SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal 
dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari 
bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga 
sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. 
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 
Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat 
pada jeruk, asam cuka, asam tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air 
susu yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan 
berasa pahit, misalnya sabun, para penderita penyakit maag selalu meminum obat 
yang mengandung magnesium hidroksida. 
Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam 
buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung 
asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. 
Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya 
adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan untuk memisahkan emas dan 
perak. 
Asam dan basa adalah merupakan hal yang fundamental di dalam Kimia 
Anorganik. Bersama-sama dengan subjek yang berhubungan seperti redoks dan 
kimia koordinasi, asam-basa membentuk dasar dari pengetahuan kimia anorganik. 
Oleh karena asam-basa sangat fundamental, maka perlu diketahui pengertian 
mendalam yang memudahkan dalam memahami dan mempelajarinya. 
B. Rumusan Masalah 
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu : 
1. Konsep asam-basa apa saja yang dijadikan landasan dalam mempelajari kimia 
asam-basa ? 
2. Bagaimanakah penggolongan asam dengan basa?
2 
C. Tujuan 
1. Megetahui konsep asam-basa yang dijadikan landasan dalam mempelajari 
kimia asam-basa. 
2. Mengetahui penggolongan asam basa.
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Konsep Asam Basa 
Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting yaitu 
asam, basa, dan garam. Konsep keasaman dan kebasaan dalam kimia sangat 
beragam sehingga asam dan basa didefinisikan berulang kali dengan berbagai 
cara. Salah satu definisi yang mungkin paling tua dan sangatlah sempit karena 
hanya menilai asam dan basa dari segi air sebagai pelarutnya. Pada tahun 1887 
Svante Arrhenius mempostulatkan definisi tersebut, yaitu bila molekul elektrolit 
dilarutkan dalam air, akan membentuk ion-ion negatif dan positif. Menjelang 
akhir abad ke sembilan belas definisi asam dan basa dinyatakan dalam teori 
pengionan Arrhenius. Asam Arrhenius adalah zat yang melarut ke dalam air untuk 
memberikan ion-ion hidrogen (H+) sebagai satu-satunya ion positif, dan basa 
Arrhenius adalah zat yang melarut ke dalam air untuk memberikan ion-ion 
hidroksi (OH-). Beberapa asam dan hasil disosiasinya adalah sebagai berikut: 
HCl ↔ H+ + Cl- 
Asam klorida ion klorida 
HNO3 ↔ H+ + NO3 
- 
Asam nitrat ion nitrat 
CH3COOH ↔ H+ + CH3COO-Asam 
asetat ion asetat 
Dua yang pertama sangat atau seluruhnya terionkan dalam larutan air dan 
dikelompokkan sebagai asam kuat. Di pihak lain, asam asetat sedikit terionkan 
dalam larutan air dan karenanya dikelompokkan sebagai asam lemah. 
Beberapa contoh basa adalah: 
NaOH ↔ Na+ + OH-Natrium 
hidroksida ion hidroksida 
NH4OH ↔ NH4+ + OH-Amonium 
hidroksida ion hidroksida 
NaOH merupakan basa kuat sebab bersifat sangat atau seluruhnya terionkan 
dalam larutan air, sementara NH4OH merupakan basa lemah karena hanya sedikit 
yang terionkan.
Setelah Arrhenius ini kemudian terus dilakukan berbagai peelitian 
mengenai asam dan basa yang kemudian melahirkan berbagai definisi asam dan 
basa. Definisi tersebut antara lain sebagai berikut : 
1. Definisi Bronsted – Lowry 
Pada tahun 1923 J.N. Bronsted di denmark dan T.M. Lowry di Inggris 
secara terpisah menyarankan cara lain dalam memerikan asam dan basa. 
Definisi ini lebih luas tetapi masih mendekati definisi lama dan dapat 
diterapkan pada semua pelarut berproton. Asam Bronsted-Lowry adalah donor 
proton dan basa Bronsted-Lowry adalah penerima proton. Dengan definisi ini, 
beranekaragam sifat-sifat asam dan reaksi kimia dan saling dihubungkan, 
termasuk reaksi-reaksi yang berlangsung dalam pelarut-pelarut selain air 
maupun tanpa pelarut sama sekali. Jadi, dalam air, setiap zat yang 
meninggikan konsentrasi proton terhidrasi (H3O+) yang disebabkan oleh 
otodisosiasi air adalah asam, dan setiap zat yang menurunkan konsentrasi 
tersebut adalah basa, karena itu ion tersebut bergabung dengan proton 
mengurangi konsentrasi H3O+. Namun zat lain seperti sulfida, oksida, atau 
anion asam lemah (misal F-, CN-) juga basa.Sebenarnya, ion hidrogen tidak ada 
