SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
MAKALAH
FILSAFAT PANCASILA
Dosen Pengampun:
Yeni kartikawati, M.Si
Disusun Oleh:
NAMA : Pathor Rohman Rosi
NIM : 22.12.07.31.0334
PROGRAM STUDY PERBANKKAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN-PROBOLINGGO
2022-2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “FILSAFAT PANCASILA” Semoga sesuai harapan.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa mahasiswi Universitas Islam Zainul Hasan Genggong untuk mendapatkan nilai
prestasi akademik pada semester I. Penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut,
penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: Dosen pengampu Mata Kuliah
Kewerganegaraan,Yakni beliau: Yeni Kartikawati, M.Si
Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak diatas
mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kraksaan, 2,APRIL,2023
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2. 1 Konsep Dasar Kepemimpinan .................................................................3
2.2 Karakteristik, dan Sifat seorang kepemimpinan .......................................4
2.3 Teori, dan Metode Kepemimpinan ..........................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat indonesia yang di dalam
nya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa indonesia.
Sila-sila dalam pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan
bernegara bagi manusia seluruh nya dan seutuhnya.Masuk nya pancasila sebagai
suatau ideologi dan falsafah bangsa,, indonesia tak lepas pula dari peran bung karno.
Pancasila dilahirkan pada 1 juni 1945, ditetapkan pada 18 agustus 1945
bersamaan dengan UUD. Bunyi dan ucapan pancasila yang yang benar berdasarkan
Inpres nomor 12 Tahun 1968, aalah satu kesatuan yang maha esa.
Sejarah indonesia telah mencatat bahwa diantara tokoh perumus pancasila itu
Mr.Moh Yamin, Prof. Mr. Soepomo , dan Ir. Soekarno. Pancasila itu sakti dan selalu
bertahan daei guncangan kisru politik di negara ini yaitu pertma, secara intrisik, dalam
pancasila yang mengandung toleransi. Pancasila diketahui oleh seluruh indonesia agar
menghormati, menghargai, menjaga, dan menjalankan. Yang telah dilakukan oleh para
pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemrdekaan.
Pancasila sebagai filsafatmengandung pandangan nilaidan pemikiran yang
dapat jadi subtansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Filsafat pancasila dapat di
definisikan sebagai refleksi keritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara
dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan Untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian nya yang mendasar dan menyeluruh
Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila merupakan sebagai hasil
renungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh defoauding thing father(Ayah
yang putus asa) kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Ghani).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa filsafat pancasila?
2. Bagaimna konsep pancasila?
3. Apa pengertian pancasila sebagai filsafat?
1.3 Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa filsafat pancasila
2. Untuk mengetahui apa saja konsep pancasila
3. Mengatahui apa yang dimaksud pancasila sebagai filssafat
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.A Pengertian Konsep Filsafat
Istilah filsafat ini sebenarnya berasal dari bahasa yunani, yakni philosophia
yang mana merupakan gabungan kata philo dan shopia. Philo yang berarti Cinta dalam
artian yang luas, Sementara shopia berarti kebijakan atau pandai. Jadi dapat di sebut
bahwa filsafat ini adalah keinginan cita pada kebijakan.
Poedjawijatna ber pendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang
berusaha mencari sebab secara se dalam-dalam nya bagi sega sesuatu yang
berdasarkan fikiran belakang. Menurut hasbullla bakry, filsafat merupakan sejenis
pengatahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, Mulai dari ketuhanan,
Alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagai mana hakikatnya sejauh yang dapat di capai oleh akal manusia. Sehingga dapat
di simpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara
mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia.
Pandangan –Pandangan dalam filsafat dalam perkembangan nya, muncul
pandangan atau aliran yang menjadi dasar atau landasan manusia ketika hendak
melakukan suatu tindakan, hingga sekarang, pandangan-pandangan tersebut masih di
praktikan dalam bidang ilmu apapun yaitu:
1. Idealisme.
Istilah idealisme ini di kemukakakan oleh plato sekitar 20400 tahun yang lau.
Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental dan realitas yang
tampak oleh indera manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini idialis alam
yang mana bersifat spritual.
2. Humanisme,
Pandangan humanisme ini memiliki dua arah, yakni Humanisme Individu dan
Humanisme Sosial. Humanisme Individu lebih mengutamakan adanya
kemerdekaaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang
menuntut kretivitas. Sedangkan Humanisme sosial lebih mengutamakan
pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan dan hubungan
anttar manusia.
3
3. Rasionalisme
Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengatahuan nya yang berasal
dari akal manusia.
4. Empirisme
Empirisme adalah pandangan yang sumber pengatahuan nya dengan
pengalaman, Selalu memberikan kepastian yang di ambil dari dunia nyata.
5. Kritisisme
Pandangan ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu di uji sebab sudah
memiliki batasan batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme.
6. Konstruktivisme
Pandangan ini menyatakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil
konstruksi dari individu itu sendiri, melalui intraksi dengan objek, fenomena,
pengalaman, dan lingkungan nya.
1.B. Cabang Ilmu Filsafat
Keberadaan ilmu filsafCabang Ilmu Filsafat
Keberadaan ilmu filsafat ini tidak statis begitu saja, melainkan dinamis yang mana
berkembang sedemikian rupa hingga semakin rasional dan sistematis. Terlebih lagi, semakin
berkembangnya zaman juga berkembang pula pola pikir manusia. Nah, berikut adalah 6 cabang
bidang studi dari filsafat.
1. Epistemologi
Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata,
pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat
yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah
berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
2. Metafisika
Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang
filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis
oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat
dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif
4
mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua
hal, yakni:
a) Metafisika Umum atau Ontologi
Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus.
Pembahasan biasanya dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang
sesungguhnya dari penampilan atas eksistensinya.
b) Metafisika Khusus
Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang
paling fundamental dari seluruh realitas.
Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya
membahas mengenai eksistensi dari Tuhan.
Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan
bagaimana hubungan alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini
berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi,
status, dan relasinya.
3. Logika
Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur
normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran
yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya
memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal).
4. Etika
Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik
dan buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari
segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan
amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana
patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau
siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.
5. Estetika
Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang
5
dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji
keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah
ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China,
hingga Yunani.
6. Filsafat Ilmu
Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam
upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang
ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang
filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah,
filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.an rupa hingga semakin rasional dan sistematis.
Terlebih lagi, semakin berkembangnya zaman juga berkembang pula pola pikir manusia. Nah,
berikut adalah 6 cabang bidang studi dari filsafat.
1. Epistemologi
Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata,
pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat
yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah
berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
2. Metafisika
Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang
filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis
oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat
dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif
mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua
hal, yakni:
a) Metafisika Umum atau Ontologi
Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus.
Pembahasan biasanya dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang
sesungguhnya dari penampilan atas eksistensinya.
6
b) Metafisika Khusus
Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang
paling fundamental dari seluruh realitas.
Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya
membahas mengenai eksistensi dari Tuhan.
Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan
bagaimana hubungan alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini
berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi,
status, dan relasinya.
3. Logika
Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur
normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran
yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya
memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal).
4. Etika
Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik
dan buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari
segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan
amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana
patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau
siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.
5. Estetika
Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang
dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji
keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah
ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China,
hingga Yunani.
7
6. Filsafat Ilmu
Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam
upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang
ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang
filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah,
filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.
2. Konsep pancasila
Konsep PancasilaPancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani
kehidupanbernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilaiyang
terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak.Karena itu,
setiap manusia ingin melakukan tindakan harus bercermin padanilai-nilai Pancasila
terlebih dahulu. Pancasila sebagai norma fundamentalberfungsi sebagai suatu cita-cita
atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatukenyataan. Wujud Pancasila sebagai konkret
ialah Pancasila dalam setiap perbuatan,tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari.
Pancasila adalah etika dan moralbangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari
bersama dari berbagaimoral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia
mempunyaiberbagai moral yang berasal darimagama-agama, kepercayaan, dan adat
istiadat.Masing-masing moral itu mempunyai coraknya sendiri, berbeda satu sama laindan
hanya berlaku bagi kelompok yang bersangkutan. Namun demikian, dalam moral-moral itu
terdapat unsur-unsur bersama yangbersifat umum dan mengatasi segala paham golongan.
Dengan demikian,nampaklah bahwa moral Pancasila mengatasi segala golongan dan
bersifatnasional. Pancasila adalah lima asas moral yang relevan untuk di
tetapkanmenjadi dasar Negara. Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang juga memiliki
ilmupengetahuan dari aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi itu harus mampudijadikan
landasan dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasipersoalan bangsa
Indonesia saat ini. Pancasila menurut para ahli, yaitu:
Prof. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yangberarti sendi,
atas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Maka demikian
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah
lakumyang penting dan baik.
8
Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology Negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu,
lambing persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan Negara
Indonesia.
Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak
saja falsafah Negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada
Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya,
Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam
membentuk Negara. Setijo menyatakan, bahwa konsep Pancasila sebagai dasar Negara
diajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara
falsafah Negara atau filosophische grondslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan
tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang.
Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh Panitia Kecil atau Panitia 9 dan
menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni
1945, yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta
Charter, atau Piagam Jakarta, yang di dalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV,
