SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI SUMBER HAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Drs. Anwar Aulia, M. Pd
Disusun Oleh:
ALISA SANIA PUTRI P27903120052
EMPUD MAHFUDIN P27903120060
LASTRI MAESAROH P27903120066
SEPTIATUL AWALIAH P27903120081
TATI PUSPITA SARI P27903120090
TEKNOLOGI LABOLATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES BANTEN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat.
Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ Pancasila Sebagai Sumber HAM’’.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah pendidikan pancasila.
Tangerang, 23 oktober 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia ............................................................................... 2
2.2 Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 .................................................................. 2
2.3 Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara .......................................................... 4
2.4 Realisasi Hak Asasi Manusia Dalam NKRI ........................................................... 6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 9
3.2 Saran ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah telah mencerminkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir dan batin yang lebih baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Pancasila telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu
kekuatan yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Hak asasi manusia (HAM) baru disadari dan diperjuangkan keberadaannya setelah
adanya filsafat individualisme. Munculnya negara nasional yang pemerintahannya berkuasa
penuh terhadap bidang kehidupan masyarakatnya, ternyata membuka mata manusia betapa
pentingnya wakil rakyat dalam menjalankan pemerintahan untuk menjamin kepentingan
orang perseorangan.
Dalam hal ini agama juga menjelaskan bahwa semua manusia sama derajatnya selaku
ciptaan Tuhan. Sebagai warga negara yang baik kita harus menjunjung tinggi nilai hak asasi
manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hak Asasi Manusia?
2. Bahaimana pengaturan Hak Asasi Manusia dalam hukum di Indonesia ?
3. Bagaimana perkembangan Hak Asasi Manusia di indonesia?
4. Bagaimana realisasi Hak Asasi Manusia dalam Negara Republik Indonesia
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Tujuan Hak Asasi Manusia
2. Untuk mengetahui system pengaturan yang berlaku bagi Hak Asasi Manusia dalam
hukum di Indonesia
3. Untuk mengetahui perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia
4. Untuk menegetahui realisasi Hak Asasi Manusia dalam Negara Republik Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 angka 1 ditegaskan bahwa Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya, yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum dan pemerintahan dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2.2 Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945
UUD 1945 yang pada awalnya hanya memuat 6 pasal yang mengatur tentang HAM,
kemudian mengalami perubahan-perubahan yang sangat signifikan yang kemudian
dituangkan dalam Perubahan Kedua UUD 1945 pada Bulan Agustus Tahun 2000.
Sebenarnya, sebelum Perubahan Kedua dilakukan, telah terdapat beberapa peraturan
perundang-undangan yang dapat dikatakan sebagai pembuka terjadinya perubahan.
Ketentuan itu antara lain Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 Tentang Hak Asasi
Manusia, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 Tentang GBHN, serta UndangUndang
Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Melalui Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/ 1999 Tentang GBHN, MPR telah
menetapkan politik hukum yang harus dilaksanakan oleh pihak eksekutif yang mencakup
substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Kesemuanya tercantum dalam visi,
misi dan arah kebijakan. Berkaitan dengan substansi hukum, Ketetapan MPR tersebut
menggariskan bahwa penataan sistem hukum nasional dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu dengan menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui
perundang-undangan yang dinilai diskriminatif. Selain itu, pemerintah didorong untuk
segera melakukan retifikasi konvensi internasional terutama di bidang HAM dalam
bentuk Undang-undang. Dengan kata lain, Ketetapan ini telah menegaskan bahwa jenis
peraturan perundang-undangan untuk retifikasi adalah Undang-undang, dan tidak boleh
dalam jenis lain, misalnya Keputusan Presiden. Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah berkaitan dengan bidang struktur hukum adalah penegakan hukum untuk
menjamin HAM serta penyelesaian proses peradilan terhadap pelanggaran HAM yang
belum ditangani secara tuntas. Sedangkan dalam kaitan dengan budaya hukum,
pemerintah wajib berperan aktif untuk meningkatkan pemahaman dan penyadaran HAM
dalam seluruh aspek kehidupan.
Pada pembahasan Rancangan UUD yang dilakukan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 Soekarno sebagai Ketua Panitia Perancang UUD telah menyatakan
kehendak bahwa dikemudian hari akan dibuat suatu UUD baru, karena UUD yang dibuat