dalam larutan air. Setiap proton bergabung dengan satu molekul air dengan 
cara berkoordinasi dengan sepasang elektron bebas yang terdapat pada oksigen 
dari air, dan terbentuk ion-ion hidronium: 
H+ + H2O → H3O+ 
Adanya ion hidronium, baik dalam larutan dan dalam wujud padat, telah 
dibuktikan dengan metode-metode eksperimen modern. Maka, reaksi-reaksi 
disosiasi di atas haruslah dinyatakan sebagai reaksi antara asam dengan air: 
HCl + H2O ↔ H3O+ + Cl- 
HNO3 + H2O ↔ H3O+ + NO3 
- 
CH3COOH + H2O ↔ H3O+ + CH3COO-Asam 
seperti HCl, HNO3 dan HC2H3O2, dengan molekul yang mampu 
menyumbangkan datu proton ke sebuah molekul air disebut asam monoprotik. 
Karena penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversibel, tiap asam 
haruslah membentuk basa dengan menyumbangkan protonnya itu. Serupa pula, 
4
tiap basa haruslah membentuk suatu asam dengan menerima sebuah proton. 
Hubungan ini dinamakan sebagai konjugat. 
HA + H2O ↔ H3O+ + A-Asam1 
basa2 asam2 basa1 
Konjugat konjugat 
Basa yang dihasilkan bila suatu asam menyumbangkan protonnya disebut basa 
konjugasi dari asam itu. Dengan memandang reaksi umum tersebut di atas mulai 
dari kiri kenan, A- adalah basa konjugat HA, untuk reaksi kebalikannya H2O 
adalah basa konjugat dari H3O+. Asam yang dihasilkan bila suatu basa menerima 
sebuah proton disebut asam konjugat dari basa itu. Dalam reaksi umum yang 
berlangsung dari kiri ke kanan, H3O+ adalah asam konjugat dari H2O. Untuk 
reaksi kebalikannya, HA adalah asam konjugat dari A-. Jadi, H3O+ dan H2O, serta 
HA dan A-, adalah pasangan-pasangan asam-basa konjugat. 
Asam seperti H2SO4, H3PO4, dan H2CO3, dengan molekul yang mampu 
menyumbangkan lebih dari satu proton disebut asam poliprotik. Karena molekul 
H2SO4 dan H2CO3 dan menyumbangkan dua proton, mereka juga disebut asam 
diprotik. Asam dengan molekul yang dapat menyumbangkan tiga proton, seperti 
H3PO4, juga disebut asam triprotik. 
Dalam larutan air, asam sulfat berionisasi dalam dua tahap: 
H2SO4 + H2O ↔ H3O+ + HSO4- 
asam1 basa2 asam2 basa1 
HSO4 
- + H2O ↔ H3O+ + SO4 
5 
2- 
asam1 basa2 asam2 basa1 
Untuk tahap pertama, seperti dipaparkan, reaksi H2SO4 dengan air yang 
menghasilkan ion-ion H3O+ dan HSO4 
- pada hakekatnya berlangsung lengkap. 
Tetapi tahap kedua, reaksi HSO4 
- dengan air yang menghasilkan ion-ion H3O+ dan 
SO4 
2- berlangsung jauh dari lengkap. Jadi, meskipun H2SO4 merupakan asam kuat, 
HSO4 
- adalah asam yang relatif lemah. 
Pada reaksi yang pertama, ion HSO4 
- berfungsi sebagai basa. Tetapi, 
dalam reaksi yang kedua, HSO4 
- berfungsi sebagai asam. Ion atau molekul yang 
dapat baik menyumbang maupun menerima proton dikatakan bersifat amfiprotik.
Walaupun sudah dapat menjelaskan definisi asam basa dengan lebih baik 
namun, teori Bronsted-Lowry juga memiliki kelemahan yaitu teori ini terbatas 
pada senyawa-senyawa yang memiliki proton. Pada kenyataannya, ada senyawa 
yang tidak memiliki proton tetapi tergolong senyawa asam. 
6 
2. Definisi Lux – Flood 
Untuk menjawab kekurangan dari teori Bronsted-Lowry maka lahirlah 
suatu definisi Lux-Flood 
CaO + H2O ↔ Ca(OH) 
CO2 + H2O ↔ H2CO3 
CaO + CO2 ↔ CaCO3 
Bila CaO dan CO2 mula-mula dibiarkan bereaksi dengan air, produk hidrasinya 
segera dikenali sebagai asam dan basa. Reaksi antara asam dan basa tersebut 
menghasilkan garam CaCO3 dan pelarut, merupakan reaksi penetralan. Namun 
reaksi tersebut dapat dikerjakan secara langsung seperti pada persamaan ketiga, 
tanpa keikutsertaan pelarut. Sewajarnyalah bila selanjutnya reaksi tersebut 
dianggap sebagai seaksi asam basa. Beberapa contoh lain dari reaksi langsung 
antara oksida asam dan oksida basa adalah: 
CaO + SiO2 → CaSiO3 
3Na2O + P2O5 → 2Na3PO4 
Prinsip umum dalam proses tersebut adalah dikenali oleh Lux dan Flood, 
yang mengusulkan bahwa asam didefisnisikan sebagai donor ion oksida dan basa 
sebagai akseptor ion oksida. Jadi pada reaksi tersebut, asam yaitu CaO dan Na2O 
menyediakan ion oksidanya kepada basa CO2, SiO2, dan P2O5, sehingga 
terbentuklah anion CO3 
2-, SiO3 
2- dan PO4 
3-. 
Konsep Lux-Flood sangat berguna dalam pengelolaan sistem anhidrat 
pada suhu tinggi seperti dijumpai pada keramik dan metalurgi. Konsep ini 
hubungannya terbalik dengan kimia dalam sistem air dari asam-basa, karena asam 
adalah oksida yang bereaksi dengan air menghasilkan basa, misalnya: 
Na2O + H2O → 2Na+ + 2OH-Dan 
basa adalah anhidrida dari asam dalam air, misalnya: 
