1. Tugas Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Sayur
Makalah Budidaya Tanaman Bayam
Disusun oleh:
1. Agni (H07110 )
2. Kartika Dewi M. (H0711051)
3. Putri
4. M. Rusydi Ramli (H07110
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
2. A. PENDAHULUAN
Dalam rangka menghadapi kecukupan pangan bergizi pada masa
mendatang, tidak terlepas dari peranan produksi tanaman sayuran.
Komoditas sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan
untuk kesehatan tubuh manusia dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri. Tanaman bayam merupakan jenis sayuran daun yang
sudah lama dikenal oleh banyak kalangan dan salah satu sumber bahan
makanan yang bergizi tinggi dn harganya dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah
Amaranthus. Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik, tanaman
ini semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Selanjutnya tanaman bayam
dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, vitamin dan mineral.
Tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas
perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia. Mulai saat itu
telah dilakukan penanaman bayam oleh masyarakat baik untuk perdagangan
maupun konsumsi sendiri. Masyarakat didesa pada umumnya menanam
bayam dipekarangan untuk memenuhi konsumsi keluarga.
Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273
hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar).
Propinsi lainnya berada pada kisaran luas panen antara 13.0 – 2.376 hektar.
Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981 hektar atau
menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang
dibudidayakan dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional
sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar. Sayuran bayam
memiliki peluang yang sangatlah besar melihat akan kesadaran masyarakat
akan pentingnya memakan sayuran, maka budidaya penanaman bayam
secara konvensional menggunakan kultur teknik yang tepat suhingga
kebutuhan akan sayuran bayam dapat terpenuhi dengan baik.
3. B. PEMBAHASAN
1. Penggolongan Bayam
Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam
sekitar 800 spesies bayam. Kenyataan di lapangan, penggolongan jenis
bayam dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya.
Bayam liar dikenal 2 jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam
berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar adalah batangnya
berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).
Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:
a) Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.).
Ciri – ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-
merahan atau hijau keputih-putihan, dan memilki bunga yang keluar
dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut
bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
b) Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri-
ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar-lebar, yang dibedakan atas
2 spesies yaitu: 1) A. hybridus caudatus L. Ciri-cirinya adalah
memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau
kemerah-merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam
rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang. 2) A. hibridus
paniculatus L., memiliki ciri-ciri mempunyai dasar daun yang lebar
sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara
teratur dan besar – besar pada ketiak daun.
Varietas bayam unggul yang dikenal dan sudah dibudidayakan di
Indonesia ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi,
Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam
cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.
4. 2. Kultur Teknik Bayam (Teknik Budidaya)
a. Tahap Persiapan
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, dimana saja, baik
didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling baik
pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-
36o
C dan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam terbaik pada awal
musim kemarau karena bayam tidak dapat tumbuh dengan baik
ketika curah hujan terlalu tinggi
Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan
benih harus cukup tua (±3 bulan). Proses persiapan lahan yakni
dilakukan pencangkulan sedalam 20-30 cm supaya gembur.
Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke
Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya
100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar
bedengan 30 cm untuk digunakan sebagai saluran irigasi lahan.
Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk
dasar (pupuk kandang kotoran sapi atau kotoran ayam) dengan dosis
20.000 kg/ha.
Koresponden petani menggunakan pupuk kandang pada awal
penanaman yang digunakan untuk menyuburkan tanah. Pemupukan
dilakukan ketika pencangkulan ketika pembuatan bedengan dan
untuk menggemburkan tanah dan kemudian dilakukan pengairan.
Lahan yang telah siap kemudian dibiarkan selama 2-3 hari.
b. Tahap Penanaman
Penanaman dalam budidaya bayam dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu:
1) Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan
pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata
di atas bedengan.
2) Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian
ditutup dengan lapisan tanah. biji yang sudah disebar, harus
5. ditutup dengan tanah halus atau pupuk kandang yang sudah
matang. lebih baik lagi bila ditutup dengan lapisan jerami.
Biasanya setelah 3-5 hari setelah benih disebar maka akan
berkecambah. Setelah biji mulai tumbuh, penutup tanah harus
dibuka.
3) Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan
dipelihara selama ± 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke
bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam
petik. Keperluan benih 1,5 ons untuk 2 bedeng.
Tahap penanaman yang dilakukan oleh koreponden dilakukan
pada pagi hari. Penanaman dilakukan secara langsung pada
bedengan, jumlah bedengan bayam adalah 4 bedeng, sehingga petani
membutuhkan benih ± 3 ons.
c. Tahap Pemeliharaan
Tanaman bayam memerlukan air 4 mm tau 4 liter tiap m2
sehari
pada saat tanaman masih mudah sanpai minggu pertama, tetapi
tanaman menjelang dewasa tanaman ini memerlukan air sekitar 8
mm atau 8 liter/m2
setiap hari. Penyiraman yang dilakukan petani
menggunakan cara percikan langsung yang berasal dari saluran
irigasi, tujuan dari proses ini adalah agar tidak terjadi kelebihan air.
jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam di antaranya
ulat daun dan belalang. Kalau terpaksa harus menggunakan
insektisida, gunakan jenis insektisida yang aman dan mudah terurai
seperti insektisida biologi, atau insektisida nabati. Sedangkan
penyakit biasanya kurang merugikan tanaman bayam khususnya
apabila kondisi lingkungan sekitar pertananaman terpelihara seperti
drainase baik, cahaya matahari maksimum dan pemupukan tidak
terlalu banyak. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah
kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp).
Petani pada umumnya menanam di awal musim kemarau, karena
6. ketika musim hujan curah hujan terlalu tinggi sehingga membuat
daun-daun menjadi pecah, dan tidak laku dipasaran.
d. Panen dan Pasca Panen
Bayam cabut biasanya dipanen dengan kriteria tingginya sudah
mencapai kira-kira 20 cm, yaitu pada umur antara 3 sampai 4
minggu setelah tanaman tumbuh. Tanaman inti dapat di cabut
dengan akarnya atau dengan cara memotong bagian pangkal rata-rata
2 cm di atas permukaan tanah. sedangkan untuk bayam petik
biasanya mulai dapat di panen pada umur antara satu sampai
setengah bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
Tanaman bayam yang terpelihara dengan baik dapat berproduksi
mencapai 5 samapai 10 ton/ha.
Responden petani biasanya langsung menjual bayam yang
dipetik langsung di dekat sawahnya, karena pembeli langsung datang
ke petani bayam tersebut. Bayam dari tangan petani biasannya
dihargai Rp. 600-1000,- per ikat.
3. Analisis Biaya
Agni, tambah analisis biaya yha kalo bisa,,, yang diatas itu juga
boleh diedit dan ditambah lg…. kalo analisis biayannya gak bisa dihapus
aja…
C. PENUTUP
SUMBER ACUAN