Piagam Jakarta, selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
menjadi Pembukaan UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang bersamaan
dengan Pancasila disahkan menjadi dasar Negara.
Sejak itu Pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai
berikut:
Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,
Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,
9
Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara,
Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan pemerintah
maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.
Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara itu memberikan pengertian bahwa
Negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa Negara
harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-
undangan. Mengenai hal itu “Negara Pancasila adalah suatu Negara yang didirikan,
dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia
(kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai
manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraan umum, yaitu
kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan
social).”
Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan
menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap Negara yang
didirikan diatasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi
dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia.
Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban
Negara.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara
sesungguhnya berisi:
Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-
Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhana yang maha esa, yang ber-
Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.
10
Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusian yang
adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, yang berKetuhanan yang maga esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha
esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan
ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
3. Pengertian pancasila dalam sistem filsafat
Pengertian “Sistem”
“Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen,
2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem),
5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore & Voich, 1974).
Pancasila sebagai suatu “SISTEM”
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila),
- Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
11
- Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan,
- Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk
tunggal).
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisahpisah maka
itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan
sebagai berikut:
dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
-
sendiri.
Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan
juga bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek
penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat
dianggap mencakup kesemestaan.
12
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu?
Apakah realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas sebagai wujudnya,
yaitu benda?
Apakah ada suatu rahasia di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak pada
makhluk hidup? dan seterusnya. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada
(eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika.
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima
sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu
kesatuan dasar ontologisSubyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah
manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang
berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai
pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak,
yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat
manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk
pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama
mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya(Notonagoro, 1975: 53)
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan,
proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau science of science. Menurut
Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi, yaitu:
1. Tentang sumber pengetahuan manusia;
2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
13
3. Tentang watak pengetahuan manusia.
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.Pancasila
sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti
Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi.
Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam
kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.Dasar epistemologis Pancasila pada
hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga dasar
epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat
manusia. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah
sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.
- Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah
nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut
merupakan kausa materialis Pancasila.
- Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila
memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila
maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah
bersifat hirarkis dan berbentuk piramida.
14
BAB III
KESIMPULAN
Filsafat Pancasila belum merupakan ajaran secara tertulis dari seorang filosof. Fisafat
Pancasila masih berupa tata nilai dan tata masyarakat yang terkandung dalam sosio-budaya
bangsa Indonesia, terpelihara sepanjang sejarah. Filsafat Pancasila masih terpemdam secara
potensi dalam proses menjadi actual.
Dardji Dharmodihardjo mengatakan bahwa filsafat Pancasila adalah hasil berpikir yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia, yang oleh bangsa Indonesia dianggap, dipercayai,
dan diyakini sebagai suatu (kenyataan, nilai-nilai, dan norma-norma) yang paling benar,paling
adil, paling bijaksana, paling baik, dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Notonagoro
nengatakan bahwa Pancasila merupakan hasil pemikiran yang mendalam, mendasar, secara
cermat dan sistematisoleh para ahli dan dalam kurun waktu yang lama.
Jadi, filsafat Pancasila adalah hasil pemikiran yang paling mendalamdan dianggap telah
dipercaya serta diyakini sebagai suatu kesatuandari norma dan nilai yang paling dianggap
benar,adil, bijaksana,paling baik,dan paling sesuai dengan kaidah didirikanya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Filsafat Ilmu: Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmubooks.google.co.id ›
booksWelhendri Azwar dan Muliono · 2021
Filsafat Hukum Refleksi Filsafat Pancasilabooks.google.co.id › booksDr. Drs. H.
Amran Suadi, S.H., M.Hum
Pendidikan Pancasilabooks.google.co.id › booksDr. H. Ishaq, S.H., M.Hum. · 2021
Kamus Pancasila: istilah dan teoribooks.google.co.id › booksA. Syaifuddin · 1991
Ideologi Pancasila: bimbingan ke arah penghayatan dan ...books.google.co.id ›
booksMuzayin Arifin · 1990 ·

