SlideShare a Scribd company logo
1 of 188
Download to read offline
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Materi Pengantar Ekonomi Mikro
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Dian Rimayanti (1222300065)
1.
Widya Kusuma W. (1222300066)
2.
Ziyadatul Khoiroh (1222300067)
3.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tahun 2023
Foto Kelompok
Widya
Dian Ziya
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis mengalami kesulitan dan penulis menyadari dalam
penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.
Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. selaku dosen pengajar yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis selama proses penyelesaian proposal penelitian ini. Penulis sangat berharap
semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima
kasih.
Surabaya, 13 Januari 2024
Kelompok 5
Daftar Isi
Cover......................................................................................................................................................................................................1
Judul......................................................................................................................................................................................................2
Foto Kelompok.....................................................................................................................................................................................3
Kata Pengantar....................................................................................................................................................................................4
Daftar Isi................................................................................................................................................................................................5
BAB I......................................................................................................................................................................................................6
Pertanyaan Bab I...............................................................................................................................................................................19
BAB II...................................................................................................................................................................................................20
Pertanyaan Bab II..............................................................................................................................................................................52
BAB IV..................................................................................................................................................................................................53
Pertanyaan Bab IV............................................................................................................................................................................89
BAB V..................................................................................................................................................................................................90
Pertanyaan Bab V............................................................................................................................................................................118
BAB VIII.............................................................................................................................................................................................119
Pertanyaan Bab VIII........................................................................................................................................................................132
BAB IX................................................................................................................................................................................................133
Pertanyaan Bab IX...........................................................................................................................................................................142
BAB X.................................................................................................................................................................................................143
Pertanyaan Bab X...........................................................................................................................................................................170
BAB XI................................................................................................................................................................................................171
Pertanyaan Bab XI..........................................................................................................................................................................187
BAB 1
KELOMPOK 5
1.2 SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN
ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran.
Adam smith dijuluki bapak ilmu ekonomi karena telah meletakkan dasar-
dasar ilmu ekonomi sehingga bisa digolongkan menjadi science. adam
smith sering disebut sebagai orang pertama yang mengembangkan ilmu
ekonomi. Buku An Inquiry Into the Nature and Causes of the Nation karya
Adam Smith menyebabkan ilmu ekonomi sering disebut sebagai the
queen of social sciences but the oldiest art.
1.2 MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI
Ilmu ekonomi mengenal bebrbagai mazhab. Sastradipero (2001:
12-82), menyatakan bahwa terdapat delapan mazhab ilmu
ekonomi, yaitu (1) mazhab merkantilis, (2) mazhab fisiokrat, (3)
mazhab klasik, (4) mazhab sosialis, (5) mazhab historis, (6)
mazhab marjinalis, (7) mazhab institusionalis, (8) mazhab
kesejahteraan.
1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI
Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan tentang bagaimana
usaha manusia untuk mencapai kemakmuran. Oleh karena itu, tidak asing lagi bahwa
ilmu ekonomi sering disebut sebagai ilmu yang tentang kemakmuran. Jadi pada
dasarnya bagaimana semua orang atau masyarakat dapat mencapai kemakmuran
ekonominya atau yang disebut welfare economic.
Ilmu ekonomi timbul sebagai akibat (1) jumlah dan macam raga, kebutuhan manusia
sangat nanyak dan tak terbatas, (2) akibat dari alat pemuas kebutuhan relatif
terbatas bila dibandingkan dengan kebutuhan manusia.
1.4 KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI
Jasa
1.
Jasa merupakan layanan seseorang/instansi/barang yang akan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Jasa dapat berupa seperangkat
putput yang berwujud dan tak berwujud.
2. Barang
Barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan
dilihat secara fisik (seperti baju atau televisi) dan sesuatu yang tidak
dapat diraba serta dilihat (seperti udara, oksigen, gas alam).
1.4.1. Pengertian Dasar Barang dan Jasa
1.4.2. Kelangkaan (scarcity) dan Alternatif Pilihan
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membicarakan tentang alam dan
membahas ketersediaan sumber daya yang langka. Kelangkaan
sumber daya berakar pada zat alam sendiri yang terbatas adanya.
Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia dapat
terpenuhi sehingga memaksa manusia untuk membuat pilihan.
Dengan melakukan pilihan, pemenuhan atas suatu kebutuhan
tertentu memiliki implikasi mengorbankan kebutuhan yang lain.
1.4.3. Problem dalam Ilmu Ekonomi
Mekanisme Ekonomi
Mekanisme Perencanaan Pusat
Mekanisme Pasar
1.5 KEGIATAN EKONOMI
1.5.1. Kebutuhan Manusia, Sumber Pemuas dan Teknik Produksi
Kebutuhan Manusia
1.
Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan perekonomian.
Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai ragam dan dalam jangka pendek
tak dapat dipuaskan.
Kebutuhan juga timbul dari kebiasaan hidup kita (culture) karena
masyarakat mempunyai persyaratan tertentu mengenai "hidup pantas",
normal-norma tertentu mengenai rumah dan makanan, seni, pemilikan,
dan penggunaan barang-barang tertentu seperti mobil, pesawat televisi,
stereo dan lain-lain.
1.5.2. Perilaku dan Aktivitas Ekonomi
2. Sumber Pemuas
Tingkat pemuas kebutuhan yang dapat disediakan suatu
perekonomian sebagian tergantung pada jumlah dan kualitas
sumber-sumber yang dimilikinya.
Sumber-sumber mempunyai dua ciri. Pertama, kebanyakan sumber
terbatas jumlahnya. Sumber mudah dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan. Kedua, kebanyakan sumber adalah langka,
artinya sumber tersebut terbatas jumlahnya dibandingkan dengan
kebutuhan produk yang dihasilkan.
1.5.2. Perilaku dan Aktivitas Ekonomi
Pelaku Ekonomi
1.
a. Rumah tangga keluarga
b. Rumah tangga perusahaan
c. Rumah tangga pemerintah
2. Aktivitas Ekonomi
Dalam bagian ini kita akan melihat
bagaimana terjadinya aliran barang dan aliran
uang dalam perekonomian yang sekaligus
membentuk pasar, baik pasar barang
konsumsi maupun pasar faktor produksi. Untuk
lebih jelas kita dapat menggambarkan sebuah
aliran melingkar dan uang serta barang bagi
suatu perekonomian seperti pada Gambar 1.1.
1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP,
UNSUR PENTING DAN ALAT ANALISIS TEORI
EKONOMI
Asumsi Rasionalitas
1.
Aumsi Ceteris Paribus
2.
Asumsi Penyederhaan
3.
1.6.1. Pengunaan Asumsi dalam Teori Ekonomi
1.6.2. Unsur-Unsur Penting dalam Teori Ekonomi Mikro
Dalam menjelaskan atau menguraikan teori ekonomi mikro
terdapat empat unsur penting, yaitu definisi-definisi, pemisalan-
pemisalan, hipotesis, dan pembuatan ramalan
1.6.3. Pendekatan Ilmiah untuk Menjelaskan Teori Ekonomi
Pendekatan
1.
Analasis Ekonomi
2.
Analisis Statistik
3.
Eksperimen
4.
1.6.4. Perangkap dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi
Kegagalan untuk menjaga “hal-hal lainnya tetap sama” (Ceteris Paribus)
1.
Kegagalan karena adanya kekeliruan Post Hoc
2.
Kekeliruan komposisi
3.
1.7 EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA
ILMU EKONOMI
Kegunaan Ilmu Ekonomi
1.
Pengetahuan ekonomi dapat membantu mengelola kebidupan, memahami
masyarakat, dan memperbaiki dunia di sekitar kita. Ilmu ekonomi membantu kita,
secara individu, dalam cara berbeda, tergantung pada kehidupan pribadi kita
masing-masing.
2. Teori Harga
a. Teori harga dan ilmu ekonomi
Teori harga dan ilmu ekonomi berhubungan dengan kegiatan ekonomi dan
unit-unit ekonomi seperti konsumen, pemilik modal dan badan-badan usaha sampai
pada konsumen, komposisi arus barang tersebut. Teori harga biasanya menganggap
bahwa suatu ekonomi dalam keadaan stabil, tanpa adanya fluktuasi naik turun dan
pemantaan sepenuhnya (full employment) sumber-sumber yang ada.
1.7.1 Penggunaan Ilmu Ekonomi
1.7.2 Lingkup Pembahasan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu :
Kelompok ekonomi deskriptif
1.
Kelompok teori ekonomi
2.
Kelompok ekonomi terapan
3.
b. Teori harga dan dunia hidup
Dalam hal ini ditemukan kesulitan, tetapi jika mengetahui hakikat
kesulitan-kesulitan ini maka kesulitan tidak sebesar yang dibayangkan.
Pertama, teori harga tidak memberikan gambaran dunia yang kita lihat. Teori
ini tidak mengatakan kenapa ada perbedaan harga gula di Surabaya dan
Papua sebesar Rp2.000,00 pada tanggal yang sama. Akan tetapi, walaupun
demikian teori harga membantu kita memahami dunia nyata. Teori harga
menunjukkan secara umum bagaimana cara menentukan harga gula dan
peranan harga gula dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan.
Pertanyaan Bab I
1. mengapa buku Adam Smith yang berjudul Wealth of Nations pada
tahun 1976 digunakan sebagai tonggak kelahiran ilmu ekonomi
2. Bagaimana perbedaan pemikiran Adam Smith, Alfred Marshal, dan
J.M. Keynes
3. Jelaskan mengapa dalam menjelaskan teori ekonomi diperlukan
suatu asumsi.
4. Mengapa teori ekonomi mikro juga bisa disebut dengan teori harga
5. Bagaimana mazhab merkantilisme
1. Mengapa kurva permintaan digambarkan dengan slope negatif
2. Mengapa kurva penawaran digambarkan dengan slope positif
3. Bagaimana perbedaan skedul penawaran, kurva penawaran, dan
fungsi penawaran
4. Bagaimana harga keseimbangan dan kuantitas keseinbangan jika
kondisi penawaran lebih rendah daripada permintaan.
