SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
TUGAS MATKUL B3
SOLIDIFIKASI/STABILISASI
Diusulkan oleh:
Kharis Pratama 12612066 (angkatan 2012)
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
Pendahuluan
A. Logam Berat
Istilah logam berat menunjuk pada unsur logam yang mempunyai berat jenis
lebih tinggi dari 5 g/cm3. Disebut logam berat berbahaya karena umumnya memiliki
rapat massa tinggi dan sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya.
Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatianlebih
akibat ditambahkan ke dalam tanah dalam jumlah yang semakin meningkat dan
bahaya yang mungkin ditimbulkan. Keberadaan logam berat di lingkungan yang
melebihi ambang batas akan merusak lingkungan dan menimbulkan masalah
kesehatan bagi makhluk hidup di lingkungan tersebut.
Beberapa logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan
terutama adalah merkuri (Hg), timbal/timah hitam (Pb), arsenik (As), tembaga (Cu),
kadmium (Cd), kromium (Cr), dan nikel (Ni) (Fardiaz, 1992). Logam berat mudah
kehilangan elektron untuk membentuk kation dan bisa terdapat dalam bentuk unsur,
di dalam larutan sebagai ion atau kompleks dan sebagai endapan berkelarutan rendah.
Logam-logam berat biasanya beracun dan banyak di antaranya yang dapat
terakumulasi secara biologis melalui rantai makanan dan mengakibatkan pengaruh
yang merusak bagi makhluk hidup (Bone, et al, 2004).
Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara
berlebihan di dalam tubuh. Beberapa diantaranya bersifat karsinogen. Dampak logam
berat terhadap kesehatan manusia terjadi secara tidak langsung melalui rantai
makanan organisme perairan maupun tanaman dan hewan yang berasal dari darat
yang digunakan sebagai sumber makanan. Deposit logam berat dalam jaringan
merupakan hasil akumulasi yang tinggi dan rendahnya proses ekskresi di organisme.
B. solidifikasi
Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif. Solidifikasi merupakan salah satu metode yang paling
umum untuk melakukan stabilisasi. Solidifikasi dapat melibatkan reaksi kimiawi
antara limbah dengan bahan pembentuk padatan, isolasi mekanis di dalam suatu
matriks pengikat yang melindungi limbah dari pengaruh luar atau dengan suatu
kombinasi proses-proses fisika dan kimiawi. Teknik ini dapat dilakukan dengan
menguapkan air dari limbah berair atau lumpur limbah (sludge), penyerapan limbah
pada suatu padatan, reaksi dengan semen, reaksi dengan senyawa-senyawa silikat,
enkapsulasi atau penyisipan di dalam bahan polimer atau termoplastik (Manahan,
2000).
Pada proses solidifikasi kemungkinan terjadi stabilisasi yang secara umum
dapat didefinisikan sebagai proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan
(aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta
untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Stabilisasi mencakup reaksi-reaksi
kimiawi yang menghasilkan produk-produk yang lebih tidak mudah menguap, lebih
tidak mudah larut dan lebih tidak reaktif. Solidifikasi limbah B3 banyak dilakukan
dengan menggunakan semen portland. Pada penerapannya, semen portland
menghasilkan matriks padat untuk isolasi limbah, secara kimiawi mengikat air dari
sludge dan dapat bereaksi secara kimiawi dengan limbah (misalnya kalsium dan basa
dalam semen portland bereaksi dengan limbah anorganik untuk mengurangi
kelarutannya). Akan tetapi, kebanyakan limbah ditahan secara fisik di dalam matriks
semen portland dan rawan terhadap perlucutan. Sebagai matriks solidifikasi, semen
portland mudah digunakan untuk sludge anorganik yang mengandung ion-ion logam
