SlideShare a Scribd company logo
BAB I
KONSEP MEDIS
1.

Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paruparu, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan

tubuh

yang

berubah

menjadi

ganas.

(http//www.pikiran-

rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)

2.

Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu :
a)

Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas.

b) Masa reproduksi yang relatif panjang.
 Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
 Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
 Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan
hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang
sudah punya anak.
 Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat
menyusui.
 Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun
pula.
 Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun
 Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih
besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya
menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
3. Anatomi fisiologi
1) Anatomi payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa
dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar
parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula
pengaliran
2.

yang

ke
Fisiologi

kelenjar

interpektoralis.
payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas
pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga
hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya
asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa
hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena
kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi,

dan

tumbuh

duktus

baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)

4.

Insiden

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker
di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan
kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan
patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah
kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan
kanker

nasofaring

(Anaonim,

2004).

Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita.
Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada
wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah
kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal
29-8-2005,

5.

sumber

:

Harianto,

dkk).

Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung
pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan
usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda
dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause).
Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit
berbahaya

lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung
reseptor

yang

mengikat

estradiol,

suatu

tipe

ekstrogen,

dan

pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada
jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari
kanker-kanker

payudara

memberikan

respon

hormone
terhadap

dependent.
hormone

Kanker-kanker

treatment

ini

(endocrine

chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002,
hal

:

1589)

6.

Gejala

klinik

Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara
yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan
dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam
waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting,
pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu
Tanggal

29-8-2005,

Harianto,

dkk)

Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan
padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm,
biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar
payudara.

(Erik

T,

7.

Klasifikasi

1.

2005,

Tumor

hal

:

kanker

payudara

primer

1.

Tx

:

Tumor

primer

2.

To

:

Tidak

terbukti

tidak

(T)
dapat

adanya

42)

ditentukan

tumor

primer

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4.
T1a

T1

:
:

Tumor
Tumor

<
<

2
0,5

cm
cm
T1b

:

Tumor

0,5

–

1

cm

T1c

:

Tumor

1

–

2

cm

5.

T2

6.

:

T3

Tumor
:

–

2

Tumor

5

diatas

cm

5

cm

7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax

atau

T4a

:

T4b

:

Melekat
Edema

T4c

kulit,

ulkus,

:

2.

Pembesaran

N0

peau

:

satelit

dan

T4b
karsinomatosis

limfe
kelenjar

dada

d’orange,

Mastitis

Nodus
Nx

dinding

T4a
:

2.
1.

pada

:

T4d

kulit.

regional

regional

Tidak

tidak

teraba

(N)

dapat

ditentukan

kelenjar

axila

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu
sama
N3

lain
:

atau

Terdapat

3.
1.
2.

melekat

jaringan

sekitarnya.

mamaria

kelenjar

pada

interna

homolateral

Metastas
Mx

:

M0

jauh

Metastase
:

jauh

Tidak

tidak
ada

(M)
dapat

ditemukan

metastase

jauh

3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

8.

Stadium

kanker

payudara

:

1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN)
atau

penyebaran

luas.

2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada
penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih

besar

dari

5

cm

tanpa

keterlibatan

LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
semua

tumor

dengan

LN

terkena,

tidak

ada

penyebaran

jauh

5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan
LN
6.

supraklavikular.
Stadium

(Setio

IV

:

W,

9.

semua

tumor

2000,

dengan
hal

metastasis
:

jauh.
285)

Pemeriksaan

diagnostik

1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal
dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit
dengan

kista.

3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara
pada
4)

organ
Sistologi

biopsi

lain

aspirasi

jarum

halus

5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan selsel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
(Michael

D,

dkk,

2005,

hal

10.

:

15-66)

Pencegahan

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi.
Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan
pemeriksaan.
Cara

pemeriksaan

adalah

sebagai

berikut

:

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau
keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan
pada

ketiak

kiri.

5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat
digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada
sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Ramadhan)

11.

Penanganan

Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang
luas

dengan

kulit

yang

terkena).

2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua
kelenjar

limfe

dilateral

otocpectoralis

3.

Mastektomi

radikal

Seluruh

payudara,

atau

1)

semua

sebagian

Mastektomi

yang
besar

minor.
dimodifikasi

jaringan

aksial
radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh
isi
2)

aksial.
Mastektomi

radikal

yang

diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna.

Non

pembedahan

1.

Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2.

Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3.