5. Mengapa air yang lebih berguna harganya rendah, sedangkan intan
yang lebih tidak berguna harganya mahal?
Pertanyaan Bab II
BAB IV
PERILAKU KONSUMEN
Dapatkah kita mengukur secara pasti nilai guna dari suatu
komoditas? Jawabanya adalah tidak. Oleh karena itu, metode
kaedinal tidak umum dipakai dalam teori (kehidupan) yang
modern, tetapi prinsip marginal ultility yang menurun tetap
berlaku hingga kini.
4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU
KONSUMEN
Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan
dalam mempelajari pendayagunaan (utility). Dua pendekatan itu
menjelaskan perilaku konsumen. Konsumen lebih suka membeli
barang dan jasa dalam ju,lah lebih banyak jika harga barang
tersebut turun dan sebaliknya membeli jumlah barang dan jasa lebih
sedikit jika harga barang tersebut meningkat.
Nilai penggunaan objektif atau nilai guna
1.
Nilai penggunaan subjektif
2.
Nilai Barang dibedakan menjadi 2, yaitu :
Nilai pertukaran objektif
1.
Nilai pertukaran subjektif
2.
Nilai pertukaran dapat dibagi menjadi :
Hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk
memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya
manusia berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga
keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati
keseimbangan.
Pemenuhan Kepuasan
Pendekatan tradisional ini merusmuskan hubungan antara
jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam
bentuk suatu fungsi:
U=f(X1; X2; ....... Xn)
4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN
4.3 CARDINAL APPROACH
1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan kepuasaan yang diberikan oleh
barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut.
2. Guna Total (Total Utility)
Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengonsumsi berbagai jumlah barang.
4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU)
Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu:
Utility bisa diukur dengan uang.
Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal
Utility).
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang
maksimal.
4.3.2 Asumsi (Anggapan) dalan Teori Cardinal
Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang keliru
1.
Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
2.
4.3.3. Kritik pada Pendekatan Cardinal
TU2(sesudah tambahan) - TU1(sebelum ada penambahan)=MUx
Contoh:
Seorang konsumen memerlukan dua jenis barang X dan Y, dimana
harga barang X $ 1 per unit dan Y $ 1 per unit sedangkan
pendapatan konsumen tersebut sebesar $ 10 dan guna batas dari dua
barang tersebut seperti dalam tabel berikut.
4.3.4. Maksimalisasi Guna
Misalkan konsumen memerlukan barang X dan Y, harga barang
X $1 per unit dan barang Y $2 per unit sedangkan guna batas
kedua barang tersebut seperti tabel di bawah ini:
Misalkan konsumen memiliki
uang sebesar $4. Kombinasi
barang X dan Y yang mana
yang dipilih agar utility-nya
maksimal.
(1) Syarat Utama
MUx/Px = MUy/Py
(2) Syarat Kedua :
X . Px + Y . Py = I (income)
4.3.5. Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi
Adanya efek substitusi
1.
Efek Pendapatan (income)
2.
Diketahui besarnya marginal ultility dari barang X dan Y sebagai
berikut:
4.3.6. Perubahan Kombinasi Brang yang Dibeli Konsumen
Jika kondisi perubahan harga dan perubahan jumlah yang
diminta digambarkan secara grafik bisa sebagai berikut:
4.4.1 Property Indiference Curve
Ada 3 kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah
asumsi yang keliru (doubtful).
1.
Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan
adalah tidak realistik karena jika seseorang meningkat maka
marginal utility dari uang akan berubah.
2.
Anggaran terjadinya diminishing marginal utility hanya
bersifat psikologi saja.
3.
4.4 INDIFFERENCE CURVE APPROACH
Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
1.
Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of
money).
Utility dinyatakan secara ordinal.
Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin
berkurang (diminishing marginal utility)
The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa
komoditi
Consistence and transitity of choice
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing
Marginal Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika
konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus
bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang
disebut Marginal Rate of Substitution
Dari tabel di atas dapat dibuat
kurva seperti di samping:
3. Sifat-Sifat Indifference Curve
Berlakunya hukum diminishing rate of return
Cembung terhadap titik 0 atau origin
Dua IC tidak akan saling berpotongan
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik
Origin Utilitasnya Semakin Besar
Keterangan gambar dibawah kombinasi X dan Y pada
indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan
jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak
saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC
yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas
konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh
dari titik 0 menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
5. Pada dua IC Tidak Saling Berpotongan
Kombinasi titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi
titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi titik A
memberikan utilitas sama dengan titik C. Kombinasi titik B sama
dengan kombinasi pada titik C. Kenyataannya, kombinasi titik B
tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak
pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin
saling berpotongan.
4.4.2. Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis
barang yang dapat dicapai oleh konsumen. Garis ini disebut
garis anggaran (budget line).
Persamaan budget line dapat ditulis sebagai berikut:
BPx . (X) + Py . Y
Contoh:
Pendapatan konsumen sebesar $100. Pendapatan ini akan
dipergunakan untuk membeli barang Y di mana harga X $2 per
unit dan barang Y $4 per unit. Jika semua pendapatannya
dibelikan dengan barang Y maka ia akan mendapatkan
sebanyak 20 unit barang Y. Bila pendapatannya seluruhnya
dibelikannya dengan barang X maka ia akan mendapatkan
sejumlah 50 unit barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit
barang X ini dibuat dalam satu grafik maka garis yang
menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut kurva
anggaran (budget line)
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen
ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve
indifference dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila yang
seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat.
4.4.3 Keseimbangan Konsumen
2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Pada saat harga barang X sebesar$
2jumlah yang diminta sebesar OQ1.
Harga barang X turun menjadi $ 1.8
jumlah yang diminta barang X meningkat
menjadi sebesar OQ2. Perhatikan jumlah
barang X yang diminta pada grafik di atas
dan bawah besarnya sama. Jika titik E1
dan E2 dihubungkan membentuk kurva
demand.
Jadi ICC atau kurva engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap
perubahan pendapatan. ICC atau kurva engel dapat diklasifikasikan sebagai
barang normal, interior, dan giffen.
4.4.6. Penggambaran Kurva Engel dari Kura ICC
4.4.7. Bentuk Indifference Curve
• Kurva Indifference yang Linier Menunjukkan Adanya Substitusi
Sempurna
4.4.7. Bentuk Indifference Curve
• Kurva indifference curve yang berupa huruf L menunjukkan barang
komplemen
1. Kritik
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah
mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan
harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya factor-
faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan
barang X.
c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising,
past behavior stock.
4.4.8. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve
2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi
Contoh soal:
Diketahui suatu fungsi utility beserta nilai dari pendapatan harga.
Fungsi utility = XY dan besarnya income (I) = $1.000. Harga
barang X (Px) = $ 10 dan Py = $20. Hitunglah kuantitas barang X
dan barang Y yang mengoptimumkan kepuasan konsumen.
Jawab:
1. Jelaskan perbedaan istilah nilai dan guna
2. Jelaskan perbedaan antara pendekatan classical dan ordinal
3. Mengapa kurva Ic turun dari kiri atas ke kanan bawah
4. Mengapa dua IC tidak saling berpotongan
5. Bagaimana jika terjadi kurva IC berbentuk linier dari kiri bawah ke
kanan atas?
Pertanyaan Bab IV
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 5
BAB V
PERILAKU PRODUSEN
Start
PERILAKU PRODUSEN
Perilaku produsen adalah tindakan seorang produsen
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan
menggunakan input yang dimilkinya
02
5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM
PROSES PRODUKSI
Ukuran jangka waktu proses produski yang memerlukan waktu hanya
hitungan jam, hitunga hari bahkan hitungan bulanan dan tahun. Bagi
perusuhaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali. Untuk industri lain,
jangka pendek mungkin satu tahun atau lebih.
Adanya kesulitan mengklasifikasi secara general ini menyebabkan teori
ekonomi acuan jagka pendek dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu
tetapi apakah produsen dapat megubah faktor produksi yang ia gunaka
atau tidak.
03
5.2 FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara intput
(bersumber masukan) dengan output (barang-barang
atau jasa dihasilkan) tanpa mengperhitungkan harga.
Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis :
Q = F (C,L,B,S)
Thynk
University 04
HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN INPUT BISA
DALAM BENTUK LINIER MAUPUN TIDAK LINIER
• BENTUK FUNGSI LINIER :
05
Q = a + bX
HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN INPUT BISA
DALAM BENTUK LINIER MAUPUN TIDAK LINIER
• BENTUK FUNGSI CUBIC :
06
Q = a + b1X + b2X²
HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN INPUT BISA
DALAM BENTUK LINIER MAUPUN TIDAK LINIER
• BENTUK FUNGSI CUBIC :
07
Q = a + b1X + b2X² + b3X³
5.3 ANALISIS PROSES
PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori
ekonomi diungkapkan dengan kurva TP, AP, MP.
• AP = TP/Labor
• MP = TP2 -TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP = ? TP/ ? L
08
5.3.1 HUKUM TAMBAHAN HASILBYANG SEMAKIN
BERKURANG ( THE LAW OF DIMINISHING RETURN
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil
yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns)
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat
variable dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dinumpai siatu kenaikan
produksi total apabila kita menabah faktor produksi variable itu secara terus
menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang
semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan
kemudian menurun.
09
5.3.2 HUBUNGAN ANTARA TP, AP DAN MP
Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari naik menjadi
turun, maka saat itu kurva MP menjadi titik maksimumnya. Kemudian saat kurva
TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal,
artinya MP sama dengan nol.
HUBUNGAN MP DAN TP
Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
1.
Jika AP semakin maximum maka MP = AP
2.
Jika AP semakin berkurang maka MP < AP
3.
HUBUNGAN MP DAN TP
10
5.3.4 TAHAPAN DALAM
FUNGSI PRODUKSI
Dalam tahap I ditandai dari produksi awal
hingga AP yang maximal. Tahap II dimulai dari
AP maksimal hingga MP-nya sama dengan nol.
Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun.
11
5.4 PRODUKSI
JANGKA PANJANG
12
Suatu proses produksi di mana
semua faktor produksi dapat diubah
jumlahnya atau bersifat variable.
5.4.1 ISOQUANT
Kurva yang menunjukkan berbahai kemungkinan
kombinasi teknis antara dua input yang bervariable
yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
Kurva isoquant digambarkan pada Gambar 5.3
dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor
produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal
menunjukkan faktor capital. Titik-titik di sepanjang
kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan
capital yang menghasilkan 100 unit.
13
1. Pengertian Isoquant
5.4.1 ISOQUANT
a. cembung ke arah titik origin.
b. menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. yang erletak di kanan atas menunjukkan jumlah
produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain
