajar aktif. Agar dapat mengembangkan belajar aktif
dalam modul Anda, sebaiknya Anda membangun materi pelajaran
bersamaan dengan pengembangan bahan belajar aktif daripada
memikirkan aktivitas belajar setelah materi diuraikan. Agar dapat
melakukan ini Anda perlu mengetahui materimateri/topik-topik apa yang
akan anda masukkan.
b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran
Langkah berikutnya adalah mengatur topik dalam urutan yang logis. Maksudnya,
urutan diatur sedemikian rupa sehingga membantu peserta diklat dalam menyerap
materi pelajaran. Gunakan apa yang telah diketahui peserta diklat peserta diklat
sebagai “starting point”. Ini berarti segala sesuatu harus berdasarkan pada
kebutuhan peserta diklat bukan pada ide Anda.
Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi
selangkah. Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat
sebelum ia melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan
mendiskusikan topik baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri
kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap
berikuntnya. Sebaiknya Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu
dan berusaha menghubungkan apa yang telah diketahui peserta diklat dengan
materi yang akan dibahas.
12
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.
16
Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media
lain. Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat
mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam
kaset audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda.
Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal
sebagai berikut;
 Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat?
 Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati-
hati? 13
 Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas?
Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat?
Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi selangkah.
Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat sebelum ia
melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik
baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri kesempatan mereka
mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya Anda
juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu dan berusaha menghubungkan
apa yang telah diketahui peserta diklat dengan materi yang akan dibahas.
Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media lain.
Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat
mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam kaset
audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda.
Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal
sebagai berikut;
 Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat?
13
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.
17
 Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati-hati?
 Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas?
 Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat?
c. Mempersiapkan outline Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline sebuah
modul.
Dari hal-hal di atas tampak bahwa modul terdiri atas:
 Pendahuluan; bagian ini berisi tentang uraian singkat mengenai materi
yang akan dijelaskan dalam modul, hubungan dengan materi sebelumnya,
tujuan, peralatan dan waktu yang diperlukan dalam mempelajari modul,
dorongan belajar dan lain-lain.
 Bagian utama; bagian utama ini berisi uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau
diagram, latihan, umpan balik.
 Bagian penutup: berisi rangkuman atau kesimpulan, penjelasan tentang
hubungan dengan materi berikutnya, dan dorongan kepada peserta diklat
karena telah berhasil menyelesaikan modul dan diminta untuk mengikuti
tes14
.
Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapat membuat rancangan yang berbeda
dengan contoh di atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi. Dari contoh
tersebut tampak bahwa modul tersebut diawali dengan pendahuluan. Kemudian
dilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tiga dan diakhiri dengan penutup atau tes.
Setiap penggalan umumnya berisi uraian, contoh, aktivitas/latihan dan umpan balik.
Anda dapat membuat outline tersebut secara lebih rinci lagi dengan memperhatikan
pertanyaan sebagaiberikut.
 Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam rancangan modul Anda)
 Contohnya apa? Ilustrasinya apa?
 Umpan baliknya bagaimana?
14
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-
Improvement Program for Manager)
18
 Penulisan
a. Menulis draft 1 Setelah Anda mempersiapkan outline,langkah berikutnya adalah
mencoba menulis draft 1. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan
dalam menulis draft .
 Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang umum dipakai, dan
menggunakan bahasa yang akrab seperti menyapa peserta diklat dengan
sapaan “Anda”, dan saya bagi penulis?
 Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan retorik secara tepat misalnya
pada awal uraian diberikan 15
pertanyaan retorik kemudian Anda menjawabnya
dalam uraian berikutnya?
 Apakah Anda telah menghindari penggunaan sebuah kata yang terlalu sering,
sementara Anda dapat menggantinya dengan kata lain?
 Apakah Anda telah menggunakan bahasa preciese atau jelas daripada bahasa
yang abstrak dan tidak jelas?
 Apakah Anda telah berusaha menggunakan bahasa/kalimat aktif dari kalimat
pasif? • Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang cukup jelas, pendek
dan sederhana?
 Apakah Anda telah menggunakan paragraf secara tepat?
 Apakah telah jelas point pembelajaran dalam setiap paragraf?
 Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu point pembelajaran dalam
setiap paragraf?
 Apakah Anda telah memberikan aktivitas dan feedback secara tepat?
 Apakah Anda telah memberikan contoh secara tepat?
 Apakah Anda telah menampilkan gambar dan diagram secara tepat?
Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview tulisan Anda sendiri
berdasarkan pertanyaanpertanyaan di atas.
b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2 Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan coba
mereview berdasarkan pertanyaan di atas, tugas berikutnya adalah melengkapidraft 1
15
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6),
Council for Educational Technology, London.
19
menjadi draft 2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangan dan kelebihan dari
tulisan Anda.
Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2
 Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi peserta diklat tentang apa
yang mereka harapkan dari tulisan Anda? Sudahkan Anda menghindari bahasa
yang membingungkan?
 Apakah semua uraian cukup jelas bagi peserta diklat?
 Apakah tata letak, contoh, gambar-gambar dibuat dalam efek yang menarik?
 Apakah peserta diklat sudah diarahkan bila mereka harus mendengarkan radio,
menonton program video, atau melakukan praktek?
 Apakah Anda telah membuat tes mandiri “self assessment” dengan frekuensi
yang cukup dan relevan terhadap tujuan belajar?
 Apakah feedback/umpan balik yang Anda berikan cukup membantu peserta
diklat dalam mencocokkan jawaban mereka?
 Apakah Anda telah menetapkan waktu yang realistis bagi peserta diklat dalam
melakukan suatu aktivitas?
c. Menulis tes/p16
enilaian hasil belajar peserta diklat Pengembangan bahan tes atau
penilaian pada dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan belajar itu sendiri.
Penulis hendaknya mampu memilih metode, teknik dan alat penilaian yang tepat,
sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan secara tepat.
Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaian dalam proses belajar mandiri,
yaitu:
 Untuk membantu peserta diklat dalam memperbaiki kegiatan belajar mereka.
 Untuk memberikan laporan tentang apa yang telah mereka pelajari.
16
Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials,
London: IEC
20
Penggunaan hasil penilaian yang pertama sering disebut tes formatif karena
dimaksudkan untuk membantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebut tes
sumatif karena untuk menginformasikan tentang pencapaian hasil belajar.
F. Tahap reviw,uji coba dan referensi
1. Reviw
Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk membaca draft Anda
secara cermat dan mintalah kritik dari mereka, biarkan mereka memberikan
komentar yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda harapkan menjadi
reviewer?
Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :
 Ahli materi/ahli bidang studi.
 Ahli media/ahli instruksional.
 Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan peserta diklat.
Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media
membaca tulisan Anda secara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman
sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau
pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim.
Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media
membaca tulisan Anda s17
ecara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman
sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau
pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim.
Kegiatan diskusi tim ini sangat penting, agar setiap penulis mendapat masukan dari
ahli materi dan ahli media, serta dapat memberikan masukan sesama penulis dalam
hubungan yang simpatik dan saling mendukung.
Bidang yang dikomentari pada dasarnya ada dua, yaitu:
17
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
21
isi/bidang studi, dan
penyajian atau efektivitas pengajaran
Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi/bidang studi antara lain :
1) Apakah tujuan umum dan tujuan khusus telah tergambar secara jelas ?
2) Apakah tujuan-tujuan tersebut relevan dengan kebutuhan nyata peserta diklat?
3) Apakah tujuan-tujuan khusus merupakan penjabaran dan mendukung tujuan umum?
4) Apakah ada tambahan tujuan umum dan tujuan khusus yang perlu dimasukkan?
5) Apakah materi sudah memadai untuk mencapai tujuan?
6) Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benar dan tepat?
7) Apakah materinya up to-date?
8) Apakah antar materi saling terkait secara logis?
9) Apakah uraian materi sudah didukung dengan contoh, analogi, ilustrasi dan cara
18
studi?
Pertanyaan-pertanyaan di atas terutama menjadi tanggung jawab ahli materi.
Dapat pula teman sejawat menyoroti masalah ini atau memberikan masukan tentang
hal-hal yang menyangkut penyajia/efektivitas antara lain:
1) Apakah peserta diklat akan memahami apa yang harus mereka kerjakan?
(Apakah sudah ada petunjuk belajar yang memadai)?
2) Apakah menurut Anda peserta diklat akan mengalami kesulitan mencapai
tujuan-tujuan yang telah tertulis?
3) Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang sesuai dengan kemampuan
peserta diklat?
4) Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus (case study) yang diberikan
tampaknya sesuai dengan minat dan keadaan peserta diklat?
5) Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik?
6) Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat dipraktekkan?
7) Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas?
18
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
22
8) Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh, analogi, ilustrasi, case study,
aktivitas, tugas-tugas dan test untuk perbaikan bahan belajar tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakan tanggung jawab
pengkaji media.
2. Uji coba
a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil Untuk uji coba ini Anda
membutuhkan dua atau tiga peserta diklat sebagai sampel. Sampel hendaknya
dari peserta diklat yang akan mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat
tersebut diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft modul yang telah
diperbaiki berdasarkan hasil review ahli materi, ahli media dan teman sejawat.
Bagaimana memulai uji coba ? Duduklah b19
ersama peserta diklat anda
dalam tempat yang tidak terlalu jauh sehingga anda dapat mengamatinya
selama satu atau dua jam. Teliti jika perlu melalui test bahwa mereka memiliki
kemampuan untuk memulai pelajaran. Selain itu teliti pula apakah peserta
diklat memiliki pengetahuan awal yang disyaratkan untuk mempelajari modul
Anda. (Cara ini dapat ditempuh dengan meminta peserta diklat membaca
modul sebelumnya, yang materinya terkait erat dengan modul yang akan
dipelajari). Jelaskan kepada peserta diklat bahwa tujuan Anda adalah menguji
coba modul bukan menguji peserta diklat. Mintalah mereka untuk
mengerjakannya secara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja.
Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai. Amati bagaimana
mereka mempelajari modul Anda. Dari manakah peserta diklat memulai/apa
yang dijadikan ‘‘starting point’’ ? Bagaimana reaksi mereka terhadap aktivitas
dalam modul ? apakah ada hal-hal yang membuat peserta diklat Anda
19
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, International Extension College, Cambridge.
23
bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta diklat anda telah selesai,
berikan test untuk mengetahui apakah peserta diklat anda telah belajar?
Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba ini, hendaknya dijadikan dasar
untuk perbaikan modul Anda.
Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belum memberikan
semua informasi yang Anda butuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yang
lebih ‘‘realistic’’ yang disebut uji coba lapangan “field trials’’.
b. Uji coba lapangn
Dalam uji coba ini anda membutuhkan sampel peserta diklat lebih
banyak, katakan 20 – 30 orang. Anda dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut. Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test dalam
pelajaran tersebut, baik sebelum atau sesudah membaca modul Anda.
Koreksilah hasil mereka.
Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner/ daftar pertanyaan yang
meminta komentar mereka tentang:
- Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan belajar
tersebut?
- Bagaimana mengenai kemudahan/ keterkaitan dan kegunaan bahan
belajar tersebut?20
- Bagaimana yang mereka sukai dan tidak mereka sukai?
Interview beberapa peserta diklat dan amati bagaimana tanggapan
umum mereka terhadap bahan belajar dan bagaimana saran mereka
untuk perbaikan bahan belajar tersebut.
3. Revisi
Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk perbaikan bahan
belajar. Bila semua informasi atau komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli
media dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan belajar, sebenarnya
kita telah mendapatkan bahan belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba
kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar untuk perbaikan modul,
maka kita telah mendapatkan modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul
20
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
24
tersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya yaitu tahap “finalisasi”
atau penyelesaian.
G. Finalisasi dan percetakan
Setelah modul direview, diuji coba dan direvisi maka langkah berikutnya adalah
finalisasi dan pencetakan. Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dan
kelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi.
 Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)?
 Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap?
 Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap?
 Apakah penomeran halaman sudah benar?
Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan adalah:
 typografi/tata huruf
 heading
 penomeran halaman dan catatan kaki
 layout 21
 ilustrasi
 penggunaan warna
Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil pencetakan dapat dibaca
dengan baik, enak dibaca, memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian
dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan umur dan tingkat
kemampuan pembaca.
Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapat menempuh 2 cara :
1. pencetakan diserahkan ke percetakan,
21
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
25
2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan menggunakan Desktop Publishing.
Desktop Publishing adalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkan
komputer yang mampu untuk mengatur text dan grafik dengan memanipulasi
gambar yang tampak dilayar. Komputer yang dapat digunakan adalah Macintosh
dan IBM PC, serta jenis komputer lain yang memungkinkan untuk itu.
Kelebihan Desktop Publishing dibandingkan dengan pencetakan konvensional
adalah :
 pengontrolan lebih baik pada pasca produksi
 lebih cepat
 lebih mudah dan lebih cepat untuk diedit
 revisi dapat dilakukan dari terbitan terbaru
 relatif lebih murah, jika dihitung pencetakan perlembar
Kelemahannya adalah :
• butuh pelatihan khusus
• butuh dukungan teknik yang memadai
 TUGAS
1 Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang?
2 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul?
3 Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka
perencanaan modul?
4 Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus?
5 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan
materi?22
6 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media?
7 Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan?
22
Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials,
London: IEC
26
H. Lembar Kerja Siswa Secara Umum
 judul, mata pelajaran, semester, tempat
 petunjuk belajar
 kompetensi yang akan dicapai
 indikator
 informasi pendukung
 tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
 penilaian
 Perbedaan Bahan Ajar dan Buku teks
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar
(KBM), sementara buku teks adalah sumber informasi yang disusun dengan urutan
atau struktur berdasar bidang ilmu tertentu.
a. Ciri-ciri bahan ajar
 Menimbulkan minat baca
 Ditulis dan dirancang untuk siswa
 Menjelaskan tujuan instruksional
 Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
 23
Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan
dicapai.
 Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
 Mengakomodasi kesulitan siswa
 Memberikan rangkuman
 Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
 Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
 Dikemas untuk proses instruksional
 Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
 Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
27
b. Ciri-ciri buku tekst
 Mengasumsikan minat dari pembaca
 Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)
 Dirancang untuk dipasarkan secara luas
 Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
 Disusun secara linear
 Stuktur berdasar logika bidang ilmu
 Belum tentu memberikan latihan
 Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa
 Belum tentu memberikan rangkuman
 Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif24
 Sangat padat
 Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca.
1. Teknik Pengembangan Modul
Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui
tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan
modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah,
bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa
buku teks yang bersifat sangat formal.
25
Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut
menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi,
dan penataan informasi:
a. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
24
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.
25
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6),
Council for Educational Technology, London.
28
Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang
berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan
mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul
sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis
modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan
kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan,
latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis
pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok
bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu
juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes
formatif, dan umpan balik.
3. Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada
perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah,
artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan,
digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah
dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak
digunakan.
I. Komponen-komponen modul
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata
pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan,
rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen
tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.
26
26
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-
Improvement Program for Manager)
29
a. Tinjauan Mata Pelajaran
Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-
pokok isi mata pelajaran yang mencakup:
 Deskripsi mata pelajaran
 Kegunaaan mata pelajaran
 Kompetensi dasar
 Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
 Petunjuk Belajar
Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus
dilakukan Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul
sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja
satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran
terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata
pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena
sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul
disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan
mata pelajaran.
b. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul.
Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
 Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
 Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul
 Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan
keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki
sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.
30
 Relevansi, yang terdiri atas:
1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni dan
kegiatan dalam mod27
ul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata pelajaran
(cross reference)
2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan
tugas guru secara profesional
 Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
 Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai
dengan baik.
Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu
2) Urutan sajian yang logis
3) Mudah dicerna dan enak dibaca
c. Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran.
Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar.
Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut
disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan
yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima
siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara
rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non
contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan
penyajian seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan
27
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.
31
contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau
kasus-ka28
sus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang
untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan
kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
 Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa:
fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode,
keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan tersebut disajikan secara naratif atau
piktorial yang berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya
pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan
menampilkan variasi proses yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman
konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis
pengalaman pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran,
misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang
bersifat pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat:
1) materi harus relevan dengan esensi kompetensi.
2) Materi berada dalam cakupan topik inti
3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan tidak kaku
4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan menantang
 Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/
mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan
pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum,
teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah.
Prinsip dalam pe29
nyajian contoh hendaknya:
28
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.
32
a. Relevan dengan isi uraian
b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
c. Jumlah dan jenisnya memadai
d. Logis (masuk akal)
e. Sesuai dengan realitas
f. Bermakna
 Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa
setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara
aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar
tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata
pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan:
a. Relevan dengan materi yang disajikan
b. Sesuai dengan kemampuan siswa
c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d. Bermakna (bermanfaat)
e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran
29
AECT Task Force. 1977. The Definition of Educational Technology, Washington DC: AECT
33
 Rambu-rambu jawaban latihan
Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa
dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah
untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari
pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi
pembelajaran.30
 Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari
suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar
(isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru
dalam pikiran siswa.
Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:
a) Berisi ide pokok yang telah disajikan
b) Disajikan secara berurutan
c) Disajikan secara ringkas
d) Bersifat menyimpulkan
e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
f) Memantapkan pemahaman pembaca
g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar
h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang
sulit dipahami.
 Tes formatif
30
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
34
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya
berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan
telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan
siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar
berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif
digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes
formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:
a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumusk
b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan maupun
dart pilihan jawaban yang ditawarkan
c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
d) Butir tes harus memenuh31
i syarat-syarat penulisan butir soal
 Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut
Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu
modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif
terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya
agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban
terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan.
Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan
dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini.
Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan
belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa
memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya.
 Tindak lanjut
Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi
kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk
untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar
berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 %
31
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
35
dalam tes formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar
tersebut bila hasilnya masih di bawah 80% dari skor maksimum.
J. Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya menggunakan
sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem
pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar
dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan
32
belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang
lamban makin lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya
sedikit, namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata
pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya
menjadi lebih rumit.
Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara
klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke
modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih
cepat dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul.
32
Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and Wilson
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul ini telah menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama
modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Dalam prosedur pengembangan
modul langkahlangkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi serta
finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup bekal dalam tulis menulis
modul. Namun demikian mungkin Anda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus dan
memperbanyak pengalaman khusus dalam menulis modul diklat.
Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modul ini, adalah
mampu menerapkan prosedur pengembangan modul. Materi pokok yang ada dalam
modul ini adalah;
1. Pengertian modul, dan fungsinya dalam diklat.
2. Cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis,
3. Langkah-langkah penulisan modul.
B. Saran
Sudah sepantasnya kita sebagai calon guru untuk mempelajari sekaligus memahami
cara-cara atau metode-metode pembuatan modul karena selain memudahkan siswa
untuk belajar juga memudahkan kita untuk mengajar dan membuat peserta didik
memahami tentang pembelajaran yang sedang berlangsung ataupun pembelajaran
selanjutnya. Agar modul yang kita susun sesuai dengan kebutuhan peserta
didik/diklat,tersaji dengan baik, serta m33
emiliki kebenaran dan
kebermaknaanmateri,maka hendaklah kita ketahui informasi penting tentang peserta
didik dalam melaksanakan tahap perencanaan menulis modul
Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda mau
mempelajari modul-modul berikutnya yang lebih teknis. Setelah itu mempraktekkan
materi yang anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai
dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Semoga sukses sebagai
penulis modul.
33
Haryono, A. 1988. Model Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta: PAU PPAI
37
 Soal latihan
1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang?
2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul?
3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka
perencanaan modul?
4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus?
5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan
materi?
6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media?
7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan?
38

