Dokumen tersebut merangkum hasil pengukuran pelaksanaan organisasi belajar di Kampusku Sayang dengan menggunakan instrumen Michael J. Marquardt yang terdiri dari 5 subsistem. Hasilnya menunjukkan tingkat implementasi learning organization di Kampusku Sayang sudah cukup baik, meskipun masih terdapat ruang untuk perbaikan terutama dalam dinamika pembelajaran dan manajemen pengetahuan.
1. KAMPUSKU SAYANG, TEMPATKU BERJUANG
Disusun Oleh:
Gulmah Sugiharti
gulmahsugiharti@yahoo.com
Abstrak
Kampusku Sayang merupakan sebuah organisasi belajar tempat dimana orang menimba ilmu
untuk masa depan. Untuk mengetahui pelaksanaan Organesasi Belajar di Kampusku Sayang
maka digunakan instrument pengukuran berupa Angket dari Michael J. Marquardt dengan 5
subsistem yang hasilnya adalah sebagai berikut : Pada bagian Dinamika Pembelajaran, jumlah
skor yang diperoleh adalah 33, dari skor total 40. Artinya 82,5 % dinamika pembelajaran
dilakukan oleh individu, group maupun organesasi, dan hasilnya Baik. Pada bagian
Transformasi Organesasi, jumlah skor yang diperoleh adalah 33, dari skor total 40, artinya
82,5 % Transformasi Organesasi, Visi, Budaya, Strategi dan Struktur, dengan hasil yang
Baik. Pada bagian Pemberdayaan Masyarakat, jumah skor yang diperoleh 34 dari skor
total 40, artinya 85% pemberdayaan masyarakat, baik guru, mahasiswa, rekanan,
pelanggan, dan supplier sudah menuju sempurna, dan disimpulkan Baik Sekali, atau Sangat
Baik. Pada bagian Management Pengetahuan, jumlah skor yang diperoleh 30 dari skor total
40, artinya 75% management pengetahuan berjalan Baik, Pada bagian Aplikasi Teknologi,
jumlah skor yang diperoleh sudah Sangat Baik yaitu, mencapai skor 36 dari skor total 40.
Artinya indicator-indikator angket yang ditawarkan Michael J. Marquardt terpenuhi
dengan Sangat Baik Secara total Skor yang diperoleh dari kelima sub system yang
ditawarkan Michael J. Marquardt mencapai angka 166 dari skor total 200. Ini artinya
Kampusku Sayang khususnya prodi tempatku berjuang adalah merupakan organesasi
belajar yang Sangat Baik dan dapat Diandalkan.
Kata Kunci ; Kampus sayang, Indikator Marquardt, Total Skor
2. I. Pendahuluan
Kampus merupakan sebuah organisasi, lebih khusus lagi organisasi belajar tempat dimana
seseorang menimba ilmu untuk masa depan.
Marquardt (1996) mengatakan bahwa dalam organisasi belajar akan terlihat:
1. Perkembangan dan belajar seseorang dikaitkan dengan perkembangan dan belajar
organisasi khusus dan terstruktur;
2. Berfokus pada kreativitas dan adaptabilitiy;
3. Semua regu merupakan bagian dari proses belajar dan bekerja;
4. Jaringan kerja sangat penting dalam belajar dan menyelesaikan pekerjaan;
5. Berpikir sitem adalah fundamental;
6. Memiiki visi yang jelas di mana mereka berada dan ke mana tujuan mereka;
7. Secara terus menerus malakukan transformasi dan berkembang.
Sehubungan dengan itu, prodi tempat ku berjuang yang merupakan bagiann integeral dari
Kampusku Sayang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
mencakup Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada masyarakat dalam bidang prodinya.
Penyelenggaraan prodi mengacu pada rencana strategis yang meliputi tiga program utama yaitu
: (1) Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan, (2) Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya
Saing, (3) Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik. Dalam upaya
merealisasikan rencana strategis tersebut, telah ditentukan sasaran-sasaran yang akan dicapai
melalui suatu kebijakan dalam bentuk kegiatan terprogram secara bertahap, sistematis dan
terkendali.
Sasaran-sasaran yang ingin dicapai telah disusun dalam rencana operasional Jurusan /
Prodi yang direncanakan dari program utama Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing
meliputi kegiatan matrikulasi mahasiswa baru setiap angkatan , peningkatan kemampuan
mahasiswa baik dalam menganalisis buku teks maupun dalam penyusunan karya ilmiah
berbahasa Inggris, pemberdayaan mahasiswa yang berprestasi melalui peningkatan kemampuan
asisten mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum, peningkatan kemampuan dosen dan mahasiswa
dalam membuat proposal pengabdian masyarakat, peningkatan kemampuan dosen dalam
membuat bahan ajar berbasis IT/ICT sehingga dapat diupload dalam Website. Disamping itu juga
3. dilakukan pengembangan kontrak perkuliahan dan rancangan pembelajaran berbasis SCL dan
pengembangan model pembelajaran praktikum berbasis kebutuhan stakeholder.
