2. 2
PROSES
Manajemen Sekolah
SISTEM MANAJEMEN SEKOLAH
MASUKAN
MENTAH
(Siswa)
Guru & Staf
Sarana/prasarana
Keuangan Organisasi
Kuriulum
MASUKAN INSTRUMENTAL
Dukungan Orangtua
Dukungan Pemerintah
Dukungan Masyarakat
KELUARAN
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Hubungan Personal
HASIL
Melanjutkan Pendidikan
Bekerja
IQ, EQ, SQ
3. 3
Apa itu Sekolah Unggul
(Ada tiga komponen)
Sekolah yang mampu memberikan
layanan optimal kepada seluruh anak dgn
berbagai perbedaan bakat, minat
kebutuhan belajar
Mampu meningkatkan secara signifikan
kapabilitas yang dimiliki anak didik
menjadi aktualisasi diri yang memberikan
kebanggaan
Mampu membangun karakter kepribadian
yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri
siswa
4. 4
Sekolah saat ini (bukan sekolah
Unggul)
1. Dimensi kognitif (hanya
menghafal)
2. Dimensi ketrampilan (mekanistik)
3. Dimensi nilai tidak terurus dan
tidak mendalam
4. Dimensi hubungan (ranah
interaktif) tidak tergarap.
Sekolah yang Ideal
(Sekolah Unggul)
Dimensi kognitif (menguasai
pengetahuan dan bidang
studi).
Dimensi ketrampilan: a.l.
ketrampilan untuk melakukan
pekerjaan,
pemecahan masalah, berfikir
kreatif, dll.
Dimensi nilai: a.l. sikap
terhadap diri, terhadap orang
lain, terhadap
lingkungan, dan kepada Maha
Pencipta.
Dimensi hubungan: hubungan
yang dibangun oleh luaran
pendidikan
(outcome) terutama dunia
kerja dan masyarakat.
PP. 19
5. 5
Model Pengembangan Sekolah Uggul
1. Input-ouput approach: bahwa luaran pendidikan
unggul dapat diperoleh melalui masukan (input) yang
unggul (Seeley 1988)
Siswa yang berhasilnya tinggi dikelompokkan ke dalam
kelas atau sekolah tertentu
Kelemahannya :
- Terlalu esklusif
- Tidak memperhatikan siswa bukan unggulan
2. Proses output approach: struktur persekolahan,
lingkungan dan proses menentukan mutu luaran (Walsk
1990)
Memperhatikan siswa unggulan dan tidak unggul
Kedua model ini sebaiknya dikombinasikan, dengan
memperhatikan standarisasi minimal (minimun
requirement) anak didik yang akan diterima dengan
kualifikasi/kemampuan guru, kurikulum dan
pembelajaran, sarana dan prasarana yang memadai,
managemen/organisasi sekolah,
Sasaran Sistem Sekolah Unggulan:
Sejauh mana keluaran sekolah
memiliki kapabilitas dalam intelektual,
ketrampilan, dan moral yang berguna
untuk masyarakat dan diri sendiri
7. 7
Curriculum Engineering
1. Merumuskan tujuan yang hendak
dicapai.
2. Mengorganisasikan bahan belajar
untuk mencapai tujuan.
3. Memilih cara untuk memudahkan
terjadinya belajar.
4. Menetapkan cara untuk menilai
keberhasilan belajar.