P2O5 + 3H2O →2H3PO4
Walaupun begitu ada kelemahan teori Lux-Flood yaitu teori ini terbatas hanya 
pada senyawa-senyawa yang memiliki ion oksida saja. Teori ini tidak dapat 
menjelaskan sifat kebasaan dan keasaman suatu senyawa yang tidak memiliki ion 
oksida di dalamnya. 
7 
3. Definisi Sistem Pelarut 
Definisi ini dapat diterapkan pada sekalian kasus yang pelarutnya 
mempunyai otoinisasi yang berarti, tanpa menghiraukan ada tidaknya proton. 
Beberapa contoh adalah: 
2H2O ↔ H3O+ + OH- 
2NH3 ↔ NH4 
+ + NH2 
- 
2H2SO4 ↔ H3SO4 
+ + HSO4 
- 
2OPCl3 ↔ OPCl2 
+ + OPCl4 
- 
2BrF3 ↔ BrF2 
+ + BrF4 
- 
Zat terlarut yang meninggikan spesies kation yang khas pelarut tersebut adalah 
asam, sedangkan zat yang meninggikan spesies anionnya adalah basa. Jadi bagi 
pelarut BrF3, senyawaan seperti BrF2AsF6 yang melarut, dan menghasilkan ion 
BrF2 
+ dan AsF6 
- adalah suatu asam, sedangkan KBrF4 adalah basa. Bila larutan 
asam dan basa dicampur, terjadi reaksi penetralan membentuk garam dan molekul 
pelarut. 
BrF2 
+ + AsF6 
- + K+ + BrF4 
- ↔ K+ + AsF6 
- + 2BrF3 
Asam basa garam 
Bagi pelarut berproton definisi ini bahkan lebih luas dan lebih bermanfaat, karena 
menerangkan mengapa sifat asam atau basa bukanlah sifat mutlat zat terlarut. 
Agaknya sifat asam atau basa dari zat hanya dapat dirinci dalam kaitannya dengan 
pelarut yang dipakai. Misalnya dalam air CH3COOH (asam asetat) adalah asam: 
CH3COOH + H2O ↔ H3O+ + CH3COO-Dalam 
sistem pelarut asam sulfat, CH3COOH adalah basa: 
H2SO4 + CH3COOH ↔ CH3COOH2 
+ + HSO4 
- 
Sebagai contoh lain, urea, H2NC(O)NH2 yang ternyata netral dalam air dan 
merupakan asam dalam amonia cair 
NH3 + H2NC(O)NH2 ↔ NH4 
+ + H2NC(O)NH-
Adapun kelemahan dari definisi ini adalah sistem ini terlalu terkonsentrasi pada 
reaksi-reaksi ionik dalam larutan dan pada sifat-sifat kimia dari pelarut hingga 
melupakan sifat-sifat fisika. 
8 
4. Definisi Lewis 
Salah satu definisi yang paling umum dan paling berguna dari sekalian 
definisidiusulkan oleh G.N. Lewis, yang mendefinisikan asam sebagai akseptor 
pasangan elektron, dan suatu basa sebagai donor pasangan elektron. Definisi ini 
mencakup definisi Bronsted-Lowry sebagai kasus khusus karena proton dapat 
dianggap sebagai akseptor pasangan elektron, dan basa apakah berupa OH-, NH2 
-, 
HSO4 
- dan sebagainya sebagai donor pasangan elektron. Namun, definisi Lewis 
meliputi sistem yang luas yang sama sekali tidak mengandung proton. Reaksi 
antara amonia dan BF3 misalnya adalah reaksi asam basa. 
Menurut Lewis semua ligan yang biasa digunakan dapat dipandang 
sebagai basa, dan semua ion logam sebagai asam. Derajat pengikatan ion logam 
terhadap ligan bisa dinyatakan sebagai derajat keasaman Lewis, dan 
kecenderungan ligan untuk terikat kepada ion logam dapat dianggap sebagai 
ukuran kebasaan Lewisnya. Kekuatan asam dan basa menurut Lewis tidak 
merupakan sifat yang tetap dan inheren dari spesies yang dibahas, tetapi agak 
bervariasi sesuai dengan pasangannya. Jadi urutan kekuatan basa dari sederet basa 
Lewis dapat berubah bila jenis asam yang bisa bereaksi dengan basa tersebut 
berubah. Pengaruh elektronik merupakan hal yang dapat mempengaruhi keasaman 
dan kebasaan Lewis. Keelektronegatifan pensubstitusi memberikan pengaruh 
nyata. Jadi kekuatan basa dan asam dipengaruhi secara berlawanan, seperti 
tampak pada contoh berikut: 
Basa : (CH3)3N > H3N > F3N 
Asam : (CH3)3B < H3B < F3B 
Makin bersifat menarik elektron (elektronegatif) pensubstitusi tersebut, makin 
nyata keasaman Lewisnya dan mengurangi kebasaan Lewisnya.
9 
5. Definisi Usanovich 
Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak 
membatasi keasaman suatu senyawa yang hanya mengandung hidrogen saja, 
tetapi lebih umum dari teori asam basa Lewis. Asam didefinisikan sebagai spesies 
yang dapat menyumbangkan kation untuk kemudian bergabung dengan 
(menerima) anion untuk menetralkan basa menghasilkan garam. Sedangkan Basa 
didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron) untuk 
bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian menghasikan garam . 
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada sebelumnya 
dan konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam reaksi asam-basa. 
Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich: 
Na2O (basa) + SO3 (asam) → 2Na+ + SO4 
2− (yg dipertukarkan: anion O2−) 
3(NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) → 6NH4+ + 2 SbS4 
3− (yg dipertukarkan : anion 
