Dokumen tersebut membahas tentang penjelasan dan prinsip kerja penggunaan selang dada (water seal drainage/WSD) untuk mengeluarkan udara dan cairan dari rongga dada. WSD digunakan untuk kondisi seperti pneumotoraks, hemotoraks, dan efusi pleura dengan sistem satu, dua, atau tiga botol yang berfungsi menjaga tekanan negatif di rongga dada untuk memungkinkan paru-paru tetap mengembang. Dokumen ini jug
Chest tube placement digunakan untuk mengeluarkan udara/cairan dari rongga pleura pasca bedah toraks. Tujuan utama pemasangan water sealed drainage adalah membuat tekanan intra pleura yang positif menjadi negatif kembali. Ada beberapa teknik pemasangan chest tube dan sistem drainase pleura yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar teori, asuhan keperawatan pasca operasi pemasangan selang water seal drainage (WSD), dan komplikasi yang dapat timbul. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan tujuan WSD, tahapan perawatan pasca operasi seperti observasi gejala dan drainase, serta indikasi pengangkatan selang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, tujuan, indikasi, kontraindikasi, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi perawatan Water Seal Drainage (WSD). WSD digunakan untuk mengeluarkan gas, cairan darah, atau cairan lain dari rongga dada dengan mencegah masuknya udara, dan terdapat 3 jenis WSD berdasarkan sistem botol yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang water seal drainage (WSD), yaitu prosedur invasif untuk mengeluarkan udara dan cairan dari rongga dada dengan menggunakan pipa. WSD digunakan untuk diagnosis, terapi, dan pencegahan komplikasi pada trauma dada dengan mengembalikan tekanan negatif rongga dada. Terdapat beberapa jenis WSD antara lain sistem satu botol, dua botol, dan tiga botol yang berbeda dalam pengumpulan
Dokumen tersebut membahas tentang penjelasan dan prinsip kerja penggunaan selang dada (water seal drainage/WSD) untuk mengeluarkan udara dan cairan dari rongga dada. WSD digunakan untuk kondisi seperti pneumotoraks, hemotoraks, dan efusi pleura dengan sistem satu, dua, atau tiga botol yang berfungsi menjaga tekanan negatif di rongga dada untuk memungkinkan paru-paru tetap mengembang. Dokumen ini jug
Chest tube placement digunakan untuk mengeluarkan udara/cairan dari rongga pleura pasca bedah toraks. Tujuan utama pemasangan water sealed drainage adalah membuat tekanan intra pleura yang positif menjadi negatif kembali. Ada beberapa teknik pemasangan chest tube dan sistem drainase pleura yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar teori, asuhan keperawatan pasca operasi pemasangan selang water seal drainage (WSD), dan komplikasi yang dapat timbul. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan tujuan WSD, tahapan perawatan pasca operasi seperti observasi gejala dan drainase, serta indikasi pengangkatan selang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, tujuan, indikasi, kontraindikasi, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi perawatan Water Seal Drainage (WSD). WSD digunakan untuk mengeluarkan gas, cairan darah, atau cairan lain dari rongga dada dengan mencegah masuknya udara, dan terdapat 3 jenis WSD berdasarkan sistem botol yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang water seal drainage (WSD), yaitu prosedur invasif untuk mengeluarkan udara dan cairan dari rongga dada dengan menggunakan pipa. WSD digunakan untuk diagnosis, terapi, dan pencegahan komplikasi pada trauma dada dengan mengembalikan tekanan negatif rongga dada. Terdapat beberapa jenis WSD antara lain sistem satu botol, dua botol, dan tiga botol yang berbeda dalam pengumpulan
Chest tube insertion dan under water seal drainage adalah prosedur untuk mengeluarkan udara atau cecair dari ruang pleura dengan memasukkan tiub ke dada dan mengalirkannya ke botol berisi air. Ini memulihkan fungsi paru-paru dan dada dengan membentuk tekanan negatif untuk kondisi seperti pneumotoraks dan hemotoraks.
Prosidur memasukkan tiub dada ke ruang pleura untuk mengeluarkan cecair dan udara, disusuli prosidur under water seal untuk menyedut berterusan dan memulihkan pernafasan. Ini membantu diagnosis dan rawatan keadaan seperti pneumothorax dan haemothorax.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kontusi paru adalah kerusakan paru akibat trauma tumpul pada dada yang menyebabkan memar atau peradangan pada paru. Gejala klinisnya antara lain dispnea, penurunan saturasi oksigen, dan infiltrat pada rontgen dada. Pengobatan kontusi paru meliputi mengatasi syok, mempertahankan jalan napas, dan mengembalikan tekanan negatif rongga pleura.
Terapi intravena adalah pemberian cairan, obat, dan nutrisi langsung ke dalam pembuluh darah untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh, memberikan obat, transfusi darah, dan nutrisi. Teknik pemasangan infus meliputi persiapan pasien dan peralatan, pemilihan vena, membersihkan area penusukan, dan penusukan kateter ke dalam vena.
Pneumotoraks adalah penumpukan udara di rongga pleura yang menyebabkan kolaps paru. Tindakan kolaboratif merupakan proses pembedahan yang terdiri dari pra-operasi, operasi, dan pasca-operasi. Fase pra-operasi meliputi pemeriksaan dan persiapan pasien. Selama operasi, perawat mempersiapkan peralatan dan memantau pasien. Pasca-operasi, perawat memantau tanda vital, respirasi, dan kebutuhan pasien.
