Dokumen tersebut membahas proses penghilangan kanji dan pemasakan pada kain kapas, baik secara bertahap maupun simultan. Proses penghilangan kanji dilakukan menggunakan zat oksidator seperti H2O2 untuk mengoksidasi rantai molekul kanji, sedangkan pemasakan menggunakan NaOH untuk menyabunkan kotoran pada kain kapas. Dokumen juga membahas faktor-faktor dan mekanisme yang memp
Laporan ini membahas proses penghilangan kanji (desizing) pada tekstil menggunakan cara enzim. Ada dua metode yang digunakan yaitu ekshaust dan pad-batching. Metode ekshaust lebih praktis dibanding pad-batching karena memerlukan waktu yang lebih singkat. Hasil uji menunjukkan bahwa metode ekshaust mampu menghilangkan kanji sebesar 9,64% (resep 1) dan 9,41% (resep 2), sedangkan pad-batch
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan metode penghilangan kanji pada kain kapas dengan cara enzim, oksidator, dan asam. Metode-metode tersebut dijelaskan secara singkat beserta prinsip kerjanya untuk mendegradasi kanji menjadi senyawa yang lebih kecil dan mudah larut. Evaluasi hasil proses dilakukan dengan beberapa uji untuk mengetahui tingkat penghilangan kanji.
Proses pemasakan (scouring) digunakan untuk membersihkan kain dari kotoran alami dan luar. Dokumen ini menjelaskan tujuan, teori dasar, bahan dan alat, langkah kerja, dan hasil evaluasi dari proses pemasakan kapas, poliester, dan kain campuran menggunakan larutan NaOH. Proses ini berhasil meningkatkan daya serap kain dan mengurangi beratnya.
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses penganjian benang kapas, termasuk tujuan, alat dan bahan, teori dasar, komposisi dan sifat serat kapas, jenis-jenis kanji, serta bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan larutan kanji.
1. Dokumen menjelaskan proses persiapan penyempurnaan pada kain rayon meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, merserisasi, dan pemutihan optik secara simultan maupun terpisah.
2. Terdapat penjelasan teori dasar setiap proses dan resep kimia yang digunakan beserta fungsi masing-masing zat kimia.
3. Juga dijelaskan praktikum yang meliputi alat, bahan, diagram al
Laporan ini membahas proses penghilangan kanji (desizing) pada tekstil menggunakan cara enzim. Ada dua metode yang digunakan yaitu ekshaust dan pad-batching. Metode ekshaust lebih praktis dibanding pad-batching karena memerlukan waktu yang lebih singkat. Hasil uji menunjukkan bahwa metode ekshaust mampu menghilangkan kanji sebesar 9,64% (resep 1) dan 9,41% (resep 2), sedangkan pad-batch
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan metode penghilangan kanji pada kain kapas dengan cara enzim, oksidator, dan asam. Metode-metode tersebut dijelaskan secara singkat beserta prinsip kerjanya untuk mendegradasi kanji menjadi senyawa yang lebih kecil dan mudah larut. Evaluasi hasil proses dilakukan dengan beberapa uji untuk mengetahui tingkat penghilangan kanji.
Proses pemasakan (scouring) digunakan untuk membersihkan kain dari kotoran alami dan luar. Dokumen ini menjelaskan tujuan, teori dasar, bahan dan alat, langkah kerja, dan hasil evaluasi dari proses pemasakan kapas, poliester, dan kain campuran menggunakan larutan NaOH. Proses ini berhasil meningkatkan daya serap kain dan mengurangi beratnya.
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses penganjian benang kapas, termasuk tujuan, alat dan bahan, teori dasar, komposisi dan sifat serat kapas, jenis-jenis kanji, serta bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan larutan kanji.
1. Dokumen menjelaskan proses persiapan penyempurnaan pada kain rayon meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, merserisasi, dan pemutihan optik secara simultan maupun terpisah.
2. Terdapat penjelasan teori dasar setiap proses dan resep kimia yang digunakan beserta fungsi masing-masing zat kimia.
3. Juga dijelaskan praktikum yang meliputi alat, bahan, diagram al
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas proses persiapan penyempurnaan pada kain campuran poliester-kapas untuk memperoleh kain siap celup, meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pemantapan panas, pengurangan berat, dan evaluasi persentase pengurangan berat. Proses kunci adalah pengurangan berat menggunakan larutan soda kaustik untuk menghidrolisa serat poliester dan mengurangi berat kain.
