Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. MASALAH PELAYANAN KEFARMASIAN
Akses terhadap
sarana prasarana
Nakes yang
kompeten
Kecukupan nakes
Dukungan
manajemen
Motivasi/tanggung
jawab profesi
3. Pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
GPP/CPFB
Pharmaceutical Care
berorientasi pada patient
safety
Pelayanan Kefarmasian
(PP No. 51/2009)
8. Pelaksana Pekerjaan Kefarmasian
UU
NO
36
Th
2009
TTG
Kesehatan
Praktek
kefarmasian
harus dilakukan
oleh nakes yg
memiliki
keahlian dan
kewenangan
UU
NO
44
2009
TTG
RS
Pelayanan sediaan
farmasi di RS hrs
mengikuti standar
pelayanan
kefarmasian
Pengelolaan
sediaan farmasi
harus dilakukan
olh IFRS sistem 1
pintu
Pp
51/2009
ttg
Pekerjaan
Kefarmasian
Pengelolaan
dan pelayanan
Sediaan farmasi
harus
menjamin
keamanan,
mutu dan
khasiat sediaan
farmasi
Standar
Yanfar
di
RS
Pasal 6:
IFRS dipimpin
apoteker sebagai
penanggung
jawab
9. APOTEKER PERLU MEMILIKI KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN FARMAKOTERAPI YANG BAIK
Kolaborasi Tenaga Kesehatan di Faskes
patient safety
Penanganan pasien oleh
tim multidisiplin mencegah
kejadian medication eror,
dan mendorong
penggunaan obat yang cost
effectifve
10. 10
Proses Pengelolaan dan Penggunaan Obat
(DRUG USE PROCESS)
PEMILIHAN
PEMANTAUAN
MANFAAT
& KEAMANAN
PENGGUNAAN
& INFORMASI
PEMBERIAN &
INFORMASI
PERACIKAN
& INFORMASI PERESEPAN
& INFORMASI
PENYALURAN
PENYIMPANAN
PENGADAAN
PERENCANAAN
PENGADAAN
Peran Dokter
Peran Perawat Peran Penderita
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kolaborasi
interprofesi
Peran Farmasis
12. Tujuan Pengelolaan
Obat dan BMHP
menjamin kelangsungan ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauan obat dan
BMHP yang efektif, efisien dan rasional,
dengan mutu yang terjaga dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan
14. Perencanaan Kebutuhan
Pusat
Provinsi
Kab./Kota
Puskesmas 1. TEPAT JENIS DAN
JUMLAH
2. EFISIEN
3. POR TERLAKSANA
TAHUNAN
PERMINTAAN PERIODIK KE IFK
MENGGUNAKAN LPLPO
ā¢MEMPERHITUNGKAN STOK OPTIMUM : LEAD TIME, BUFFER STOK,
KEKOSONGAN OBAT, PEMAKAIAN RATA-RATA PER HARI
ā¢TREND KUNJUNGAN DAN POLA PENYAKIT
16. DISTRIBUSI
PUSKESMAS
SUB UNIT PUSKESMAS
SARANA DISTRIBUSI:
MAMPU MENJAGA
MUTU OBAT
METODA : PUSH/PULL
FREKUENSI DISTRIBUSI
PERTIMBANGAN : PEMAKAIAN
RATA2, SISA STOK, POLA
PENYAKIT, JML KUNJUNGAN
17. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas
merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik
obat-obatan yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan/
atau unit pelayanan lainnya
18. ā¢ Kartu Stok
ā¢ LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat)
ā¢ Laporan Ketersediaan Obat
ā¢ Laporan PKP (Pemantapan Kemampuan Profesional)
ā¢ Laporan lainnya (keuangan, BMD, dll)
20. Tujuan
Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin
efektivitas, keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan
kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian
Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka
meningkatkan penggunaan Obat secara rasional
21. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pelayanan Informasi Obat
Konseling
Visite Pasien
Monitoring Efek Samping Obat
Pemantauan Terapi Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
Pelayanan Farmasi Klinik terdiri dari :
22. Pengkajian & Pelayanan Resep
a. mencermati resep
b. menyiapkan/ meracik obat
c. memberikan label/ etiket
d. menyerahkan sediaan farmasi dengan informasi
yang memadai disertai pendokumentasian.
23. a. memberikan dan menyebarkan informasi
b. menjawab pertanyaan dari pasien/ nakes
c. membuat buletin, leaflet, poster dll
d. melakukan penyuluhan ke pasien & masyarakat.
e. pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
f. mengkoordinasikan penelitian terkait obat dan
kegiatan pelayanan kefarmasian
Pelayanan Informasi Obat
24. adalah suatu
proses untuk
mengidentifikasi
dan
penyelesaian
masalah pasien
yang berkaitan
dengan
penggunaan
obat
Memberikan pemahaman tentang
- tujuan pengobatan
- jadwal pengobatan
- cara dan lama penggunaan
- efek samping
- tanda-tanda toksisitas
- cara penyimpanan
- cara penggunaan obat
Konseling
25. Penggunaan Obat Rasional (POR)
pasien menerima obat yang tepat untuk
kebutuhan klinis,
dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,
untuk jangka waktu yang cukup, dan
pada biaya yg terjangkau untuknya (individu)
dan komunitas/masyarakat
Penggunaan
obat dikatakan
rasional, bila:
26. INFORMASI
DOSIS, CARA & DURASI
JENIS OBAT
INDIKASI
DIAGNOSIS
PENILAIAN KONDISI PASIEN
BIAYA TER-
JANGKAU
MEDICATION
SAFETY PRACTICE
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
TEPAT
27. INDIKATOR KINERJA
PROGRAM POR NASIONAL
*Indikator WHO lainnya tetap diukur, tapi tidak mjd indikator POR Nasional
% AB ISPA Non
Pneumonia
% AB pada Diare
Non Spesifik
% Injeksi Pada
Myalgia
% Rerata Jumlah
Item Obat/Resep
Batas toleransi
20 %
Batas toleransi
8 %
Batas toleransi
1 %
Batas toleransi
2,6 item
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM POR
NASIONAL
INDIKATOR
PERESEPAN DI
PUSKESMAS
28. Pentingnya DOKUMENTASI
ļ¶ Pelayanan kefarmasian tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan
informasi tertentu, terkait keputusan dan tindakan yg dilakukan krn
tu merupakan pusat pelayanan kefarmasian.
ļ¶ Walaupun dokumentasi menyita waktu dan perhatian, sifatnya amat
penting dilakukan
ļ¶ Agar dapt berperan dan dianggap esensial serta menjadi bagian
interal dalam tim nakes, apoteker hrs memiliki dokumentasi
aktifitasnya dan mengkomunikasikannya,
29. DOKUMENTASI SELURUH AKTIFITAS
KEFARMASIAN
PELAYANAN
Memberikan bukti
dan kepastian
hukum bagi
tenaga
kefarmasian dan
pasien
Data yang terdapat
dalam dokumen
dapat
digunakan untuk
penelitian/survey
Membantu untuk
menjamin mutu
dan konsistensi
pelayanan
Memberikan
kontribusi pada
proses
Akreditasi
30. Sistem Pelaporan Pelayanan kefarmasian
ļ Mengisi form yang telah disediakan
ļ Mengirim laporan melalui dinas kesehatan kabupaten / provinsi dan Ditjen Farmalkes
ļ Pelaporan dibuat secara periodik, ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab, diketahui
oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan (Kepala Puskesmas dan Direktur Rumah Sakit)
dalam bentuk hardcopy dan/ softcopy
ļ Pengarsipan