Terapi

hormon

dan

endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi
(Smeltzer,

adrenalektomi
dkk,

2002,

KONSEP

hal

hipofisektomi.
:

ASUHAN

1596

-

1600)

KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan
laboratorium

riwayat
dan

kesehatan,

diagnostik,

serta

pengkajian

fisik,

pemeriksaan

review

catatan

sebelumnya.

Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data,
sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.

Pengumpulan

data

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan
proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang
bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan
keperawatan

.

Sumber

data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan
petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.

Data

yang

disimpulkan

Data

meliputi

biografi

:
/biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur,
jenis

kelamin,

agama,

pendidikan,

Riwayat

pekerjaan

dan

keluhan

alamat.

utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak,
nyeri.

Riwayat

kesehatan

masa

lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah

ada

Pengkajian

keluarga

yang

menderita

fisik

penyakit

yang

sama

meliputi

.

:

Keadaan

umum

Tingkah

laku

BB
Pengkajian

Pemeriksaan

dan
head

TB
to

toe

laboratorium

:

Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,
trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae
adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan
pemeriksaan

Pengkajian

reseptor

pola

kebiasaan

hormon.

hidup

sehari-hari

meliputi

:

Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan,
makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan
sesudah

masuk

RS.

Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan
sesudah

masuk

RS.

Istirahat

dan

tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.

Personal
1.

hygiene

Frekuensi

mandi

2.

Frekuensi

3.

Dikaji

Identifikasi

dan

menggosok

mencuci
sebelum

masalah

rambut
dan

psikologis,

Status

gigi
dalam

pada

saat

sosial

dan

dalam

sehari
seminggu

di

RS

spritual

:

psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat
sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme
koping
Status

yang

negatif.
social

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan
masyarakat
Kegiatan

lain.
keagamaan
Klien

mengatakan

kegiatan

shalat

5

waktu

berkurang.

Klasifikasi

Data

Data

pengkajian

:

Data

subyektif

Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal
sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk,
nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur,
harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.

Data

obyektif

Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang
meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara,
hasil

pemeriksaan

laboratorium

dan

diagnostik.

Analisa

Data

Merupakan

proses

intelektual

yang

merupakan

kemampuan

pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang
sama

dengan

masalah

yang

didapat

DIAGNOSA

pada

klien.

KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan
4.

Gangguan

5.

Resiko

berhubungan
harga
infeksi

diri

dengan perubahan
berhubungan

berhubungan

dengan
dengan

gambaran tubuh.
kecacatan
luka

bedah
operasi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake
tidak

adekuat.
PERENCANAAN
Perencanaan

keperawatan

adalah

pengembangan

dari

pencatatan

perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah
diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi,
rasional,

implementasi

dan

evaluasi.

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan
massa

tumor

Ditandai

dengan

:

DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar
ke
kanan.
DO

:

-

-

Klien

nampak

Klien
Nampak

luka

nampak

di

Tujuan

verban

pada

:

sesak

payudara

sebelah

Nyeri

Kriteria
Klien

meringis

kiri

teratasi.

Hasil
mengatakan

Nyeri

nyeri

berkurang

tekan

Ekspresi

:
atau

tidak

ada

wajah

Luka

sembuh

hilang

tenang
dengan

baik

Intervensi

:

1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
intervensi
2)

selanjutnya.
Beri

posisi

yang

menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat
secara

efektif

dan

dapat

mengurangi

nyeri.
3)

Anjurkan

teknik

relaksasi

napas

dalam.

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar

sirkulasi

4)

O2

ke

Ukur

seluruh

jaringan.

tanda-tanda

vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan

nyeri.

5)

Penatalaksanaan

pemberian

analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat
nyeri

tidak

dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai

dengan

:

DS

:

Klien

mengeluh

sakit

Klien

mengeluh

Klien

tidak

jika

lengan

badan

digerakkan.

terasa

mau

lemah.

banyak

bergerak.

DO

:

Klien

tampak

Tujuan

:

takut
Klien

Kriteria
Klien

bergerak.

dapat

beraktivitas

Hasil
dapat

Peningkatan

:

beraktivitas

kekuatan

bagi

–

tubuh

hari.

yang

sehari

sakit.