Kontusio paru adalah memar pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh trauma tumpul pada dada. Gejala umumnya meliputi sesak nafas, batuk berdarah, dan infiltrat pada rontgen dada. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga jalan nafas terbuka, oksigenasi, dan mencegah infeksi. Komplikasi potensial termasuk gangguan pernapasan akut dan pneumonia.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma thoraks yang dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru dan jantung, organ vital dalam dada. Dokumen ini juga membahas tanda dan gejala trauma thoraks seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, serta penilaian dan intervensi keperawatan seperti meningkatkan pernapasan dan mengelola nyeri.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang pengairan pundi kencing. Pengairan pundi kencing adalah pencucian pundi kencing dengan mengalirkan cecair melalui kateter untuk membersihkan pundi kencing dan menyingkirkan sedimen serta mencegah infeksi. Terdapat dua teknik pengairan iaitu tertutup dan terbuka yang melibatkan jenis kateter yang berbeza. Prosedur pengairan mesti dilakukan dengan teknik aseptik dan
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur drainase dari rongga pleura dengan memasukkan pipa drainase, yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan, darah, nanah, atau udara dari rongga pleura. Prosedur ini digunakan untuk tujuan reekspansikan paru-paru, mengeluarkan segala sesuatu dari dalam rongga pleura.
Tiga dokumen tersebut membahas tentang tahapan perioperatif yang terdiri dari pra-operasi, intra-operasi, dan pasca-operasi; pengertian pneumotoraks sebagai penumpukan udara di rongga pleura yang dapat menyebabkan kolaps paru; serta periode perioperatif yang meliputi tahap pra-operatif, intra-operasi, dan pasca-operasi beserta aktivitas keperawatan pada masing-masing tahap.
1. Fraktur iga merupakan kelainan tersering akibat trauma tumpul pada dada, sering terjadi pada iga IV-X. Fraktur iga dapat disertai kerusakan organ intra-toraks dan intra-abdomen.
2. Pneumotoraks, hematotoraks, dan kontusi paru merupakan komplikasi umum dari trauma toraks. Pneumotoraks dapat berupa simpel, tegang, atau terbuka, sedangkan hematotoraks dapat mengancam jiwa apabila masif
1. Pasien mengalami gagal pernapasan akut akibat hematotoraks yang dipasang ventilator mekanik. Keperluan utama adalah meningkatkan ventilasi dan oksigenasi, mencegah komplikasi, dan memberikan dukungan emosional.
2. Prioritas perawatan meliputi menjaga kebersihan mulut, mencegah infeksi, dan memastikan nutrisi cukup untuk mendukung pemulihan.
3. Perawat melakukan monitoring dan intervensi untuk memastikan
Filtrasi digunakan untuk memisahkan partikel padat dari fluida dengan melewatkannya melalui medium penyaring. Filtrasi diklasifikasikan berdasarkan gaya pendorong aliran menjadi penyaring gaya berat, tekanan, vakum, dan sentrifugal. Filtrasi banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi untuk membersihkan bahan baku obat.
Chest tube insertion dan under water seal drainage adalah prosedur untuk mengeluarkan udara atau cecair dari ruang pleura dengan memasukkan tiub ke dada dan mengalirkannya ke botol berisi air. Ini memulihkan fungsi paru-paru dan dada dengan membentuk tekanan negatif untuk kondisi seperti pneumotoraks dan hemotoraks.
Prosidur memasukkan tiub dada ke ruang pleura untuk mengeluarkan cecair dan udara, disusuli prosidur under water seal untuk menyedut berterusan dan memulihkan pernafasan. Ini membantu diagnosis dan rawatan keadaan seperti pneumothorax dan haemothorax.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kontusi paru adalah kerusakan paru akibat trauma tumpul pada dada yang menyebabkan memar atau peradangan pada paru. Gejala klinisnya antara lain dispnea, penurunan saturasi oksigen, dan infiltrat pada rontgen dada. Pengobatan kontusi paru meliputi mengatasi syok, mempertahankan jalan napas, dan mengembalikan tekanan negatif rongga pleura.
Terapi intravena adalah pemberian cairan, obat, dan nutrisi langsung ke dalam pembuluh darah untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh, memberikan obat, transfusi darah, dan nutrisi. Teknik pemasangan infus meliputi persiapan pasien dan peralatan, pemilihan vena, membersihkan area penusukan, dan penusukan kateter ke dalam vena.
Pneumotoraks adalah penumpukan udara di rongga pleura yang menyebabkan kolaps paru. Tindakan kolaboratif merupakan proses pembedahan yang terdiri dari pra-operasi, operasi, dan pasca-operasi. Fase pra-operasi meliputi pemeriksaan dan persiapan pasien. Selama operasi, perawat mempersiapkan peralatan dan memantau pasien. Pasca-operasi, perawat memantau tanda vital, respirasi, dan kebutuhan pasien.
Kontusio paru adalah memar pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh trauma tumpul pada dada. Gejala umumnya meliputi sesak nafas, batuk berdarah, dan infiltrat pada rontgen dada. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga jalan nafas terbuka, oksigenasi, dan mencegah infeksi. Komplikasi potensial termasuk gangguan pernapasan akut dan pneumonia.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma thoraks yang dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru dan jantung, organ vital dalam dada. Dokumen ini juga membahas tanda dan gejala trauma thoraks seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, serta penilaian dan intervensi keperawatan seperti meningkatkan pernapasan dan mengelola nyeri.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang pengairan pundi kencing. Pengairan pundi kencing adalah pencucian pundi kencing dengan mengalirkan cecair melalui kateter untuk membersihkan pundi kencing dan menyingkirkan sedimen serta mencegah infeksi. Terdapat dua teknik pengairan iaitu tertutup dan terbuka yang melibatkan jenis kateter yang berbeza. Prosedur pengairan mesti dilakukan dengan teknik aseptik dan
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur drainase dari rongga pleura dengan memasukkan pipa drainase, yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan, darah, nanah, atau udara dari rongga pleura. Prosedur ini digunakan untuk tujuan reekspansikan paru-paru, mengeluarkan segala sesuatu dari dalam rongga pleura.
Tiga dokumen tersebut membahas tentang tahapan perioperatif yang terdiri dari pra-operasi, intra-operasi, dan pasca-operasi; pengertian pneumotoraks sebagai penumpukan udara di rongga pleura yang dapat menyebabkan kolaps paru; serta periode perioperatif yang meliputi tahap pra-operatif, intra-operasi, dan pasca-operasi beserta aktivitas keperawatan pada masing-masing tahap.
