SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN FARMASI
RUMAHSAKIT
TIM DOSEN MANAJEMEN FARMASI
BAGIAN 2
INVENTORYCONTROL
MANAGEMENT
(Manajemen Pengendalian
Persediaan)
Definisi
Inventory
Control
 Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga
sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi
tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.
 Mengapa pengendalian persediaan sangat penting ?
 * Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan
dalam persediaan. Pengendalian persediaan yang
tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung
terhadap perolehan kembali atas investasi.
 * Pengendalian persediaan juga penting dalam
menentukan stok yang benar
Inventory dapat berupa :
* barang mentah (raw material)
* barang setengah jadi (work in process)
* barang jadi (finished goods)
* barang pengemas (packaging materials)
Pengendalian
Persediaan
yang Efektif
Pengendalian persediaan yang efektif adalah
mengoptimalkan dua tujuan :
1. Memperkecil total investasi pada persediaan
2. Menjual berbagai produk yang benar untuk memenuhi
permintaan konsumen.
Hal ini dapat dicapai apabila dapat menentukan :
1. Berapa banyak suatu item barang akan dipesan pada
suatu waktu.
2. Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item
tersebut.
3.Yang mana dari item-item tersebut perlu dilakukan
pengawasan.
Masalah
Pengendalian
Persediaan
Masalah klasik dari
pengendalian persediaan
adalah bagaimana cara
menyeimbangkan antara
pengaturan persediaan dengan
biaya-biaya yang
ditimbulkannya.
Pertimbangan
Biaya
variabel :
1. Biaya penyimpanan
Biaya-biaya variabel yang berhubungan langsung
dengan jumlah persediaan, seperti: biaya resiko
kerusakan, kecurian, penerangan, keusangan, dll.
2. Biaya pemesanan
Biaya yang setiap kali harus ditanggung dalam
pemesanan suatu bahan/barang, seperti: biaya telepon,
pemrosesan pesanan, pemeriksaan penerimaan,
pengiriman ke gudang.
3. Biaya penyiapan
Biaya yang harus ditanggung oleh RS dalam
memproduksi suatu komponen apabila bahan-bahan
tersebut tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri, seperti
Biaya mesin-mesin tidak terpakai, persiapan tenaga
kerja langsung, penjadwalan, ekspedisi.
Pertimbangan
Biaya
variabel :
4. Biaya kehabisan/kekurangan bahan
Biaya ini terjadi apabila persediaan tidak mencukupi
terhadap permintaan atas bahan tersebut, seperti:
adanya biaya karena pemesanan khusus, biaya
kegiatan administrasi, kehilangan pelanggan, dll.
Dalam hal ini, perlu dilakukan pengendalian jumlah
persediaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara
yang paling ekonomis dan meminimalkan total biaya
persediaan.
Tujuan
Inventory
Control
 Tujuan dari pengendalian persediaan yang paling
penting :
 Melindungi dari kerugian.
Persediaan dapat melindungi dari berbagai
fluktuasi dari permintaan dan penawaran. Jika
distribusi obat dari supplier terlambat atau
permintaan tiba-tiba meningkat seperti pada
kasus penyakit epidemik tertentu, maka sistem
persediaan yang baik dapat melindungi
persediaan dari stok kosong.
 Membuat sistem pengadaan/ manufaktur.
Harga unit-unit dari obat dengan sistem
manufaktur biasanya lebih rendah, dan hal
tersebut dihasilkan dari sistem persediaan yang
baik.
Tujuan
Inventory
Control
 Meminimalkan waktu tunggu.
Sistem persediaan dapat meningkatkan
ketersediaan obat secara optimal, sehingga
pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.
 Meningkatkan efisiensi transportasi.
Biaya transportasi akan meningkat jika tidak ada
sistem persediaan atau stok.
 Mengantisipasi fluktuasi.
Fluktuasi akan permintaan sulit untuk diprediksi.
Sistem inventori dapat mengantisipasi kenaikan
permintaan yang tidak menentu.
Model-Model
Pengendalian
Persediaan
Model
ABC
Model