More Related Content

What's hot

Modul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modulModul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modulInawatihlaoba
 
sitti muayyanah islamiah
sitti muayyanah islamiahsitti muayyanah islamiah
sitti muayyanah islamiahsitti islamiah
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan Modulambarlestari
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018JamarudinFisika
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranarli_ani123
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODULPROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODUL
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODULherlianpaic
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Rahmadana17
 
Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul" Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul" Nursoleha51
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Rahmadana17
 
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaranModul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajarandana solit
 
Pengembangan Modul
Pengembangan ModulPengembangan Modul
Pengembangan ModulGuru Online
 

What's hot (15)

Modul
ModulModul
Modul
 
Modul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modulModul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modul
 
sitti muayyanah islamiah
sitti muayyanah islamiahsitti muayyanah islamiah
sitti muayyanah islamiah
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan Modul
 
Modul wardana
Modul wardanaModul wardana
Modul wardana
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODULPROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODUL
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul" Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul"
 
Nita sri hastuti
Nita sri hastutiNita sri hastuti
Nita sri hastuti
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaranModul prosedur pengembangan modul pembelajaran
Modul prosedur pengembangan modul pembelajaran
 
Pengembangan Modul
Pengembangan ModulPengembangan Modul
Pengembangan Modul
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 

Similar to JUDUL

MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIMMODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIMFisar Naim
 
Prosedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulProsedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulNursoleha51
 
M e d i a p e m b e l a j a r an
M e d i a  p e m b e l a j a r anM e d i a  p e m b e l a j a r an
M e d i a p e m b e l a j a r anPAICAsman
 
prosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modulprosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modulhardianpai
 
prosedur penyusunan modul
prosedur penyusunan modulprosedur penyusunan modul
prosedur penyusunan modulRahmahaza
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulWAODESARTIKA
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulAjiLesmana27
 
Prosedur pengembangan Modul
Prosedur pengembangan ModulProsedur pengembangan Modul
Prosedur pengembangan ModulWahyuniRihaldi
 
Modul kelompok 1
Modul kelompok 1Modul kelompok 1
Modul kelompok 115010107016
 
Prosedur pengembangan modul pdf
Prosedur pengembangan modul pdfProsedur pengembangan modul pdf
Prosedur pengembangan modul pdfambarlestari
 
Copy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptx
Copy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptxCopy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptx
Copy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptxAriniKumalaSari1
 
Modul stenga jadi
Modul stenga jadiModul stenga jadi
Modul stenga jadiFatma wati
 
Modul pengembangan
Modul pengembanganModul pengembangan
Modul pengembanganFatma wati
 
modul pengembangan modul
modul pengembangan modulmodul pengembangan modul
modul pengembangan modulvinnyputriana
 
Modul kelompok media pembelajaran
Modul kelompok media pembelajaranModul kelompok media pembelajaran
Modul kelompok media pembelajaranDoni94
 
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptxnoverianingsih
 
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptxRisalNurdin1
 

Similar to JUDUL (19)

MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIMMODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
 
Prosedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulProsedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modul
 
M e d i a p e m b e l a j a r an
M e d i a  p e m b e l a j a r anM e d i a  p e m b e l a j a r an
M e d i a p e m b e l a j a r an
 
prosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modulprosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modul
 
prosedur penyusunan modul
prosedur penyusunan modulprosedur penyusunan modul
prosedur penyusunan modul
 
Pembuatan modul
Pembuatan modulPembuatan modul
Pembuatan modul
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan Modul
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan Modul
 
Prosedur pengembangan Modul
Prosedur pengembangan ModulProsedur pengembangan Modul
Prosedur pengembangan Modul
 
Modul kelompok 1
Modul kelompok 1Modul kelompok 1
Modul kelompok 1
 
Prosedur pengembangan modul pdf
Prosedur pengembangan modul pdfProsedur pengembangan modul pdf
Prosedur pengembangan modul pdf
 
Copy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptx
Copy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptxCopy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptx
Copy of Merancang Pembelajaran 2_ Modul Ajar.pptx
 
Modul stenga jadi
Modul stenga jadiModul stenga jadi
Modul stenga jadi
 
Modul pengembangan
Modul pengembanganModul pengembangan
Modul pengembangan
 
modul pengembangan modul
modul pengembangan modulmodul pengembangan modul
modul pengembangan modul
 
Modul kelompok media pembelajaran
Modul kelompok media pembelajaranModul kelompok media pembelajaran
Modul kelompok media pembelajaran
 
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
 
7. cara pembuatan diktat modul teks
7. cara pembuatan diktat modul teks7. cara pembuatan diktat modul teks
7. cara pembuatan diktat modul teks
 