1. Visi, Misi
Penyusunan rencana strategis didasarkan pada kondisi jurusan dan prodi dengan
mempetimbangkan keunggulan, peluang, kendala dan tantangan yang semuanya diarahkan pada
kondisi masa mendatang. Kondisi jurusan dan prodi tersebut diprogramkan sedemikian untuk
memberi kontribusi yang lebih baik dalam peningkatan mutu lulusan secara bertahap dan
konsisten. Tahapan-tahapan tersebut diharapkan mendukung visi jurusan dan prodi yaitu:
menjadikan Jurusan yang unggul dalam pengkajian dan pengembangan prodi pendidikan dan non
kependidikan. Untuk mewujudkan visi tersebut Jurusan di kampusku Sayang mempunyai misi
menyelenggarakan pendidikan dalam rangka menghasilkan Sarjana Pendidikan dan Sarjana Non
Pendidikan yang profesional yang mampu bersaing di pasar kerja tingkat nasional dan global.
2. Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan visi dan misi tersebut diatas, maka tujuan jangka panjang adalah:
a).menghasilkan lulusan yang berkepribadian luhur dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b). menghasilkan lulusan yang profesional dalam pendidikan dan non kependidikan c).
menghasilkan lulusan yang menguasai dasar-dasar penelitian dan pengembangan bidang
pendidikan dan non kependidikan d). menghasilkan lulusan yang mempunyai keterampilan
bekerja di laboratorium e}. menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja.
Sasaran yang akan dicapai dari Program Utama Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya
Saing meliputi kegiatan matrikulasi mahasiswa baru, pengembangan kurikulum berbasis softskill
melalui penyusunan evaluasi standar, penjaminan mutu melalui audit mutu perkuliahan, rencana
dan kontrak perkuliahan pada Prodi, pengembangan kompetensi pengembangan pengelolaan
laboratorium bagi mahasiswa yang akan PKL, pembinaan komunitas mahasiswa dalam
penumbuhan jiwa enterpreneurship. Kegiatan melalui Program Utama Peningkatan Tata Kelola,
Akuntabilitas dan Pencitraan Publik adalah update data evaluasi diri Prodi Pendidikan dan Non
Kependidikan, dalam rangka penyusunan proposal hibah kompetisi, penyusunan proposal dana
dari DIPA dan akreditasi Pogram Studi.
4. 3. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Pencapaian tujuan dan sasaran dilaksanakan melalui tahapan-tahapan kegiatan yang di
implementasikan dalam Rencana Operasional (Renop) yang diusulkan setiap tahun dan setujui
oleh Kampusku Sayang jika dianggap layak melalui tahapan seleksi di tingkat Kampus.
Pencapaian tujuan jangka menengah di tuangkan dalam rencana strategis (Renstra).
Selanjutnya, organisasi juga seharusnya memberikan kesempatan kepada setiap
individu untuk belajar secara terus-menerus dan berkelanjutan. Belajar dari pengalaman
masa lalu dan mengambil pelajaran dari hasil yang dicapai organisasi atau orang lain guna
mendesain dan mengembangkan apa yang ingin diperoleh untuk masa yang akan datang.
Belajar berkelanjutan merupakan esensi dasar dari empat sila pendidikan (four pillars of
education) seperti dikampanyekan oleh UNESCO (1999), yaitu untuk mengetahui (learning
to know), mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan (learning to do), belajar
untuk hidup bersama satu sama lain secara kolaboratif, rukun, dan damai (learning to live
together), dan belajar juga dapat memberi kontribusi penting kepada setiap orang untuk
berkembang secara utuh baik menyangkut kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
mapun kecerdasan spiritualnya (learning to be).
Sedangkan Yusuf Edi (2008) mengatakan, bahwa dengan dukungan lingkungan
organisasi belajar yang kondusif diharapkan dapat diciptakan individu-individu yang
berpengetahuan (knowledge pople) dengan kompetensi yang handal dan dapat diandalkan.
Selain itu dukungan kepemimpinan yang dapat memberdayakan (empowerement), artinya
memberikan pendelegasian dan dukungan positif kepada anggota organisasi dalam
aktivitas pembelajaran dan memperbaiki kinerja.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil yang dicapai suatu organisasi belajar
dapat menjadi barometer dalam membangun karakter bangsa (character building) yang
mandiri, bermartabat, dan harga diri bangsa yang mampu berkompetisi dan berkolaborasi
dengan negara manapun di dunia.
