makalah sejarah indonesia tentang
-jepang kalah dengan sekutu
-perbedaan pendapat dan penculikan
meneladani tokoh proklamasi ir soekarno
meneladani tokoh proklamasi mohammad hatta
meneladani tokoh proklamasi achamd soebarjo
1. Disusun Oleh : KELOMPOK 1
:
YAYASAN RAIHAN MATSUDA
SMK AUTO MATSUDA
KABUPATEN KUNINGAN
Jl.Raya Kutaraja – Maleber No.192 Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan (45575)
Tlp: 02328890079 Website : smk_automatsuda.sch.id E-mail : smk_automatsuda@gmail.co.id
2. KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta
kekuatan dan semangat, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini yang berjudul sejarah
indonesia
”
Dalam penyusun makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat
terselsaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi- tingginya kepada rekan-rekan, guru
bidang study, sarta semua pihak yang membantu penuntasan makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dna kekeliruan dalam penulisan laporan ini. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat
tersusun dengan baik.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna
kesempurnaan penulis makalah di masa yang akan datang.
Kuningan, 2017
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya dengan
pengucapan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno pada tanggal 17
Agustus 1945. Indonesia adalah Negara yang baru lahir sehingga masih rentan dengan
penjajahan bangsa asing maupun pemberontakan bangsa sendiri. Agar kemerdekaan bangsa
Indonesia bisa bertahan, maka diperlukan suatu pemerintahan yang kokoh yang
mencerminkan jiwa, kepribadian bangsa Indonesia.
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Demikian bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Pernyataan itu
merupakan reaksi terhadap kenyataan bahwa selama berabad-abad bangsa Indonesia telah
dijajah oleh bangsa asing, yang terakhir adalah pendudukan tentara Jepang. Selama berabad-
abad itu pula bangsa Indonesia melakukan perlawanan dan perjuangan yang gigih tiada
hentinya, untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Maka dengan proklamasi kemerdekaan yang dinyatakan pada tanggal 17 Agustus 1945,
terbentuklah Negara Indonesia. Metamorfosis bentuk pemerintahan sejak Indonesia merdeka
telah mencapai paripurna yang ditetapkan bentuk Negara dan sistem pemerintahan Indonesia.
Mengacu pada UUD 1945, dapat diketahui bahwa Negara Indonesia adalah Negara kesatuan
yang berbentuk Republik dengan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD 1945. Hal ini sebagaimana tertera dalam UUD 1945 pasal I ayat 1 dan 2.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan Negara Indonesia untuk merdeka?
2. Apa Saja peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang persiapan kemerdekaan indonesia.
2. Mengetahui peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Jepang Kalah Perang Dengan Sekutu
Akhirnya Jepang sudah jatuh sebab dibombardir sekutu pada 14 Agustus 1945. Rakyat
Indonesia sadar bahwa ini sebuah peristiwatum untuk segera bertindak untuk menyebutkan
kemerdekaan. Argumen Jepang tak bertindak lebih dikarenakan sebab peristiwatum di mana
Pemerintah Jepang merasa terbelit terhadap perintah Sekutu untuk mempertahankan keadaan
status quo dan mereka sedang mengalami sesuatu kegoncangan mental seusai mengalami
kalah perang, jadi ingin menghindari adanya sebuahkonflik bersenjata sepanjang kondisinya
tetap dalam batas toleransi mereka. Menurut kenyataan sejarah, Bangsa Indonesia sudah
mengalami Proklamasi.
Semuanya berawal dari serangan Jepang terhadap AS melewati agresi ke Pearl Harbour
yang menjadi kesalahan besar Jepang sebab akhirnya melibatkan AS untuk terjun langsung
ke dalam PD II. Pada awalnya tersedia rencana Operation Olympic yang adalah rencana
untuk agresi ke pulau-pulau mutlak di Jepang. Pada saat itu intelijen AS memperkirakan
Jepang mempunyai kekuatan kurang lebih 7-9 juta tentara. Dengan memperhatikan sifat
tentara Jepang yang bertempur hingga titik darah terbaru, AS menyadari bahwa mereka bakal
bertempur sangat menarik untuk bisa mengakhiri perang di Pasifik, yaitu hingga semua
tentara Jepang binasa, semacam pertempuran di Iwo Jima serta lainnya. Serta itu bakal
memakan waktu yang lama serta kembali menelan korban jiwa yang sangat tak sedikit bagi
AS sendiri.
Mesikipun dampak keterlibatan AS dalam PD II., terjadi peningkatan kegiatan ekonomi
serta riset teknologi serta sebagainya, AS juga mengalami kemenyesalan yang sangat besar,
khususnya dalam korban jiwa. Serta menyangkut faktor ini, AS mempunyai pandangan
bahwa Jepang saat itu mempunyai pasukan yang sangat menakutkan dalam faktor
kemanusiaan, semacam pasukan kamikaze, kekejaman tentara Jepang dalam menyiksa,
tragedi The Rape of Nanking serta sebagainya. Jadi AS berpikiran untuk langsung menyerang
Jepang untuk mengakhiri Perang Pasifik. Sebab argumen itulah akhirnya dicari tutorial untuk
mengakhiri perang Pasifik dengan cara cepat, yang akhirnya menjadi rencana pemboman
Hiroshima serta Nagasaki. In case belum tau aja, saat itu, Hiroshima adalah kota industri
besar yang juga adalah pusat kegiatan divisi kedua tentara Jepang yang bertanggung jawab
atas operasi di selatan Jepang serta pusat komunikasi militer serta supply tentara. Sedangkan
Nagasaki adalah kota pelabuhan tempat dibuatnya kapal-kapal Jepang, tergolong kapal
perang, peralatan serta supplynya. Tanpa ada bom atom pun, kedua kota itu terbukti dalam
rencana agresi AS.