Intervensi
1)

:

Latihan

rentang

gerak

pasif

sesegera

mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada
keterbatasan
2)

Bantu

gerak.
dalam

aktivitas

perawatan

diri

sesuai

keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
3)

Bantu

ambulasi

dan

dorong

memperbaiki

postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam
gerakan

dan

3. Kecemasan

berhubungan

postur.

dengan perubahan

Ditandai

gambaran tubuh.

dengan

:

DS

:

Klien

mengatakan

Ekspresi

takut

ditolak

wajah

Tidak

oleh

orang

tampak

mau

lain.
murung.

melihat

tubuhnya.

DO

:

Klien

tampak

Tujuan

takut

:

melihat

Kecemasan

Kriteria

anggota
dapat

berkurang.

Hasil

Klien

:

tampak

Mau

berpartisipasi

tenang

dalam

program

Intervensi
1)

tubuhnya.

terapi

:

Dorong

klien

untuk

mengekspresikan

perasaannya.

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan,
sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
2)

Diskusikan

tanda

dan

gejala

depresi.

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat
dikenali

3)

dan

Diskusikan

tanda

diukur.

dan

gejala

depresi

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran
diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan
tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian
prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap,
mendekati

normal.
4.

Gangguan

harga

diri

berhubungan

Ditandai

dengan

kecacatan

bedah

dengan

:

DS

:

Klien

mengatakan

malu

dengan

keadaan

dirinya

DO

:

Klien

jarang

bicara

Klien

dengan

pasien

lain

nampak

Tujuan

:

Klien

dapat

murung.

menerima

Kriteria

keadaan

dirinya.

Hasil

Klien

tidak

Klien

malu

dapat

:

dengan

keadaan

menerima

efek

dirinya.
pembedahan.

Intervensi

:

1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan
2)

masalah
Tinjau

ulang

efek

pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi.
3)

Berikan

Rasional
4)

:

Anjurkan

dukungan

klien

bisa

keluarga

klien

emosi

menerima
untuk

selalu

klien.

keadaan

dirinya.

mendampingi

klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

5.

Resiko

infeksi

berhubungan

Ditandai

dengan

luka

operasi.

dengan

:

DS
Klien
DO

:
mengeluh

nyeri

pada

daerah

sekitar

operasi.
:
Adanya

balutan

pada

luka

operasi.

Terpasang

drainase

Warna

drainase

Tujuan

:

merah
Tidak

muda

terjadi

Kriteria

infeksi.

Hasil

Tidak

ada

Luka

dapat

:

–

tanda

tanda

sembuh

infeksi.

dengan

sempurna.

Intervensi
1)

:

Kaji

adanya

–

tanda

tanda

infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi
sehingga

dapat

segera

diberikan

tindakan

yang

tepat.

2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
3)

Lakukan

prosedur

invasif

secara

aseptik

dan

antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab
infeksi.
4)

Penatalaksanaan

pemberian

antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi
proses

infeksi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan

penyakitnya

berhubungan

dengan

Ditandai
DS

:

kurangnya
dengan

Klien

DO

:

Tujuan

:

sering
Ekspresi
Klien

:

menanyakan

tentang

wajah
mengerti

Kriteria
Klien

informasi.

penyakitnya.
murung/bingung.

tentang

penyakitnya.

Hasil
tidak

menanyakan

:
tentang

penyakitnya.
Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.

Intervensi

:

1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan
yang

akan

datang.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program
terapi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan
pemasukan

cairan

yang

adekuat.

Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi

untuk

mengingatkan

regenerasi

jaringan

atau

proses

penyembuhan.
3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan,
dan

meningkatkan

perasaan

sehat.

4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan
minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan
menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang
masih
Rasional

ada.
:

Anjurkan

Mengidentifikasi

mengindikasikan

terjadinya

untuk

perubahan
/

jaringan

berulangnya

Mammografi.
payudara

yang

tumor

baru.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake
yang

tidak

adekuat
Ditandai

dengan

:

DS
Klien

:
mengeluh

nafsu

makan

menurun
Klien

mengeluh

lemah.

DO

:

Setengah

porsi

makan

Klien

tidak

dihabiskan

nampak

Nampak

terpasang

Hb

cairan

lemah.
infus

10,7

Tujuan

:

32

tetes/menit.

gr
kebutuhan

Kriteria

%.

nutrisi

terpenuhi

Hasil

Nafsu

:

makan

Klien

meningkat

tidak

Hb

normal

lemah
–

(12

14

gr/dl)

Intervensi

:

1)

Kaji

pola

makan

klien

Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan
asupan

dalam

tindakan

selanjutnya.