II. Pembahasan
5. Learning Organization (LO) juga ada dan dilakukan di Kampusku Sayang khususnya
diprodi tempatku berjuang
Dimensi Learning Organization Peter Senge (2000) mengemukakan bahwa di dalam
learning organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan
organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yaitu: 1) Personal Mastery
merupakan kemampuan secara terus menerus untuk memperbaiki wawasan agar objektif
dalam melihat realitas. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki
kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya
perubahan teknologi dan perubahan paradigma dari paradigma yang berbasis kekuatan
fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan. 2) Mental Model merupakan suatu proses
menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka atas rangsangan
yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih cepat. Namun,
dalam organisasi yang terus berubah, mental model ini kadang-kadang tidak berfungsi
dengan baik dan menghambat adaptasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu mental model
peru didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi.
3) Shared Vision Komitmen, untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara
murni tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda
latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit
bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Selain
perbedaan latar belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai unit yang
pekerjaannya berbeda antara satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan
organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan
bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada
dalam organisasi. 4). Team Learning Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara
adaptif, generatif, dan berkesinambungan. Sekarang ini makin banyak organisasi berbasis
tim, dimana rancangan organisasi dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team.
Kemampuan organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi
bersama dan kemampuan berfikir sistemik. Tanpa adanya kebiasaan berbagi wawasan
sukses dan gagal yang terjadi dalam suatu tim, maka pembelajaran organisasi akan sangat
lambat, dan bahkan berhenti. 5) System Thinking Organisasi pada dasarnya terdiri atas
6. unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu
antara lain ada yang disebut divisi, direktorat, bagian, atau cabang. Kesuksesan suatu
organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk melakukan pekerjaan
secara sinergis. Kemampuan untuk membangun hubungan yang sinergis ini hanya akan
dimiliki kalau semua anggota unit saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami
juga dampak dari kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya.
Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh,
dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku
sehari-hari. Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam
Kampusku Sayang untuk meningkatkan kualitas pengembangan dan belajar untuk
beradaptasi pada perubahan dan mengantisipasi perubahan pada masa depan.
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan Learning Organization (LO) di
Kampusku Sayang digunakan Instrumen Pengukuran (Quisioner) Subsystem Learning
Organezation Profile ( Buku: The Learning Organezation) oeh Michael J. Marquardt (l996)
yang mecakup antara lain :
1. Learning Dinamics (Dinamika Belajar: individu, group atau tim dan organesasi)
2. Organezation Transformation (Transformasi Organesasi :visi, budaya, strategi,
struktur)
3. People Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat ; manager, karyawan/ guru,
pelanggan, rekanan, suplier, komunitas).
4. Knowledge Management (Management Pengetahuan : akuisisi, kreasi,
penyimpanan, pemulihan dan transfer)
5. Technology Application (Aplikasi Teknologi : Sistem pengetahuan informasi
pembelajaran berbasis teknologi dan sistim pendukung kinerja elektronik).
Secara keseuruhan hasil pengukurannya dapat dipaparkan sebagai berikut :
1). Pada bagian Dinamika Pembelajaran, jumah skor yang diperoleh adalah 33, dari skor
total 40. Artinya 82,5 % dinamika pembelajaran dilakukan oleh individu, group maupun
7. organesasi. Belum dicapainya angka 100% masih terjadi distorsi informasi dan
pembokiran informasi, misanya pengumuman pada penerimaan proposal yang intern
kadang-kadang baru diinformasikan sehari sebeum batas akhir bahkan setelah masa
berakhir. Demikian juga dalam memperluas informasi selalu tidak terjadi pemerataan,
diberlakukan pada individu yang sama bahkan bukan bidangnya. Jika dihitung skor rata-
ratanya 3,03, yang artinya Pelaksanaan LO, Sub Dinamika Pembelajaran di Kampusku
Sayang berada pada tingkat yang BAIK.
2). Pada bagian Transformasi Organesasi, jumlah skor yang diperoleh adalah 33, dari
skor total 40, artinya 82,5 % Transformasi Organesasi, Visi, Budaya, Strategi dan
Struktur. Sama seperti point pertama, jika dihitung skor rata-ratanya 3,03 yang artinya
pelaksanaan LO, sub Transformasi Organesasi di Kampusku Sayang berada pada tingkat
yang BAIK. Prodi di Kampusku Sayang sudah dikenal dan bekerjasama dengan
stakeholder, baik untuk prodi pendidikan (misalnya PPL dan diklat keguruan , sertifikasi
dsb), juga untuk prodi non kependidikan (misalnya PKL ke perusahaan-perusahaan,
maupun penggunaan laboratorium untuk kerjasama), peluang belajar juga diberikan
seluas-luasnya bahkan dengan dibebaskannya untuk memperdalam bahasa Inggris
maupun penggunaan Perpustakaan (Library Digital), Bekerja dalam Tim, khususnya tim
KDBK juga berjaan Baik. Skor 100% belum tercapai karena masih adanya kekurangan
disana-sini mengikuti instrument angket, misalnya pada rotasi pekerjaan pada divisi.