8. 8
Hubungan antara Kurikulum dan
Pembelajaran
Rancangan
dan
pengaturan
belajar-
mengajar
Pelaksanaan
belajar-
mengajar dan
penilaian hasil
belajar
(dua sisi koin uang logam)
9. 9
Pembelajaran sebagai sistem
Sistem: kesatuan komponen yang terarah
pada pencapaian tujuan
Sistem pembelajaran
Tujuan
Isi/materi
pembelajaran
Proses pembelajaran
Evaluasi
12. 12
Komponen KTSP
Mengacu Pada:
Standar Isi (Permen 22)
Standar Kompetensi Lulusan(Permen
23)
Pedoman Pelaksanaan Permen 22 dan
23( Permen 24)
Panduan KTSP
Model Tubuh Kurikulum (Model Format
KTSP)
13. 13
Perencanaan Kurikulum
1. Menganalisis kebutuhan
2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan
filosofis
3. Menentukan disain kurikulum
4. Membuat rencana induk (master plan):
pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian
14. 14
Pengembangan Kurikulum
1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran
2. Perumusan visi, misi, dan tujuan
3. Penentuan struktur dan isi program
4. Pemilihan dan pengorganisasian materi
5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran
6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
7. Penentuan cara mengukur hasil belajar
I
II
16. 16
Pelaksanaan Kurikulum
1. Penyusunan rencana dan program
pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran
4. Penyediaan sumber, alat, dan sarana
pembelajaran
5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan
hasil belajar
6. Setting lingkungan pembelajaran
17. 17
Penilaian Kurikulum
1. Kekuatan dan kelemahan
2. Formatif dan sumatif
3. Konteks, input, proses, produk (CIPP)
4. Kontingensi – kongruens
5. Diskrepansi
18. 18
MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS,
PRODUCT): Daniel Stufflebeam
Evaluasi konteks: berfokus pada pendekatan
sistem dantujuan, kondisi aktual, masalah-
masalah dan peluang.
Evaluasi Input: berfokus pada kemampuan
sistem, strategi pencapaian tujuan,
implementasi design dan cost benefit dari
rancangan.
Evaluasi proses memiliki fokus yaitu pada
penyediaan informasi untuk pembuatan
keputusan dalam melaksanakan program.
Wvaluasi produk berfokus pada mengukur
pencapaian proses dan pada akhir program
(identik dgn evaluasi sumatif)
20. 20
Dimana kta
sekarang ?
Kemana kita
akan pergi ?
Bagaimana
caranya
mencapai
kesana ?
Apakah kita
sampai
disana?
- Analisis lingkungan
eksternal
- Analisis lingkungan
internal
Profil Sekolah
Isu-isu strategis
Kebijakan
Pendidikan
Profil sekolah yang diharapkan
- Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran, Kebijakan, dan
Program
Strategi
pelaksanaan
Formulasi Strategi
Pelaksanaan
Alokasi Sumberdaya
Saran/
Rekomendasi
Evaluasi
Pengumpulan &
Pemaparan
Data
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN KTSP MELALUI
ACTION PLAN SEKOLAH
Evaluasi & Kontrol
21. 21
8 langkah dalam melakukan penyusunan perencanaan
Strategi Sekolah
1. Renungkan misi; Apa saja yang menjadi tujuan
dasar yang melatarbelakangi pendirian organisasi?
Misi menguraikan maksud keberadaan usaha. Demi
kepentingan siapa, kehadiran organisasi di
lapangan.
2. Lengkapi data position audit; Apa yang sudah kita
lakukan di masa lalu? Berada di mana organisasi ini
sekarang? Cara-cara apa saja yang digunakan untuk
mencapai tujuan?
3. Lakukan environmental scanning; Peluang seperti
apa yang ada? Ancaman seperti apa yang sedang
dihadapi? Bagaimana dengan peluang dan ancaman
di masa yang akan datang?
22. 22
4. Lakukan organizational diagnosis; Apa yang
menjadi kekuatan dan kelemahan kita bila
dibandingkan dengan negara lain? Apa saja faktor
kunci keberhasilan dalam menjalankan organisasi
ini? Apa yang menjadi tantangan dan hambatan
yang dapat kita hadapi dalam mencapai tujuan
yang kita inginkan? Apa saja ukuran kunci kinerja
untuk mengukur keberhasilan kita dalam
mengelola organsiasi ini?
5. Renungkan visi; Kondisi apa saja yang ingin
diwujudkan di masa yang akan datang? Bila
diukur, ukuran kinerja kunci yang sudah ditetapkan
pada tahap sebelumnya menunjukkan nilai berapa
saja? Secara bertahap, repelita demi repelita,
tonggak-tonggak apa yang dapat mengukur
kemajuan upaya organisasi mendekatkan ke
kondisi yang diinginkan tersebut?