2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan
nutrisi

sedikit

demi

sedikit.

3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional

:

agar

menambah

nafsu

makan

pada

waktu

makan.

4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi
penambah
5)

Libatkan

tenaga.
keluarga

dalam

pemenuhan

nutrisi

klien

Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk
kebutuhan

energi.

Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana
rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas
yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan
intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap
biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien,
kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat
respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan
informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian,
dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana
perawatan

dalam

tahap

proses

keperawatan

berikutnya

Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi
keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan
pasien

ke

Daftar

arah

pencapaian

hasil.

Pustaka

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat,
Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC,
Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex
Media Komputindo, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Lapkas onkologi
Lapkas onkologiLapkas onkologi
Lapkas onkologi
randy saputra
 
Mioma uteri
Mioma uteriMioma uteri
Mioma uteri
Rsia Muslimat
 
Ppt renita
Ppt renitaPpt renita
Ppt renita
maretarenita
 
130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt
Elvira Cesarena
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
Yulinda Erfa
 
Mioma uteri
Mioma uteriMioma uteri
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
Arvin Saptyan
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
ahmadonterio
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Kista kehamilan
Kista kehamilanKista kehamilan
Kista kehamilan
SamuelZhang37
 
Gangguan pada tuba falopi d atau uterus
Gangguan pada tuba falopi d atau uterusGangguan pada tuba falopi d atau uterus
Gangguan pada tuba falopi d atau uterus
Iyyiee Iyyiee
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
Syscha Lumempouw
 
Bab ii
Bab iiBab ii

What's hot (17)

Lapkas onkologi
Lapkas onkologiLapkas onkologi
Lapkas onkologi
 
Mioma uteri
Mioma uteriMioma uteri
Mioma uteri
 
Ppt renita
Ppt renitaPpt renita
Ppt renita
 
130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Mioma uteri
Mioma uteriMioma uteri
Mioma uteri
 
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandunganGinekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
 
Kista kehamilan
Kista kehamilanKista kehamilan
Kista kehamilan
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Gangguan pada tuba falopi d atau uterus
Gangguan pada tuba falopi d atau uterusGangguan pada tuba falopi d atau uterus
Gangguan pada tuba falopi d atau uterus
 
0.mata kuliah ginekologi
0.mata kuliah ginekologi0.mata kuliah ginekologi
0.mata kuliah ginekologi
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Similar to Askep ca mamae

asuhan keperawatan Kanker payudara .pptx
asuhan keperawatan Kanker payudara .pptxasuhan keperawatan Kanker payudara .pptx
asuhan keperawatan Kanker payudara .pptx
LizaMerianti1
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
Rian Alfajri
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
fikri asyura
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
UmmuNadhifa1
 
Ginekologi kanker payudara
Ginekologi   kanker payudaraGinekologi   kanker payudara
Ginekologi kanker payudara
AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYA
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
Helmon Chan
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
nenden lisnawati
 
Mengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudaraMengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudara
ikakecilofficial
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Vina Habibah
 
CA Mammae.pptx
CA Mammae.pptxCA Mammae.pptx
CA Mammae.pptx
GaniDwiCahya2
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kurniawati48
 
Ca Mammae.pptx
Ca Mammae.pptxCa Mammae.pptx
Ca Mammae.pptx
LisaSofitriana
 
5676135 kanker-payudara
5676135 kanker-payudara5676135 kanker-payudara
5676135 kanker-payudara
Elvira Cesarena
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksinovaangelia125
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
bernadetekolin
 

Similar to Askep ca mamae (20)

asuhan keperawatan Kanker payudara .pptx
asuhan keperawatan Kanker payudara .pptxasuhan keperawatan Kanker payudara .pptx
asuhan keperawatan Kanker payudara .pptx
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Ginekologi kanker payudara
Ginekologi   kanker payudaraGinekologi   kanker payudara
Ginekologi kanker payudara
 
kanker payudara
kanker payudarakanker payudara
kanker payudara
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
 
Mengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudaraMengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudara
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
 
CA Mammae.pptx
CA Mammae.pptxCA Mammae.pptx
CA Mammae.pptx
 
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
 
Ca Mammae.pptx
Ca Mammae.pptxCa Mammae.pptx
Ca Mammae.pptx
 
5676135 kanker-payudara
5676135 kanker-payudara5676135 kanker-payudara
5676135 kanker-payudara
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksi
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep ca mamae

