SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
PENDAHULUAN 
1. Latar belakang 
Pancasila merupakan dasar falsafah dari Negara Indonesia. Pancasila telah 
diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945 
dan ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Sejarah 
Indonesia telah mencatat bahwa tokoh yang merumuskan pancasila ialah Mr Mohammad 
Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Jika pancasila dilihat dari aspek historis maka 
disini bisa dilihat bagaimana sejarah pancasila yang menjiwai kehidupan dan perjuangan 
bangsa Indonesia dan bagaimana pancasila tersebut dirumuskan menjadi dasar Negara. 
Hal ini dilihat dari pada saat zaman penjajahan dan kolonialisme yang 
mengakibatkan penderitaan bagi seluruh bangsa Indonesia, yang kemudian diperjuangkan 
oleh bangsa Indonesia akhirnya merdeka sampai sekarang ini, nilai-nilai pancasila tumbuh 
dan berkembang dalam setiap kehidupan masyarakat Indonesia. Tentunya pengamalan sila-sila 
pancasila juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 
Dalam filsafat pancasila, kita dituntut untuk mempelajari apa hakikat pancasila, baik 
sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar Negara begitu pula mengenai apa hakikat 
tiap-tiap sila. Dalam tulisan ini saya akan mencoba menggali bagaimana hakikat sila 
pertama pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dalam filsafat dan Etika pancasila. 
2. Perumusan masalah 
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis 
memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan 
masalah. Rumusan masalah itu adalah: 
1. Bagaimana hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat pancasila ? 
2. Landasan filosofis apakah yang melatarbelakangi adanya sila Ketuhanan 
yang Maha Esa? 
3. Bagaimana hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam Etika Pancasila? 
3. Tujuan 
Tujuan penyusunan makalah ini diantaranya : 
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pancasila
2. Untuk mengetahui hakikat yang terdapat dalam sila Ketuhanan yang Maha 
Esa dalam filsafat pancasila 
3. Untuk mengetahui landasan filosofis dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa 
serta perwujudannya sebagai etika pancasila 
4. Untuk mendalami makna pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik 
Indonesia
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Filsafat 
Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya 
“philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim 
diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata 
“philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut 
filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom”atau kebijaksanaan 
sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut 
maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan 
hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban 
manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos. 
Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut: 
• Socrates (469-399 s.M.) 
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa 
perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia. Berdasarkan 
pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan 
dan keadilan jika mereka mampu dan mau melakukan peninajauan diri atau refleksi diri 
sehingga muncul koreksi terhadap diri secara obyektif 
• Plato (472 – 347 s. M.) 
Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah 
pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap 
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato filsafat 
merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang 
seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif. 
2.2 Hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat pancasila 
2.2.1 Pengertian Filsafat Pancasila 
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi filsafat dalam 
filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia. 
Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai 
dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke 
waktu.
2.2.2 Arti Ketuhanan yang Maha Esa 
Tuhan adalah ”causa prima”/sebab yang pertama , karena tidak tergantung pada siapa pun 
