SlideShare a Scribd company logo
1. DEFINISI 
Adalah suatu tindakan untuk mengalirkan udara, cairan secara bertahap dari rongga pleura, 
dengan cara memasukkan pipa/ selang WSD. 
2. ETIOLOGI 
Membuang udara, cairan atau darah dari area pleura. 
Mengembalikan tekanan negatif pada area pleura. 
Mengembangkan kembali paru yang kolaps/ kolaps sebagian. 
Mencegah reflux drainase kembali ke dalam dada. 
3. SISTEM DRAINASE SELANG DADA 
a. Satu Botol 
Keuntungan: 
- Penyusunan sederhana. 
- Mudah untuk klien yang dapat jalan. 
Kerugian: 
- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan diperlukan untuk memungkinkan 
udara dan cairan pleural untuk keluar dari dada masuk ke botol. 
- Campuran darah drainase dan udara menimbulkan campuran busa dalam botol yang 
membatasi garis permukaan drainase. 
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. 
b. Dua Botol 
Keuntungan: 
- Mempertahankan unit water seal pada tingkat konstan. 
- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainase yang lebih baik. 
Kerugian: 
- Menambah area mati pada sistem drainase yang mempunyai potensial untuk masuk ke dalam 
area pleura. 
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. 
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada adanya kebocoran pleura. 
c. Tiga Botol 
Keuntungan: 
- Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan. 
Kerugian: 
- Lebih kompleks. 
- Lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan.
d. Unit Water Seal Sekali Pakai 
Keuntungan: 
- Plastik dan tidak mudah pecah seperti botol. 
Kerugian: 
- Mahal. 
- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainase ba unit terbalik. 
4. INDIKASI PEMASANGAN SELANG DADA 
a) Hemotoraks, yang disebabkan oleh: 
• Trauma dada. 
• Neoplasma. 
• Robekan pleura. 
• Kelebihan antikoagulan. 
• Pasca bedah toraks. 
b) Pnemotoraks 
• Spontan: > 20% (klien simtomatik, adanya penyakit paru). 
Yang disebabkan oleh: 
Ruptur bleb 
c) 1. Desakan: 
Yang disebabkan oleh 
• Ventilasi mekanis. 
• Luka tusuk tembus. 
• Klem selang dada terlalu dalam. 
• Kerusakan segel pada sistem drainase selang dada. 
2. Desakan Fistula Bronkopleural 
Yang disebabkan oleh 
• Kerusakan jaringan. 
• Tumor. 
• Aspirasi bahan mekanik toksik. 
d) Efusi pleura. 
1) Perapnemonia terkomplikasi 
Pus banyak (empiema) 
Pewarnaan gram positif/ kultur bakteri. 
Glukosa < 40 mg/dl pH < 7,0 pH 7,0 – 7,2 dan LDH > /L1000 i 
Yang disebabkan oleh 
Penyakit kardiopulmoner serius. 
Kondisi implamasi. 
2) Chilotoraks.
Yang disebabkan oleh 
Trauma. 
Malignasi. 
Abnormalitas kongenital. 
5. INDIKASI PENGANGKATAN SELANG DADA 
• 1 hari setelah berhentinya kebocoran udara. 
• Drainase < 50 – 100 cc cairan /hari. 
• 1 – 3 hari pasca bedah jantung. 
• 2 – 6 hari pasca bedah toraks. 
• Obliterasi rongga empiema. 
• Drainase serosanguinosa dari sekitar sisi pemasangan selang dada. 
2. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2010/08/asuhan-keperawatan-klien-dengan.html 
3. WSD ( Water Seal Drainage ) 
4. WSD ( Water Seal Drainage ) 
Pengertian : 
Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, 
pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa 
penghubung. 
Indikasi dan tujuan pemasangan WSD 
1. Indikasi : 
Pneumotoraks, hemotoraks, empyema 
Bedah paru : 
- karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura 
- reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC 
- lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC 
2. Tujuan pemasangan WSD 
Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura 
Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura 
Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan 
pneumotoraks 
Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan 
negatif pada intra pleura. 
Prinsip kerja WSD 
1. Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. 
2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ). 
Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg ) 
3. Suction 
Jenis WSD 
1. Satu botol
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang, 
satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar 
botol. Keuntungannya adalah : 
- Penyusunannya sederhana 
- Mudah untuk pasien yang berjalan 
Kerugiannya adalah : 
- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan 
- Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol 
- Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis 
pengukuran drainase 
2. Dua botol 
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua 
bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada 
segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara. 
Keuntungan : 
- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan 
- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik 
Kerugian : 
- Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area 
pleura. 
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. 
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara. 
3. Tiga botol 
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol 
ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah 
kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding 
yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah 
penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan 
putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan 
kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam 
unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan, 
penghisap harus dilepaskan saat itu juga. 
Keuntungan : 
- sistem paling aman untuk mengatur pengisapan. 
Kerugian : 
- Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan 
dan pemeliharaan. 
- Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi 
4. Unit drainage sekali pakai 
Pompa penghisap Pleural Emerson 
Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di 
dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau 
tiga botol.
Keuntungan : 
- Plastik dan tidak mudah pecah 
Kerugian : 
- Mahal 
- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik. 
Fluther valve 
Keuntungan : 
- Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik 
- Kurang satu ruang untuk mengisi 
- Tidak ada masalah dengan penguapan air 
- Penurunan kadar kebisingan 
Kerugian : 
- Mahal 
- Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena 
tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal. 
Calibrated spring mechanism 
Keuntungan : 
- Idem 
- Mampu mengatasi volume yang besar 
Kerugian 
- Mahal 
Tempat pemasangan WSD 
1. Bagian apeks paru ( apikal ) 
2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal 
3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ). 
Persiapan pemasangan WSD 
Perawatan pra bedah 
1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur. 
2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa 
dada, posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan 
sampai selang tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang akan 
mempengaruhi tekanan. 