adalah UUD sementara atau yang ia namakan sebagai UUD kilat. Dari hal itu, tampak
kearifan dari pembentuk UUD 1945 yang menyadari bahwa UUD tersebut tidak lengkap
sehingga membuka peluang untuk diadakan perubahan atau penyempurnaan yang
kemudian diatur dalam Pasal 37.
Salah satu ketidakberhasilan UndangUndang Dasar 1945 sebagai dasar pelaksana
prinsip-prinsip demokrasi dan negara berdasarkan atas hukum antara lain disebabkan
adanya kekosongan materi muatan, misalnya tentang HAM. Wacana tentang perlunya
HAM dimasukkan ke dalam UUD berkembang ketika kesadaran akan pentingnya
jaminan perlindungan HAM semakin meningkat menyusul tumbangnya rejim otoriter.
Pandangan kritis terhadap UUD 1945, yang dahulu ditabukan, sejak masa reformasi
membenarkan pendapat bahwa UUD tersebut tidak secara eksplisit mengatur masalah
HAM. Bahkan beberapa pakar secara tegas menyetakan bahwa Undang-Undang Dasar
1945tidak mengenal HAM karena dirumuskan sebelum adanya Deklarasi Universal
HAM.
Hasil amandemen UUD 1945 memberikan suatu titik terang bahwa Indonesia
semakin memperhatikan dan menjunjung nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) yang
selama ini kurang memperoleh perhatian dari Pemerintah. Amandemen kedua bahkan
telah menelurkan satu Bab khusus mengenai Hak Asasi Manusia yaitu Bab XA. Apabila
ditelaah menggunakan perbandingan konstitusi dengan negara-negara lain, hal ini
merupakan prestasi tersendiri bagi perjuangan HAM di Indonesia, sebab tidak banyak
negara di dunia yang memasukkan bagian khusus dan tersendiri mengenai HAM dalam
konstitusinya.
Rujukan yang melatarbelakangi perumusan Bab XA (Hak Asasi Manusia) UUD 1945
adalah Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998. Ketetapan MPR tersebut kemudian
melahirkan UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Semangat keduanya, baik itu Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998, maupun Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 adalah sama yakni menganut pendirian bahwa hak asasi
manusia bukan tanpa batas. Dikatakan pula bahwa semangat yang sama juga terdapat
dalam pengaturan tentang hak asasi dalam UUD 1945, yaitu bahwa hak asasi manusia
bukanlah sebebas-bebasnya melainkan dimungkinkan untuk dibatasi sejauh pembatasan
itu ditetapkan dengan undang-undang. Semangat inilah yang melahirkan Pasal 28 J UUD
1945. Pembatasan sebagaimana tertuang dalam Pasal 28 J itu mencakup sejak Pasal 28 A
sampai dengan Pasal 28 I UUD 1945. Oleh karenanya, hal yang perlu ditekankan di sini
bahwa hak-hak asasi manusia yang diatur dalam UUD 1945 tidak ada yang bersifa
mutlak, termasuk hak asasi yang diatur dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD 1945.
Dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD 1945, terdapat sejumlah hak yang secara harfiah
dirumuskan sebagai “hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”, termasuk di
dalamnya hak untuk hidup dan hak untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku
surut. Dalam konteks ini, dapat ditafsirkan bahwa Pasal 28 I ayat (1) haruslah dibaca
bersama-sama dengan Pasal 28 J ayat (2), sehingga hak untuk tidak dituntut berdasarkan
hukum yang berlaku surut tidaklah bersifat mutlak.
Oleh karena hak-hak yang diatur dalam Pasal 28 J ayat (1) UUD 1945 yaitu yang
termasuk dalam rumusan “ hak yang tidak dapat dikurangidalam keadaan apapun” dapat
dibatasi, maka secara prima facie berbagai ketentuan hak asasi manusia diluar dari pasal
tersebut, seperti misalnya kebebasan beragama (Pasal 28 E), hak untuk berkomunikasi
(Pasal 28 F), ataupun hak atas harta benda (Pasal 28 G)sudah pasti dapat pula dibatasi,
dengan catatan sepanjang hal tersebut sesuai dengan pembatasan-pembatasan yang telah
ditetapkan oleh undang-undang.
Ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang menjadi basic law adalah norma tertinggi
yang harus dipatuhi oleh negara. Karena letaknya dalam konstitusi, maka ketentuan-
ketentuan mengenai HAM harus dihormati dan dijamin pelaksanaannya oleh negara.7
Karena itulah Pasal 28 I ayat (4) UUD 1945 menegaskan bahwa perlindungan, pemajuan,
penegakkan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.
2.3 Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara
Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warga negara dan negara, warga
negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara, dan sebaliknya warga negara
juga mempunyai hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara. Hak warga negara
adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna melakukan sesuatu
sesuai peraturan perundangundangan. Dengan kata lain hak warga negara merupakan
suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga negara diperlakukan sesuai
keistimewaan tersebut. Sedangkan Kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang
tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan
bernegara. Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau
tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang
ada pada warga lainnya.
Secara umum, hak warga Negara terbagi menjadi dua yaitu, hak sipil dan politik, hak