  • 1. BAB I KONSEP MEDIS 1. Pengertian Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paruparu, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40) Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran- rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk) 2. Etiologi Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu : a) Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas. b) Masa reproduksi yang relatif panjang.  Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.  Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)  Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
  • 2.  Kehamilan dan menyusui Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.  Wanita gemuk Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.  Preparat hormon estrogen Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun  Faktor genetik Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46) 3. Anatomi fisiologi 1) Anatomi payudara Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran 2. yang ke Fisiologi kelenjar interpektoralis. payudara Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
  • 3. beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535) 4. Insiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004). Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, 5. sumber : Harianto, dkk). Patofisiologi Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit
  • 4. berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara memberikan respon hormone terhadap dependent. hormone Kanker-kanker treatment ini (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589) 6. Gejala klinik Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk) Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 7. Klasifikasi 1. 2005, Tumor hal : kanker payudara primer 1. Tx : Tumor primer 2. To : Tidak terbukti tidak (T) dapat adanya 42) ditentukan tumor primer 3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor 4. T1a T1 : : Tumor Tumor < < 2 0,5 cm cm
  • 5. T1b : Tumor 0,5 – 1 cm T1c : Tumor 1 – 2 cm 5. T2 6. : T3 Tumor : – 2 Tumor 5 diatas cm 5 cm 7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau T4a : T4b : Melekat Edema T4c kulit, ulkus, : 2. Pembesaran N0 peau : satelit dan T4b karsinomatosis limfe kelenjar dada d’orange, Mastitis Nodus Nx dinding T4a : 2. 1. pada : T4d kulit. regional regional Tidak tidak teraba (N) dapat ditentukan kelenjar axila 3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama N3 lain : atau Terdapat 3. 1. 2. melekat jaringan sekitarnya. mamaria kelenjar pada interna homolateral Metastas Mx : M0 jauh Metastase : jauh Tidak tidak ada (M) dapat ditemukan metastase jauh 3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula 8. Stadium kanker payudara : 1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas. 2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN 3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
  • 6. 4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh 5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN 6. supraklavikular. Stadium (Setio IV : W, 9. semua tumor 2000, dengan hal metastasis : jauh. 285) Pemeriksaan diagnostik 1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker. 2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista. 3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada 4) organ Sistologi biopsi lain aspirasi jarum halus 5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan selsel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. (Michael D, dkk, 2005, hal 10. : 15-66) Pencegahan Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau
  • 7. keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter. 2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara. 3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi. 4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. 5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. 6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan) 11. Penanganan Pembedahan 1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena). 2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis 3. Mastektomi radikal Seluruh payudara, atau 1) semua sebagian Mastektomi yang besar minor. dimodifikasi jaringan aksial radikal
  • 8. Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi 2) aksial. Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna. Non pembedahan 1. Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila. 2. Kemoterapi Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. 3. Terapi hormon dan endokrin Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi (Smeltzer, adrenalektomi dkk, 2002, KONSEP hal hipofisektomi. : ASUHAN 1596 - 1600) KEPERAWATAN PENGKAJIAN Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan laboratorium riwayat dan kesehatan, diagnostik, serta pengkajian fisik, pemeriksaan review catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan. Pengumpulan data Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan
  • 9. keperawatan . Sumber data Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi. Data yang disimpulkan Data meliputi biografi : /biodata Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, Riwayat pekerjaan dan keluhan alamat. utama. Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri. Riwayat kesehatan masa lalu Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Apakah ada Pengkajian keluarga yang menderita fisik penyakit yang sama meliputi . : Keadaan umum Tingkah laku BB Pengkajian Pemeriksaan dan head TB to toe laboratorium : Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
  • 10. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan Pengkajian reseptor pola kebiasaan hormon. hidup sehari-hari meliputi : Nutrisi Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS. Eliminasi Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS. Istirahat dan tidur Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit. Personal 1. hygiene Frekuensi mandi 2. Frekuensi 3. Dikaji Identifikasi dan menggosok mencuci sebelum masalah rambut dan psikologis, Status gigi dalam pada saat sosial dan dalam sehari seminggu di RS spritual : psikologis Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping Status yang negatif. social Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat Kegiatan lain. keagamaan