1. Fraktur iga merupakan kelainan tersering akibat trauma tumpul pada dada, sering terjadi pada iga IV-X. Fraktur iga dapat disertai kerusakan organ intra-toraks dan intra-abdomen.
2. Pneumotoraks, hematotoraks, dan kontusi paru merupakan komplikasi umum dari trauma toraks. Pneumotoraks dapat berupa simpel, tegang, atau terbuka, sedangkan hematotoraks dapat mengancam jiwa apabila masif
1. Pasien mengalami gagal pernapasan akut akibat hematotoraks yang dipasang ventilator mekanik. Keperluan utama adalah meningkatkan ventilasi dan oksigenasi, mencegah komplikasi, dan memberikan dukungan emosional.
2. Prioritas perawatan meliputi menjaga kebersihan mulut, mencegah infeksi, dan memastikan nutrisi cukup untuk mendukung pemulihan.
3. Perawat melakukan monitoring dan intervensi untuk memastikan
Filtrasi digunakan untuk memisahkan partikel padat dari fluida dengan melewatkannya melalui medium penyaring. Filtrasi diklasifikasikan berdasarkan gaya pendorong aliran menjadi penyaring gaya berat, tekanan, vakum, dan sentrifugal. Filtrasi banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi untuk membersihkan bahan baku obat.
Makalah ini membahas pengertian filsafat, cabang-cabang, dan aliran-alirannya. Filsafat didefinisikan sebagai upaya memahami segala sesuatu secara sistematis dan kritis. Terdiri atas objek material seperti Tuhan, alam, dan manusia, serta objek formal yaitu upaya mencari penjelasan sedalam-dalamnya. Memiliki cabang seperti metafisika, epistemologi, dan aksiologi, serta aliran sepert
Makalah ini membahas sejarah perkembangan web dimulai dari penemuan World Wide Web oleh Tim Berners-Lee di CERN pada tahun 1989 hingga perkembangan teknologi web saat ini. Makalah ini juga menjelaskan arsitektur web dan unsur-unsur pendukung web seperti browser, hyperlink, dan standar-standar seperti HTML, HTTP, dan lainnya.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, tujuan, dan pembahasan mengenai etika dan kode etik keperawatan. Secara khusus, dibahas mengenai pengertian etika dan kode etik keperawatan, tujuan dan fungsi kode etik keperawatan, konsep moral dalam praktek keperawatan, serta nilai-nilai professional yang harus diterapkan oleh perawat.
Teks tersebut membahas tentang filsafat pendidikan, termasuk pengertian, ruang lingkup, hubungan dengan filsafat, epistemologi dan ontologi, serta beberapa aliran filsafat pendidikan. Teks ini menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran yang menjadikan filsafat sebagai pedoman untuk mengatur proses pendidikan dan mencapai tujuannya, serta memiliki ruang lingkup yang meliputi hakikat manusia dan p
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (kebersihan, imunisasi, menjauhkan anak dari penderita).
Dokumen tersebut membahas tentang dasar teori, asuhan keperawatan pasca operasi pemasangan selang water seal drainage (WSD), dan komplikasi yang dapat timbul. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan tujuan WSD, tahapan perawatan pasca operasi seperti observasi gejala dan perawatan luka, serta masalah keperawatan yang mungkin muncul seperti pola nafas tidak efektif dan risiko infeksi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai Water Seal Drainage (WSD) yang merupakan tindakan invasif untuk mengeluarkan udara dan cairan dari rongga dada. Dokumen tersebut menjelaskan indikasi, tujuan, jenis, komplikasi, dan prosedur pemasangan WSD serta perawatan pasien setelah pemasangan WSD.
Pengambilan darah vena adalah proses pengambilan sampel darah dari pembuluh darah vena menggunakan jarum suntik atau tabung vakum. Prosesnya melibatkan identifikasi vena, pembersihan kulit, penusukan jarum ke dalam vena, dan pengumpulan darah di dalam tabung sampai selesai. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemasangan turniket, posisi jarum, dan penanganan setelah pengambilan untuk m
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptxMiaPakkarena1
WSD (Water Sealed Drainage) digunakan untuk mengeluarkan udara, cairan, darah atau pus dari rongga dada untuk mengembalikan fungsi pernafasan. Tindakan ini diindikasikan untuk kondisi seperti pneumotoraks, efusi pleura, atau pasien yang menjalani operasi dada. Pemasangan WSD melibatkan pemasangan selang drainase ke rongga dada untuk mengeluarkan isinya. Perawatan pasien meliputi pencegahan infeksi, observasi t
Berikan oksigen sesuai indikasi.
R/ Meningkatkan oksigenasi jaringan dan mengurangi beban kerja jantung.
e. Berikan analgesik sesuai indikasi.
R/ Mengurangi nyeri yang dapat menghambat pola pernapasan.
f. Bantu klien melakukan latihan pernapasan dalam dan batuk.
R/ Meningkatkan ekspansi paru dan mencegah ateletasis.
g. Berikan diet yang mudah dicerna dan cukup kalori.
R
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemasangan infus, termasuk tujuan umum dan khususnya, anatomi vena, pemilihan jarum dan kanula, komplikasi yang dapat timbul, dan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemasangan dan perawatan infus.
Makalah ini membahas tentang spirometri, alat untuk mengukur kapasitas paru-paru. Ia menjelaskan definisi, jenis, prinsip kerja, cara kerja, tujuan, indikasi, dan teknik pemeriksaan spirometri. Spirometri berguna untuk menilai status fungsi paru-paru seperti restriksi dan obstruksi."