atau pada apapun juga. Dia adalah yang mutlak, seluruh alam semesta adalah ciptaannya. 
Yang Maha Esa adalah yang satu atau maha tunggal. Esa dalam dzatnya, budinya, 
kehendaknya, adanya, adanya adalah hakekatnya Tuhan bukan suatu compositum seperti 
manusia yang terdiri atas jiwa dan badan, maka tidak ada yang menyamainya. 
2.2.3 Bukti-bukti adanya Tuhan yang Maha Esa 
A. Sebab akibat 
Kalau ada akibat pasti ada sebabnya adanya dunia dengan segala isinya merupakan suatu 
akibat. Pasti ada sebab yang menimbulkan adanya dunia ini, yaitu sebab yang pertama 
Tuhan yang maha Esa. 
B. Adanya Suara hati 
Sesuatu yang bersifat transendental ( Sesuatu yang mengungguli struktur alam jasmani, 
mengatasi waktu dan tempat ) atau relatif transendental berasal dari sesuatu yang absolut 
transendental padahal suara hati bersifat relatif relative transendental. Jadi suara hati 
berasal dari sesuatu yang absolut transendental yaitu Tuhan yang Maha Esa. 
C. Setiap suku bangsa di Indonesia mengakui adanya suatu realitas yang maha tinggi, 
dengan sebutan yang bermacam-macam seperti : Tuhan, Allah, Gusti, Hyang Widi, Sang 
Widi Wasa, Pangeran dan sebagainya. Padahal keseluruhan suku-suku bangsa itu 
merupakan bangsa Indonesia. Jadi bangsa Indonesia mengakui adanya realitas yang maha 
tinggi. 
D. Adanya hidup di dunia ini 
E. Adanya Pranata tertib dalam alam semesta 
2.2.4 Hakikat Landasan Sila Ketuhanan yang Maha Esa 
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, yang nilai-nilainya telah ada pada 
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan 
nilai-nilai agama. Dengan demikian sila Ketuhanan yang Maha Esa nilai-nilainya telah ada 
pada bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Makna yang terkandung dalam sila 
Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya intinya adalah Ketuhanan. 
Hal ini mengandung makna bahwa Negara dengan Tuhan adalah hubungan sebab-akibat 
yang tidak langsung melalui manusia sebagai pendukung pokok Negara. Maka sesuai 
dengan makna yang terkandung dalam sila pertama bahwa adanya Tuhan bagi bangsa dan 
Negara Indonesia adalah telah menjadi suatu keyakinan, sehingga adanya Tuhan bukanlah
persoalan. Adanya tuhan adalah dalam kenyataannya secara objektif ( ada dalam 
objektivanya ). 
2.3 Landasan Filosofis Sila Ketuhanan yang Maha Esa 
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia merupakan sumber nilai bagi 
pelaksanaan penyelenggaraan Negara secara kongkrit, oleh karena itu inti isi sila pertama 
yang a ide-ide abstrak umum universal harus sesuai dengan praktek penyelenggaraan 
Negara, moral penyelenggara Negara dan juga penjabaran dalam tertib hukum Indonesia. 
Pengetahuan tentang adanya Tuhan ini telah banyak dibuktikan secara rasional dengan 
beberapa argumentasi, yaitu : 
Bukti adanya Tuhan secara ontologis yang berpendapat bahwa adanya segala 
sesuatu di dunia tidak berada karena dirinya sendiri, melainkan karena sesuatu yang disebut 
ide. Ide ini berada di luar segala sesuatu termasuk alam semesta, dan sebenarnya 
kenyataan yang sebenarnya adalah ide-ide tersebut. Maka yang dimaksud ide yang tertinggi 
adalah Tuhan sebagai kausa prima. 
Bukti adanya Tuhan secara kosmologis yang berpendapat bahwa alam semesta 
(termasuk manusia ini ) diciptakan oleh Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta 
ini mempunyai hubungan sebab-akibat, sebab sesuatu disebabkan oleh sebab yang lain. 
Misalnya rentetan hubungan anak dengan orang tuanya, orang tuanya disebabkan oleh 
kakek dan neneknya, dan begitu seterusnya. Sehingga rangkaian sebab akibat tersebut 
sampailah pada suatu sebab yang tidak disebabkan oleh yang lain yang disebut sebab 
pertama ( kausa prima ) 
Bukti adanya tuhan secara Teleologis yang berpendapat bahwa alam diatur menurut 
sesuatu tujuan tertentu Dengan lain perkataan alam ini dalam keseluruhannya berevolusi 
dan beredar kepada suatu tujuan tertentu. Bahagian-bahagian dari alam ini mempunyai 
hubungan yang erat satu dengan yang lainnya dan bekerja sama dalam mencapai suatu 
tujuan tertentu. Maka dapatlah disimpulkan bahwa ada suatu dzat yang menentukan tujuan 
tersebut, yaitu Tuhan 
Bukti adanya Tuhan Secara Psikologis. Pembuktian ini berdasarkan pada suatu 
