Hukum waris Islam memberikan perubahan mendasar dari sistem waris sebelumnya dengan menetapkan pembagian warisan berdasarkan ketentuan Alquran dan hadis, bukan atas kehendak pewaris. Pembagian ini memperhitungkan hubungan kerabat dan jenis kelamin, dengan memberikan bagian ganda kepada ahli waris laki-laki. Pemahaman yang tepat terhadap hukum waris penting untuk menghindari perselisihan.
Tiga poin utama dokumen tersebut adalah:
1. Hukum waris Islam membedakan bagian warisan antara laki-laki dan perempuan, sedangkan hukum perdata memberikan bagian yang sama.
2. Ada beberapa pihak yang memiliki hak waris mutlak seperti suami/istri, orang tua, dan anak dalam hukum waris Islam.
3. Wasiat dalam hukum Islam harus diperhitungkan setelah menyelesaikan hutang dan warisan tidak boleh
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang Fiqih Mawaris yang mempelajari siapa saja ahli waris yang berhak menerima warisan dan bagian warisan mereka.
2) Sumber hukum kewarisan adalah Al-Quran dan hadis yang menjelaskan secara rinci bagian warisan untuk berbagai hubungan kekerabatan.
3) Tujuan kewarisan Islam adalah mencegah pertikaian antar ahli waris dengan menentukan
1. Hukum Islam menetapkan beberapa penghalang mewarisi harta peninggalan, antara lain berbeda agama, perbudakan, dan pembunuhan terhadap pewaris.
2. Selain itu, murtad dan ketidakjelasan waktu kematian juga dianggap sebagai penghalang oleh beberapa ulama, meskipun masih diperdebatkan.
3. Status budak dianggap tidak memiliki hak waris karena dianggap tidak memiliki kemampuan untuk
Tiga poin utama dokumen tersebut adalah:
1. Hukum waris Islam membedakan bagian warisan antara laki-laki dan perempuan, sedangkan hukum perdata memberikan bagian yang sama.
2. Ada beberapa pihak yang memiliki hak waris mutlak seperti suami/istri, orang tua, dan anak dalam hukum waris Islam.
3. Wasiat dalam hukum Islam harus diperhitungkan setelah menyelesaikan hutang dan warisan tidak boleh
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang Fiqih Mawaris yang mempelajari siapa saja ahli waris yang berhak menerima warisan dan bagian warisan mereka.
2) Sumber hukum kewarisan adalah Al-Quran dan hadis yang menjelaskan secara rinci bagian warisan untuk berbagai hubungan kekerabatan.
3) Tujuan kewarisan Islam adalah mencegah pertikaian antar ahli waris dengan menentukan
1. Hukum Islam menetapkan beberapa penghalang mewarisi harta peninggalan, antara lain berbeda agama, perbudakan, dan pembunuhan terhadap pewaris.
2. Selain itu, murtad dan ketidakjelasan waktu kematian juga dianggap sebagai penghalang oleh beberapa ulama, meskipun masih diperdebatkan.
3. Status budak dianggap tidak memiliki hak waris karena dianggap tidak memiliki kemampuan untuk
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang hukum warisan menurut Islam yang mencakup definisi, prinsip-prinsip, pembagian ahli waris, dan syarat-syarat kewarisan. Hukum warisan Islam didasarkan pada Al-Quran dan Hadist, serta memiliki empat prinsip utama yaitu prinsip ijbari, individual, bilateral, dan hanya berlaku karena kematian.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian fiqh mawaris, yaitu ilmu yang membahas hukum pembagian warisan menurut ajaran Islam.
2. Sumber hukum fiqh mawaris terdiri atas Al-Quran, hadis, dan ijma' para ulama.
3. Fiqh mawaris membahas tentang pengelompokan ahli waris dan hak masing-masing serta penyebab dan penghalang mendapatkan
Dokumen tersebut membahas tentang hukum warisan dalam Islam. Hukum warisan mengatur bagaimana harta peninggalan seseorang yang meninggal harus dibagikan kepada ahli warisnya sesuai dengan ketentuan agama Islam. Dokumen ini menjelaskan tentang konsep-konsep dasar hukum warisan seperti rukun waris, syarat waris, dan pembagian harta warisan berdasarkan hubungan dengan pewaris yang meninggal.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep warisan menurut bahasa Arab dan istilah, termasuk unsur-unsurnya seperti pewaris, ahli waris, dan harta warisan. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang hak waris menurut Al-Quran seperti fardhu, 'asabah, serta ketentuan-ketentuan warisan.