EOQ
Model
VEN
Model JIT
Model-Model
Pengendalian
Persediaan
Model ABC (Always
Better Control)
Model
ABC
Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas
pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat
menjamin persediaan dan pelayanannya kepada pasien.
Salah satu pengendalian persediaan adalah dengan
model ABC atau analisis pareto. Analisis ABC ini
menekankan kepada persediaan yang mempunyai nilai
penggunaan yang relatif tinggi atau mahal, seperti pada
bagan berikut ini :
Kelompok Jumlah item Jumlah nilai
A 20 % 75 %
B 30 % 20 %
C 50 % 5 %
100 % 100 %
ANALISA
ABC
80
75 Klas A
60
50
40
30
Klas B
20
10
Klas C
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% item persediaan
%
Biaya
Pema
kaian
ANALISA
ABC
Digunakan untuk:
1. Mengurangi persediaan (inventory) dan
biaya dg mengatur pembelian yg lebih
sering dan pengiriman dlm jumlah lebih
sedikit untuk obat kelas A
2. Mencari penurunan harga yg besar untuk
obat klas A dan penyimpanan harus
diperhatikan
3. Kontrol yg ketat oleh staf, dan adanya
pengertian bahwa order yg besar untuk
klas A harus dicatat secara ketat
ANALISA
ABC
Sistem analisisABC ini berguna dalam
sistem pengelolaan obat, yaitu dapat
menimbulkan frekuensi pemesanan dan
menentukan prioritas pemesanan
berdasarkan nilai atau harga obat.
Model-Model
Pengendalian
Persediaan
Model EOQ
(Economic Order
Quantity)
Model
EOQ
 Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta
besarnya fasilitas yang harus dibangun, sehingga
membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun
dilain pihak biaya pemesanan dan biaya distribusi menjadi
lebih kecil. Ini berarti perlu adanya optimalisasi agar tercapai
kesetimbangan antara membangun persediaan serta biaya
distribusi dan pemesanan.
 Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan dalam
rumus Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order
Quantity / EOQ)
Co : Cost per Order (biaya sekali Pesan)
Cm : Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun
S : Jumlah permintaan setahun
U : Cost per unit
EOQ = 2 Co. S
𝐶𝑚 . 𝑈
EOI = 2 Co
𝐶𝑚 . 𝑈. 𝑆
EOQ
 Teknik pengendalian persediaan tertua dan
paling terkenal, mudah digunakan
 Ada beberapa asumsi:
1.Tingkat permintaan diketahui & bersifat
konstan
2. Lead time, waktu antara pemesanan &
penerimaan pesanan, diketahui dan
bersifat konstan
EOQ
3. Persediaan diterima dengan segera 
persediaan yg dipesan tiba dalam bentuk
kumpulan produk, pada satu waktu
4. Biaya variabel yg muncul hanya biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan
persediaan sepanjang waktu
5. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama
sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu
yg tepat.
Gambar
Penggunaan
persediaan
sepanjang
waktu
Q
0
Jumlah yg
dipesan
(persediaan
maksimal)
Persediaan
minimum
REORDER
POINT
 Saat pemesanan dilakukan, yang dinyatakan dalam
jumlah barang
ROP = d x L
d =
𝐷
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
 d : kebutuhan per hari
 L : waktu tunggu (lead time)
 D : kebutuhan tahunan
BIAYA
PEMESANAN
Mencakup:
1. Biaya pasokan
2. Formulir
3. Pemrosesan pesanan
4. Tenaga para pekerja
BIAYA
PENYIMPANAN
Biaya penyimpanan: sewa bangunan,
penyusutan, biaya operasional, pajak,
asuransi
6 %
Biaya penanganan: peralatan, sewa,
listrik, biaya operasional
3 %
Biaya tenaga kerja: penanganan
tambahan
3 %
Biaya investasi: biaya pinjaman, pajak,
asuransi persediaan
11 %
Pencurian, kelalaian 3 %
TOTAL 26 %
KASUS
Instalasi farmasi rumah sakit ABC
menggunakan Halothane 250 cc
sejumlah 1200 botol per tahun. Harga
perbotolnya RP. 900.000,- Rumah sakit
memperkirakan Carrying Cost Interest
Rate = 20% dan biaya pemesanan =
Rp.50.000,-/order. Kepala instalasi
Farmasi ingin mengetahui berapa banyak