23. 23
6. Lengkapi renstra jangka panjang; Dalam rangka
mendekatkan kondisi usaha ke arah yang telah
ditetapkan sebelumnya, perubahan apa saja yang
perlu diterapkan dalam renstra yang pertama?
Perubahan apa yang akan diusahakan?
7. Rumuskan renstra sekolah jangka menengah;
Langkah-langkah besar apa saja yang dituntut
dalam situasi yang sedang ditelaah, renop demi
renop, program, kegiatan, organisasi, dan SDM?
Teknologi apa yang akan diusahakan?
8. Rumuskan kegiatan dan program tahunan; Secara
rinci, langkah-langkah apa saja yang dituntut untuk
dilaksanakan dari tahun ke tahun, di program,
kegiatan, organisasi, dan manusia?
Khusus untuk tahun pertama, langkah tindakan
apa saja yang dibutuhkan? Prioritasnya? Nilai
investasinya? Keuntungan apa saja yang dapat
membenarkan investasi tersebut?
Kapan dapat memastikan bahwa pelaksanaannya
berjalan sesuai harapan?
24. 24
Gambaran sekolah yang dicita-citakan di
masa depan
– Sebagai imajinasi moral untuk menumbuhkan inspirasi,
semangat, dan komitmen warga sekolah
– Dalam koridor pembangunan pendidikan nasional
– Realistik sesuai harapan masyarakat
Visi Sekolah
25. 25
Contoh Visi Sekolah
Menuju sekolah yang unggul dan
berprestasi berdasarkan iman dan taqwa
Indikator:
– Unggul dalam peningkatan skor (GSA) UAN
– Juara dalam berbagai lomba KIR
– Berprestasi dalam lomba pidato bahasa Inggris
– Berprestasi dalam berbagai lomba olahraga dan
kesenian
– Unggul dalam kegiatan keagamaan
26. 26
Misi Sekolah
Tindakan untuk mewujudkan visi
sekolah
– Bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan
visi
– Rumusan tindakan sebagai arahan untuk
mewujudkan visi
27. 27
Contoh Misi Sekolah
Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi
semua guru dan siswa
Menumbuhkan semangat keunggulan warga
sekolah dalam berkarya
Mendorong siswa mengenali potensi dirinya
untuk meningkatkan motivasi berprestasi
Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran
agama yang dianut
28. 28
Tujuan Sekolah
Tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi
dalam jangka waktu tertentu (3 th)
Contoh: Pada tahun 2009 sekolah memiliki:
Rata-rata peningkatan Scor (GSA) + 1,50
Kel KIR menjadi finalis tingkat provinsi
20% siswa mampu berkomunikasi dengan
bahasa Inggris dengan baik
Tim Kesenian yang dapat tampil dalam acara
setingkat kabupaten/kota
80% siswa mampu melaksanakan ibadah
dengan benar sesuai dengan ajaran agama
yang dianut.
29. 29
MUATAN LOKAL
Berisi tentang program muatan lokal yang diselenggarakan oleh
sekolah
Memnacakup: Jenis, Mekanisme Pemilihan, Jadwal
Penyelenggaraan dll
Dalam pengembangan programnya memperhatikan hal-hal sbb:
Jenis Mulok disesuaikan dengan cirri khas/potensi/ keunggulan
daerah yang substansinya tidak sesuai menjadi Mata Pelajaran
tersendiri;
Merupakan kegiatan kurikuler yang terstruktur dan sistemik
Setiap sekolah dapat melaksanakan mulok lebih dari satu jenis dalam
setiap semester
Siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis mulok pada setiap
semester, sesuai dengan kemampuan sekolah.