Mesikipun dampak keterlibatan AS dalam PD II., terjadi peningkatan kegiatan ekonomi
serta riset teknologi serta sebagainya, AS juga mengalami kemenyesalan yang sangat besar,
khususnya dalam korban jiwa. Serta menyangkut faktor ini, AS mempunyai pandangan
bahwa Jepang saat itu mempunyai pasukan yang sangat menakutkan dalam faktor
kemanusiaan, semacam pasukan kamikaze, kekejaman tentara Jepang dalam menyiksa,
5. tragedi The Rape of Nanking serta sebagainya. Jadi AS berpikiran untuk langsung menyerang
Jepang untuk mengakhiri Perang Pasifik. Inilah argumen mutlak kenapa AS menjatuhkan
bom atom. Ada analisis politik yang berbicara tidak hanya argumen itu, Truman saat itu juga
mempunyai motivasi untuk menekan Stalin. Tetapi analisa ini tak sempat terbukti dengan
cara nyata.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah terhadap Sekutu. Tentara dan Angkatan
Laut Jepang tetap berkuasa di Indonesia sebab Jepang sudah berjanji bakal mengembalikan
kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh
mendengar berita ini melewati radio BBC. Seusai mendengar desas-desus Jepang bakal
bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Tetapi golongan tua tak ingin terburu-buru. Mereka tak
mengharapkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun diperbuat
dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI
merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka mengharapkan kemerdekaan
atas usaha bangsa kami sendiri, bukan pemberian Jepang. Seusai kekalahan pihak Jepang,
rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah
pertempuran-pertempuran yang memakan korban di tak sedikit daerah. Ketika gerakan untuk
melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris
mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Tentara Inggris
datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas
keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang,
membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, dan memulangkan tentara Jepang
ke negerinya. Tetapi tidak hanya itu tentara Inggris yang datang juga mengangkat misi
mengembalikan Indonesia terhadap administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri
jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng
bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Faktor ini memicu gejolak rakyat
Indonesia dan menimbulkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan
tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
Kaisar Hirohito menyebutkan Jepang kalah perang serta menyerah terhadap pasukan
Sekutu ceo Amerika Serikat. Dengan demikian, beres pula Perang Dunia Kedua seusai
sebelumnya Jerman menyerah kalah terhadap Sekutu. Menurut The History Channel,
pemkabarhuan itu disampaikan Hirohito melewati siaran radio cocok pada tengah hari.
Menurut Hirohito, Jepang terpaksa menyerah seusai musuh memakai senjata baru yang amat
dahsyat, yang menewaskan tak sedikit jiwa. Senjata yang dimaksud Hirohito merupakan bom
atom, yang dijatuhkan pesawat militer AS. Pertama di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945,
serta tiga hari kemudian senjata pemusnah massal itu menghancurkan Kota Nagasaki. Bagi
AS, dua bom atom itu sengaja dijatuhkan seusai Jepang saat itu tak menunjukkan gelagat
untuk menyerah. Pada akhir Juli 1945, AS, Inggris, serta China menjatuhkan ultimatum
terhadap Jepang dengan dua pilihan: menyerah tanpa syarat alias hancur total.
Seusai tragedi di Hiroshima serta Nagasaki, pada 10 Agustus 1945, Jepang menerima
alternatif pertama serta baru diumumkan lima hari kemudian. Pemkabarhuan itu dirayakan
dengan pesta besar di New York, AS, sebagai pertanda usainya Perang Dunia Kedua.
6. Pernyataan menyerah terhadap Pasukan Sekutu baru resmi disampaikan Jepang pada 2
September 1945. Di atas kapal perang USS Missouri, Menteri Luar Negeri Jepang, Mamoru
Shigemitsu, menyebutkan negaranya menyerah serta mengaku kalah tanpa syarat terhadap
Sekutu, yang diwakili Jenderal Richard K. Sutherland dari Angkatan Darat AS.[gs]
B. PERBEDAAN PENDAPAT DAN PENCULIKAN
Peristiwa Rengasdengklok tak bisa dilepaskan dari sejarah perjalanan bangsa ini. Peristiwa
'penculikan' terhadap dua proklamator itu menjadi salah satu momen penting jelang
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, keinginan untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan semakin menggelora di bangsa Indonesia. Namun, saat itu terdapat perbedaan
pendapat yang tajam antara golongan muda dengan golongan tua soal pelaksanaan
proklamasi.
Kaum tua yang dimotori Bung Karno dan Hatta saat itu lebih kepada perhitungan politiknya.
Mereka berpandangan untuk memproklamasikan kemerdekaan diperlukan revolusi yang
terorganisir dengan baik. Karenanya, kerjasama dengan Jepang masih diperlukan agar tidak
terjadi pertumpahan darah.
Soekarno dan Hatta kemudian bermaksud membahas pelaksanaan proklamasi dalam rapat
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebab, dengan demikian pelaksanaan
proklamasi tidak akan menyimpang dari ketentuan Jepang.
Hal itu sontak mendapat penolakan keras dari golongan muda, yang saat itu dimotori Chaerul
Saleh, Sukarni, dan Wikana. Mereka menilai PPKI adalah buatan Jepang, sementara mereka
menginginkan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel-embel negara Sakura itu.
