Ayat 162-163 surat Al-An'am menjelaskan pentingnya keikhlasan dalam beribadah kepada Allah semata. Ibadah seperti salat, hidup, dan mati hanya untuk Allah yang menciptakan dan menguasai segala sesuatu. Manusia harus menyerah diri kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun.
Menurut bahasa “iman” berasal dari kata aamana yang berarti percaya.
Menurut Rasulullah SAW seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Iman didefinisikan dengan akad/perjanjian dengan hati, dan ikrar/bersumpah dengan lisan (ucapan) dan dilakukan/dibuktikan dengan anggota tubuh (arkan).
iman kepada Allah menurut bahasa adalah percaya sepenuhnya kepada Allah SWT.
Iman kepada Allah berarti percaya kepada Allah. Apapun yang Allah ceritakan, Allah perintahkan dan Allah larang, kita harus mempercayainya. Dan tanda dari kepercayaan tersebut adalah kita melaksanakan segala intruksi-Nya, berupa perintah dan menjauhi larangan.
Dalam konteks keimanan kepada Allah, kepercayaan dimulai dari kepercayaan secara dogmatis. Kepercayaan ini kemudian akan melahirkan keyakinan setelah kita membuktikan konsep-konsep Allah yang tertuang dalam Al-quran.
Asmaul Husna berasal dari kata al-asma yang berarti nama-nama dan al-husna yang berarti baik. Jadi al-Asmaul Husna secara bahasa diartikan dengan nama-nama yang baik. Asmaul Husna adalah nama Allah yang terbaik. Dapat dikatakan pula sebagai asma Allah yang terindah.
Menurut bahasa “iman” berasal dari kata aamana yang berarti percaya.
Menurut Rasulullah SAW seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Iman didefinisikan dengan akad/perjanjian dengan hati, dan ikrar/bersumpah dengan lisan (ucapan) dan dilakukan/dibuktikan dengan anggota tubuh (arkan).
iman kepada Allah menurut bahasa adalah percaya sepenuhnya kepada Allah SWT.
Iman kepada Allah berarti percaya kepada Allah. Apapun yang Allah ceritakan, Allah perintahkan dan Allah larang, kita harus mempercayainya. Dan tanda dari kepercayaan tersebut adalah kita melaksanakan segala intruksi-Nya, berupa perintah dan menjauhi larangan.
Dalam konteks keimanan kepada Allah, kepercayaan dimulai dari kepercayaan secara dogmatis. Kepercayaan ini kemudian akan melahirkan keyakinan setelah kita membuktikan konsep-konsep Allah yang tertuang dalam Al-quran.
Asmaul Husna berasal dari kata al-asma yang berarti nama-nama dan al-husna yang berarti baik. Jadi al-Asmaul Husna secara bahasa diartikan dengan nama-nama yang baik. Asmaul Husna adalah nama Allah yang terbaik. Dapat dikatakan pula sebagai asma Allah yang terindah.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Materi Ikhsan dan Beribadah
1. Ikhlas dalam beribadah
Dalam surat al-An’am 162-163
Artinya: Katakanlah (Muhammad): ”Sesungguhnya salatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu
bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama berserah diri (muslim).” (Q.S. al-An‘a-m [6]: 162–163)
Surat al-An‘am Ayat 162–163 memberi penjelasan kepada kita tentang
keikhlasan dalam beribadah. Ayat tersebut juga merupakan salah satu bagian doa
iftitah salat yang diajarkan Rasulullah saw. yang artinya, ”. . . Sesungguhnya salatku,
ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada
sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).”