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

JUDUL

  • 1. Media pembelajaran Prosedur Pengembangan Modul Disusun oleh : Cili Astuti (15010104034) Fitriani Sukirman (15010104007) Andi Novia Ardiya Garini (15010104008) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN) 2016
  • 2. MENU UTAMA A. SK/KD 1. Tujuan 2. Reverensi B. INDIKATOR 1. Materi 2. Evaluasi 3. Profil group
  • 3. SK/KD A.Standar Kompetensi Mahasiswa dapat memahami prosedur pengembangan modul pembelajaran B.Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami prosedur pengembangan modul pembelajaran
  • 4. INDIKATOR 1. Mahasiswa dapat menyebutkan prosedur- prosedur pengembangan modul pembelajaran 2. mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengembangan modul pembelajaran
  • 5. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i KATA PENGANTAR........................................................................................... ii MENU UTAMA A. Sk/kd ..................................................................................................... iii B. Indikator ................................................................................................ iv DAFTAR ISI......................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2 D. Tujuan Pembelajaran Umum dan Pembelajaran Khusus........................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian modul....................................................................................... 3 B. Ciri-ciri modul........................................................................................... 3 C. Cara pengembangan modul....................................................................... 4 D. Lembar kerja siswa secara umum............................................................... 6 E. Perbedaan bahan ajar dan buku teks.......................................................... 14 F. Ciri-ciri bahan ajar...................................................................................... 20 G. Ciri-ciri buku teks...................................................................................... 24 H. Jenis-jenis bahan ajar................................................................................. 26 I. Teknik pengembangan modul..................................................................... 28 J. Komponen-komponen modul...................................................................... 28 K. Pemanfatan modul dalam pembelajaran di kelas........................................ 35
  • 6. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 36 B. Saran............................................................................................................... 36 BAB VI EVALUASI A. Latihan ........................................................................................................... RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA
  • 7. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya buku Pengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini. Saat ini sistem pembelajaran mandiri telah banyak diterapkan di Indonesia, seiring dengan makin berkembangnya lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal termasuk lembaga Diklat kedinasan. Sistem pembelajaran mandiri memang menuntut para peserta didiknya untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Hal ini sebagai konsekwensi adanya ciri keterpisahan antara pengajar dengan peserta belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh, serta adanya ciri keterbukaan/keluwesan dalam sistem pendidikan terbuka. Dalam perkembangannya, bahkan, sistem pembelajaran mandiri saat ini bukan hanya diterapkan di kalangan lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh, melainkan juga diterapkan pada sistem pendidikan regular. Dalam sistem pendidikan yang menerapkan konsep pembelajaran mandiri, sangat diperlukan bahan-bahan belajar yang dirancang khusus untuk dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, karena itu diperlukan para tenaga profesional yang mampu mengembangkan bahan belajar mandiri. Di fihak lain, sumber-sumber referensi tentang pengembangan bahan belajar mandiri sampai saat ini masih sangat terbatas, apalagi sumber pustaka lokal. Terbitnya buku ini diharapkan dapat turut mengatasi terbatasnya referensi tersebut. Buku ini dimaksudkan untuk membantu para pembaca yang berminat untuk mengembangkan bahan belajar mandiri ( modul). Sistematika dan sajian dalam buku ini diupayakan sedemikian rupa agar menjadi semacam paduan yang sederhana, praktis dan dapat dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri. Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Berbagai keterbatasan yang ada, menyebabkan kekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya, kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah ikut berperan membantu terbitnya buku ini. Semoga buku sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Tim penulis
  • 8. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modul dapat di artikan sebagai materi pelajaran yang disususn dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehungga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. Dengan kata lain sebuah modul adalah bahan belajar dimana pembacanya dapat belajar sendiri. Pengembanagan bahan belajar mandiri atau biasa disebut modul , langkah- langkah yang di tempuh adalah (1) perencanaan;(2) penulisan;(3)reviw dan revisi;(4)finalisasi. Penulis yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman di dalam tulis menulis, apakah menulis artikel,menulis diktat,menulis buku,dan menulis modul. Namun secara khusus dalam penyajian ini kami ingin mengajak anda untuk lebih memahami dan terampil dalam hal penulisan bahan ajar dalam bentuk modul. Oleh sebab itu modul ini diharapkan akan dapat membantu anda dalam meningkatkan pengetahuan tentang proses pengembangan bahan belajar mandiri (modul). Tujuan modul ini secara umum untuk memandu anda untuk merencanakan dan mengembangkan modul sebagai bahan belajar mandiri. Dengan demikian isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menulis modul. Modul ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama mengenai tahap perencanaan menulis modul, tahap ke dua tentang tahap penulisan, bagian ketiga tentang tahap refiw, uji coba dan refisi, dan bagian empat tentang tahap finalisasi dan penggandaan/percetakan. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian modul 2. Berbagai cara pengembangan modul 3. Tahap perencanaan 4. Tahap penulisan 5. Tahap reviw,uji coba dan revisi 6. Finalisasi dan percetakan
  • 9. 2 C. Tujuan 1. Menjelaskan langkah-langkah mempersiapkan outline penulisan modul 2. Menjelaskan langkah-langkah menulis sebuah modul 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam menulis modul D. Tujuan pembelajaran umum dan pembelajaran khusus 1. Tujuan pembelajaran umum Tujuan pembelajaran umum sering di singkat dengan TPU(goal general instructional objective) merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik setelah selesai pembelajaran /setelah selesai menyelesaikan suatu modul bahan ajar. Tujuan pembelajaran umum tersebut dapat pula menggambarkan tentang apa yang ingin disampaikan oleh pengajar/modul. 2. Tujuan pembelajaran khusus,atau sering disingkat dengan TPK (behafioral objektive/specific instructional objective) merupakan pernyataan-pernyataan yang menginformasikan apa yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, mengandung tentang kemampuan- kemampuan (kompetensi) khusus (pengetahuan,keterampilan,sikap) yang dapat terukur. Kemampuan-kemampuan yang dicerminkan dalam TPK dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur.
  • 10. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Modul Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dari sisi kebahasaannya, modul disusun secara sederhana sesuai dengan level berpikir anak SMK atau input SMK (dapat juga untuk level SMP, MTs, MA, SMA). Modul digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing indivisu secara efektif dan efisien. Modul juga memiliki karakteristik “stand alone” yaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain. Penyusunan modul dirancang bersahabat dengan pemakai, membantu kemudahan pengguna untuk diakses atau direspon. B. Ciri-ciri Modul  modul harus mampu membelajarkan diri sendiri (self learning).  tujuan awal dan tujuan akhir modul harus jelas dan dirumuskan secara terukur.  materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, terseda contoh-contoh dan ilustrasi yang jelas.  tersedianya soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya.  materi “up to date” dan kontekstual.  bahasa sederhana, lugas, dan komunikatif.  terdapat rangkuman materi pembelajaran.  tersedia instrumen penilaian yang memungkinkan siswa melakukan “self assessment”.  mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri.  terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat (feedback) adanya informasi tentang rujukan, pengayaan, referensi yang mendukung materi.
  • 11. 4  modul digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis semata C. Berbagai Cara Pengembangan Modul1 Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri. Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka dalam modul ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui adaptasi dan kompilasi. Namun demikian pada modulmodul berikutnya akan lebih banyak dibahas tentang cara pengembangan modul dengan “menulis sendiri”. 1. Adaptasi Modul adaptasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya. Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi: a) Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari peserta didik; b) Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik; c) Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; 4. Daftar Pustaka yang relevan d) Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari dan topik mana yang tidak perlu dipelajari e) Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk menjelaskan topik-topik yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta membingungkan peserta didik. 2. Kompilasi 1 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
  • 12. 5 Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sud2 ah ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau widiaiswara dengan menggunakan garis- garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya.  Prosedur Kompilasi Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar Pustaka di GBPP. 2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP. 3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP. 4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP . 5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan. 6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Pokok Bahasan kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagikan kepada peserta didik). Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, dosen atau widiaiswara dalam melakukan kompilasi, yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untuk buku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak cipta maka penggunaan atau pengkopiannya wajib memperoleh ijin dari pemegang hak cipta. 3. Menulis Menulis adalah cara pengembangan modul yang paling ideal. Bagi guru, dosen atau widiaiswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang professional. Bagi guru, dosen, terutama widiaiswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiswara dari kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya, sehingga akan 2 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
  • 13. 6 mengantarkan seorang mencapai jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.3 Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi dalam penulisan modul. Asumsi-asumsi tersebut adalah: 1. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang ilmu tertentu atau menguasai dengan baik dalam bidangnya. 2. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai kemampuan menulis. 3. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan peserta didik dalam Ilmu atau mata pelajaran tersebut. Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis dalam penulisan modul. Modul ditulis berdasarkan: 1) Kurikulum , 2) Satuan acara pembelajaran atau SAP, dan 3) garis-garis besar isi modul (GBIM). Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut; 1) perencanaan, 2) penulisan, 3) review, ujicoba dan revisi, 4) finalisasi dan pencetakan D. Tahap Perencanaan Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap perencanaan. Demikian pula halnya dengan pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap perencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai 3 Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and Wilson