Pertemuan antara golongan muda dengan golongan tua kemudian digelar di kediaman Bung
Karno, Jl Pegangsaan Timur No 56, Jakarta, pada Rabu, 15 Agustus 1945, sekitar pukul
22.00 WIB. Saat itu, terjadi perdebatan 'panas' antara golongan muda dengan Bung Karno
mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Perdebatan panas tersebut dimuat di dalam buku "Lahirnya Republik Indonesia." Jakarta:
Kinta. 1978, karya Ahmad Soebardjo (1978) dan "Samudera Merah Putih 19 September
1945." Jilid 1. Jakarta: Pustaka Jaya. 1984, karya Lasmidjah Hardi.
Dalam perdebatan itu, golongan muda tetap bersikeras pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
harus segera dilakukan, jika perlu saat itu juga. Mereka bahkan mengaku siap melawan
tentara Jepang jika terjadi pertumpahan darah. Namun, Bung Karno saat itu berpandangan
kekuatan para pejuang belum cukup untuk melawan kekuatan bersenjata tentara Jepang.
Setelah tak juga mendapatkan titik temu, Bung Karno akhirnya berunding kepada sejumlah
tokoh dari golongan tua, di antaranya Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri,
7. Djojopranoto, dan Sudiro. Namun, hasil perundingan itu ternyata tak sesuai dengan keinginan
golongan muda.
Saat itu, Hatta mengatakan, hasil keputusan yang didapat tidak menyetujui keinginan
golongan muda. Sebab dinilai kurang perhitungan dan dapat menimbulkan banyak korban
jiwa. Tak terima dengan keputusan itu, golongan muda kemudian 'menculik' Bung Karno dan
Bung Hatta, pada Kamis 16 Agustus 1945 sekitar pukul 04.00 WIB.
Meski kecewa dan marah atas 'penculikan' itu, Bung Karno dan Bung Hatta tetap mengikuti
keinginan para pemuda untuk menghindari adanya keributan. Saat itu, Bung Karno
mengikutsertakan sang istri, Fatmawati dan anaknya, Guntut, yang masih balita.
Keduanya kemudian dibawa ke sebuah rumah milik salah seorang pimpinan PETA, Djiaw
Kie Siong, di sebuah kota kecil di dekat karawang yakni Rengasdengklok. Letak
Rengasdengklok yang terpencil menjadi salah satu alasan para pemuda memilih tempat itu
agar mudah mendeteksi pergerakan tentara Jepang jika menuju tempat itu.
Meski di lokasi itu para pemuda mendesak keduanya untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, dua proklamator itu tak juga tunduk pada keinginan para pemuda itu.
Kemudian, pada siang harinya, perdebatan panas terjadi antara Bung Karno dengan para
pemuda. Bung Karno yang terus ditekan agar segera memproklamasikan kemerdekaan
berkukuh akan melakukan hal itu pada 17 Agustus 1945.
Sejumlah alasan disampaikan oleh Bung Karno soal pemilihan 17 Agustus 1945. Sementara
itu, kesepakatan terjadi di Jakarta antara golongan tua yang diwakili Ahmad Soebardjo
dengan golongan muda yang diwakili Wikana. Saat itu keduanya sepakat proklamasi
kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta.
Berbekal kesepakatan itu, Bung Karno dan Bung Hatta kemudian dijemput Ahmad Soebardjo
untuk kembali ke Jakarta. Saat itu, Ahmad Soebardjo menjanjikan kepada para pemuda yang
berada di Rengasdengklok bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan
pada 17 Agustus 1945 p[aling lambat pukul 12.00 WIB.
Atas jaminan itu, kedua proklamator itu kemudian diizinkan kembali ke Jakarta. Singkat
cerita, proklamasi kemerdekaan Indonesia akhirnya diproklamirkan Bung Karno dengan
didampingi Hatta pada Jumat 17 Agustus 1945.
8. C. MeneladaniPerjuanganTokohProklamasi"IR.Soekarno"
PERAN IR SOEKARNO YANG BERSEJARAH
1945, Agustus
Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada hari
Jumat, 17 Agustus, pukul 10 pagi di Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi), Jakarta.
Kabinet pertama RI dibentuk hanya dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan. Ahmad
Soebardjo menjadi Menteri Luar Negeri pertama RI. Tanggal 19 Agustus menjadi hari
berdirinya Kementerian Luar Negeri RI.
1945, September
Lapangan Gambir (kini Lapangan Monas) menjadi ajang ribuan rakyat Indonesia
mendengarkan pidato Presiden Soekarno menyambut Proklamasi Kemerdekaan RI.
1946, April
Indonesia mengirimkan misi diplomatik pertamanya ke Belanda untuk berunding dengan
pihak Sekutu dan Belanda.
1946, Agustus
Diplomasi bantuan beras Indonesia untuk rakyat India yang sedang dilanda bencana
kelaparan. Pemerintah India membalas dengan mengirimkan obat-obatan, pakaian, dan mesin
yang dibutuhkan Indonesia.
1947
"Indonesia Office" atau Kantor Urusan Indonesia didirikan di Singapura, Bangkok, dan New
Delhi untuk menjadi perwakilan resmi Pemerintah RI, sekaligus menembus blokade ekonomi
Belanda terhadap Indonesia.
Radio "Voice of Free Indonesia" disiarkan untuk pertama kalinya dari Yogyakarta.
