2. Secara etimologis, ikhlas adalah membersihkan sesuatu
hingga menjadi bersih. Secara istilah, ikhlas adalah usaha
seseorang melakukan perbuatan semata-mata berharap ridha
Allah SWT. Menurut para ahli hakikat (tasawur), ikhlas
merupakan syarat sah ibadah. Jika amal diumpamakan
sebagai badan, maka ikhlas adalah ruh (jiwa) amal itu. Ibnul
Qayyim menyatakan bahwa seseorang yang ikhlas dalam
melakukan perbuatan, tujuan, cita-cita dan amalannya semata
hanya karena Allah SWT, maka Ia (Allah) akan selalu
menyertainya.
3. A. Surah Al-An’am, 6: 162-163 Tentang Keikhlasan
Beribadah
a. Ayat Al-Quran
qul inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii
lillaahi rabbi al'aalamiina laa syariika lahu wabidzaalika
umirtu wa-anaa awwalu almuslimiina
Katakanlah: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
4. b. Kesimpulan atau isi kandungan
i. Firman Allah SWT yang terdapat dalam surah Al-
An‟am ayat 162 merupakan ikrar seorang muslim dan
nabinya Muhammad SAW, bahwa salat dan ibadah
yang dilakukan setiap hari harus dilakukan dengan
ikhlas dan hanya berharap rida Allah begitu pula
hidup dan mati-Nya.
ii. Kalimat di atas menunjukan keteguhan hati seorang
muslim dan nabinya, Muhammad Saw, dalam
bertauhid kepada Allah SWT.
iii. Kalimat diatas merupakan pernyataan seorang
muslim dan nabinya, Muhammad SAW, bahwa
mereka tidak takut menghadapi hidup atau mati.
Karena kehidupan dan kematian telah ditetapkan
dalam qada dan qadar Allah SWT.
5. iv. Firman Allah SWT dalam surah Al-An‟am ayat 163
menjelaskan bahwa seorang muslim dilarang
mempersekutukan Allah SWT dengan apapun di dunia
ini. Mereka hanya diperintahkan beriman, beribadah,
dan bertauhid kepada-Nya.
c. Sikap Muslim/Muslimah dalam Memahami dan
Mengamalkan Surah Al-An’am, 6 :162-163
i. Berusaha ikhlas dalam menjalankan suatu ibadah
kepada Allah SWT. Seperti ibadah salat, beramal dan
lainnya.
ii. Menyerahkan hidup dan matinya kepada Allah SWT,
dan juga dengan menaati segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala larangan-Nya.
6. iii. Menghindari diri dari perilaku dan perbuatan syrik, yakni
seperti mempersekutukan Allah SWT, mempunyai jimat-
jimat kepercayaan, menyambah berhala, dan lainnya.
Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu
bagi-Nya. Ia adalah pencipta,pemelihara, serta pengatur
alam semesta beserta isinya. Manusia tidak akan
melakukan ini, jika mereka takut akan dosa besar yang
akan menimpa mereka di akhirat kelak. Apabila sebelum
meninggal dunia mereka tidak bertobat, maka mereka
akan mendapat balasannya kelak.
(Seperti isi Surah An-Nisa, 4: 48)
7. Surah An-Nisa, 4: 48 :
inna allaaha laa yaghfiru an yusyraka bihi wayaghfiru
maa duuna dzaalika liman yasyaau waman yusyrik biallaahi
faqadi iftaraa itsman 'azhiimaan
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.”
8. Selain itu orang sirik diharamkan masuk surga, sesuai isi
Surah Al-Maidah, 5:72 :
laqad kafara alladziina qaaluu inna allaaha huwa almasiihu
ibnu maryama waqaala almasiihu yaa banii israa-iila
u'buduu allaaha rabbii warabbakum innahu man yusyrik
biallaahi faqad harrama allaahu 'alayhi aljannata wama/waahu
alnnaaru wamaa lilzhzhaalimiina min anshaarin
9. Artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata:"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam",
padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun.”
B. Surah Al-Bayinah , 98: 5, Tentang Keikhlasan Beribadah
a. Ayat Al-Quran
10. Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaan kepadannya
dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan
demikian itulah agama yang lurus.
b. Kesimpulan atau isi kandungan
i. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar selalu
beribadah kepada-Nya dan juga merupakan suruhan
Allah SWT dalam meyakini kebenaran islam dan
mengamalkan seluruh Ajaran-Nya(salat dan zakat
dengan lurus) dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah
SWT.
11. Niat adalah dorongan yang tumbuh dari dalam hati
manusia untuk melakukan amal erbuatan tertentu.
Ikhlas secara harfiah berarti, murni, suci, atau bersih.
ii. Allah SWT melarang hamba-Nya membuat
kemusyrikan kepada-Nya karena musyrik adalah dosa
besar.
iii. Menunaikan ibadah yang dimaksud adalah melakukan
salat, baik salat sunah maupun salat wajib.
iv. Ketika melakukan salat, hendaknya seorang muslim
melakukannya dengan ikhlas dan dengan memurnikan
ketaatan hanya kepada-Nya.
v. Bagi hamba Allah SWT yang memiliki harta melimpah
atau berkecukupan, hendaknya mereka menyisihkan
hartanya untuk dizakatkan.
12. c. Sikap Muslim/Muslimah dalam Memahami dan
Mengamalkan Surah Al-Bayinah , 98: 5
i. Berusaha untuk mengamalkan ajaran Allah SWT
dengan benar dan dijalan yang lurus.
Muslim/Muslimah yang melandasi pengamalan setiap
ajaran agamanya dengan niat ikhlas karena Allah SWT
dan karena rida-Nya disebut mukhlis, kata jamaknya
mukhlisun/mukhlisin
ii. Melandasi setiap amalan dengan niat ikhlas wajib
hukumnya. Jika tidak dilandasi dengan niat ikhlas
karena Allah SWT, bahkan dilandasi oleh riya dan
sum’ah, tentu tidak akan diterima Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda : “Allah tidak menerima
amal, melainkan yang didasari ikhlas karena Allah
untuk mencari keridaan-Nya.” (H.R. Ibnu Majah)
13. iii. Semua perbuatan yang baik, hendaknya dilandasi
dengan niat ikhlas, bila dilakukan dengan niat ikhlas
karena Allah SWT tentu akan mendapatkan pahala
ibadah.
iv. Setiap perbuatan atau kegiatan hendaknya diawali
dengan niat ikhlas dan ucapan basmallah. Nabi
Muhammad SAW bersabda :“ Setiap urusan yang baik
(bermanfaat) yang tidak dimulai dengan ucapan
bismillahirrahmanirrahim maka terputus berkahnya.”
(H.R. Ibnu Majah)
Maka, inti dari kedua ayat tersebut adalah:
Ibadah apapun yang dilaksanakan harus dilandasi dengan
ikhlas karena Allah SWTdan hendaknya, tidaklah sekali-
kali menyekutukan Allah SWT.
14. Informasi
Pada akhir zaman nanti, umat Nabi Muhammad SAW
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
• Golongan orang yang beribadah kepada Allah SWT dengan
ikhlas, maksudnya golongan yang beribadah kepada Allah
untuk mengingat dan mencari keridhaan-Nya
• Golongan orang yang beribadah kepada Allah SWT dengan
riya„, maksudnya golongan yang beribadah kepada Allah
dengan maksud agar dilihat manusia.
• Golongan orang yang beribadah kepada Allah SWT untuk
mencari makan maksudnya golongan yang beribadah
kepada Allah untuk mencari keuntungan duniawi.