  • 14. 7 suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam4 hal ini terutama media cetak dan orang yang ahli menulis yaitu penulis. Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul, agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik. Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan sehingga ia benar- benar mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun GarisGaris Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikan pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan cetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi, dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada bagian berikutnya. Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan GBIM modul:  Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan belajar tersebut?  Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai?  Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan?  Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran tersebut?  Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan? 4 Haryono, A. 1988. Model Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta: PAU PPAI
  • 15. 8  Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang merupakan pendukung media cetak tersebut?  Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan terhadap peserta diklat?  Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi pelajaran atau setiap mata diklat?  Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi?5 Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk diperhatikan agar modul yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dan tersaji secara baik dan sistematis. Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Peserta diklat Sebelum Anda menulis bahan belajar berupa modul, sebaiknya terlebih dahulu memiliki informasi yang jelas untuk siapakah anda menulis atau siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda akan menulis modul untuk peserta diklat atau orang yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda telah banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda akan menulis untuk peserta diklat yang baru bagi Anda dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin sebaiknya Anda menyisihkan waktu untuk mencari informasi tentang mereka. Informasi apakah yang perlu Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan modul? Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui tentang keadaan peserta didik Anda, yaitu: a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa umurnya? Jenis kelaminnya? Status perkawinan? Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka? Bagaimana lingkungan sosial budaya di wilayahnya? dan lain-lain, b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklat atau kegiatan belajar ini? Bagaimana hubungan diklat atau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka? Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yang mereka inginkan dari diklat ini? Dan lain-lainnya, 5 Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational Technology, London.
  • 16. 9 c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas mereka? Apakah mereka memiliki pengalaman sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar? Dan lain-lain, d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan, keterampilan dan sikap apa yang telah mereka kuasai sehubungan dengan bidang yang akan diajarkan? Apakah mereka memiliki ‘‘personal interest’’ 6 dan pengalaman yang relevan? (informasiinformasi ini sangat penting bagi Anda untuk penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh dan analogi).  Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator) Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sering pula diartikan sebagai kompetensi dasar dan indikator. Bila tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar) dan tujuan pembelajaran khusus (Indikator) telah dipertimbangkan dan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul, hal ini akan sangat bermanfaat untuk menghasilkan bahan belajar yang berkualitas. Mengapa demikian? Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak asing bagi Anda:  Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar): suatu pernyataan umum tentang apa yang Anda harapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelah ia menyelesaikan suatu bahan belajar. Tujuan pembelajaran umum ini juga menggambarkan tentang bahan belajar apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada peserta diklat.  Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah terjemahan dari specific instructional objective. Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective atau enabling objective, untuk membedakannya dari general instructional objective/goal, atau terminal objective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Akhir. Dalam literatur asing tentang penulisan modul menyebutkan sebagai behavioural objective yang berarti suatu pernyataan yang dapat menginformasikan kepada kita apa yang harus dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam kata kerja yang dapat diukur. Tujuan 6 Mager, R.F. 1962. Preparing Instructional Objectives. Belmont, Cal:Fearon Publisher.
  • 17. 10 pembelajaran khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan modul? a. Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu memperjelas arah dan tekanan kegiatan pembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, teman atau ahli yang akan mengkaji tulisan Anda dan 7 terlebih penting bagi peserta diklat. b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuan pembelajaran khusus yang jelas akan membantu Anda dalam menentukan materi penting yang akan disampaikan dan materi pendukungnya, serta mengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkan materi tersebut. c. Media dan metode: bila Anda telah memastikan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai, tentunya Anda dapat dengan mudah menentukan media pembelajaran dan aktivitas belajar apa yang paling tepat. d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu Anda menentukan alat dan metode penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat pula dijadikan dasar penilaian untuk mengukur efektivitas bahan belajar.  bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran? Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagi dengan istilah atau singkatan A B C D dalam perumusan tujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti Behavior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audience adalah peserta diklat yang akan belajar. Dalam tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta diklat yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklat yang mana? Misalnya peserta diklatpim IV, peserta diklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklat yang akan belajar tersebut diusahakan spesifik mungkin, agar sejak permulaan orang-orang yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuan diklat tersebut belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. 7 Mager, R.F. 1962. Preparing Instructional Objectives. Belmont, Cal:Fearon Publisher.
  • 18. 11 Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentu berharap tujuan pembelajaran tersebut dapat membantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itu pertama kita harus memikirkannya secara hati-hati kemudian merumuskannya dalam kata-kata yang jelas dan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (measurable) dan mencerminkan tingkah laku. Dengan demikian tampak jelas tingkah laku apa yang kita harapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajari modul. Ini berdasarkan prinsip kedua yaitu tujuan pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku atau behavior yang dapat diamati8 atau observable. Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusan tujuan pembelajaran antara lain;  menyebutkan  menjelaskan  Mengidentfikasikan  menyusun,  menuliskan,  membandingkan Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukan dalam kondisi yang bagaimana peserta diklat mendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal ini Anda dapat menggunakan kata-kata misalnya;  diberikan catatan tentang  diberikan kasus  diberikan seperangkat peralatan  tanpa alat dan referensi 8 Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Manager)
  • 19. 12 Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan pembelajaran ini dapat Anda pelajari pada bagian berikut:  Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi tujuan pembelajarn umum dan tujuan pembelajaran khusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnya dalam tahap perencanaan adalah menentukan isi pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsipprinsip dan teori-teori yang akan dimuat dala9 m bahan belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok bahasan menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan: a. Apakah materi cukup relevan dengan tujuan pembelajaran? b. Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu yang telah ditetapkan? c. Jika tidak mana yang harus dihilangkan? d. Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang diperlukan peserta diklat untuk mencapai tujuan? e. Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengan tingkat perkembangan peserta diklat dan up to date? f. Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai dan tidak diperlukan? – g. Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah perlu ada penambahan tujuan pembelajaran? h. Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan lagi menjadi sub materi yang lebih kecil? i. Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan (continuity) antara materi sebelumnya, materi sekarang, dan materi yang akan datang? j. Apakah uraian materi sudah tepat? k. Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari pokok materi, sehingga tampak materi tersebut merupakan satu kesatuan?  Pemilihan Media Walaupun yang dibicarakan dalam modul ini terutama adalah media cetak, namun mengingat setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan maka perlu 9 PAU PPAI UT, 1996 Mengajar di Perguruan Tinggi, AA. Jakarta: PAU PPAI
  • 20. 13 dipertimbangkan pula perpaduan media cetak dengan media lain. Bila kita merencanakan media cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang media lain yang dapat mendukungnya misalnya kaset audio, film, atau program video. Khusus untuk diklat tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak dilengkapi dengan program audio sebagai pelengkap. Selain itu media cetak dapat diperkuat pula dengan praktek. Praktek ini dapat dilakukan dengan membekali peserta diklat seperangkat peralatan praktek atau menganjurkan mereka menggunakan laboratorium. Mereka dapat melakukan praktek secara individu atau kelompok dengan bimbingan fasilitator.10 Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarak jauh perlu dipertimbangkan pula adanya pertemuan reguler antara peserta diklat dengan tutor atau antar peserta diklat. Pertemuan tatap muka ini merupakan sarana penting bagi peserta diklat dalam sistem belajar jarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atau untuk mengekspresikan dirinya. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media:  Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat dengan menggunakan media cetak?  Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau peralatan praktek sebagai media pendamping?  Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam diklat memungkinkan untuk menggunakan suatu media terutama media elektronik? Berikut ini adalah aturan umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Sebagian besar media dapat digunakan untuk mengajarkan bidang studi. (Namun demikian dalam pemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektif untuk materi tertentu dibandingkan dengan media lainnya). 10 Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.
  • 21. 14 Media yang memiliki daya kontrol tinggi; memungkinkan untuk terjadinya interaksi, memungkinkan adanya tes dan pemberian penguatan terhadap aktivitas belajar peserta diklat jelas menguntungkan. Beberapa peserta diklat akan menyukai media tertentu dari pada yang lain, dan tentunya antara peserta diklat yang satudengan yang lain berbedabeda tergantung pada kapasitas belajar mereka dari media tertentu. Pemilihan media hendaknya memperhitungan atau disesuaikan dengan sumber, bahan dan biaya yang tersedia.  Penilaian Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah penilaian dalam tahap perencanaan. Namun de11 mikian sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan strategi penilaian hasil belajar peserta diklat.  Siapa yang akan menilai?  Kapan penilaian dilakukan?  Mengapa mereka perlu dinilai?  Bagaimana cara penilaiannya? Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelas dirancang terlebih dahulu dalam perencanaan suatu modul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuan yang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut. E. Tahap Penulisan Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari tahap perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suatu rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau peserta diklat, tujuan umum dan tujuan khusus, materi atau isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian. Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM secara cermat, untuk kemudian melakukan langkah berikutnya yaitu: 1. persiapan outline 2. penulisan. 11 Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.
