SlideShare a Scribd company logo
1 of 105
MANAJEMEN RISIKO K3RS
• S1 Kedokteran UPN Veteran Jakarta
• S2 Kedokteran Kerja Universitas Indonesia
Pendidikan Formal
• Pelatihan Hiperkes
• Pelatihan instruktur bidang kesehatan kerja
• Pelatihan K3RS sertifikasi BNSP
• Pelatihan AK3U sertifikasi Kemnaker
Pendidikan Non Formal
• Ketua Pengurus KAK3RS Cabang Jakarta
• Anggota IDI Cabang Jakarta Timur
• Pengurus IDKI Cabang Jakarta
Organisasi
• Dokter di PT Najya Karya Abadi
Pekerjaan
Hp 081283973585 / 081297578884
Email afrina.tanjung2022@gmail.com
TUJU
AN
UMU
M
TUJU
AN
KHUS
US
Mampu Melakukan Manajemen Risiko di RS
• Meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan pelaksanaan
manajemen risiko K3 di RS
• Meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi risiko K3 di RS
• Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis risiko K3 di RS
• Meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengendalian risiko K3 di
RS
• Meningkatkan kemampuan dalam melakukan komunikasi dan partisipasi
K3 di RS
• Meningkatkan kemampuan dalam melakukan monitoring dan evaluasi
pengelolaan risiko K3 di RS
• Melakukan perbaikan berkesinambungan terkait manajemen risiko
1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
3. Kepmenkes No 432 Tahun 2007 Tentang Pedoman Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Rumah Sakit
4. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja;
6. Permenkes No 48 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran
7. Permenkes No 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit;
8. Permenkes No 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
9. Perpres No 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja
10.Kepmenkes No 1128 Tahun 2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit
DASAR HUKUM
Standar TKRS 14
Program manajemen
risiko yang terintegrasi
digunakan untuk
mencegah terjadinya
cedera dan kerugian di
RS.
Maksud dan Tujuan TKRS 14
Manajemen risiko adalah proses yang proaktif
dan berkesinambungan meliputi identifikasi,
analisis, evaluasi, pengendalian, informasi
komunikasi, pemantauan, dan pelaporan risiko,
termasuk berbagai strategi yang dijalankan
untuk mengelola risiko dan potensinya.
Tujuan penerapan manajemen risiko untuk
mencegah terjadinya cedera dan kerugian di RS.
RS perlu menerapkan manajemen risiko dan
rencana penanganan risiko untuk memitigasi dan
mengurangi risiko bahaya yang ada atau mungkin
terjadi.
Beberapa kategori risiko yang harus diidentifikasi meliputi namun tidak terbatas pada risiko:
a) Operasional adalah risiko yang terjadi saat RS memberikan pelayanan kepada pasien baik
klinis maupun non klinis.
Risiko klinis yaitu risiko operasional yang terkait dengan pelayanan kepada pasien
(keselamatan pasien) meliputi risiko yang berhubungan dengan perawatan klinis dan
pelayanan penunjang seperti kesalahan diagnostik, bedah atau pengobatan.
Risiko non klinis yang juga termasuk risiko operasional adalah risiko PPI (terkait
pengendalian dan pencegahan infeksi misalnya sterilisasi, laundry, gizi, kamar jenazah, dll),
risiko MFK (terkait dengan fasilitas dan lingkungan, seperti kondisi bangunan yang
membahayakan, risiko yang terkait dengan ketersediaan sumber air dan listrik, dll.
Unit klinis maupun non klinis dapat memiliki risiko yang lain sesuai dengan proses
bisnis/kegiatan yang dilakukan di unitnya. Misalnya unit humas dapat mengidentifikasi
risiko reputasi dan risiko keuangan;
b) Risiko keuangan; risiko kepatuhan (terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku);
c) Risiko reputasi (citra RS yang dirasakan oleh
masyarakat);
d) Risiko strategis (terkait dengan rencana strategis
termasuk tujuan strategis RS);
e) Risiko kepatuhan terhadap hukum dan regulasi.
Proses manajemen risiko yang diterapkan di RS meliputi:
a) Komunikasi dan konsultasi.
b) Menetapkan konteks.
c) Identifikasi risiko sesuai kategori risiko
d) Analisis risiko.
e) Evaluasi risiko.
f) Penanganan risiko.
g) Pemantauan risiko.
Program manajemen risiko RS harus disusun setiap
tahun berdasarkan daftar risiko yang diprioritaskan
dalam profil risiko meliputi:
a) Proses manajemen risiko
b) Integrasi manajemen risiko di RS.
c) Pelaporan kegiatan program manajemen risiko.
d) Pengelolaan klaim tuntunan yang dapat
menyebabkan tuntutan.
Elemen Penilaian TKRS 14
a) Direktur dan pimpinan RS berpartisipasi dan
menetapkan program manajemen risiko
tingkat RS meliputi poin a) sampai dengan d)
dalam maksud dan tujuan.
b) Direktur memantau penyusunan daftar risiko
yang diprioritaskan menjadi profil risiko di
tingkat RS.
Standar MFK 3
RS menerapkan Program
MFK terkait keselamatan di
RS.
Maksud dan tujuan MFK 3
• Keselamatan di dalam standar ini adalah memberikan
jaminan bahwa bangunan, prasarana, lingkungan,
properti, teknologi medis dan informasi, peralatan, dan
sistem tidak menimbulkan risiko fisik bagi pasien,
keluarga, staf, dan pengunjung.
• Program K3 staf diintegrasikan dalam Program MFK
terkait keselamatan sesuai ruang lingkup keselamatan
yang telah dijelaskan diatas.
• Pencegahan dan perencanaan penting untuk menciptakan fasilitas perawatan
pasien termasuk area kerja staf yang aman.
• Perencanaan yang efektif membutuhkan kesadaran RS terhadap semua risiko
yang ada di fasilitas.
• Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan dan cedera serta untuk menjaga
kondisi yang aman, dan menjamin keselamatan bagi pasien, staf, dan lainnya,
seperti keluarga, kontraktor, vendor, relawan, pengunjung, peserta pelatihan,
dan peserta didik.
• RS mengembangkan dan menerapkan program keselamatan serta
mendokumentasikan hasil inspeksi fisik yang dilakukan.
• Penilaian risiko mempertimbangkan tinjauan proses dan evaluasi layanan baru
dan terencana yang dapat menimbulkan risiko keselamatan.
• Penting untuk melibatkan tim multidisiplin saat melakukan inspeksi
keselamatan di RS.
RS menerapkan proses untuk mengelola dan memantau keselamatan
yang meliputi:
a) Pengelolaan risiko keselamatan di lingkungan RS secara
komprehensif
b) Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah
kecelakaan dan cedera, penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya
dan risiko, serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, staf, dan pengunjung;
c) Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan (ronde fasilitas) secara
berkala dan dilaporkan sebagai dasar perencanaan anggaran
untuk perbaikan, penggantian atau “upgrading”.
Elemen Penilaian MFK 3
a) RS menerapkan proses pengelolaan keselamatan RS meliputi
poin a) - c) pada maksud dan tujuan.
b) RS telah mengintegrasikan program K3 staf ke dalam program
MFK.
c) RS telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait
keselamatan di RS setiap tahun yang didokumentasikan dalam
daftar risiko/risk register.
d) RS telah melakukan pemantauan risiko keselamatan dan
dilaporkan setiap 6 (enam) bulan kepada pimpinan RS.
Standar PMKP 11
Komite/ Tim Penyelenggara Mutu
memandu penerapan program
manajemen risiko di RS
Maksud dan Tujuan PMKP 11
• Komite/ Tim Penyelenggara Mutu membuat daftar risiko tingkat
RS berdasarkan daftar risiko yang dibuat tiap unit setiap tahun.
• Berdasarkan daftar risiko tersebut ditentukan prioritas risiko yang
dimasukkan dalam profil risiko RS.
• Profil risiko tersebut akan menjadi bahan dalam penyusunan
Program manajemen risiko RS dan menjadi prioritas untuk
dilakukan penanganan dan pemantauannya.
• Direktur RS juga berperan dalam memilih selera risiko yaitu
tingkat risiko yang bersedia diambil RS dalam upayanya
mewujudkan tujuan dan sasaran yang dikehendakinya.
• Ada beberapa metode untuk melakukan analisis risiko secara
proaktif yaitu failure mode effect analysis (analisis modus
kegagalan dan dampaknya /FMEA/ AMKD), analisis kerentanan
terhadap bahaya/hazard vulnerability analysis (HVA) dan infection
control risk assessment (pengkajian risiko pengendalian
infeksi/ICRA).
• RS mengintegrasikan hasil analisis metode-metode tersebut
dalam program manajemen risiko RS.
• Pimpinan RS akan mendesain ulang proses berisiko tinggi yang
telah di analisis secara proaktif dengan melakukan tindakan untuk
mengurangi risiko dalam proses tersebut.