ekonomi, social dan budaya. Kedua hak tersebut sudah menjadi bagian yang mutlak untuk
didapatkan oleh warga Negara Indonesia. Kedua hak tersebut adalah sebagai berikut:
2.3.1 Hak sipil dan politik
A. Hak sipil
a. Hak untuk hidup dan tidak dihukum mati.
b. Hak untuk tidak disiksa.
c. Hak untuk beragama dan berkeyakinan.
d. Hak untuk mendapatkan tempat tinggal.
e. Hak bagi kaum minoritas untuk tidak mendapatkan diskriminasi dari pihak
manapun.
f. Hak berkeluarga dan perlindungan anak.
B. Hak politik
a. Hak untuk berpendapat, berkumpul dan berserikat.
b. Hak mendapat pengakuan dan persamaan didepan hukum.
c. Hak turut serta dalam pemerintahan.
d. Hak untuk dipilih dan memilih pada pemilu.
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam proses hukum.
2.3.2 Hak ekonomi sosial dan budaya
A. Hak ekonomi
a. Hak atas pekerjaan
- Hak upah yang layak
- Hak memilih pekerjaan
b. Hak-hak buruh
- Hak atas kondisi kerja yang adil
- Hak membentuk dan bergabung dengan serikat kerja
B. Hak sosial
a. Hak mendapatkan standar hidup yang layak
b. Hak atas kesehatan fisik dan mental
C. Hak budaya
a. Hak atas pendidikan
b. Hak atas kehidupan budaya dan ilmu pengetahuan
Selain memiliki hak, warga Negara juga memiliki kewajiban yang harus
dilakukan sebagai warga Negara. Warga negara mempunyai berbagai kewajiban
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 antara lain :
1. Menjunjung hukum dan pemerintahan
2. Turut serta dalam upaya pembelaan negara
3. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Di samping itu, warga negara mempunyai kewajiban lain yang diatur dalam aturan
perundang-undangan seperti :
1. Membayar pajak
2. Menghargai warga Negara
3. Memenuhi panggilan aparat penegak hukum
4. Memelihara kelestarian lingkungan
5. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
6. Ikut memelihara fasilitas kepentingan umum
2.4 Realisasi Hak Asasi Manusia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
2.4.1 Penegakkan Pemerintah Melalui Undang-Undang
A. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
UU ini berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menegakkan HAM, dengan
HAM yang mengatur tentang perkawinan di Indonesia. Keluarga yang dibentuk
tentunya punya tujuan pada kebahagiaan yang dilandaskan pada Ketuhanan Yang
Maha Esa, seperti:
a. UU perkawinan ini adalah bentuk perhatian pemerintah Indonesia terhadap
hak asasi personal yang dimiliki oleh warga negaranya.
b. Setiap warga negara di Indonesia berhak untuk memilih pasangannya masing-
masing ke jenjang pernikahan yang diakui secara agama dan hukum yang
berlaku di Indonesia.
c. Pada dasarnya, UU perkawinan adalah salah satu usaha pemerintah dalam
meningkatkan peran keluarga dalam pembentukan kepribadian anggota
keluarga baik itu ayah, ibu, atau anak.
B. TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998
Ketetapan MPR ini adalah salah satu ketetapan yang berkaitan tentang HAM
khususnya hak-hak asasi warga negara Indonesia. Beberapa HAM yang terdapat
dalam ketetapan MPR diantaranya yaitu:
a. Hak untuk melakukan pengembangan diri
b. Hak untuk mendapatkan keadilan
c. Hak untuk mendapatkan kemerdekaan
d. Hak atas kebebasan informasi
e. Hak atas rasa aman
f. Hak atas kesejahteraan
g. Hak untuk hidup
h. Hak untuk berkeluarga
C. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
Undang-Undang ini merupakan penyempurnaan dari Ketetapan MPR MPR
Nomor XVII/MPR/1998. Adapun beberapa tambahan mengenai HAM sebagai
warga negara Indonesia diantaranya yaitu:
a. Hak berperan serta dalam sistem pemeritnahan
b. Hak-hak perempuan
c. Hak-hak anak.
D. Undang-Undang No. 3 Tahun 2004
Undang-Undang ini merupakan sebuah tindak lanjut dari Undang-Undang No.
1 Tahun 1974 yang mengatur tentang perkawinan. Undang-Undang ini berisikan
tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
E. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
Undang-Undang berisi tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2003 tentang
Perlindungan Anak. Undang-undang ini mengatur hak-hak asasi yang dimiliki
oleh masyarakat Indonesia khususnya hak-hak asasi yang dimiliki oleh setiap anak
yang ada di Indonesia.
Didalam undang-undang ini disebutkan, bahwa hak-hak anak perlu dilindungi
dan ditegakkan agar anak tersebut dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat secara
kemanusiaan. Selain itu, anak juga perlu mendapatkan perlindungan dari segala
bentuk kekerasan dan diskriminasi.
F. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27-34
Intinya, isi yang terkandung dalam UUD 1945 pasal 27 sampai dengan pasal
34 ini berkaitan dengan hak-hak asasi yang dimiliki oleh manusia secara umum.
UUD 1945 Pasal 27-34 lebih mekankan pada penjaminan terhadap hak-hak yang
dimiliki oleh segenap warga negara Indonesia.
2.4.2 Pembentukan Pemerintah Komisi Nasional
A. Komisi Nasional Perempuan
Komisi Nasional Perempuan yaitu komisi nasional yang dibentuk oleh
pemerintah dalam melakukan upaya penegakan HAM, khususnya pada hak asasi
perempuan.
Komisi ini lahir dari tuntutan masyarakat di Indonesia khususnya kaum wanita