Dokumen tersebut membahas tentang wilayah hukum dalam Islam, termasuk definisi wilayah, jenis-jenis wilayah, dan hubungan antara Muslim dan non-Muslim dalam konteks wilayah. Dokumen ini juga membahas topik-topik seperti pernikahan, harta warisan, dan kesaksian.
Faraaidh atau ilmu pusaka merupakan ilmu penting dalam Islam yang mengatur pembahagian harta pusaka seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya berdasarkan al-Quran dan hadis. Dokumen ini menjelaskan definisi faraaidh, sumber-sumber hukum pusaka Islam, sistem pusaka di masyarakat Arab, Yahudi, dan Rom sebelum kedatangan Islam, serta perkembangan sistem pusaka setelah turunnya ayat
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan dan berbagai masalah yang terkait dengannya. Terdapat definisi pernikahan menurut istilah dan Islam, syarat-syarat sahnya nikah, jenis-jenis pernikahan, talak, asal usul poligami dan alasan-alasan yang memperbolehkan poligami.
Dokumen tersebut membahas tentang arti dan macam-macam amanah dan khianat. Amanah dijelaskan sebagai akhlak keimanan untuk menjalankan perintah Allah dan menunaikan hak-hakNya, manusia lain, serta nikmat yang diberikanNya. Khianat adalah melanggar amanah tersebut dengan berdusta, ingkar janji, atau menyembunyikan yang seharusnya disampaikan. Terdapat tiga jenis amanah yakni terhad
Ketiga ayat Al-Quran yang disebutkan dalam dokumen ini secara gamblang menjelaskan hak waris setiap ahli waris, syarat untuk mendapatkan waris, dan keadaan orang yang berhak dan tidak berhak atas warisan. Ayat-ayat tersebut juga merinci bagian waris masing-masing ahli waris secara spesifik maupun sebagai ahli waris bersama ('ashabah)."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang hukum warisan menurut Islam yang mencakup definisi, prinsip-prinsip, pembagian ahli waris, dan syarat-syarat kewarisan. Hukum warisan Islam didasarkan pada Al-Quran dan Hadist, serta memiliki empat prinsip utama yaitu prinsip ijbari, individual, bilateral, dan hanya berlaku karena kematian.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian fiqh mawaris, yaitu ilmu yang membahas hukum pembagian warisan menurut ajaran Islam.
2. Sumber hukum fiqh mawaris terdiri atas Al-Quran, hadis, dan ijma' para ulama.
3. Fiqh mawaris membahas tentang pengelompokan ahli waris dan hak masing-masing serta penyebab dan penghalang mendapatkan
Dokumen tersebut membahas tentang hukum warisan dalam Islam. Hukum warisan mengatur bagaimana harta peninggalan seseorang yang meninggal harus dibagikan kepada ahli warisnya sesuai dengan ketentuan agama Islam. Dokumen ini menjelaskan tentang konsep-konsep dasar hukum warisan seperti rukun waris, syarat waris, dan pembagian harta warisan berdasarkan hubungan dengan pewaris yang meninggal.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep warisan menurut bahasa Arab dan istilah, termasuk unsur-unsurnya seperti pewaris, ahli waris, dan harta warisan. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang hak waris menurut Al-Quran seperti fardhu, 'asabah, serta ketentuan-ketentuan warisan.
Dokumen tersebut membahas tentang wilayah hukum dalam Islam, termasuk definisi wilayah, jenis-jenis wilayah, dan hubungan antara Muslim dan non-Muslim dalam konteks wilayah. Dokumen ini juga membahas topik-topik seperti pernikahan, harta warisan, dan kesaksian.