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...RTISanglah
Intubasi
1. INDIKASI INTUBASI
Definisi
Intubation: the introduction of a tube into a hollow organ
Intubasi endotrakeal
memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima glotis, sehingga ujung distalnya berada pada area pertengahan pita suara dan bifurkasio trakea
Intubasi endotrakeal : gold standard manajemen jalan napas
Indikasi Intubasi
A. Berkaitan dengan pembedahan dan anestesi
Pada pembedahan yang menggunakan obat-obat pemblok neuromuskular, seperti pembedahan regio abdomen
Akses jalan napas yang harus dibagi dengan pembedahan, seperti pembedahan THT
Posisi pasien yang membatasi jalan napas atau yang menghalangi trakea, seperti posisi lateral atau pronasi.
Diramalkan akan ada kesulitan jalan napas.
Risiko aspirasi isi perut atau darah, seperti obstruksi gastrointestinal bagian atas, sepsis, trauma fasial, perdarahan pada jalan napas atas oleh sebab apapun 1
Pembedahan yang mengganggu pertukaran gas
Pembedahan yang lama
Teknik jalan napas lain tidak efektif
B. Penyakit kritis
Ketidakmampuan mempertahankan jalan napas, seperti pada koma oleh sebab apapun
Gangguan fungsi respirasi (hipoksemia atau hiperkapnia), tidak berespon pada manajemen non invasif
Mencegah hiperkapnia, misalnya pada peningkatan tekanan intrakranial. 1
Contoh :
Respiratori : apnea, hypopnea, respiratory arrest, kenaikan usaha bernapas yang tidak hilang dengan intervensi lain.
Penurunan status mental : butuh proteksi jalan napas.
Agitasi psikomotor yang butuh sedasi
Instabilitas hemodinamik, BP systolic < 70 mmHg
Penurunan pH yang progresif
Ensefalopati
PaO2 < 45 mmHg dengan pemberian O2
Tahap-Tahap Intubasi Endotrakeal
Evaluasi
Preparasi
Posisi
Pre-Oksigenasi
Induksi
Intubasi
Konfirmasi
Fiksasi
1. Evaluasi
Mencari kemungkinan adanya kesulitan ventilasi maupun intubasi
Menggunakan kriteria L-E-M-O-N
Look
Evaluate 3-3-2 rule
Interinscisor distance
Thyromental distance
Thyromouth distance
Mallampati
Obstructuion
Neck mobility
2. Preparasi
STATICS
Scope stethoscope & laryngoscope (handle + blade sesuai ukuran) dewasa 3-4
Tube endotracheal tube sesuai ukuran
Airway OPA, NPA, LMA, Sungkup sesuai ukuran
Tape sesuai ukuran
Introducer stylet, bougie stylet
Connector
Suction
Endotrakeal tube
Menyediakan jalan napas bagi gas untuk mengalir di antara paru-paru pasien dan sistem pernapasan anestesi.
Memungkinkan seseorang untuk memberikan ventilasi tekanan positif.
Melindungi paru-paru dari kontaminasi isi lambung dan materi nasofaring seperti darah.
Kebanyakan tabung endotrakeal yang akan ditemui terbuat dari plastik (Polyvinyl Chloride, PVC).
Diameter
Tabung endotrakeal memiliki diameter dalam dan diameter luar.
Ukuran tabung endotrakeal mengacu pada diameter internalnya. Oleh karena itu jika meminta tabung endotrakeal “ukuran 6”, maka tabung dengan diameter dalam 6 mm. Gambar di bawah ini menunjukkan tabung endotrakeal ukuran 6 mm. Dalam tabung endotrakeal khusus ini, diameter bagian dalam diberi label sebagai "ID 6.0" dan demikian pula, diameter luar diberi l
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK.pptxYayuAnggriani2
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan ventilator mekanik, mencakup konsep dasar ventilasi mekanik, indikasi pemasangan ventilator, mode dan pengaturan ventilator, serta pengkajian dan perencanaan keperawatan untuk klien tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan penggunaan berbagai alat pemberian oksigen seperti Ventury Mask, Bag Valve Mask, pipa orofaring dan endotrakeal tube. Secara singkat, Ventury Mask digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi tetap, Bag Valve Mask digunakan untuk resusitasi darurat, sedangkan pipa orofaring dan endotrakeal tube digunakan untuk menjaga terbukanya saluran napas.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga tahapan oksigenasI yaitu ventilasi paru, difusi gas, dan transportasi gas. Tahapan-tahapan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tekanan oksigen, keadaan saluran nafas, elastisitas paru, dan aktivitas sistem kardiovaskuler. Gangguan pada satu atau lebih tahapan dapat menyebabkan ketidakcukupan oksigenasi sel yang bermanifestasi klinis seperti
Dokumen tersebut membahas penanganan cedera tumpul abdomen yang meliputi survei primer untuk mengamankan jalan nafas, peredaran darah, dan kesadaran pasien; pengelolaan sirkulasi dengan resusitasi cairan untuk mengatasi syok; serta tindakan bedah seperti laparotomi jika diperlukan untuk menghentikan perdarahan atau diagnostik lebih lanjut.
Tinjauan pustaka ini membahas tentang hisap lendir, ventilator, dan faktor yang mempengaruhi ketrampilan perawat dalam 3 topik utama. Topik pertama adalah tentang hisap lendir yang merupakan tindakan untuk membersihkan saluran napas dengan mengeluarkan lendir. Topik kedua membahas tentang ventilator sebagai alat bantu pernapasan. Topik ketiga membahas faktor pengetahuan, pengalaman, dan lingkungan yang mempengaruhi perilaku
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
Teks tersebut membahas sejarah penemuan berbagai teknologi komunikasi, mulai dari telepon, radio, televisi, telegraf hingga telepon seluler. Telepon diciptakan oleh Alexander Graham Bell untuk memungkinkan komunikasi suara jarak jauh melalui sinyal listrik. Radio mengirim sinyal audio melalui gelombang elektromagnetik untuk menyalurkan informasi. Televisi dapat menangkap siaran bergambar dari jarak jauh. Telegraf menggunak
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
1. 1. DEFINISI
Adalahsuatutindakanuntukmengalirkanudara,cairansecarabertahapdari rongga pleura,
dengancara memasukkanpipa/selangWSD.