sebagai bentuk perwujudan tanggungjawab pemerintah dalam menanggapi contoh
konflik sosial dalam masyarakat yang ditujukan pada kaum wanita di Indonesia.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komisi nasional perempuan ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Menghapuskan bentuk-bentuk kekerasan terhadap kaum wanita.
b. Menegakkan hak-hak asasi manusia khususnya perempuan di Indonesia.
c. Meningkatkan upaya penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.
B. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yaitu komisi yang dibentuk oleh
pemerintah untuk melindungi dan menegakkan hak-hak yang oleh dimiliki seluruh
anak di Indonesia tanpa terkecuali. Komisi ini didirikan pada 20 Oktober 2002
atas desakan para masyarakat sebagai orangtua yang merasa bahwa hak-hak
anaknya tidak terpenuhi dengan baik.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komisi ini punya tugas pokok yaitu
melakukan pengawasan terhadap jalannya perlindungan anak yang di Indonesia
baik di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, atau pendidikan.
2.4.3 Pembentukan Pengadilan HAM
Pengadilan HAM ini dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM. Dalam menjalankan perannya, pengadilan HAM berperan
khusus dalam mengadili kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan,
seperti:
a. Keberadaan pengadilan HAM di Indonesia yaitu salah satu langkah dalam
megakkan keadilan bagi warga negara Indonesia khususnya yang berkaitan
dengan pelanggaran HAM.
b. Proses pelimpahan perkara yang terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi
tentunya dilakukan oleh pengadilan HAM sesuai dengan mekanisme pelaksanaan
sistem peradilan di Indonesia.
Dalam menegakkan HAM di Indonesia, pemerintah tidak melakukannya
sendirian. Pemerintah memerlukan bantuan dari beberapa lembaga penegak
hukum di Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mempunyai landasan
hukum persamaan kedudukan warga negara yang semakin mendukung dan
menguatkan proses penegakkan HAM.
2.4.4 Penegakan Melalui Proses Pendidikan
Penegakkan HAM juga bisa dilakukan melalui proses pendidikan, baik
pendidikan formal, informal, atau non formal. Jika penegakan dilakukan dalam
pendidikan formal yaitu sekolah, penegakan HAM tentang penanaman konsep
HAM kepada peserta didik bisa dilakukan melalui tujuan dari mata pelajaran
PPKN dan Agama.
Hal ini tertuang dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 pasal 39, bahwa
kurikulum pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HAM/Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna
melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dan ada macam-macam hak
yang didapatkan oleh warga negara. Selain memiliki hak, warga Negara juga memiliki
kewajiban yang harus dilakukan sebagai warga Negara.
Realisasi HAM dapat ditegakkan oleh pemerintah melalui undang-undang,
pembentukan pemerintah komisi nasional, dan pembentukan pengadilan HAM. Dalam
menegakkan HAM di Indonesia, pemerintah tidak melakukannya sendirian. Pemerintah
memerlukan bantuan dari beberapa lembaga penegak hukum di Indonesia. Selain itu,
pemerintah Indonesia juga mempunyai landasan hukum persamaan kedudukan warga
negara yang semakin mendukung dan menguatkan proses penegakkan HAM.
3.2 Saran
Demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, pelaksanaan dan penerapan
HAM harus ditegakkan sesuai aturan yang berlaku dan menjunjung tinggi nilai-nilai
pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Lailur Rahman. 2010/2011. Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila. Makalah.
https://ilulcreative.wordpress.com/2010/10/05/makalah-hak-asasi-manusia-dalam-
pancasila/ (Diakses pada 23 Oktober 2020)
Haryanto, Terang dkk. Pengaturan Tentang Hak Asasi Manusia Berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 Sebelum dan Setelah Amandemen.
file:///C:/Users/USER/Downloads/54-394-1-PB.pdf (Diakses pada 23 Oktober 2020)
Yasin, Johan. Hak Azasi Manusia dan Hak serta Kewajiban Warga Negara Dalam Hukum
Positif Indonesia.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/syiar_hukum/article/viewFile/541/pdf
Martasuta, Umar Jani. Hak dan Kewajiban Warga Negara.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195202151983011-
M._UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%20Pendidikan%20Kewarganegara
an/PENGANTAR/HAK%20DAN%20KEWAJIBAN%20%20WARGANEGARA.pdf
Helambang, Adhietya Febryan. 2018. Pemenuhan Hak dan Kewajiban warga Negara
Indonesia: Telaah Kitis tentang “Kegalauan” yang “Menghantui” Pemerintah Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/330280019_Pemenuhan_Hak_dan_Kewajiban_
Warga_Negara_Indonesia ( 30 Desember 2018)
cerdika.com. 27 Juli 2020. √ 4 Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM di Indonesia!.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2020 dari https://cerdika.com/upaya-pemerintah-dalam-
menegakkan-ham-di-indonesia/
jdih.kemenkeu.go.id. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989. Diakses pada tanggal 23
Oktober 2020 dari https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1989/2TAHUN~1989UU.HTM