Faraaidh atau ilmu pusaka merupakan ilmu penting dalam Islam yang mengatur pembahagian harta pusaka seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya berdasarkan al-Quran dan hadis. Dokumen ini menjelaskan definisi faraaidh, sumber-sumber hukum pusaka Islam, sistem pusaka di masyarakat Arab, Yahudi, dan Rom sebelum kedatangan Islam, serta perkembangan sistem pusaka setelah turunnya ayat
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan dan berbagai masalah yang terkait dengannya. Terdapat definisi pernikahan menurut istilah dan Islam, syarat-syarat sahnya nikah, jenis-jenis pernikahan, talak, asal usul poligami dan alasan-alasan yang memperbolehkan poligami.
Dokumen tersebut membahas tentang arti dan macam-macam amanah dan khianat. Amanah dijelaskan sebagai akhlak keimanan untuk menjalankan perintah Allah dan menunaikan hak-hakNya, manusia lain, serta nikmat yang diberikanNya. Khianat adalah melanggar amanah tersebut dengan berdusta, ingkar janji, atau menyembunyikan yang seharusnya disampaikan. Terdapat tiga jenis amanah yakni terhad
Ketiga ayat Al-Quran yang disebutkan dalam dokumen ini secara gamblang menjelaskan hak waris setiap ahli waris, syarat untuk mendapatkan waris, dan keadaan orang yang berhak dan tidak berhak atas warisan. Ayat-ayat tersebut juga merinci bagian waris masing-masing ahli waris secara spesifik maupun sebagai ahli waris bersama ('ashabah)."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang hukum kewarisan menurut Al-Quran surat An-Nisa ayat 7 dan beberapa istilah yang terkait dengan hukum kewarisan seperti mawaris, ilmu faraidh, ahli waris, dan ketentuan pembagian harta warisan.
BAB 3 Menerapkan dan Menerima Hukum Waris.pptxssuserc8b95b
1) Mawaris atau ilmu faraid membahas orang yang berhak warisan, pembagian harta, dan prosedurnya.
2) Ada syarat dan penghalang untuk menerima warisan seperti agama, pembunuhan, dan perzinaan.
3) Ada 25 golongan ahli waris tetapi yang berhak hanya 5 jika semua ada: suami/istri, ayah, ibu, anak laki, dan perempuan.
Makalah ini membahas tentang mawaris dalam Islam. Mawaris adalah pemindahan hak milik dari seseorang yang meninggal kepada ahli warisnya. Tujuan mawaris adalah mencegah pertikaian dan memberikan pembagian yang adil. Terdapat tiga rukun mawaris yaitu al-muwarits, al-warits, dan harta waris. Syarat-syarat kewarisan adalah meninggalnya pewaris, adanya ahli waris, dan penentuan bagian waris. Ah
Dokumen tersebut membahas tentang mawarits (warisan) dalam Islam, meliputi pengertian, hukum, tujuan, asbab dan penghalang warisan, rukun waris, serta cara menghitung dan membagikan harta warisan. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang aturan pembagian harta warisan menurut syariat Islam.
Sistem hukum waris adat di Indonesia bervariasi antara lain patrilineal, matrilineal, dan parental/bilateral. Pada sistem patrilineal hanya anak laki-laki yang berhak waris, sedangkan matrilineal hanya anak perempuan. Sistem parental/bilateral memberikan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk mewarisi dari kedua orang tua.
KEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptxMohammadSyaifudin2
Dokumen ini membahas tentang pentingnya mempelajari ilmu faraid atau aturan pembagian warisan dalam Islam. Ilmu ini menjelaskan siapa saja ahli waris yang berhak atas harta warisan dan berapa besar porsi yang mereka peroleh sesuai aturan-aturan yang ditetapkan. Tanpa pengetahuan ilmu ini, pembagian warisan bisa menimbulkan ketidakadilan yang dapat memicu perpecahan.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu faraid atau ilmu pusaka dalam Islam. Ia menjelaskan sumber-sumber hukum pusaka Islam seperti Al-Quran, hadis, ijma ulama, dan memberikan ringkasan singkat tentang sistem pusaka dalam masyarakat Arab, Yahudi, dan Rom sebelum Islam serta perkembangannya setelah turunnya ajaran Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan hukum Islam mengenai warisan. Terdapat dua bagian utama, yaitu penjelasan mengenai pengertian ahli waris beserta jenis dan syaratnya, serta ketentuan pembagian harta warisan berdasarkan Alquran dan hadis Nabi. Dokumen ini menjelaskan bahwa hukum waris dalam Islam dilandasi oleh prinsip keadilan dengan memberikan hak waris yang sama bagi pria dan wanita.