• Proses analisis risiko proaktif ini dilaksanakan minimal sekali
dalam setahun dan didokumentasikan pelaksanaannya.
Elemen penilaian PMKP 11
a) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu memandu penerapan program manajemen
risiko yang di tetapkan oleh Direktur
b) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat daftar risiko RS
berdasarkan daftar risiko unit-unit di RS
c) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat profil risiko dan rencana
penanganan
d) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat pemantauan terhadap
rencana penanganan dan melaporkan kepada direktur dan representatif
pemilik/dewan pengawas setiap 6 (enam) bulan
e) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah menyusun Program manajemen
risiko tingkat RS untuk ditetapkan Direktur
f) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah memandu pemilihan minimal satu
analisis secara proaktif proses berisiko tinggi yang diprioritaskan untuk
dilakukan analisis FMEA setiap tahun.
MANAJEMEN RISIKO
MANAJEMEN
RISIKO
MENGAPA ?
BAGAIMANA ?
UNTUK
APA ?
Meminimalkan risiko K3 di RS pada tahap
yang tidak bermakna sehingga tidak
menimbulkan efek buruk terhadap
keselamatan dan kesehatan SDM RS,
pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan RS
Identifikasi potensi bahaya, penilaian
risiko, dan pengendalian risiko
Terciptanya lingkungan kerja yang sehat,
selamat, aman dan nyaman;
Meningkatkan produktivitas kerja;
Pemenuhan standar ???
FILOSOFI DI BALIK
MANAJEMEN RISIKO
‘plan for the best - prepare for the worst‘
‘merencanakan yang terbaik - bersiap untuk yang terburuk‘
a
PRINSIP DASAR
Manajemen risiko = Problem solving
(proaktif & prediktif ) (reaktif)
BAHAYA
suatu keadaan/kondisi
yang dapat
mengakibatkan
(berpotensi)
menimbulkan kerugian
(cedera/injury/penyaki
t) bagi pekerja,
menyangkut
lingkungan kerja,
pekerjaan (mesin,
metoda, material),
pengorganisasian
pekerjaan, budaya
kerja dan pekerja lain
RISIKO
Probabilitas/kemungkinan
bahaya potensial menjadi
nyata, yang ditentukan
oleh frekuensi dan durasi
pajanan, aktivitas kerja,
serta upaya yang telah
dilakukan untuk
pencegahan dan
pengendalian tingkat
pajanan.
Kemungkinan/peluang
suatu hazard menjadi
suatu kenyataan, yang
bergantung pada:
1) pajanan, frekuensi,
konsekuensi
2) 2) dose-response
KONSEKUENSI
Akibat dari suatu
kejadian yang
dinyatakan secara
kualitatif atau
kuantitatif, berupa
kerugian, sakit, cedera,
keadaan merugikan
atau menguntungkan.
Bisa juga berupa
rentangan akibat-
akibat yang mungkin
terjadi dan
berhubungan dengan
suatu kejadian
Hazard/Bahaya
Proses/
Sistem kerja
Material
Manusia
Lingkungan
kerja
Risiko
KECELAKAAN
DAMPAK
FASILITAS/
LINGKUNGAN
MANUSIA
KONSEP DASAR :
Pengendalian
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN RISIKO K3RS
1. PERSIAPAN
/PENENTUAN
KONTEKS
30
Penentuan tanggung jawab
dan pelaksana kegiatan
manajemen risiko yang
terdiri dari karyawan,
kontraktor dan pihak ketiga
Penentuan
ruang lingkup
manajemen
risiko K3
Penentuan metode dan
waktu pelaksanaan
evaluasi manajemen
risiko K3
Penentuan semua aktivitas
(baik normal, abnormal
maupun emergensi), proses,
fungsi, proyek, produk,
pelayanan dan aset di
tempat kerja
2. IDENTIFIKASI RISIKO
POTENSIAL
 Kemampuan mengenali risiko adalah kunci utama manajemen risiko
 Proses mengenali potensi bahaya/Risiko dilakukan terhadap :
1. Manusia yang melakukan
2. Proses kerja/cara kerja
3. Material/bahan yang digunakan bekerja
4. Alat/Mesin yang digunakan
5. Lingkungan Kerja
6. Posisi saat bekerja
7. Layout
2. IDENTIFIKASI RISIKO
POTENSIAL
2. IDENTIFIKASI RISIKO POTENSIAL
2. IDENTIFIKASI RISIKO POTENSIAL
2. IDENTIFIKASI RISIKO POTENSIAL
FAKTOR RISIKO ERGONOMI
KERJA
1. Gerakan berulang
2. Beban berat
3. Sikap tubuh yang janggal/postur kaku
4. Beban statis (diam dlam satu pososi beban)
5. Tekanan langsung pada satu bagian tubuh
6. Peralatan yang tidak sesuai
7. Organisasi kerja yg tdk baik
 Prosedur kerja tdk standar
 Cara kerja tidak aman
8. Rancangan tempat kerja yang tidak memadai
OVER-
REACHING
X
24
POSTURES TO BE AVOIDED
STOOPING
X
TWISTING
X
X
HOLDING
LOADS AWAY
FROM THE
BODY
STOOPING VS STRAIGHT LIFT
Safety First ©Andria O’
Donovan Bsc (Physio), Dip
SHWW (Physio), M.I.S.C.P
.
X
39
CARA MENGANGKAT YANG ERGONOMIS
a) Mula2 berjongkok utk mencari posisi
seimbang dgn kaki setengah terbuka,
merapatkan badan kearah benda, pada saat
benda akan terangkat punggung harus lurus,
dagu diangkat agar kepala dan badan tdk
cenderung membungkuk/sedapat mungkin
tegak lurus
b) Langkah mengangkat, pegangan tangan harus
kuat dan mengerahkan tenaga yg
ditanggung oleh tulang dan otot, tegakan dan
luruskan kaki, maka terangkatlah benda tsb.
c) Langkah terakhir, meluruskan badan bagian
atas sehingga lurus dg kaki dan sedapat
mungkin tegak lurus dg lantai
15/02/2023 40
Kenali Proses
Produksi dari
Awal hingga
Akhir
Kenali semua bahan/material yang digunakan Kenali semua alat/perkakas/mesin yang terlibat
Kenali Bahaya
& Risikonya
???
Latihan : Mengisi Tabel Pemetaan Risiko
Ada berapa HAZARD yang teridentifikasi ???
IDENTIFIKASI HAZARD ???
IDENTIFIKASI HAZARD ???
 CHECKLIST SYSTEM
 ACCIDENT INVESTIGATIONS
 ACCIDENT STATISTICS
 SAFETY INSPECTIONS
 SAFETY REVIEWS/ AUDITS
 JOB SAFETY ANALYSIS
 HAZOPS
 FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)
 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
 EVENT TREE ANALYSIS (ETA)
 QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
 CHECKLIST SYSTEM
 ACCIDENT INVESTIGATIONS
 ACCIDENT STATISTICS
 SAFETY INSPECTIONS
 SAFETY REVIEWS/ AUDITS
 JOB SAFETY ANALYSIS
 HAZOPS
 FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)
 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
 EVENT TREE ANALYSIS (ETA)
 QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
Latihan Identifikasi Risiko :
Video Healthcare risk
assesment
JENIS-JENIS INSPEKSI:
47
1. Inspeksi Rutin
• Yaitu inspeksi keselamatan kerja yang dilaksanakan secara rutin di setiap
tempat kerja, baik oleh pengawas maupun oleh petugas keselamatan kerja.
• Sering juga disebut “safety on the spot”
• Dalam hal ini, sasaran inspeksi adalah meyakinkan bahwa segala sesuatu
berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Baik dari segi manusia maupun dari
segi teknis.
2. Inspeksi Berkala
• Dilakukan secara berkala (misalnya setiap setahun, 6 bulan, dll)
• Contoh :Inspeksi tempat kerja oleh DEPNAKER diadakan setiap enam bulan
sekali.
• Dalam inspeksi tersebut ditinjau segenap aspek yang ada, baik secara teknis
maupun segi manusia.
• Laporan dan rekomendasi yang disampaikan kepada management.
JENIS INSPEKSI
48
3. inspeksi bagian kritis/khusus
inspeksi unit-unit yang baru selesai dibangun
inspeksi sehubungan dengan adanya kasus-kasus
khusus seperti pencemaran. penyakit akibat kerja,
keluhan-keluhan dari karyawan dan lain sebagainya
 Item/bagian kritis adalah komponen dari mesin
peralatan atau struktur yang akan menimbulkan
masalah besar apabila rusak aus, salah pemakaian
atau pelaksanaan kerja yang tidak memadai ..
4
KLASIFIKASI BAHAYA
BERDASARKAN UNSAFE ACTION
dan UNSAFE CONDITION
Bahaya klas – A : menyebabkan kecelakaan
fatal, pekerjaan ditangguhkan
Bahaya klas – B : menyebabkan luka serius,
kehilangan hari kerja, harus
diperbaiki sebelum 24 jam
Bahaya klas – C : menyebabkan kecelakaan
minor, tertundanya pekerjaan
harus diperbaiki sebelum 2 x
24 jam
 CHECKLIST SYSTEM
 ACCIDENT INVESTIGATIONS
 ACCIDENT STATISTICS
 SAFETY INSPECTIONS
 SAFETY REVIEWS/ AUDITS
 JOB SAFETY ANALYSIS
 HAZOPS
 FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)
 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
 EVENT TREE ANALYSIS (ETA)
 QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
Melakukan pengisian JSA form
PENGERTIAN JSA
JOB SAFETY ANALYSIS :
“Tata cara atau metode untuk meneliti bahaya yang ada
dalam setiap langkah kerja, kemudian mencari metode
untuk melenyapkan atau mengurangi bahaya tersebut.”
MENURUT OSHA : JOB HAZARD ANALYSIS
“Carefully studying and recording each step of a job,
identifying existing or potential job hazards (both safety and
health), and determining the best way to perform the job to