semakin jauh kurva isoquant dari titik asal
menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi
barang.
d. antara kurva satu dengan yang lain tidak dapat
saling berpotongan atau bersinggungan.
14
2. Sifat dari Kurva Isoquant
5.4.1 ISOQUANT
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
Dari Gambar 5.3 bersarnya slope MRTS
di titik C adalah :
MRTS di C = - ∆K/ ∆L
Sejumlah faktor X yang barus dikompensasi oleh
tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak
berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah
kemiringan isoquant pada titik khusus.
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke
lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya :
• K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital
intensif
• K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor
intensif
15
5.4.1 ISOQUANT
Bentuk isoquant linier seperti
di samping menunjukkan
adanya substitusi input kapital
dan labor adalah sempurna.
16
4. Bentuk Isoquant Lain
5.4.1 ISOQUANT
Bentuk isoquant seperti di
samping menunjukkan tidak
adanya subtitusi input kapital
dan labor.
17
4. Bentuk Isoquant Lain
5.4.2 ISO-BIAYA
(ISOCOST)
Kurva yang menunjukkan
kedudukan dan titik-titik yang
menunjukkan kombinasi barang-
barang atau faktor produksi yang
dibeli oleh produsen dengan
sejumlah anggaran tertentu.
1. PENGERTIAN ISOCOST
18
5.4.2 ISO-BIAYA
(ISOCOST) 2. GAMBAR KURVA ISOCOST
Melihat gambar di atas,jika harga faktor produksi
kapital adala Pk, harga labor adala IP dan
besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau
semua dana yang ada dibelikan kapital maka
akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit.
Slope kurva cost = M/Pk : M/Pl = M/Pk x Pl/M
= Pl/Pk
Sedang Fungsi TC = Pl L + Pk K
19
3. PERUBAHAN ISOCOST
b. Harga faktor produksi kapital turun
atau naik sedang lainnya tetap.
20
a. Harga faktor produksi labor turun
atau naik sedang lainnya tetap.
3. PERUBAHAN ISOCOST
c. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau
bertambah.
21
5.4.3 EKULIBRIUM PRODUSEN
Ekuilibrium produsen dapat diartikan sebagai suatu keadaan seimbang
d mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada
dorongan untuk mengubah-ubah. tingkat produksi atau dalam
penggunaan faktor-faktor produksinya.
22
5.4.4 JALUR EKSPANSI EXPANSION PATH)
Suatu garis yang menunjukkan titik-titik least cost combination
(LCC)
5.4.5 HASIL DARI PENGEMBANGAN
SKALA USAHA (RETURN OF SCALE)
Jika L adalah labor dan C
adalah kapital dan Q adalah
output, maka:
= L+ C AKAN MENGHASILKAN Q
Jika input L dan C ditambah
maka Q juga akan berubah
= AL+ AC BQ
23
APABILA TERJADI :
a. b>a disebut increasing
return to scale
24
APABILA TERJADI :
b. b=a disebut constant
return to scale
25
APABILA TERJADI :
c. b<a disebut decreasing
return to scale
26
5.4.6 MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG
EFISIEN (RIDGE LINE)
Relevant Range (daerah relevan) yaitu daerah yang memungkinkan bagi
produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di beberapa
tingkat isoquant. Jadi apabila produsen masih berproduksi di luar relevant
range maka titik produksi itu terletak di daerah yang tidak relevan (
irrelevant range). Garis batas yang mebatasi antara daerah yang relevan
dan daerah yang tidak relevan disebut ridge line. Ada dua macam ridge
lind, yaitu ridge lind atas dan ridge line bawah.
27
5.4.7 KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST
COST COMBINATION)
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu disebut least resources combinations. Perbedaan
Gambar 5.7 dan 5.8 adalah Gambar 5.7 ridge line hanya menunjukkan
kombinasi faktor produksi mana yang efisien, sedangkan Gambar 5.8
menujukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos
kecil.
28
PERTANYAAN BAB V
1. Jelaskan yang dimaksud dengan production isoquant
2. Jelaskan ciri-ciri kurva isoquant
3. Jelaskan yang dimaksud dengan law diminishing return
4. Jelaskan perbedaan istilah kombinasi yang efisien dengan least cost
combinations
5. Jelaskan makna bagi seorang produsen dalam ridge-line area ada
daerah ekonomis
29
bab viii
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
Kelompok 5
8.1 Bentuk Pasar Persaingan
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat berkumlulnya
pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan.
Pasar secara teori ekonomi miko dibagi menjadi empat golongan besar :
1. pasar persaingan sempurna
2. pasar persaingan monopolistik
3. pasar monopoli
4. pasar oligopolio
8.1.1. Pengertian Pasar
Ciri-Ciri
Persaingan
Sempurna
Persainga Monopolistik Oligopoli Monopoli
Jumlah Penjual
sangat
banyak
banyak sedikit satu
Jumlah Pembeli
sangat
banyak
banyak banyak banyak
Kondisi Produk yang
Dijual
identik
substitusi
hampir sama tetapi
masih nisa
dibedakan/beda corak
barang standar/berbeda
corak
tidak ada
substitusi yang
dekat/sempurna
Kekuasaan
Menentukan Harga
tidak ada sedikit
jika tanpa kerja sama
sedikit. tetapi dengan
kerja sama sangat besar
sangat besar
8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
8.1 Pasar Persaingan Sempurna
8.2.1 Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
Di pasar persaingan sempurna penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar
• Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
• Barang yang diperjualbelikn homogen/identik
• Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah
• Informasi terhadap pasar sempurna
Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva
permintaan yang dihadapkan oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen
barang. Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada Gambar 8.1.
Dari tabel diatas, perusahaan dalam
persaingan sempurna produsen tidak
dapat memengaruhi harga barang
per satuan, maka kurva penerimaan
total akan bersifat linier, berbentuk
garis lurus, mulai dari titik asal
karena harga adalah konstan maka
besarnya P, AR dan MR mempunyai
nilai yang sama sehingga kurvanya
berimoit menjadi satu. Jika
digambarkan ke tiga kurva tersebut
seakan-akan hanya satu kurva.
Dari gambar di samping terlihat harga
yang menjamin laba maksimal adalah
sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TR adalah OP1KQ1. Sedang
besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total
laba (TR - TC) adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per
unit P1P2
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba maksimal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba
8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Kerugian yang Minimum
8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Dari gambar disamping terlihat, harga
yang menjamin rugi minimum sebesar
OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC
adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR
adalah OP1LQ1. Total rugi(TR - TC) sebesar
P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi
per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin rugi minimal adalah sebesar
P = OP2 dan Q = OQ1
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Normal Profit (Break Even Income)
8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Dari gambar disamping terlihat harga yang
menjamin laba normal sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC
adalah OP1KQ1. Sedang TR sama.
Harga jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami
Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
a. mendapat laba super normal
b. mendapat laba normal
c. menderita kerugiaan
Gambar grafiknya bisa dilihat pada Gabar 8.3, 8.4, 8.5
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan
selalu hanya akan memperoleh
keuntungan normal saja dengan
MR = MC = AC, pada saat AC
minimum. Perusahaan yang hanya
menerima keuntungan normal
dinamakan "Marginal
Firm/Marginal or Profitability" ,
artinya apbila harga turun sedikit
saja perusahaan akan segera keluar
dari pasar.
8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar
Persaingan Sempurna
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang
diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling
efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang
diperjualbelikan tidak ada inovasi.Antara penjual yang satu dengan yang
lain produknya sama persis atau identik. Produk yang homogen ini
berakibat membatasi pilihan konsumen.Konsumen tidak bisa memilih
karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar
Persaingan Sempurna
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.
Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat
ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus
bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahaan baru siap
memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya
supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga. Mudahnya perusahaan baru
memasuki pasar ini di persyaratkan pada pasar persaingan sempurna.
Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi
sumber daya menjadi efisien dan konsumen dapat memperoleh barang
dengan harga yang kompetitif.
Pertanyaan Bab VIII
1. Mengapa MR harus sama dengan MC jika ingin laba maksimal
2. Mengapa pada perusahaan dalam persaingan sempurna, penjual
hanya sebagai price taker tidak bisa menjadi price maker?
3. Mengapa di dalam persaingan sempurna, penjual dan pembeli tidak
dapat memengaruhi harga pasar?
4. Bagaimana perusahaan dalam persaingan sempurna jika
memperoleh laba? sertakan kurvanya.
5. Mengap jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong
perusahaan baru masuk dalam pasar?
BAB IX
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Kelompok 5
Kelompok 5
disusun oleh
9.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
Deferensiasi produk atau product differentiation adalah
membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga
menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi,
perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik
dan lain sebagainya.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur
monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva
permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal.
Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga
tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
penjual lainnya.Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai
produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva
permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan
menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya. Biasanya,
kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam batas harga
tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi prod
Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada pasar yang lain,
maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima
keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima
keuntungan normal saja. Pada pasar persaingan monopoli barang
heterogen sehingga semua produsen juga tidak akan menetapkan harga
yang sama. Lain halnya dengan pasar persaingan sempurna dimana barang
adalah homogen, maka semua produsen akan menetapkan harga pasar
yang sama. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian
jalan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu
terbuka dan satunya tertutup. Apabila dalam jangka panjang ada
perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini mengalami keuntungan lebih,
maka akan mendorong masuknya perusahaan-perusahaan lain.
Dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar
berarti akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan
MC akan bergeser ke atas. Hal ini disebut increasing cost
industry. Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan
sampai seluruh keuntungan lebih yang mula-mula dinikmati
masing-masing perusahaan akan habis. Bentuk kurva
demand dari perusahaan monopolistik berada di antara
perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada
persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal
atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat
inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik
berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva
demand dari monopoli an persaingan sempurna.
9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK
DALAM JANGKA PENDEK PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
MONOPOLI DAPAT MENGALAMI TIGA HAL, YAITU:
9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK
DALAM JANGKA PENDEK PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
MONOPOLI DAPAT MENGALAMI TIGA HAL, YAITU:
1. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG
MENDAPAT LABA SUPERNORMAL
Dari gambar di samping, harga dan output
yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR= MC. Pada
kaidah MR = MC harga jual produk sebesar
OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1
dan besarnya laba P1P2LK
2. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG
MENDAPAT LABA NORMAL
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan
harga dan output yang menjamin laba
maksimal. Pada kaidah MR=MC harga jual
produk sebesar 0P1 dan output
yang dijual sebanyak 0Q1 dan besarnya
TC=TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
9.3. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat
Perubahan Permintaan yang Besar
1. Perubahan Harga Berakibat
Perubahan Permintaan yang Besar
3. Promosi Penjualan
3. Promosi Penjualan
2. Efisiensi Masing- Masing Perusahaan
2. Efisiensi Masing- Masing Perusahaan
4. Jenis Produk yang Tersedia
4. Jenis Produk yang Tersedia
PERTANYAAN BAB IX
1. Mengapa kurva permintaan dari persaingan monopolis berbentuk
sangat elastis?
2. Bagaimana dampak persaingan monopolis pada efisiensi?
3. Bagaimana saja kondisi perusahaan dalam persaingan monopoli?
4. Bagaimanakah bentuk kurva jika perusahaan dalam persaingan
monopolistik mengalami kerugian. Beri penjelasan.
5. Mengapa perubahan harga dalam persaingan monopolistik dapat
mengakibatkan perubahan permintaan yang cukup besar ?
BAB X
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR MONOPOLI
- Kelompok 5 -
10.1 ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana dalam pasar hanya
ada satu penjual sehingga tidak ada pesaing. Keadaan ini
adalah kasus monopoli murni. Perubahan harga dan putput
produk lain tidak memengaruhi sang monopoli. Tetapi
monopoli murni di dunia nyata jarang ditemukan.
10.2 CIRI-CIRI DAN FAKTOR
PENYEBAB PASAR MONOPOLI
Pasar Monopoli adalah industri satu perusahaan
1.
Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
2.
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri
3.
Dapat memengaruhi penentuan harga
4.
Promosi iklan kurang diperlukan
5.
10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
10.2 CIRI-CIRI DAN FAKTOR
PENYEBAB PASAR MONOPOLI
Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang
unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
1.
Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala
ekonomi (economic of scale) sehingga ke tingkat produksi yang sangat
tinggi.
2.
Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
3.
10.2.2. Faktor-faktor yang menimbulkan adanya
pasar monopoli
10.3 HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN
YANG AKAN MEMASUKI PASAR
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam
industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada
perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam
suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli
pasar. Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya
perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak
sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya
perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar dimana
perusahaan itu bergerak.
10.4 PENENTUAN BESARNYA
HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik
menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada
saat yang sama ia menentukan pula tingkat
output dan tingkat harga pasar untuk
produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam
gambar di bawah ini. Disitu perusahaan
tersebut menghasilkan output sebesar Q unit
pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia
menjual output-nya tersebut pada tingkat
harga P. Laba, yaitu sama dengan (P - C) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu
merupakan laba maksimum.
Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut
akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada
AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan di
minimum kan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih
besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti dapat meningkatkan laba dengan meningkatkan
produksi. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal saat MC = MR yang secara
matematis dapat ditunjukkan sebagai berikut:
π=R-B
Laba pertama akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat
output sama dengan nol.
10.5 POSISI KESEIMBANGAN
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu
pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva
permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri
atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih
banyak barang produksinya. Dengan demikian, kalau diperbandingkan
dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli
harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi
juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan
maksimal baginya.
10.5.1. Hubungan P, TR dan MR
Sementara itu kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan
yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih
besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini. Artinya, bahwa pada output tertentu
monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan
menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya bertambah. Pendapatan marginal
pada berbagai tingkat penjualan per unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah
dari harga per unit pada tingkat penjualan. Untuk lebih jelas bisa dilihat di tabel ini.
10.5.2. Laba, rugi dan impas bagi monopolis
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam
mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan
maksimum akan dicapai pada saat MR = MC. Laba
maksimal dicapai bila monopolis menjual
produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1
dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika
monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau
lebih sedikit laba yang diperoleh tidak maksimal atau
belum maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang
dijual tidak menuruti kaidah MR = MC. Lebih lanjut
dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1
biaya rata.
Monopolis yang mendapatkan keuntungan
1.
10.5.2. Laba, rugi dan impas bagi monopolis
Sejalan dengan penjelasan
gambar di atas, maka
besarnya harga TR=TC. Hal
ini terjadi karena adanya
kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC
jangka pendek naik
menjadi sama dengan
harga (P) sehingga TR =
OP1KQ dan TC = OQKP1.
2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas
10.5.2. Laba, rugi dan impas bagi monopolis
Sejalan dengan penjelasan
gambar di atas, maka besarnya
TC lebih daripada TR. Hal ini
terjadi kenaikan ongkos rata-
rata yang terus-menerus
sehingga AC jangka pendek
lebih besar daripada harga per
unit (P). Dengan demikian,
dalam jangka pendek dapat
menimbulkan kerugiaan
sebesar P1P2KL karena
TR=0P1LQ dan TC=OP2KQ.
3. Impas yang mendapatkan kerugiaan
10.6 kerugiaan dan
pengaturan monopoli
Monopoli tidak selalu lebih buruj daripada persaingan sempurna,
bisa kita lihat sebagai berikut :
Output yang lebih kecil
1.
Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar
2.
Efisiensi ekonomi
3.
Promosi penjualan
4.
10.6.1. Kerugian adanya monopoli
10.6 kerugiaan dan
pengaturan monopoli
Penentuan harga akan menarik Sang Monopolis menyediakan
produk sebanyak-banyaknya sesuai permintaan konsumen,
sehingga memperoleh laba maksimal. Karena tidak ada
pesaing, laba maksimal ini dapat dipertahankan dalam waktu
lama. Keuntungan ini dianggap tidak wajar, untuk itu
pemerintah dapat menentukan harga tertinggi dibawah harga
keseimbangan.
10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah
Pengaturan harga
1.
10.6 kerugiaan dan
pengaturan monopoli
Penentuan harga akan menarik Sang Monopolis menyediakan
produk sebanyak-banyaknya sesuai permintaan konsumen,
sehingga memperoleh laba maksimal. Karena tidak ada
pesaing, laba maksimal ini dapat dipertahankan dalam waktu
lama. Keuntungan ini dianggap tidak wajar, untuk itu
pemerintah dapat menentukan harga tertinggi dibawah harga
keseimbangan.
10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah
Pengaturan harga
1.
Sebelum ada penetapan harga dan
pemerintah, produsen monopolis
memaksimumkan keuntungan pada
produksi 0Q1 dengan harga OP1.
Apabila pemerintah ingin kesejahteraan
masyarakat, maka harus menambah
barang persediaan dengan harga lebih
murah. Sedang yang dijual monopolis
tidak memenuhi kesejahteraan
masyarakat. Oleh itu, bisa menetapkan
harga lebih rendah dari harga yang
berlaku, yaitu setinggi MC. Pada harga
tersebit monopolis masih dapat
keuntungan dan masyarakat
memperoleh barang lebih banyak.
10.6 kerugiaan dan
pengaturan monopoli
Disebut kasus decreasing cost
karena kita menghadapi kasus
di mana luas pasar terbatas
sehingga untuk memenubi
permintaan yang ada di pasar,
perusahaan monopoli hanya
beroperasi pada bagian kurva
di mana AC menurun
(drecreasing cost)
10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah
2. Pengaturan harga pada kasus monopoli murni dengan
grecreasing cost
10.6 kerugiaan dan
pengaturan monopoli
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat
bersifat tetap dasarnya (lumpsurn) dan bersifat
khusus (spresific).
10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah
3. PERPAJAKAN
Pajak yang lumpsurn tidak
dipengaruhi oleh jumlah barang
yang dihasilkan. Dengan demikian,
berapa pun jumlah barang, jumlah
pajak yang harus dibayar tetap
sama. Pajak lumpsurn ini sifatnya
seperti biaya tetap yang tidak
memengaruhi besarnya biaya
marginal, tetapi memengaruhi
besarnya biaya rata-rata.
a. pajak lumpsurn
Pajak ini dikenakan atas
jumlah barang yang
dihasilkan. Hal ini berarti
pengenaan pajak khusus
akan memengaruhi biaya
rata-rata maupun biaya
marginal karena pajak
tersebut sama dengan
menambah biaya variabel.
b. pajak khusuS (specific)
10.7 deskriminasi harga
Seorang produsen monopolis dapat menderita rugi karena terlalu sempitnya pasar.
Oleh karena itu, produsen tersebut harus memperluas pasar. Di samping itu, perluasan
pasar dapat ditempuh dengan mengadakan diskriminasi harga dengan cara menjual
barang yang dihasilkan di pasar yang berbeda.
10.7.1. Sifat dasar diskriminasi harga
10.7.2. pembagian pasar penjualan yang berbeda
Langkah pertama dalam diskrisminasi harga adalah menentukan cara Sang Monopolis
harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar. Dia harus membagi
penjualannya diantara berbagai pasar sedemikian rupa sehingga pendapatan marginal
dalam setiap pasar sama dengan pasar lain. Hal ini memberikan pendapatan total yang
paling besar dari suatu volume penjualan tertentu.
10.7 deskriminasi harga
Gambar 10.10 menjelaskan bahwa
biaya marginal ditunjukkan oleh
garis MC. Setiap kurva permintaan
mempunyai kurva pendapatan
marginal, yaitu MRa dab MRb.
Perusahaan berusaha
memaksimumkan keuntungan total
dengan menawarkan output
kepada setiap kelompok harga di
mana MC = MR.
10.7.3. Penetapan harga diskriminasi secara grafik dan numerik
Melihat penetapan harga diskriminasi secara grafik
1.
10.7 deskriminasi harga
10.7.3. Penetapan harga diskriminasi secara grafik dan numerik
2. Melihat penetapan harga diskriminasi secara numerik
Pertanyaan Bab x
1. Jelaskan konsep monopoli alamiah.
2. Jelaskan yang menjadi alasan bisa munculnya monopoli
3. Jelaskan usaha apa yang bisa melanggengkan keberadaan
monopoli. paling tidak upaya membatasi pesaing
4. Mengapa diantara bentuk pasar pesaingan, produsen perusahaan
monopoli paling mudah menetapkan harga.
5. Jelaskan dengan grafik sehingga jelas perbedaan dampak
pengaturan monopoli dengan pajak spesifik dan lumpsum
BAB XI
1. Mengapa bentuk pasar persaingan oligopoli adalah bentuk persaingan
yang paling sulit menetapkan harga
2. Bagaimana kesimbangan yang bersifat stabil pada model pasar oligopoli
Cournot terbentuk
3. Mengapa persaingan oligopoli harga sulit untuk diturunkan dan dinaikkan
walaupun biaya produksi berubah (turun atau naik)
4. Bagaimana perbedaan konsep dari collusi (kartel) dan price leader
sebagai model penetapan harga dalam oligopoli
5. Mengapa bentuk demsnd oligopoli kinked (patah)
Pertanyaan Bab XI
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