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan waris dalam Islam, meliputi pengertian, dasar-dasar hukum, rukun, ahli waris, pembagian waris, dan konsep-konsep terkait seperti wasiat, mawani'ul irtsi, dhawil furudh, furudhul muqoddaroh, asobah, dan algharawain.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. HUBUNGAN SISTEM KEWARISAN DENGAN SISTEM
KEKELUARGAAN
• 3 bentuk kekeluargaan:
▫ Keluarga besar dengan hak kolektif atas harta
kekayaan. Harta adalah milik bersama, sehingga
harta tidak boleh dibagi-bagikan kepada ahli waris.
Disebut dengan harta pusaka (Romawi, Minang)
▫ Sistem mayorat: Anak tertua bertanggungjawab
memelihara penghidupan seluruh keluarga
sebagaimana tanggungjawab orang tua. Sehingga
anak tertua berhak tunggal mewarisi seluruh harta
peninggalan (Lampung, Bali)
▫ Keluarga kecil dengan hak individual: diakuinya hak
perorangan.
3. 3 golongan sifat kekeluargaan
• Patrilinial: anak-anak dinasabkan pertalian
darah hanya kepada bapaknya, kakeknya dan
seterusnya menurut garis laki-laki. Anak
perempuan yang telah menikah lepas dari orang
tuanya dan masuk ke lingkungan suaminya.
• Matrilinial: anak keturunan dinasabkan pada
pertalian darah dengan ibunya, ayah tidak
memiliki kekuasaan atas anak-anaknya.
• Bilateral/Parental: anak-anak memiliki dua garis
keturunan baik dari ayah maupun ibu.
4. Sistem kewarisan Islam adalah kategori:
“Individual bilateral”
Dasar:
• An Nisa 7: bagi anak laki laki ada bagian dari ibu
bapak dan kerabatnya, dan bagi anak perempuan ada
bagian dari ibu bapak dan kerabatnya
• “Bilateral” dalam Islam dengan corak khusus, yaitu
bagian laki-laki 2 x bagian perempuan (karena laki-laki
dominan memiliki tanggungjawab materiel
dalam keluarga dan perempuan tanggungjawab non
materiel, walaupun tidak secara mutlak)
5. BEBERAPA ISTILAH:
1. Mirats (kata tunggal)/mawaris
(jamak)/Tarikah = harta pusaka / harta
peninggalan.
▫ Mirats adalah semua harta peninggalan
orang yang telah meninggal dunia
▫ Tarikah khusus untuk harta peninggalan yang
sudah bersih sehingga dapat dibagikan
1. Muwaris = orang yang meninggal dunia
2. Ahli waris/waris = orang yang berhak
menerima mirats
3. Faraid = bagian
6. ILMU MAWARIS DAN ILMU FARAID
• ILMU WAWARIS:
▫ Adalah ilmu yang menjelaskan tentang kriteria ahli waris,
siapakah yang berhak menjadi ahli waris,
apa sebabnya,
Bagaimana prosesnya
apa persyaratannya agar dapat menerima waris, dan
permasalahan yang terdapat di dalamnya
• ILMU FARAID:
▫ Adalah ilmu yang menjelaskan tentang bagian-bagian tertentu
yang telah ditetapkan oleh syarak, yakni Al Quran dan Hadits
dalam membagi harta peninggalan kepada ahli waris, yaitu ada 6
(1/2; ¼; 1/8; 1/3; 2/3; 1/6)
▫ Merupakan bagian/cabang dari ilmu hisab/ilmu hitung
7. Hukum waris Islam:
• Ketentuan materielnya telah digariskan dalam
Al Qur,an dan Al Hadits secara rinci
• Pembagian warisan bukan atas dasar kehendak
orang yang meninggal
8. HUKUM WARIS SEBELUM ISLAM
1. Pembagian berdasar hubungan darah (nasab)
dan keluarga (qarabah), tetapi hanya berlaku
bagi laki-laki dewasa (anak, saudara, paman)
