Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Ā
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Ā
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Ā Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2.Ā Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3.Ā Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Ā
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang ramai dibicarakan. Berbicara
mengenai pendidikan berarti berbicara tentang profesi guru. Pada saat ini profesi guru
merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal
tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini, guru
yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang berkualitas juga,
begitu pun sebaliknya, seorang guru yang tidak berkualitas akan menjadikan bangsa ini
menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah. Tidak terlepas
dari peranan guru, guru yang berkulitas adalah guru yang menguasai IPTEK untuk menujang
keberhasilan tujuan pendidikan. Oleh karena itu, orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi
seorang guru. Namun, menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi antara lain adalah syarat admistrasi, teknis, psikis, dan fisik, selain itu
seorang guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
professional.
Namun seorang guru dalam menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan
penyimpangan seperti halnya penyimpangan etika atau pun nilai-nilai yang seharusnya
dicerminkan oleh profesionalisme seorang guru selain itu pelanggaran terhadap norma-norma
sering juga dilakukan oleh guru, sehingga pemerintah menetapkan suatu aturan atau norma-norma
yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang dikenal dengan āKode Etik
Guruā. Dengan adanya kode etik guru ini, diharapkan para guru dapat menjalankan tugasnya
dengan baik sebagaimana telah ditetapkan dalam kode etik guru tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksut denggan konsep nilai dan etika?
2. Apakah yang dimaksut dengan kode etik guru?
3. Apakah peranan etika terhadap IPTEK?
C. Tujuan
1
2. 1. Mengetahui konsep nilai dan etika.
2. Mengetahui kode etik guru.
3. Mengetahui peranan etika terhadap IPTEK.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Nilai Dan Etika
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu ethos dalam bentuk tunggal dan
ta etha dalam bentuk jamak. Ethos memiliki banyak pengertian antara lain adat,
akhlak, watak, sikap, dan lain-lain, sedang ta etha memiliki arti adat kebiasaan.
Berdasarkan KBBI tahun 1998, K. Bertens menjelaskan secara rinci bahwa
etika yang memiliki tiga pengertian, yaitu :
1. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral.
3. Etika dalam arti ilmu tentang yang baik atau buruk.
Dan menurut Black yang dikutip oleh Sjarkawi (2006:27), etika adalah ilmu
yang mempelajari cara manusia memperlakukan sesamanya dan apa arti hidup yang
baik.
Abuddin Nata melihat ada empat segi yang dapat digunakan untuk mengetahui
etika ini, yakni melihat dari segi obyek pembahasannya, sumbernya, fungsinya dan
terakhir dilihat dari segi sifatnya.
Kalau dilihat dari segi pembahasan, menurutnya, etika berupaya membahas
perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan bila dilihat dari segi sumbernya,
maka etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Oleh karena itu sebagai sebuah
produk pemikiran maka ia tidak bersifat mutlak dan absolut kebenarannya pun tidak
universal. Sementara itu bila dilihat dari segi fungsinya maka etika berfungsi sebagai
penilai, penentu, dan penetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh
manusia.
2
3. Pengertian Nilai
Nilai adalah suatu konsep atau sebuah keyakinan yang abadi dan dianggap
sangat penting dalam kehidupan seseorang, yang dengan konsep itu seseorang
dipandang baik secara personal dan sosial, bahkan merupakan kekuatan dalam
melahirkan motivasi untuk menentukan tingkah laku seseorang.
Lebih luas lagi, Zaim Elmubarok dalam bukunya Membumikan Pendidikan
Nilai, mengatakan bahwa nilai-nilai dapat menjadi milik bersama dalam satu
masyarakat. Ia menguraikan jika suatu masyarakat telah mempunyai nilai yang sama
tentang yang berguna dan tidak berguna, tentang yang cantik dan tidak cantik, tentang
yang baik dan buruk, maka masyarakat yang seperti itu seolah-olah telah direkat oleh
suatu norma yang sama, sehingga anggota masyarakat itu akan mempunyai rasa
solidaritas yang tinggi.
B. Kode Etik Guru
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan
yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya.
Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Adapun pengertian dari kode etik menurut kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai
Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia merupakan landasan moral
dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan
bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
kode etik guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan (2)
sebagai pedoman tingkah laku.
Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII, yang
terdiri dari Sembilan item berikut:
1. Guru berbakti membimbing anak didik
2. Guru memiliki kejujuran professional
3
4. 3. Guru mengadakan komunikasi
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
6. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan
mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
C. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK
Perkembangan secara ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat.
Dengan perkembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan
taraf hidup manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh, maka tidak cukup dengan
mangandalkan Ilmu pengetahuan dan teknologi, manusian juga harus menghayati secara
mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Apabila manusia sudah jauh dari nilai-nilai,
maka kehidupan ini akan terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi
yang dikembangkan oleh manusia harus tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan
keluhuran.
Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi
mental manusia pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi
tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia
sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyaknya berpengaruh terhadap pelaksanaan
dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyakut bagaimana mereka
harus menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat.
Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat
mempertanggung jawabkan tugas yang dilakukan dari segi tuntutan pekerjaannya.
4
5. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai merupakan gagasan atau konsep yang memiliki kualitas, sehingga menjadikan
hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, bermuatan motivasi, dalam mencapai
tujuan kehidupannya sedangkan etika yaitu ilmu yang mempelajari cara manusia
memperlakukan sesamanya dan apa arti hidup yang baik. Dengan adanya etika maka akan
membatasi seorang guru dalam pemanfaatan IPTEK sesuai dengan norma-norma yang telah
dituangkan dalam kode etik guru yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik hendaknya memahami nilai dan etika sehingga mampu
menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik guru, dan seorang guru harus mampu
mengikuti perkembangan IPTEK yang sesuai dengan kemajuan zaman.
5
6. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai merupakan gagasan atau konsep yang memiliki kualitas, sehingga menjadikan
hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, bermuatan motivasi, dalam mencapai
tujuan kehidupannya sedangkan etika yaitu ilmu yang mempelajari cara manusia
memperlakukan sesamanya dan apa arti hidup yang baik. Dengan adanya etika maka akan
membatasi seorang guru dalam pemanfaatan IPTEK sesuai dengan norma-norma yang telah
dituangkan dalam kode etik guru yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik hendaknya memahami nilai dan etika sehingga mampu
menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik guru, dan seorang guru harus mampu
mengikuti perkembangan IPTEK yang sesuai dengan kemajuan zaman.
5