2. ETIOLOGI
Membuangudara, cairanatau darah dari area pleura.
Mengembalikantekanannegatifpadaareapleura.
Mengembangkankembali paruyangkolaps/kolapssebagian.
Mencegahreflux drainase kembalike dalamdada.
3. SISTEM DRAINASESELANGDADA
a. Satu Botol
Keuntungan:
- Penyusunansederhana.
- Mudah untukklienyangdapatjalan.
Kerugian:
- Saat drainase dadamengisi botol lebihbanyakkekuatandiperlukanuntukmemungkinkan
udara dan cairanpleural untukkeluardari dadamasukke botol.
- Campurandarah drainase danudara menimbulkancampuranbusadalambotol yang
membatasi garispermukaandrainase.
- Untuk terjadinyaaliran,tekananpleuraharuslebihtinggi dari tekananbotol.
b. Dua Botol
Keuntungan:
- Mempertahankanunitwaterseal padatingkatkonstan.
- Memungkinkanobservasi danpengukurandrainase yanglebihbaik.
Kerugian:
- Menambaharea mati pada sistemdrainase yangmempunyai potensialuntukmasukke dalam
area pleura.
- Untuk terjadinyaaliran,tekananpleuraharuslebihtinggi dari tekananbotol.
- Mempunyai bataskelebihankapasitasaliranudarapadaadanya kebocoranpleura.
c. Tiga Botol
Keuntungan:
- Sistempalingamanuntukmengaturpenghisapan.
Kerugian:
- Lebihkompleks.
- Lebihbanyakkesempatanuntukterjadinyakesalahandalamperakitandanpemeliharaan.
2. d. UnitWater Seal Sekali Pakai
Keuntungan:
- Plastikdantidakmudahpecahseperti botol.
Kerugian:
- Mahal.
- Kehilanganwaterseal dankeakuratanpengukurandrainasebaunitterbalik.
4. INDIKASIPEMASANGAN SELANGDADA
a) Hemotoraks,yangdisebabkanoleh:
• Trauma dada.
• Neoplasma.
• Robekanpleura.
• Kelebihanantikoagulan.
• Pasca bedahtoraks.
b) Pnemotoraks
• Spontan:> 20% (kliensimtomatik,adanyapenyakitparu).
Yang disebabkanoleh:
Rupturbleb
c) 1. Desakan:
Yang disebabkanoleh
• Ventilasi mekanis.
• Luka tusuktembus.
• Klemselangdadaterlaludalam.
• Kerusakansegel padasistemdrainase selangdada.
2. DesakanFistulaBronkopleural
Yang disebabkanoleh
• Kerusakanjaringan.
• Tumor.
• Aspirasi bahanmekaniktoksik.
d) Efusi pleura.
1) Perapnemoniaterkomplikasi
Pusbanyak(empiema)
Pewarnaangrampositif/kulturbakteri.
Glukosa< 40 mg/dl pH < 7,0 pH 7,0 – 7,2 dan LDH > /L1000 i
Yang disebabkanoleh
Penyakitkardiopulmonerserius.
Kondisi implamasi.
2) Chilotoraks.
3. Yang disebabkanoleh
Trauma.
Malignasi.
Abnormalitaskongenital.
5. INDIKASIPENGANGKATANSELANGDADA
• 1 hari setelahberhentinyakebocoranudara.
• Drainase < 50 – 100 cc cairan /hari.
• 1 – 3 hari pasca bedahjantung.
• 2 – 6 hari pasca bedahtoraks.
• Obliterasi ronggaempiema.
• Drainase serosanguinosadari sekitarsisi pemasanganselangdada.
2. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2010/08/asuhan-keperawatan-klien-dengan.html
3. WSD ( Water Seal Drainage )
4. WSD ( Water Seal Drainage )
Pengertian :
Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,
pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.
Indikasi dan tujuan pemasangan WSD
1. Indikasi :
Pneumotoraks, hemotoraks, empyema
Bedah paru :
- karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura
- reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC
- lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC
2. Tujuan pemasangan WSD
Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura
Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan
pneumotoraks
Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan
negatif pada intra pleura.
Prinsip kerja WSD
1. Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah.
2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ).
Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg )
3. Suction
Jenis WSD
1. Satu botol
4. Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang,
satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar
botol. Keuntungannya adalah :
- Penyusunannya sederhana
- Mudah untuk pasien yang berjalan
Kerugiannya adalah :
- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
- Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
- Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis
pengukuran drainase
2. Dua botol
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua
bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada
segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.
Keuntungan :
- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan
- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik
Kerugian :
- Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area
pleura.
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.
3. Tiga botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol
ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah
kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding
yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah
penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan
putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan
kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam
unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan,
penghisap harus dilepaskan saat itu juga.
Keuntungan :
- sistem paling aman untuk mengatur pengisapan.
Kerugian :
- Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan
dan pemeliharaan.
- Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi
4. Unit drainage sekali pakai
Pompa penghisap Pleural Emerson
Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di
dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau
tiga botol.
5. Keuntungan :
- Plastik dan tidak mudah pecah
Kerugian :
- Mahal
- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.
Fluther valve
Keuntungan :
- Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik
- Kurang satu ruang untuk mengisi
- Tidak ada masalah dengan penguapan air
- Penurunan kadar kebisingan
Kerugian :
- Mahal
- Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena
tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
Calibrated spring mechanism
Keuntungan :
- Idem
- Mampu mengatasi volume yang besar
Kerugian
- Mahal
Tempat pemasangan WSD
1. Bagian apeks paru ( apikal )
2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal
3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ).
Persiapan pemasangan WSD
Perawatan pra bedah
1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur.
2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa
dada, posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan
sampai selang tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang akan
mempengaruhi tekanan.
3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan
keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan.