▫ Dihapus dengan surat An Nisa’ ayat 7: hak wanita
atas warisan
▫ Dihapus dengan surat An Nisa’ ayat 11: hak anak
laki-laki
1. Pembagian berdasar sumpah setia dan ikatan
perjanjian
▫ Dihapus dengan surat Al Anfal ayat 75: orang yang
memiliki hubungan kerabat lebih berhak
9. Lanjutan…..
3. Anak angkat berhak atas warisan
▫ Dihapus dengan surat Al Ahzab ayat 4 dan 5: anak
angkat bukan sebagai anak kandung
3. Persaudaraan antara Muhajirin (umat Islam dari
mekah yang hijrah ke Madinah) dan Anshar
(umat Islam yang bertempat tinggal di Madinah)
▫ Dihapus dengan surat Al Anfal ayat 75: orang yang
memiliki hubungan kerabat lebih berhak menerima
10. Beberapa perubahan mendasar
dengan adanya hukum waris Islam
• Tidak menyerahkan sepenuhnya kepada
kehendak pihak yang mewariskan. Wasiat dan
hibah maksimal 1/3 harta
• Tidak melarang bapak/ibu atau leluhur mewaris
bersama dengan istri/suami, anak dan saudara
• Tidak mengistimewakan kepada salah satu
pewaris
• Tidak menolak ahli waris yang belum dewasa
• Tidak memberikan harta warisan kepada anak
angkat
11.
12. HR IBNU MAJAH dan DARUQUTHNI
• “Pelajarilah ilmu waris dan ajarkan, karena ilmu
waris adalah separuh ilmu. Ilmu (waris) adalah
ilmu yang cepat dilupakan dan yang pertama
kali dicabut dari umatku”
13. HR AHMAD, AN NASAI dan AL
DARUQUTNIY
• “Pelajari Al Quran dan ajarkan kepada orang-orang,
dan pelajari ilmu Faraid serta ajarkan
kepada orang-orang. Karena saya bakal orang
yang direnggut (kematian), sedang ilmu itu
bakal diangkat. Hampir-hampir saja dua orang
bertengkar tentang pembagian pusaka, maka
mereka berdua tidak menemukan seorangpun
yang sanggup menfatwakannya kepada mereka”
• HUKUM FARDHU KIFAYAH
14. Dari Al Ahwash dari Ibnu Mas’ud
• “Ilmu itu ada 3, yaitu mukhakamat, sunnah yang
ditegakkan dan ilmu waris yang adil. Selain
ketiga ilmu ini merupakan tambahan (HR Abu
Daud dan Ibnu Majah)
15. Kesimpulan:
• Perintah Allah dan nabi Muhammad SAW
• Pemahaman masyarakat yang keliru tentang
waris
• Ilmu waris adalah suatu ilmu dalam Islam
dengan tingkat kesulitan tinggi (khususnya oleh
orang awam), sehingga dengan mempelajarinya
dapat menyelesaikan masalah harta peninggalan
sesuai dengan ketentuan Islam, dan tidak ada
yang dirugikan atau termakan bagiannya oleh
ahli waris yang lain.
16.
17. AN Nisaa ayat 7
• “Bagi orang laki-laki ada hak dari harta
peninggalan ibu dan bapak dan bagi orang
wanita ada hak dari harta peninggalan ibu
bapak, dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak,
menurut bahagian yang telah ditetapkan”
▫ Laki-laki atau perempuan memiliki hak waris
▫ Laki-laki atau perempuan sebagai subjek hukum
18. AN NISAA ayat 11
• “Allah mensyariatkan bagimu tentang
pembagian pusaka untuk anak-anakmu. Bagian
anak laki-laki sama dengan bagian dua anak
perempuan …..
▫ Bagian anak laki-laki
▫ Bagian anak perempuan
▫ Bagian ibu-bapak
19. AN NISAA ayat 12
• “Dan bagimu (suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan…….”
▫ Bagian suami
▫ Bagian istri
▫ Saudara laki-laki dan perempuan seibu
20. AN NISAA ayat 176
• “Mereka meminta fatwa kepadamu tentang
kalalah, katakanlah…… Jika seseorang
meninggal dunia dan tidak mempunyai anak dan
mempunyai saudara perempuan, maka….”
▫ Bagian saudara perempuan
▫ Bagian saudara laki-laki