More Related Content

What's hot

Kerangka UUD 1945
Kerangka UUD 1945Kerangka UUD 1945
Kerangka UUD 1945
SMAIT Raudhatul Jannah
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
AZA Zulfi
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
rezekysholikhah
 
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
rizka_pratiwi
 
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
TutikDaryatni
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
Yani Antariksa
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945KANDA IZUL
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Ella Feby
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
Ninuk Hp
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraanPancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Sindy Septiawan
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
Ir. Soekarno
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiOperator Warnet Vast Raha
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
sunnysidemochi
 
= Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=
Amir Sabri
 
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesiaPeranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesiaNurfa de ImoeLa
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
Fitria Nuri
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
Wakhidatul Hidayah
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Iko Ishva
 
Pancasila dan amandemen uud45
Pancasila dan amandemen uud45Pancasila dan amandemen uud45
Pancasila dan amandemen uud45
Yohanes Nugroho
 

What's hot (20)

Kerangka UUD 1945
Kerangka UUD 1945Kerangka UUD 1945
Kerangka UUD 1945
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
 
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
 
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraanPancasila dalam konteks ketatanegaraan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
 
= Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=
 
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesiaPeranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 
Pancasila dan amandemen uud45
Pancasila dan amandemen uud45Pancasila dan amandemen uud45
Pancasila dan amandemen uud45
 

Similar to Makalah Pancasila Sebagai Sumber HAM

Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
delliakusuma
 
Presentasi uud 1945
Presentasi uud 1945Presentasi uud 1945
Presentasi uud 1945
Rijalul Islamuddin
 
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
vidyamurnicahyani
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAar00927
 
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
dewi inne kumalasari
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiOperator Warnet Vast Raha
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
Robet Saputra
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Operator Warnet Vast Raha
 
SUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.pptSUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.ppt
IrwnSptr
 
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
pjj_kemenkes
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Warnet Raha
 
Makalah perubahan uud
Makalah  perubahan uudMakalah  perubahan uud
Makalah perubahan uud
Warnet Raha
 
Makalah perubahan uud
Makalah  perubahan uudMakalah  perubahan uud
Makalah perubahan uud
Septian Muna Barakati
 

Similar to Makalah Pancasila Sebagai Sumber HAM (20)

Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
 
Tema : POLTRANAS
Tema : POLTRANASTema : POLTRANAS
Tema : POLTRANAS
 
Presentasi uud 1945
Presentasi uud 1945Presentasi uud 1945
Presentasi uud 1945
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
 
SUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.pptSUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.ppt
 
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
 
Bab UNDANG -UNDANG 1945
Bab UNDANG -UNDANG 1945Bab UNDANG -UNDANG 1945
Bab UNDANG -UNDANG 1945
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
 
Makalah perubahan uud
Makalah  perubahan uudMakalah  perubahan uud
Makalah perubahan uud
 
Makalah perubahan uud
Makalah  perubahan uudMakalah  perubahan uud
Makalah perubahan uud
 
Makalah perubahan uud
Makalah  perubahan uudMakalah  perubahan uud
Makalah perubahan uud
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 

Recently uploaded

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 

Recently uploaded (20)