berat yang membentuk senyawa hidroksida dan karbonat tak larut dalam media
karbonat basa yang dihasilkan dari semen. Keberhasilan solidifikasi dengan semen
portland sangat bergantung pada apakah limbah mempengaruhi kekuatan dan
kestabilan produk perkerasan yang dihasilkan.
Gambar 1. Solidifikasi menggunakan cetakan berbentuk tabung.
Dapat dinyatakan bahwa proses solidifikasi adalah suatu tahapan proses
pengolahan limbah B3 untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3
melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut, pergerakan/penyebaran dan daya
racunnya (amobilisasi unsur yang bersifat racun) sebelum limbah B3 tersebut dibuang
ke tempat penimbunan akhir (landfill). Dan prinsip kerja solidifikasi adalah
pengubahan watak fisik dan kimiawi limbah B3 dengan cara penambahan senyawa
pengikat sehingga pergerakan senyawa-senyawa B3 dapat dihambat atau terbatasi dan
membentuk ikatan massa monolith dengan struktur yang kekar (massive) (KEP-03
/BAPEDAL/09/1995) .
Tujuan dari solidifikasi yaitu memperbaiki karakteristik fisik dan
mempermudah penanganan limbah; atau menurunkan luas permukaan yang dapat
memfasilitasi pelepasan pencemar dari dalam limbah (Bone et al, 2004). Solidifikasi
menghasilkan suatu padatan yang disebut monolith (mono = satu; lithos = batu).
Pengurangan pelepasan pencemar dari monolith dapat terjadi karenahal-hal sebagai
berikut (Spence, 2005):
1. Penurunan kelarutan pencemar dalam monolith karena terjadinya reaksi kimia
yang mengubah pencemar menjadi bentuk lain dengan kelarutan yang lebih
rendah;
2. Pembentukan monolith berkekuatan tinggi;
3. Penurunan luas permukaan kontak antara partikel pencemar dalam monolith
dengan komponen lain (terutama pelarut) di sekitar monolith;
4. Terperangkapnya pencemar secara fisik di dalam matriks padat, sehingga
akan mencegah terjadinya kontak antara pencemar dengan komponen lain
(terutama pelarut) di sekitar monolith. Mekanisme ini disebut encapsulation.
Proses stabilisasi/solidifikasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6
golongan, yaitu :
a) Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah
dibungkus dalam matriks struktur yang besar;
b) Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan
pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik;
c) Precipitation;
d) Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia
pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi;
e) Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya
ke bahan pemadat;
f) Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi
senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama
sekali.
C. Uji Kekuatan Tekan / Unconfined Compressive Strength (UCS)
Kuat tekan adalah parameter kunci yang digunakan sebagai ukuran
kemampuan monolith bahan solidifikasi untuk menahan tekanan mekanis. Pengujian
kuat tekan material dilakukan untuk mengetahui mutu kuat tekan suatu material
tersebut dengan satuan luasan bidang tekan tertentu. Unconfined Compressive
Strength(UCS) terkait dengan perkembangan reaksi hidrasi di dalam produk
solidifikasi/stabilisasi dan ketahanan bahan monolith hasil proses
solidifikasi/stabilisasi sehingga merupakan parameter kunci. Uji ini merupakan salah
satu uji yang umumnya digunakan dan ada beberapa metode standar untuk
penentuannya. Semua melibatkan pembebanan vertikal terhadap
suatu monolith hingga mengalami kerusakan. Metode standar bervariasi satu sama
lain terutama dalam hal bentuk dan ukuran contoh. Karena kesederhanaannya,
pengukuran UCS cocok digunakan sebagai uji kelayakan (Spence, 2005). Pengujian