More Related Content

What's hot

PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptxPPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptxssuserb61662
 
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif IslamMakalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif IslamAmalia Damayanti
 
Kumpulan Tugas Mikro Ekonomi
Kumpulan Tugas Mikro EkonomiKumpulan Tugas Mikro Ekonomi
Kumpulan Tugas Mikro EkonomiSyahrizalZebua
 
Pengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IPengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IMuharam Bayu
 
Pengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiPengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiMuhamad Yogi
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Gondo Madden
 
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...Shofiana Ifada
 
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12aldilanurlita
 
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix yPpt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix yjopiwildani
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiJajang Sulaeman
 
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomiMasalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomiRiyadi Joe
 
makalah Sumber Daya Alam dan Lingkungan
makalah Sumber Daya Alam dan Lingkunganmakalah Sumber Daya Alam dan Lingkungan
makalah Sumber Daya Alam dan LingkunganZharfa Setiawan
 

What's hot (20)

PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptxPPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 1.pptx
 
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif IslamMakalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
 
Kumpulan Tugas Mikro Ekonomi
Kumpulan Tugas Mikro EkonomiKumpulan Tugas Mikro Ekonomi
Kumpulan Tugas Mikro Ekonomi
 
Pengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IPengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi I
 
Pengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiPengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu Ekonomi
 
Tro 1,2,3
Tro 1,2,3Tro 1,2,3
Tro 1,2,3
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
 
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
Soal dan pembahasan uts ujian tengah semester mikroekonomi 1 tahun 2014 2015 ...
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makro
 
Konsep ilmu ekonomi
Konsep ilmu ekonomiKonsep ilmu ekonomi
Konsep ilmu ekonomi
 
Model Ekonomi
Model EkonomiModel Ekonomi
Model Ekonomi
 
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptxPERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
 
PPT Ekonomi
PPT EkonomiPPT Ekonomi
PPT Ekonomi
 
Mazhab Neo Klasik 1
Mazhab Neo Klasik 1Mazhab Neo Klasik 1
Mazhab Neo Klasik 1
 
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro Kelompok 12
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
 
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix yPpt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix y
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
 
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomiMasalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
 
makalah Sumber Daya Alam dan Lingkungan
makalah Sumber Daya Alam dan Lingkunganmakalah Sumber Daya Alam dan Lingkungan
makalah Sumber Daya Alam dan Lingkungan
 

Similar to Materi Pengantar Ekonomi Mikro Ak-H Kelompok 5

Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1lufvifebrianti
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxSuciCahyani18
 
Modul_ekonomi_kelas_x.doc
Modul_ekonomi_kelas_x.docModul_ekonomi_kelas_x.doc
Modul_ekonomi_kelas_x.docLeli Laili
 
Modul IPS Kelas 2
Modul IPS Kelas 2Modul IPS Kelas 2
Modul IPS Kelas 2galih06
 
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...ochamailissa
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdfTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdfNala Cahyani
 
Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)
Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)
Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)Iing Sodikin
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxSuciCahyani18
 
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxKumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxlufvifebrianti
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023ziyakhoir29
 
Pengantar ekonomi &bisnis 2
Pengantar ekonomi &bisnis 2Pengantar ekonomi &bisnis 2
Pengantar ekonomi &bisnis 2Rika Nurviana
 
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomiDek Pande
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSSiti Hardiyanti
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxkusdiantoteguh2
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxnabillaazzahra28
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Materi Pengantar Ekonomi Mikro Ak-H Kelompok 5 (20)

Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
 
Modul_ekonomi_kelas_x.doc
Modul_ekonomi_kelas_x.docModul_ekonomi_kelas_x.doc
Modul_ekonomi_kelas_x.doc
 
Modul IPS Kelas 2
Modul IPS Kelas 2Modul IPS Kelas 2
Modul IPS Kelas 2
 
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
Tugas Akhir PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono...
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdfTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas U Kelompok 10.pdf
 
Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)
Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)
Kelas x ekonomi kd 3.1 (2)
 
Dasar ilmu sosial
Dasar ilmu sosialDasar ilmu sosial
Dasar ilmu sosial
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
 
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxKumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
 
Aktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomiAktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomi
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
 
Pengantar ekonomi &bisnis 2
Pengantar ekonomi &bisnis 2Pengantar ekonomi &bisnis 2
Pengantar ekonomi &bisnis 2
 
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
 
M1 11-38
M1 11-38M1 11-38
M1 11-38
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPS
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Materi Pengantar Ekonomi Mikro Ak-H Kelompok 5