4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan
dalam yang rutin pasca bedah.
5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada pasca
bedah setelah melakukan latihan lengan.
Persiapan alat
1. Sistem drainase tertutup
2. Motor suction
3. Selang penghubung steril
6. 4. Cairan steril : NaCl, Aquades
5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter
6. Kassa steril
7. Pisau jaringan
8. Trocart
9. Benang catgut dan jarumnya
10. Sarung tangan
11. Duk bolong
12. Spuit 10 cc dan 50 cc
13. Obat anestesi : lidocain, xylocain
14. Masker
Perawatan pasca bedah
Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain :
1. Perhatikan undulasi pada selang WSD
2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama
3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi
4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan
sampai selang terlipat
5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi
6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang
dibuang
8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran
9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema.
10. Anjurkan pasiuen untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif
11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa
kondisi dapat terjadi antara lain :
1. Motor suction tidak jalan
2. Selang tersumbat atau terlipat
3. Paru-paru telah mengembang
Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem
drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.
Cara mengganti botol WSD
1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.
2. Selang WSD diklem dulu
3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
4. Amati undulasi dalam selang WSD.
Indikasi pengangkatan WSD
1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :
- Tidak ada undulasi
7. - Tidak ada cairan yang keluar
- Tidak ada gelembung udara yang keluar
- Tidak ada kesulitan bernafas
- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara
2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada
selang.
PerawatanWSD
PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN SELANG DADA
INDIKASI :
* Pneumotoraks<20%>
* Pneumotoraks>20%
* Hematotoraks
* Hematopneumotoraks
* Empyematoraks
* Fluidotoraksyangtakbisadiatasi denganpungsi
KEGUNAAN
Terapi : drenase cairanrongga pleura.
Pemantauan:untukmengetahui ada/tidaknyatindakanlebihlanjut(torakotomi).
MACAM :
Sistem1 botol
Sistem2 botol
Sistem3 botol
dengan/tanpaContinuoussuction
TeknikPemasangan
Persiapan
Duk steril
Alkohol danbetadin
Lidocaine 2%
Jarum suntik+ spetnya
Benangsilkno1 + jarum
Klemtoraks(Rumel)
Gunting
Needle holder
8. Forcepsjaringan
Pisauoperasi no15
Slangdada (drentoraks)
Sarung tangan
Persetujuanoperasi
TeknikPemasangan:
Pada spatiumintercostal IV / V di Lineaaxillarisanterior.
Disinfeksi medanoperasidenganalkohol danbetadin.
Tutup denganduksteril.
Dilakukanlokal anestesi.
Insisi kulitdi atascosta V atau VI di l.axillarisanterior.
Melalui insisi,dindingtoraksditembusdenganklemdengancaramenyusuri margosuperiorcosta
sampai ke cavum pleura.
Drentoraks dipasangdandilakukanfiksasi denganjahitanmatrasyangtelahdisiapkan.
Tutup lukaoperasi dengankasasteril.
Drentoraks dihubungkandenganbotol WSD,memakai slangtransparan.
Operasi selesai.
PerawatanWSD :
Posisi pasien½duduk(+300)
Letakkanbotol WSD pada posisi yangmudahdiamati.
LetakslangWSD dibuatrapi dan janganmenyilangbadan.Slangharusbersihdari kotoran/debris.
Ujung slangharusterendamdalamair(sistem1 botol).
Fungsi WSD baikbila:
Sistem1 botol:adanyaundulasi di slangWSDyg sesuai dengangerakpernafasan.
Sistemcontinuoussuction:adagelembung2udarapadabotol kontrol tekanan.
Awasi produksi drensetiapjampada3 jam pertama,setelahitutiap24 jam danharus dicatat dancairan
dibuang,sertabotol WSDdicuci dengansavlon
KapanWSD dicabut?
Tergantung
Indikasi Pemasangan
HEMATOTORAKS:
Produksi dren100 cc/24 jam danwarna cairan serohemoragis.
Paru mengembangpenuhbaikklinismaupunradiologis.
PNEUMOTORAKS:
Paru mengembangpenuhbaiksecara
9. klinismaupunradiologis
SlangWSD diklem>12 jam
Secara klinis/radiologis,
paru tetapmengembangpenuh
Cabut
Permasalahan2yangseringtimbul :
Waktu mobilisasi ke tempatlain,mis.Ke ruangfototoraks
ApabilaWSDtak berfungsi
Waktu Mobilisasi ke TempatLain:
Hematotoraks/empyematoraks:
Drentoraks diklem
Lepaskansambunganantaradren toraksdan slangWSD.
Ujung drentoraksbungkusdengankasasteril.
PneumotoraksSebaiknyadenganWSD1 botol.
WSD tak berfungsi :
Ceksambungan2mungkinadayang bocor.
Pada sistemcontinuoussuctionmungkintutupbotol tidak rapat.
http://bedah46.blogspot.com/2009/05/prinsip-prinsip-perawatan-selang-dada.html
PERAWATAN TORAKS KATETER / WSD
SMF : PARU
Pemasangan kateter toraks merupakan prosedur drainase udara dan cairan dalam kavum pleura
dengan pipa (kateter) melalui sela antar iga kedalam kavum pleura. Saat ini pemasangan kateter
toraks telah digunakan secara luas pada penderita dengan trauma toraks, pneumotoraks,
empiema, efusi pleura masif dan kilotoraks.
Perlu diketahui bahwa tindakan ini tetap merupakan yang relatif invasif, dapat menyebabkan
beberapa komplikasi serta memerlukan perawatan dan pemantauan harian paska pemasangan
supaya tujuan pemasangan tercapai dengan baik. Pemasangan kateter toraks perlu dibantu
perawat yang terampil dalam persiapan, pemasangan dan perawatan paska pemasangan toraks
kateter/WSD, serta mengikuti prosedur tetap yang berlaku.