Halothane yang harus dipesan setiap kali
pemesanan. Buat Fixed period system
jika diketahui lead time nya 2 hari!
JAWABAN
EOQ = = = 25,8
= 26 botol
Jumlah obat yang harus diadakan adalah 26 botol
2 Co. S
𝐶𝑚 . 𝑈
2 x 50.000 x . 1.200
0,2 𝑥 .900.000
EOQ = 2 Co. S
𝐶𝑚 . 𝑈
JAWABAN
EOI= =
= 0,0215 tahun
(jika hari kerja = 6, maka jumlah hari kerja
adalah 312)
= 6,7 hari
Pembelian obat dilakukan setiap 7 hari sekali
EOI = 2 Co
𝐶𝑚 . 𝑈. 𝑆
2 Co
𝐶𝑚 . 𝑈. 𝑆
2 𝑥 50.000
0,2𝑥 900.000 𝑥 1.200
Model-Model
Pengendalian
Persediaan
ModelVEN (Vital
Essential Non
essential)
Sistem VEN ini adalah suatu system dalam suatu
pengelolaan obat yang berdasarkan pada dampak
masing-masing obat terhadap kesehatan pasien. VEN
ini terdiri dari 3 kategori, yaitu :
V : Vital, obat-obatan yang harus ada dan penting
untuk kelangsungan hidup.
E : Essential, obat-obat penting yang dapat melawan
penyakit tapi tidak vital.
N : Non Essential yaitu obat-obat yang kurang
penting, dan diadakan hanya sebagai penunjang
kelengkapan saja.
Characteristic of drug or target
condition
Vital Essensial Non Esensial
Occurance of target condition:
- Persons affected (% of
population)
-Person treated (number per day at
average health center
0ver 5 %
Over 5
1-5 %
1-5
Less than 1%
Les than 1
Severity of target condition
- life threatening
- Disabiling
Yes
Yes
Occasionally
Occasionally
Rarely
Rarely
Therapeutic effect of Drug
- Prevent serious disease
- Cures serious disease
- Treats minor, self limited,
symptoms and conditions
- Has proven efficacy
- Has unproven efficacy
Yes
Yes
No
Always
Never
No
Yes
Possibly
Ussually
Rarrely
No
No
Yes
May or May not
May or may not
PUT
(PRIORITAS,
UTAMA,
TAMBAHAN)
 Prioritas: harus diadakan tanpa
memperdulikan sumber anggaran. Pada
analisis ABC danVEN termasuk dalam
kelompok AV, BV dan CV
 Utama: Dialokasikan pengadaannya dari
sumber dana tertentu. Pada analisis ABC dan
VEN termasuk dalam kelompok AE, BE, CE
 Tambahan: dialokasikan pengadaannya setelah
obat prioritas dan utama terpenuhi. Pada
analisis ABC-VEN dalam kelompok AN, BN dan
CN
Model-Model
Pengendalian
Persediaan
Model JIT (Just In
Time)
 Just In Time (JIT) merupakan perwujudan kemitraan
usaha antara perusahaan yang dalam hal ini adalah
industri farmasi, rumah sakit atau apotek dengan para
pemasok. Dalam JIT, perusahaan memberikan
kepercayaan kepada pemasok untuk memasok bahan
hanya pada saat perusahaan memerlukannya dalam
jumlah yang diperlukan.
 Dengan sistem inventori just in time, order dilakukan
apabila persediaan hampir atau sudah habis.
Kelemahan sistem ini adalah jika tidak didukung
dengan keteraturan defecta, perhitungan stok
pengamanan, maka akan mengakibatkan
terganggunya sistem pengelolaan obat.
JIT memerlukan persyaratan sebagai berikut
yaitu :
1. Pengurangan lead time
2. Penurunan persediaan ke tingkat minimum
3. Keandalan Equipment
4. Arus produksi yang berimbang
5. Kinerja keseluruhan sistem yang dapat
diprediksi.
STANDAR
PEMESANAN
Dasar pemesanan kembali:
1. Minimum and maximum stock
levels
2. Consumption-based reordering
formula
Minimum
and
maximum
stock levels
Dalam inventory control, dasar reorder dengan
parameter:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
3. Procurement period, time until the next order will
be place (PP)
4. Stock on hand in inventory (S1)
5. Stock now on order from supplier but not yet
received (S0)
6. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
Rumus
perhitungan
Smin
danSmax
Safety Stock (SS)
SS = (LT x CA)
Stok minimum(Smin)
Smin = (LT x CA) + SS
= 2 SS
Stok maksimum (Smax )
Smax = Smin + (PP x CA)
SOAL
An example of minimum –maximum level
calculations is a case in which the lead
time for cefixime capsules is two months,
the average monthly consumption is