  • 1. Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
  • 2. Materi Pengantar Ekonomi Mikro Disusun Oleh : Kelompok 5 Dian Rimayanti (1222300065) 1. Widya Kusuma W. (1222300066) 2. Ziyadatul Khoiroh (1222300067) 3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun 2023
  • 4. Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro. Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis mengalami kesulitan dan penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. selaku dosen pengajar yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyelesaian proposal penelitian ini. Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Surabaya, 13 Januari 2024 Kelompok 5
  • 5. Daftar Isi Cover......................................................................................................................................................................................................1 Judul......................................................................................................................................................................................................2 Foto Kelompok.....................................................................................................................................................................................3 Kata Pengantar....................................................................................................................................................................................4 Daftar Isi................................................................................................................................................................................................5 BAB I......................................................................................................................................................................................................6 Pertanyaan Bab I...............................................................................................................................................................................19 BAB II...................................................................................................................................................................................................20 Pertanyaan Bab II..............................................................................................................................................................................52 BAB IV..................................................................................................................................................................................................53 Pertanyaan Bab IV............................................................................................................................................................................89 BAB V..................................................................................................................................................................................................90 Pertanyaan Bab V............................................................................................................................................................................118 BAB VIII.............................................................................................................................................................................................119 Pertanyaan Bab VIII........................................................................................................................................................................132 BAB IX................................................................................................................................................................................................133 Pertanyaan Bab IX...........................................................................................................................................................................142 BAB X.................................................................................................................................................................................................143 Pertanyaan Bab X...........................................................................................................................................................................170 BAB XI................................................................................................................................................................................................171 Pertanyaan Bab XI..........................................................................................................................................................................187
  • 7. 1.2 SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Adam smith dijuluki bapak ilmu ekonomi karena telah meletakkan dasar- dasar ilmu ekonomi sehingga bisa digolongkan menjadi science. adam smith sering disebut sebagai orang pertama yang mengembangkan ilmu ekonomi. Buku An Inquiry Into the Nature and Causes of the Nation karya Adam Smith menyebabkan ilmu ekonomi sering disebut sebagai the queen of social sciences but the oldiest art.
  • 8. 1.2 MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI Ilmu ekonomi mengenal bebrbagai mazhab. Sastradipero (2001: 12-82), menyatakan bahwa terdapat delapan mazhab ilmu ekonomi, yaitu (1) mazhab merkantilis, (2) mazhab fisiokrat, (3) mazhab klasik, (4) mazhab sosialis, (5) mazhab historis, (6) mazhab marjinalis, (7) mazhab institusionalis, (8) mazhab kesejahteraan.
  • 9. 1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan tentang bagaimana usaha manusia untuk mencapai kemakmuran. Oleh karena itu, tidak asing lagi bahwa ilmu ekonomi sering disebut sebagai ilmu yang tentang kemakmuran. Jadi pada dasarnya bagaimana semua orang atau masyarakat dapat mencapai kemakmuran ekonominya atau yang disebut welfare economic. Ilmu ekonomi timbul sebagai akibat (1) jumlah dan macam raga, kebutuhan manusia sangat nanyak dan tak terbatas, (2) akibat dari alat pemuas kebutuhan relatif terbatas bila dibandingkan dengan kebutuhan manusia.
  • 10. 1.4 KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI Jasa 1. Jasa merupakan layanan seseorang/instansi/barang yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jasa dapat berupa seperangkat putput yang berwujud dan tak berwujud. 2. Barang Barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat secara fisik (seperti baju atau televisi) dan sesuatu yang tidak dapat diraba serta dilihat (seperti udara, oksigen, gas alam). 1.4.1. Pengertian Dasar Barang dan Jasa
  • 11. 1.4.2. Kelangkaan (scarcity) dan Alternatif Pilihan Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membicarakan tentang alam dan membahas ketersediaan sumber daya yang langka. Kelangkaan sumber daya berakar pada zat alam sendiri yang terbatas adanya. Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi sehingga memaksa manusia untuk membuat pilihan. Dengan melakukan pilihan, pemenuhan atas suatu kebutuhan tertentu memiliki implikasi mengorbankan kebutuhan yang lain. 1.4.3. Problem dalam Ilmu Ekonomi Mekanisme Ekonomi Mekanisme Perencanaan Pusat Mekanisme Pasar
  • 12. 1.5 KEGIATAN EKONOMI 1.5.1. Kebutuhan Manusia, Sumber Pemuas dan Teknik Produksi Kebutuhan Manusia 1. Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan perekonomian. Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai ragam dan dalam jangka pendek tak dapat dipuaskan. Kebutuhan juga timbul dari kebiasaan hidup kita (culture) karena masyarakat mempunyai persyaratan tertentu mengenai "hidup pantas", normal-norma tertentu mengenai rumah dan makanan, seni, pemilikan, dan penggunaan barang-barang tertentu seperti mobil, pesawat televisi, stereo dan lain-lain.
  • 13. 1.5.2. Perilaku dan Aktivitas Ekonomi 2. Sumber Pemuas Tingkat pemuas kebutuhan yang dapat disediakan suatu perekonomian sebagian tergantung pada jumlah dan kualitas sumber-sumber yang dimilikinya. Sumber-sumber mempunyai dua ciri. Pertama, kebanyakan sumber terbatas jumlahnya. Sumber mudah dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Kedua, kebanyakan sumber adalah langka, artinya sumber tersebut terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan produk yang dihasilkan.
  • 14. 1.5.2. Perilaku dan Aktivitas Ekonomi Pelaku Ekonomi 1. a. Rumah tangga keluarga b. Rumah tangga perusahaan c. Rumah tangga pemerintah 2. Aktivitas Ekonomi Dalam bagian ini kita akan melihat bagaimana terjadinya aliran barang dan aliran uang dalam perekonomian yang sekaligus membentuk pasar, baik pasar barang konsumsi maupun pasar faktor produksi. Untuk lebih jelas kita dapat menggambarkan sebuah aliran melingkar dan uang serta barang bagi suatu perekonomian seperti pada Gambar 1.1.
  • 15. 1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP, UNSUR PENTING DAN ALAT ANALISIS TEORI EKONOMI Asumsi Rasionalitas 1. Aumsi Ceteris Paribus 2. Asumsi Penyederhaan 3. 1.6.1. Pengunaan Asumsi dalam Teori Ekonomi 1.6.2. Unsur-Unsur Penting dalam Teori Ekonomi Mikro Dalam menjelaskan atau menguraikan teori ekonomi mikro terdapat empat unsur penting, yaitu definisi-definisi, pemisalan- pemisalan, hipotesis, dan pembuatan ramalan
  • 16. 1.6.3. Pendekatan Ilmiah untuk Menjelaskan Teori Ekonomi Pendekatan 1. Analasis Ekonomi 2. Analisis Statistik 3. Eksperimen 4. 1.6.4. Perangkap dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi Kegagalan untuk menjaga “hal-hal lainnya tetap sama” (Ceteris Paribus) 1. Kegagalan karena adanya kekeliruan Post Hoc 2. Kekeliruan komposisi 3.
  • 17. 1.7 EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI Kegunaan Ilmu Ekonomi 1. Pengetahuan ekonomi dapat membantu mengelola kebidupan, memahami masyarakat, dan memperbaiki dunia di sekitar kita. Ilmu ekonomi membantu kita, secara individu, dalam cara berbeda, tergantung pada kehidupan pribadi kita masing-masing. 2. Teori Harga a. Teori harga dan ilmu ekonomi Teori harga dan ilmu ekonomi berhubungan dengan kegiatan ekonomi dan unit-unit ekonomi seperti konsumen, pemilik modal dan badan-badan usaha sampai pada konsumen, komposisi arus barang tersebut. Teori harga biasanya menganggap bahwa suatu ekonomi dalam keadaan stabil, tanpa adanya fluktuasi naik turun dan pemantaan sepenuhnya (full employment) sumber-sumber yang ada. 1.7.1 Penggunaan Ilmu Ekonomi
  • 18. 1.7.2 Lingkup Pembahasan Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu : Kelompok ekonomi deskriptif 1. Kelompok teori ekonomi 2. Kelompok ekonomi terapan 3. b. Teori harga dan dunia hidup Dalam hal ini ditemukan kesulitan, tetapi jika mengetahui hakikat kesulitan-kesulitan ini maka kesulitan tidak sebesar yang dibayangkan. Pertama, teori harga tidak memberikan gambaran dunia yang kita lihat. Teori ini tidak mengatakan kenapa ada perbedaan harga gula di Surabaya dan Papua sebesar Rp2.000,00 pada tanggal yang sama. Akan tetapi, walaupun demikian teori harga membantu kita memahami dunia nyata. Teori harga menunjukkan secara umum bagaimana cara menentukan harga gula dan peranan harga gula dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan.
  • 19. Pertanyaan Bab I 1. mengapa buku Adam Smith yang berjudul Wealth of Nations pada tahun 1976 digunakan sebagai tonggak kelahiran ilmu ekonomi 2. Bagaimana perbedaan pemikiran Adam Smith, Alfred Marshal, dan J.M. Keynes 3. Jelaskan mengapa dalam menjelaskan teori ekonomi diperlukan suatu asumsi. 4. Mengapa teori ekonomi mikro juga bisa disebut dengan teori harga 5. Bagaimana mazhab merkantilisme
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52. 1. Mengapa kurva permintaan digambarkan dengan slope negatif 2. Mengapa kurva penawaran digambarkan dengan slope positif 3. Bagaimana perbedaan skedul penawaran, kurva penawaran, dan fungsi penawaran 4. Bagaimana harga keseimbangan dan kuantitas keseinbangan jika kondisi penawaran lebih rendah daripada permintaan. 5. Mengapa air yang lebih berguna harganya rendah, sedangkan intan yang lebih tidak berguna harganya mahal? Pertanyaan Bab II
  • 54. Dapatkah kita mengukur secara pasti nilai guna dari suatu komoditas? Jawabanya adalah tidak. Oleh karena itu, metode kaedinal tidak umum dipakai dalam teori (kehidupan) yang modern, tetapi prinsip marginal ultility yang menurun tetap berlaku hingga kini. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN
  • 55. Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan dalam mempelajari pendayagunaan (utility). Dua pendekatan itu menjelaskan perilaku konsumen. Konsumen lebih suka membeli barang dan jasa dalam ju,lah lebih banyak jika harga barang tersebut turun dan sebaliknya membeli jumlah barang dan jasa lebih sedikit jika harga barang tersebut meningkat.
  • 56. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna 1. Nilai penggunaan subjektif 2. Nilai Barang dibedakan menjadi 2, yaitu : Nilai pertukaran objektif 1. Nilai pertukaran subjektif 2. Nilai pertukaran dapat dibagi menjadi :
  • 57. Hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya manusia berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemenuhan Kepuasan
  • 58. Pendekatan tradisional ini merusmuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U=f(X1; X2; ....... Xn) 4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN
  • 59. 4.3 CARDINAL APPROACH 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasaan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. 2. Guna Total (Total Utility) Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumsi berbagai jumlah barang. 4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU)
  • 60.