More Related Content

Similar to PancasilaFilsafat

kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tikkelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik02_WandaOcta
 
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenFilsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenSasmaTua1
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat lyraismail
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
 
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxAhmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxramadhanirymune
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfRoida1
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMujid Rical
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxSitiYuliana11
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxLisdaPuspaawaliaj1
 
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxTUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxAhmadnorMuzaki
 
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxTUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxAhmadnorMuzaki
 

Similar to PancasilaFilsafat (20)

Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tikkelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
 
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenFilsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bab pancasila
Bab pancasilaBab pancasila
Bab pancasila
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxAhmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxTUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
 
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxTUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

PancasilaFilsafat

  • 1. MAKALAH FILSAFAT PANCASILA Dosen Pengampun: Yeni kartikawati, M.Si Disusun Oleh: NAMA : Pathor Rohman Rosi NIM : 22.12.07.31.0334 PROGRAM STUDY PERBANKKAN SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN-PROBOLINGGO 2022-2023
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “FILSAFAT PANCASILA” Semoga sesuai harapan. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa mahasiswi Universitas Islam Zainul Hasan Genggong untuk mendapatkan nilai prestasi akademik pada semester I. Penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: Dosen pengampu Mata Kuliah Kewerganegaraan,Yakni beliau: Yeni Kartikawati, M.Si Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak diatas mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kraksaan, 2,APRIL,2023 Penyusun
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1 Latar belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan masalah .....................................................................................2 1.3 Tujuan.......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 2. 1 Konsep Dasar Kepemimpinan .................................................................3 2.2 Karakteristik, dan Sifat seorang kepemimpinan .......................................4 2.3 Teori, dan Metode Kepemimpinan ..........................................................5 BAB III PENUTUP..............................................................................................14 3.1 Kesimpulan.............................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat indonesia yang di dalam nya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa indonesia. Sila-sila dalam pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia seluruh nya dan seutuhnya.Masuk nya pancasila sebagai suatau ideologi dan falsafah bangsa,, indonesia tak lepas pula dari peran bung karno. Pancasila dilahirkan pada 1 juni 1945, ditetapkan pada 18 agustus 1945 bersamaan dengan UUD. Bunyi dan ucapan pancasila yang yang benar berdasarkan Inpres nomor 12 Tahun 1968, aalah satu kesatuan yang maha esa. Sejarah indonesia telah mencatat bahwa diantara tokoh perumus pancasila itu Mr.Moh Yamin, Prof. Mr. Soepomo , dan Ir. Soekarno. Pancasila itu sakti dan selalu bertahan daei guncangan kisru politik di negara ini yaitu pertma, secara intrisik, dalam pancasila yang mengandung toleransi. Pancasila diketahui oleh seluruh indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga, dan menjalankan. Yang telah dilakukan oleh para pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemrdekaan. Pancasila sebagai filsafatmengandung pandangan nilaidan pemikiran yang dapat jadi subtansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Filsafat pancasila dapat di definisikan sebagai refleksi keritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan Untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian nya yang mendasar dan menyeluruh Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila merupakan sebagai hasil renungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh defoauding thing father(Ayah yang putus asa) kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Ghani). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa filsafat pancasila? 2. Bagaimna konsep pancasila? 3. Apa pengertian pancasila sebagai filsafat? 1.3 Tujuan 1. Agar kita mengetahui apa filsafat pancasila 2. Untuk mengetahui apa saja konsep pancasila 3. Mengatahui apa yang dimaksud pancasila sebagai filssafat