Proses pre-treatment pada kain sutera meliputi pemasakan untuk menghilangkan kotoran alami, pengelantangan untuk memutihkan, dan penambahan berat untuk mengembalikan berat yang hilang. Langkah-langkahnya adalah merendam kain dalam larutan kimiawi masing-masing proses pada suhu tertentu, diikuti pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil seperti pengurangan berat, derajat putih, dan penambahan berat.
Proses persiapan penyempurnaan simultan pada kapas dan pemantapan panas pada kain campuran poliester dan kapas/rayon melibatkan beberapa tahapan seperti penimbangan bahan, proses simultan atau pemantapan panas, pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil akhir. Faktor-faktor seperti suhu, waktu, dan bahan kimia berpengaruh besar dalam proses ini.
1. Dokumen tersebut membahas proses persiapan penyempurnaan pada kain campuran poliester-kapas, mencakup proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan secara simultan, merserisasi, dan pemantapan panas.
2. Tujuan proses ini adalah untuk mendapatkan kain campuran poliester-kapas yang bersih dan stabil dimensinya, siap untuk proses pewarnaan dan finishing selanjutnya.
3. Proses
Laporan praktikum ini mendeskripsikan prosedur pengukuran susut pengeringan buah lada hitam dengan metode gravimetri. Simplisia digerus lalu dikeringkan di oven 105°C selama 20 menit dan ditimbang berulang kali hingga bobot tetap untuk menentukan susut pengeringannya.
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi limbah, pengendalian mutu bahan baku dan proses produksi teh, pengendalian mutu produk akhir, serta jenis-jenis teh yang diekspor oleh PT. Pagilaran ke berbagai negara seperti Eropa, Irak, Amerika, Inggris, Jepang, Malaysia, dan Timur Tengah.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas proses persiapan penyempurnaan pada kain campuran poliester-kapas untuk memperoleh kain siap celup, meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pemantapan panas, pengurangan berat, dan evaluasi persentase pengurangan berat. Proses kunci adalah pengurangan berat menggunakan larutan soda kaustik untuk menghidrolisa serat poliester dan mengurangi berat kain.
Proses pre-treatment pada kain sutera meliputi pemasakan untuk menghilangkan kotoran alami, pengelantangan untuk memutihkan, dan penambahan berat untuk mengembalikan berat yang hilang. Langkah-langkahnya adalah merendam kain dalam larutan kimiawi masing-masing proses pada suhu tertentu, diikuti pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil seperti pengurangan berat, derajat putih, dan penambahan berat.
Proses persiapan penyempurnaan simultan pada kapas dan pemantapan panas pada kain campuran poliester dan kapas/rayon melibatkan beberapa tahapan seperti penimbangan bahan, proses simultan atau pemantapan panas, pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil akhir. Faktor-faktor seperti suhu, waktu, dan bahan kimia berpengaruh besar dalam proses ini.
1. Dokumen tersebut membahas proses persiapan penyempurnaan pada kain campuran poliester-kapas, mencakup proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan secara simultan, merserisasi, dan pemantapan panas.
2. Tujuan proses ini adalah untuk mendapatkan kain campuran poliester-kapas yang bersih dan stabil dimensinya, siap untuk proses pewarnaan dan finishing selanjutnya.
3. Proses
Laporan praktikum ini mendeskripsikan prosedur pengukuran susut pengeringan buah lada hitam dengan metode gravimetri. Simplisia digerus lalu dikeringkan di oven 105°C selama 20 menit dan ditimbang berulang kali hingga bobot tetap untuk menentukan susut pengeringannya.
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi limbah, pengendalian mutu bahan baku dan proses produksi teh, pengendalian mutu produk akhir, serta jenis-jenis teh yang diekspor oleh PT. Pagilaran ke berbagai negara seperti Eropa, Irak, Amerika, Inggris, Jepang, Malaysia, dan Timur Tengah.
Proses weighting kain sutera melibatkan merendam kain dalam larutan yang mengandung zat pemberat untuk menambah berat kain. Tiga metode yang digunakan adalah tanin, logam mineral (SnCl2), dan polimer. Hasil uji coba menunjukkan metode tanin memberikan peningkatan berat lebih besar dibandingkan logam mineral."