1947, Maret
Indonesia dan Belanda menandatangani Perjanjian Linggarjati, dimana pihak Belanda
mengakui kedaulatan RI hanya sebatas Jawa, Sumatra, dan Madura.
Pemerintah Mesir yang diwakili oleh Abdul Mounem menyampaikan pengakuan resminya
terhadap kemerdekaan Indonesia.
1948, Desember
Belanda menggelar agresi militer untuk kedua kalinya terhadap Indonesia. Presiden
Soekarno, Wapres Moh. Hatta dan Menteri Luar Negeri Agus Salim ditangkap Belanda di
ibukota Yogyakarta dan kemudian diasingkan ke Pulau Bangka, Sumatra.
Sidang Kabinet Darurat RI kemudian menunjuk Menteri Kemakmuran Sjafruddin
9. Prawiranegara agar membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). A.A.
Maramis yang saat itu sedang berada di New Delhi menjadi Menteri Luar Negeri PDRI.
1949, Januari
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar Belanda dan Indonesia segera
menghentikan segala aktifitas militer. Belanda diminta DK PBB untuk segera melepaskan
semua tahanan politik yang ditahan sejak awal Agresi Militer II.
Untuk membantu Indonesia yang sedang diserang Belanda, India dengan dukungan Birma
menyelenggarakan Konferensi Asia mengenai Indonesia di New Delhi. Konferensi dipimpin
langsung oleh PM India Jawaharlal Nehru. Semua delegasi yang hadir saat itu, mulai dari
negara-negara Asia hingga Australia dan Selandia Baru dari Pasifik, mengutuk Agresi Militer
II Belanda.
Pemerintah Birma (kini Myanmar) memberikan dukungan bagi perjuangan Indonesia
melawan Belanda dengan mengizinkan pesawat "Indonesian Airways" Dakota RI-001
Seulawah untuk beroperasi di Birma. Pesawat Seulawah adalah hadiah dari rakyat Aceh
kepada Presiden Soekarno.
Selain itu, Birma juga memberikan bantuan peralatan radio yang memungkinkan Indonesia
membangun jaringan komunikasi radio antara pusat pemerintahan RI di Jawa - PDRI di
Sumatera - Perwakilan RI di Rangoon - Perutusan RI untuk PBB di New York.
1947, Oktober
Kedatangan Komisi Tiga Negara (Committee of Good Offices) ke Indonesia, mengemban
mandat Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi sengketa Indonesia - Belanda. Para anggota
Komisi adalah Hakim Richard C. Kirby (Australia), mantan Perdana Menteri Paul van
Zeeland (Belgia), dan Rektor University of North Carolina Dr. Frank B. Graham (AS).
1948
Mufti Agung Haji Amin El Husni berkunjung ke Indonesia untuk menyampaikan dukungan
dan simpati rakyat Palestina atas perjuangan kemerdekaan Indonesia.
1948, Januari
Perjanjian gencatan senjata Indonesia-Belanda ditandatangani di atas kapal USS Renville.
Mewakili pihak Indonesia adalah Perdana Menteri Amir Sjarifuddin. Perjanjian Renville
merupakan hasil kerja Komisi Tiga Negara (KTN).
1948, September
Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri RI Mohammad Hatta menyampaikan prinsip-
prinsip kebijakan luar negeri RI yang bebas dan aktif di hadapan Sidang Badan Pekerja
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
1948
Untuk menembus blokade ekonomi Belanda, Menteri Kemakmuran RI Dr. A.K. Gani
10. berangkat dalam sebuah misi diplomatik ke Kuba untuk mengembangkan hubungan
perdagangan dengan negara-negara Amerika Latin. Pada tahun yang sama, Indonesia
menandatangani kontrak dagang dengan pengusaha AS dan membina hubungan dengan Bank
Dunia.
1949, Juli
Konferensi Inter-Indonesia diselenggarakan diantara "negara-negara federal" di Hindia
Belanda, seperti: Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar.
Dalam Konferensi tersebut, negara-negara tersebut mendukung penyerahan tanpa syarat
kedaulatan mereka kepada Republik Indonesia.
1949, Desember
Persetujuan Meja Bundar ditandatangani di Den Haag, mengakhiri konflik diantara Indonesia
dan Belanda.
Pada hari yang sama (27 Desember 1949), Wakil Kerajaan Belanda menyerahkan kekuasaan
formal kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta, yang diwakili oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Penjabat Perdana Menteri RIS.
Presiden RIS Soekarno kemudian membentuk kabinet pertamanya. Perdana Menteri
merangkap Menteri Luar Negeri RIS adalah Mohammad Hatta.
Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama yang membuka perwakilan diplomatik di
Jakarta setelah penyerahan kedaulatan Belanda kepada RIS, hanya tiga hari setelah
Konperensi Meja Bundar di Den Haag. Merle Cochran menjadi Duta Besar pertama AS
untuk Indonesia. Langkah AS itu kemudian segera disusul oleh Inggris, Belanda, dan China.
Masa Awal Kiprah Diplomasi Indonesia
1950
Dalam kunjungan ke Pakistan, Presiden Soekarno bertemu dan menyampaikan penghargaan
kepada para prajurit Pakistan yang berjuang di pihak Indonesia di masa revolusi melawan
Belanda.
1950, Agustus
Indonesia kembali dipulihkan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1950, September
Indonesia secara resmi diterima menjadi anggota ke-60 Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB).