reduce or eliminate these hazards.”
JOB: DATE : ANALYSIS By :
JOB TITLE : SUPERVISOR : REVIEWID By :
DEPARTEMENT : SECTION : APPROVED By :
JOB SAFETY ANALYSIS
JOB STEP SEQUENCE POTENTIALACCIDENT RECOMMENDATION
REQUIRED PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT :
JOB: Mimindahkan Pompa Bahan
bakar
DATE : 08.04.2002 ANALYSIS By : J. WILSON
JOB TITLE : Memberbaiki Pompa SUPERVISOR : E. MOORE REVIEWID By : H. BROWN
DEPARTEMENT : MAINTENANCE SECTION : PUMP REPAIR APPROVED By : P. WILLIAM
LANGKAH KERJA POTENSI KECELAKAAN REKOMENDASI
1. Mematikan Pompa
2. Melepaskan komponen
listrik
3. Membuka valve masing-
masing sisi pompa.
4. Membuang atau
mengeluarkan sisa
cairan hidrokarbon dari
pompa
5. Melepas baut pompa
dan memindahkannya.
Kesetrum listrik
Kesetrum listrik
Ketegangan otot
Kebakaran dan ledakan
Terbakar panas
Rusak jaringan karena
ketegangan otot
Kaki patah atau memar
Jgn berdiri diarea yang basah,
pastikan listriknya ada groundednya.
Kunci panel listrik dari upaya
menghidupkan pompa (LOTO).
Jika valvenya keras atau berkarat,
lumasi dengan pelumas.
Jauhkan semua sumber api dan
sediakan APAR. Berdiri pada posisi
yang tidak akan terciprat cairan.
Gunakan tools yang tepat
Gunakan alat angkat
Lakukan cara mengangkat yg benar
Pastikan alat angkat dgn kapasitas
yang sesuai, kenakan sepatu safety
REQUIRED PERSONAL : PROTECTIVE EQUIPMENT : GLOVES, SAFETY SHOES, FACE SHIELD
JOB SAFETY ANALYSIS
 CHECKLIST SYSTEM
 ACCIDENT INVESTIGATIONS
 ACCIDENT STATISTICS
 SAFETY INSPECTIONS
 SAFETY REVIEWS/ AUDITS
 JOB SAFETY ANALYSIS
 HAZOPS
 FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)
 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
 EVENT TREE ANALYSIS (ETA)
 QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
55
PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF
Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan
cara membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian dari
parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.
Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks
risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat.
Risk Assessment
15/02/2023 56
QUALITATIF
15/02/2023 57
15/02/2023 58
QUANTITATIF
 CHECKLIST SYSTEM
 ACCIDENT INVESTIGATIONS
 ACCIDENT STATISTICS
 SAFETY INSPECTIONS
 SAFETY REVIEWS/ AUDITS
 JOB SAFETY ANALYSIS
 HAZOPS
 FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)
 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
 EVENT TREE ANALYSIS (ETA)
 QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
Strategi Kualitas Lanjutan: FMEA
(Analisa Moda dan Efek Kegagalan)
Cegah cedera dengan implementasi keselamatan menggunakan
redisain proses dengan FMEA
• Seberapa sering penyebab terjadi?
• 10 = Sangat sering
• 1 = Sangat jarang
Kejadian
Langka
Umum
10 5 1
PROBABILITY : LIKELIHOOD / FREQUENCY
Level DESKRIPSI
1
Very low
0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI
>5 thn/x
2
Low
6–20% – low but not impossible
JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN TERJADI
2-5 thn/x
3
Medium
21–50% – fairly likely to occur
MUNGKIN TERJADI / BISA TERJADI
1-2 thn/x
4
High
51–80% – more likely to occur than not
SANGAT MUNGKIN
Bebrp x /thn
5
Very high
81–100% – almost certainly will occur
HAMPIR PASTI AKAN TERJADI
Tiap mgg /bln
• Tentukan keparahan efek pada pasien
• 10 = Tertinggi (kematian)
• 1 = Pasien tidak peduli (bukan berarti
pasien senang)
Keparahan
10 5 1
4
SKOR DAMPAK
1 2 3 4 5
INSGNIFICANT MINOR MODERATE MAJOR CATASTROPHIC
CIDERA
PASIEN
Tidak ada
cedera
Dapat diatasi
dengan
pertolongan
pertama
Berkurangnya
fungsi motorik /
sensorik
Setiap kasus yang
memperpanjang
perawatan
Cedera luas
Kehilangan
fungsi utama
permanent
Kematian
PELAYANAN/
OPERASIO
NAL
TERHENTI LEBIH
DARI 1 JAM
TERHENTI LEBIH
DARI 8 JAM
TERHENTI
LEBIH DARI 1
HARI
TERHENTI LEBIH
DARI 1 MINGGU
TERHENTI
PERMANEN
BIAYA /
KEUANGAN
KERUGIAN KECIL KERUGIAN LEBIH
DARI 0,1%
ANGGARAN
KERUGIAN LEBIH
DARI 0,25 %
ANGGARAN
KERUGIAN LEBIH
DARI 0,5%
ANGGARAN
KERUGIAN LEBIH
DARI 1%
ANGGARAN
PUBLIKASI RUMOR - MEDIA LOKAL
- WAKTU
SINGKAT
- MEDIA LOKAL
- WAKTU LAMA
MEDIA NASIONAL
KURANG DARI 3
HARI
MEDIA NASIONAL
LEBIH DARI 3 HARI
REPUTASI RUMOR DAMPAK KECIL
THD MORIL
KARYAWAN DAN
KEPERCAYAAN
MASYARAKAT
DAMPAK
BERMAKNA THD
MORIL KARYAWAN
DAN
KEPERCAYAAN
MASYARAKAT
DAMPAK SERIUS
THD MORIL
KARYAWAN DAN
KEPERCAYAAN
MASYARAKAT
MENJADI
MASALAH
BERAT BAGI PR
• Berapa besar kemungkinan kita
mendeteksi masalah sebelum itu memberi
efek pada pasien ?
• 10 = Tidak mungkin
• 1 = Pasti
Pendeteksian
5 1
Mungkin
Tidak mungkin
10
RISIKO = EFEK X PROBABILITAS
Analisa risiko dapat dilakukan dengan metode kualitatif dengan melihat
efek bahaya potensial (efek) dan kemungkinan terjadinya (probabilitas).
Untuk mengetahui kategori risiko tinggi, sedang, atau rendah
3. ANALISA RISIKO
TERMASUK YANG PERLU DIPERHATIKAN ANALISIS RISIKO
72
Perilaku bekerja
Higiene perorangan
Kebiasaan selama bekerja yang
dapat meningkatkan risiko
gangguan kesehatan
BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI PROBABILITAS
Lama dan frekuensi paparan
• Secara umum, makin lama atau sering seseorang terpapar bahaya,
maka makin besar kemungkinan mengalami kecelakan.
Kompetensi dari orang yang terpapar
• Sesorang yang belum mendapatkan training (belum kompeten) dalam
melakukan suatu pekerjaan, maka makin besar kemungkinan
mendapakan kecelakaan.
Peralatan dan kondisinya
• Peralatan yang dalam kondisi buruk/kurang (tidak aman) akan
memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan.
73
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEK
Sifat dan Intensitas bahaya
• Jika seseorang terciprat asam kuat akan mengalami cedera lebih berat
jika dibanding terciprat asam lemah.
Lama dan frekuensi paparan
• Terpapar kebisingan selama 8 jam akan lebih parah jika dibandingkan
terpapar 8 menit dari mesin yang sama.
Ketersedian/kesiapsiagaan P3K
• Seseorang yang mendapat pertolongan segera dari tim P3K akan dapat
mengurangi keparahan akibat kecelakaan.
74
KATEGORI DAMPAK/KONSEKUENSI
KATEGORI KEMUNGKINAN/PROBABILITAS
MATRIK RISIKO
SKALA TINGKAT RISIKO
Membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria
standar yang digunakan.
Dalam tahapan ini diputuskan apakah pengendalian yang ada telah mencukupi atau perlu
dilakukan pengendalian tambahan.
Memutuskan mengenai risiko mana yang memerlukan pengendalian tambahan &
prioritas pengendaliannya.
4. EVALUASI RISIKO
PROGRAM
EVALUASI
RISIKO
MENCAKUP
ELEMEN
Inspeksi periodik serta
monitoring aspek keselamatan
dan higiene industri
Pengukuran pada area
lingkungan kerja
Wawancara nonformal dengan
pekerja
Pengukuran sampel personal
Pemeriksaan kesehatan
HASIL
EVALUASI
RISIKO
DIANTARANYA
Gambaran tentang seberapa penting risiko
yang ada
Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu
ditanggulangi
Gambaran tentang kerugian yang mungkin
terjadi baik dalam parameter biaya ataupun
parameter lainnya
Masukan informasi untuk pertimbangan
tahapan pengendalian
Pengambilan tindakan-tindakan untuk mengeliminasi / mengurangi
kecenderungan dari paparan bahaya yang dapat menyebabkan kerugian-
kerugian fasyankes.
Upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan di tempat kerja.
Pengendalian risiko perlu dilakukan sesudah menentukan prioritas risiko.
5. PENGENDALIAN RISIKO
Pengendalian Risiko dilakukan mengikuti hirarki kontrol
Hierarki Pengendalian Risiko K3
Eliminasi Eliminasi Sumber Bahaya
Tempat Kerja
/Pekerjaan Aman
Mengurangi Bahaya
Substitusi Substitusi Alat/Mesin/Bahan
Pengendalian
Teknik
Modifikasi/Perancangan
Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih
Aman
Pengendalian
Administrasi
Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi
Kerja, Tanda Bahaya, Rambu,
Poster, Label Tenaga Kerja Aman
Mengurangi Paparan
APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja
Pengendalian risiko merupakan suatu hierarki (dilakukan
berurutan sampai dengan tingkat bahaya berkurang menuju titik
yang aman).
CONTOH PENGENDALIAN
RISIKO K3RS
Containment, yaitu mencegah pajanan
Biosafety Program Management, support dari
pimpinan puncak
Compliance Assessment, meliputi audit,