Dokumen tersebut membahas proses pencelupan serat poliakrilat dengan zat warna basa dengan variasi resep dan metode. Terdapat empat resep yang diuji dengan variasi kandungan asam asetat dan penambahan perata kationik pada satu resep. Hasil evaluasi menunjukkan resep pertama memberikan kerataan warna terbaik karena mengandung asam asetat paling banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil antara lain kandungan asam
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses bleaching pada sutera untuk mendapatkan hasil yang lebih putih. Dilakukan percobaan dengan berbagai konsentrasi hidrogen peroksida (H2O2) sebagai zat pengelantang pada suhu 700C selama 60 menit. Hasilnya menunjukkan kain menjadi lebih putih pada konsentrasi H2O2 20 ml/L."
Laporan ini membahas proses penepungan singkong untuk menghasilkan tepung singkong. Tahapan prosesnya meliputi sortasi, pencucian, reduksi ukuran, blanching, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan. Hasilnya adalah tepung singkong dengan berat 69 gram dan kadar air 34,5% yang memiliki warna putih kekuningan, rasa hambar, aroma khas singkong, dan tekstur kasar.
Dokumen tersebut membahas tentang pencelupan serat poliakrilat dengan zat warna basa, meliputi teori dasar tentang poliakrilat, zat warna basa, dan mekanisme pencelupannya. Juga dijelaskan skema proses dan perhitungan resep yang digunakan dalam praktikum pencelupan serat tersebut dengan zat warna tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pencapan motif repeat pada kain kapas menggunakan zat warna pigmen. Proses pencapan meliputi persiapan pasta cap, pencapan menggunakan mesin printing, dan pengeringan. Faktor yang mempengaruhi hasil antara lain kondisi mesin, screen, dan resep pasta cap yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang bahan pembersih dan sanitasi yang digunakan dalam pengolahan makanan. Disebutkan dua jenis bahan utama yaitu bahan pembersih dan sanitiser, serta metode pembersihan manual, busa, dan ultrasonik. Jenis bahan pembersih dan sanitiser kimia serta non kimia dijelaskan beserta faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. Proses Penghilanagn Kanji Cara Oksidator, Proses Pemasakan,
Serta Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan Pada
Kain Kapas
I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme penghilangan kanji yang terdapat pada bahan
kapas yang berasal dari pertenunan serta mempelajari bagaimana mekanisme
pemasakan pada bahan tekstil ( selulosa, protein, sintetik, dan campuran ) baik
secara bertahan maupun secara simultan.
B. TUJUAN
1. Membandingkan mekanisme penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan
secara bertahap dan secara simultan dengan menggunakan metode Exhaust /
Perendaman.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses penghilangan kanji
cara oksidator dan proses pemasakan.
3. Menguasai cara proses penghilangan kanji cara oksidator dan proses
pemasakan dengan metode Exhaust / Perendaman.
4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses penghilangan kanji dan proses
pemasakan dengan uji penghilangan kanji, % pengurangan berat, dan uji daya
serap.
II. TEORI DASAR
A. PROSES PENGHILANGAN KANJI
Proses penghilangan kanji ( Desizing ) bertujuan untuk menghilangkan kanji yang
terdapat pada bahan yang berasal dari pertenunan atau untuk menghilangkan kanji
yang diberikan pada benang lusi pada kain tenun, agar tidak mengganggu proses
penyerapan terhadap air maupun zat kimia pada proses selanjutnya. Prinsip proses
ini adalah menghidrolisa kanji yang tidak larut menjadi larut dengan berbagai zat
seperti enzim, oksidator, dan asam. Proses ini merupakan proses awal dalam
industri penyempurnaan tekstil. Cara penghilangan kanji sendiri bergantung pada
jenis kanji dan sifat-sifat serat. Metode yang digunakan adalah cara Exhaust
( perendaman ) dan cara kontinyu. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya
diharapkan memiliki sifat daya serap terhadap air dan zat warna yang baik.