biasanya dilakukan pada hari ke-7, 14, 21 dan ke-28 (US EPA, 1989).
Cara pengujian kuat tekan mengikuti beberapa tahapan sebagai berikut:
 Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentries
 Kemudian menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang
konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.
 Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan kemudian
mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
Compressive Strength (UCS) terhadap produk solidifikasi. Dan hasil uji UCS
yang tercantum dalam dokumen US EPA OSWER Directive No. 9437.00-2A, akan
memenuhi syarat jika hasil ujinya pada hari ke-28 sejak produk dibuat adalah sebesar
≥ 50 psi ≈ 0,03445kN/cm2.
Gambar 2. Instrumen Compression Machine
Persyaratan hasil uji kekuatan tekan material bahan bangunan di Indonesia ditetapkan
melalui SNI. Salah satu contoh untuk kualitas dari bata beton pejaldibagi menjadi 4
kelas dengan batas nilai uji tekan sebagai berikut (SNI-03-0348-1989):
 Kualitas 1 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 100 kg / cm2 = 0,98 kN /
cm2.
 Kualitas 2 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 70 kg / cm2 = 0,686 kN /
cm2.
 Kualitas 3 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 40 kg / cm2 = 0,392 kN /
cm2.
 Kualitas 4 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 25 kg / cm2 = 0,245 kN /
cm2.
D. toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP)
Uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) merupakan uji
perlucutan yang digunakan sebagai penentuan salah satu sifat berbahaya atau
beracun suatu limbah dan juga dapat digunakan dalam
mengevaluasi produk pretreatment limbah sebelum di landfill (ditimbun dalam
tanah) dalam proses stabilisasi/solidifikasi (S/S). Setelah dilakukan solidifikasi,
selanjutnya terhadap hasil olahan tersebut dilakukan uji TCLP untuk mengukur
kadar/konsentrasi parameter dalam lindi (extract/eluate) (KEP-03
/BAPEDAL/09/1995). Tujuan dari uji TCLP ini adalah membatasi adanya lindi
(leaching) berbahaya yang dihasilkan dari penimbunan (landfilling) setelah limbah di
solidifikasi.
Uji TCLP dilakukan dengan cara menghancurkan material yang telah di
solidifikasi dan diayak dengan ukuran 9,5 millimeter. Pemilihan larutan ekstraksi
ditentukan berdasarkan pH dari larutan yang berasal dari pengocokan 5 g padatan dan
96,5 ml aquades. Jika pH kurang dari 5,0 maka larutan yang digunakan untuk
ekstraksi adalah dapar asetat / buffer sodium asetat dengan pH 4,93. Akan tetapi jika
pH dari padatan tersebut lebih dari 5 maka larutan yang digunakan untuk ekstraksi
adalah larutan asam asetat dengan pH 2,88 ± 0,05. Ekstraksi dilakukan dengan suatu
alat yang berputar secara rotasi dengan kecepatan putaran 30 ± 2 rpm selama 18 ± 2
jam. Larutan hasil pengocokan kemudian dilakukan penyaringan dan di analisa kadar
kandungan spesifiknya (Manahan, 2000).
Dftar pustaka
Bone, et al. 2004. Review of Scientific Literature on The Use of
Stabilisation/Solidification for The Treatment of Contaminated Soil, Solid
Waste and Sludges. Environment Agency.
Manahan, Stanley E. 2000. Environmental Science, Technology and Chemistry. Boca
Raton: CRC Press LLC.
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999. Tentang
Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Jakarta.
Spence. 2005. Stabilization and Solidification of Hazardous, Radioactive and Mixed
Wastes. CRC Press. Boca Raton: CRC Press.
US EPA. 1986. Handbook Stabilization/Solidification of Hazardous Wastes.
EPA/540/2-86/001.