3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan 
keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan. 
4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan 
dalam yang rutin pasca bedah. 
5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada pasca 
bedah setelah melakukan latihan lengan. 
Persiapan alat 
1. Sistem drainase tertutup 
2. Motor suction 
3. Selang penghubung steril
4. Cairan steril : NaCl, Aquades 
5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter 
6. Kassa steril 
7. Pisau jaringan 
8. Trocart 
9. Benang catgut dan jarumnya 
10. Sarung tangan 
11. Duk bolong 
12. Spuit 10 cc dan 50 cc 
13. Obat anestesi : lidocain, xylocain 
14. Masker 
Perawatan pasca bedah 
Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain : 
1. Perhatikan undulasi pada selang WSD 
2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama 
3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi 
4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan 
sampai selang terlipat 
5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi 
6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu 
7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang 
dibuang 
8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran 
9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema. 
10. Anjurkan pasiuen untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif 
11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh 
Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa 
kondisi dapat terjadi antara lain : 
1. Motor suction tidak jalan 
2. Selang tersumbat atau terlipat 
3. Paru-paru telah mengembang 
Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem 
drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas. 
Cara mengganti botol WSD 
1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan. 
2. Selang WSD diklem dulu 
3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem 
4. Amati undulasi dalam selang WSD. 
Indikasi pengangkatan WSD 
1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan : 
- Tidak ada undulasi
- Tidak ada cairan yang keluar 
- Tidak ada gelembung udara yang keluar 
- Tidak ada kesulitan bernafas 
- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara 
2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada 
selang. 
Perawatan WSD 
PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN SELANG DADA 
INDIKASI : 
* Pneumotoraks <20%> 
* Pneumotoraks >20% 
* Hematotoraks 
* Hematopneumotoraks 
* Empyema toraks 
* Fluidotoraks yang tak bisa diatasi dengan pungsi 
KEGUNAAN 
Terapi : drenase cairan rongga pleura. 
Pemantauan : untuk mengetahui ada/tidaknya tindakan lebih lanjut (torakotomi). 
MACAM : 
Sistem 1 botol 
Sistem 2 botol 
Sistem 3 botol 
dengan/tanpa Continuous suction 
Teknik Pemasangan 
Persiapan 
Duk steril 
Alkohol dan betadin 
Lidocaine 2% 
Jarum suntik + spetnya 
Benang silk no 1 + jarum 
Klem toraks (Rumel) 
Gunting 
Needle holder
Forceps jaringan 
Pisau operasi no 15 
Slang dada (dren toraks) 
Sarung tangan 
Persetujuan operasi 
Teknik Pemasangan : 
Pada spatium inter costal IV / V di Linea axillaris anterior. 
Disinfeksi medan operasi dengan alkohol dan betadin. 
Tutup dengan duk steril. 
Dilakukan lokal anestesi. 
Insisi kulit di atas costa V atau VI di l. axillaris anterior. 
Melalui insisi, dinding toraks ditembus dengan klem dengan cara menyusuri margo superior costa 
sampai ke cavum pleura. 
Dren toraks dipasang dan dilakukan fiksasi dengan jahitan matras yang telah disiapkan. 
Tutup luka operasi dengan kasa steril. 
Dren toraks dihubungkan dengan botol WSD, memakai slang transparan. 
Operasi selesai. 
Perawatan WSD : 
Posisi pasien ½ duduk (+ 300) 
Letakkan botol WSD pada posisi yang mudah diamati. 
Letak slang WSD dibuat rapi dan jangan menyilang badan. Slang harus bersih dari kotoran/debris. 
Ujung slang harus terendam dalam air (sistem 1 botol). 
Fungsi WSD baik bila: 
Sistem 1 botol: adanya undulasi di slang WSD yg sesuai dengan gerak pernafasan. 
Sistem continuous suction : ada gelembung2 udara pada botol kontrol tekanan. 
Awasi produksi dren setiap jam pada 3 jam pertama, setelah itu tiap 24 jam dan harus dicatat dan cairan 
dibuang, serta botol WSD dicuci dengan savlon 
Kapan WSD dicabut ? 
Tergantung 
Indikasi Pemasangan 
HEMATOTORAKS : 
Produksi dren 100 cc/24 jam dan warna cairan serohemoragis. 
Paru mengembang penuh baik klinis maupun radiologis. 
PNEUMOTORAKS : 
Paru mengembang penuh baik secara
klinis maupun radiologis 
Slang WSD diklem > 12 jam 
Secara klinis/radiologis, 
paru tetap mengembang penuh 
Cabut 
Permasalahan2 yang sering timbul : 
Waktu mobilisasi ke tempat lain, mis. Ke ruang foto toraks 
Apabila WSD tak berfungsi 
Waktu Mobilisasi ke Tempat Lain : 
Hematotoraks / empyema toraks: 
Dren toraks diklem 
Lepaskan sambungan antara dren toraks dan slang WSD. 
Ujung dren toraks bungkus dengan kasa steril. 
Pneumotoraks Sebaiknya dengan WSD 1 botol. 
WSD tak berfungsi : 
Cek sambungan2 mungkin ada yang bocor. 
Pada sistem continuous suction mungkin tutup botol tidak rapat. 
http://bedah46.blogspot.com/2009/05/prinsip-prinsip-perawatan-selang-dada.html 
PERAWATAN TORAKS KATETER / WSD 
SMF : PARU 
Pemasangan kateter toraks merupakan prosedur drainase udara dan cairan dalam kavum pleura 
dengan pipa (kateter) melalui sela antar iga kedalam kavum pleura. Saat ini pemasangan kateter 
toraks telah digunakan secara luas pada penderita dengan trauma toraks, pneumotoraks, 
empiema, efusi pleura masif dan kilotoraks. 
Perlu diketahui bahwa tindakan ini tetap merupakan yang relatif invasif, dapat menyebabkan 
beberapa komplikasi serta memerlukan perawatan dan pemantauan harian paska pemasangan 
supaya tujuan pemasangan tercapai dengan baik. Pemasangan kateter toraks perlu dibantu 
perawat yang terampil dalam persiapan, pemasangan dan perawatan paska pemasangan toraks 
kateter/WSD, serta mengikuti prosedur tetap yang berlaku. 
Pelatihan ini akan memberikan masukan bagi peserta didik sehingga menghasilkan keluaran 
yang cukup andal dan aman sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan dalam hal 
persiapan, pemasangan dan pasca pemasangan toraks kateter/WSD. 
A. TUJUAN
a. Umum. 
- Peserta pelatihan dapat melakukan perawatan pemasangan kateter toraks-WSD. 
b. Khusus. 
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan indikasi, prosedur tetap dan komplikasi pemasangan 
kateter toraks-WSD, serta perawatan paska pemasangan. 
2. Dapat melakukan persiapan alat dan ruangan, perawatan saat pemasangan dan paska 
pemasangan kateter toraks dan WSD. 
B. GARIS BESAR MATERI 
1. Anatomi - Fisiologi Paru. 
2. Pengantar pemasangan kateter toraks-WSD. 
3. Indikasi - kontra indikasi. 
4. Persiapan, Pelaksanaan, Perawatan Paska pemasangan kateter Toraks-WSD. 
5. Perawatan Alat. 
6. Praktek Lapangan. 
C. INSTRUKTUR. 
- Dr. Spesialis Paru dan Tim Perawat ruang tindakan paru. 
D. METODE 
- Magang (diskusi dan praktek). 
E. PESERTA 
- Perawat/D3 Keperawatan.