1
2. Karakteristik kanji dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis Kanji
Starch
Karekteristik
Mudah didegradasi
Zat Penghilang Kanji
Enzim
Modifikasi Starch
Akrilat, PVA, CMC, Spec,
Larut dalam air
Oksidator
Penggelembungan dalam air
Modifikasi Starch
Modifikasi akrilat / PES
Tahan air
panas
Netralisasi dan dispersi
Proses penghilangan kanji dapat dilakukan dengan cara :
a. Penghilangan kanji dengan enzim
b. Penghilangan kanji dengan oksidator misalnya H2O2, ( NH4 )2S2O8 , K2S2O8
c. Penghilangan kanji dengan asam ( HCl, H2SO4 )
d. Penghilangan kanji dengan alkali ( NaOH )
e. Penghilangan kanji dengan perendaman air
Beberapa metode penghilangan kanji yaitu : metode Perendaman / Exhaust,
metode Pad Batching / rendam-peras-bacam dan metode Pad Steaming / rendamperas-kukus.
B. PROSES PENGHILANGAN KANJI CARA OKSIDATOR
Zat oksidator yang umumnya dipakai untuk menghilangkan kanji adalah oksidator
( Hidrogen peroksida / H2O2 ), Amonium persulfat / (NH4)2S2O8 , Kalium persulfat /
K2S2O8 . Zat ini dapat digunakan untuk menghilangkan kanji alam maupun kanji
sintetik dengan cara mengoksidasi rantai molekul kanji yang panjang menjadi
molekul yang pendek dan akhirnya dapat larut dalam air. Keuntungan pemakaian zat
oksidator ini khususnya peroksida dapat sekaligus memutihkan kain sehingga bisa
digunakan pada proses simultan. Kekurangannya adalah resiko kerusakan serat
apabila kondisi proses tidak dikontrol dengan baik. Faktor yang berperan disini
adalah konsentrasi zat, pH, suhu, ada tidaknya kandungan ion logam seperti ion Fe,
Cu, Mn. Proses ini biasanya dapat dilakukan dengan metode Exhaust / Perendaman
untuk cara persulfat atau metode Rendam-Peras-Bacam pada suhu kamar ( untuk
H2O2 ).
C. PROSES PEMASAKAN
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi
bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap
zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk
memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik
2
3. berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan
protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik)
sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.
Sedangkan pada serat batang adalah untuk menghilangkan gum sehingga serat
dapat dipisahkan dari bundel serat sebelum proses pemintalan.
Bahan tekstil yang terbuat dari serat alam seperti selulosa dan protein memiliki
kandungan kotoran alami yang cukup tinggi, sedangkan bahan tekstil dari serat
sintetik umumnya sudah bersih, namun kadang masih terdapat kotoran luar saat
proses pembuatan benang maupun kainnya.
Tabel jenis bahan tekstil dan zat pengotornya :
Jenis bahan tekstil
Kapas
Kotoran alami
Pektin, wax, protein, minyak,
Kotoran luar
Oli mesin, zat pelumas,
debu, senyawa organik lainnya
debu
Serat batang (rami,
Gum, lignin
Oli mesin, zat pelumas,
linen, dll)
Sutera
Serisin
debu
Oli mesin, zat pelumas,
Wol
Minyak, keringat
debu
Ranting, debu
Serat sintetik
Oli mesin, zat anti statik,
zat pelumas, debu
D. MEKANISME PEMASAKAN
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli,
serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada
bahan. Oleh karena itu hasil dari proses pemasakan akan dipengaruhi oleh :
Pemilihan zat pemasakan dan zat pembantu serta konsentrasi yang
digunakan.
Kondisi proses (suhu, waktu, pH).
Air proses.
Metode proses.
Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan
dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan
kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-serat
alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran
biasanya dilakukan proses simultan. Adapun metode yang dilakukan tergantung dari
3
4. mesin yang tersedia, yaitu metode Perendaman / Exhaust menggunakan bak, jigger,
winch, jet-dyeing, rotary washer, dan lain-lain serta metode kontinyu seperti Padsteam.
E. PROSES SIMULTAN DAN MEKANISMENYA
Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam
dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan
kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan
proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik
hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan
campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak
pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon.
Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan
penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses
yang dilakukan terpisah.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
1. Penghilangan Kanji Cara Oksidator dan Pemasakan Secara Bertahap
•
1 buah gelas piala porselin 1000 ml
•
1 buah pengaduk kaca
•
1 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml
•
1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
•
1 buah timbangan digital
•
1 buah termometer
•
3 lembar bahan kapas @ ± 10 gram
•
Zat sesuai resep
2. Penghilangan Kanji Cara Oksidator dan Pemasakan Secara Simultan
•
1 buah gelas piala porselin 1000 ml
•
1 buah pengaduk kaca
•
1 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml
4
5. •
1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
•
1 buah timbangan digital
•
1 buah termometer
•
1 lembar bahan kapas
•
Zat sesuai resep
B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
1. Penghilangan Kanji Cara Oksidator dan Pemasakan Secara Bertahap
dengan Metode Perendaman
a. Proses penghilangan kanji cara oksidator dengan metode perendaman
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan penghilang kanji sesuai resep
Panaskan larutan penghilang kanji diatas
pembakar bunsen sampai suhu 40 0 C
Rendam kain pada larutan penghilang kanji
Panaskan lagi larutan penghilang kanji dan kain
pada suhu stabil 40 0 C selama 1 jam
Kain dicuci dengan air panas kemudian dicuci
dengan air dingin dan dikeringkan
Evaluasi kain dengan uji hasil penghilangan kanji,
% pengurangan berat dan uji daya serap
b. Proses pemasakan dengan metode perendaman
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan pemasakan sesuai resep
5
6. Panaskan larutan pemasakan diatas pembakar
bunsen sampai suhu 90 0 C
Rendam kain pada larutan pemasakan
Panaskan lagi larutan pemasakan dan kain pada
suhu stabil 90 0 C selama 1 jam
Kain dicuci dengan air panas kemudian dicuci
dengan air dingin dan dikeringkan
Evaluasi kain dengan uji % pengurangan berat
dan uji daya serap
2. Penghilangan Kanji Cara Oksidator dan Pemasakan Secara Simultan
dengan Metode Perendaman
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan penghilang kanji dan pemasakan
sesuai resep
Panaskan larutan penghilang kanji dan
pemasakan diatas pembakar bunsen sampai
suhu 90 0 C
Rendam kain pada larutan penghilang kanji dan
pemasakan
Panaskan lagi larutan penghilang kanji dan
6
pemasakan dan kain pada suhu stabil 90 0 C
selama 1 jam
7. Kain dicuci dengan air panas kemudian dicuci
dengan air dingin dan dikeringkan
Evaluasi kain dengan uji hasil penghilangan kanji,
% pengurangan berat dan uji daya serap
C. RESEP
1. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara bertahap
a. Penghilangan kanji cara oksidator metode perendaman
H2O2 35%
= 3 – 5 cc / L
Na2CO3
=2g/L
Pembasah
=1g/L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 40 0 C
Waktu
= 1 jam
b. Pemasakan dengan perendaman
Detergen / Scouring agent
= 1 – 2 cc / L
NaOH 38 o Be
= 2 – 4 cc / L
Pelunak air
= 1 – 2 cc / L
Suhu
= 90 0 C
Waktu
= 1 jam
2. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara simultan
H2O2 35%
= 3 – 5 cc / L
Na2CO3
=4g/L
Detergen / Scouring agent = 2 cc / L
Pelunak air
= 1 cc / L
Stabilisator
= 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 90o C
Waktu
= 1 jam
D. FUNGSI ZAT
7
8. 1. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara bertahap
a. Penghilangan kanji cara oksidator
H2O2
= zat oksidator sebagai penghilang kanji
Zat pembasah
= menurunkan tegangan permukaan bahan,
memudahkan bahan terbasahi
NaOH
= pengatur pH larutan untuk pengelantangan dengan
oksidator ( oksidator terurai pada pH alkali )
b. Pemasakan
NaOH
= zat yang akan menyabunkan lemak, malam, minyak
menjadi sabun yang larut dalam air, dan
menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap
larutan pemasakan
Zat pembasah
= zat yang membantu proses penyerapan larutan secara
merata dan cepat pada bahan
Zat anti sadah
= zat yang mengikat kandungan logam penyebab
kesadahan yang berasal dari air proses dan serat kapas,
mencegah turunnya kinerja NaOH dan sabun
Na2CO3
= membantu agar proses saponifikasi lebih sempurna
2. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara simultan
Na2CO3
= membantu agar proses saponifikasi lebih sempurna
H2O2
= zat pengelantang
Zat pembasah
= memudahkan kain terbasahi dan air masuk berpenetrasi
ke dalam celah antar benang
Zat anti sadah
= menurunkan kesadahan air, menyabunkan kotoran minyak
Zat stabilisator
= mengatur pH, mengikat ion logam Fe, Mn, Cu dan
mencegah penguraian oksidator terlalu cepat
E. PERHITUNGAN RESEP
1. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara bertahap
a. Penghilangan kanji cara oksidator
Berat bahan kering (BK) A
= 10,2 g
Berat bahan kering (BK) B
= 10,3 g
Berat bahan kering (BK) C
= 10,5 g
Jumlah larutan (Air)
= VLOT x BK
= 20 x 31 g
= 620 g
8
9. = 620 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%
=
4 ml
x 620 ml
1000 ml
= 2,5 ml
Karena yang tersedia adalah H2O2 50% maka digunakan rumus :
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 50% = 2,5 ml . 35%
V1 = 1,75 ml ( H2O2 yang digunakan )
Na2CO3
=
2g
x 620 ml
1000 ml
= 1,24 g
Pembasah
=
1 ml
x 620 ml
1000 ml
= 0,62 ml ( ± 6 tetes )
b. Pemasakan
Berat bahan kering (BK) A
= 9,19 g
Berat bahan kering (BK) B
= 9,32 g
Berat bahan kering (BK) C
= 9,59 g
Jumlah larutan (Air)
= VLOT x BK awal
= 20 x 31 g
= 620 g
= 620 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Detergen
=
2 ml
x 620 ml
1000 ml
= 1,24 ml
NaOH 38o Be
=
4 ml
x 620 ml
1000 ml
= 2,48 ml
Pelunak air
=
2 ml
x 620 ml
1000 ml
= 1,24 ml
2. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara simultan
Berat bahan kering (BK)
= 10,5 g
Jumlah larutan (Air)
= VLOT x BK
= 20 x 10,5 g
9
10. = 210 g
= 210 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%
=
4 ml
x 210 ml
1000 ml
= 0,84 ml
Karena yang tersedia adalah H2O2 50% maka digunakan rumus :
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 50% = 0,84 ml . 35%
V1 = 0,6 ml ( H2O2 yang digunakan ± 6 tetes )
Detergen
=
2 ml
x 210 ml
1000 ml
= 0,42 ml ( ± 4 tetes )
Na2CO3
=
4g
x 210 ml
1000 ml
= 0,84 g
Pelunak air
=
1 ml
x 210 ml
1000 ml
= 0,21 ml ( ± 2 tetes )
Stabilisator
=
1 ml
x 210 ml
1000 ml
= 0,21 ml ( ± 2 tetes )
F. SKEMA PROSES
1. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara bertahap
a. Penghilangan kanji cara oksidator
b. Pemasakan
10
11. 2. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara simultan
G. LANGKAH KERJA
1. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara bertahap
a. Penghilangan kanji cara oksidator dengan metode perendaman
•
•
Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan penghilang kanji dalam gelas piala porselin.
•
Memanaskan larutan penghilang kanji diatas pembakar bunsen sampai
suhu 40 o C.
•
Memasukkan kain ke dalam gelas piala porselin yang sudah dipanaskan
dan mengaduk agar merata.
•
Ketika suhu turun,memanaskan lagi sampai suhu 40 o C.
•
Melakukan pemanasan tersebut secara kontinyu sampai suhu stabil 40
o
C selama 1 jam.
•
Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas kemudian mencuci
dengan air dingin.
•
Mengeringkan kain dan mengevaluasi kain tersebut dengan
menggunakan larutan Yodium 0,1 N , % pengurangan berat dan uji daya
serap.
b. Pemasakan dengan metode perendaman
•
Menimbang kain yang sudah kering dari hasil proses penghilangan kanji
dengan timbangan digital.
11
12. •
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemasakan dalam gelas piala porselin.
•
Memanaskan larutan pemasakan diatas pembakar bunsen sampai suhu
90 o C.
•
Memasukkan kain ke dalam gelas piala porselin yang sudah dipanaskan
dan mengaduk agar merata.
•
Ketika suhu turun,memanaskan lagi sampai suhu 90 o C.
•
Melakukan pemanasan tersebut secara kontinyu sampai suhu stabil 90
o
C selama 1 jam.
•
Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas kemudian mencuci
dengan air dingin.
•
Mengeringkan kain dan mengevaluasi kain tersebut dengan uji %
pengurangan berat dan uji daya serap.
2. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara bertahap
•
Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan
dalam gelas piala porselin.
•
Memanaskan larutan diatas pembakar bunsen sampai suhu 90 o C.
•
Memasukkan kain ke dalam gelas piala porselin yang sudah dipanaskan dan
mengaduk agar merata.