  • 11. Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang. Klasifikasi Data Data pengkajian : Data subyektif Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga. Data obyektif Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Analisa Data Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat DIAGNOSA pada klien. KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu. 3. Kecemasan 4. Gangguan 5. Resiko berhubungan harga infeksi diri dengan perubahan berhubungan berhubungan dengan dengan gambaran tubuh. kecacatan luka bedah operasi. 6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi. 7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.
  • 12. PERENCANAAN Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui. Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi. 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor Ditandai dengan : DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan. DO : - - Klien nampak Klien Nampak luka nampak di Tujuan verban pada : sesak payudara sebelah Nyeri Kriteria Klien meringis kiri teratasi. Hasil mengatakan Nyeri nyeri berkurang tekan Ekspresi : atau tidak ada wajah Luka sembuh hilang tenang dengan baik Intervensi : 1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran. Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi 2) selanjutnya. Beri posisi yang menyenangkan. Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
  • 13. 3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi 4) O2 ke Ukur seluruh jaringan. tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri. 5) Penatalaksanaan pemberian analgetik Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu. Ditandai dengan : DS : Klien mengeluh sakit Klien mengeluh Klien tidak jika lengan badan digerakkan. terasa mau lemah. banyak bergerak. DO : Klien tampak Tujuan : takut Klien Kriteria Klien bergerak. dapat beraktivitas Hasil dapat Peningkatan : beraktivitas kekuatan bagi – tubuh hari. yang sehari sakit. Intervensi 1) : Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin. Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan 2) Bantu gerak. dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan. 3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur. Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam
  • 14. gerakan dan 3. Kecemasan berhubungan postur. dengan perubahan Ditandai gambaran tubuh. dengan : DS : Klien mengatakan Ekspresi takut ditolak wajah Tidak oleh orang tampak mau lain. murung. melihat tubuhnya. DO : Klien tampak Tujuan takut : melihat Kecemasan Kriteria anggota dapat berkurang. Hasil Klien : tampak Mau berpartisipasi tenang dalam program Intervensi 1) tubuhnya. terapi : Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya. 2) Diskusikan tanda dan gejala depresi. Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali 3) dan Diskusikan tanda diukur. dan gejala depresi Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh. 4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik. Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.
  • 15. 4. Gangguan harga diri berhubungan Ditandai dengan kecacatan bedah dengan : DS : Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya DO : Klien jarang bicara Klien dengan pasien lain nampak Tujuan : Klien dapat murung. menerima Kriteria keadaan dirinya. Hasil Klien tidak Klien malu dapat : dengan keadaan menerima efek dirinya. pembedahan. Intervensi : 1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya. Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan 2) masalah Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi. 3) Berikan Rasional 4) : Anjurkan dukungan klien bisa keluarga klien emosi menerima untuk selalu klien. keadaan dirinya. mendampingi klien. Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya. 5. Resiko infeksi berhubungan Ditandai dengan luka operasi. dengan : DS Klien DO : mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi. :
  • 16. Adanya balutan pada luka operasi. Terpasang drainase Warna drainase Tujuan : merah Tidak muda terjadi Kriteria infeksi. Hasil Tidak ada Luka dapat : – tanda tanda sembuh infeksi. dengan sempurna. Intervensi 1) : Kaji adanya – tanda tanda infeksi. Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat. 2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi. 3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi. 4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi. 6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan Ditandai DS : kurangnya dengan Klien DO : Tujuan : sering Ekspresi Klien : menanyakan tentang wajah mengerti Kriteria Klien informasi. penyakitnya. murung/bingung. tentang penyakitnya. Hasil tidak menanyakan : tentang penyakitnya.
  • 17. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya. Intervensi : 1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang. Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi. 2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat. Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan. 3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat. Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat. 4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak. Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara. 5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih Rasional ada. : Anjurkan Mengidentifikasi mengindikasikan terjadinya untuk perubahan / jaringan berulangnya Mammografi. payudara yang tumor baru. 7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat Ditandai dengan : DS Klien : mengeluh nafsu makan menurun
  • 18. Klien mengeluh lemah. DO : Setengah porsi makan Klien tidak dihabiskan nampak Nampak terpasang Hb cairan lemah. infus 10,7 Tujuan : 32 tetes/menit. gr kebutuhan Kriteria %. nutrisi terpenuhi Hasil Nafsu : makan Klien meningkat tidak Hb normal lemah – (12 14 gr/dl) Intervensi : 1) Kaji pola makan klien Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya. 2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit. 3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan. 4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau. Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah 5) Libatkan tenaga. keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi. Implementasi Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana
  • 19. rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya Evaluasi Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke Daftar arah pencapaian hasil. Pustaka Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta. Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.