F. LAMA PELATIHAN 
- 44 hari efektif /2 (dua) bulan. 
- 6 x50 menit/hari (setara 3 jam x 44= 132 jam pelajaran) 
WSD ( Water Seal Drainage ) 
WSD ( Water Seal Drainage ) 
Pengertian : 
Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari 
rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung. 
Indikasi dan tujuan pemasangan WSD 
1. Indikasi : 
Pneumotoraks, hemotoraks, empyema 
Bedah paru : 
- karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura 
- reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC 
- lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC 
2. Tujuan pemasangan WSD 
Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura 
Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura 
Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan pneumotoraks 
Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif 
pada intra pleura. 
Prinsip kerja WSD 
1. Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. 
2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ). Akhir pipa 
WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg ) 
3. Suction 
Jenis WSD 
1. Satu botol 
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang, satu 
untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol. 
Keuntungannya adalah : 
- Penyusunannya sederhana 
- Mudah untuk pasien yang berjalan 
Kerugiannya adalah : 
- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
- Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol 
- Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis 
pengukuran drainase 
2. Dua botol 
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua bekerja 
sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam 
air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara. 
Keuntungan : 
- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan 
- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik 
Kerugian : 
- Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area pleura. 
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. 
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara. 
3. Tiga botol 
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol ketiga 
disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah kedalaman 
selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan 
jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang 
diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung 
dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan 
meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan 
fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus dilepaskan saat itu juga. 
Keuntungan : 
- sistem paling aman untuk mengatur pengisapan. 
Kerugian : 
- Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan 
pemeliharaan. 
- Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi 
4. Unit drainage sekali pakai 
Pompa penghisap Pleural Emerson 
Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di dinding. 
Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga botol. 
Keuntungan : 
- Plastik dan tidak mudah pecah 
Kerugian : 
- Mahal 
- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik. 
Fluther valve 
Keuntungan : 
- Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik 
- Kurang satu ruang untuk mengisi 
- Tidak ada masalah dengan penguapan air
- Penurunan kadar kebisingan 
Kerugian : 
- Mahal 
- Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena tidak 
adanya fluktuasi air pada ruang water seal. 
Calibrated spring mechanism 
Keuntungan : 
- Idem 
- Mampu mengatasi volume yang besar 
Kerugian 
- Mahal 
Tempat pemasangan WSD 
1. Bagian apeks paru ( apikal ) 
2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal 
3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ). 
Persiapan pemasangan WSD 
Perawatan pra bedah 
1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur. 
2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa dada, 
posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan sampai selang 
tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang akan mempengaruhi 
tekanan. 
3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan keprihatinannya 
mengenai diagnosa dan hasil pembedahan. 
4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan dalam yang 
rutin pasca bedah. 
5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada pasca bedah 
setelah melakukan latihan lengan. 
Persiapan alat 
1. Sistem drainase tertutup 
2. Motor suction 
3. Selang penghubung steril 
4. Cairan steril : NaCl, Aquades 
5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter 
6. Kassa steril 
7. Pisau jaringan 
8. Trocart 
9. Benang catgut dan jarumnya 
10. Sarung tangan 
11. Duk bolong 
12. Spuit 10 cc dan 50 cc 
13. Obat anestesi : lidocain, xylocain
14. Masker 
Perawatan pasca bedah 
Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain : 
1. Perhatikan undulasi pada selang WSD 
2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama 
3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi 
4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan sampai 
selang terlipat 
5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi 
6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu 
7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang dibuang 
8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran 
9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema. 
10. Anjurkan pasiuen untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif 
11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh 
Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa kondisi 
dapat terjadi antara lain : 
1. Motor suction tidak jalan 
2. Selang tersumbat atau terlipat 
3. Paru-paru telah mengembang 
Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainase, 
amati tanda-tanda kesulitan bernafas. 
Cara mengganti botol WSD 
1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan. 
2. Selang WSD diklem dulu 
3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem 
4. Amati undulasi dalam selang WSD. 
Indikasi pengangkatan WSD 
1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan : 
- Tidak ada undulasi 
- Tidak ada cairan yang keluar 
- Tidak ada gelembung udara yang keluar 
- Tidak ada kesulitan bernafas 
- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara 
2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada selang. 
WATER SEAL DRAINAGE (WSD) 
1. Bullow Drainage / WSD 
Pada trauma toraks, WSD dapat berarti : 
a. Diagnostik : 
Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat
ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak, sebelum penderita jatuh dalam 
shoks. 
b. Terapi : 
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura. 
Mengembalikan tekanan rongga pleura sehingga “mechanis of breathing” dapat 
kembali seperti yang seharusnya. 
c. Preventive : 
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga 
“mechanis of breathing” tetap baik. 
2. Perawatan WSD dan pedoman latihanya : 
a. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang. 
Mendeteksi di bagian dimana masuknya slang, dan pengganti verband 2 hari sekali, 
dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya slang dan 
tube tidak boleh dikotori waktu menyeka tubuh pasien. 
b. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat akan 
diberi analgetik oleh dokter. 
Dalam perawatan yang harus diperhatikan : 
- Penetapan slang. 
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu 
dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat 
dikurangi. 
- Pergantian posisi badan. 
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang,
atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah 
tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang 
cedera. 
c. Mendorong berkembangnya paru-paru. 
Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang. 
Latihan napas dalam. 
Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu 
slang diklem. 
Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi
Pengertian 
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan 
(darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa 
penghubung. 
Indikasi 
a. Pneumothoraks : 
- Spontan > 20% oleh karena rupture bleb 
- Luka tusuk tembus 
- Klem dada yang terlalu lama 
- Kerusakan selang dada pada sistem drainase 
b. Hemothoraks : 
- Robekan pleura 
- Kelebihan antikoagulan 
- Pasca bedah thoraks 
c. Thorakotomy : 
- Lobektomy 
- Pneumoktomy 
d. Efusi pleura : Post operasi jantung 
e. Emfiema : 
- Penyakit paru serius 
- Kondisi inflamsi 
Tujuan 
· Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak 
· Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura 
· Mengembangkan kembali paru yang kolaps 
· Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada 
Tempat Pemasangan WSD 
a. Bagian apex paru (apical) 
- anterolateral interkosta ke 1-2 
- fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura 
b. Bagian basal 
- postero lateral interkosta ke 8-9 
- fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura 
Jenis-jenis WSD 
a. WSD dengan sistem satu botol 
- Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks 
- Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk 
ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol 
- Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah 
masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru
- Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura 
keluar 
Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi 
- Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan : 
· Inspirasi akan meningkat 
· Ekpirasi menurun 
b. WSD dengan sistem 2 botol 
- Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal 
- Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang 
pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal 
- Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke 
water seal botol 2 
- Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke 
botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD 
- Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural 
c. WSD dengan sistem 3 botol 
- Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang 
digunakan 
- Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan 
- Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan 
tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD 
- Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan 
- Botol ke-3 mempunyai 3 selang : 
· Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua 
· Tube pendek lain dihubungkan dengan suction 
· Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer 
Komplikasi Pemasangan WSD 
a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia 
b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema 
Prosedur pemasangan WSD 
a. Pengkajian 
- Memeriksa kembali instruksi dokter 
- Mencek inform consent 
- Mengkaji status pasien; TTV, status pernafasan 
b. Persiapan pasien 
- Siapkan pasien 
- Memberi penjelasan kepada pasien mencakup : 
· Tujuan tindakan 
· Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk atau berbaring 
· Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksi
· Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena 
c. Persiapan alat 
· Sistem drainage tertutup 
· Motor suction 
· Slang penghubung steril 
· Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan 
antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc, kassa, 
NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker 
d. Pelaksanaan 
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan dengan 
baik , dan perawat member dukungan moril pada pasien 
e. Tindakan setelah prosedur 
· Perhatikan undulasi pada sleng WSD 
Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain : 
- Motor suction tidak berjalan 
- Slang tersumbat 
- Slang terlipat 
- Paru-paru telah mengembang 
Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainage, 
amati tanda-tanda kesulitan bernafas 
· Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar 
· Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta 
pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air 
· Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg 
keluar 
· Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama 
· Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan 
· Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang terlipat 
· Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi 
· Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu 
· Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang dibuang 
· Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran 
· Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan 
· Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektif 
· Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh 
· Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD 
· Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada 
persendian bahu daerah pemasangan WSD 
Perawatan pada klien yang menggunakan WSD 
a. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena & TTV 
stabil
b. Observasi adanya distress pernafasan 
c. Observasi : 
- Pembalut selang dada 
- Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan darah 
- Sistem drainage dada 
- Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klien 
- Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang 
- Tipe & jumlah drainase cairan. Catat warna & jumlah drainase, TTV & warna kulit 
- Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan 
d. Posisikan klien : 
- Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak) 
. WSD dengan dua botol 
• Botol pertama sebagai penampung / drainase 
• Botol kedua sebagai water seal 
• Keuntungannya adalah water seal tetap pada satu level. 
• Dapat dihubungkan sengan suction control 
3. WSD dengan 3 botol 
• Botol pertama sebagai penampung / drainase 
• Botol kedua sebagai water seal 
• Botol ke tiga sebagai suction kontrol, tekanan dikontrol dengan manometer