Sekolah harus menyusun SK, KD dan Silabus untuk setiap jenis
Mulok yang diselenggarakan oleh sekolah
30. 30
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Berisi tentang penjelasan program Pengembangan Diri yang
diselenggarakan oleh sekolah yang mencakup: Jenis Kegiatan,
Mekanisme dan Strategi Pelaksanaannya. Dalam menyusun
programnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Bukan mata pelajaran dan tidak perlu dibuatkan silabus
Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi) bukan kuantitatif
Berfungsi sebagai wahana bagi siswa untuk mengekspresikan diri
sesuai bakat, minat, dan kebutuhan siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler
Dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling
(kehidupan pribadi/social, kesulitan belajar,karir), atau kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan kreativitas/kepribadian siswa
seperti: kepramukaan, Kepemimpinan, KIR dll.
Perlu dibuat program kerja yang sistematis dan komprehensif sebagai
bagian dari program kerja sekolah dan atau program kerja OSIS.
Dipasilitasi/dibimbing oleh konselor/guru BK, Guru MP atau tenaga
kependidikan yang kompeten.
31. 31
KETUNTASAN BELAJAR
Berisi tentang kriteria dan mekanisme penetapan
Ketuntasan Minimal Per Mata Pelajaran yang
ditetapkan oleh sekolah dengan
mempertimbangkan hal-hal sbb:
Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator
adalah 0 – 100%, dengan batas criteria ideal
minimum 75%
Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) per MP dengan mempertimbangkan:
kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan
sumber daya pendukung
Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas
criteria ideal, tetapi secara bertahap harus dapat
mencapai criteria ketuntasan ideal.
32. 32
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
Berisi tentang program kecakapan hidup yang
diselenggarakan oleh sekolah, yang mencakup:
Jenis Program, mekanisme dan strategi
pelaksanaannya. Dalam menyusun program
memperhatikan hal-hal sbb:
Mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik dan
vokasional
Menjadi bagian integral dari semua MP yang dapat
disajikan secara terintegrasi dan/atau berupa
paket/modul yang direncanakan secara khusus dan
terintegrasi.
Dapat diperoleh dari satuan pendidikan yang
bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan
formal/non formal lain, apabila sekolah yang
bersangkutan tidak memiliki sumber daya
pendukung yang memadai.
33. 33
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Berisi penjelasan tentang program keunggulan lokal dan
global (misalnya: Program SBI) yang mencakup: Jenis,
Mekanisme dan Strategi pelaksanaan di sekolah, disusun
dengan mempertimbangkan hal-hal sbb:
Substansinya mencakup aspek: Ekonomi, Budaya,
Bahasa, TIK, ekologi, dan lain-lain yang semuanya
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik
Dapat merupakan bagian dari semua MP
Dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal
34. 34
Pemetaan SK/KD
Merupakan gambaran hasil pengkajian
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
setiap MP berdasarkan:
urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu
dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
keterkaitan antara standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
keterkaitan antara standar kompetensi dan
kompetensi dasar antarmata pelajaran.
Model pemetaan SK dan KD dapat berupa
matriks atau diagram alur atau bentuk peta
pikiran (concept maping)
35. 35
Tata Nilai Depdiknas
Nilai-nilai masukan (input values), dalam rangka mencapai
keunggulan, meliputi:
1. Amanah
Memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban
kepercayaan
2. Profesional
Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta
memahami bagaimana mengimplementasikannya
3. Antusias dan Bermotivasi Tinggi
Menunjukkan rasa ingin tahu, semangat berdedikasi serta berorientasi
pada hasil
4. Bertanggung Jawab
Memahami resiko pekerjaan dan berkomitmen untuk
mempertanggung-jawabkan hasil kerjanya
5. Kreatif
Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif
terhadap setiap permasalahan
6. Disiplin
Taat kepada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak
orang lain untuk bersikap yang sama
7. Peduli
Menyadari dan mau memahami serta memperhatikan kebutuhan dan
kepentingan pihak lain.