S2−) 
Na (basa) + Cl (asam) → Na+ + Cl− (yg dipertukarkan: elektron) 
B. Penggolongan Asam dan Basa 
Penggolongan senyawa tidak hanya terbatas pada keasaman dan 
kebasaannya tetapi terdapat penggolongan yang lebih lanjut lagi dari asam dan 
basa. Pada senyawa asam, terdapat penggolongan asam kuat dan asam lemah, 
serta penggolongan asam keras dan lunak. Demikian juga pada basa, terdapat basa 
kuat dan basa lemah, serta basa keras dan basa lunak. 
Senyawa asam merupakan senyawa-senyawa yang memiliki pH di bawah 7. 
Meskipun seluruh senyawa asam sama-sama memiliki pH di bawah 7, namun 
terdapat juga perbedaan sifat antara senyawa asam yang satu dengan senyawa 
asam yang lain. Berdasarkan nilai konstanta disosiasi (Ka) dan derajat disosiasi 
(α), terdapat dua jenis asam yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam kuat 
merupakan senyawa asam yang terionisasi sempurna di dalam air, memiliki harga
Ka = ∞, dan nilai α = 1. Salah satu contoh senyawa asam kuat yaitu asam sulfat 
(H2SO4). Asam lemah merupakan senyawa asam yang terionisasi sebagian kecil 
di dalam air, memiliki harga Ka = 0, dan nilai α = 0. Salah satu contoh senyawa 
asam lemah yaitu cuka atau asam asetat (CH3COOH). Sedangkan berdasarkan 
polarisabilitas ion logam, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi 
suatu anion dalam suatu ikatan, terdapat dua jenis asam yaitu asam keras dan 
asam lunak. 
Senyawa basa merupakan senyawa-senyawa yang memiliki pH di atas 7. 
Meskipun seluruh senyawa basa memiliki pH di atas 7, namun terdapat juga 
perbedaan sifat antara basa yang satu dengan basa yang lain. Berdasarkan nilai 
konstanta disosiasi (Kb) dan derajat disosiasi (α), terdapat dua jenis senyawa basa 
yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa kuat merupakan basa yang terionisasi 
sebagian besar atau seluruhnya di dalam air, memiliki harga Kb = ∞, dan nilai α = 
1. Salah satu contoh senyawa basa kuat yaitu NaOH. Basa lemah merupakan 
senyawa basa yang terionisasi sebagian kecil di dalam air, memiliki harga Kb = 0, 
dan nilai α = 0. Salah satu contoh senyawa basa lemah yaitu NH3. Sedangkan 
berdasarkan polarisabilitas ligan (anion), yaitu kemampuan suatu anion untuk 
mengalami polarisasi akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation), 
terdapat dua jenis basa yaitu basa keras dan basa lunak. 
Pada tahun 1963, Ralph Pearson mengusulkan sebuah konsep kualitatif 
yang dikenal dengan prinsip Hard Soft Acid Base (Asam Basa Keras Lunak), yang 
kemudian dibuat secara kuantitatif dengan bantuan Robert Parr pada tahun 1984. 
Asam keras dan basa keras cenderung memiliki karakteristik atom atau ion yang 
berukuran kecil, bilangan oksidasi tinggi, polarisabilitas rendah, elektronegatifitas 
tinggi (untuk basa). Basa keras mempunyai energi Highest-Occupied Molecular 
Orbitals (HOMO) rendah, dan asam keras mempunyai energi Lowest-Unoccupied 
Molecular Orbitals (LUMO) tinggi. Sedangkan asam lunak dan basa lunak 
cenderung memiliki karakteristik, atom atau ion berukuran besar, bilangan 
oksidasi yang rendah atau nol, polarisabilitas tinggi, elektronegativitas rendah 
(basa lunak). Basa lunak mempunyai energi HOMO lebih tinggi daripada basa 
keras, dan asam lunak mempunyai energi LUMO lebih rendah daripada asam 
keras. (Walaupun energi HOMO basa lunak masih lebih rendah daripada energi 
10
LUMO asam lunak). Berikut adalah tabel yang berisi contoh asam basa keras 
lunak dan intermedietnya : 
Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan Intermediet 
Asam Keras Asam Lunak Intermediet 
Li+, Na+, K+, Rb+ Tl+, Cu+, Ag+, Au+ 
Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Sn2+, 
Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+ 
Mn2+, Zn2+ 
11 
Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, 
Cu2+, Os2+ 
Al3+, Ga3+, In3+, Sc3+, Cr3+, 
Fe3+, Co3+, Y3+ 
Tl3+ Ru3+, Rh3+, Ir3+ 
Th4+, Pu4+, Ti4+, Zr4+ 
[VO]2+, [VO2]+ 
Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet 
Basa Keras Basa Lunak Intermediet 
F-, Cl- I-, H-, R- Br- 
[OH]-, [RO]-, [RCO2]-, 
[CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-, 
[SO4]2-, [ClO4]- 
[CN]-, [RS]-, [SCN]- [N3]-, [NO2]-, [SO3]2- 
H2O, ROH, R2O, NH3, 
RNH2 
CO, RNC, RSH, R2S, R3P, 
R3As, R3Sb 
C6H5NH2 
Ligan-ligan dan ion-ion logam seperti tabel di atas dapat diklassifikasikan 
menjadi jenis a dan jenis b sesuai dengan ikatannya. Yang termasuk kedalam ion-ion 
logam klas (a) antara lain ion-ion logam alkali, ion-ion logam alkali tanah, 
