Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
Bimbingan psiko-edukatif sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.
Sebagaimana seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pada dasarnya memerlukan bantuan untuk berkembang
maka bimbingan sejak kecil untuk mempersiapkan masa dewasanya kelak
perlu dilakukan supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah.
Begitu juga kepada para pelajar.
Seperti kita telah ketahui bahwa bimbingan merupakan proses
tuntunan, arahan secara terencana dan terus menerus terhadap peserta didik
untuk menuju kedewasan atau kematangan mampu memecahkan masalah-
masalah/ problem yang dihadapi guna mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dengan melihat pengertian disamping bahwa tidak dapat kita kesampingkan
bahwa kode etik juga penting bagi seorang pembimbing, sehingga konselor
tidak akan berjalan seenaknya saja.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling pada Anak usia dini
2. Prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini.
4. Ruang Lingkup Bimbingan untuk Anak Usia Dini.
5. Ciri Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini.
6. Ruang Lingkup Layanan Bimbingan
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas,
mata kuliah Bimbingan Konseling.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Pada Anak Usia Dini
Bimbingan konseling selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa
yang mempunyai masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala
aspek perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat,
emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru,
menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika diarahkan
sejak dini agar tercapai segala aspek perkembangan siswa yang maksimal.
Maka disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) pada anak usia
dini dalam membantu mengidentifikasi permasalahan anak usia dini dan
membantu tercapainya segala aspek perkembangan anak usia dini. Lembaga
ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan fisik,
motorik, kognitif, dan mental spiritual.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling pada anak usia
dini tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku
bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling
bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan
juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara
maksimal.
Secara khusus, layanan bimbingan dan konseling pada anak usia dini
dilakukan untuk membantu mereka agar mampu :
1. Mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya, dan
kesenangannya.
2. Mengembangkan potensi yang dimiliki anak.
3. Mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
4. Menyiapkan perkembangan mental dan social untuk masuk ke lembaga
pendidikan selanjutnya.
3. 3
Ditinjau dari sudut orang tua, kegiatan bimbingan dan konseling pada
anak usia dini dilakukan untuk :
1. Membantu orang tua agar mengerti, memahami, dan menerima anak
sebagai individu.
2. Membantu orang tua dalam mangatasi gangguan emosi pada anak yang
ada hubungannya dengan situasi keluarga dirumah.
3. Membantu orang tua dalam mengambil keputusan untuk memilih sekolah
bagi anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik, dan
inderanya.
4. Memberikan informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah
kesehatan anak.
B. Prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
Prinsip – prinsip bimbingan dan konseling untuk anak usia dini , antara lain :
1. Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
2. Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak
yang menghadapi masalah .
3. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan
pendidikan.
4. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing.
5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak
yang meliputi kemampuan fisik – motorik, keserdasan, social maupun
emosional.
6. Bimbingan harus dimulai dengan mengenal atau mengidentifikasi
kebutuhan – kebutuhan yang dirasakan anak.
7. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai denagn kebutuhan serta
perkembangan anak.
8. Penyampaian permasalahan anak kepada orang tua hendaknya
menciptakan situasi aman dan menyenangkan , sehingga memungkinkan
terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman.
4. 4
9. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan, orang tua hendaknya
diikutsertakan agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan
memberikan bantuan kepada anaknya di rumah.
10. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki guru atau pendamping sebagai pelaksanaan bimbingan , bilamana
masalah yang terjadi perlu di tindak lanjuti , dan guru pembimbing harus
mengonsultasi kepada kepala sekolah dan tenaga ahli.
11. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
Fungsi bimbingan dan konseling untuk anak usia dini , antara lain :
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah usaha bimbingan yang dilakukan guru
atau pendamping untuk menghasilkan pemahaman yang menyeluruh
tentang aspek-aspek sebagai berikut :
a. Pemahaman diri anak didik terutama oleh orangtua dan guru.
b. Hambatan atau masalah yang dihadapi anak.
c. Lingkungan anak yang mancakup keluarga dan tempat belajar.
d. Lingkungan yang lebih luas di luar ruamh dan di luar tempat belajar.
e. Cara-cara penyesuaian dan pengembangan diri.
2. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan
tercegahnya anak dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dalam proses
perkembangan.
3. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan
terpecahnya berbagai permasalahan yang dialami oleh anak didik.
5. 5
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah usaha bimbingan
yang menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi
dan kondisi positif anak didik dalam rangka perkembangan dirinya secara
mantap dan berkelanjutan.
D. Ruang Lingkup Bimbingan Untuk Anak Usia Dini
Ruang lingkup bimbingan untuk anak usia dini , antara lain :
1. Bimbingan pribadi dan social.
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi social anak dalam mewujudkan pribadi yang
mampu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan secara
baik. Bimbingan ini dapat membantu abak dalam memecahkan masalah-
masalah pribadi social.
2. Bimbingan Belajar
Merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para anak
dalam menghadapi dan memecahkan masalah – masalah serta mencapai
tujuan dan tugas pengembangan pendidikan melalui kegiatan bermain
sambil belajar yang mencakup pengembangan kemampuan dasar untuk
pembentukan prilaku.
3. Bimbingan Karir
Bimbingan yang membantu anak dalam perencanaan
pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karier , seperti
pemahaman terhadap jabatan dan tugas – tugas kerja, pemahaman kondisi
dan kemampuan diri , pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karier , penyesuaian pekerjaan , dan pemecahan masalah –
masalah karier yang dihadapi secara sederhana.