  • 61. Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu: Utility bisa diukur dengan uang. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility). Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal. 4.3.2 Asumsi (Anggapan) dalan Teori Cardinal
  • 62. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang keliru 1. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan 2. 4.3.3. Kritik pada Pendekatan Cardinal
  • 63. TU2(sesudah tambahan) - TU1(sebelum ada penambahan)=MUx Contoh: Seorang konsumen memerlukan dua jenis barang X dan Y, dimana harga barang X $ 1 per unit dan Y $ 1 per unit sedangkan pendapatan konsumen tersebut sebesar $ 10 dan guna batas dari dua barang tersebut seperti dalam tabel berikut. 4.3.4. Maksimalisasi Guna
  • 64. Misalkan konsumen memerlukan barang X dan Y, harga barang X $1 per unit dan barang Y $2 per unit sedangkan guna batas kedua barang tersebut seperti tabel di bawah ini: Misalkan konsumen memiliki uang sebesar $4. Kombinasi barang X dan Y yang mana yang dipilih agar utility-nya maksimal.
  • 65. (1) Syarat Utama MUx/Px = MUy/Py (2) Syarat Kedua : X . Px + Y . Py = I (income) 4.3.5. Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi
  • 66. Adanya efek substitusi 1. Efek Pendapatan (income) 2. Diketahui besarnya marginal ultility dari barang X dan Y sebagai berikut: 4.3.6. Perubahan Kombinasi Brang yang Dibeli Konsumen
  • 67. Jika kondisi perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta digambarkan secara grafik bisa sebagai berikut:
  • 68. 4.4.1 Property Indiference Curve Ada 3 kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu: Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). 1. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik karena jika seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. 2. Anggaran terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologi saja. 3. 4.4 INDIFFERENCE CURVE APPROACH
  • 69. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve 1. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). Utility dinyatakan secara ordinal. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility) The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi Consistence and transitity of choice
  • 70. 2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut Marginal Rate of Substitution
  • 71. Dari tabel di atas dapat dibuat kurva seperti di samping:
  • 72. 3. Sifat-Sifat Indifference Curve Berlakunya hukum diminishing rate of return Cembung terhadap titik 0 atau origin Dua IC tidak akan saling berpotongan
  • 73. 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin Utilitasnya Semakin Besar Keterangan gambar dibawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik 0 menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
  • 74.
  • 75. 5. Pada dua IC Tidak Saling Berpotongan Kombinasi titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi titik A memberikan utilitas sama dengan titik C. Kombinasi titik B sama dengan kombinasi pada titik C. Kenyataannya, kombinasi titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
  • 76.
  • 77. 4.4.2. Kendala Anggaran (Budget Contraint) Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai oleh konsumen. Garis ini disebut garis anggaran (budget line). Persamaan budget line dapat ditulis sebagai berikut: BPx . (X) + Py . Y
  • 78. Contoh: Pendapatan konsumen sebesar $100. Pendapatan ini akan dipergunakan untuk membeli barang Y di mana harga X $2 per unit dan barang Y $4 per unit. Jika semua pendapatannya dibelikan dengan barang Y maka ia akan mendapatkan sebanyak 20 unit barang Y. Bila pendapatannya seluruhnya dibelikannya dengan barang X maka ia akan mendapatkan sejumlah 50 unit barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit barang X ini dibuat dalam satu grafik maka garis yang menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut kurva anggaran (budget line)
  • 79.
  • 80. Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat. 4.4.3 Keseimbangan Konsumen
  • 82. 4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Pada saat harga barang X sebesar$ 2jumlah yang diminta sebesar OQ1. Harga barang X turun menjadi $ 1.8 jumlah yang diminta barang X meningkat menjadi sebesar OQ2. Perhatikan jumlah barang X yang diminta pada grafik di atas dan bawah besarnya sama. Jika titik E1 dan E2 dihubungkan membentuk kurva demand.
  • 83. Jadi ICC atau kurva engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau kurva engel dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, interior, dan giffen. 4.4.6. Penggambaran Kurva Engel dari Kura ICC
  • 84. 4.4.7. Bentuk Indifference Curve • Kurva Indifference yang Linier Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna
  • 85. 4.4.7. Bentuk Indifference Curve • Kurva indifference curve yang berupa huruf L menunjukkan barang komplemen
  • 86. 1. Kritik a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah. b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya factor- faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X. c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, past behavior stock. 4.4.8. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve
  • 87. 2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi Contoh soal: Diketahui suatu fungsi utility beserta nilai dari pendapatan harga. Fungsi utility = XY dan besarnya income (I) = $1.000. Harga barang X (Px) = $ 10 dan Py = $20. Hitunglah kuantitas barang X dan barang Y yang mengoptimumkan kepuasan konsumen.
  • 89. 1. Jelaskan perbedaan istilah nilai dan guna 2. Jelaskan perbedaan antara pendekatan classical dan ordinal 3. Mengapa kurva Ic turun dari kiri atas ke kanan bawah 4. Mengapa dua IC tidak saling berpotongan 5. Bagaimana jika terjadi kurva IC berbentuk linier dari kiri bawah ke kanan atas? Pertanyaan Bab IV
  • 90. PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 5 BAB V PERILAKU PRODUSEN Start
  • 91. PERILAKU PRODUSEN Perilaku produsen adalah tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menggunakan input yang dimilkinya 02
  • 92. 5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Ukuran jangka waktu proses produski yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, hitunga hari bahkan hitungan bulanan dan tahun. Bagi perusuhaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali. Untuk industri lain, jangka pendek mungkin satu tahun atau lebih. Adanya kesulitan mengklasifikasi secara general ini menyebabkan teori ekonomi acuan jagka pendek dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen dapat megubah faktor produksi yang ia gunaka atau tidak. 03
  • 93. 5.2 FUNGSI PRODUKSI Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara intput (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa mengperhitungkan harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis : Q = F (C,L,B,S) Thynk University 04
  • 94. HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN INPUT BISA DALAM BENTUK LINIER MAUPUN TIDAK LINIER • BENTUK FUNGSI LINIER : 05 Q = a + bX
  • 95. HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN INPUT BISA DALAM BENTUK LINIER MAUPUN TIDAK LINIER • BENTUK FUNGSI CUBIC : 06 Q = a + b1X + b2X²
  • 96. HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN INPUT BISA DALAM BENTUK LINIER MAUPUN TIDAK LINIER • BENTUK FUNGSI CUBIC : 07 Q = a + b1X + b2X² + b3X³
  • 97. 5.3 ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP, AP, MP. • AP = TP/Labor • MP = TP2 -TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP • MP = ? TP/ ? L 08
  • 98. 5.3.1 HUKUM TAMBAHAN HASILBYANG SEMAKIN BERKURANG ( THE LAW OF DIMINISHING RETURN Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns) Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variable dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dinumpai siatu kenaikan produksi total apabila kita menabah faktor produksi variable itu secara terus menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. 09
  • 99. 5.3.2 HUBUNGAN ANTARA TP, AP DAN MP Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari naik menjadi turun, maka saat itu kurva MP menjadi titik maksimumnya. Kemudian saat kurva TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP sama dengan nol. HUBUNGAN MP DAN TP Jika AP semakin bertambah maka MP > AP 1. Jika AP semakin maximum maka MP = AP 2. Jika AP semakin berkurang maka MP < AP 3. HUBUNGAN MP DAN TP 10
  • 100. 5.3.4 TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI Dalam tahap I ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II dimulai dari AP maksimal hingga MP-nya sama dengan nol. Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun. 11
  • 101. 5.4 PRODUKSI JANGKA PANJANG 12 Suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah jumlahnya atau bersifat variable.
  • 102. 5.4.1 ISOQUANT Kurva yang menunjukkan berbahai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariable yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Kurva isoquant digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit. 13 1. Pengertian Isoquant
  • 103. 5.4.1 ISOQUANT a. cembung ke arah titik origin. b. menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. yang erletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang. d. antara kurva satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau bersinggungan. 14 2. Sifat dari Kurva Isoquant
  • 104. 5.4.1 ISOQUANT 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) Dari Gambar 5.3 bersarnya slope MRTS di titik C adalah : MRTS di C = - ∆K/ ∆L Sejumlah faktor X yang barus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya : • K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif • K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif 15
  • 105. 5.4.1 ISOQUANT Bentuk isoquant linier seperti di samping menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna. 16 4. Bentuk Isoquant Lain
  • 106. 5.4.1 ISOQUANT Bentuk isoquant seperti di samping menunjukkan tidak adanya subtitusi input kapital dan labor. 17 4. Bentuk Isoquant Lain
  • 107. 5.4.2 ISO-BIAYA (ISOCOST) Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang- barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. 1. PENGERTIAN ISOCOST 18
  • 108. 5.4.2 ISO-BIAYA (ISOCOST) 2. GAMBAR KURVA ISOCOST Melihat gambar di atas,jika harga faktor produksi kapital adala Pk, harga labor adala IP dan besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit. Slope kurva cost = M/Pk : M/Pl = M/Pk x Pl/M = Pl/Pk Sedang Fungsi TC = Pl L + Pk K 19
  • 109. 3. PERUBAHAN ISOCOST b. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. 20 a. Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap.
  • 110. 3. PERUBAHAN ISOCOST c. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah. 21
  • 111. 5.4.3 EKULIBRIUM PRODUSEN Ekuilibrium produsen dapat diartikan sebagai suatu keadaan seimbang d mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah. tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya. 22 5.4.4 JALUR EKSPANSI EXPANSION PATH) Suatu garis yang menunjukkan titik-titik least cost combination (LCC)
  • 112. 5.4.5 HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA (RETURN OF SCALE) Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output, maka: = L+ C AKAN MENGHASILKAN Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah = AL+ AC BQ 23
  • 113. APABILA TERJADI : a. b>a disebut increasing return to scale 24
  • 114. APABILA TERJADI : b. b=a disebut constant return to scale 25
  • 115. APABILA TERJADI : c. b<a disebut decreasing return to scale 26
  • 116. 5.4.6 MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG EFISIEN (RIDGE LINE) Relevant Range (daerah relevan) yaitu daerah yang memungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant. Jadi apabila produsen masih berproduksi di luar relevant range maka titik produksi itu terletak di daerah yang tidak relevan ( irrelevant range). Garis batas yang mebatasi antara daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevan disebut ridge line. Ada dua macam ridge lind, yaitu ridge lind atas dan ridge line bawah. 27
  • 117. 5.4.7 KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST COST COMBINATION) Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut least resources combinations. Perbedaan Gambar 5.7 dan 5.8 adalah Gambar 5.7 ridge line hanya menunjukkan kombinasi faktor produksi mana yang efisien, sedangkan Gambar 5.8 menujukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos kecil. 28
  • 118. PERTANYAAN BAB V 1. Jelaskan yang dimaksud dengan production isoquant 2. Jelaskan ciri-ciri kurva isoquant 3. Jelaskan yang dimaksud dengan law diminishing return 4. Jelaskan perbedaan istilah kombinasi yang efisien dengan least cost combinations 5. Jelaskan makna bagi seorang produsen dalam ridge-line area ada daerah ekonomis 29
  • 119. bab viii PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Kelompok 5
  • 120. 8.1 Bentuk Pasar Persaingan Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat berkumlulnya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan. Pasar secara teori ekonomi miko dibagi menjadi empat golongan besar : 1. pasar persaingan sempurna 2. pasar persaingan monopolistik 3. pasar monopoli 4. pasar oligopolio 8.1.1. Pengertian Pasar
  • 121. Ciri-Ciri Persaingan Sempurna Persainga Monopolistik Oligopoli Monopoli Jumlah Penjual sangat banyak banyak sedikit satu Jumlah Pembeli sangat banyak banyak banyak banyak Kondisi Produk yang Dijual identik substitusi hampir sama tetapi masih nisa dibedakan/beda corak barang standar/berbeda corak tidak ada substitusi yang dekat/sempurna Kekuasaan Menentukan Harga tidak ada sedikit jika tanpa kerja sama sedikit. tetapi dengan kerja sama sangat besar sangat besar 8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