dan ion-ion logam transisi ringan dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi 
seperti Ti4+, Cr3+, Fe3+, Co3+, dan ion hidrogen, H+. Dan yang termasuk kedalam 
ion-ion logam klas (b) adalah ion-ion logam transisi yang lebih berat dengan 
bilangan oksidasi yang lebih rendah seperti Cu+, Ag+, Hg+, Hg2+, Pd2+, dan Pt2+. 
Menurut kecenderungannya terhadap ion-ion klas (a) atau klas (b), ligan-ligan
dapat diklassifikasikan menjadi ligan jenis (a) dan jenis (b). Kestabilan kompleks-kompleks 
ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 
12 
Kompleks logam 
jenis (a) 
Ligan Kompleks logam 
jenis (b) 
Paling kuat 
R3N R2O F-Paling 
lemah 
R3P R2S Cl- 
R3As R2Se Br- 
Paling lemah R3Sb R2Te I- Paling kuat 
Untuk logam-logam jenis (a) kompleks paling stabil terbentuk dengan ligan yang 
paling ringan, dan berkurang kestabilannya dalam urutan menurun dalam 
kelompok ligan tersebut. Untuk jenis (b) kecenderungan itu berlawanan. 
Asam dan basa berinteaksi, dan interaksi paling stabil jika antara asam basa 
keras-keras dan asam basa lunak-lunak. Teori ini telah digunakan pada kimia 
organik dan kimia anorganik. Interaksi antara asam keras dan basa keras disebut 
dengan interaksi ionik, sedangkan interaksi antara asam lemah dan basa lemah 
lebih bersifat kovalen. Contohnya antara Cr3+ dan OH-. Cr3+ merupakan asam kuat 
dan OH- merupakan basa kuat, sehinnga kedua asam basa ini akan berinteraksi 
secara kuat melalui pembentukan ikatan koordinasi karena pasangan elektron 
bebas unsur O pada OH- akan menempati orbital kosong yang ada di Cr3+. 
Pada kenyataannya asam keras yang berikatan dengan dengan basa keras 
akan memiliki kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan asam keras yang 
berikatan dengan basa lunak. Asam keras (misalnya : Fe3+) yang berikatan dengan 
halogen, kestabilannya akan menurun berdasarkan urutan : F- > Cl- > Br- > I-. 
Sedangkan asam lunak (misalnya : Hg2+) yang berikatan dengan golongan 
halogen, kestabilannya akan meningkat berdasarkan urutan : F- < Cl- < Br- < I-. 
Hal ini disebabkan karena F- dan Cl- merupakan basa keras, sehingga akan lebih
stabil jika berikatan dengan asam keras, sebaliknya I- yang merupakan basa lunak, 
akan lebih stabil jika berikatan dengan asam lunak. 
13
BAB III 
KESIMPULAN 
Berdasarkan tujuan yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa : 
1. Dalam mempelajari sifat asam basa sangat banyak konsep yang dapat digunakan 
seperti konsep Lewis, Bronsted-lowry, definisi pelarut, Lux-flood dan yang 
lainnya. Semua definisi asam yang mengacu pada donasi spesies positif (ion 
hidrogen atau kation pelarut) atau yang mengacu pada akseptansi spesies negatif 
(ion oksida, sepasang elektron, dll). Basa didefinisikan sebagai donasi spesies 
negatif (sepasang elektron, ion oksida, anion pelarut) atau akseptansi spesies 
positif (ion hidrogen). Kita dapat menggeneralisasikan semua definisi tersebut 
dengan menentukan keasaman sebagai suatu karakter positif dari suatu spesies 
kimia yang dihasilkan dari reaksi dengan basa; dengan cara yang sama, kebasaan 
adalah suatu karakter negatif dari suatu spesies kimia yang dihasilkan dari reaksi 
dengan asam. 
2. Asam dan basa digolongkan menjadi asam basa kuat dan lemah secara umum, 
lebih lanjutnya digolongkan dengan asam basa keras lunak. Asam keras dan basa 
keras cenderung memiliki karakteristik atom atau ion yang berukuran kecil, 
bilangan oksidasi tinggi, polarisabilitas rendah, elektronegatifitas tinggi (untuk 
basa). Basa keras mempunyai energi Highest-Occupied Molecular Orbitals 
(HOMO) rendah, dan asam keras mempunyai energi Lowest-Unoccupied 
Molecular Orbitals (LUMO) tinggi. Sedangkan asam lunak dan basa lunak 
cenderung memiliki karakteristik, atom atau ion berukuran besar, bilangan 
oksidasi yang rendah atau nol, polarisabilitas tinggi, elektronegativitas rendah 
(basa lunak). Basa lunak mempunyai energi HOMO lebih tinggi daripada basa 
keras, dan asam lunak mempunyai energi LUMO lebih rendah daripada asam 
keras. 
14
DAFTAR PUSTAKA 
http://httpchemistrysrimulyani.blogspot.com/2013/08/asam-basa-keras-dan-lunak. 
html diakses tanggal 9 Oktober 2014 pukul 11.30 WITA. 
http://mynewbl.blogspot.com/2012/07/teori-asam-basa-tugas-kimia-anorganik. 
html diakses tanggal 9 Oktober 2014 pukul 11.00 WITA. 
http://urip.wordpress.com/2012/10/20/beberapa-teori-asam-basa-yang-tidak-umum/ 
diakses tanggl 9 Oktober 2014 pukul 11.30 WITA. 
15