1,000 capsules, and additional safety
stock allocated is 2,000 capsules. For a
procurement period of six months, the
Smin & Smax quantity would be set:
Smin = …..
Smax = …..
JAWABAN
An example of minimum –maximum level
calculations is a case in which in the lead
time for cefixime capsules is two months,
the average monthly consumption is 1,000
capsules, and additional safety stock
allocated is 2,000 capsules. For a
procurement period of six months, the Smin
& Smax quantity would be set:
Smin = (2 x 1,000) + 2,000 = 4,000 capsules
Smax = 4,000 + (6 x 1,000) = 10,000 capsules
Bagaimana untuk perhitungan stok harian??  contoh kasus lain
Jika kondisi stok dibawah stok level
minimum, maka perhitungan order
quantity (Qo) dirumuskan:
Qo = (Smax + SB)-(S1+So)
SOAL
Sebagai contoh diatas, cefixime yang
tersedia di stok 3,000 dan pesanan yg
belum datang 2,000, dan tidak ada
permintaan dari pelayanan,
berapakah Qo?
JAWABAN
Qo = (10,000 + 0) – (3,000 + 2,000)
Qo = 5,000
Consumption
-based
Reordering
formula
Variabel yang dipertimbangkan:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
3. Procrement periode, time until the next order will
be place (PP)
4. Safety stock (SS)
5. Stock in inventory (S1)
6. Stock now on order from supplier but not yet
received (S0)
7. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
RUMUS
Consumption
-based
Reordering
formula
Jika terjadi outstanding back orders (SB), maka
rumusnya:
Qo = CA x (LT + PP) + SS – (S1+So)
Qo = CA x (LT+PP)+SS+SB-(S1+S0)
SOAL
cefixime tidak ada stok, ada
permintaan di pelayanan 2000,
sebelumnya telah pesan 3000. Lead
time 2 bulan, rata-rata penggunaan
sebulan 1000, safety stock 2000
capsul, dan periode pengadaan tiap
6 bulan. Berapakah jumlah yang
diorder?
JAWABAN
Qo = 1000 x (2+6)+2000+2000-(0+3000)
= 9000 capsul
Pengendalian
persediaan
Menjaga
efisiensi stok
TOR
TOR
(Turn
Over
Ratio)
TOR =
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑔𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑑 (ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛)
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛)
TOR merupakan perputaran modal yg terjadi
dalam 1 tahun
Indikator:
TOR rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual
Akan menghambat aliran kas
Berpengaruh terhadap keuntungan
TOR semakin tinggi, pengelolaan persediaan barang semakin efisien
KEAMANAN
 Termasuk: pencurian; penyogokan; pemalsuan
 Berisiko tinggi menyebabkan kerugian
UPAYA
EFISIENSI
1. Sistem prioritas, berdasarkan perencanaan
dengan metode ABC danVEN
2. Perlu diperhatikan lead time, karena keadaan
stock out merupakan inefisiensi. Perlu
dilakukan analisis EOQ = Economic Order
Quantity
3. Meminimalkan obat kadaluwarsa dan rusak
4. Memperpendek jarak gudang ke pelayanan
TUGAS
KELOMPOK
 BAGI KELAS DALAM KELOMPOK, HASIL DISKUSI LANGSUNG
DIKUMPULKAN
 TIAP KELOMPOK BERBEDA METODE (BOLEH
MENGGUNAKAN METODEYANG BERBEDA DARI SLIDE)
 DARI METODE PENGENDALIAN PERSEDIAANYANG ADA,
SILAKAN DIANALISIS LEBIH LANJUT BERDASARKAN STUDI
LITERATUR (ARTIKEL/JURNAL) :
1. KAPAN METODETERSEBUT DIGUNAKAN?
2. APA KELEBIHAN METODETERSEBUT?
3. APA KEKURANGAN METODETERSEBUT?
MATERI
TAMBAHAN
 MANAJEMEN RISIKO
 INDIKATOR MUTU/KPI (Key Performance Indicator)
 Berdasarkan Kepmenkes 129 tahun 2008 (standar pelayanan
minimal RS)
 Berdasarkan Permenkes 72 tahun 2016 (standar pelayanan
kefarmasian RS)
 Meliputi :
 Respon time (racikan, obat jadi)
 Medication error
 Kepuasan pelanggan
 Kesesuaian dengan formularium, dll
MANAJEMEN RISIKO
Berdasarkan Kepmenkes 129 tahun 2008 (standar pelayanan minimal RS)
MANAJEMEN RISIKO
Berdasarkan Permenkes 72 tahun 2016 (standar pelayanan kefarmasian RS)
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT

More Related Content

What's hot

Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
husnul khotimah
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Surya Amal
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
 
Kasus 1
Kasus 1Kasus 1
Kasus 1
Nurdina Putri
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical care
Dokter Tekno
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Taofik Rusdiana
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Surya Amal
 
394850215 leaflet-dagusibu
394850215 leaflet-dagusibu394850215 leaflet-dagusibu
394850215 leaflet-dagusibu
Annissa fadilla martha
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
Surya Amal
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
Dokter Tekno
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Abulkhair Abdullah
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
Ilma Nurhidayati
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
Muhammad Didit Prasodjo
 

What's hot (20)

Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Kasus 1
Kasus 1Kasus 1
Kasus 1
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical care
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
394850215 leaflet-dagusibu
394850215 leaflet-dagusibu394850215 leaflet-dagusibu
394850215 leaflet-dagusibu
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 

Similar to MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT

Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaan
airavalinsha
 
Manajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rsManajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rsFantho
 
Artikel 10103546
Artikel 10103546Artikel 10103546
Artikel 10103546
shano37
 
Ema susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional iEma susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional i
emasusanti2
 
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfPEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
FitriAyuWahyuni1
 
pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023
pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023
pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023
zulfan saputra
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
AhmadPurnawarmanFais
 
Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)
Eka Wahyuliana
 
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptx
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptxP11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptx
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptx
ssuser65f1a3
 
Aji septo
Aji septo Aji septo
Aji septo
septohariono
 
Pengendalian persediaan
Pengendalian persediaanPengendalian persediaan
Pengendalian persediaan
Nadia Salsabyla
 
manajemen keuangan
manajemen keuanganmanajemen keuangan
manajemen keuangan
Hikmah Siti Nazwah
 
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptxKelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptx
ArdiansyahSyafaat1
 
4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaan4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaan
Abdul Razak
 
Bab 18 & 19
Bab 18 & 19Bab 18 & 19
Bab 18 & 190908928
 
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptxKelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
ArdiansyahSyafaat1
 
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptxTM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
Syarif210430
 
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...
fiqih22
 

Similar to MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT (20)

Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaan
 
Manajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rsManajemen logistik puskesmas dan rs
Manajemen logistik puskesmas dan rs
 
Artikel 10103546
Artikel 10103546Artikel 10103546
Artikel 10103546
 
Ema susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional iEma susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 makalah uts manaj. operasional i
 
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfPEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
 
pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023
pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023
pengantar pkpa apotok kota medan tahun 2023
 
Manajemen persediaan farmasi rs
Manajemen persediaan farmasi rsManajemen persediaan farmasi rs
Manajemen persediaan farmasi rs
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
 
Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)
 
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptx
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptxP11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptx
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP.pptx
 
Aji septo
Aji septo Aji septo
Aji septo
 
Pengendalian persediaan
Pengendalian persediaanPengendalian persediaan
Pengendalian persediaan
 
manajemen keuangan
manajemen keuanganmanajemen keuangan
manajemen keuangan
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptxKelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186 (1).pptx
 
4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaan4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaan
 
Bab 18 & 19
Bab 18 & 19Bab 18 & 19
Bab 18 & 19
 
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptxKelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
 
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptxTM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
 
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...
P11 Menghitung Rencana Kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP (1)...
 

Recently uploaded

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 

Recently uploaded (20)