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 

Makalah Pancasila Sebagai Sumber HAM

  • 1. MAKALAH PANCASILA SEBAGAI SUMBER HAM Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu: Drs. Anwar Aulia, M. Pd Disusun Oleh: ALISA SANIA PUTRI P27903120052 EMPUD MAHFUDIN P27903120060 LASTRI MAESAROH P27903120066 SEPTIATUL AWALIAH P27903120081 TATI PUSPITA SARI P27903120090 TEKNOLOGI LABOLATORIUM MEDIS POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES BANTEN TAHUN AJARAN 2020/2021
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat. Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ Pancasila Sebagai Sumber HAM’’. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah pendidikan pancasila. Tangerang, 23 oktober 2020 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1 1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia ............................................................................... 2 2.2 Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 .................................................................. 2 2.3 Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara .......................................................... 4 2.4 Realisasi Hak Asasi Manusia Dalam NKRI ........................................................... 6 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 9 3.2 Saran ....................................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah telah mencerminkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir dan batin yang lebih baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Hak asasi manusia (HAM) baru disadari dan diperjuangkan keberadaannya setelah adanya filsafat individualisme. Munculnya negara nasional yang pemerintahannya berkuasa penuh terhadap bidang kehidupan masyarakatnya, ternyata membuka mata manusia betapa pentingnya wakil rakyat dalam menjalankan pemerintahan untuk menjamin kepentingan orang perseorangan. Dalam hal ini agama juga menjelaskan bahwa semua manusia sama derajatnya selaku ciptaan Tuhan. Sebagai warga negara yang baik kita harus menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Hak Asasi Manusia? 2. Bahaimana pengaturan Hak Asasi Manusia dalam hukum di Indonesia ? 3. Bagaimana perkembangan Hak Asasi Manusia di indonesia? 4. Bagaimana realisasi Hak Asasi Manusia dalam Negara Republik Indonesia 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Tujuan Hak Asasi Manusia 2. Untuk mengetahui system pengaturan yang berlaku bagi Hak Asasi Manusia dalam hukum di Indonesia 3. Untuk mengetahui perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia 4. Untuk menegetahui realisasi Hak Asasi Manusia dalam Negara Republik Indonesia
  • 5. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 angka 1 ditegaskan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya, yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum dan pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2.2 Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 UUD 1945 yang pada awalnya hanya memuat 6 pasal yang mengatur tentang HAM, kemudian mengalami perubahan-perubahan yang sangat signifikan yang kemudian dituangkan dalam Perubahan Kedua UUD 1945 pada Bulan Agustus Tahun 2000. Sebenarnya, sebelum Perubahan Kedua dilakukan, telah terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang dapat dikatakan sebagai pembuka terjadinya perubahan. Ketentuan itu antara lain Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 Tentang Hak Asasi Manusia, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 Tentang GBHN, serta UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Melalui Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/ 1999 Tentang GBHN, MPR telah menetapkan politik hukum yang harus dilaksanakan oleh pihak eksekutif yang mencakup substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Kesemuanya tercantum dalam visi, misi dan arah kebijakan. Berkaitan dengan substansi hukum, Ketetapan MPR tersebut menggariskan bahwa penataan sistem hukum nasional dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan yang dinilai diskriminatif. Selain itu, pemerintah didorong untuk segera melakukan retifikasi konvensi internasional terutama di bidang HAM dalam bentuk Undang-undang. Dengan kata lain, Ketetapan ini telah menegaskan bahwa jenis peraturan perundang-undangan untuk retifikasi adalah Undang-undang, dan tidak boleh dalam jenis lain, misalnya Keputusan Presiden. Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah berkaitan dengan bidang struktur hukum adalah penegakan hukum untuk menjamin HAM serta penyelesaian proses peradilan terhadap pelanggaran HAM yang belum ditangani secara tuntas. Sedangkan dalam kaitan dengan budaya hukum,
  • 6. pemerintah wajib berperan aktif untuk meningkatkan pemahaman dan penyadaran HAM dalam seluruh aspek kehidupan. Pada pembahasan Rancangan UUD yang dilakukan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno sebagai Ketua Panitia Perancang UUD telah menyatakan kehendak bahwa dikemudian hari akan dibuat suatu UUD baru, karena UUD yang dibuat adalah UUD sementara atau yang ia namakan sebagai UUD kilat. Dari hal itu, tampak kearifan dari pembentuk UUD 1945 yang menyadari bahwa UUD tersebut tidak lengkap sehingga membuka peluang untuk diadakan perubahan atau penyempurnaan yang kemudian diatur dalam Pasal 37. Salah satu ketidakberhasilan UndangUndang Dasar 1945 sebagai dasar pelaksana prinsip-prinsip demokrasi dan negara berdasarkan atas hukum antara lain disebabkan adanya kekosongan materi muatan, misalnya tentang HAM. Wacana tentang perlunya HAM dimasukkan ke dalam UUD berkembang ketika kesadaran akan pentingnya jaminan perlindungan HAM semakin meningkat menyusul tumbangnya rejim otoriter. Pandangan kritis terhadap UUD 1945, yang dahulu ditabukan, sejak masa reformasi membenarkan pendapat bahwa UUD tersebut tidak secara eksplisit mengatur masalah HAM. Bahkan beberapa pakar secara tegas menyetakan bahwa Undang-Undang Dasar 1945tidak mengenal HAM karena dirumuskan sebelum adanya Deklarasi Universal HAM. Hasil amandemen UUD 1945 memberikan suatu titik terang bahwa Indonesia semakin memperhatikan dan menjunjung nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini kurang memperoleh perhatian dari Pemerintah. Amandemen kedua bahkan telah menelurkan satu Bab khusus mengenai Hak Asasi Manusia yaitu Bab XA. Apabila ditelaah menggunakan perbandingan konstitusi dengan negara-negara lain, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi perjuangan HAM di Indonesia, sebab tidak banyak negara di dunia yang memasukkan bagian khusus dan tersendiri mengenai HAM dalam konstitusinya. Rujukan yang melatarbelakangi perumusan Bab XA (Hak Asasi Manusia) UUD 1945 adalah Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998. Ketetapan MPR tersebut kemudian melahirkan UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Semangat keduanya, baik itu Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998, maupun Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 adalah sama yakni menganut pendirian bahwa hak asasi manusia bukan tanpa batas. Dikatakan pula bahwa semangat yang sama juga terdapat dalam pengaturan tentang hak asasi dalam UUD 1945, yaitu bahwa hak asasi manusia bukanlah sebebas-bebasnya melainkan dimungkinkan untuk dibatasi sejauh pembatasan itu ditetapkan dengan undang-undang. Semangat inilah yang melahirkan Pasal 28 J UUD 1945. Pembatasan sebagaimana tertuang dalam Pasal 28 J itu mencakup sejak Pasal 28 A sampai dengan Pasal 28 I UUD 1945. Oleh karenanya, hal yang perlu ditekankan di sini