Pelatihan ini akan memberikan masukan bagi peserta didik sehingga menghasilkan keluaran
yang cukup andal dan aman sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan dalam hal
persiapan, pemasangan dan pasca pemasangan toraks kateter/WSD.
A. TUJUAN
10. a. Umum.
- Peserta pelatihan dapat melakukan perawatan pemasangan kateter toraks-WSD.
b. Khusus.
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan indikasi, prosedur tetap dan komplikasi pemasangan
kateter toraks-WSD, serta perawatan paska pemasangan.
2. Dapat melakukan persiapan alat dan ruangan, perawatan saat pemasangan dan paska
pemasangan kateter toraks dan WSD.
B. GARIS BESAR MATERI
1. Anatomi - Fisiologi Paru.
2. Pengantar pemasangan kateter toraks-WSD.
3. Indikasi - kontra indikasi.
4. Persiapan, Pelaksanaan, Perawatan Paska pemasangan kateter Toraks-WSD.
5. Perawatan Alat.
6. Praktek Lapangan.
C. INSTRUKTUR.
- Dr. Spesialis Paru dan Tim Perawat ruang tindakan paru.
D. METODE
- Magang (diskusi dan praktek).
E. PESERTA
- Perawat/D3 Keperawatan.
11. F. LAMA PELATIHAN
- 44 hari efektif /2 (dua) bulan.
- 6 x50 menit/hari (setara 3 jam x 44= 132 jam pelajaran)
WSD ( Water Seal Drainage )
WSD ( Water Seal Drainage )
Pengertian :
Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari
rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.
Indikasi dan tujuan pemasangan WSD
1. Indikasi :
Pneumotoraks, hemotoraks, empyema
Bedah paru :
- karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura
- reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC
- lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC
2. Tujuan pemasangan WSD
Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura
Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan pneumotoraks
Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif
pada intra pleura.
Prinsip kerja WSD
1. Gravitasi : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah.
2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau lebih ). Akhir pipa
WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg )
3. Suction
Jenis WSD
1. Satu botol
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang, satu
untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar botol.
Keuntungannya adalah :
- Penyusunannya sederhana
- Mudah untuk pasien yang berjalan
Kerugiannya adalah :
- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
12. - Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
- Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis
pengukuran drainase
2. Dua botol
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua bekerja
sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam
air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.
Keuntungan :
- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan
- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik
Kerugian :
- Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam area pleura.
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.
- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.
3. Tiga botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol ketiga
disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah kedalaman
selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan
jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang
diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung
dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan
meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan
fluktuasi siklus pernafasan, penghisap harus dilepaskan saat itu juga.
Keuntungan :
- sistem paling aman untuk mengatur pengisapan.
Kerugian :
- Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan
pemeliharaan.
- Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi
4. Unit drainage sekali pakai
Pompa penghisap Pleural Emerson
Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di dinding.
Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga botol.
Keuntungan :
- Plastik dan tidak mudah pecah
Kerugian :
- Mahal
- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.
Fluther valve
Keuntungan :
- Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik
- Kurang satu ruang untuk mengisi
- Tidak ada masalah dengan penguapan air
13. - Penurunan kadar kebisingan
Kerugian :
- Mahal
- Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena tidak
adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
Calibrated spring mechanism
Keuntungan :
- Idem
- Mampu mengatasi volume yang besar
Kerugian
- Mahal
Tempat pemasangan WSD
1. Bagian apeks paru ( apikal )
2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal
3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ).
Persiapan pemasangan WSD
Perawatan pra bedah
1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur.
2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan pipa dada,
posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi jangan sampai selang
tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang akan mempengaruhi
tekanan.
3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan keprihatinannya
mengenai diagnosa dan hasil pembedahan.
4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan dalam yang
rutin pasca bedah.
5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada pasca bedah
setelah melakukan latihan lengan.
Persiapan alat
1. Sistem drainase tertutup
2. Motor suction
3. Selang penghubung steril
4. Cairan steril : NaCl, Aquades
5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter
6. Kassa steril
7. Pisau jaringan
8. Trocart
9. Benang catgut dan jarumnya
10. Sarung tangan
11. Duk bolong
12. Spuit 10 cc dan 50 cc
13. Obat anestesi : lidocain, xylocain
14. 14. Masker
Perawatan pasca bedah
Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain :
1. Perhatikan undulasi pada selang WSD
2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama
3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi
4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan sampai
selang terlipat
5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi
6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang dibuang
8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran
9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema.
10. Anjurkan pasiuen untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif
11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa kondisi
dapat terjadi antara lain :
1. Motor suction tidak jalan
2. Selang tersumbat atau terlipat
3. Paru-paru telah mengembang
Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainase,
amati tanda-tanda kesulitan bernafas.
Cara mengganti botol WSD
1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.
2. Selang WSD diklem dulu
3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
4. Amati undulasi dalam selang WSD.
Indikasi pengangkatan WSD
1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :
- Tidak ada undulasi
- Tidak ada cairan yang keluar
- Tidak ada gelembung udara yang keluar
- Tidak ada kesulitan bernafas
- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara
2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada selang.
WATER SEAL DRAINAGE (WSD)
1. Bullow Drainage / WSD
Pada trauma toraks, WSD dapat berarti:
a. Diagnostik :
Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat
15. ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak, sebelum penderita jatuh dalam
shoks.
b. Terapi :
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura.
Mengembalikan tekanan rongga pleura sehingga “mechanis of breathing” dapat
kembali seperti yang seharusnya.
c. Preventive :
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga
“mechanis of breathing” tetap baik.
2. Perawatan WSD dan pedoman latihanya :
a. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.
Mendeteksi di bagian dimana masuknya slang, dan pengganti verband 2 hari sekali,
dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya slang dan
tube tidak boleh dikotori waktu menyeka tubuh pasien.
b. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat akan
diberi analgetik oleh dokter.
Dalam perawatan yang harus diperhatikan :
- Penetapan slang.