1950, Desember
Perundingan antara Indonesia dan Belanda mengenai masalah Irian Barat. Delegasi RI
dipimpin oleh Mohammad Roem. Dalam perundingan tersebut, Belanda menolak
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
11. 1955
PM Republik Rakyat China Chou En-Lai dan Menlu RI Soenario menandatangani Perjanjian
Dua Kewarganegaraan di Jakarta. PM Chou En-Lai berada di Indonesia dalam rangka
menghadiri Konferensi Asia-Afrika.
1955, April
Konferensi Asia-Afrika (KAA) diselenggarakan di Bandung, tanggal 18 - 24 April. Sebanyak
29 negara dari kedua benua menghadiri Konferensi tersebut, termasuk 5 negara penggagas
KAA Burma, India, Indonesia, Pakistan, dan Sri Lanka. KAA merupakan konferensi pertama
yang diadakan oleh negara-negara bekas jajahan di Asia dan Afrika setelah Perang Dunia II.
KAA 1955 menandai kebangkitan bangsa-bangsa terjajah, dengan disepakatinya Dasa Sila
Bandung yang menegaskan hubungan antarbangsa berdasarkan asas kemerdekaan dan
keadilan.
Dalam pidato tersebut, Presiden Soekarno menyerukan "Kekuatan Dunia Baru" (New
Emerging Forces, NEFOS) untuk bangkit menuju tatanan dunia yang lebih adil dan
seimbang, melampaui dominasi negara-negara besar di dunia yang secara ideologis terbagi ke
dalam Blok Barat dan Blok Timur.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia bertemu dengan para kepala pemerintahan Ghana,
India, Mesir, dan Yugoslavia guna mempersiapkan penyelenggaraan Konferensi Tingkat
Tinggi Gerakan Non-Blok I di Beograd, Yugoslavia pada tahun 1961.
1961
KTT Gerakan Non-Blok I diselenggarakan di Beograd, Yugoslavia. Presiden Soekarno dan
Perdana Menteri Nehru dari India diutus oleh forum untuk menyampaikan hasil-hasil KTT
GNB I, masing-masing ke Washington dan ke Moskow.
KTT GNB 1961 dan Konferensi Asia-Afrika 1955 mengukuhkan peranan historis RI dalam
membangun suatu tatanan dunia baru untuk negara-negara berkembang berdasarkan prinsip
kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan.
1961, Desember
Presiden Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang menyerukan kepada
rakyat Indonesia untuk membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda. Komando
Mandala dibentuk di Makassar untuk mengatur perjuangan bersenjata membebaskan Irian
Barat.
1962, Agustus
Perjanjian New York ditandatangani oleh pihak Indonesia dan Belanda. Menurut isi
perjanjian, Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Pemerintahan Sementara PBB (UN
Temporary Executive Administration, UNTEA).
12. 1956
Indonesia untuk pertama kalinya mengirimkan pasukan Kontingen Garuda dalam misi
penjaga perdamaian PBB di Gurun Sinai, Timur Tengah.
1956, Mei
Presiden Soekarno menandatangani Undang-Undang No. 13 Tahun 1956 mengenai
pembatalan sepihak Uni Indonesia - Belanda, karena sikap tidak bersahabat Belanda dan
penolakannya untuk menyerahkan kembali Irian Barat kepada Indonesia.
Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno berkeliling ke negara-negara AS, China, Uni
Soviet, dan Yugoslavia untuk mendapatkan dukungan bagi perjuangan merebut kembali Irian
Barat.
1958, Januari
Indonesia dan Jepang menandatangani Perjanjian Perdamaian di Jakarta. Penandatanganan
dari pihak Indonesia adalah Dr. Subandrio.
1959
Laili Roesad dilantik menjadi Duta Besar RI untuk Belgia dan Luksemburg. Beliau adalah
duta besar perempuan pertama Indonesia.
1960, Agustus
Pada tanggal 17 Agustus, Indonesia menyatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan
Belanda dan melakukan persiapan militer untuk membebaskan Irian Barat. Untuk
menindaklanjuti hal tersebut, berbagai misi untuk mendapatkan bantuan persenjataan
dikirimkan antara lain ke China, Uni Soviet, dan Yugoslavia.
1960, September
Presiden Soekarno di hadapan Sidang Majelis Umum PBB ke-15 menyampaikan pidatonya
yang berjudul "Membangun Dunia Baru" (To Build the World Anew).
1963, Mei
UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Untuk memperingati perjuangan
pembebasan Irian Barat, sebuah Tugu Peringatan didirikan di Lapangan Banteng pada
tanggal 18 Agustus.
1963, September
Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia, menyusul pembentukan
Federasi Malaysia yang mencakup daerah-daerah bekas jajahan Inggris di Kalimantan Utara.
Presiden Soekarno menyerukan "konfrontasi fisik" dengan Malaysia, yang menyebabkan
banyak terjadinya insiden bersenjata antara tenaga sukarelawan Indonesia dengan tentara
13. Malaysia yang dibantu Inggris, Australia, dan Selandia Baru di sepanjang daerah perbatasan
di utara Kalimantan.o.id
HAL-HAL YANG DAPAT DITELADANI DARI IR. SOEKARNO
Selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
Pada saat proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Soekarno dan tokoh
kemerdekaan Indonesia lainnya mengadakan musyawarah untuk mencapai mufakat demi
keutuhan bangsa dan negara Indonesia yang baru berdiri.
Meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi.
Meskipun masing-masing tokoh memiliki pendapat yang berbeda-beda namun akhirnya
Soekarno dan tokoh bangsa lainnya dapat menghasilkan keputusan bersama yang diterima &
dilaksanakan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.