•
Melakukan pemanasan tersebut secara kontinyu sampai suhu stabil 90
o
C
selama 1 jam.
•
Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas kemudian mencuci dengan air
dingin.
•
Mengeringkan kain dan mengevaluasi kain tersebut dengan menggunakan
larutan Yodium 0,1 N ,% pengurangan berat dan uji daya serap.
IV. DATA PRAKTIKUM
A. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara bertahap
a. Penghilangan kanji cara oksidator
Jumlah larutan
= 620 ml
H2O2 35 %
= 1,75 ml
Na2CO3
= 1,24 g
Pembasah
= 0,62 ml
12
13. Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 40 o C
Waktu
= 1 jam
Kain A
Kain B
Kain C
Jumlah
% Pengurangan Berat
Berat Kain Awal
10,2 g
10,3 g
10,5 g
31 g
Berat Kain Akhir
9,19 g
9,32 g
9,59 g
28,1 g
= 9,35 %
Dimana perhitungan % pengurangan berat = BK Awal – BK Akhir x 100 %
BK Awal
= 31 g – 28,1 g x 100 %
31 g
= 9,35 %
Uji penghilangan kanji = coklat muda
Kain A
Kain B
Kain C
Uji daya serap
Waktu serap
Kain A
Kain B
Kain C
b. Pemasakan
Jumlah larutan
= 620 ml
Detergen
= 1,24 ml
NaOH 38 o Be
= 2,48 ml
Pelunak air
= 1,24 ml
Suhu
= 90 o C
Waktu
= 1 jam
Kain A
Kain B
Berat Kain Awal
9,19 g
9,32 g
13
Berat Kain Akhir
8,83 g
8,8 g
14. Kain C
Jumlah
9,59 g
28,1 g
9,04 g
26,67 g
% Pengurangan Berat
= 5,08 %
Dimana perhitungan % pengurangan berat = BK Awal – BK Akhir x 100 %
BK Awal
= 28,1 g – 26,67 g x 100 %
28,1g
= 5,08 %
Uji daya serap
Waktu serap
Kain A
Kain B
Kain C
B. Penghilangan kanji cara oksidator dan pemasakan secara simultan
Berat Kain Awal (BK Awal)
= 10,5 g
Berat Kain Akhir (BK Akhir)
= 9,07 g
Jumlah larutan
= 210 ml
Detergen
= 0,42 ml
H2O2 35 %
= 0,6 ml
Na2CO3
= 0,84 g
o
NaOH 38 Be
= 2,48 ml
Pelunak air
= 0,21 ml
Stabilisator
= 0,21 ml
VLOT
= 1 : 20
Suhu
= 90 0 C
Waktu
= 1 Jam
Tes Penghilangan Kanji
= Coklat tua
Uji daya serap
= menit
% Pengurangan Berat
= 13,62 %
Dimana perhitungan % pengurangan berat = BK Awal – BK Akhir x 100 %
BK Awal
= 10,5 g – 9,07 g x 100 %
10,5 g
= 13,62 %
Uji penghilangan kanji
14
15. V. DISKUSI
Dalam praktikum ini dilakukan proses penghilangan kanji cara oksidator dan
pemasakan dengan metode perendaman baik secara bertahap maupun secara
simultan. Pada penghilangan kanji dan pemasakan secara bertahap digunakan tiga
lembar kain dengan berat masing-masing kain kurang lebih 10 g dan jumlah larutan
yang diperlukan adalah 620 ml. Dalam penghilangan kanji ini digunakan 1,75 ml H 2O2
yang berfungsi sebagai zat oksidator yaitu sebagai penghilang kanji baik kanji alam
maupun kanji sintetik dengan cara mengoksidasi rantai molekul kanji yang panjang
menjadi molekul yang pendek sehingga akhirnya dapat larut di dalam air. Keuntungan
lain dari penggunaan hidrogen peroksida adalah dapat memutihkan kain sehingga
terjadi sedikit pengelantangan, waktu proses yang cepat dan murah harganya.
Sedangkan kekurangannya adalah dapat merusak serat apabila kondisi tidak dikontrol
dengan baik misalnya suhu. Dalam resep juga digunakan 0,62 ml pembasah yang
fungsinya untuk menurunkan tegangan permukaan dan memudahkan bahan terbasahi.
Proses ini berlangsung selama 1 jam pada suhu stabil 40 o C.