annual review, incident dan accident statistics
Investigasi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
Fire Prevention Program
Emergency Response Preparedness
Pemindahan Risiko (Risk transfer
• Compliance Assessment, meliputi audit, annual
review, incident dan accident statistics.
• Safety Inspection dan Audit meliputi :
Kebutuhan (jenisnya) ditentukan berdasarkan karakteristik pekerjaan
(potensi bahaya dan risiko)
Dilakukan berdasarkan dan berperan sebagai upaya pemenuhan
standar tertentu
Dilaksanakan dengan bantuan cheklist (daftar periksa) yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan jenis kedua program
tersebut
PIRAMIDA KECELAKAAN
Cedera Serius / Kematian
Cedera Sedang / LTI
Cedera Ringan / Property Damage
Near-Miss / Hampir Insiden
Kondisi dan Tindakan
Tidak aman
20.000
600
30
10
1
PENYEBAB KECELAKAAN
Teori ……HW Heinrich
A. Tindakan tidak aman (TTA) 88%
- Tdk memakai APD
- Tdk mengikuti prosedure kerja
- Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
- Bekerja sambil bergurau
B. Kondisi tidak aman (KTA) 10%
- Lantai kerja licin/berceceran oli-oli
- Tempat kerja berserakan barang-barang
- Pencahayaan yang kurang
- Kondisi tempat kerja berdebu
C. Lain-lain (2%)
CEDERA
/
KERUSAKAN
PENYEBAB KECELAKAAN
TEORI DOMINO
KURANGNYA
PENGAWASAN
CEDERA
/
KERUSAKAN
PENYEBAB KECELAKAAN
TEORI DOMINO
PROGRAM K3
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN
FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
KERUGIAN
PENYEBAB DAN AKIBAT
KERUGIAN
LEMAHNYA
KONTROL KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
KERUGIAN
• MANUSIA
• PERALATAN
• MATERIAL
• LINGKUNGAN
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
INSIDEN
l STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak
l STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
l FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi
l FALL ON jatuh di tempat yang datar
l CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
l CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
l CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk
l CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
l OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar
l EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan
l EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
LANGSUNG
l PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
l APD KURANG, TIDAK LAYAK
l PERALATAN RUSAK
l RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
l SISTEM PERINGATAN KURANG
l BAHAYA KEBAKARAN
l KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
l KEBISINGAN
l TERPAPAR RADIASI
l TEMPERATUR EXTRIM
l PENERANGAN TIDAK LAYAK
l VENTILASI TIDAK LAYAK
l LINGKUNGAN TIDAK AMAN
l OPERASI TANPA OTORISASI
l GAGAL MEMPERINGATKAN
l GAGAL MENGAMANKAN
l KECEPATAN TIDAK LAYAK
l MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI
l PAKAI ALAT RUSAK
l PAKAI APD TIDAK LAYAK
l PEMUATAN TIDAK LAYAK
l PENEMPATAN TIDAK LAYAK
l MENGANGKAT TIDAK LAYAK
l POSISI TIDAK AMAN
l SERVIS ALAT BEROPERASI
l BERCANDA, MAIN-MAIN
l MABOK ALKOHOL, OBAT
l GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
PERBUATAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
DASAR
l PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
l ENGINEERING
l PENGADAAN (PURCHASING)
l KURANG PERALATAN
l MAINTENANCE
l STANDAR KERJA
l SALAH PAKAI/SALAH
MENGGUNAKAN
l KEMAMPUAN FISIK ATAU
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
l KEMAMPUAN MENTAL TIDAK
LAYAK
l STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
l STRESS MENTAL
l KURANG PENGETAHUAN
l KURANG KEAHLIAN
l MOTIVASI TIDAK LAYAK
FAKTOR PRIBADI FAKTOR KERJA
LEMAHNYA
KONTROL KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG INSIDEN
LACK
OF
CONTROL
l PROGRAM TIDAK SESUAI
l STANDARD TIDAK SESUAI
l KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
LEMAHNYA PENGENDALIAN
CONTOH KASUS KECELAKAAN
Di sebuah lab RS terdapat 3 pekerja yang sedang bekerja,
A (perempuan 25 thn),B (perempuan 23 thn), C (laki laki 20
thn). A dan B sedang duduk di depan meja yang terdapat
bunsen sedang menyala, A bercanda menyenggol lengan
atas B, tangan B menyenggol bunsen menyala, bunsen
terjatuh membakar kursi kemudian seluruh ruangan, A
langsung lari keluar ruangan, tungkai kaki kanan B tertimpa
kursi, sambil terseok seok jalan keluar ruangan,sedangkan
C tidak dapat menyelamatkan diri terkurung diruangan
99
Accident Cost Iceberg
Biaya luka & sakit
* Pengobatan
US 1 * Biaya kompensasi
(Biaya yang tidak diasuransikan)
US 5 to US 50 * Kerusakan Gedung
Ledger Cost of Property * Alat dan perlengkapan
Damage( Uninsured Cost ) * Kerusakan Produk & Material
* Biaya perbaikan dan penggantian
* Exp. Suplai emergency &
perlengkapan
US 1 to US 3
Uninsured Miscellaneous Costs * Waktu Penyelidikan
* Upah yang dibayar akibat kehabisan waktu
* Lembur
* Waktu yang terpakai
* Waktu pengawasan ekstra.
* Biaya perekrutan dan pelatihan pegawai
* Kerugian bisnis & goodwill
* Kinerja pegaeai yang cidera menurun
COST ICEBERG THEORY
Biaya yang
terlihat
Biaya
yang
tidak
terlihat
CONTOH KASUS KECELAKAAN
Seorang pekerja laundry dari rumah sakit ABC terkena
sterum listrik dan mengalami luka bakar dan pinsan.
Korban dilarikan ke IGD untuk mendapatkan pertolongan.
Bersarkan informasi yang ditemukan dilapangan diketahui
bahwa pekerja tersebut adalah pekerja baru (2 minggu)
dan belum mendapatkan training orientasi. Ditemukan
diruang laundry ada selang air dari mesin laundry yang
bocor sehingga lantai dalam keadaan basah, sementara
pekerja tsb tidak menggunakan alas kaki yang disediakan.
Ditemukan juga bahwa pekerja sedang mengecharge HP
dengan menggunakan kabel extension, dimana kabel
tersebut ada bagian yang terkelupas.
101
6. KOMUNIKASI
KONSULTASI
Komunikasi dan konsultasi
merupakan pertimbangan penting
pada setiap langkah atau tahapan
dalam proses manajemen risiko
Sangat penting untuk mengembangkan rencana
komunikasi, baik kepada kontributor internal
maupun eksternal sejak tahapan awal proses
pengelolaan risiko
Komunikasi dan konsultasi termasuk didalamnya
dialog dua arah diantara pihak yang berperan di
dalam proses pengelolaan risiko dengan fokus
terhadap perkembangan kegiatan
Komunikasi internal dan eksternal yang efektif
penting untuk meyakinkan pihak pengelolaan
sebagai dasar pengambil keputusan
Persepsi risiko dapat bervariasi karena adanya
perbedaan dalam asumsi dan konsep, isu isu dan
fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan
risiko dan isu yang dibicarakan
Kontributor membuat keputusan tentang risiko
yang dapat diterima berdasarkan pada persepsi
mereka terhadap risiko
Karena kontributor sangat berpengaruh pada pengambilan
keputusan maka sangat penting bagaimana persepsi mereka
tentang risiko sama halnya dengan persepsi keuntungan yang bisa
didapat dengan pelaksanaan pengelolaan risiko
7. PEMANTAUAN DAN TELAAH ULANG
Perubahan-perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah
ulang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan.
Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung
perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan –
perubahan yang bisa terjadi
Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang perlu untuk
dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses
pengelolaan risiko dengan optimal
PENERAPAN INSPEKSI
TEMPAT KERJA DENGAN PERSYARATAN
Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur
Inspeksi dilaksanakan bersama oleh dan wakil organisasi / unit yang
bertanggungjawab di bidang K3RS dan wakil SDM RS yang telah
memperoleh orientasi / workshop / pelatihan mengenai identifikasi
potensi bahaya
Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat
yang diperiksa
Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan
pada saat inspeksi
Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektivitasnya.
Laporan inspeksi diajukan kepada organisasi / unit yang bertanggungjawab
di bidang K3RS sesuai dengan kebutuhan
Pimpinan RS / organisasi / unit yang bertanggungjawab di bidang K3RS
menetapkan penanggungjawab untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dari
hasil laporan pemeriksaan / inspeksi
MANAJEMEN RISIKO.pptx