Ayat 162–163 Surah al-An‘am merupakan pengakuan terhadap kekuasaan
Allah Swt. Tidak ada Tuhan selain Allah Swt. dan hanya Dia yang patut disembah
karena tidak ada satu pun makhluk yang dapat menandingi kekuasaan-Nya. Tidak ada
sesuatu pun yang setara dengan Dia. Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang
menyekutukan-Nya sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi yang artinya, ”Dari
Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Allah yang Mahamulia dan
Mahabesar berfirman: ’Aku adalah penyekutu yang paling tidak membutuhkan
sekutu, barang siapa yang beramal sesuatu amal ia menyekutukan kepada selain-Ku,
maka Aku terlepas dari padanya, amal itu untuk sesuatu yang ia sekutukan’.” (H.R.
Ibnu Ma-jah) Minimal lima kali dalam sehari semalam kita mengulangi ikrar dan
pengakuan ini. Ikrar yang diucapkan pada saat hendak menunaikan salat menandakan
bahwa kita ikhlas menunaikannya karena Allah Swt. semata.
2. Perintah untuk beribadah dengan ikhlas kepada Allah Swt. Sangat wajar. Hal
ini karena Dia telah mengaruniakan nikmat yang berlimpah kepada kita. Oleh karena
itu, semua amal dan ibadah sehari-hari harus kita ikhlaskan hanya untuk mencari rida
Allah Swt. Kesediaan mengerjakan perintah Allah Swt. Dan menjauhi larangan-Nya
merupakan salah satu bentuk keikhlasan sebagai makhluk. Kewajiban beribadah
kepada Allah Swt. sangat banyak macamnya seperti kewajiban menunaikan salat.
Perintah menunaikan salat dapat kita temukan dalam ayat Al-Qur’an dan hadis.
Ketika azan telah berkumandang, sebagai umat Islam kita hendaknya segera
menunaikan salat dengan meninggalkan aktivitas duniawi untuk sementara. Salat
hendaknya ditunaikan tanpa paksaan dari pihak lain dengan kesadaran untuk tunduk
pada perintah-Nya secara ikhlas. Selain itu, dengan menunaikan salat seseorang dapat
berkomunikasi dan mengadukan persoalan yang dihadapi secara langsung kepada zat
Yang maha agung.
Semua ibadah yang kita kerjakan harus dilaksanakan dengan ikhlas hanya
untuk Allah Swt. semata. Pada saat kita mengerjakan ibadah mahdah, yaitu ibadah
yang telah ada ketetapan secara pasti, seperti salat, puasa, haji, dan zakat harus
diniatkan ikhlas karena Allah Swt. semata. Bukan hanya ibadah mahdah, tetapi
ibadah gairu mahd.ah, yaitu ibadah yang tidak ada aturan yang pasti, harus didasarkan
niat untuk menggapai rida dari Allah Swt. Dapat disimpulkan bahwa seluruh amaliah
yang kita kerjakan seharihari harus diniatkan untuk mencari rida dari Allah Swt.
Sebaliknya, jika amal kebajikan kita sehari-hari diniatkan untuk mendapat
penghargaan, sanjungan, ataupun imbalan dari sesama manusia, belum dikatakan
ikhlas karena Allah. Dengan demikian, perbuatan tersebut berarti tidak bernilai
ibadah sehingga kita tidak berhak mendapatkan balasan kebaikan dari-Nya. Selain
amal yang harus diniatkan ikhlas karena Allah Swt. semata, hidup dan mati juga
diserahkan hanya untuk-Nya. Allah Swt. yang telah menciptakan diri kita dan seluruh
makhluk. Allah yang telah mengaruniai nyawa sehingga kita dapat merasakan
kehidupan
3. Dari kandungan ayat 162–163 Surah al-An‘am [6] dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Menunaikan ibadah harus ikhlas untuk mencari rida Allah Swt.
2. Hidup dan mati hanya Allah yang menentukan sehingga kita seharusnya
bersikap ikhlas dalam menjalani hidup dan berserah diri jika Allah
berkehendak mencabut nyawa kita.
3. Larangan untuk menyekutukan Allah dengan segala sesuatu apa pun.
4. Kita dianjurkan untuk berusaha menjadi golongan orang-orang yang berserah
diri kepada Allah Swt.