Kesulitan yang dihadapi dalam proses ini adalah menjaga agar suhu tetap stabil
pada 40
o
C. Kesalahan yang terjadi dalam praktikum ini adalah perhitungan resep dan
proses perendaman yang kurang tepat sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Setelah dilakukan uji pengurangan berat, berat kain yang awalnya 31 g menjadi 28,1 g
sehingga % pengurangan beratnya adalah 9,35 %. Uji daya serap pada kain A
memerlukan waktu menit, kain B memerlukan waktu menit dan kain C memerlukan
menit untuk menyerap tetesan air. Sedangkan uji penghilangan kanji dengan larutan
Yodium 0,1 N pada kain A, B,dan C adalah berwarna coklat muda dimana masih
terdapat dekstrin yaitu kanji yang sudah larut tetapi masih terdapat pada bahan, inilah
yang menjadi sebab mengapa daya serap air pada kain memerlukan waktu yang lama.
Pada pemasakan juga dilakukan hal yang sama seperti saat penghilangan kanji.
Namun suhu prosesnya adalah 90
o
C dan resepnya pun berbeda. Dalam pemasakan
ini digunakan 1,24 ml detergen / scouring agent yang berfungsi sebagai pembasah,
untuk mendispersikan kotoran padat yang tidak larut seperti debu-debu, untuk
15
16. mengemulsikan kotoran cair yang tidak larut seperti minyak dan lemak, serta berfungsi
untuk menyabunkan lemak. Sedangkan penggunaan 2,48 ml NaOH 38
o
Be berguna
untuk menyabunkan lemak, malam dan minyak menjadi sabun yang larut dalam air,
menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap larutan pemasakan serta
mengaktifkan kerja detergent anionik. Dalam proses juga diperlukan 1,24 ml pelunak air
yang berfungsi untuk menurunkan kesadahan. Setelah pemasakan berlangsung selama
1 jam kemudian dilakukan uji daya serap dan pengurangan berat. Hasilnya adalah berat
kain awal pemasakan adalah berat kain akhir pada proses penghilangan kanji yaitu 28,1
g dan berat akhir kain pada pemasakan adalah 26,67 g sehingga % pengurangan
beratnya adalah 5,08 %. Uji daya serap pada kain A memerlukan waktu menit, kain B
memerlukan waktu menit dan kain C memerlukan menit untuk menyerap tetesan air.
Daya serap air pada kain membutuhkan waktu yang lama karena % pengurangan
beratnya pun rendah.
Pada proses simultan, penggunaan stabilisator bertujuan untuk menguraikan H2O2
secara perlahan-lahan agar tidak terjadi oksiselulosa. Hasil uji pada proses simultan
adalah warna kain setelah ditetesi larutan Yodium 0,1 N adalah coklat tua artinya kanji
sudah larut tetapi masih banyak yang menempel pada kain. % pengurangan beratnya
adalah 13,62 % dengan berat awal 10,5 g dan berat akhir adalah 9,07 g sedangkan
daya serapnya adalah menit. Kerugian dari proses simultan ini adalah terjadinya
oksiselulosa atau serat rusak dan hasil yang tidak terlalu bersih walaupun warna kain
lebih putih daripada proses bertahap / terpisah.
Apabila dibandingkan antara proses bertahap dengan proses simultan, hasil kain
dari proses bertahap lebih bersih daripada proses simultan meskipun proses bertahap
memerlukan waktu yang lebih lama. Hasil ini terlihat pada uji penghilangan kanji, uji
daya serap, dan % pengurangan berat. Warna kain setelah ditetesi larutan Yodium pada
proses bertahap adalah coklat muda sedangkan pada proses simultan adalah coklat tua.
Uji daya serapnya pun menunjukkan bahwa kain pada proses bertahap lebih cepat
menyerap air daripada kain pada proses simultan.
VI. KESIMPULAN
•
Penghilangan kanji dan pemasakan secara bertahap memberikan hasil yang lebih
baik daripada proses secara simultan, hal ini karena proses simultan menimbulkan
kerugian yaitu terjadinya oksiselulosa atau serat rusak dan hasil yang tidak terlalu
bersih.
16
17. •
Proses simultan berlangsung lebih cepat dan lebih menghemat biaya, waktu serta
energi tetapi hasilnya tidak sebaik proses secara bertahap, ini terlihat pada hasil
pengujian yang telah dilakukan.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Tekstil.
17