More Related Content

Similar to MANAJEMEN RISIKO.pptx

Presentasi PMKP RSUD.pptx
Presentasi PMKP RSUD.pptxPresentasi PMKP RSUD.pptx
Presentasi PMKP RSUD.pptxIanFridslan
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdfdatasekolahirma
 
infection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinicinfection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinicYohanaSidabutar1
 
Menejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptx
Menejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptxMenejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptx
Menejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptxrikaoktaria
 
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
 
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
 
3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdf
3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdf3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdf
3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdfFathan43
 
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxSK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxMufidanaAzis1
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdfMuharinaMuharina
 
BAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptxBAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptxyukeputri1
 
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptxDidikSuprapto1
 
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptxStandar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptxDNAAysa
 
BAB V_Edit 27mar23 (2).pptx
BAB V_Edit 27mar23 (2).pptxBAB V_Edit 27mar23 (2).pptx
BAB V_Edit 27mar23 (2).pptxRetnoindriasari
 
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...Kanaidi ken
 
Management Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptxManagement Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptxGintarWardoyo
 
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdfEllenRatucoreh
 
Permenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdfInkhaRina
 
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docKAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docErnaHardiana
 
1. Overview MFK sesuai SNARS 1.1.pdf
1. Overview  MFK sesuai SNARS 1.1.pdf1. Overview  MFK sesuai SNARS 1.1.pdf
1. Overview MFK sesuai SNARS 1.1.pdfpcrwahidin
 

Similar to MANAJEMEN RISIKO.pptx (20)

Presentasi PMKP RSUD.pptx
Presentasi PMKP RSUD.pptxPresentasi PMKP RSUD.pptx
Presentasi PMKP RSUD.pptx
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
 
infection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinicinfection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinic
 
Menejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptx
Menejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptxMenejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptx
Menejemen Risk penatalaksanaan Risk.pptx
 
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
 
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
 
3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdf
3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdf3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdf
3-instrumen-mfk-starkes2022-1720.pdf
 
FMEA.ppt
FMEA.pptFMEA.ppt
FMEA.ppt
 
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxSK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
 
BAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptxBAB I UKPP 2023.pptx
BAB I UKPP 2023.pptx
 
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
 
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptxStandar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
 
BAB V_Edit 27mar23 (2).pptx
BAB V_Edit 27mar23 (2).pptxBAB V_Edit 27mar23 (2).pptx
BAB V_Edit 27mar23 (2).pptx
 
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) _BimTek "Standar AKREDITASI RU...
 
Management Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptxManagement Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptx
 
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
 
Permenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2019.pdf
 
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docKAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
 
1. Overview MFK sesuai SNARS 1.1.pdf
1. Overview  MFK sesuai SNARS 1.1.pdf1. Overview  MFK sesuai SNARS 1.1.pdf
1. Overview MFK sesuai SNARS 1.1.pdf
 