More Related Content

What's hot (14)

Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA
Kontusio paru  AKPER PEMKAB MUNA Kontusio paru  AKPER PEMKAB MUNA
Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Teknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regiTeknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regi
 
Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
 
Fraktur Iga
Fraktur IgaFraktur Iga
Fraktur Iga
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma Thoraks
 
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan efusi
Asuhan keperawatan pada klien dengan efusiAsuhan keperawatan pada klien dengan efusi
Asuhan keperawatan pada klien dengan efusi
 
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
 

Similar to Makalah dewi

Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraWsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraSeptian Muna Barakati
 
Tatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptxTatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptxtheoronaldo1
 
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptxwsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptxAuliaRezha2
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxxfaizal653432
 
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptxTATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptxMiaPakkarena1
 
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaRiskymessyana99
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdfefusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdfMeizaIhsanFakhri
 
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.pptcupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.pptRani911076
 
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptxKonsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptxMichael Salim
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...RTISanglah
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxefusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxAbedNegoSebayang
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.pptAdrenaReaLyadi1
 

Similar to Makalah dewi (20)

Makalah dewi
Makalah dewiMakalah dewi
Makalah dewi
 
Makalah dewi
Makalah dewiMakalah dewi
Makalah dewi
 
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraWsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
 
Tatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptxTatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptx
 
Post operasi wsd
Post operasi wsdPost operasi wsd
Post operasi wsd
 
TNM & WSD.pptx
TNM & WSD.pptxTNM & WSD.pptx
TNM & WSD.pptx
 
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptxwsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
 
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptxTATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
 
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdfefusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
 
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.pptcupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
Lp hemodialisa
Lp hemodialisaLp hemodialisa
Lp hemodialisa
 
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptxKonsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
Konsiderasi Torakotomi 308 Esofago Fistula.pptx
 
Embolisme paru
Embolisme paruEmbolisme paru
Embolisme paru
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxefusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...Kanaidi ken
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIgloriosaesy
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawassuprihatin1885
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 

Recently uploaded (20)