  • 7. bahwa hak-hak asasi manusia yang diatur dalam UUD 1945 tidak ada yang bersifa mutlak, termasuk hak asasi yang diatur dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD 1945. Dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD 1945, terdapat sejumlah hak yang secara harfiah dirumuskan sebagai “hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”, termasuk di dalamnya hak untuk hidup dan hak untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku surut. Dalam konteks ini, dapat ditafsirkan bahwa Pasal 28 I ayat (1) haruslah dibaca bersama-sama dengan Pasal 28 J ayat (2), sehingga hak untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku surut tidaklah bersifat mutlak. Oleh karena hak-hak yang diatur dalam Pasal 28 J ayat (1) UUD 1945 yaitu yang termasuk dalam rumusan “ hak yang tidak dapat dikurangidalam keadaan apapun” dapat dibatasi, maka secara prima facie berbagai ketentuan hak asasi manusia diluar dari pasal tersebut, seperti misalnya kebebasan beragama (Pasal 28 E), hak untuk berkomunikasi (Pasal 28 F), ataupun hak atas harta benda (Pasal 28 G)sudah pasti dapat pula dibatasi, dengan catatan sepanjang hal tersebut sesuai dengan pembatasan-pembatasan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang menjadi basic law adalah norma tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara. Karena letaknya dalam konstitusi, maka ketentuan- ketentuan mengenai HAM harus dihormati dan dijamin pelaksanaannya oleh negara.7 Karena itulah Pasal 28 I ayat (4) UUD 1945 menegaskan bahwa perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah. 2.3 Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warga negara dan negara, warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara, dan sebaliknya warga negara juga mempunyai hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara. Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dengan kata lain hak warga negara merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga negara diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan Kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya. Secara umum, hak warga Negara terbagi menjadi dua yaitu, hak sipil dan politik, hak ekonomi, social dan budaya. Kedua hak tersebut sudah menjadi bagian yang mutlak untuk didapatkan oleh warga Negara Indonesia. Kedua hak tersebut adalah sebagai berikut:
  • 8. 2.3.1 Hak sipil dan politik A. Hak sipil a. Hak untuk hidup dan tidak dihukum mati. b. Hak untuk tidak disiksa. c. Hak untuk beragama dan berkeyakinan. d. Hak untuk mendapatkan tempat tinggal. e. Hak bagi kaum minoritas untuk tidak mendapatkan diskriminasi dari pihak manapun. f. Hak berkeluarga dan perlindungan anak. B. Hak politik a. Hak untuk berpendapat, berkumpul dan berserikat. b. Hak mendapat pengakuan dan persamaan didepan hukum. c. Hak turut serta dalam pemerintahan. d. Hak untuk dipilih dan memilih pada pemilu. e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam proses hukum. 2.3.2 Hak ekonomi sosial dan budaya A. Hak ekonomi a. Hak atas pekerjaan - Hak upah yang layak - Hak memilih pekerjaan b. Hak-hak buruh - Hak atas kondisi kerja yang adil - Hak membentuk dan bergabung dengan serikat kerja B. Hak sosial a. Hak mendapatkan standar hidup yang layak b. Hak atas kesehatan fisik dan mental C. Hak budaya a. Hak atas pendidikan b. Hak atas kehidupan budaya dan ilmu pengetahuan Selain memiliki hak, warga Negara juga memiliki kewajiban yang harus dilakukan sebagai warga Negara. Warga negara mempunyai berbagai kewajiban sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 antara lain : 1. Menjunjung hukum dan pemerintahan 2. Turut serta dalam upaya pembelaan negara 3. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
  • 9. Di samping itu, warga negara mempunyai kewajiban lain yang diatur dalam aturan perundang-undangan seperti : 1. Membayar pajak 2. Menghargai warga Negara 3. Memenuhi panggilan aparat penegak hukum 4. Memelihara kelestarian lingkungan 5. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa 6. Ikut memelihara fasilitas kepentingan umum 2.4 Realisasi Hak Asasi Manusia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 2.4.1 Penegakkan Pemerintah Melalui Undang-Undang A. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 UU ini berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menegakkan HAM, dengan HAM yang mengatur tentang perkawinan di Indonesia. Keluarga yang dibentuk tentunya punya tujuan pada kebahagiaan yang dilandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti: a. UU perkawinan ini adalah bentuk perhatian pemerintah Indonesia terhadap hak asasi personal yang dimiliki oleh warga negaranya. b. Setiap warga negara di Indonesia berhak untuk memilih pasangannya masing- masing ke jenjang pernikahan yang diakui secara agama dan hukum yang berlaku di Indonesia. c. Pada dasarnya, UU perkawinan adalah salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan peran keluarga dalam pembentukan kepribadian anggota keluarga baik itu ayah, ibu, atau anak. B. TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 Ketetapan MPR ini adalah salah satu ketetapan yang berkaitan tentang HAM khususnya hak-hak asasi warga negara Indonesia. Beberapa HAM yang terdapat dalam ketetapan MPR diantaranya yaitu: a. Hak untuk melakukan pengembangan diri b. Hak untuk mendapatkan keadilan c. Hak untuk mendapatkan kemerdekaan d. Hak atas kebebasan informasi e. Hak atas rasa aman f. Hak atas kesejahteraan g. Hak untuk hidup h. Hak untuk berkeluarga C. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