Recently uploaded

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

MANAJEMEN RISIKO.pptx

  • 2. • S1 Kedokteran UPN Veteran Jakarta • S2 Kedokteran Kerja Universitas Indonesia Pendidikan Formal • Pelatihan Hiperkes • Pelatihan instruktur bidang kesehatan kerja • Pelatihan K3RS sertifikasi BNSP • Pelatihan AK3U sertifikasi Kemnaker Pendidikan Non Formal • Ketua Pengurus KAK3RS Cabang Jakarta • Anggota IDI Cabang Jakarta Timur • Pengurus IDKI Cabang Jakarta Organisasi • Dokter di PT Najya Karya Abadi Pekerjaan Hp 081283973585 / 081297578884 Email afrina.tanjung2022@gmail.com
  • 3. TUJU AN UMU M TUJU AN KHUS US Mampu Melakukan Manajemen Risiko di RS • Meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan pelaksanaan manajemen risiko K3 di RS • Meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi risiko K3 di RS • Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis risiko K3 di RS • Meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengendalian risiko K3 di RS • Meningkatkan kemampuan dalam melakukan komunikasi dan partisipasi K3 di RS • Meningkatkan kemampuan dalam melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan risiko K3 di RS • Melakukan perbaikan berkesinambungan terkait manajemen risiko
  • 4.
  • 5. 1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja; 2. Undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan; 3. Kepmenkes No 432 Tahun 2007 Tentang Pedoman Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Rumah Sakit 4. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 5. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja; 6. Permenkes No 48 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran 7. Permenkes No 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit; 8. Permenkes No 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 9. Perpres No 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja 10.Kepmenkes No 1128 Tahun 2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit DASAR HUKUM
  • 6. Standar TKRS 14 Program manajemen risiko yang terintegrasi digunakan untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di RS.
  • 7. Maksud dan Tujuan TKRS 14 Manajemen risiko adalah proses yang proaktif dan berkesinambungan meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan, dan pelaporan risiko, termasuk berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko dan potensinya.
  • 8. Tujuan penerapan manajemen risiko untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di RS. RS perlu menerapkan manajemen risiko dan rencana penanganan risiko untuk memitigasi dan mengurangi risiko bahaya yang ada atau mungkin terjadi.
  • 9. Beberapa kategori risiko yang harus diidentifikasi meliputi namun tidak terbatas pada risiko: a) Operasional adalah risiko yang terjadi saat RS memberikan pelayanan kepada pasien baik klinis maupun non klinis. Risiko klinis yaitu risiko operasional yang terkait dengan pelayanan kepada pasien (keselamatan pasien) meliputi risiko yang berhubungan dengan perawatan klinis dan pelayanan penunjang seperti kesalahan diagnostik, bedah atau pengobatan. Risiko non klinis yang juga termasuk risiko operasional adalah risiko PPI (terkait pengendalian dan pencegahan infeksi misalnya sterilisasi, laundry, gizi, kamar jenazah, dll), risiko MFK (terkait dengan fasilitas dan lingkungan, seperti kondisi bangunan yang membahayakan, risiko yang terkait dengan ketersediaan sumber air dan listrik, dll. Unit klinis maupun non klinis dapat memiliki risiko yang lain sesuai dengan proses bisnis/kegiatan yang dilakukan di unitnya. Misalnya unit humas dapat mengidentifikasi risiko reputasi dan risiko keuangan;
  • 10. b) Risiko keuangan; risiko kepatuhan (terhadap hukum dan peraturan yang berlaku); c) Risiko reputasi (citra RS yang dirasakan oleh masyarakat); d) Risiko strategis (terkait dengan rencana strategis termasuk tujuan strategis RS); e) Risiko kepatuhan terhadap hukum dan regulasi.
  • 11. Proses manajemen risiko yang diterapkan di RS meliputi: a) Komunikasi dan konsultasi. b) Menetapkan konteks. c) Identifikasi risiko sesuai kategori risiko d) Analisis risiko. e) Evaluasi risiko. f) Penanganan risiko. g) Pemantauan risiko.
  • 12. Program manajemen risiko RS harus disusun setiap tahun berdasarkan daftar risiko yang diprioritaskan dalam profil risiko meliputi: a) Proses manajemen risiko b) Integrasi manajemen risiko di RS. c) Pelaporan kegiatan program manajemen risiko. d) Pengelolaan klaim tuntunan yang dapat menyebabkan tuntutan.
  • 13. Elemen Penilaian TKRS 14 a) Direktur dan pimpinan RS berpartisipasi dan menetapkan program manajemen risiko tingkat RS meliputi poin a) sampai dengan d) dalam maksud dan tujuan. b) Direktur memantau penyusunan daftar risiko yang diprioritaskan menjadi profil risiko di tingkat RS.
  • 14. Standar MFK 3 RS menerapkan Program MFK terkait keselamatan di RS.
  • 15. Maksud dan tujuan MFK 3 • Keselamatan di dalam standar ini adalah memberikan jaminan bahwa bangunan, prasarana, lingkungan, properti, teknologi medis dan informasi, peralatan, dan sistem tidak menimbulkan risiko fisik bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. • Program K3 staf diintegrasikan dalam Program MFK terkait keselamatan sesuai ruang lingkup keselamatan yang telah dijelaskan diatas.
  • 16. • Pencegahan dan perencanaan penting untuk menciptakan fasilitas perawatan pasien termasuk area kerja staf yang aman. • Perencanaan yang efektif membutuhkan kesadaran RS terhadap semua risiko yang ada di fasilitas. • Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan dan cedera serta untuk menjaga kondisi yang aman, dan menjamin keselamatan bagi pasien, staf, dan lainnya, seperti keluarga, kontraktor, vendor, relawan, pengunjung, peserta pelatihan, dan peserta didik. • RS mengembangkan dan menerapkan program keselamatan serta mendokumentasikan hasil inspeksi fisik yang dilakukan. • Penilaian risiko mempertimbangkan tinjauan proses dan evaluasi layanan baru dan terencana yang dapat menimbulkan risiko keselamatan. • Penting untuk melibatkan tim multidisiplin saat melakukan inspeksi keselamatan di RS.
  • 17. RS menerapkan proses untuk mengelola dan memantau keselamatan yang meliputi: a) Pengelolaan risiko keselamatan di lingkungan RS secara komprehensif b) Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan dan cedera, penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung; c) Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan (ronde fasilitas) secara berkala dan dilaporkan sebagai dasar perencanaan anggaran untuk perbaikan, penggantian atau “upgrading”.
  • 18. Elemen Penilaian MFK 3 a) RS menerapkan proses pengelolaan keselamatan RS meliputi poin a) - c) pada maksud dan tujuan. b) RS telah mengintegrasikan program K3 staf ke dalam program MFK. c) RS telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keselamatan di RS setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register. d) RS telah melakukan pemantauan risiko keselamatan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan kepada pimpinan RS.
  • 19. Standar PMKP 11 Komite/ Tim Penyelenggara Mutu memandu penerapan program manajemen risiko di RS
  • 20. Maksud dan Tujuan PMKP 11 • Komite/ Tim Penyelenggara Mutu membuat daftar risiko tingkat RS berdasarkan daftar risiko yang dibuat tiap unit setiap tahun. • Berdasarkan daftar risiko tersebut ditentukan prioritas risiko yang dimasukkan dalam profil risiko RS. • Profil risiko tersebut akan menjadi bahan dalam penyusunan Program manajemen risiko RS dan menjadi prioritas untuk dilakukan penanganan dan pemantauannya. • Direktur RS juga berperan dalam memilih selera risiko yaitu tingkat risiko yang bersedia diambil RS dalam upayanya mewujudkan tujuan dan sasaran yang dikehendakinya.
  • 21. • Ada beberapa metode untuk melakukan analisis risiko secara proaktif yaitu failure mode effect analysis (analisis modus kegagalan dan dampaknya /FMEA/ AMKD), analisis kerentanan terhadap bahaya/hazard vulnerability analysis (HVA) dan infection control risk assessment (pengkajian risiko pengendalian infeksi/ICRA). • RS mengintegrasikan hasil analisis metode-metode tersebut dalam program manajemen risiko RS. • Pimpinan RS akan mendesain ulang proses berisiko tinggi yang telah di analisis secara proaktif dengan melakukan tindakan untuk mengurangi risiko dalam proses tersebut. • Proses analisis risiko proaktif ini dilaksanakan minimal sekali dalam setahun dan didokumentasikan pelaksanaannya.
  • 22. Elemen penilaian PMKP 11 a) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu memandu penerapan program manajemen risiko yang di tetapkan oleh Direktur b) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat daftar risiko RS berdasarkan daftar risiko unit-unit di RS c) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat profil risiko dan rencana penanganan d) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat pemantauan terhadap rencana penanganan dan melaporkan kepada direktur dan representatif pemilik/dewan pengawas setiap 6 (enam) bulan e) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah menyusun Program manajemen risiko tingkat RS untuk ditetapkan Direktur f) Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah memandu pemilihan minimal satu analisis secara proaktif proses berisiko tinggi yang diprioritaskan untuk dilakukan analisis FMEA setiap tahun.
  • 23. MANAJEMEN RISIKO MANAJEMEN RISIKO MENGAPA ? BAGAIMANA ? UNTUK APA ? Meminimalkan risiko K3 di RS pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan SDM RS, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan RS Identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko Terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman; Meningkatkan produktivitas kerja; Pemenuhan standar ???
  • 24. FILOSOFI DI BALIK MANAJEMEN RISIKO ‘plan for the best - prepare for the worst‘ ‘merencanakan yang terbaik - bersiap untuk yang terburuk‘ a PRINSIP DASAR Manajemen risiko = Problem solving (proaktif & prediktif ) (reaktif)
  • 25.
  • 26. BAHAYA suatu keadaan/kondisi yang dapat mengakibatkan (berpotensi) menimbulkan kerugian (cedera/injury/penyaki t) bagi pekerja, menyangkut lingkungan kerja, pekerjaan (mesin, metoda, material), pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja dan pekerja lain RISIKO Probabilitas/kemungkinan bahaya potensial menjadi nyata, yang ditentukan oleh frekuensi dan durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian tingkat pajanan. Kemungkinan/peluang suatu hazard menjadi suatu kenyataan, yang bergantung pada: 1) pajanan, frekuensi, konsekuensi 2) 2) dose-response KONSEKUENSI Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan akibat- akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian
  • 27.
  • 30. 1. PERSIAPAN /PENENTUAN KONTEKS 30 Penentuan tanggung jawab dan pelaksana kegiatan manajemen risiko yang terdiri dari karyawan, kontraktor dan pihak ketiga Penentuan ruang lingkup manajemen risiko K3 Penentuan metode dan waktu pelaksanaan evaluasi manajemen risiko K3 Penentuan semua aktivitas (baik normal, abnormal maupun emergensi), proses, fungsi, proyek, produk, pelayanan dan aset di tempat kerja
  • 31. 2. IDENTIFIKASI RISIKO POTENSIAL  Kemampuan mengenali risiko adalah kunci utama manajemen risiko  Proses mengenali potensi bahaya/Risiko dilakukan terhadap : 1. Manusia yang melakukan 2. Proses kerja/cara kerja 3. Material/bahan yang digunakan bekerja 4. Alat/Mesin yang digunakan 5. Lingkungan Kerja 6. Posisi saat bekerja 7. Layout
  • 36. FAKTOR RISIKO ERGONOMI KERJA 1. Gerakan berulang 2. Beban berat 3. Sikap tubuh yang janggal/postur kaku 4. Beban statis (diam dlam satu pososi beban) 5. Tekanan langsung pada satu bagian tubuh 6. Peralatan yang tidak sesuai 7. Organisasi kerja yg tdk baik  Prosedur kerja tdk standar  Cara kerja tidak aman 8. Rancangan tempat kerja yang tidak memadai
  • 37. OVER- REACHING X 24 POSTURES TO BE AVOIDED STOOPING X TWISTING X X HOLDING LOADS AWAY FROM THE BODY
  • 38. STOOPING VS STRAIGHT LIFT Safety First ©Andria O’ Donovan Bsc (Physio), Dip SHWW (Physio), M.I.S.C.P . X
  • 39. 39
  • 40. CARA MENGANGKAT YANG ERGONOMIS a) Mula2 berjongkok utk mencari posisi seimbang dgn kaki setengah terbuka, merapatkan badan kearah benda, pada saat benda akan terangkat punggung harus lurus, dagu diangkat agar kepala dan badan tdk cenderung membungkuk/sedapat mungkin tegak lurus b) Langkah mengangkat, pegangan tangan harus kuat dan mengerahkan tenaga yg ditanggung oleh tulang dan otot, tegakan dan luruskan kaki, maka terangkatlah benda tsb. c) Langkah terakhir, meluruskan badan bagian atas sehingga lurus dg kaki dan sedapat mungkin tegak lurus dg lantai 15/02/2023 40
  • 41.
  • 42. Kenali Proses Produksi dari Awal hingga Akhir Kenali semua bahan/material yang digunakan Kenali semua alat/perkakas/mesin yang terlibat Kenali Bahaya & Risikonya ??? Latihan : Mengisi Tabel Pemetaan Risiko
  • 43. Ada berapa HAZARD yang teridentifikasi ??? IDENTIFIKASI HAZARD ???
  • 45.  CHECKLIST SYSTEM  ACCIDENT INVESTIGATIONS  ACCIDENT STATISTICS  SAFETY INSPECTIONS  SAFETY REVIEWS/ AUDITS  JOB SAFETY ANALYSIS  HAZOPS  FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)  FAULT TREE ANALYSIS (FTA)  EVENT TREE ANALYSIS (ETA)  QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
  • 46.  CHECKLIST SYSTEM  ACCIDENT INVESTIGATIONS  ACCIDENT STATISTICS  SAFETY INSPECTIONS  SAFETY REVIEWS/ AUDITS  JOB SAFETY ANALYSIS  HAZOPS  FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)  FAULT TREE ANALYSIS (FTA)  EVENT TREE ANALYSIS (ETA)  QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA) Latihan Identifikasi Risiko : Video Healthcare risk assesment
  • 47. JENIS-JENIS INSPEKSI: 47 1. Inspeksi Rutin • Yaitu inspeksi keselamatan kerja yang dilaksanakan secara rutin di setiap tempat kerja, baik oleh pengawas maupun oleh petugas keselamatan kerja. • Sering juga disebut “safety on the spot” • Dalam hal ini, sasaran inspeksi adalah meyakinkan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Baik dari segi manusia maupun dari segi teknis. 2. Inspeksi Berkala • Dilakukan secara berkala (misalnya setiap setahun, 6 bulan, dll) • Contoh :Inspeksi tempat kerja oleh DEPNAKER diadakan setiap enam bulan sekali. • Dalam inspeksi tersebut ditinjau segenap aspek yang ada, baik secara teknis maupun segi manusia. • Laporan dan rekomendasi yang disampaikan kepada management.
  • 48. JENIS INSPEKSI 48 3. inspeksi bagian kritis/khusus inspeksi unit-unit yang baru selesai dibangun inspeksi sehubungan dengan adanya kasus-kasus khusus seperti pencemaran. penyakit akibat kerja, keluhan-keluhan dari karyawan dan lain sebagainya  Item/bagian kritis adalah komponen dari mesin peralatan atau struktur yang akan menimbulkan masalah besar apabila rusak aus, salah pemakaian atau pelaksanaan kerja yang tidak memadai ..
  • 49. 4 KLASIFIKASI BAHAYA BERDASARKAN UNSAFE ACTION dan UNSAFE CONDITION Bahaya klas – A : menyebabkan kecelakaan fatal, pekerjaan ditangguhkan Bahaya klas – B : menyebabkan luka serius, kehilangan hari kerja, harus diperbaiki sebelum 24 jam Bahaya klas – C : menyebabkan kecelakaan minor, tertundanya pekerjaan harus diperbaiki sebelum 2 x 24 jam
  • 50.  CHECKLIST SYSTEM  ACCIDENT INVESTIGATIONS  ACCIDENT STATISTICS  SAFETY INSPECTIONS  SAFETY REVIEWS/ AUDITS  JOB SAFETY ANALYSIS  HAZOPS  FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)  FAULT TREE ANALYSIS (FTA)  EVENT TREE ANALYSIS (ETA)  QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA) Melakukan pengisian JSA form
  • 51. PENGERTIAN JSA JOB SAFETY ANALYSIS : “Tata cara atau metode untuk meneliti bahaya yang ada dalam setiap langkah kerja, kemudian mencari metode untuk melenyapkan atau mengurangi bahaya tersebut.” MENURUT OSHA : JOB HAZARD ANALYSIS “Carefully studying and recording each step of a job, identifying existing or potential job hazards (both safety and health), and determining the best way to perform the job to reduce or eliminate these hazards.”
  • 52. JOB: DATE : ANALYSIS By : JOB TITLE : SUPERVISOR : REVIEWID By : DEPARTEMENT : SECTION : APPROVED By : JOB SAFETY ANALYSIS JOB STEP SEQUENCE POTENTIALACCIDENT RECOMMENDATION REQUIRED PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT :
  • 53. JOB: Mimindahkan Pompa Bahan bakar DATE : 08.04.2002 ANALYSIS By : J. WILSON JOB TITLE : Memberbaiki Pompa SUPERVISOR : E. MOORE REVIEWID By : H. BROWN DEPARTEMENT : MAINTENANCE SECTION : PUMP REPAIR APPROVED By : P. WILLIAM LANGKAH KERJA POTENSI KECELAKAAN REKOMENDASI 1. Mematikan Pompa 2. Melepaskan komponen listrik 3. Membuka valve masing- masing sisi pompa. 4. Membuang atau mengeluarkan sisa cairan hidrokarbon dari pompa 5. Melepas baut pompa dan memindahkannya. Kesetrum listrik Kesetrum listrik Ketegangan otot Kebakaran dan ledakan Terbakar panas Rusak jaringan karena ketegangan otot Kaki patah atau memar Jgn berdiri diarea yang basah, pastikan listriknya ada groundednya. Kunci panel listrik dari upaya menghidupkan pompa (LOTO). Jika valvenya keras atau berkarat, lumasi dengan pelumas. Jauhkan semua sumber api dan sediakan APAR. Berdiri pada posisi yang tidak akan terciprat cairan. Gunakan tools yang tepat Gunakan alat angkat Lakukan cara mengangkat yg benar Pastikan alat angkat dgn kapasitas yang sesuai, kenakan sepatu safety REQUIRED PERSONAL : PROTECTIVE EQUIPMENT : GLOVES, SAFETY SHOES, FACE SHIELD JOB SAFETY ANALYSIS
  • 54.  CHECKLIST SYSTEM  ACCIDENT INVESTIGATIONS  ACCIDENT STATISTICS  SAFETY INSPECTIONS  SAFETY REVIEWS/ AUDITS  JOB SAFETY ANALYSIS  HAZOPS  FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)  FAULT TREE ANALYSIS (FTA)  EVENT TREE ANALYSIS (ETA)  QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
  • 55. 55 PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian dari parameter (peluang dan akibat) yang digunakan. Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat. Risk Assessment
  • 60.  CHECKLIST SYSTEM  ACCIDENT INVESTIGATIONS  ACCIDENT STATISTICS  SAFETY INSPECTIONS  SAFETY REVIEWS/ AUDITS  JOB SAFETY ANALYSIS  HAZOPS  FAILURE MODES & EFFECT ANALYSIS (FMEA)  FAULT TREE ANALYSIS (FTA)  EVENT TREE ANALYSIS (ETA)  QUALITATIF RISK ASSESSMENT (QRA)
  • 61. Strategi Kualitas Lanjutan: FMEA (Analisa Moda dan Efek Kegagalan) Cegah cedera dengan implementasi keselamatan menggunakan redisain proses dengan FMEA
  • 62.
  • 63. • Seberapa sering penyebab terjadi? • 10 = Sangat sering • 1 = Sangat jarang Kejadian Langka Umum 10 5 1
  • 64.
  • 65. PROBABILITY : LIKELIHOOD / FREQUENCY Level DESKRIPSI 1 Very low 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI >5 thn/x 2 Low 6–20% – low but not impossible JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN TERJADI 2-5 thn/x 3 Medium 21–50% – fairly likely to occur MUNGKIN TERJADI / BISA TERJADI 1-2 thn/x 4 High 51–80% – more likely to occur than not SANGAT MUNGKIN Bebrp x /thn 5 Very high 81–100% – almost certainly will occur HAMPIR PASTI AKAN TERJADI Tiap mgg /bln
  • 66. • Tentukan keparahan efek pada pasien • 10 = Tertinggi (kematian) • 1 = Pasien tidak peduli (bukan berarti pasien senang) Keparahan 10 5 1 4
  • 67.
  • 68. SKOR DAMPAK 1 2 3 4 5 INSGNIFICANT MINOR MODERATE MAJOR CATASTROPHIC CIDERA PASIEN Tidak ada cedera Dapat diatasi dengan pertolongan pertama Berkurangnya fungsi motorik / sensorik Setiap kasus yang memperpanjang perawatan Cedera luas Kehilangan fungsi utama permanent Kematian PELAYANAN/ OPERASIO NAL TERHENTI LEBIH DARI 1 JAM TERHENTI LEBIH DARI 8 JAM TERHENTI LEBIH DARI 1 HARI TERHENTI LEBIH DARI 1 MINGGU TERHENTI PERMANEN BIAYA / KEUANGAN KERUGIAN KECIL KERUGIAN LEBIH DARI 0,1% ANGGARAN KERUGIAN LEBIH DARI 0,25 % ANGGARAN KERUGIAN LEBIH DARI 0,5% ANGGARAN KERUGIAN LEBIH DARI 1% ANGGARAN PUBLIKASI RUMOR - MEDIA LOKAL - WAKTU SINGKAT - MEDIA LOKAL - WAKTU LAMA MEDIA NASIONAL KURANG DARI 3 HARI MEDIA NASIONAL LEBIH DARI 3 HARI REPUTASI RUMOR DAMPAK KECIL THD MORIL KARYAWAN DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAMPAK BERMAKNA THD MORIL KARYAWAN DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAMPAK SERIUS THD MORIL KARYAWAN DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT MENJADI MASALAH BERAT BAGI PR
  • 69. • Berapa besar kemungkinan kita mendeteksi masalah sebelum itu memberi efek pada pasien ? • 10 = Tidak mungkin • 1 = Pasti Pendeteksian 5 1 Mungkin Tidak mungkin 10
  • 70.
  • 71. RISIKO = EFEK X PROBABILITAS Analisa risiko dapat dilakukan dengan metode kualitatif dengan melihat efek bahaya potensial (efek) dan kemungkinan terjadinya (probabilitas). Untuk mengetahui kategori risiko tinggi, sedang, atau rendah 3. ANALISA RISIKO
  • 72. TERMASUK YANG PERLU DIPERHATIKAN ANALISIS RISIKO 72 Perilaku bekerja Higiene perorangan Kebiasaan selama bekerja yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan
  • 73. BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI PROBABILITAS Lama dan frekuensi paparan • Secara umum, makin lama atau sering seseorang terpapar bahaya, maka makin besar kemungkinan mengalami kecelakan. Kompetensi dari orang yang terpapar • Sesorang yang belum mendapatkan training (belum kompeten) dalam melakukan suatu pekerjaan, maka makin besar kemungkinan mendapakan kecelakaan. Peralatan dan kondisinya • Peralatan yang dalam kondisi buruk/kurang (tidak aman) akan memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan. 73