kenyataan bahwa kita memiliki suatu pengertian atau gagasan tentang Tuhan sebagai 
sesuatu yang sempurna, lalu kita mencoba untuk menerangkan asal mula gagasan tentang 
Tuhan sebagai sesuatu yang sempurna, lalu masalahnya bagaimana kita caranya untuk 
memperoleh gagasan tersebut. Gagasan diperoleh dari jenis pengalaman-pengalaman 
tertentu atau diperoleh dari gagasan-gagasan yang lain yang digabungkan, diperbandingkan 
dan sebagainya.
2.4 Hakikat Ketuhanan yang Maha Esa dalam etika pancasila 
Peranan etika pancasila di dalam unsur ketuhanan ialah mempunyai peranan penting dalam 
pembentukan manusia Indonesia yang utuh. Hal ini terbukti dari putusan rapat Badan 
pekerja tanggal 29 Desember 1947 yang menekankan agar agama mendapat tempat teratur 
ddan saksama, sedangkan madrasah serta pesantren hendaknya mendapat perhatian. 
Realisasinya diatur dengan peraturan bersama menteri pendidikan, pengajaran, dan 
Kebudayaan dan menteri agama di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan. Dengan 
melalui pendidikan agama diharapkan setiap siswa dan mahasiswa dapat mendalami dan 
mengamalkan agamanya masing-masing. Dengan melalui pendidikan agama diharapkan 
bahwa siswa dan mahasiswa dapat memahami nilai-nilai luhur dan moral yang terkandung 
di dalam agamanya masing-masing. Melalui pendidikan agama manusia Indonesia yang 
utuh diharapkan akan memiliki sifat berketuhanan. Dalam rangka pendidikan di Indonesia 
unsur Ketuhanan telah mendapat perhatian dan tempat sebagaimana mestinya.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Tuhan adalah ”causa prima”/sebab yang pertama , karena tidak tergantung pada 
siapa pun atau pada apapun juga. Dia adalah yang mutlak, seluruh alam semesta adalah 
ciptaannya. Yang Maha Esa adalah yang satu atau maha tunggal. Esa dalam dzatnya, 
budinya, kehendaknya, adanya, adanya adalah hakekatnya Tuhan bukan suatu compositum 
seperti manusia yang terdiri atas jiwa dan badan, maka tidak ada yang menyamainya. 
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, yang nilai-nilainya telah 
ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, berupa nilai-nilai adat istiadat, 
kebudayaan, dan nilai-nilai agama. Dengan demikian sila Ketuhanan yang Maha Esa nilai-nilainya 
telah ada pada bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Makna yang 
terkandung dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya intinya adalah Ketuhanan. 
` Hal ini mengandung makna bahwa Negara dengan Tuhan adalah hubungan sebab-akibat 
yang tidak langsung melalui manusia sebagai pendukung pokok Negara. Maka sesuai 
dengan makna yang terkandung dalam sila pertama bahwa adanya Tuhan bagi bangsa dan 
Negara Indonesia adalah telah menjadi suatu keyakinan, sehingga adanya Tuhan bukanlah 
persoalan. Adanya tuhan adalah dalam kenyataannya secara objektif ( ada dalam 
objektivanya ). Peranan etika pancasila di dalam unsur ketuhanan ialah mempunyai peranan 
penting dalam pembentukan manusia Indonesia yang utuh. Melalui pendidikan agama 
manusia Indonesia yang utuh diharapkan akan memiliki sifat berketuhanan. Dalam rangka 
pendidikan di Indonesia unsur Ketuhanan telah mendapat perhatian dan tempat 
sebagaimana mestinya. 
2. Saran 
Dalam kehidupan kita memang harus menjadikan pancasila sebagai pedoman dasar 
dan harus melakukan pengamalan sila-sila dalam pancasila. Dalam sila pertama terutama, 
kita harus menghormati berbagai macam agama yang ada di Indonesia, sebagai 
perwujudan akan saling menghormati dan menghargai sesama pemeluk agama. Karena 
Indonesia ini terdiri dari kemajemukan agama di dalam berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu manusia di Indonesia juga diberikan kebebasan untuk memeluk agamanya 
sesuai dengan kepercayaannya masing-masing selama agama tersebut merupakan agama 
yang keberadaannya diakui di Indonesia. Oleh karena itu kerukunan antar umat beragama 
perlu kita jaga sebagai masyarakat Indonesia yang Bhineka tunggal Ika dalam rangka 
perwujudan dan pengamalan sila-sila Pancasila terutama dalam sila pertama yaitu 
Ketuhanan Yang Maha Esa. 
DAFTAR PUSTAKA 
Sunoto. Mengenal filsafat pancasila pendekatan melalui etika pancasila.1985.yogyakarta:PT 
Hanindita 
Kaelan.Filsafat Pancasila.1996.yogyakarta:Paradigma

