1. KETELADANAN RASULULAH SAW PERIODE MEKKAH
A. Ajaran Islam Periode Mekkah
Ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah SAW ketika
melakukan dakwah di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a. Ke-Esaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa penciptaan dan pemeliharaan alam
semesta adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT
tempat bergantung segala apa saja dari makhluk-Nya, tidak beranak
dan tidak diperanakan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang
menyamai-Nya.
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya
kepada Allah SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah
SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya haram, dan
merupakan dosa yang paling besar.
b. Hari kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia,
bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dari kehidupan yang
panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat.
Manusia yang di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan
senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh
balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh
berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan ditempatkan di surga
yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan. Tetapi manusia yan
ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak berbuat
jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan
dicampakkan ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam
siksaan.
c. Kesucian jiwa
2. Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha
menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Seorang
dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung badan
senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala perbuatan
dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah
SWT dan banyak berbuat dosa.
d. Persaudaraan dan persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan,
bahkan persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan.
Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara.
Mereka dituntut untuk saling mencintai dan sayang- menyayangi,
dibawah naungan Ridho Illahi.
Selain itu, sesama umat islam, hendaknya saling tolong menolong
dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan sekali-kali tolong menolong
dalam dosa serta permusuhan, jangan saling menganiaya, dan jangan
pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa diberikan
pertolongan.
B. Dampak Dakwah Rasulullah terhadap Ummat Manusia
Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasululah SAW, setelah
berdakwah itu dilakukan secara terang- terangan,yakni semenjak tahun ke-
4 kenabian. Sebab-sebab kaum kafir Quraisy menentang dakwah
Rasulullah SAW, yakni:
a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan
kedudukan antara semua orang.
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan
dengan ajaran persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi
hidup berkasta-kasta dalam masyarakat.
b. Islam mengajarkan adanay kehidupan sesudah mati yakni hidup di
alam kubur dan alam akhirat.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tesebut,
karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
3. c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur
mereka.
d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-
berhala, dan melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah
memuja berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan
dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam, antara lain:
a) Setiap keluarga dari kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa
anggota keluarganya yang telah masuk Islam.
b) Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh UMMu
Jamil (istir Abu Lahab) dan di lempari isi perut kambing oleh
Abu Jahal.
c) Kaum kafir Quraisy meminta abu Thalib, paman dan
pelindung Rasulullah SAW, agar Rasulullah menghentaika
dakwahnya.
d) Kaum kafir Quraisy megusulkan pada Rasululah SAW agar
permusuhan diantara mereka dihentikan.
Menghadapi tantangan dan kekerasan kaum kafir Quraisy terhadap
orang-orang Islam, selain Nabi SAW bersabar, bertawakal dan berdoa,
beliau menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman
bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia),
karena Raja Negus di negeri itu suka memberikan jaminan keamanan
kepada orang-orang yang meminta perlindungan kepadanya. Peristiw
hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 H.