  • 74. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEK Sifat dan Intensitas bahaya • Jika seseorang terciprat asam kuat akan mengalami cedera lebih berat jika dibanding terciprat asam lemah. Lama dan frekuensi paparan • Terpapar kebisingan selama 8 jam akan lebih parah jika dibandingkan terpapar 8 menit dari mesin yang sama. Ketersedian/kesiapsiagaan P3K • Seseorang yang mendapat pertolongan segera dari tim P3K akan dapat mengurangi keparahan akibat kecelakaan. 74
  • 76.
  • 80.
  • 81. Membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan. Dalam tahapan ini diputuskan apakah pengendalian yang ada telah mencukupi atau perlu dilakukan pengendalian tambahan. Memutuskan mengenai risiko mana yang memerlukan pengendalian tambahan & prioritas pengendaliannya. 4. EVALUASI RISIKO
  • 82. PROGRAM EVALUASI RISIKO MENCAKUP ELEMEN Inspeksi periodik serta monitoring aspek keselamatan dan higiene industri Pengukuran pada area lingkungan kerja Wawancara nonformal dengan pekerja Pengukuran sampel personal Pemeriksaan kesehatan
  • 83. HASIL EVALUASI RISIKO DIANTARANYA Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun parameter lainnya Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian
  • 84. Pengambilan tindakan-tindakan untuk mengeliminasi / mengurangi kecenderungan dari paparan bahaya yang dapat menyebabkan kerugian- kerugian fasyankes. Upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan di tempat kerja. Pengendalian risiko perlu dilakukan sesudah menentukan prioritas risiko. 5. PENGENDALIAN RISIKO Pengendalian Risiko dilakukan mengikuti hirarki kontrol
  • 85.
  • 86. Hierarki Pengendalian Risiko K3 Eliminasi Eliminasi Sumber Bahaya Tempat Kerja /Pekerjaan Aman Mengurangi Bahaya Substitusi Substitusi Alat/Mesin/Bahan Pengendalian Teknik Modifikasi/Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih Aman Pengendalian Administrasi Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda Bahaya, Rambu, Poster, Label Tenaga Kerja Aman Mengurangi Paparan APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja Pengendalian risiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan tingkat bahaya berkurang menuju titik yang aman).
  • 87. CONTOH PENGENDALIAN RISIKO K3RS Containment, yaitu mencegah pajanan Biosafety Program Management, support dari pimpinan puncak Compliance Assessment, meliputi audit, annual review, incident dan accident statistics Investigasi kecelakaan dan penyakit akibat kerja Fire Prevention Program Emergency Response Preparedness Pemindahan Risiko (Risk transfer
  • 88. • Compliance Assessment, meliputi audit, annual review, incident dan accident statistics. • Safety Inspection dan Audit meliputi : Kebutuhan (jenisnya) ditentukan berdasarkan karakteristik pekerjaan (potensi bahaya dan risiko) Dilakukan berdasarkan dan berperan sebagai upaya pemenuhan standar tertentu Dilaksanakan dengan bantuan cheklist (daftar periksa) yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan jenis kedua program tersebut
  • 89. PIRAMIDA KECELAKAAN Cedera Serius / Kematian Cedera Sedang / LTI Cedera Ringan / Property Damage Near-Miss / Hampir Insiden Kondisi dan Tindakan Tidak aman 20.000 600 30 10 1
  • 90. PENYEBAB KECELAKAAN Teori ……HW Heinrich A. Tindakan tidak aman (TTA) 88% - Tdk memakai APD - Tdk mengikuti prosedure kerja - Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja - Bekerja sambil bergurau B. Kondisi tidak aman (KTA) 10% - Lantai kerja licin/berceceran oli-oli - Tempat kerja berserakan barang-barang - Pencahayaan yang kurang - Kondisi tempat kerja berdebu C. Lain-lain (2%)
  • 93. LEMAHNYA KONTROL SEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN (Kontak) PROGRAM TAK SESUAI STANDAR TAK SESUAI KEPATUHAN PELAKSANAAN FAKTOR PERORANGAN FAKTOR KERJA PERBUATAN TAK AMAN & KONDISI TAK AMAN <KEJADIAN> KONTAK DENGAN ENERGI ATAU BAHAN/ ZAT KECELAKAAN ATAU KERUSAKAN YANG TAK DIHARAPKAN KERUGIAN PENYEBAB DAN AKIBAT KERUGIAN
  • 94. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN • MANUSIA • PERALATAN • MATERIAL • LINGKUNGAN
  • 95. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN INSIDEN l STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak l STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak l FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi l FALL ON jatuh di tempat yang datar l CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing l CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar l CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk l CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin l OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar l EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan l EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
  • 96. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN SEBAB LANGSUNG l PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK l APD KURANG, TIDAK LAYAK l PERALATAN RUSAK l RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS l SISTEM PERINGATAN KURANG l BAHAYA KEBAKARAN l KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG l KEBISINGAN l TERPAPAR RADIASI l TEMPERATUR EXTRIM l PENERANGAN TIDAK LAYAK l VENTILASI TIDAK LAYAK l LINGKUNGAN TIDAK AMAN l OPERASI TANPA OTORISASI l GAGAL MEMPERINGATKAN l GAGAL MENGAMANKAN l KECEPATAN TIDAK LAYAK l MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI l PAKAI ALAT RUSAK l PAKAI APD TIDAK LAYAK l PEMUATAN TIDAK LAYAK l PENEMPATAN TIDAK LAYAK l MENGANGKAT TIDAK LAYAK l POSISI TIDAK AMAN l SERVIS ALAT BEROPERASI l BERCANDA, MAIN-MAIN l MABOK ALKOHOL, OBAT l GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR PERBUATAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN
  • 97. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN SEBAB DASAR l PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN l ENGINEERING l PENGADAAN (PURCHASING) l KURANG PERALATAN l MAINTENANCE l STANDAR KERJA l SALAH PAKAI/SALAH MENGGUNAKAN l KEMAMPUAN FISIK ATAU PHISIOLOGI TIDAK LAYAK l KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK l STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI l STRESS MENTAL l KURANG PENGETAHUAN l KURANG KEAHLIAN l MOTIVASI TIDAK LAYAK FAKTOR PRIBADI FAKTOR KERJA
  • 98. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN LACK OF CONTROL l PROGRAM TIDAK SESUAI l STANDARD TIDAK SESUAI l KEPATUHAN TERHADAP STANDAR LEMAHNYA PENGENDALIAN
  • 99. CONTOH KASUS KECELAKAAN Di sebuah lab RS terdapat 3 pekerja yang sedang bekerja, A (perempuan 25 thn),B (perempuan 23 thn), C (laki laki 20 thn). A dan B sedang duduk di depan meja yang terdapat bunsen sedang menyala, A bercanda menyenggol lengan atas B, tangan B menyenggol bunsen menyala, bunsen terjatuh membakar kursi kemudian seluruh ruangan, A langsung lari keluar ruangan, tungkai kaki kanan B tertimpa kursi, sambil terseok seok jalan keluar ruangan,sedangkan C tidak dapat menyelamatkan diri terkurung diruangan 99
  • 100. Accident Cost Iceberg Biaya luka & sakit * Pengobatan US 1 * Biaya kompensasi (Biaya yang tidak diasuransikan) US 5 to US 50 * Kerusakan Gedung Ledger Cost of Property * Alat dan perlengkapan Damage( Uninsured Cost ) * Kerusakan Produk & Material * Biaya perbaikan dan penggantian * Exp. Suplai emergency & perlengkapan US 1 to US 3 Uninsured Miscellaneous Costs * Waktu Penyelidikan * Upah yang dibayar akibat kehabisan waktu * Lembur * Waktu yang terpakai * Waktu pengawasan ekstra. * Biaya perekrutan dan pelatihan pegawai * Kerugian bisnis & goodwill * Kinerja pegaeai yang cidera menurun COST ICEBERG THEORY Biaya yang terlihat Biaya yang tidak terlihat
  • 101. CONTOH KASUS KECELAKAAN Seorang pekerja laundry dari rumah sakit ABC terkena sterum listrik dan mengalami luka bakar dan pinsan. Korban dilarikan ke IGD untuk mendapatkan pertolongan. Bersarkan informasi yang ditemukan dilapangan diketahui bahwa pekerja tersebut adalah pekerja baru (2 minggu) dan belum mendapatkan training orientasi. Ditemukan diruang laundry ada selang air dari mesin laundry yang bocor sehingga lantai dalam keadaan basah, sementara pekerja tsb tidak menggunakan alas kaki yang disediakan. Ditemukan juga bahwa pekerja sedang mengecharge HP dengan menggunakan kabel extension, dimana kabel tersebut ada bagian yang terkelupas. 101
  • 102. 6. KOMUNIKASI KONSULTASI Komunikasi dan konsultasi merupakan pertimbangan penting pada setiap langkah atau tahapan dalam proses manajemen risiko Sangat penting untuk mengembangkan rencana komunikasi, baik kepada kontributor internal maupun eksternal sejak tahapan awal proses pengelolaan risiko Komunikasi dan konsultasi termasuk didalamnya dialog dua arah diantara pihak yang berperan di dalam proses pengelolaan risiko dengan fokus terhadap perkembangan kegiatan Komunikasi internal dan eksternal yang efektif penting untuk meyakinkan pihak pengelolaan sebagai dasar pengambil keputusan Persepsi risiko dapat bervariasi karena adanya perbedaan dalam asumsi dan konsep, isu isu dan fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan risiko dan isu yang dibicarakan Kontributor membuat keputusan tentang risiko yang dapat diterima berdasarkan pada persepsi mereka terhadap risiko Karena kontributor sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan maka sangat penting bagaimana persepsi mereka tentang risiko sama halnya dengan persepsi keuntungan yang bisa didapat dengan pelaksanaan pengelolaan risiko
  • 103. 7. PEMANTAUAN DAN TELAAH ULANG Perubahan-perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan – perubahan yang bisa terjadi Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang perlu untuk dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses pengelolaan risiko dengan optimal
  • 104. PENERAPAN INSPEKSI TEMPAT KERJA DENGAN PERSYARATAN Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur Inspeksi dilaksanakan bersama oleh dan wakil organisasi / unit yang bertanggungjawab di bidang K3RS dan wakil SDM RS yang telah memperoleh orientasi / workshop / pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat inspeksi Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektivitasnya. Laporan inspeksi diajukan kepada organisasi / unit yang bertanggungjawab di bidang K3RS sesuai dengan kebutuhan Pimpinan RS / organisasi / unit yang bertanggungjawab di bidang K3RS menetapkan penanggungjawab untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan / inspeksi