More Related Content

What's hot

Makalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafatMakalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafat
openriski
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Nasruddin Asnah
 
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Dea_tita
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
Ferdy Tohopi
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sita Nurhalimah
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafatpancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
uin suska riau
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
Rudi Wicaksana
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
Ainul Fikri
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
Ifandi Silitonga
 
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAIPANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
Herry Purwanto Panjaitan
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
noussevarenna
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasilaifaajja
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
Ambo Sumange
 

What's hot (15)

Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Makalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafatMakalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
 
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
Pancasila sebagai filsafat kelompok 6
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafatpancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAIPANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 

Viewers also liked

1KABUPATEN MUNA
1KABUPATEN MUNA1KABUPATEN MUNA
1KABUPATEN MUNA
Septian Muna Barakati
 
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananKebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Septian Muna Barakati
 
Iin
IinIin
Makalah ekologi umum
Makalah ekologi umumMakalah ekologi umum
Makalah ekologi umum
Septian Muna Barakati
 
Makalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisiMakalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisi
Septian Muna Barakati
 
Makalah english ''hiv aids''
Makalah english ''hiv aids''Makalah english ''hiv aids''
Makalah english ''hiv aids''
Septian Muna Barakati
 
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Septian Muna Barakati
 
Tita tugas
Tita tugasTita tugas
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Septian Muna Barakati
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
Septian Muna Barakati
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
Septian Muna Barakati
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
Septian Muna Barakati
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
Septian Muna Barakati
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Septian Muna Barakati
 
Makalah fisika gelombang elektromagnetik
Makalah fisika gelombang elektromagnetikMakalah fisika gelombang elektromagnetik
Makalah fisika gelombang elektromagnetik
Septian Muna Barakati
 
Makalah distribusi
Makalah distribusiMakalah distribusi
Makalah distribusi
Septian Muna Barakati
 

Viewers also liked (19)

1KABUPATEN MUNA
1KABUPATEN MUNA1KABUPATEN MUNA
1KABUPATEN MUNA
 
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananKebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
 
Iin
IinIin
Iin
 
Makalah ekologi umum
Makalah ekologi umumMakalah ekologi umum
Makalah ekologi umum
 
Makalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisiMakalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisi
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Makalah english ''hiv aids''
Makalah english ''hiv aids''Makalah english ''hiv aids''
Makalah english ''hiv aids''
 
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
 
Tita tugas
Tita tugasTita tugas
Tita tugas
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah furunkel
Makalah furunkelMakalah furunkel
Makalah furunkel
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah fisika gelombang elektromagnetik
Makalah fisika gelombang elektromagnetikMakalah fisika gelombang elektromagnetik
Makalah fisika gelombang elektromagnetik
 
Makalah distribusi
Makalah distribusiMakalah distribusi
Makalah distribusi
 

Similar to Makalah filsafat pancasila

Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
Warnet Raha
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
Warnet Raha
 
Pendidikan pancasila 4 5
Pendidikan pancasila 4 5Pendidikan pancasila 4 5
Pendidikan pancasila 4 5
google
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
achmad32
 
Bab pancasila
Bab pancasilaBab pancasila
Bab pancasila
Diana Wulandari
 
Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
Zukét Printing
 
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
wahyu suhada
 
Filsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdfFilsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdf
Zukét Printing
 
Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
Zukét Printing
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
RasyAlam
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
idbloginfo
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
tri harto7
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
Operator Warnet Vast Raha
 
Filsafat.pptx
Filsafat.pptxFilsafat.pptx
Filsafat.pptx
MulyaadiSaputra1
 
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
ConcuMinus
 

Similar to Makalah filsafat pancasila (20)

Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
 
Pendidikan pancasila 4 5
Pendidikan pancasila 4 5Pendidikan pancasila 4 5
Pendidikan pancasila 4 5
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Bab pancasila
Bab pancasilaBab pancasila
Bab pancasila
 
Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
 
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
 
Filsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdfFilsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdf
 
Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat.pptx
Filsafat.pptxFilsafat.pptx
Filsafat.pptx
 
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
 

More from Septian Muna Barakati

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
Septian Muna Barakati
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
Septian Muna Barakati
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
Septian Muna Barakati
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
Septian Muna Barakati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Septian Muna Barakati
 
E
EE
Faktor
FaktorFaktor
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
Septian Muna Barakati
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
Septian Muna Barakati
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
Septian Muna Barakati
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
Septian Muna Barakati
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
Septian Muna Barakati
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
Septian Muna Barakati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah filsafat pancasila

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pancasila merupakan dasar falsafah dari Negara Indonesia. Pancasila telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945 dan ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa tokoh yang merumuskan pancasila ialah Mr Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Jika pancasila dilihat dari aspek historis maka disini bisa dilihat bagaimana sejarah pancasila yang menjiwai kehidupan dan perjuangan bangsa Indonesia dan bagaimana pancasila tersebut dirumuskan menjadi dasar Negara. Hal ini dilihat dari pada saat zaman penjajahan dan kolonialisme yang mengakibatkan penderitaan bagi seluruh bangsa Indonesia, yang kemudian diperjuangkan oleh bangsa Indonesia akhirnya merdeka sampai sekarang ini, nilai-nilai pancasila tumbuh dan berkembang dalam setiap kehidupan masyarakat Indonesia. Tentunya pengamalan sila-sila pancasila juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam filsafat pancasila, kita dituntut untuk mempelajari apa hakikat pancasila, baik sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar Negara begitu pula mengenai apa hakikat tiap-tiap sila. Dalam tulisan ini saya akan mencoba menggali bagaimana hakikat sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dalam filsafat dan Etika pancasila. 2. Perumusan masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah: 1. Bagaimana hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat pancasila ? 2. Landasan filosofis apakah yang melatarbelakangi adanya sila Ketuhanan yang Maha Esa? 3. Bagaimana hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam Etika Pancasila? 3. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini diantaranya : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pancasila
