MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
2. Judul Makalah :
SANG AKTOR DAN SANG
EMANSIPATOR YANG
PROFESIONAL
2012 / 2013
Dibuat sebagai persyaratan
seleksi guru berprestasi
Kota Banjarmasin tahun 2013
3. BIOGRAFI SAYA
•Nama : Nurjaya, S. Pd
•Tempat/tanggal lahir : Banyuwangi, 16 Januari 1968
•Agama : Islam
•Jenis kelamin : Pria
•Suku : Jawa
•Status Perkawinan : Sudah menikah
•Pekerjaan : Guru SD Islam Sabilal Muhtadin
• Jabatan pekerjaan : Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan
•Penghasilan per bulan : Alhamdulillah
•Riwayat pendidikan :
Lulus SD Negeri Sumberjati I, Silo, Jember, Jawa Timur, tahun
1980
Lulus SMP Negeri I Kalisat, Jember, Jawa Timur, tahun 1983
Lulus SPG Negeri Jember, Jawa Timur, tahun 1986
IKIP PGRI Jember masuk 1991, Lulus 1994
4. •Riwayat organisasi :
Aktfis Kampus Ketua I Bidang dakwah FORSIS (Forum
Studi Islam) Jember Tahun 1991-1993
Wakil Komandan SATGANA PMI Kal-Sel
Ketua RW 09 Komplek AMD Permai tahun 2008 – 2011
• Nama orang tua kandung :
Ayah : Moesni bin Wakidjo
Ibu : Zarkiyah binti R. Iberahim bin R. Bahaudin
•Alamat orang tua : Jember
•Pekerjaan orang tua : Pensiunan Kepala Stasiun PJKA
•Anak ke/dari : 3 dari empat bersaudara
•Nama-nama saudara :
Sicilia Poerwantini
Drs. Antonius Hadi Yuwono, M. Pd
Ignatius Nurjaya ( Nurjaya, S. Pd)
Agustinus Sadadi Wiyono
•Hobi / kesenangan :
Membaca
Renang, Fighther, Petualangan yang Menantang
Trafelling
5. Latar Balakang
Dalam menghadapi tuntunan situasi perkembangan zaman dan
pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional harus dapat
dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek
dimensi, jenjang dan tingkat pendidikan. Keadaan semacam itu pada
gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan
diberbagai jenjang untuk mampu menjawab tuntutan tersebut melalui
fungsi-fungsinya sebagai guru.
Guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur,
mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses
pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.
Sebagian orang tua kadang-kadang merasa cemas ketika
menyaksikan anak-anak mereka berangkat ke sekolah, karena
masih ragu akan kemampuan guru mereka. Di pihak lain setelah
beberapa bulan pertama mengajar, guru-guru pada umumnya
sudah menyadari betapa besar pengaruh terpendam yang
mereka miliki terhadap pembinaan kepribadian peserta didik.
6. Rumusan Masalah :
Bagaimana peran guru sebagai Aktor?
Bagaimana peran guru sebagai Emansipator?
Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
Bagaimana peran guru profesional dalam proses pembelajaran?
Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi profesionalisme
guru?
Apa saja syarat-syarat menjadi guru profesionalisme?
Bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme
guru?
7. Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah :
Untuk mengetahui peranan guru sebagai Aktor.
Untuk mengetahui peranan guru sebagai Emansipator.
Untuk menjelaskan profesionalisme guru.
Untuk mengetahui peran guru profesional dalam proses
pembelajaran.
Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
profesionalisme guru.
Untuk mengetahui syarat-syarat menjadi guru
profesionalisme.
Menjelaskan upaya-upaya untuk meningkatkan
profesionalisme guru.
8. Pembahasan 1 :
A. Guru Sebagai Penulis Naskah, Sutradara dan Sekaligus Aktor
1. Guru Sebagai Penulis Naskah
Dapat berkembang secara p Mulai dari yang mudah untuk
memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang
abstrak;
Pengulangan untuk memperkuat pemahaman;
Umpan balik positif untuk memberikan penguatan terhadap
pemahaman peserta didik;
Motivasi belajar yang tinggi sebagai salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar;
Untuk mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi
setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu;
Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta
didik untuk terus mencapai tujuan.
9. Pembahasan 2 :
2. Guru Sebagai Sutradara
Hal ini dimaksudkan supaya dalam menyusun rancangan
pembelajaran (skenario) yang sekarang lebih dikenal dengan
nama Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) guru
dapat memilih materi, metode, strategi dan penilaian
pembelajaran yang tepat. Dalam RPP yang dibuat guru
sedapat mungkin dapat komunikatif artinya dapat menuntun
jalannya adegan-adegan di dalam kegiatan pembelajaran,
mulai dari kegiatan persiapan , kegiatan inti sampai pada
kegiatan penutup. Bila perlu dan demi lancarnya kegiatan
pembelajaran guru masih diharapkan dapat memberi
penjelasan-penjelasan yang terkait lakon yang harus
dilakukan siswa sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
10. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Menciptakan kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Kegiatan pembelajaran
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pela jaran yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi;
Melakukan pembimbingan baik secara individu maupun secara
kelompok;
12. B. Guru sebagai Emansipator
Dalam komunitas makhluk hidup pada umumnya dan
komunitas siswa khususnya pasti ada kelompok pandai, sedang
dan kurang pandai, kelompok aktif, sedang dan kurang aktif,
kelompok rajin,sedang dan kurang rajin, dan lain-lain yang
ujungnya secara psikologis mereka itu membuat kelompok-
kelompok yang anggotanya dianggap setara.