More Related Content

What's hot

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air LimbahPenggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air LimbahMuhammadSyahrul48
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" AyakanHilya Fithri
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaFKIP UHO
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Usman Usman
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)infosanitasi
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...Muhamad Imam Khairy
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahanEzron Wenggo
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 

What's hot (20)

Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air LimbahPenggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
Penggunaan Teknologi Sinar UV pada pengolahan Air Limbah
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahan
 
JAW CRUSHER
JAW CRUSHERJAW CRUSHER
JAW CRUSHER
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 

Similar to materi solidifikasi

Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Skripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leniSkripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leniQurrota Ayun
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Pipo Aziz
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptwahyufajar30
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptNovriadi10
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptYusufGanteng2
 
faktor faktor yang mempengaruhi korosi
faktor faktor yang mempengaruhi korosifaktor faktor yang mempengaruhi korosi
faktor faktor yang mempengaruhi korosiSayeti Melik
 
4. materi 4 pencemaran limbah padat sampah
4. materi 4 pencemaran limbah padat  sampah4. materi 4 pencemaran limbah padat  sampah
4. materi 4 pencemaran limbah padat sampahderil3
 
148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emasChaerani Rusli
 
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdfbeynabestari
 
PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptx
PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptxPPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptx
PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptxIbnuUbaidillah17
 
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu BaraProposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Baraadimasvoc12
 
Buku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesiaBuku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesialassak
 
52816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f5833
52816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f583352816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f5833
52816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f5833Jack Tigabelass
 

Similar to materi solidifikasi (20)

Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Skripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leniSkripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leni
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013
 
13922695.ppt
13922695.ppt13922695.ppt
13922695.ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
faktor faktor yang mempengaruhi korosi
faktor faktor yang mempengaruhi korosifaktor faktor yang mempengaruhi korosi
faktor faktor yang mempengaruhi korosi
 
4. materi 4 pencemaran limbah padat sampah
4. materi 4 pencemaran limbah padat  sampah4. materi 4 pencemaran limbah padat  sampah
4. materi 4 pencemaran limbah padat sampah
 
148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas
 
Kimfis kel 3
Kimfis kel 3Kimfis kel 3
Kimfis kel 3
 
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
 
Limbah b3
Limbah b3Limbah b3
Limbah b3
 
Tertiary Treatment
Tertiary TreatmentTertiary Treatment
Tertiary Treatment
 
PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptx
PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptxPPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptx
PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-2.pptx
 
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu BaraProposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
Proposal Kerja Praktek Limbah Cair Batu Bara
 
Buku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesiaBuku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesia
 
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
 
52816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f5833
52816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f583352816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f5833
52816969 depart ace0d8d5df3feb04ef9fb5d3677f5833
 

Recently uploaded

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 

Recently uploaded (12)