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 1.A Pengertian Konsep Filsafat Istilah filsafat ini sebenarnya berasal dari bahasa yunani, yakni philosophia yang mana merupakan gabungan kata philo dan shopia. Philo yang berarti Cinta dalam artian yang luas, Sementara shopia berarti kebijakan atau pandai. Jadi dapat di sebut bahwa filsafat ini adalah keinginan cita pada kebijakan. Poedjawijatna ber pendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab secara se dalam-dalam nya bagi sega sesuatu yang berdasarkan fikiran belakang. Menurut hasbullla bakry, filsafat merupakan sejenis pengatahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, Mulai dari ketuhanan, Alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagai mana hakikatnya sejauh yang dapat di capai oleh akal manusia. Sehingga dapat di simpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia. Pandangan –Pandangan dalam filsafat dalam perkembangan nya, muncul pandangan atau aliran yang menjadi dasar atau landasan manusia ketika hendak melakukan suatu tindakan, hingga sekarang, pandangan-pandangan tersebut masih di praktikan dalam bidang ilmu apapun yaitu: 1. Idealisme. Istilah idealisme ini di kemukakakan oleh plato sekitar 20400 tahun yang lau. Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental dan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini idialis alam yang mana bersifat spritual. 2. Humanisme, Pandangan humanisme ini memiliki dua arah, yakni Humanisme Individu dan Humanisme Sosial. Humanisme Individu lebih mengutamakan adanya kemerdekaaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang menuntut kretivitas. Sedangkan Humanisme sosial lebih mengutamakan pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan dan hubungan anttar manusia.
  • 6. 3 3. Rasionalisme Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengatahuan nya yang berasal dari akal manusia. 4. Empirisme Empirisme adalah pandangan yang sumber pengatahuan nya dengan pengalaman, Selalu memberikan kepastian yang di ambil dari dunia nyata. 5. Kritisisme Pandangan ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu di uji sebab sudah memiliki batasan batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme. 6. Konstruktivisme Pandangan ini menyatakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil konstruksi dari individu itu sendiri, melalui intraksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan nya. 1.B. Cabang Ilmu Filsafat Keberadaan ilmu filsafCabang Ilmu Filsafat Keberadaan ilmu filsafat ini tidak statis begitu saja, melainkan dinamis yang mana berkembang sedemikian rupa hingga semakin rasional dan sistematis. Terlebih lagi, semakin berkembangnya zaman juga berkembang pula pola pikir manusia. Nah, berikut adalah 6 cabang bidang studi dari filsafat. 1. Epistemologi Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. 2. Metafisika Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif
  • 7. 4 mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua hal, yakni: a) Metafisika Umum atau Ontologi Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahasan biasanya dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari penampilan atas eksistensinya. b) Metafisika Khusus Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas. Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya membahas mengenai eksistensi dari Tuhan. Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan bagaimana hubungan alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi, status, dan relasinya. 3. Logika Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal). 4. Etika Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik dan buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak. 5. Estetika Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang
  • 8. 5 dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China, hingga Yunani. 6. Filsafat Ilmu Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.an rupa hingga semakin rasional dan sistematis. Terlebih lagi, semakin berkembangnya zaman juga berkembang pula pola pikir manusia. Nah, berikut adalah 6 cabang bidang studi dari filsafat. 1. Epistemologi Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. 2. Metafisika Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua hal, yakni: a) Metafisika Umum atau Ontologi Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahasan biasanya dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari penampilan atas eksistensinya.
  • 9. 6 b) Metafisika Khusus Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas. Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya membahas mengenai eksistensi dari Tuhan. Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan bagaimana hubungan alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi, status, dan relasinya. 3. Logika Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal). 4. Etika Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik dan buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak. 5. Estetika Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China, hingga Yunani.
  • 10. 7 6. Filsafat Ilmu Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat bahasa, hingga filsafat matematika. 2. Konsep pancasila Konsep PancasilaPancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupanbernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilaiyang terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak.Karena itu, setiap manusia ingin melakukan tindakan harus bercermin padanilai-nilai Pancasila terlebih dahulu. Pancasila sebagai norma fundamentalberfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatukenyataan. Wujud Pancasila sebagai konkret ialah Pancasila dalam setiap perbuatan,tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari. Pancasila adalah etika dan moralbangsa Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari bersama dari berbagaimoral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyaiberbagai moral yang berasal darimagama-agama, kepercayaan, dan adat istiadat.Masing-masing moral itu mempunyai coraknya sendiri, berbeda satu sama laindan hanya berlaku bagi kelompok yang bersangkutan. Namun demikian, dalam moral-moral itu terdapat unsur-unsur bersama yangbersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Dengan demikian,nampaklah bahwa moral Pancasila mengatasi segala golongan dan bersifatnasional. Pancasila adalah lima asas moral yang relevan untuk di tetapkanmenjadi dasar Negara. Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang juga memiliki ilmupengetahuan dari aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi itu harus mampudijadikan landasan dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasipersoalan bangsa Indonesia saat ini. Pancasila menurut para ahli, yaitu: Prof. Muhammad Yamin Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yangberarti sendi, atas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Maka demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah lakumyang penting dan baik.