Kelompok yang terakhir yakni kelompok kurang mampu,
kurang pandai,kurang rajin, kurang aktif, kurang cerdas sering
mengalami minder, kurang percaya diri, tidak termotivasi untuk
mengembangkan diri dan paling parah timbulnya perasaan putus
asa.
Menghadapi kelompok yang demikian ini , guru hendaknya
segera bertindak sesuai perannya sebagai emansipator.
Mengembalikan kelompok ini menjadi bangkit, termotivasi, percaya
diri dan tidak putus asa adalah peran guru sebagai emansipator.
13. C. Pengertian profesionalisme guru
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang secara
khusus disiapkan untuk itu dan bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
karena tidak dapat atau tidak memperoleh
pekerjaan yang lainnya.
14. Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan
terhadap ide-ide pembaharuan itulah yang akan mampu melestarikan
eksistensi madrasah atau sekolah kita, sebagaimana dalam hadits nabi
Muhammad SAW bersabda:
”Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan profesinya
(ahlinya) maka tunggulah kehancurannya.” (H.R. Bukhari)
Juga Firman Allah SWT dalam Q.S Al-An’am ayat 135 yang berbunyi
Artinya: Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh
kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu
akan mengetahui, siapakah yang akan memperoleh hasil yang baik di
dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan
mendapatkan keberuntungan
15. D. Peran Guru Profesionalisme Dalam Proses
Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan
pengajar yakni tenaga kependidikan yang harus
memiliki kesetabilan emosi, ingin memajukan
peserta didik, bersifat realistas, bersikap jujur dan
terbuka, peka terhadap perkembangan,terutama
inovasi pendidikan.
Tenaga kependidikan sebagai anggota
masyarakat,untuk itu harus menguasai psikologi
sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan
antar manusia dan sebagai anggota masyarakat
harus memiliki keterampilan membina kelompok,
keterampilan bekerja sama.
16. D. Peran Guru Profesionalisme Dalam Proses
Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian
menguasai ilmu kepemimpinan menguasai prinsif
hubungan manusia, tekhnik berkomunikasi serta
menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi
yang ada di sekolah.
Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses
belajar mengajar yakni tenaga kependidikan yang
harus mampu dan menguasai berbagai metode
mengajar dan harus mampu menguasai situasi
belajar mengajar didalam kelas maupun di luar
kelas.
17. a. Status Akademik
b. Pengalaman belajar
c. Mencintai profesi sebagai guru
d. Berkepribadian
Dihadapan anak, guru dianggap sebagai orang yanng
mempunyai kelebihan dibanding dengan orang – orang yanng
dikenal oleh mereka. Oleh sebab itu guru harus mampu
bertindak sesuai dengan kedudukannya seperti yang dinyatakan
oleh Kent Wiliam yaitu:
Sebagai hakim
Sebagai wakil masyarakat
Sebagai narasumber
Sebagai wasit
Sebagai penolong siswa
Seabagai objek identifikasi
Sebagai pereda ketegangan atau kecemasan
Sebagai pengganti orang tua
Sebagai objek penumpahan masalah dan kekecewaan
E. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Guru Professional
18. Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga
kependidikan ternyata bahwa untuk menyandang
pekerjaan dan jabatan tersebut dituntut beberapa
persyaratan. Menurut Muhammad Ali ( 1985 : 35 )
sebagai berikut :
1. Menuntut adanya keteramplilan yang berdasarkan konsep
dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu
sesuai dengan bidang profesinya
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari
pekerjaan yang dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika
kehidupanny
G. Syarat - syarat menjadi guru professional
19. 1. Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat
dan mampu "membangun"manusia muda dengan penuh
percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup
Gaji yang memadai.
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang
sangat menyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi
yang selama ini harus dikerjakan seorang guru, dibuat oleh
suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat
fleksibel (bukan harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru
melalui sekolah-sekolah.
3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha
untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman
materi pelajaran melalui pelatihan-pelatihan.
4. Pembinaan perilaku kerja.
5. Penciptaan waktu luang.
20. 1. Memahami tuntutan standar profesi yang ada, Upaya memahami
tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang
berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika
guru kita ingin meningkatkan profesionalismenya.
2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan,
Kemudian upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru.
3. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas
termasuk lewat organisasi profesi.
4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang
mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen,
5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar
senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola
pembelajaran.
21. Dalam ilmu keaktoran, kejutan-kejutan ini ibarat suspen in
act. Diperlukan keliaran imajinasi untuk memunculkan kejutan baru
itu. Guru pun harus memiliki keliaran metode sehingga apapun
pelajarannya tetap menarik. Patut diingat bahwa tidak ada
eksplorasi yang salah selalu berdasar rencana pengajaran. Jadi
kenapa mesti malu berekspresi? Karena guru adalah aktor.
Emansipasi (Emansipator) adalah pembebasan kaum
budak menjadi kaum yang merdeka. Dengan kata lain emansipasi
adalah persamaan hak. Sebagai kaum pendidik, guru seharusnya
menyadari bahwa di dalam tugasnya terkandung unsur keadilan,
penggugah semangat peserta didik dan penerang dalam
kegelapan generasi masa depan. Dengan modal memahami
potensi peserta didik, menghormati setiap insan, guru hendaknya
menyadari bahwa kebanyakan manusia merupakan budak stagnasi
kebudayaan.
22.
23. Upaya-upaya meningkatkan profesionalisme guru :
1. Peningkatan kesejahteraan
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang
sangat menyita waktu.
3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana
4. Pembinaan perilaku kerja
5. Penciptaan waktu luang.
6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada
7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan
8. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas
termasuk lewat organisasi profesi.
9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang
mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen
10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir
agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya
mengelola pembelajaran.