Memiliki semangat kekeluargaan dan kebersamaan.
Soekarno dan tokoh bangsa lainnya memiliki semangat kekeluargaan dan kebersamaan yang
merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan dan menegakkan kedaulatan rakyat.
Berani dan rela berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara.
Soekarno terkenal sebagai orator yang ulung. Pidato-pidato mampu membangkitkan
semangat rakyat untuk berjuang merebut kemerdekaan. Dengan tuduhan menghasut rakyat
untuk memberontak, pada akhir Desember 1929 Soekarno ditangkap dan dijatuhi hukuman
penjara.
Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
Perumusan dasar negara Indonesia merupakan hasil kerja keras yang melibatkan banyak
tokoh diantaranya Soekarno. Beliau berjuang keras tanpa kenal menyerah dengan tulus
ikhlas, tanpa pamrih dan penuh semangat untuk merumuskan dasar Negara.
KESIMPULAN YANG DAPAT KITA JADIKAN PELAJARAN DARI IR. SOEKARNO
· Tidak melakukan Korupsi atau segala sesuatu yang dapat menghancurkan Kita.
· Apabila Kita ingin memimpin orang lain, pimpin dahulu diri Kita sehingga orang lain yang
Kita pimpin-pun akan segan, terbukti dengan Kepemimpinan Soekarno yang tidak
mengambil uang rakyat berakibat pada orang-orang yang dipimpinnya-pun tidak sampai hati
untuk melakukan hal itu.
· Menjadi Pemimpin yang terbuka, tidak hanya untuk golongannya tapi untuk semua kalangan
yang dipimpin, terbukti dengan Keinginan Soekarno yang ingin Istana Negara bukan hanya
menjadi tempat bagi para mandataris rakyat, tapi juga terbuka untuk setiap orang yang ingin
masuk dan belajar di sana, tidak seperti kondisi sekarang yang penjagaan sangat ketat
sehingga cenderung orang-orang istana saja yang bisa masuk ke sana.
· Menjadi pemimpin yang jika berbicara tidak hanya mampu dimengerti oleh orang-orang
yang berpendidikan, tapi bisa menyesuaikan dengan siapa yang diajak bicara.
· Pemimpin harus memerdulikan ‘orang kecil’. Hakikat pemimpin adalah orang yang dipilih
rakyat (mandataris rakyat), sehingga harus memerdulikan rakyat yang dipimpinnya.
· Jangan pernah menyerah dalam memerjuangkan kebenaran dan untuk kepentingan
masyarakat banyak.
14. · Jangan terlalu menikmati (terlena) dengan jabatan yang Kita pegang sekarang seolah tidak
ingin turun, walaupun Kita telah menorehkan prestasi yang membanggakan, Kita harus sadar
bahwa jabatan itu harus berganti, jika tidak, maka akan terjadi hal-hal yang negatif.
· Pemimpin harus gigih dalam memerjuangkan kebenaran walaupun risikonya sangat besar.
· Pemimpin yang tegas dan berani, adalah pemimpin yang dapat selalu mempertahankan
integritasnya, sekalipun ‘penjara’ rintangannya.
· Apabila seorang pemimpin ingin dan bermaksud memperjuangkan kepentingan ‘rakyat’ yang
dipimpinnya, maka Pemimpin tersebut harus sebisa mungkin berjumpa dengan ‘rakyat’nya,
karena dengan itu, maka akan tampak bukan hanya sekadar janji-janji yang terlontar, namun
ada usaha untuk menjadikan itu nyata.
D. Meneladani Perjuangan Tokoh Proklamasi Mohammad Hatta
Siapa yang tak kenal dengan wakil presiden Negara kita ini? Mohamad Hatta atau
akrab dipanggil Moh.Hatta merupakan tokoh proklamator yang sangat berperan penting
terhadap Negara tercinta kita ini. Bung Hatta adalah nama salah seorang dari beribu pahlawan
yang pernah memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Sosok Bung Hatta
telah menjadi begitu dekat dengan hati rakyat Indonesia karena perjuangan dan sifatnya yang
begitu merakyat. Besarnya peran beliau dalam perjuangan negeri ini sehingga ia disebut
sebagai salah seorang “The Founding Father’s of Indonesia”.Berbagai tulisan dan kisah
perjuangan Muhammad Hatta telah ditulis dan dibukukan, mulai dari masa kecil, remaja,
dewasa dan perjuangan beliau untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Sangat besar jasa
beliau yang telah diperjuangkan demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Ide-ide dan
pemikirannya yang gemilang banyak berkontribusi pada NKRI,sehingga kita dapat menjadi
bangsa yang besar seperti saat ini. Terbukti saat proklamasi kemerdekaan,Drs.Moh Hatta
dianggap sebagai pemimpin utama bangsa selain Bung Karno. Berkat beliau,perselisihan
pendapat antara golongan tua dan golongan muda dapat tercapai kesepakatan. Beliau
berdialog dengan golongan muda tentang bagaimana tentang cara memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia Selain itu, Bung Hatta adalah salah seorang perumus naskah
Proklamasi. Bersama Bung Karno, Bung Hatta bertindak sebagai proklamator kemerdekaan
Indonesia. Selain menandatangani naskah Proklamasi, beliau mendampingi Bung Karno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Bung Hatta juga sangat berjasa atas perubahan
beberapa kata dalam Piagam Jakarta. Sebagai pemimpin bangsa beliau menerima aspirasi
seluruh rakyat Indonesia. Beliau memikirkan keutuhan seluruh bangsa Indonesia.
Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab
disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap
disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga
dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor
koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di Indonesia.Kiprahnya di bidang politik
dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun
1916. Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri
berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan
kiprahnya terjun di dunia politik. Sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam,
15. Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda,
Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi
perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan
kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan
Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah
nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti
karir di jenjang politiknya sebagai bendahara pada tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun
1925. Saat terpilih menjadi ketua PI, Hatta mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul
"Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan".Dalam pidatonya, ia mencoba
menganalisa struktur ekonomi dunia yang ada pada saat itu berdasarkan landasan kebijakan
non-kooperatif. Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua PI sampai tahun 1930 dengan
perkembangan yang sangat signifikan dibuktikan dengan berkembangnya jalan pikiran politik
rakyat Indonesia.Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi
Internasional untuk perdamaian di Berville, Perancis, pada tahun 1926. Ia mulai
memperkenalkan nama Indonesia dan sejak saat itu nama Indonesia dikenal di kalangan
organisasi-organisasi internasional. Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga
Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan berkenalan dengan aktivis
nasionalis India, Jawaharhal Nehru.Aktivitas politik Hatta pada organisasi ini menyebabkan
dirinya ditangkap tentara Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo,
dan Abdul madjid Djojodiningrat sebelum akhirnya dibebaskan setelah ia berpidato dengan
pidato pembelaan berjudul: Indonesia Free. Selanjutnya pada tahun 1932, Hatta kembali ke
Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia dengan adanya pelatihan-
pelatihan.Pada tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi
keras oleh Hatta. Ia mulai menulis mengenai pengasingan Soekarno pada berbagai media.
Akibat aksi Hatta inilah pemerintah kolonial Belanda mulai memusatkan perhatian pada
Partai Pendidikan Nasional Indonesia dan menangkap pimpinan para pimpinan partai yang
selanjutnya diasingkan ke Digul, Papua. Pada masa pengasingan di Digul, Hatta aktif menulis
di berbagai ssurat kabar. Ia juga rajin membaca buku yang ia bawa dari Jakarta untuk
kemudian diajarkan kepada teman-temannya. Selanjutnya, pada tahun 1935 saat
pemerintahan kolonial Belanda berganti, Hatta dan Sjahrir dipindahlokasikan ke Bandaneira.
Di sanalah, Hatta dan Sjahrir mulai memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam
bidang sejarah, politik, dan lainnya.Setelah delapan tahun diasingkan, Hatta dan Sjahrir
dibawa kembali ke Sukabumi pada tahun 1942. Selang satu bulan, pemerintah kolonial
Belanda menyerah pada Jepang. Pada saat itulah Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.Pada
awal Agustus 1945, nama Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan Soekarno sebagai
Ketua dan Hatta sebagai Wakil Ketua.Pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pagesangan
Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945
Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai Wakil
Presiden.Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan
ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan. Dia juga masih aktif menulis berbagai
macam karangan dan membimbing gerakan koperasi sesuai apa yang dicita-citakannya.
16. Tanggal 12 Juli 1951, Hatta mengucapkan pidato di radio mengenai hari jadi Koperasi dan
selang hari lima hari kemudian dia diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia.Dengan Latar
belakang pendidikan ekonomi, disertai tekad untuk menolong rakyat yang menderita, beliau
selalu menganjurkan agar masyarakat menjadi anggota koperasi.Bung Hatta menginginkan
agar koperasi menjadi wadah ekonomi yang dapat menolong masyarakat dari kemelaratan
dan keterbelakangan. Banyak jasa bung hatta dalam perkembangan koperasi di Indonesia.
Hal ini jelas dari gagasan Bung Hatta agar kekuatan-kekuatan ekonomi ada ditangan rakyat.
Agar kekuatan ekonomi dikuasai oleh rakyat banyak dan bukan dikuasai oleh perusahaan,
koperasi adalah satu-satunya wadah. Untuk tujuan itu, Bung Hatta bersama dengan tokoh
lainnya ikut aktif merintis Dewan Koperasi Indonesia (DKI), Gerakan Koperasi Indonesia
(GKI), dan Kesatuan Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI).Konsep pemikiran Bung Hatta
banyak diterima pada kongres koperasi I di Tasikmalaya dan Kongres Koperasi II. Beliau
juga member gagasan pendirian Sekolah Menengah Ekonomi Jurusan Koperasi dan bahkan
pendidikan tinggi koperasi. Walaupun Bung Hatta telah meninggalkan kita pada tanggal 14
maret 1980, namun beliau tidak pernah dapat dilupakan sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Peran Moh. Hatta
1. Mendirikan perhimpunan Indonesia (IP)
2. Menjadi pemimpin Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
3. Menjadi anggota Panitia Sembilan dalam merumuskan Piagam Jakarta
4. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
5. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,
Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949
6. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia
7. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden pertama
Republik Indonesia.
KeteladananSosok Moh.Hatta
Setelah mengerti dan memahami jasa-jasa yang telah dilakukan oleh Bung Hatta
terhadap Indonesia,kita juga harus dapat memetik dan mencontoh pribadi baiknya. Berikut
sedikit kisah hidup yang sedikit banyak dapat kita jadikan inspirasi dan motivasi dalam
kehidupan :
1. Sederhana dan baik hati
“Pada tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek sepatu yang bermutu tinggi dan tidak
murah. Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI, berminat pada sepatu itu. Ia kemudian
menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu berusaha menabung agar
bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah
mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu
kerabat dan handai taulan yang datang untuk meminta pertolongan.Hingga akhir hayatnya,
sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah
mencukupi. Yang sangat mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga
17. Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta.