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 

MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT

  • 1. MANAJEMEN FARMASI RUMAHSAKIT TIM DOSEN MANAJEMEN FARMASI BAGIAN 2
  • 3. Definisi Inventory Control  Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.  Mengapa pengendalian persediaan sangat penting ?  * Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam persediaan. Pengendalian persediaan yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan kembali atas investasi.  * Pengendalian persediaan juga penting dalam menentukan stok yang benar
  • 4. Inventory dapat berupa : * barang mentah (raw material) * barang setengah jadi (work in process) * barang jadi (finished goods) * barang pengemas (packaging materials)
  • 5. Pengendalian Persediaan yang Efektif Pengendalian persediaan yang efektif adalah mengoptimalkan dua tujuan : 1. Memperkecil total investasi pada persediaan 2. Menjual berbagai produk yang benar untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal ini dapat dicapai apabila dapat menentukan : 1. Berapa banyak suatu item barang akan dipesan pada suatu waktu. 2. Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item tersebut. 3.Yang mana dari item-item tersebut perlu dilakukan pengawasan.
  • 6. Masalah Pengendalian Persediaan Masalah klasik dari pengendalian persediaan adalah bagaimana cara menyeimbangkan antara pengaturan persediaan dengan biaya-biaya yang ditimbulkannya.
  • 7. Pertimbangan Biaya variabel : 1. Biaya penyimpanan Biaya-biaya variabel yang berhubungan langsung dengan jumlah persediaan, seperti: biaya resiko kerusakan, kecurian, penerangan, keusangan, dll. 2. Biaya pemesanan Biaya yang setiap kali harus ditanggung dalam pemesanan suatu bahan/barang, seperti: biaya telepon, pemrosesan pesanan, pemeriksaan penerimaan, pengiriman ke gudang. 3. Biaya penyiapan Biaya yang harus ditanggung oleh RS dalam memproduksi suatu komponen apabila bahan-bahan tersebut tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri, seperti Biaya mesin-mesin tidak terpakai, persiapan tenaga kerja langsung, penjadwalan, ekspedisi.
  • 8. Pertimbangan Biaya variabel : 4. Biaya kehabisan/kekurangan bahan Biaya ini terjadi apabila persediaan tidak mencukupi terhadap permintaan atas bahan tersebut, seperti: adanya biaya karena pemesanan khusus, biaya kegiatan administrasi, kehilangan pelanggan, dll. Dalam hal ini, perlu dilakukan pengendalian jumlah persediaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang paling ekonomis dan meminimalkan total biaya persediaan.
  • 9. Tujuan Inventory Control  Tujuan dari pengendalian persediaan yang paling penting :  Melindungi dari kerugian. Persediaan dapat melindungi dari berbagai fluktuasi dari permintaan dan penawaran. Jika distribusi obat dari supplier terlambat atau permintaan tiba-tiba meningkat seperti pada kasus penyakit epidemik tertentu, maka sistem persediaan yang baik dapat melindungi persediaan dari stok kosong.  Membuat sistem pengadaan/ manufaktur. Harga unit-unit dari obat dengan sistem manufaktur biasanya lebih rendah, dan hal tersebut dihasilkan dari sistem persediaan yang baik.
  • 10. Tujuan Inventory Control  Meminimalkan waktu tunggu. Sistem persediaan dapat meningkatkan ketersediaan obat secara optimal, sehingga pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.  Meningkatkan efisiensi transportasi. Biaya transportasi akan meningkat jika tidak ada sistem persediaan atau stok.  Mengantisipasi fluktuasi. Fluktuasi akan permintaan sulit untuk diprediksi. Sistem inventori dapat mengantisipasi kenaikan permintaan yang tidak menentu.
  • 13. Model ABC Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin persediaan dan pelayanannya kepada pasien. Salah satu pengendalian persediaan adalah dengan model ABC atau analisis pareto. Analisis ABC ini menekankan kepada persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif tinggi atau mahal, seperti pada bagan berikut ini : Kelompok Jumlah item Jumlah nilai A 20 % 75 % B 30 % 20 % C 50 % 5 % 100 % 100 %
  • 14. ANALISA ABC 80 75 Klas A 60 50 40 30 Klas B 20 10 Klas C 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % item persediaan % Biaya Pema kaian
  • 15. ANALISA ABC Digunakan untuk: 1. Mengurangi persediaan (inventory) dan biaya dg mengatur pembelian yg lebih sering dan pengiriman dlm jumlah lebih sedikit untuk obat kelas A 2. Mencari penurunan harga yg besar untuk obat klas A dan penyimpanan harus diperhatikan 3. Kontrol yg ketat oleh staf, dan adanya pengertian bahwa order yg besar untuk klas A harus dicatat secara ketat
  • 16. ANALISA ABC Sistem analisisABC ini berguna dalam sistem pengelolaan obat, yaitu dapat menimbulkan frekuensi pemesanan dan menentukan prioritas pemesanan berdasarkan nilai atau harga obat.