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 

materi solidifikasi

  • 1. TUGAS MATKUL B3 SOLIDIFIKASI/STABILISASI Diusulkan oleh: Kharis Pratama 12612066 (angkatan 2012) UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015
  • 2. Pendahuluan A. Logam Berat Istilah logam berat menunjuk pada unsur logam yang mempunyai berat jenis lebih tinggi dari 5 g/cm3. Disebut logam berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat massa tinggi dan sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya. Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatianlebih akibat ditambahkan ke dalam tanah dalam jumlah yang semakin meningkat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Keberadaan logam berat di lingkungan yang melebihi ambang batas akan merusak lingkungan dan menimbulkan masalah kesehatan bagi makhluk hidup di lingkungan tersebut. Beberapa logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal/timah hitam (Pb), arsenik (As), tembaga (Cu), kadmium (Cd), kromium (Cr), dan nikel (Ni) (Fardiaz, 1992). Logam berat mudah kehilangan elektron untuk membentuk kation dan bisa terdapat dalam bentuk unsur, di dalam larutan sebagai ion atau kompleks dan sebagai endapan berkelarutan rendah. Logam-logam berat biasanya beracun dan banyak di antaranya yang dapat terakumulasi secara biologis melalui rantai makanan dan mengakibatkan pengaruh yang merusak bagi makhluk hidup (Bone, et al, 2004). Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa diantaranya bersifat karsinogen. Dampak logam berat terhadap kesehatan manusia terjadi secara tidak langsung melalui rantai makanan organisme perairan maupun tanaman dan hewan yang berasal dari darat yang digunakan sebagai sumber makanan. Deposit logam berat dalam jaringan merupakan hasil akumulasi yang tinggi dan rendahnya proses ekskresi di organisme. B. solidifikasi Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Solidifikasi merupakan salah satu metode yang paling umum untuk melakukan stabilisasi. Solidifikasi dapat melibatkan reaksi kimiawi antara limbah dengan bahan pembentuk padatan, isolasi mekanis di dalam suatu matriks pengikat yang melindungi limbah dari pengaruh luar atau dengan suatu kombinasi proses-proses fisika dan kimiawi. Teknik ini dapat dilakukan dengan menguapkan air dari limbah berair atau lumpur limbah (sludge), penyerapan limbah pada suatu padatan, reaksi dengan semen, reaksi dengan senyawa-senyawa silikat, enkapsulasi atau penyisipan di dalam bahan polimer atau termoplastik (Manahan, 2000).
  • 3. Pada proses solidifikasi kemungkinan terjadi stabilisasi yang secara umum dapat didefinisikan sebagai proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Stabilisasi mencakup reaksi-reaksi kimiawi yang menghasilkan produk-produk yang lebih tidak mudah menguap, lebih tidak mudah larut dan lebih tidak reaktif. Solidifikasi limbah B3 banyak dilakukan dengan menggunakan semen portland. Pada penerapannya, semen portland menghasilkan matriks padat untuk isolasi limbah, secara kimiawi mengikat air dari sludge dan dapat bereaksi secara kimiawi dengan limbah (misalnya kalsium dan basa dalam semen portland bereaksi dengan limbah anorganik untuk mengurangi kelarutannya). Akan tetapi, kebanyakan limbah ditahan secara fisik di dalam matriks semen portland dan rawan terhadap perlucutan. Sebagai matriks solidifikasi, semen portland mudah digunakan untuk sludge anorganik yang mengandung ion-ion logam berat yang membentuk senyawa hidroksida dan karbonat tak larut dalam media karbonat basa yang dihasilkan dari semen. Keberhasilan solidifikasi dengan semen portland sangat bergantung pada apakah limbah mempengaruhi kekuatan dan kestabilan produk perkerasan yang dihasilkan. Gambar 1. Solidifikasi menggunakan cetakan berbentuk tabung. Dapat dinyatakan bahwa proses solidifikasi adalah suatu tahapan proses pengolahan limbah B3 untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut, pergerakan/penyebaran dan daya racunnya (amobilisasi unsur yang bersifat racun) sebelum limbah B3 tersebut dibuang ke tempat penimbunan akhir (landfill). Dan prinsip kerja solidifikasi adalah pengubahan watak fisik dan kimiawi limbah B3 dengan cara penambahan senyawa pengikat sehingga pergerakan senyawa-senyawa B3 dapat dihambat atau terbatasi dan membentuk ikatan massa monolith dengan struktur yang kekar (massive) (KEP-03 /BAPEDAL/09/1995) . Tujuan dari solidifikasi yaitu memperbaiki karakteristik fisik dan mempermudah penanganan limbah; atau menurunkan luas permukaan yang dapat