  • 2. 2. Untuk mengetahui hakikat yang terdapat dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat pancasila 3. Untuk mengetahui landasan filosofis dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta perwujudannya sebagai etika pancasila 4. Untuk mendalami makna pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Filsafat Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom”atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos. Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut: • Socrates (469-399 s.M.) Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia. Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu dan mau melakukan peninajauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap diri secara obyektif • Plato (472 – 347 s. M.) Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif. 2.2 Hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat pancasila 2.2.1 Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.
  • 4. 2.2.2 Arti Ketuhanan yang Maha Esa Tuhan adalah ”causa prima”/sebab yang pertama , karena tidak tergantung pada siapa pun atau pada apapun juga. Dia adalah yang mutlak, seluruh alam semesta adalah ciptaannya. Yang Maha Esa adalah yang satu atau maha tunggal. Esa dalam dzatnya, budinya, kehendaknya, adanya, adanya adalah hakekatnya Tuhan bukan suatu compositum seperti manusia yang terdiri atas jiwa dan badan, maka tidak ada yang menyamainya. 2.2.3 Bukti-bukti adanya Tuhan yang Maha Esa A. Sebab akibat Kalau ada akibat pasti ada sebabnya adanya dunia dengan segala isinya merupakan suatu akibat. Pasti ada sebab yang menimbulkan adanya dunia ini, yaitu sebab yang pertama Tuhan yang maha Esa. B. Adanya Suara hati Sesuatu yang bersifat transendental ( Sesuatu yang mengungguli struktur alam jasmani, mengatasi waktu dan tempat ) atau relatif transendental berasal dari sesuatu yang absolut transendental padahal suara hati bersifat relatif relative transendental. Jadi suara hati berasal dari sesuatu yang absolut transendental yaitu Tuhan yang Maha Esa. C. Setiap suku bangsa di Indonesia mengakui adanya suatu realitas yang maha tinggi, dengan sebutan yang bermacam-macam seperti : Tuhan, Allah, Gusti, Hyang Widi, Sang Widi Wasa, Pangeran dan sebagainya. Padahal keseluruhan suku-suku bangsa itu merupakan bangsa Indonesia. Jadi bangsa Indonesia mengakui adanya realitas yang maha tinggi. D. Adanya hidup di dunia ini E. Adanya Pranata tertib dalam alam semesta 2.2.4 Hakikat Landasan Sila Ketuhanan yang Maha Esa Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, yang nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai agama. Dengan demikian sila Ketuhanan yang Maha Esa nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Makna yang terkandung dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya intinya adalah Ketuhanan. Hal ini mengandung makna bahwa Negara dengan Tuhan adalah hubungan sebab-akibat yang tidak langsung melalui manusia sebagai pendukung pokok Negara. Maka sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila pertama bahwa adanya Tuhan bagi bangsa dan Negara Indonesia adalah telah menjadi suatu keyakinan, sehingga adanya Tuhan bukanlah
  • 5. persoalan. Adanya tuhan adalah dalam kenyataannya secara objektif ( ada dalam objektivanya ). 2.3 Landasan Filosofis Sila Ketuhanan yang Maha Esa Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia merupakan sumber nilai bagi pelaksanaan penyelenggaraan Negara secara kongkrit, oleh karena itu inti isi sila pertama yang a ide-ide abstrak umum universal harus sesuai dengan praktek penyelenggaraan Negara, moral penyelenggara Negara dan juga penjabaran dalam tertib hukum Indonesia. Pengetahuan tentang adanya Tuhan ini telah banyak dibuktikan secara rasional dengan beberapa argumentasi, yaitu : Bukti adanya Tuhan secara ontologis yang berpendapat bahwa adanya segala sesuatu di dunia tidak berada karena dirinya sendiri, melainkan karena sesuatu yang disebut ide. Ide ini berada di luar segala sesuatu termasuk alam semesta, dan sebenarnya kenyataan yang sebenarnya adalah ide-ide tersebut. Maka yang dimaksud ide yang tertinggi adalah Tuhan sebagai kausa prima. Bukti adanya Tuhan secara kosmologis yang berpendapat bahwa alam semesta (termasuk manusia ini ) diciptakan oleh Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini mempunyai hubungan sebab-akibat, sebab sesuatu disebabkan oleh sebab yang lain. Misalnya rentetan hubungan anak dengan orang tuanya, orang tuanya disebabkan oleh kakek dan neneknya, dan begitu seterusnya. Sehingga rangkaian sebab akibat tersebut sampailah pada suatu sebab yang tidak disebabkan oleh yang lain yang disebut sebab pertama ( kausa prima ) Bukti adanya tuhan secara Teleologis yang berpendapat bahwa alam diatur menurut sesuatu tujuan tertentu Dengan lain perkataan alam ini dalam keseluruhannya berevolusi dan beredar kepada