  • 10. Undang-Undang ini merupakan penyempurnaan dari Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998. Adapun beberapa tambahan mengenai HAM sebagai warga negara Indonesia diantaranya yaitu: a. Hak berperan serta dalam sistem pemeritnahan b. Hak-hak perempuan c. Hak-hak anak. D. Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 Undang-Undang ini merupakan sebuah tindak lanjut dari Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yang mengatur tentang perkawinan. Undang-Undang ini berisikan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. E. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Undang-Undang berisi tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang ini mengatur hak-hak asasi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia khususnya hak-hak asasi yang dimiliki oleh setiap anak yang ada di Indonesia. Didalam undang-undang ini disebutkan, bahwa hak-hak anak perlu dilindungi dan ditegakkan agar anak tersebut dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat secara kemanusiaan. Selain itu, anak juga perlu mendapatkan perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. F. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27-34 Intinya, isi yang terkandung dalam UUD 1945 pasal 27 sampai dengan pasal 34 ini berkaitan dengan hak-hak asasi yang dimiliki oleh manusia secara umum. UUD 1945 Pasal 27-34 lebih mekankan pada penjaminan terhadap hak-hak yang dimiliki oleh segenap warga negara Indonesia. 2.4.2 Pembentukan Pemerintah Komisi Nasional A. Komisi Nasional Perempuan Komisi Nasional Perempuan yaitu komisi nasional yang dibentuk oleh pemerintah dalam melakukan upaya penegakan HAM, khususnya pada hak asasi perempuan. Komisi ini lahir dari tuntutan masyarakat di Indonesia khususnya kaum wanita sebagai bentuk perwujudan tanggungjawab pemerintah dalam menanggapi contoh konflik sosial dalam masyarakat yang ditujukan pada kaum wanita di Indonesia. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komisi nasional perempuan ini mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Menghapuskan bentuk-bentuk kekerasan terhadap kaum wanita. b. Menegakkan hak-hak asasi manusia khususnya perempuan di Indonesia. c. Meningkatkan upaya penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.
  • 11. B. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yaitu komisi yang dibentuk oleh pemerintah untuk melindungi dan menegakkan hak-hak yang oleh dimiliki seluruh anak di Indonesia tanpa terkecuali. Komisi ini didirikan pada 20 Oktober 2002 atas desakan para masyarakat sebagai orangtua yang merasa bahwa hak-hak anaknya tidak terpenuhi dengan baik. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komisi ini punya tugas pokok yaitu melakukan pengawasan terhadap jalannya perlindungan anak yang di Indonesia baik di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, atau pendidikan. 2.4.3 Pembentukan Pengadilan HAM Pengadilan HAM ini dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Dalam menjalankan perannya, pengadilan HAM berperan khusus dalam mengadili kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan, seperti: a. Keberadaan pengadilan HAM di Indonesia yaitu salah satu langkah dalam megakkan keadilan bagi warga negara Indonesia khususnya yang berkaitan dengan pelanggaran HAM. b. Proses pelimpahan perkara yang terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi tentunya dilakukan oleh pengadilan HAM sesuai dengan mekanisme pelaksanaan sistem peradilan di Indonesia. Dalam menegakkan HAM di Indonesia, pemerintah tidak melakukannya sendirian. Pemerintah memerlukan bantuan dari beberapa lembaga penegak hukum di Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mempunyai landasan hukum persamaan kedudukan warga negara yang semakin mendukung dan menguatkan proses penegakkan HAM. 2.4.4 Penegakan Melalui Proses Pendidikan Penegakkan HAM juga bisa dilakukan melalui proses pendidikan, baik pendidikan formal, informal, atau non formal. Jika penegakan dilakukan dalam pendidikan formal yaitu sekolah, penegakan HAM tentang penanaman konsep HAM kepada peserta didik bisa dilakukan melalui tujuan dari mata pelajaran PPKN dan Agama. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 pasal 39, bahwa kurikulum pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan.
  • 12. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan HAM/Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dan ada macam-macam hak yang didapatkan oleh warga negara. Selain memiliki hak, warga Negara juga memiliki kewajiban yang harus dilakukan sebagai warga Negara. Realisasi HAM dapat ditegakkan oleh pemerintah melalui undang-undang, pembentukan pemerintah komisi nasional, dan pembentukan pengadilan HAM. Dalam menegakkan HAM di Indonesia, pemerintah tidak melakukannya sendirian. Pemerintah memerlukan bantuan dari beberapa lembaga penegak hukum di Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mempunyai landasan hukum persamaan kedudukan warga negara yang semakin mendukung dan menguatkan proses penegakkan HAM. 3.2 Saran Demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, pelaksanaan dan penerapan HAM harus ditegakkan sesuai aturan yang berlaku dan menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Lailur Rahman. 2010/2011. Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila. Makalah. https://ilulcreative.wordpress.com/2010/10/05/makalah-hak-asasi-manusia-dalam- pancasila/ (Diakses pada 23 Oktober 2020) Haryanto, Terang dkk. Pengaturan Tentang Hak Asasi Manusia Berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945 Sebelum dan Setelah Amandemen. file:///C:/Users/USER/Downloads/54-394-1-PB.pdf (Diakses pada 23 Oktober 2020) Yasin, Johan. Hak Azasi Manusia dan Hak serta Kewajiban Warga Negara Dalam Hukum Positif Indonesia. https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/syiar_hukum/article/viewFile/541/pdf Martasuta, Umar Jani. Hak dan Kewajiban Warga Negara. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195202151983011- M._UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%20Pendidikan%20Kewarganegara an/PENGANTAR/HAK%20DAN%20KEWAJIBAN%20%20WARGANEGARA.pdf Helambang, Adhietya Febryan. 2018. Pemenuhan Hak dan Kewajiban warga Negara Indonesia: Telaah Kitis tentang “Kegalauan” yang “Menghantui” Pemerintah Indonesia. https://www.researchgate.net/publication/330280019_Pemenuhan_Hak_dan_Kewajiban_ Warga_Negara_Indonesia ( 30 Desember 2018) cerdika.com. 27 Juli 2020. √ 4 Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM di Indonesia!. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2020 dari https://cerdika.com/upaya-pemerintah-dalam- menegakkan-ham-di-indonesia/ jdih.kemenkeu.go.id. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2020 dari https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1989/2TAHUN~1989UU.HTM