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 

Makalah dewi

  • 1. 1. DEFINISI Adalah suatu tindakan untuk mengalirkan udara, cairan secara bertahap dari rongga pleura, dengan cara memasukkan pipa/ selang WSD. 2. ETIOLOGI Membuang udara, cairan atau darah dari area pleura. Mengembalikan tekanan negatif pada area pleura. Mengembangkan kembali paru yang kolaps/ kolaps sebagian. Mencegah reflux drainase kembali ke dalam dada. 3. SISTEM DRAINASE SELANG DADA a. Satu Botol Keuntungan: - Penyusunan sederhana. - Mudah untuk klien yang dapat jalan. Kerugian: - Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan diperlukan untuk memungkinkan udara dan cairan pleural untuk keluar dari dada masuk ke botol. - Campuran darah drainase dan udara menimbulkan campuran busa dalam botol yang membatasi garis permukaan drainase. - Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. b. Dua Botol Keuntungan: - Mempertahankan unit water seal pada tingkat konstan. - Memungkinkan observasi dan pengukuran drainase yang lebih baik. Kerugian: - Menambah area mati pada sistem drainase yang mempunyai potensial untuk masuk ke dalam area pleura. - Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. - Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada adanya kebocoran pleura. c. Tiga Botol Keuntungan: - Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan. Kerugian: - Lebih kompleks. - Lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan.
  • 2. d. Unit Water Seal Sekali Pakai Keuntungan: - Plastik dan tidak mudah pecah seperti botol. Kerugian: - Mahal. - Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainase ba unit terbalik. 4. INDIKASI PEMASANGAN SELANG DADA a) Hemotoraks, yang disebabkan oleh: • Trauma dada. • Neoplasma. • Robekan pleura. • Kelebihan antikoagulan. • Pasca bedah toraks. b) Pnemotoraks • Spontan: > 20% (klien simtomatik, adanya penyakit paru). Yang disebabkan oleh: Ruptur bleb c) 1. Desakan: Yang disebabkan oleh • Ventilasi mekanis. • Luka tusuk tembus. • Klem selang dada terlalu dalam. • Kerusakan segel pada sistem drainase selang dada. 2. Desakan Fistula Bronkopleural Yang disebabkan oleh • Kerusakan jaringan. • Tumor. • Aspirasi bahan mekanik toksik. d) Efusi pleura. 1) Perapnemonia terkomplikasi Pus banyak (empiema) Pewarnaan gram positif/ kultur bakteri. Glukosa < 40 mg/dl pH < 7,0 pH 7,0 – 7,2 dan LDH > /L1000 i Yang disebabkan oleh Penyakit kardiopulmoner serius. Kondisi implamasi. 2) Chilotoraks.
  • 3. Yang disebabkan oleh Trauma. Malignasi. Abnormalitas kongenital. 5. INDIKASI PENGANGKATAN SELANG DADA • 1 hari setelah berhentinya kebocoran udara. • Drainase < 50 – 100 cc cairan /hari. • 1 – 3 hari pasca bedah jantung. • 2 – 6 hari pasca bedah toraks. • Obliterasi rongga empiema. • Drainase serosanguinosa dari sekitar sisi pemasangan selang dada. 2. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2010/08/asuhan-keperawatan-klien-dengan.html 3. WSD ( Water Seal Drainage ) 4. WSD ( Water Seal Drainage ) Pengertian : Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung. Indikasi dan tujuan pemasangan WSD 1. Indikasi : Pneumotoraks, hemotoraks, empyema Bedah paru : - karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura - reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC - lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC 2. Tujuan pemasangan WSD Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan pneumotoraks Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif pada intra pleura. Prinsip kerja WSD 1. Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. 2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg ) 3. Suction Jenis WSD 1. Satu botol
  • 4. Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol. Keuntungannya adalah : - Penyusunannya sederhana - Mudah untuk pasien yang berjalan Kerugiannya adalah : - Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan - Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol - Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis pengukuran drainase 2. Dua botol Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara. Keuntungan : - Mempertahankan water seal pada tingkat konstan - Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik Kerugian : - Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area pleura. - Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. - Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara. 3. Tiga botol Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus dilepaskan saat itu juga. Keuntungan : - sistem paling aman untuk mengatur pengisapan. Kerugian : - Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan. - Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi 4. Unit drainage sekali pakai Pompa penghisap Pleural Emerson Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga botol.
  • 5. Keuntungan : - Plastik dan tidak mudah pecah Kerugian : - Mahal - Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik. Fluther valve Keuntungan : - Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik - Kurang satu ruang untuk mengisi - Tidak ada masalah dengan penguapan air - Penurunan kadar kebisingan Kerugian : - Mahal - Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal. Calibrated spring mechanism Keuntungan : - Idem - Mampu mengatasi volume yang besar Kerugian - Mahal Tempat pemasangan WSD 1. Bagian apeks paru ( apikal ) 2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal 3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ). Persiapan pemasangan WSD Perawatan pra bedah 1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur. 2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa dada, posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan sampai selang tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang akan mempengaruhi tekanan. 3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan. 4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan dalam yang rutin pasca bedah. 5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada pasca bedah setelah melakukan latihan lengan. Persiapan alat 1. Sistem drainase tertutup 2. Motor suction 3. Selang penghubung steril
  • 6. 4. Cairan steril : NaCl, Aquades 5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter 6. Kassa steril 7. Pisau jaringan 8. Trocart 9. Benang catgut dan jarumnya 10. Sarung tangan 11. Duk bolong 12. Spuit 10 cc dan 50 cc 13. Obat anestesi : lidocain, xylocain 14. Masker Perawatan pasca bedah Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain : 1. Perhatikan undulasi pada selang WSD 2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama 3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi 4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan sampai selang terlipat 5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi 6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu 7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang dibuang 8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran 9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema. 10. Anjurkan pasiuen untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif 11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa kondisi dapat terjadi antara lain : 1. Motor suction tidak jalan 2. Selang tersumbat atau terlipat 3. Paru-paru telah mengembang Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas. Cara mengganti botol WSD 1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan. 2. Selang WSD diklem dulu 3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem 4. Amati undulasi dalam selang WSD. Indikasi pengangkatan WSD 1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan : - Tidak ada undulasi