  • 4. memfasilitasi pelepasan pencemar dari dalam limbah (Bone et al, 2004). Solidifikasi menghasilkan suatu padatan yang disebut monolith (mono = satu; lithos = batu). Pengurangan pelepasan pencemar dari monolith dapat terjadi karenahal-hal sebagai berikut (Spence, 2005): 1. Penurunan kelarutan pencemar dalam monolith karena terjadinya reaksi kimia yang mengubah pencemar menjadi bentuk lain dengan kelarutan yang lebih rendah; 2. Pembentukan monolith berkekuatan tinggi; 3. Penurunan luas permukaan kontak antara partikel pencemar dalam monolith dengan komponen lain (terutama pelarut) di sekitar monolith; 4. Terperangkapnya pencemar secara fisik di dalam matriks padat, sehingga akan mencegah terjadinya kontak antara pencemar dengan komponen lain (terutama pelarut) di sekitar monolith. Mekanisme ini disebut encapsulation. Proses stabilisasi/solidifikasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu : a) Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar; b) Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik; c) Precipitation; d) Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi; e) Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan pemadat; f) Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali. C. Uji Kekuatan Tekan / Unconfined Compressive Strength (UCS) Kuat tekan adalah parameter kunci yang digunakan sebagai ukuran kemampuan monolith bahan solidifikasi untuk menahan tekanan mekanis. Pengujian kuat tekan material dilakukan untuk mengetahui mutu kuat tekan suatu material tersebut dengan satuan luasan bidang tekan tertentu. Unconfined Compressive Strength(UCS) terkait dengan perkembangan reaksi hidrasi di dalam produk
  • 5. solidifikasi/stabilisasi dan ketahanan bahan monolith hasil proses solidifikasi/stabilisasi sehingga merupakan parameter kunci. Uji ini merupakan salah satu uji yang umumnya digunakan dan ada beberapa metode standar untuk penentuannya. Semua melibatkan pembebanan vertikal terhadap suatu monolith hingga mengalami kerusakan. Metode standar bervariasi satu sama lain terutama dalam hal bentuk dan ukuran contoh. Karena kesederhanaannya, pengukuran UCS cocok digunakan sebagai uji kelayakan (Spence, 2005). Pengujian biasanya dilakukan pada hari ke-7, 14, 21 dan ke-28 (US EPA, 1989). Cara pengujian kuat tekan mengikuti beberapa tahapan sebagai berikut:  Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentries  Kemudian menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.  Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan kemudian mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji. Compressive Strength (UCS) terhadap produk solidifikasi. Dan hasil uji UCS yang tercantum dalam dokumen US EPA OSWER Directive No. 9437.00-2A, akan memenuhi syarat jika hasil ujinya pada hari ke-28 sejak produk dibuat adalah sebesar ≥ 50 psi ≈ 0,03445kN/cm2. Gambar 2. Instrumen Compression Machine Persyaratan hasil uji kekuatan tekan material bahan bangunan di Indonesia ditetapkan melalui SNI. Salah satu contoh untuk kualitas dari bata beton pejaldibagi menjadi 4 kelas dengan batas nilai uji tekan sebagai berikut (SNI-03-0348-1989):  Kualitas 1 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 100 kg / cm2 = 0,98 kN / cm2.  Kualitas 2 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 70 kg / cm2 = 0,686 kN / cm2.
  • 6.  Kualitas 3 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 40 kg / cm2 = 0,392 kN / cm2.  Kualitas 4 = nilai uji kekuatan tekan minimum = 25 kg / cm2 = 0,245 kN / cm2. D. toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) Uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) merupakan uji perlucutan yang digunakan sebagai penentuan salah satu sifat berbahaya atau beracun suatu limbah dan juga dapat digunakan dalam mengevaluasi produk pretreatment limbah sebelum di landfill (ditimbun dalam tanah) dalam proses stabilisasi/solidifikasi (S/S). Setelah dilakukan solidifikasi, selanjutnya terhadap hasil olahan tersebut dilakukan uji TCLP untuk mengukur kadar/konsentrasi parameter dalam lindi (extract/eluate) (KEP-03 /BAPEDAL/09/1995). Tujuan dari uji TCLP ini adalah membatasi adanya lindi (leaching) berbahaya yang dihasilkan dari penimbunan (landfilling) setelah limbah di solidifikasi. Uji TCLP dilakukan dengan cara menghancurkan material yang telah di solidifikasi dan diayak dengan ukuran 9,5 millimeter. Pemilihan larutan ekstraksi ditentukan berdasarkan pH dari larutan yang berasal dari pengocokan 5 g padatan dan 96,5 ml aquades. Jika pH kurang dari 5,0 maka larutan yang digunakan untuk ekstraksi adalah dapar asetat / buffer sodium asetat dengan pH 4,93. Akan tetapi jika pH dari padatan tersebut lebih dari 5 maka larutan yang digunakan untuk ekstraksi adalah larutan asam asetat dengan pH 2,88 ± 0,05. Ekstraksi dilakukan dengan suatu alat yang berputar secara rotasi dengan kecepatan putaran 30 ± 2 rpm selama 18 ± 2 jam. Larutan hasil pengocokan kemudian dilakukan penyaringan dan di analisa kadar kandungan spesifiknya (Manahan, 2000).
  • 7. Dftar pustaka Bone, et al. 2004. Review of Scientific Literature on The Use of Stabilisation/Solidification for The Treatment of Contaminated Soil, Solid Waste and Sludges. Environment Agency. Manahan, Stanley E. 2000. Environmental Science, Technology and Chemistry. Boca Raton: CRC Press LLC. Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999. Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Jakarta. Spence. 2005. Stabilization and Solidification of Hazardous, Radioactive and Mixed Wastes. CRC Press. Boca Raton: CRC Press. US EPA. 1986. Handbook Stabilization/Solidification of Hazardous Wastes. EPA/540/2-86/001.