  • 18. Model EOQ  Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta besarnya fasilitas yang harus dibangun, sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun dilain pihak biaya pemesanan dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Ini berarti perlu adanya optimalisasi agar tercapai kesetimbangan antara membangun persediaan serta biaya distribusi dan pemesanan.  Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan dalam rumus Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity / EOQ) Co : Cost per Order (biaya sekali Pesan) Cm : Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun S : Jumlah permintaan setahun U : Cost per unit EOQ = 2 Co. S 𝐶𝑚 . 𝑈 EOI = 2 Co 𝐶𝑚 . 𝑈. 𝑆
  • 19. EOQ  Teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal, mudah digunakan  Ada beberapa asumsi: 1.Tingkat permintaan diketahui & bersifat konstan 2. Lead time, waktu antara pemesanan & penerimaan pesanan, diketahui dan bersifat konstan
  • 20. EOQ 3. Persediaan diterima dengan segera  persediaan yg dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu 4. Biaya variabel yg muncul hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu 5. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yg tepat.
  • 22. REORDER POINT  Saat pemesanan dilakukan, yang dinyatakan dalam jumlah barang ROP = d x L d = 𝐷 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛  d : kebutuhan per hari  L : waktu tunggu (lead time)  D : kebutuhan tahunan
  • 23. BIAYA PEMESANAN Mencakup: 1. Biaya pasokan 2. Formulir 3. Pemrosesan pesanan 4. Tenaga para pekerja
  • 24. BIAYA PENYIMPANAN Biaya penyimpanan: sewa bangunan, penyusutan, biaya operasional, pajak, asuransi 6 % Biaya penanganan: peralatan, sewa, listrik, biaya operasional 3 % Biaya tenaga kerja: penanganan tambahan 3 % Biaya investasi: biaya pinjaman, pajak, asuransi persediaan 11 % Pencurian, kelalaian 3 % TOTAL 26 %
  • 25. KASUS Instalasi farmasi rumah sakit ABC menggunakan Halothane 250 cc sejumlah 1200 botol per tahun. Harga perbotolnya RP. 900.000,- Rumah sakit memperkirakan Carrying Cost Interest Rate = 20% dan biaya pemesanan = Rp.50.000,-/order. Kepala instalasi Farmasi ingin mengetahui berapa banyak Halothane yang harus dipesan setiap kali pemesanan. Buat Fixed period system jika diketahui lead time nya 2 hari!
  • 26. JAWABAN EOQ = = = 25,8 = 26 botol Jumlah obat yang harus diadakan adalah 26 botol 2 Co. S 𝐶𝑚 . 𝑈 2 x 50.000 x . 1.200 0,2 𝑥 .900.000 EOQ = 2 Co. S 𝐶𝑚 . 𝑈
  • 27. JAWABAN EOI= = = 0,0215 tahun (jika hari kerja = 6, maka jumlah hari kerja adalah 312) = 6,7 hari Pembelian obat dilakukan setiap 7 hari sekali EOI = 2 Co 𝐶𝑚 . 𝑈. 𝑆 2 Co 𝐶𝑚 . 𝑈. 𝑆 2 𝑥 50.000 0,2𝑥 900.000 𝑥 1.200
  • 29. Sistem VEN ini adalah suatu system dalam suatu pengelolaan obat yang berdasarkan pada dampak masing-masing obat terhadap kesehatan pasien. VEN ini terdiri dari 3 kategori, yaitu : V : Vital, obat-obatan yang harus ada dan penting untuk kelangsungan hidup. E : Essential, obat-obat penting yang dapat melawan penyakit tapi tidak vital. N : Non Essential yaitu obat-obat yang kurang penting, dan diadakan hanya sebagai penunjang kelengkapan saja.
  • 30. Characteristic of drug or target condition Vital Essensial Non Esensial Occurance of target condition: - Persons affected (% of population) -Person treated (number per day at average health center 0ver 5 % Over 5 1-5 % 1-5 Less than 1% Les than 1 Severity of target condition - life threatening - Disabiling Yes Yes Occasionally Occasionally Rarely Rarely Therapeutic effect of Drug - Prevent serious disease - Cures serious disease - Treats minor, self limited, symptoms and conditions - Has proven efficacy - Has unproven efficacy Yes Yes No Always Never No Yes Possibly Ussually Rarrely No No Yes May or May not May or may not
  • 31. PUT (PRIORITAS, UTAMA, TAMBAHAN)  Prioritas: harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran. Pada analisis ABC danVEN termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV  Utama: Dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu. Pada analisis ABC dan VEN termasuk dalam kelompok AE, BE, CE  Tambahan: dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi. Pada analisis ABC-VEN dalam kelompok AN, BN dan CN
  • 33.  Just In Time (JIT) merupakan perwujudan kemitraan usaha antara perusahaan yang dalam hal ini adalah industri farmasi, rumah sakit atau apotek dengan para pemasok. Dalam JIT, perusahaan memberikan kepercayaan kepada pemasok untuk memasok bahan hanya pada saat perusahaan memerlukannya dalam jumlah yang diperlukan.  Dengan sistem inventori just in time, order dilakukan apabila persediaan hampir atau sudah habis. Kelemahan sistem ini adalah jika tidak didukung dengan keteraturan defecta, perhitungan stok pengamanan, maka akan mengakibatkan terganggunya sistem pengelolaan obat.