suatu tujuan tertentu. Bahagian-bahagian dari alam ini mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Maka dapatlah disimpulkan bahwa ada suatu dzat yang menentukan tujuan tersebut, yaitu Tuhan Bukti adanya Tuhan Secara Psikologis. Pembuktian ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa kita memiliki suatu pengertian atau gagasan tentang Tuhan sebagai sesuatu yang sempurna, lalu kita mencoba untuk menerangkan asal mula gagasan tentang Tuhan sebagai sesuatu yang sempurna, lalu masalahnya bagaimana kita caranya untuk memperoleh gagasan tersebut. Gagasan diperoleh dari jenis pengalaman-pengalaman tertentu atau diperoleh dari gagasan-gagasan yang lain yang digabungkan, diperbandingkan dan sebagainya.
  • 6. 2.4 Hakikat Ketuhanan yang Maha Esa dalam etika pancasila Peranan etika pancasila di dalam unsur ketuhanan ialah mempunyai peranan penting dalam pembentukan manusia Indonesia yang utuh. Hal ini terbukti dari putusan rapat Badan pekerja tanggal 29 Desember 1947 yang menekankan agar agama mendapat tempat teratur ddan saksama, sedangkan madrasah serta pesantren hendaknya mendapat perhatian. Realisasinya diatur dengan peraturan bersama menteri pendidikan, pengajaran, dan Kebudayaan dan menteri agama di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan. Dengan melalui pendidikan agama diharapkan setiap siswa dan mahasiswa dapat mendalami dan mengamalkan agamanya masing-masing. Dengan melalui pendidikan agama diharapkan bahwa siswa dan mahasiswa dapat memahami nilai-nilai luhur dan moral yang terkandung di dalam agamanya masing-masing. Melalui pendidikan agama manusia Indonesia yang utuh diharapkan akan memiliki sifat berketuhanan. Dalam rangka pendidikan di Indonesia unsur Ketuhanan telah mendapat perhatian dan tempat sebagaimana mestinya.
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tuhan adalah ”causa prima”/sebab yang pertama , karena tidak tergantung pada siapa pun atau pada apapun juga. Dia adalah yang mutlak, seluruh alam semesta adalah ciptaannya. Yang Maha Esa adalah yang satu atau maha tunggal. Esa dalam dzatnya, budinya, kehendaknya, adanya, adanya adalah hakekatnya Tuhan bukan suatu compositum seperti manusia yang terdiri atas jiwa dan badan, maka tidak ada yang menyamainya. Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, yang nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai agama. Dengan demikian sila Ketuhanan yang Maha Esa nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Makna yang terkandung dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya intinya adalah Ketuhanan. ` Hal ini mengandung makna bahwa Negara dengan Tuhan adalah hubungan sebab-akibat yang tidak langsung melalui manusia sebagai pendukung pokok Negara. Maka sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila pertama bahwa adanya Tuhan bagi bangsa dan Negara Indonesia adalah telah menjadi suatu keyakinan, sehingga adanya Tuhan bukanlah persoalan. Adanya tuhan adalah dalam kenyataannya secara objektif ( ada dalam objektivanya ). Peranan etika pancasila di dalam unsur ketuhanan ialah mempunyai peranan penting dalam pembentukan manusia Indonesia yang utuh. Melalui pendidikan agama manusia Indonesia yang utuh diharapkan akan memiliki sifat berketuhanan. Dalam rangka pendidikan di Indonesia unsur Ketuhanan telah mendapat perhatian dan tempat sebagaimana mestinya. 2. Saran Dalam kehidupan kita memang harus menjadikan pancasila sebagai pedoman dasar dan harus melakukan pengamalan sila-sila dalam pancasila. Dalam sila pertama terutama, kita harus menghormati berbagai macam agama yang ada di Indonesia, sebagai perwujudan akan saling menghormati dan menghargai sesama pemeluk agama. Karena Indonesia ini terdiri dari kemajemukan agama di dalam berbagai wilayah Indonesia.
  • 8. Selain itu manusia di Indonesia juga diberikan kebebasan untuk memeluk agamanya sesuai dengan kepercayaannya masing-masing selama agama tersebut merupakan agama yang keberadaannya diakui di Indonesia. Oleh karena itu kerukunan antar umat beragama perlu kita jaga sebagai masyarakat Indonesia yang Bhineka tunggal Ika dalam rangka perwujudan dan pengamalan sila-sila Pancasila terutama dalam sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. DAFTAR PUSTAKA Sunoto. Mengenal filsafat pancasila pendekatan melalui etika pancasila.1985.yogyakarta:PT Hanindita Kaelan.Filsafat Pancasila.1996.yogyakarta:Paradigma