6. 6
E. Ciri Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
Menurut Syaodih, E ( 2004 ), ada beberapa ciri bimbingan dan konseling
bagi anak usia dini yang dapat dijadikan rujukan bagi guru atau pendamping ,
yaitu :
1. Proses Bimbingan Dan Konseling Harus Disesuaikan Dengan Pola
Pikir Dan Pemahaman Anak
Pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak usia dini relatif
cukup sulit untuk dilaksanakan. Seseorang yang sudah terbiasa melakukan
bimbingan terhadap siswa sekolah menengah , misalnya , belum tentu
dapat melakukan bimbingan terhadap anak usia dini. Kondisi ini terjadi
bukan disebabkan karena berbedanya langkah – langkah bimibingan ,
tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan karakteristik anak yang dibimbing.
2. Pelakasanaan Bimbingan Terintegrasi Dengan Pembelajaran
Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara
bersama-sama dengan pelaksanaan pembelajaran , artinya guru atau
pendamping pada saat akan merencanakan kegiatan pembelajaran juga
harus memikirkan bagaimana perencanaan bimbingannya. Dengan kata
lain , pada saat guru memikirkan program pembelajaran, ia juga harus
memikirkan tentang program bimbingan.
3. Waktu Pelaksanaan Bimbingan Sangat Terbatas
Interaksi guru atau pendamping dengan anak relatif tidak lama,
rata-rata pertemuan dengan anak relatif tidak lama, rata – rata pertemuan
dalam sehari hanya 2,5 – 3 jam. Keterbatasan waktu ini mengharuskan
guru untuk meramu kegiatan secara efektif baik yang terkait dengan
pengembangan dalam kegiatan pembelajaran secara rutin maupun
melaksanakan bimbingan bagi anak.
4. Pelaksanaan Bimbingan Dilaksanakan Dalam Nuansa Bermain
Pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak usia dini
dilaksanakan dalam nuansa bermain merupakan esensi aktivasi anak usia
7. 7
dini. Prinsip ini mengikuti dunia anak yang senantiasa sarat dengan dunia
bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dunia
anak dan bahkan dapat dikatakan tiada hari tanpa bermain. Bermain bagi
anak merupakan suatu aktivitas tersendiri yang sangat menyenangkan ,
yang mungkin tidak bisa dirasakan atau dibayangkan oleh orang dewasa.
5. Adanya Keterlibatan Teman Sebaya
Kebutuhan anak akan teman sebaya menjadikan pelaksanaan
bimbingan konseling bagi anak usia dini perlu dilakukan dengan
melibatkan teman sebaya. Walaupun pelaksanaan bimbingan dan
konseling dilakukan dalam nuansa bermain yang menyenangkan , tetapi
keterlibatan teman sebaya atau seusia anak perlu menjadi perhatian.
Keterlibatan teman sebaya perlu dipertimbangkan guru dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling karena melalui teman sebaya upaya mengatasi
masalah khususnya masalah sosial emosi dapat dipandang sebagai cara
yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami anak.
6. Adanya Keterlibatan Orang Tua
Orang tua merupakan pihak yang tidak dapat dipisahkan dari
proses bimbingan dan konseling, karena orang tua merupakan orang yang
paling dekat dengan anak. Ketiak anak sedang pelajar di PAUD , guru
atau pembimbing berperan sebagai pengganti orang tua. Mengingat
permasalahan yang dihadapi anak begitu kompleks , peran orang tua dalam
membantu tumbuh kembang anak merupakan suatu hal yang sangat
penting.
F. Ruang Lingkup Layanan Bimbingan
Bimbingan bagi anak usia dini terdiri atas 5 bentuk layanan, yaitu :
8. 8
1. Layanan Pengumpulan Data
Dimaksudkan untuk menjaring informasi-informasi yang
diperlukan guru atau pendamping anak usia dini dalam memahami
karakteristik, kemampuan , dan permasalahan yang mungkin dialami anak.
2. Layanan Informasi
Dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman, baik
bagi anak maupun bagi orang tua. Untuk anak usia dini yang relatif masih
muda, masih sangat sedikit informasi yang diketahui dan dipahami anak.
Sebaliknya, bagi orang tua, layanan informasi ini diharapkan dapat
menambah wawasan yang berkaitan dengan tubuh kembang anak.
3. Layanan Konseling
Dimaksudkan untuk memberi bantuan kepada anak yang diduga
memiliki masalah tertentu, baik yang menyangkut masalah pribadi , sosial
atau masalah lainnya. Layanan konseling dilakukan dengan mengikuti
beberapa langkah, yaitu :
a. Identifikasi masalah
b. Diagnosis
c. Prognosis
d. Treatment
e. Evaluasi tindak lanjut
4. Layanan Penempatan
Layanan bimbingan yang memungkinkan anak untuk memperoleh
penempatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensinya.
5. Layanan Evaluasi Dan Tindak Lanjut
Layanan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penanganan yang
telah dilakukan guru atau pendamping.
9. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan konseling selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa
yang mempunyai masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala
aspek perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat,
emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru,
menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika diarahkan
sejak dini agar tercapai segala aspek perkembangan siswa yang maksimal.
Maka disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) pada anak usia
dini dalam membantu mengidentifikasi permasalahan anak usia dini dan
membantu tercapainya segala aspek perkembangan anak usia dini. Lembaga
ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan fisik,
motorik, kognitif, dan mental spiritual.
B. Saran
Kedepannya diharapkan kesadaran dari setiap orang tua agar berusaha
membantu anaknya dalam berkembang sehingga anaknya menjadi seperti
yang diharapkan.
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Ppimabkin. 2106. Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Anak
Usia Dini ( Paud )
(Online)http://ppimabkin1416.blogspot.co.id/2016/03/layanan- bimbingan-dan-
konseling-dalam.html#. Diakses Pada 1 Maret 2107