Padahal, jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sangatlah mudah bagi beliau untuk
memperoleh sepatu Bally. Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha
yang menjadi kenalan Bung Hatta. Namun, di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak
mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain.Bung Hatta memilih jalan
sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada
kepentingannya sendiri.”
2. Jujur dan Rendah hati
Ketika Bung Hatta ingin menunaikan ibadah haji di tanah suci, beliau berangkat dengan
menggunakan biaya sendiri. Padahal waktu itu Bung Karno telah menawari untuk berangkat
menggunakan pesawat terbang yang biayanya ditanggung negara. Tapi, Bung Hatta menolaknya
dan lebih memilih untuk naik haji menggunakana biaya sendiri sebagai rakyat biasa. Hebat
bukan?
3. Mendahulukan kepentingan Negara
Ibu Rahmi, istri Bung Hatta menabung sedikit demi sedikit untuk membeli mesin jahit. Ketika
tabungannya sudah cukup, Ibu Rahmi pun berencana untuk membeli mesin jahit impiannya. Tapi,
kemudian Ibu Rahmi sedih karena tidak jadi membeli mesin jahit tersebut. Kenapa? Sewaktu Ibu
Rahmi akan membeli mesin jahit ternyata ada berita bahwa ada penurunan nilai mata uang dari
100 rupiah menjadi 1 rupiah. Meskipun Bung Hatta tahu hal itu, beliau tidak mau menceritakan
kepada Ibu Rahmi karena hal tersebut merupakan suatu rahasia negara.
itulah keteladanan Bung Hatta, apalagi di tengah carut-marut zaman ini. Bung Hatta
meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari
meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum
mampu, harus berdisiplin dengan tidak berutang atau bergantung pada orang lain.Seandainya
bangsa Indonesia dapat meneladani karakter mulia proklamator kemerdekaan ini, seandainya
para pemimpin tidak maling, tidak mungkin bangsa dengan sumber alam yang melimpah ini
menjadi bangsa terbelakang, melarat, dan nista karena tradisi berutang dan meminta sedekah
dari orang asing.
E. Meneladani PerjuanganTokohProklamasi"AchmadSoebarjo"
Achmad Soebardjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan Pahlawan
Nasional Indonesia. Ia juga Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Semasa remaja
Subarjo sekolah di Hogere Burger School, Jakarta (Setara dengan Sekolah Menengah Atas)
pada tahun 1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda
dan memperoleh ijazah Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Sarjana Hukum) di
bidang undang-undang pada tahun 1933. Dalam bidang pendidikan, Sebardjo merupakan
profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas
Kesusasteraan, Universitas Indonesia.
Achmad Soebardjo lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, tanggal 23 Maret
1896. Ayahnya bernama Teuku Muhammad Yusuf, masih keturunan bangsawan Aceh dari
Pidie. Ibu Ahmad Soebardjo bernama Wardinah. Ia keturunan Jawa-Bugis, dan anak dari
Camat di Telukagung, Cirebon.
18. Ketika menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia melalui organisasi kepemudaan seperti Jong Jawa dan Persatuan Mahasiswa
Indonesia di Belanda. Ahmad Subarjo juga pernah menjadi utusan Indonesia bersama dengan
Mohmmad Hatta pada konferensi antarbangsa "Liga Menentang Imperialisme dan
Penindasan Penjajah" yang pertama di Brussels dan kemudiannya di Jerman. Pada
persidangan pertama itu juga ia bertemu Jawaharlal Nehru dan pemimpin-pemimpin
nasionalis yang terkenal dari Asia dan Afrika. Sewaktu kembalinya ke Indonesia, ia aktif
menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Karir Ahmad Subarjo terus naik ketika dilantik menjadi Menteri Luar Negeri tanggal
17 Agustus 1945, sekaligus sebagai menteri luar negeri pertama. Kabinet saat itu bernama
Kabinet Presidensial, kemudian menjabat Menteri Luar Negeri sekali lagi pada tahun 1951 -
1952. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland antara tahun-
tahun 1957 - 1961.
Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah
Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, akibat flu yang menimbulkan komplikasi. Ia dimakamkan
di rumah peristirahatnya di Cipayung, Bogor. Pemerintah mengangkat almarhum sebagai
Pahlawan Nasional pada tahun 2009.
Peranan Ahmad Subarjo dalam kemerdekaan Republik Indonesia
1. Berjuang melawan penjajah dengan sikap anti penjajahnya
2. Berani baertanggung jawab dan mempertaruhkan nyawanya demi kelangsungan
kemerdekaan Republik Indonesia dalam peristiwa rengasdengklok
3. Membantu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta merumuskan dasar negara.
4. Membantu urusan pemerintahan dalam kemerdekaan RI
5. Membantu menyelesaikan konflik antara golongan tua dan muda dalam kelangsungan
Kemerdekaan
6. Mengisi pemerintahan sebagai menteri pada kabinet Ir. Soekarno
Hal yang dapat diteladani :
1. Tanggung jawab
2. Adil dan Bijaksana
3. Semangat Patriotisme/Nasionalisme yang tinggi
4, Rela menolong tanpa pamrih
5. Orang yang sederhana dan tidak sombong
6. Cinta terhadap Tanah Air Indonesia