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu
dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat
dikurangi.
- Pergantian posisi badan.
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang,
16. atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah
tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang
cedera.
c. Mendorong berkembangnya paru-paru.
Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.
Latihan napas dalam.
Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu
slang diklem.
Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi
17. Pengertian
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan
(darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.
Indikasi
a. Pneumothoraks :
- Spontan > 20% oleh karena rupture bleb
- Luka tusuk tembus
- Klem dada yang terlalu lama
- Kerusakan selang dada pada sistem drainase
b. Hemothoraks :
- Robekan pleura
- Kelebihan antikoagulan
- Pasca bedah thoraks
c. Thorakotomy :
- Lobektomy
- Pneumoktomy
d. Efusi pleura : Post operasi jantung
e. Emfiema :
- Penyakit paru serius
- Kondisi inflamsi
Tujuan
· Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
· Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
· Mengembangkan kembali paru yang kolaps
· Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
Tempat Pemasangan WSD
a. Bagian apex paru (apical)
- anterolateral interkosta ke 1-2
- fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b. Bagian basal
- postero lateral interkosta ke 8-9
- fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura
Jenis-jenis WSD
a. WSD dengan sistem satu botol
- Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks
- Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk
ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol
- Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah
masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru
18. - Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura
keluar
Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi
- Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan :
· Inspirasi akan meningkat
· Ekpirasi menurun
b. WSD dengan sistem 2 botol
- Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal
- Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang
pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal
- Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke
water sealbotol 2
- Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke
botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD
- Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural
c. WSD dengan sistem 3 botol
- Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang
digunakan
- Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan
- Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan
tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD
- Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan
- Botol ke-3 mempunyai 3 selang :
· Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua
· Tube pendek lain dihubungkan dengan suction
· Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer
Komplikasi Pemasangan WSD
a. Komplikasi primer : perdarahan,edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia
b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema
Prosedur pemasangan WSD
a. Pengkajian
- Memeriksa kembali instruksi dokter
- Mencek inform consent
- Mengkaji status pasien; TTV, status pernafasan
b. Persiapan pasien
- Siapkan pasien
- Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :
· Tujuan tindakan
· Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk atau berbaring
· Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri sepertinafas dalam, distraksi
19. · Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena
c. Persiapan alat
· Sistem drainage tertutup
· Motor suction
· Slang penghubung steril
· Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan
antiseptic,benangcatgutdanjarumnya,dukbolong,sarungtangan, spuit10cc dan 50cc, kassa,
NACl 0,9%,konektor,setbalutan,obatanestesi (lidokain,xylokain),masker
d. Pelaksanaan
Prosedurini dilakukanolehdokter.Perawatmembantuagarprosedurdapatdilaksanakandengan
baik, dan perawatmemberdukunganmoril padapasien
e.Tindakansetelahprosedur
· PerhatikanundulasipadaslengWSD
Bilaundulasi tidakada,berbagai kondisi dapatterjadi antaralain :
- Motor suctiontidakberjalan
- Slangtersumbat
- Slangterlipat
- Paru-parutelahmengembang
Olehkarenaitu,yakinkanapayangmenjadi penyebab,segeraperiksakondisi sistemdrainage,
amati tanda-tandakesulitanbernafas
· Cekruang control suction untukmengetahui jumlahcairanyangkeluar
· Cekbatas cairan dari botol WSD, pertahankandantentukanbatasyangtelahditetapkanserta
pastikanujungpipaberada2cm di bawahair
· Catat jumlahcairanyg keluardari botol WSD tiapjam untukmengetahui jumlahcairanyg
keluar
· Observasi pernafasan,nadi setiap15menitpada1 jam pertama
· Perhatikanbalutanpadainsisi,apakahadaperdarahan
· Anjurkanpasienmemilihposisiygnyamandenganmemperhatikanjangansampai slangterlipat
· Anjurkanpasienuntukmemegangslangapabilaakanmerubahposisi
· Beri tanda pada batascairan setiaphari,catat tanggal dan waktu
· Ganti botol WSD setiap3 hari dan bilasudahpenuh.Catatjumlahcairanyang dibuang
· Lakukanpemijatanpadaslanguntukmelancarkanaliran
· Observasi denganketattanda-tandakesulitanbernafas,sianosis,emphysemasubkutan
· Anjurkanpasienuntukmenariknafasdalamdanbimbingcarabatukefektif
· Botol WSD harus selalulebihrendahdari tubuh
· Yakinkanbahwaselangtidakkakudanmenggantungdi atas WSD
· Latih dananjurkanklienuntuksecararutin2-3 kali sehari melakukanlatihangerakpada
persendianbahudaerahpemasanganWSD
PerawatanpadaklienyangmenggunakanWSD
a. Kaji adanyadistresspernafasan&nyeri dada,bunyi nafasdi daerahparu yg terkena& TTV
stabil
20. b. Observasi adanyadistresspernafasan
c. Observasi :
- Pembalutselangdada
- Observasi selanguntukmelihatadanyalekukan,lekukanyangmenggantung,bekuandarah
- Sistemdrainage dada
- Segel airuntukmelihatfluktuasi inspirasi danekspirasiklien
- Gelembungudaradi botol airbersegel atauruang
- Tipe & jumlahdrainase cairan.Catatwarna & jumlahdrainase,TTV & warnakulit
- Gelembungudaradalamruangpengontrol penghisapanketikapenghisapdigunakan
d. Posisikanklien:
- Semi fowlersampai fowlertinggi untukmengeluarkanudara(pneumothorak)
. WSD dengan dua botol
• Botol pertama sebagai penampung / drainase
• Botol kedua sebagaiwater seal
• Keuntungannya adalah water sealtetap pada satu level.
• Dapat dihubungkan sengan suction control
3. WSD dengan 3 botol
• Botol pertama sebagai penampung / drainase
• Botol kedua sebagaiwater seal
• Botol ke tiga sebagai suction kontrol, tekanan dikontrol dengan manometer