  • 7. - Tidak ada cairan yang keluar - Tidak ada gelembung udara yang keluar - Tidak ada kesulitan bernafas - Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara 2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada selang. Perawatan WSD PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN SELANG DADA INDIKASI : * Pneumotoraks <20%> * Pneumotoraks >20% * Hematotoraks * Hematopneumotoraks * Empyema toraks * Fluidotoraks yang tak bisa diatasi dengan pungsi KEGUNAAN Terapi : drenase cairan rongga pleura. Pemantauan : untuk mengetahui ada/tidaknya tindakan lebih lanjut (torakotomi). MACAM : Sistem 1 botol Sistem 2 botol Sistem 3 botol dengan/tanpa Continuous suction Teknik Pemasangan Persiapan Duk steril Alkohol dan betadin Lidocaine 2% Jarum suntik + spetnya Benang silk no 1 + jarum Klem toraks (Rumel) Gunting Needle holder
  • 8. Forceps jaringan Pisau operasi no 15 Slang dada (dren toraks) Sarung tangan Persetujuan operasi Teknik Pemasangan : Pada spatium inter costal IV / V di Linea axillaris anterior. Disinfeksi medan operasi dengan alkohol dan betadin. Tutup dengan duk steril. Dilakukan lokal anestesi. Insisi kulit di atas costa V atau VI di l. axillaris anterior. Melalui insisi, dinding toraks ditembus dengan klem dengan cara menyusuri margo superior costa sampai ke cavum pleura. Dren toraks dipasang dan dilakukan fiksasi dengan jahitan matras yang telah disiapkan. Tutup luka operasi dengan kasa steril. Dren toraks dihubungkan dengan botol WSD, memakai slang transparan. Operasi selesai. Perawatan WSD : Posisi pasien ½ duduk (+ 300) Letakkan botol WSD pada posisi yang mudah diamati. Letak slang WSD dibuat rapi dan jangan menyilang badan. Slang harus bersih dari kotoran/debris. Ujung slang harus terendam dalam air (sistem 1 botol). Fungsi WSD baik bila: Sistem 1 botol: adanya undulasi di slang WSD yg sesuai dengan gerak pernafasan. Sistem continuous suction : ada gelembung2 udara pada botol kontrol tekanan. Awasi produksi dren setiap jam pada 3 jam pertama, setelah itu tiap 24 jam dan harus dicatat dan cairan dibuang, serta botol WSD dicuci dengan savlon Kapan WSD dicabut ? Tergantung Indikasi Pemasangan HEMATOTORAKS : Produksi dren 100 cc/24 jam dan warna cairan serohemoragis. Paru mengembang penuh baik klinis maupun radiologis. PNEUMOTORAKS : Paru mengembang penuh baik secara
  • 9. klinis maupun radiologis Slang WSD diklem > 12 jam Secara klinis/radiologis, paru tetap mengembang penuh Cabut Permasalahan2 yang sering timbul : Waktu mobilisasi ke tempat lain, mis. Ke ruang foto toraks Apabila WSD tak berfungsi Waktu Mobilisasi ke Tempat Lain : Hematotoraks / empyema toraks: Dren toraks diklem Lepaskan sambungan antara dren toraks dan slang WSD. Ujung dren toraks bungkus dengan kasa steril. Pneumotoraks Sebaiknya dengan WSD 1 botol. WSD tak berfungsi : Cek sambungan2 mungkin ada yang bocor. Pada sistem continuous suction mungkin tutup botol tidak rapat. http://bedah46.blogspot.com/2009/05/prinsip-prinsip-perawatan-selang-dada.html PERAWATAN TORAKS KATETER / WSD SMF : PARU Pemasangan kateter toraks merupakan prosedur drainase udara dan cairan dalam kavum pleura dengan pipa (kateter) melalui sela antar iga kedalam kavum pleura. Saat ini pemasangan kateter toraks telah digunakan secara luas pada penderita dengan trauma toraks, pneumotoraks, empiema, efusi pleura masif dan kilotoraks. Perlu diketahui bahwa tindakan ini tetap merupakan yang relatif invasif, dapat menyebabkan beberapa komplikasi serta memerlukan perawatan dan pemantauan harian paska pemasangan supaya tujuan pemasangan tercapai dengan baik. Pemasangan kateter toraks perlu dibantu perawat yang terampil dalam persiapan, pemasangan dan perawatan paska pemasangan toraks kateter/WSD, serta mengikuti prosedur tetap yang berlaku. Pelatihan ini akan memberikan masukan bagi peserta didik sehingga menghasilkan keluaran yang cukup andal dan aman sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan dalam hal persiapan, pemasangan dan pasca pemasangan toraks kateter/WSD. A. TUJUAN
  • 10. a. Umum. - Peserta pelatihan dapat melakukan perawatan pemasangan kateter toraks-WSD. b. Khusus. 1. Dapat mengetahui dan menjelaskan indikasi, prosedur tetap dan komplikasi pemasangan kateter toraks-WSD, serta perawatan paska pemasangan. 2. Dapat melakukan persiapan alat dan ruangan, perawatan saat pemasangan dan paska pemasangan kateter toraks dan WSD. B. GARIS BESAR MATERI 1. Anatomi - Fisiologi Paru. 2. Pengantar pemasangan kateter toraks-WSD. 3. Indikasi - kontra indikasi. 4. Persiapan, Pelaksanaan, Perawatan Paska pemasangan kateter Toraks-WSD. 5. Perawatan Alat. 6. Praktek Lapangan. C. INSTRUKTUR. - Dr. Spesialis Paru dan Tim Perawat ruang tindakan paru. D. METODE - Magang (diskusi dan praktek). E. PESERTA - Perawat/D3 Keperawatan.
  • 11. F. LAMA PELATIHAN - 44 hari efektif /2 (dua) bulan. - 6 x50 menit/hari (setara 3 jam x 44= 132 jam pelajaran) WSD ( Water Seal Drainage ) WSD ( Water Seal Drainage ) Pengertian : Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung. Indikasi dan tujuan pemasangan WSD 1. Indikasi : Pneumotoraks, hemotoraks, empyema Bedah paru : - karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura - reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC - lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC 2. Tujuan pemasangan WSD Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan pneumotoraks Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif pada intra pleura. Prinsip kerja WSD 1. Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. 2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg ) 3. Suction Jenis WSD 1. Satu botol Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol. Keuntungannya adalah : - Penyusunannya sederhana - Mudah untuk pasien yang berjalan Kerugiannya adalah : - Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
  • 12. - Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol - Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis pengukuran drainase 2. Dua botol Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara. Keuntungan : - Mempertahankan water seal pada tingkat konstan - Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik Kerugian : - Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area pleura. - Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol. - Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara. 3. Tiga botol Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus dilepaskan saat itu juga. Keuntungan : - sistem paling aman untuk mengatur pengisapan. Kerugian : - Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan. - Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi 4. Unit drainage sekali pakai Pompa penghisap Pleural Emerson Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga botol. Keuntungan : - Plastik dan tidak mudah pecah Kerugian : - Mahal - Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik. Fluther valve Keuntungan : - Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik - Kurang satu ruang untuk mengisi - Tidak ada masalah dengan penguapan air
  • 13. - Penurunan kadar kebisingan Kerugian : - Mahal - Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal. Calibrated spring mechanism Keuntungan : - Idem - Mampu mengatasi volume yang besar Kerugian - Mahal Tempat pemasangan WSD 1. Bagian apeks paru ( apikal ) 2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal 3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ). Persiapan pemasangan WSD Perawatan pra bedah 1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur. 2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa dada, posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan sampai selang tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang akan mempengaruhi tekanan. 3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan. 4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan dalam yang rutin pasca bedah. 5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada pasca bedah setelah melakukan latihan lengan. Persiapan alat 1. Sistem drainase tertutup 2. Motor suction 3. Selang penghubung steril 4. Cairan steril : NaCl, Aquades 5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter 6. Kassa steril 7. Pisau jaringan 8. Trocart 9. Benang catgut dan jarumnya 10. Sarung tangan 11. Duk bolong 12. Spuit 10 cc dan 50 cc 13. Obat anestesi : lidocain, xylocain