  • 22. 15  Persiapan Outline/Rancangan a. Menentukan topik yang akan dimuat Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Anda berikutnya adalah membuat catatan tentang topiktopik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalam hal ini anda harus memilih dan menilai topik-topik tersebut sehingga sesuai dengan keadaan peserta diklat. Untuk melakukan ini ada dua hal yang perlu diingat:  Pertama, daftar tentang tujuan pembelajaran khusus dan kebutuhan peserta diklat. Yakinkan ba12 hwa topik-topik yang akan anda masukkan terkait erat dengan tujuan khusus dan kebutuhan peserta diklat,  Kedua, tentang belajar aktif. Agar dapat mengembangkan belajar aktif dalam modul Anda, sebaiknya Anda membangun materi pelajaran bersamaan dengan pengembangan bahan belajar aktif daripada memikirkan aktivitas belajar setelah materi diuraikan. Agar dapat melakukan ini Anda perlu mengetahui materimateri/topik-topik apa yang akan anda masukkan. b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran Langkah berikutnya adalah mengatur topik dalam urutan yang logis. Maksudnya, urutan diatur sedemikian rupa sehingga membantu peserta diklat dalam menyerap materi pelajaran. Gunakan apa yang telah diketahui peserta diklat peserta diklat sebagai “starting point”. Ini berarti segala sesuatu harus berdasarkan pada kebutuhan peserta diklat bukan pada ide Anda. Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi selangkah. Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat sebelum ia melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu dan berusaha menghubungkan apa yang telah diketahui peserta diklat dengan materi yang akan dibahas. 12 Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.
  • 23. 16 Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media lain. Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam kaset audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut;  Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat?  Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati- hati? 13  Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas? Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat? Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi selangkah. Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat sebelum ia melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu dan berusaha menghubungkan apa yang telah diketahui peserta diklat dengan materi yang akan dibahas. Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media lain. Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam kaset audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut;  Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat? 13 Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.
  • 24. 17  Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati-hati?  Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas?  Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat? c. Mempersiapkan outline Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline sebuah modul. Dari hal-hal di atas tampak bahwa modul terdiri atas:  Pendahuluan; bagian ini berisi tentang uraian singkat mengenai materi yang akan dijelaskan dalam modul, hubungan dengan materi sebelumnya, tujuan, peralatan dan waktu yang diperlukan dalam mempelajari modul, dorongan belajar dan lain-lain.  Bagian utama; bagian utama ini berisi uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan, umpan balik.  Bagian penutup: berisi rangkuman atau kesimpulan, penjelasan tentang hubungan dengan materi berikutnya, dan dorongan kepada peserta diklat karena telah berhasil menyelesaikan modul dan diminta untuk mengikuti tes14 . Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapat membuat rancangan yang berbeda dengan contoh di atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi. Dari contoh tersebut tampak bahwa modul tersebut diawali dengan pendahuluan. Kemudian dilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tiga dan diakhiri dengan penutup atau tes. Setiap penggalan umumnya berisi uraian, contoh, aktivitas/latihan dan umpan balik. Anda dapat membuat outline tersebut secara lebih rinci lagi dengan memperhatikan pertanyaan sebagaiberikut.  Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam rancangan modul Anda)  Contohnya apa? Ilustrasinya apa?  Umpan baliknya bagaimana? 14 Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self- Improvement Program for Manager)
  • 25. 18  Penulisan a. Menulis draft 1 Setelah Anda mempersiapkan outline,langkah berikutnya adalah mencoba menulis draft 1. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam menulis draft .  Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang umum dipakai, dan menggunakan bahasa yang akrab seperti menyapa peserta diklat dengan sapaan “Anda”, dan saya bagi penulis?  Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan retorik secara tepat misalnya pada awal uraian diberikan 15 pertanyaan retorik kemudian Anda menjawabnya dalam uraian berikutnya?  Apakah Anda telah menghindari penggunaan sebuah kata yang terlalu sering, sementara Anda dapat menggantinya dengan kata lain?  Apakah Anda telah menggunakan bahasa preciese atau jelas daripada bahasa yang abstrak dan tidak jelas?  Apakah Anda telah berusaha menggunakan bahasa/kalimat aktif dari kalimat pasif? • Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang cukup jelas, pendek dan sederhana?  Apakah Anda telah menggunakan paragraf secara tepat?  Apakah telah jelas point pembelajaran dalam setiap paragraf?  Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu point pembelajaran dalam setiap paragraf?  Apakah Anda telah memberikan aktivitas dan feedback secara tepat?  Apakah Anda telah memberikan contoh secara tepat?  Apakah Anda telah menampilkan gambar dan diagram secara tepat? Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview tulisan Anda sendiri berdasarkan pertanyaanpertanyaan di atas. b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2 Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan coba mereview berdasarkan pertanyaan di atas, tugas berikutnya adalah melengkapidraft 1 15 Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational Technology, London.
  • 26. 19 menjadi draft 2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangan dan kelebihan dari tulisan Anda. Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2  Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi peserta diklat tentang apa yang mereka harapkan dari tulisan Anda? Sudahkan Anda menghindari bahasa yang membingungkan?  Apakah semua uraian cukup jelas bagi peserta diklat?  Apakah tata letak, contoh, gambar-gambar dibuat dalam efek yang menarik?  Apakah peserta diklat sudah diarahkan bila mereka harus mendengarkan radio, menonton program video, atau melakukan praktek?  Apakah Anda telah membuat tes mandiri “self assessment” dengan frekuensi yang cukup dan relevan terhadap tujuan belajar?  Apakah feedback/umpan balik yang Anda berikan cukup membantu peserta diklat dalam mencocokkan jawaban mereka?  Apakah Anda telah menetapkan waktu yang realistis bagi peserta diklat dalam melakukan suatu aktivitas? c. Menulis tes/p16 enilaian hasil belajar peserta diklat Pengembangan bahan tes atau penilaian pada dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan belajar itu sendiri. Penulis hendaknya mampu memilih metode, teknik dan alat penilaian yang tepat, sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan secara tepat. Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaian dalam proses belajar mandiri, yaitu:  Untuk membantu peserta diklat dalam memperbaiki kegiatan belajar mereka.  Untuk memberikan laporan tentang apa yang telah mereka pelajari. 16 Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials, London: IEC
  • 27. 20 Penggunaan hasil penilaian yang pertama sering disebut tes formatif karena dimaksudkan untuk membantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebut tes sumatif karena untuk menginformasikan tentang pencapaian hasil belajar. F. Tahap reviw,uji coba dan referensi 1. Reviw Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk membaca draft Anda secara cermat dan mintalah kritik dari mereka, biarkan mereka memberikan komentar yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda harapkan menjadi reviewer? Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :  Ahli materi/ahli bidang studi.  Ahli media/ahli instruksional.  Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan peserta diklat. Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media membaca tulisan Anda secara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim. Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media membaca tulisan Anda s17 ecara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim. Kegiatan diskusi tim ini sangat penting, agar setiap penulis mendapat masukan dari ahli materi dan ahli media, serta dapat memberikan masukan sesama penulis dalam hubungan yang simpatik dan saling mendukung. Bidang yang dikomentari pada dasarnya ada dua, yaitu: 17 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
  • 28. 21 isi/bidang studi, dan penyajian atau efektivitas pengajaran Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi/bidang studi antara lain : 1) Apakah tujuan umum dan tujuan khusus telah tergambar secara jelas ? 2) Apakah tujuan-tujuan tersebut relevan dengan kebutuhan nyata peserta diklat? 3) Apakah tujuan-tujuan khusus merupakan penjabaran dan mendukung tujuan umum? 4) Apakah ada tambahan tujuan umum dan tujuan khusus yang perlu dimasukkan? 5) Apakah materi sudah memadai untuk mencapai tujuan? 6) Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benar dan tepat? 7) Apakah materinya up to-date? 8) Apakah antar materi saling terkait secara logis? 9) Apakah uraian materi sudah didukung dengan contoh, analogi, ilustrasi dan cara 18 studi? Pertanyaan-pertanyaan di atas terutama menjadi tanggung jawab ahli materi. Dapat pula teman sejawat menyoroti masalah ini atau memberikan masukan tentang hal-hal yang menyangkut penyajia/efektivitas antara lain: 1) Apakah peserta diklat akan memahami apa yang harus mereka kerjakan? (Apakah sudah ada petunjuk belajar yang memadai)? 2) Apakah menurut Anda peserta diklat akan mengalami kesulitan mencapai tujuan-tujuan yang telah tertulis? 3) Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang sesuai dengan kemampuan peserta diklat? 4) Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus (case study) yang diberikan tampaknya sesuai dengan minat dan keadaan peserta diklat? 5) Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik? 6) Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat dipraktekkan? 7) Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas? 18 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
  • 29. 22 8) Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh, analogi, ilustrasi, case study, aktivitas, tugas-tugas dan test untuk perbaikan bahan belajar tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakan tanggung jawab pengkaji media. 2. Uji coba a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atau tiga peserta diklat sebagai sampel. Sampel hendaknya dari peserta diklat yang akan mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat tersebut diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil review ahli materi, ahli media dan teman sejawat. Bagaimana memulai uji coba ? Duduklah b19 ersama peserta diklat anda dalam tempat yang tidak terlalu jauh sehingga anda dapat mengamatinya selama satu atau dua jam. Teliti jika perlu melalui test bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memulai pelajaran. Selain itu teliti pula apakah peserta diklat memiliki pengetahuan awal yang disyaratkan untuk mempelajari modul Anda. (Cara ini dapat ditempuh dengan meminta peserta diklat membaca modul sebelumnya, yang materinya terkait erat dengan modul yang akan dipelajari). Jelaskan kepada peserta diklat bahwa tujuan Anda adalah menguji coba modul bukan menguji peserta diklat. Mintalah mereka untuk mengerjakannya secara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja. Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai. Amati bagaimana mereka mempelajari modul Anda. Dari manakah peserta diklat memulai/apa yang dijadikan ‘‘starting point’’ ? Bagaimana reaksi mereka terhadap aktivitas dalam modul ? apakah ada hal-hal yang membuat peserta diklat Anda 19 Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, International Extension College, Cambridge.