  • 34. JIT memerlukan persyaratan sebagai berikut yaitu : 1. Pengurangan lead time 2. Penurunan persediaan ke tingkat minimum 3. Keandalan Equipment 4. Arus produksi yang berimbang 5. Kinerja keseluruhan sistem yang dapat diprediksi.
  • 35. STANDAR PEMESANAN Dasar pemesanan kembali: 1. Minimum and maximum stock levels 2. Consumption-based reordering formula
  • 36. Minimum and maximum stock levels Dalam inventory control, dasar reorder dengan parameter: 1. Average monthly consumption (CA) 2. Suplier lead time (LT) 3. Procurement period, time until the next order will be place (PP) 4. Stock on hand in inventory (S1) 5. Stock now on order from supplier but not yet received (S0) 6. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
  • 37. Rumus perhitungan Smin danSmax Safety Stock (SS) SS = (LT x CA) Stok minimum(Smin) Smin = (LT x CA) + SS = 2 SS Stok maksimum (Smax ) Smax = Smin + (PP x CA)
  • 38. SOAL An example of minimum –maximum level calculations is a case in which the lead time for cefixime capsules is two months, the average monthly consumption is 1,000 capsules, and additional safety stock allocated is 2,000 capsules. For a procurement period of six months, the Smin & Smax quantity would be set: Smin = ….. Smax = …..
  • 39. JAWABAN An example of minimum –maximum level calculations is a case in which in the lead time for cefixime capsules is two months, the average monthly consumption is 1,000 capsules, and additional safety stock allocated is 2,000 capsules. For a procurement period of six months, the Smin & Smax quantity would be set: Smin = (2 x 1,000) + 2,000 = 4,000 capsules Smax = 4,000 + (6 x 1,000) = 10,000 capsules Bagaimana untuk perhitungan stok harian??  contoh kasus lain
  • 40. Jika kondisi stok dibawah stok level minimum, maka perhitungan order quantity (Qo) dirumuskan: Qo = (Smax + SB)-(S1+So)
  • 41. SOAL Sebagai contoh diatas, cefixime yang tersedia di stok 3,000 dan pesanan yg belum datang 2,000, dan tidak ada permintaan dari pelayanan, berapakah Qo?
  • 42. JAWABAN Qo = (10,000 + 0) – (3,000 + 2,000) Qo = 5,000
  • 43. Consumption -based Reordering formula Variabel yang dipertimbangkan: 1. Average monthly consumption (CA) 2. Suplier lead time (LT) 3. Procrement periode, time until the next order will be place (PP) 4. Safety stock (SS) 5. Stock in inventory (S1) 6. Stock now on order from supplier but not yet received (S0) 7. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
  • 44. RUMUS Consumption -based Reordering formula Jika terjadi outstanding back orders (SB), maka rumusnya: Qo = CA x (LT + PP) + SS – (S1+So) Qo = CA x (LT+PP)+SS+SB-(S1+S0)
  • 45. SOAL cefixime tidak ada stok, ada permintaan di pelayanan 2000, sebelumnya telah pesan 3000. Lead time 2 bulan, rata-rata penggunaan sebulan 1000, safety stock 2000 capsul, dan periode pengadaan tiap 6 bulan. Berapakah jumlah yang diorder?
  • 46. JAWABAN Qo = 1000 x (2+6)+2000+2000-(0+3000) = 9000 capsul
  • 48. TOR (Turn Over Ratio) TOR = 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑔𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑑 (ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛) 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛) TOR merupakan perputaran modal yg terjadi dalam 1 tahun Indikator: TOR rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual Akan menghambat aliran kas Berpengaruh terhadap keuntungan TOR semakin tinggi, pengelolaan persediaan barang semakin efisien
  • 49. KEAMANAN  Termasuk: pencurian; penyogokan; pemalsuan  Berisiko tinggi menyebabkan kerugian
  • 50. UPAYA EFISIENSI 1. Sistem prioritas, berdasarkan perencanaan dengan metode ABC danVEN 2. Perlu diperhatikan lead time, karena keadaan stock out merupakan inefisiensi. Perlu dilakukan analisis EOQ = Economic Order Quantity 3. Meminimalkan obat kadaluwarsa dan rusak 4. Memperpendek jarak gudang ke pelayanan
  • 51. TUGAS KELOMPOK  BAGI KELAS DALAM KELOMPOK, HASIL DISKUSI LANGSUNG DIKUMPULKAN  TIAP KELOMPOK BERBEDA METODE (BOLEH MENGGUNAKAN METODEYANG BERBEDA DARI SLIDE)  DARI METODE PENGENDALIAN PERSEDIAANYANG ADA, SILAKAN DIANALISIS LEBIH LANJUT BERDASARKAN STUDI LITERATUR (ARTIKEL/JURNAL) : 1. KAPAN METODETERSEBUT DIGUNAKAN? 2. APA KELEBIHAN METODETERSEBUT? 3. APA KEKURANGAN METODETERSEBUT?
  • 52. MATERI TAMBAHAN  MANAJEMEN RISIKO  INDIKATOR MUTU/KPI (Key Performance Indicator)  Berdasarkan Kepmenkes 129 tahun 2008 (standar pelayanan minimal RS)  Berdasarkan Permenkes 72 tahun 2016 (standar pelayanan kefarmasian RS)  Meliputi :  Respon time (racikan, obat jadi)  Medication error  Kepuasan pelanggan  Kesesuaian dengan formularium, dll
  • 53. MANAJEMEN RISIKO Berdasarkan Kepmenkes 129 tahun 2008 (standar pelayanan minimal RS)
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58. MANAJEMEN RISIKO Berdasarkan Permenkes 72 tahun 2016 (standar pelayanan kefarmasian RS)