  • 14. 14. Masker Perawatan pasca bedah Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain : 1. Perhatikan undulasi pada selang WSD 2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama 3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi 4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan sampai selang terlipat 5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi 6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu 7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang dibuang 8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran 9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema. 10. Anjurkan pasiuen untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif 11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa kondisi dapat terjadi antara lain : 1. Motor suction tidak jalan 2. Selang tersumbat atau terlipat 3. Paru-paru telah mengembang Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas. Cara mengganti botol WSD 1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan. 2. Selang WSD diklem dulu 3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem 4. Amati undulasi dalam selang WSD. Indikasi pengangkatan WSD 1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan : - Tidak ada undulasi - Tidak ada cairan yang keluar - Tidak ada gelembung udara yang keluar - Tidak ada kesulitan bernafas - Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara 2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada selang. WATER SEAL DRAINAGE (WSD) 1. Bullow Drainage / WSD Pada trauma toraks, WSD dapat berarti : a. Diagnostik : Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat
  • 15. ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak, sebelum penderita jatuh dalam shoks. b. Terapi : Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura. Mengembalikan tekanan rongga pleura sehingga “mechanis of breathing” dapat kembali seperti yang seharusnya. c. Preventive : Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga “mechanis of breathing” tetap baik. 2. Perawatan WSD dan pedoman latihanya : a. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang. Mendeteksi di bagian dimana masuknya slang, dan pengganti verband 2 hari sekali, dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya slang dan tube tidak boleh dikotori waktu menyeka tubuh pasien. b. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat akan diberi analgetik oleh dokter. Dalam perawatan yang harus diperhatikan : - Penetapan slang. Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi. - Pergantian posisi badan. Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang,
  • 16. atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera. c. Mendorong berkembangnya paru-paru. Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang. Latihan napas dalam. Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang diklem. Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi
  • 17. Pengertian WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung. Indikasi a. Pneumothoraks : - Spontan > 20% oleh karena rupture bleb - Luka tusuk tembus - Klem dada yang terlalu lama - Kerusakan selang dada pada sistem drainase b. Hemothoraks : - Robekan pleura - Kelebihan antikoagulan - Pasca bedah thoraks c. Thorakotomy : - Lobektomy - Pneumoktomy d. Efusi pleura : Post operasi jantung e. Emfiema : - Penyakit paru serius - Kondisi inflamsi Tujuan · Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak · Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura · Mengembangkan kembali paru yang kolaps · Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada Tempat Pemasangan WSD a. Bagian apex paru (apical) - anterolateral interkosta ke 1-2 - fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura b. Bagian basal - postero lateral interkosta ke 8-9 - fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura Jenis-jenis WSD a. WSD dengan sistem satu botol - Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks - Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol - Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru
  • 18. - Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi - Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan : · Inspirasi akan meningkat · Ekpirasi menurun b. WSD dengan sistem 2 botol - Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal - Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal - Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2 - Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD - Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural c. WSD dengan sistem 3 botol - Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan - Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan - Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD - Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan - Botol ke-3 mempunyai 3 selang : · Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua · Tube pendek lain dihubungkan dengan suction · Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer Komplikasi Pemasangan WSD a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema Prosedur pemasangan WSD a. Pengkajian - Memeriksa kembali instruksi dokter - Mencek inform consent - Mengkaji status pasien; TTV, status pernafasan b. Persiapan pasien - Siapkan pasien - Memberi penjelasan kepada pasien mencakup : · Tujuan tindakan · Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk atau berbaring · Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksi
  • 19. · Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena c. Persiapan alat · Sistem drainage tertutup · Motor suction · Slang penghubung steril · Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc, kassa, NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker d. Pelaksanaan Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan dengan baik , dan perawat member dukungan moril pada pasien e. Tindakan setelah prosedur · Perhatikan undulasi pada sleng WSD Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain : - Motor suction tidak berjalan - Slang tersumbat - Slang terlipat - Paru-paru telah mengembang Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas · Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar · Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air · Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar · Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama · Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan · Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang terlipat · Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi · Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu · Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang dibuang · Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran · Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan · Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektif · Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh · Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD · Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD Perawatan pada klien yang menggunakan WSD a. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena & TTV stabil
  • 20. b. Observasi adanya distress pernafasan c. Observasi : - Pembalut selang dada - Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan darah - Sistem drainage dada - Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klien - Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang - Tipe & jumlah drainase cairan. Catat warna & jumlah drainase, TTV & warna kulit - Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan d. Posisikan klien : - Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak) . WSD dengan dua botol • Botol pertama sebagai penampung / drainase • Botol kedua sebagai water seal • Keuntungannya adalah water seal tetap pada satu level. • Dapat dihubungkan sengan suction control 3. WSD dengan 3 botol • Botol pertama sebagai penampung / drainase • Botol kedua sebagai water seal • Botol ke tiga sebagai suction kontrol, tekanan dikontrol dengan manometer