36. 36
Nilai-nilai proses (process values)
Depdiknas,
Visioner dan Berwawasan
Bekerja berlandaskan pengetahuan dan informasi
yang luas serta wawasan yang jauh ke depan
Menjadi Teladan
Berinisiatif untuk memulai dari diri sendiri untuk
melakukan hal-hal baik sehingga menjadi contoh
bagi pihak lain
Memotivasi (Motivating)
Memberikan dorongan dan semangat bagi pihak
lain untuk berusaha mencapai tujuan bersama
Mengilhami (Inspiring)
Memberikan inspirasi dan memberikan dorongan
agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan
karya terbaiknya
37. 37
Memberdayakan (Empowering)
Memberikan kesempatan dan mengoptimalkan daya
usaha pihak lain sesuai kemampuannya
Membudayakan (Culture-forming)
Menjadi motor dan penggerak dalam pengembangan
masyarakat menuju kondisi yang lebih berbudaya
Taat Azas
Mematuhi tata tertib, prosedur kerja, dan peraturan
perundangan
Koordinatif dan Bersinergi dalam Kerangka Kerja Tim
Bekerja bersama berdasarkan komitmen,
kepercayaan, keterbukaan, saling menghargai, dan
partisipasi aktif bagi kepentingan Depdiknas
Akuntabel
Bekerja secara terukur dengan prinsip yang standar
serta memberikan hasil kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan.
38. 38
Nilai-nilai keluaran (output values),
Produktif (Efektif dan Efisien)
Memberikan hasil kerja yang baik dalam jumlah yang optimal melalui
pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien
Gandrung Mutu Tinggi/Service Excellence
Menghasilkan dan memberikan hanya yang terbaik
Dapat Dipercaya (Andal)
Mampu mengemban kepercayaan dan memberikan bukti berupa hasil
kerja dalam usaha pencapaian visi dan misi Depdiknas
Responsif dan Aspiratif
Peka dan mampu dengan segera menindaklanjuti tuntutan yang selalu
berubah
Antisipatif dan Inovatif
Mampu memprediksi dan tanggap terhadap perubahan yang akan
terjadi, serta menghasilkan gagasan dan pengembangan baru
Demokratis, Berkeadilan, dan Inklusif
Terbuka atas kritik dan masukan serta mampu bersikap adil dan merata
Pembelajar Sepanjang Hayat
Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas
wawasan, pengetahuan dan pengalaman.
39. 39
VISI PENDIDIKAN NASIONAL
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional
tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada
tahun 2025 menghasilkan: INSAN
INDONESIA CERDAS DAN
KOMPETITIF(Insan Kamil / Insan
Paripurna)
40. 40
Makna Insan Indonesia Cerdas Komprehensif
Cerdas spiritual
Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan
memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi
pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas emosional & sosial
Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas
dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya,
serta kompetensi untuk mengekspresikannya. Beraktualisasi diri
melalui interaksi sosial yang:membina dan memupuk hubungan timbal
balik;demokratis;empatik dan simpatik; menjunjung tinggi hak asasi
manusia;ceria dan percaya diri; menghargai kebhinekaan dalam
bermasyarakat dan bernegara; serta berwawasan kebangsaan dengan
kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
Cerdas intelektual
Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi
dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; Aktualisasi
insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif;
Cerdas kinestetis
Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang
sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan
trengginas;Aktualisasi insan adiraga.
41. 41
MAKNA INSAN INDONESIA KOMPETITIF
Kompetitif :
Berkepribadian unggul dan gandrung akan
keunggulan
Bersemangat juang tinggi
Mandiri
Pantang menyerah
Pembangun dan pembina jejaring
Bersahabat dengan perubahan
Inovatif dan menjadi agen perubahan
Produktif
Sadar mutu
Berorientasi global
Pembelajar sepanjang hayat
42. 42
MISI PENDIDIKAN DEPDIKNAS
Depdiknas untuk tahun 2005 – 2009
menetapkan Misi sebagai berikut:
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG
MAMPU MEMBANGUN INSAN
INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF
DAN KOMPETITIF DENGAN
MELAKSANAKAN MISI PENDIDIKAN
NASIONAL.