  • 122. 8.1 Pasar Persaingan Sempurna 8.2.1 Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna Di pasar persaingan sempurna penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar • Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak • Barang yang diperjualbelikn homogen/identik • Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah • Informasi terhadap pasar sempurna
  • 123. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapkan oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang. Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada Gambar 8.1.
  • 124. Dari tabel diatas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimoit menjadi satu. Jika digambarkan ke tiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
  • 125. Dari gambar di samping terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR - TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2 Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
  • 126. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Dari gambar disamping terlihat, harga yang menjamin rugi minimum sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi(TR - TC) sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal adalah sebesar P = OP2 dan Q = OQ1
  • 127. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Dari gambar disamping terlihat harga yang menjamin laba normal sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang TR sama. Harga jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah
  • 128. 8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek a. mendapat laba super normal b. mendapat laba normal c. menderita kerugiaan Gambar grafiknya bisa dilihat pada Gabar 8.3, 8.4, 8.5
  • 129. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Dalam jangka panjang perusahaan selalu hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability" , artinya apbila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  • 130. 8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik. Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen.Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
  • 131. 8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahaan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini di persyaratkan pada pasar persaingan sempurna. Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi efisien dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
  • 132. Pertanyaan Bab VIII 1. Mengapa MR harus sama dengan MC jika ingin laba maksimal 2. Mengapa pada perusahaan dalam persaingan sempurna, penjual hanya sebagai price taker tidak bisa menjadi price maker? 3. Mengapa di dalam persaingan sempurna, penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar? 4. Bagaimana perusahaan dalam persaingan sempurna jika memperoleh laba? sertakan kurvanya. 5. Mengap jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong perusahaan baru masuk dalam pasar?
  • 133. BAB IX PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Kelompok 5 Kelompok 5 disusun oleh
  • 134. 9.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik dan lain sebagainya.
  • 135. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya. Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi prod
  • 136. Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan normal saja. Pada pasar persaingan monopoli barang heterogen sehingga semua produsen juga tidak akan menetapkan harga yang sama. Lain halnya dengan pasar persaingan sempurna dimana barang adalah homogen, maka semua produsen akan menetapkan harga pasar yang sama. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup. Apabila dalam jangka panjang ada perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya perusahaan-perusahaan lain.
  • 137. Dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser ke atas. Hal ini disebut increasing cost industry. Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih yang mula-mula dinikmati masing-masing perusahaan akan habis. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli an persaingan sempurna.
  • 138. 9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK DALAM JANGKA PENDEK PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLI DAPAT MENGALAMI TIGA HAL, YAITU: 9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK DALAM JANGKA PENDEK PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLI DAPAT MENGALAMI TIGA HAL, YAITU:
  • 139. 1. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA SUPERNORMAL Dari gambar di samping, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR= MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK
  • 140. 2. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA NORMAL MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR=MC harga jual produk sebesar 0P1 dan output yang dijual sebanyak 0Q1 dan besarnya TC=TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
  • 141. 9.3. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar 3. Promosi Penjualan 3. Promosi Penjualan 2. Efisiensi Masing- Masing Perusahaan 2. Efisiensi Masing- Masing Perusahaan 4. Jenis Produk yang Tersedia 4. Jenis Produk yang Tersedia
  • 142. PERTANYAAN BAB IX 1. Mengapa kurva permintaan dari persaingan monopolis berbentuk sangat elastis? 2. Bagaimana dampak persaingan monopolis pada efisiensi? 3. Bagaimana saja kondisi perusahaan dalam persaingan monopoli? 4. Bagaimanakah bentuk kurva jika perusahaan dalam persaingan monopolistik mengalami kerugian. Beri penjelasan. 5. Mengapa perubahan harga dalam persaingan monopolistik dapat mengakibatkan perubahan permintaan yang cukup besar ?
  • 143. BAB X PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI - Kelompok 5 -
  • 144. 10.1 ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan di mana dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada pesaing. Keadaan ini adalah kasus monopoli murni. Perubahan harga dan putput produk lain tidak memengaruhi sang monopoli. Tetapi monopoli murni di dunia nyata jarang ditemukan.
  • 145. 10.2 CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI Pasar Monopoli adalah industri satu perusahaan 1. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip 2. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri 3. Dapat memengaruhi penentuan harga 4. Promosi iklan kurang diperlukan 5. 10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
  • 146. 10.2 CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 1. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) sehingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. 2. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan. 3. 10.2.2. Faktor-faktor yang menimbulkan adanya pasar monopoli
  • 147. 10.3 HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar dimana perusahaan itu bergerak.
  • 148. 10.4 PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Disitu perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P - C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
  • 149. Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan di minimum kan dengan berhenti berproduksi. Jika MR > MC berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti dapat meningkatkan laba dengan meningkatkan produksi. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal saat MC = MR yang secara matematis dapat ditunjukkan sebagai berikut: π=R-B Laba pertama akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
  • 150. 10.5 POSISI KESEIMBANGAN Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya.
  • 151. 10.5.1. Hubungan P, TR dan MR Sementara itu kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini. Artinya, bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya bertambah. Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari harga per unit pada tingkat penjualan. Untuk lebih jelas bisa dilihat di tabel ini.
  • 152. 10.5.2. Laba, rugi dan impas bagi monopolis Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR = MC. Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperoleh tidak maksimal atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR = MC. Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata. Monopolis yang mendapatkan keuntungan 1.
  • 153. 10.5.2. Laba, rugi dan impas bagi monopolis Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR=TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1. 2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas
  • 154. 10.5.2. Laba, rugi dan impas bagi monopolis Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih daripada TR. Hal ini terjadi kenaikan ongkos rata- rata yang terus-menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugiaan sebesar P1P2KL karena TR=0P1LQ dan TC=OP2KQ. 3. Impas yang mendapatkan kerugiaan
  • 155. 10.6 kerugiaan dan pengaturan monopoli Monopoli tidak selalu lebih buruj daripada persaingan sempurna, bisa kita lihat sebagai berikut : Output yang lebih kecil 1. Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar 2. Efisiensi ekonomi 3. Promosi penjualan 4. 10.6.1. Kerugian adanya monopoli
  • 156. 10.6 kerugiaan dan pengaturan monopoli Penentuan harga akan menarik Sang Monopolis menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai permintaan konsumen, sehingga memperoleh laba maksimal. Karena tidak ada pesaing, laba maksimal ini dapat dipertahankan dalam waktu lama. Keuntungan ini dianggap tidak wajar, untuk itu pemerintah dapat menentukan harga tertinggi dibawah harga keseimbangan. 10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah Pengaturan harga 1.
  • 157. 10.6 kerugiaan dan pengaturan monopoli Penentuan harga akan menarik Sang Monopolis menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai permintaan konsumen, sehingga memperoleh laba maksimal. Karena tidak ada pesaing, laba maksimal ini dapat dipertahankan dalam waktu lama. Keuntungan ini dianggap tidak wajar, untuk itu pemerintah dapat menentukan harga tertinggi dibawah harga keseimbangan. 10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah Pengaturan harga 1.
  • 158. Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah, produsen monopolis memaksimumkan keuntungan pada produksi 0Q1 dengan harga OP1. Apabila pemerintah ingin kesejahteraan masyarakat, maka harus menambah barang persediaan dengan harga lebih murah. Sedang yang dijual monopolis tidak memenuhi kesejahteraan masyarakat. Oleh itu, bisa menetapkan harga lebih rendah dari harga yang berlaku, yaitu setinggi MC. Pada harga tersebit monopolis masih dapat keuntungan dan masyarakat memperoleh barang lebih banyak.
  • 159. 10.6 kerugiaan dan pengaturan monopoli Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenubi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (drecreasing cost) 10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah 2. Pengaturan harga pada kasus monopoli murni dengan grecreasing cost
  • 160. 10.6 kerugiaan dan pengaturan monopoli Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsurn) dan bersifat khusus (spresific). 10.6.2. Pengaturan monopoli oleh pemerintah 3. PERPAJAKAN
  • 161. Pajak yang lumpsurn tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang, jumlah pajak yang harus dibayar tetap sama. Pajak lumpsurn ini sifatnya seperti biaya tetap yang tidak memengaruhi besarnya biaya marginal, tetapi memengaruhi besarnya biaya rata-rata. a. pajak lumpsurn
  • 162. Pajak ini dikenakan atas jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi biaya rata-rata maupun biaya marginal karena pajak tersebut sama dengan menambah biaya variabel. b. pajak khusuS (specific)
  • 163. 10.7 deskriminasi harga Seorang produsen monopolis dapat menderita rugi karena terlalu sempitnya pasar. Oleh karena itu, produsen tersebut harus memperluas pasar. Di samping itu, perluasan pasar dapat ditempuh dengan mengadakan diskriminasi harga dengan cara menjual barang yang dihasilkan di pasar yang berbeda. 10.7.1. Sifat dasar diskriminasi harga 10.7.2. pembagian pasar penjualan yang berbeda Langkah pertama dalam diskrisminasi harga adalah menentukan cara Sang Monopolis harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar. Dia harus membagi penjualannya diantara berbagai pasar sedemikian rupa sehingga pendapatan marginal dalam setiap pasar sama dengan pasar lain. Hal ini memberikan pendapatan total yang paling besar dari suatu volume penjualan tertentu.
  • 164. 10.7 deskriminasi harga Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Setiap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dab MRb. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga di mana MC = MR. 10.7.3. Penetapan harga diskriminasi secara grafik dan numerik Melihat penetapan harga diskriminasi secara grafik 1.
  • 165. 10.7 deskriminasi harga 10.7.3. Penetapan harga diskriminasi secara grafik dan numerik 2. Melihat penetapan harga diskriminasi secara numerik
  • 166.
  • 167.
  • 168.
  • 169.
  • 170. Pertanyaan Bab x 1. Jelaskan konsep monopoli alamiah. 2. Jelaskan yang menjadi alasan bisa munculnya monopoli 3. Jelaskan usaha apa yang bisa melanggengkan keberadaan monopoli. paling tidak upaya membatasi pesaing 4. Mengapa diantara bentuk pasar pesaingan, produsen perusahaan monopoli paling mudah menetapkan harga. 5. Jelaskan dengan grafik sehingga jelas perbedaan dampak pengaturan monopoli dengan pajak spesifik dan lumpsum
  • 171. BAB XI
  • 172.
  • 173.
  • 174.
  • 175.
  • 176.
  • 177.
  • 178.
  • 179.
  • 180.
  • 181.
  • 182.
  • 183.
  • 184.
  • 185.
  • 186.
  • 187. 1. Mengapa bentuk pasar persaingan oligopoli adalah bentuk persaingan yang paling sulit menetapkan harga 2. Bagaimana kesimbangan yang bersifat stabil pada model pasar oligopoli Cournot terbentuk 3. Mengapa persaingan oligopoli harga sulit untuk diturunkan dan dinaikkan walaupun biaya produksi berubah (turun atau naik) 4. Bagaimana perbedaan konsep dari collusi (kartel) dan price leader sebagai model penetapan harga dalam oligopoli 5. Mengapa bentuk demsnd oligopoli kinked (patah) Pertanyaan Bab XI