  • 30. 23 bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta diklat anda telah selesai, berikan test untuk mengetahui apakah peserta diklat anda telah belajar? Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba ini, hendaknya dijadikan dasar untuk perbaikan modul Anda. Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belum memberikan semua informasi yang Anda butuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yang lebih ‘‘realistic’’ yang disebut uji coba lapangan “field trials’’. b. Uji coba lapangn Dalam uji coba ini anda membutuhkan sampel peserta diklat lebih banyak, katakan 20 – 30 orang. Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut. Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test dalam pelajaran tersebut, baik sebelum atau sesudah membaca modul Anda. Koreksilah hasil mereka. Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner/ daftar pertanyaan yang meminta komentar mereka tentang: - Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan belajar tersebut? - Bagaimana mengenai kemudahan/ keterkaitan dan kegunaan bahan belajar tersebut?20 - Bagaimana yang mereka sukai dan tidak mereka sukai? Interview beberapa peserta diklat dan amati bagaimana tanggapan umum mereka terhadap bahan belajar dan bagaimana saran mereka untuk perbaikan bahan belajar tersebut. 3. Revisi Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk perbaikan bahan belajar. Bila semua informasi atau komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli media dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan belajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahan belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar untuk perbaikan modul, maka kita telah mendapatkan modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul 20 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
  • 31. 24 tersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya yaitu tahap “finalisasi” atau penyelesaian. G. Finalisasi dan percetakan Setelah modul direview, diuji coba dan direvisi maka langkah berikutnya adalah finalisasi dan pencetakan. Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dan kelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi.  Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)?  Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap?  Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap?  Apakah penomeran halaman sudah benar? Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan adalah:  typografi/tata huruf  heading  penomeran halaman dan catatan kaki  layout 21  ilustrasi  penggunaan warna Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil pencetakan dapat dibaca dengan baik, enak dibaca, memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan umur dan tingkat kemampuan pembaca. Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapat menempuh 2 cara : 1. pencetakan diserahkan ke percetakan, 21 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
  • 32. 25 2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan menggunakan Desktop Publishing. Desktop Publishing adalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkan komputer yang mampu untuk mengatur text dan grafik dengan memanipulasi gambar yang tampak dilayar. Komputer yang dapat digunakan adalah Macintosh dan IBM PC, serta jenis komputer lain yang memungkinkan untuk itu. Kelebihan Desktop Publishing dibandingkan dengan pencetakan konvensional adalah :  pengontrolan lebih baik pada pasca produksi  lebih cepat  lebih mudah dan lebih cepat untuk diedit  revisi dapat dilakukan dari terbitan terbaru  relatif lebih murah, jika dihitung pencetakan perlembar Kelemahannya adalah : • butuh pelatihan khusus • butuh dukungan teknik yang memadai  TUGAS 1 Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang? 2 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul? 3 Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka perencanaan modul? 4 Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus? 5 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan materi?22 6 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media? 7 Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan? 22 Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials, London: IEC
  • 33. 26 H. Lembar Kerja Siswa Secara Umum  judul, mata pelajaran, semester, tempat  petunjuk belajar  kompetensi yang akan dicapai  indikator  informasi pendukung  tugas-tugas dan langkah-langkah kerja  penilaian  Perbedaan Bahan Ajar dan Buku teks Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar (KBM), sementara buku teks adalah sumber informasi yang disusun dengan urutan atau struktur berdasar bidang ilmu tertentu. a. Ciri-ciri bahan ajar  Menimbulkan minat baca  Ditulis dan dirancang untuk siswa  Menjelaskan tujuan instruksional  Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel  23 Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.  Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih  Mengakomodasi kesulitan siswa  Memberikan rangkuman  Gaya penulisan komunikatif dan semi formal  Kepadatan berdasar kebutuhan siswa  Dikemas untuk proses instruksional  Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa  Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
  • 34. 27 b. Ciri-ciri buku tekst  Mengasumsikan minat dari pembaca  Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)  Dirancang untuk dipasarkan secara luas  Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional  Disusun secara linear  Stuktur berdasar logika bidang ilmu  Belum tentu memberikan latihan  Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa  Belum tentu memberikan rangkuman  Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif24  Sangat padat  Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca. 1. Teknik Pengembangan Modul Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal. 25 Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi: a. Menulis Sendiri (Starting from Scratch) 24 Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT. 25 Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational Technology, London.
  • 35. 28 Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus. 2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging) RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik. 3. Penataan Informasi (Compilation) Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan. I. Komponen-komponen modul Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya. 26 26 Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self- Improvement Program for Manager)
  • 36. 29 a. Tinjauan Mata Pelajaran Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok- pokok isi mata pelajaran yang mencakup:  Deskripsi mata pelajaran  Kegunaaan mata pelajaran  Kompetensi dasar  Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)  Petunjuk Belajar Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran. b. Pendahuluan Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:  Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat  Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul  Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.
  • 37. 30  Relevansi, yang terdiri atas: 1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni dan kegiatan dalam mod27 ul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference) 2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional  Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis  Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik. Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu 2) Urutan sajian yang logis 3) Mudah dicerna dan enak dibaca c. Kegiatan Belajar Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara sisternatis. Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan 27 Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.
  • 38. 31 contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-ka28 sus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud. Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.  Uraian Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat: 1) materi harus relevan dengan esensi kompetensi. 2) Materi berada dalam cakupan topik inti 3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan tidak kaku 4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa 5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan menantang  Contoh Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/ mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah. Prinsip dalam pe29 nyajian contoh hendaknya: 28 Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.
  • 39. 32 a. Relevan dengan isi uraian b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran c. Jumlah dan jenisnya memadai d. Logis (masuk akal) e. Sesuai dengan realitas f. Bermakna  Latihan Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan: a. Relevan dengan materi yang disajikan b. Sesuai dengan kemampuan siswa c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb d. Bermakna (bermanfaat) e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran 29 AECT Task Force. 1977. The Definition of Educational Technology, Washington DC: AECT
  • 40. 33  Rambu-rambu jawaban latihan Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.30  Rangkuman Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran siswa. Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan: a) Berisi ide pokok yang telah disajikan b) Disajikan secara berurutan c) Disajikan secara ringkas d) Bersifat menyimpulkan e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif) f) Memantapkan pemahaman pembaca g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang sulit dipahami.  Tes formatif 30 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
  • 41. 34 Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat: a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumusk b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan maupun dart pilihan jawaban yang ditawarkan c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting d) Butir tes harus memenuh31 i syarat-syarat penulisan butir soal  Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya.  Tindak lanjut Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 % 31 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.
  • 42. 35 dalam tes formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar tersebut bila hasilnya masih di bawah 80% dari skor maksimum. J. Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan 32 belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit. Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul. 32 Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and Wilson
  • 43. 36 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Modul ini telah menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Dalam prosedur pengembangan modul langkahlangkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi serta finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup bekal dalam tulis menulis modul. Namun demikian mungkin Anda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus dan memperbanyak pengalaman khusus dalam menulis modul diklat. Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modul ini, adalah mampu menerapkan prosedur pengembangan modul. Materi pokok yang ada dalam modul ini adalah; 1. Pengertian modul, dan fungsinya dalam diklat. 2. Cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis, 3. Langkah-langkah penulisan modul. B. Saran Sudah sepantasnya kita sebagai calon guru untuk mempelajari sekaligus memahami cara-cara atau metode-metode pembuatan modul karena selain memudahkan siswa untuk belajar juga memudahkan kita untuk mengajar dan membuat peserta didik memahami tentang pembelajaran yang sedang berlangsung ataupun pembelajaran selanjutnya. Agar modul yang kita susun sesuai dengan kebutuhan peserta didik/diklat,tersaji dengan baik, serta m33 emiliki kebenaran dan kebermaknaanmateri,maka hendaklah kita ketahui informasi penting tentang peserta didik dalam melaksanakan tahap perencanaan menulis modul Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda mau mempelajari modul-modul berikutnya yang lebih teknis. Setelah itu mempraktekkan materi yang anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Semoga sukses sebagai penulis modul. 33 Haryono, A. 1988. Model Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta: PAU PPAI
  • 44. 37  Soal latihan 1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang? 2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul? 3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka perencanaan modul? 4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus? 5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan materi? 6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media? 7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan?
  • 45. 38