Benar-benar ada Rotasi setiap periodenya tetapi dalam arti dirotasi di person-person itu
saja tanpa ada person baru hingga masa berakhir.
3). Pada bagian Pemberdayaan Masyarakat, jumah skor yang diperoleh 34 dari skor total
40, artinya 85% pemberdayaan masyarakat, baikguru, mahasiswa, rekanan, pelanggan,
dan supplier sudah menuju sempurna, dan disimpulkan Baik Sekali. Hal ini karena prodi
secara aktif berbagi informasi dengan pelanggan, misalnya bekerjasama dengan Akbid,
Seminar guru, mengadakan olimpiade dsb. Prodi juga secara aktif memberdayakan
mahasiswa, misalnya pada pembuatan produk-produk rumahtangga seperti sabun,
pembersih dan lain-lain, juga menjalin mitra , misalnya bekerjasama dengan Depag,
bekerjasama dengan pabrik, dan sebagainya. Skor 100 belum dicapai karena masih
besarnya otoritas yang kadangkala tidak sebanding dengan tanggungjawab dan
kemampuannya.
8. 4). Pada bagian Management Pengetahuan, jumlah skor yang diperoleh 30 dari skor total
40, artinya 75% management pengetahuan berjalan Baik, dimana sudah ada proyek
percontohan pengujian seperti Uji Minyak Atsiri yang sudah dilakukan secara Nasional,
juga secara berkala diadakan pertemuan memantau kemajuan / evaluasi pembelajaran,
aktif menghadiri konprensi baik regional, nasional maupun internasional, walaupun
selalu menggnakan dana pribadi. Skor belum mencapai 100 karena masih ada point yang
belum memenuhi indicator angket, antara lain pada point pentingnya organesasi belajar
dan berbagi pengetahuan dengan orang lain, dan pentingnya transfer pembelajaran untuk
kelompok/departemen. Hal ini sangat disadari oleh anggota organesasi, tetapi padatnya
jadwal perkuliahan dan banyaknya kesibukan , hingga waktunya sangat minim .
5). Pada bagian Aplikasi Teknologi, jumlah skor yang diperoleh sudah Sangat Baik yaitu,
mencapai skor 36 dari skor total 40. Artinya indicator-indikator angket yang ditawarkan
Michael J. Marquardt terpenuhi dengan Baik. Hal ini terjadi karena Kampusku Sayang
khususnya prodi tempatku Berjuang sudah dilengkapi dengan fasilitas IT dan ICT yang
baik, dimana setiap ruangan perkuliahan sudah lengkap dengan pendukung belajar
elektronik dan pembelajar dapat mengakses data yang dibutuhkan. Demikian juga di
ruang-ruang KDBK, bahkan ruang istirahat sekalipun fasilitas IT dan ICT tersedia.
Secara total Skor yang diperoleh dari kelima sub system yang ditawarkan Michael J.
Marquardt mencapai angka 166 dari skor total 200. Ini artinya Kampusku Sayang
khususnya prodi tempatku berjuang adalah merupakan organesasi belajar yang Sangat
Baik dan dapat Diandalkan.
C. Penutup
Dari uraian diatas, maka dapat dicermati bagaimana pencapaian indicator-indikator
angket yang ditawarkan Michael J. Marquardt telah terpenuhi, dengan skor total 166,
yaitu berada pada level antar 150-200, yang artinya Kampusku Sayang khususnya prodi
tempatku berjuang merupakan Organesasi Belajar yang sudah tertata Sangat Baik. Untuk
itu disarankan agar mengoptimalkan seluruh anggota organesasi, stakeholder Kampusku
Sayang untuk bersinergi dalam mewujudkan Kampus Masa Depan yang Kompetitif.
9. DAFTAR PUSTAKA
Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization: A Systems Approach to
Quantum Improvement and Global Success. New York: McBraw-Hill.
Senge, Peter. 2000. Schools That Learn: A Fifth Discipline Fieldbook for Educators, Parents,
and Every who Cares about Education. USA: Nelda Cambron-McCabe.
UNESCO. 1999. Task Force on Education for the Twenty-first Century.
(http://www.unesco.org/delors/fourpil.htm).
Yusuf Edi E. 2008. Organisasi Belajar. (http://teknologi
kinerja.wordpress.com/2008/05/06/organisasi-belajar/).