2. IBADAH
MENURUT BAHASA
Menurut bahasa ada empat makna dalam pengertian
ibadah: (1) ta’at (2) tunduk (3) hina dan (4)
pengabdian.
Didalam Al Qur`an,kata ibadah berarti: patuh(at-
ta`ah), tunduk (al-khudu’),mengikut,menurut,dan doa.
ibadah berasal dari kata عبد - يعبد yang berarti
menampakkan kepatuhan.
3. IBADAH
MENURUT ISTILAH
Menurut istilah, ibadah adalah ketaatan yang
dituntut oleh Allah SWT agar dilaksanakan oleh para
hamba-Nya, dengan cara tertentu, dengan tujuan
mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensyukuri
atas karunia-Nya, serta mencari pahala di dunia dan
akhirat.
4. Sumber Hukum Ibadah
اَم َو
ن ِجْال ُتْقَلَخ
َسْنِ ْ
اْل َو
ِن ُْودُبْعَيِل ْلِا
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
اَهُّيَآٰي
ْعا ُاسالن
ُكبَر ا ُْودُب
ُم
َو ْمُكَقَلَخ ْيِذال
ْنِم َْنيِذال
ُكلَعَل ْمُكِلْبَق
ْم
َن ْوُقتَت
Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.
Al-Qur’an Hadist
Q.S. Al-Dzariyat: 56
Q.S. Al-Baqarah : 21
ْنَع
ْيِبَأ
َةَْري َرُه
َي ِ
ضَر
ُللا
ُهْنَع
ِنَع
الن
ِيِب
ىلَص
ُللا
ِهْيَلَع
َملَس َو
َلاَق
:
ةَعْبَس
ِظُي
ُمُهُّل
ُللا
ْيِف
ِهِلِظ
َم ْوَي
َ
ْل
لِظ
ِإ
ْل
ُهُّلِظ
:
ُماَمِ ْ
ْلَا
،ُلِداَعْال
َابش َو
ََأشَن
ِةَداَبِعِب
ِللا
،
لُج َر َو
ُهُبْلَق
ُم
قلَع
يِف
ِد ِاجَسَمـْال
......
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam
naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang
tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang
yang hatinya bergantung ke masjid
Begitu pentingnya ibadah dalam Islam, tercermin dari banyaknya ayat
al-Qur’an yang memuat kata “ibadah” dan bentukannya, yaitu
disebutkan sebanyak 275 kali dalam 251 ayat.
6. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang khusus berbentuk
praktik atau perbuatan yang menghubungkan antara
hamba dan Allah melalui cara yang telah ditentukan dan
diatur atau dicontohkan oleh Rasulullah saw. Oleh
karena itu, pelaksanaan dan bentuk ibadah ini sangat
ketat, yaitu harus sesuai dengan contoh dari Rasulullah
seperti, shalat, zakat, puasa, dan haji.
Ibadah ghairu mahdah adalah ibadah umum berbentuk
hubungan sesama manusia dan manusia dengan alam
yang memiliki nilai ibadah. Ibadah ini tidak ditentukan
cara dan syarat secara detail, diserahkan kepada
manusia sendiri. Islam hanya memberi perintah atau
anjuran, dan prinsip-prinsip umum saja. Misalnya :
menyantuni fakir-miskin, mencari nafkah, bertetangga,
bernegara, tolong-menolong, dan lain-lain.
7. IBADAH DARI
SEGI PELAKSANAANNYA
1
2
3
yaitu perpaduan ibadah rohaniah dan harta seperti zakat.
Ibadah Jasmani, Ruhaniah, dan Mâliyah
SEGI
PELAKS
ANAAN
NYA
yaitu perpaduan ibadah antara jasmani dan rohani
misalnya shalat dan puasa.
Ibadah Jasmaniah Ruhaniah
Ibadah Ruhaniah Maliah
yakni ibadah yang menyatukan ketiganya contohnya seperti
ibadah Haji.
8. DARI SEGI BENTUKNYA
Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan,
seperti zikir, doa, tahmid, dan membaca Al-Qur`an.
Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak
ditentukan bentuknya, seperti membantu atau
menolong orang lain, jihad, dan mengurus jenazah.
Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah
ditentukan bentuknya, seperti shalat, puasa,
zakat dan haji.
Ibadah yang tata cara pelaksanaannya
berbentuk menahan diri, seperti puasa, i`tikaf,
dan ihram.
Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti
memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan
terhadap dirinya dan membebaskan sesorang yang
berutang kepadanya.
DARI SEGI KEPENTINGANNYA,
ibadah dibagi menjadi 2 yaitu
kepentingan FARDI (perorangan)
seperti shalat dan kepentingan
IJTIMA`I (masyarakat) seperti
zakat dan haji.
9. Prinsip-prinsip Ibadah Agar ibadah diterima di sisi Allah SWT, maka
ada sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi.
Pertama, Muraqabah, yaitu seseorang beribadah seakan-akan
Allah SWT mengawasinya. Dia yakin bahwa Allah SWT senantiasa
bersamanya dalam setiap aktivitas, gerak maupun diam. “Dan Dia
bersama kalian, di manapun kalian berada” (Q.S. al-Hadid: 4).
Kedua, Ikhlas, yaitu seseorang beribadah sematamata karena
mengharapkan ridha Allah SWT; tidak begitu mempedulikan harapan
mendapatkan pahala maupun takut siksa. Termasuk juga, mencegah
diri dari riya’, yaitu beramal agar mendapatkan perhatian dari
manusia.
Ketiga, disiplin waktu. Hendaknya seseorang mengerjakan ibadah
sesuai dengan waktunya, bahkan yang lebih baik adalah bergegas
beribadah di awal waktu.
10. T U J U A N
I B A D A H
Allah SWT telah
mensyariahkan ibadah untuk
menjalin hubungan antara
hamba dan Sang Khaliq serta
mengajarkan kepada manusia
bagaimana cara berhubungan
dengan Allah SWT.
Melalui ibadah, jiwa dan hati
manusia akan jernih, ruhnya
akan meningkat, lalu dapat
menjaganya dari berbagai
jenis keburukan dan
kerusakan.