  • 11. 8 Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology Negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambing persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan Negara Indonesia. Ir. Soekarno Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah Negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara. Setijo menyatakan, bahwa konsep Pancasila sebagai dasar Negara diajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische grondslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang. Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh Panitia Kecil atau Panitia 9 dan menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni 1945, yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta Charter, atau Piagam Jakarta, yang di dalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam Jakarta, selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menjadi Pembukaan UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan Pancasila disahkan menjadi dasar Negara. Sejak itu Pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai berikut: Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,
  • 12. 9 Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara, Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan pemerintah maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur. Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara itu memberikan pengertian bahwa Negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa Negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang- undangan. Mengenai hal itu “Negara Pancasila adalah suatu Negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan social).” Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap Negara yang didirikan diatasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban Negara. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara sesungguhnya berisi: Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber- Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhana yang maha esa, yang ber- Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 13. 10 Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusian yang adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berKetuhanan yang maga esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. 3. Pengertian pancasila dalam sistem filsafat Pengertian “Sistem” “Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Suatu kesatuan bagian-bagian/unsur/elemen/komponen, 2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, 3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem), 5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore & Voich, 1974). Pancasila sebagai suatu “SISTEM” - Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila), - Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
  • 14. 11 - Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan, - Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk tunggal). 1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisahpisah maka itu bukan Pancasila. 2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut: dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5; 3, dan mendasari dan menjiwai sila 5; - sendiri. Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
  • 15. 12 1. Landasan Ontologis Pancasila Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu itu? Apakah realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak pada makhluk hidup? dan seterusnya. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologisSubyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya(Notonagoro, 1975: 53) 2. Landasan Epistemologis Pancasila Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau science of science. Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi, yaitu: 1. Tentang sumber pengetahuan manusia; 2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
  • 16. 13 3. Tentang watak pengetahuan manusia. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila. - Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut merupakan kausa materialis Pancasila. - Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk piramida.
  • 17. 14 BAB III KESIMPULAN Filsafat Pancasila belum merupakan ajaran secara tertulis dari seorang filosof. Fisafat Pancasila masih berupa tata nilai dan tata masyarakat yang terkandung dalam sosio-budaya bangsa Indonesia, terpelihara sepanjang sejarah. Filsafat Pancasila masih terpemdam secara potensi dalam proses menjadi actual. Dardji Dharmodihardjo mengatakan bahwa filsafat Pancasila adalah hasil berpikir yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia, yang oleh bangsa Indonesia dianggap, dipercayai, dan diyakini sebagai suatu (kenyataan, nilai-nilai, dan norma-norma) yang paling benar,paling adil, paling bijaksana, paling baik, dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Notonagoro nengatakan bahwa Pancasila merupakan hasil pemikiran yang mendalam, mendasar, secara cermat dan sistematisoleh para ahli dan dalam kurun waktu yang lama. Jadi, filsafat Pancasila adalah hasil pemikiran yang paling mendalamdan dianggap telah dipercaya serta diyakini sebagai suatu kesatuandari norma dan nilai yang paling dianggap benar,adil, bijaksana,paling baik,dan paling sesuai dengan kaidah didirikanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA Filsafat Ilmu: Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmubooks.google.co.id › booksWelhendri Azwar dan Muliono · 2021 Filsafat Hukum Refleksi Filsafat Pancasilabooks.google.co.id › booksDr. Drs. H. Amran Suadi, S.H., M.Hum Pendidikan Pancasilabooks.google.co.id › booksDr. H. Ishaq, S.H., M.Hum. · 2021 Kamus Pancasila: istilah dan teoribooks.google.co.id › booksA. Syaifuddin · 1991 Ideologi Pancasila: bimbingan ke arah penghayatan dan ...books.google.co.id › booksMuzayin Arifin · 1990 ·