More Related Content

What's hot

Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
Windha Herjinda
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
Ahmad Dzikrullah
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
Lolla Mustafa
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi
Nhia Item
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
aji indras
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
qlp
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
Nhinie Geperchi
 
PPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASAPPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASA
evyns
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Rifki Ristiovan
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaFeren Jr
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
benzena dan turunannya by winda nelvasari
benzena dan turunannya by winda nelvasaribenzena dan turunannya by winda nelvasari
benzena dan turunannya by winda nelvasariWinda Nelvasari
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilikelfisusanti
 
Analisa anion
Analisa anion Analisa anion
Analisa anion
An Nes Niwayatul
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
nurul limsun
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
qlp
 
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarReaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarAnindia Larasati
 

What's hot (20)

Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
PPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASAPPt ASAM DAN BASA
PPt ASAM DAN BASA
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
benzena dan turunannya by winda nelvasari
benzena dan turunannya by winda nelvasaribenzena dan turunannya by winda nelvasari
benzena dan turunannya by winda nelvasari
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilik
 
Analisa anion
Analisa anion Analisa anion
Analisa anion
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarReaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
 

Viewers also liked

Penelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifPenelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif
Nona Nurfiah
 
16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)Lia Harianja
 
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan ReaksiHukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Furi Ayu Fazrilla
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralFriskilla Suwita
 
Tugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsep
Tugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsepTugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsep
Tugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsep
Esaitiai Arouefai'eitiyuen
 
Strategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasus
Strategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasusStrategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasus
Strategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasus
Sigit Yunanto
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 

Viewers also liked (7)

Penelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifPenelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif
 
16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)
 
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan ReaksiHukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
 
Tugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsep
Tugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsepTugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsep
Tugas metode penelitian, masalah, rumusan masalah, variabel dan konsep
 
Strategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasus
Strategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasusStrategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasus
Strategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasus
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 

Similar to Makalah

Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
1habib
 
Kesetimbangan elektrolit1
Kesetimbangan elektrolit1Kesetimbangan elektrolit1
Kesetimbangan elektrolit1
Aisyah Sari
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
noviahergiani
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan airnovynur
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan airnovynur
 
Kimia asam basa
Kimia asam basaKimia asam basa
Kimia asam basa
Jeny Safitri
 
Asam dan basa
Asam dan basaAsam dan basa
Asam dan basarathikeren
 
Rangkuman Asam Basa
Rangkuman Asam Basa Rangkuman Asam Basa
Rangkuman Asam Basa
marnitukan
 
Kimia Dasar - Bab 11.docx
Kimia Dasar - Bab 11.docxKimia Dasar - Bab 11.docx
Kimia Dasar - Bab 11.docx
AgnesClarabella
 
Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Rifki Ristiovan
 
6 reaksi reaksi asam basa
6 reaksi reaksi asam basa6 reaksi reaksi asam basa
6 reaksi reaksi asam basaUny Pramudhita
 
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptxMatter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
panggabeanmaulana4
 
Bab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptx
Bab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptxBab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptx
Bab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptx
ssuser99c298
 
Asam dan Basa_Kimia Dasar
Asam dan Basa_Kimia DasarAsam dan Basa_Kimia Dasar
Asam dan Basa_Kimia Dasar
Ratih Juniarti Maulida
 
Anor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetakAnor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetakMahbub Alwathoni
 

Similar to Makalah (20)

Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Kesetimbangan elektrolit1
Kesetimbangan elektrolit1Kesetimbangan elektrolit1
Kesetimbangan elektrolit1
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan air
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan air
 
Kimia asam basa
Kimia asam basaKimia asam basa
Kimia asam basa
 
Asam dan basa
Asam dan basaAsam dan basa
Asam dan basa
 
Rangkuman Asam Basa
Rangkuman Asam Basa Rangkuman Asam Basa
Rangkuman Asam Basa
 
Kimia Dasar - Bab 11.docx
Kimia Dasar - Bab 11.docxKimia Dasar - Bab 11.docx
Kimia Dasar - Bab 11.docx
 
Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Teori Asam Basa (Kimia Kelas XI)
 
Asam
AsamAsam
Asam
 
6 reaksi reaksi asam basa
6 reaksi reaksi asam basa6 reaksi reaksi asam basa
6 reaksi reaksi asam basa
 
Reaksi asam dan basa
Reaksi asam dan basaReaksi asam dan basa
Reaksi asam dan basa
 
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptxMatter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
 
Bab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptx
Bab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptxBab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptx
Bab 7 - Larutan Elektrolit Asam dan Basa.pptx
 
Asam dan Basa_Kimia Dasar
Asam dan Basa_Kimia DasarAsam dan Basa_Kimia Dasar
Asam dan Basa_Kimia Dasar
 
Larutan asam dan larutan basa
Larutan asam dan larutan basaLarutan asam dan larutan basa
Larutan asam dan larutan basa
 
Anor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetakAnor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetak
 
Larutan asam dan larutan basa
Larutan asam dan larutan basaLarutan asam dan larutan basa
Larutan asam dan larutan basa
 
Larutan asam dan larutan basa
Larutan asam dan larutan basaLarutan asam dan larutan basa
Larutan asam dan larutan basa
 

Recently uploaded

Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 

Recently uploaded (20)

Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 

Makalah

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, asam tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan berasa pahit, misalnya sabun, para penderita penyakit maag selalu meminum obat yang mengandung magnesium hidroksida. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan untuk memisahkan emas dan perak. Asam dan basa adalah merupakan hal yang fundamental di dalam Kimia Anorganik. Bersama-sama dengan subjek yang berhubungan seperti redoks dan kimia koordinasi, asam-basa membentuk dasar dari pengetahuan kimia anorganik. Oleh karena asam-basa sangat fundamental, maka perlu diketahui pengertian mendalam yang memudahkan dalam memahami dan mempelajarinya. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu : 1. Konsep asam-basa apa saja yang dijadikan landasan dalam mempelajari kimia asam-basa ? 2. Bagaimanakah penggolongan asam dengan basa?
  • 2. 2 C. Tujuan 1. Megetahui konsep asam-basa yang dijadikan landasan dalam mempelajari kimia asam-basa. 2. Mengetahui penggolongan asam basa.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Konsep Asam Basa Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting yaitu asam, basa, dan garam. Konsep keasaman dan kebasaan dalam kimia sangat beragam sehingga asam dan basa didefinisikan berulang kali dengan berbagai cara. Salah satu definisi yang mungkin paling tua dan sangatlah sempit karena hanya menilai asam dan basa dari segi air sebagai pelarutnya. Pada tahun 1887 Svante Arrhenius mempostulatkan definisi tersebut, yaitu bila molekul elektrolit dilarutkan dalam air, akan membentuk ion-ion negatif dan positif. Menjelang akhir abad ke sembilan belas definisi asam dan basa dinyatakan dalam teori pengionan Arrhenius. Asam Arrhenius adalah zat yang melarut ke dalam air untuk memberikan ion-ion hidrogen (H+) sebagai satu-satunya ion positif, dan basa Arrhenius adalah zat yang melarut ke dalam air untuk memberikan ion-ion hidroksi (OH-). Beberapa asam dan hasil disosiasinya adalah sebagai berikut: HCl ↔ H+ + Cl- Asam klorida ion klorida HNO3 ↔ H+ + NO3 - Asam nitrat ion nitrat CH3COOH ↔ H+ + CH3COO-Asam asetat ion asetat Dua yang pertama sangat atau seluruhnya terionkan dalam larutan air dan dikelompokkan sebagai asam kuat. Di pihak lain, asam asetat sedikit terionkan dalam larutan air dan karenanya dikelompokkan sebagai asam lemah. Beberapa contoh basa adalah: NaOH ↔ Na+ + OH-Natrium hidroksida ion hidroksida NH4OH ↔ NH4+ + OH-Amonium hidroksida ion hidroksida NaOH merupakan basa kuat sebab bersifat sangat atau seluruhnya terionkan dalam larutan air, sementara NH4OH merupakan basa lemah karena hanya sedikit yang terionkan.
  • 4. Setelah Arrhenius ini kemudian terus dilakukan berbagai peelitian mengenai asam dan basa yang kemudian melahirkan berbagai definisi asam dan basa. Definisi tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Definisi Bronsted – Lowry Pada tahun 1923 J.N. Bronsted di denmark dan T.M. Lowry di Inggris secara terpisah menyarankan cara lain dalam memerikan asam dan basa. Definisi ini lebih luas tetapi masih mendekati definisi lama dan dapat diterapkan pada semua pelarut berproton. Asam Bronsted-Lowry adalah donor proton dan basa Bronsted-Lowry adalah penerima proton. Dengan definisi ini, beranekaragam sifat-sifat asam dan reaksi kimia dan saling dihubungkan, termasuk reaksi-reaksi yang berlangsung dalam pelarut-pelarut selain air maupun tanpa pelarut sama sekali. Jadi, dalam air, setiap zat yang meninggikan konsentrasi proton terhidrasi (H3O+) yang disebabkan oleh otodisosiasi air adalah asam, dan setiap zat yang menurunkan konsentrasi tersebut adalah basa, karena itu ion tersebut bergabung dengan proton mengurangi konsentrasi H3O+. Namun zat lain seperti sulfida, oksida, atau anion asam lemah (misal F-, CN-) juga basa.Sebenarnya, ion hidrogen tidak ada dalam larutan air. Setiap proton bergabung dengan satu molekul air dengan cara berkoordinasi dengan sepasang elektron bebas yang terdapat pada oksigen dari air, dan terbentuk ion-ion hidronium: H+ + H2O → H3O+ Adanya ion hidronium, baik dalam larutan dan dalam wujud padat, telah dibuktikan dengan metode-metode eksperimen modern. Maka, reaksi-reaksi disosiasi di atas haruslah dinyatakan sebagai reaksi antara asam dengan air: HCl + H2O ↔ H3O+ + Cl- HNO3 + H2O ↔ H3O+ + NO3 - CH3COOH + H2O ↔ H3O+ + CH3COO-Asam seperti HCl, HNO3 dan HC2H3O2, dengan molekul yang mampu menyumbangkan datu proton ke sebuah molekul air disebut asam monoprotik. Karena penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversibel, tiap asam haruslah membentuk basa dengan menyumbangkan protonnya itu. Serupa pula, 4
  • 5. tiap basa haruslah membentuk suatu asam dengan menerima sebuah proton. Hubungan ini dinamakan sebagai konjugat. HA + H2O ↔ H3O+ + A-Asam1 basa2 asam2 basa1 Konjugat konjugat Basa yang dihasilkan bila suatu asam menyumbangkan protonnya disebut basa konjugasi dari asam itu. Dengan memandang reaksi umum tersebut di atas mulai dari kiri kenan, A- adalah basa konjugat HA, untuk reaksi kebalikannya H2O adalah basa konjugat dari H3O+. Asam yang dihasilkan bila suatu basa menerima sebuah proton disebut asam konjugat dari basa itu. Dalam reaksi umum yang berlangsung dari kiri ke kanan, H3O+ adalah asam konjugat dari H2O. Untuk reaksi kebalikannya, HA adalah asam konjugat dari A-. Jadi, H3O+ dan H2O, serta HA dan A-, adalah pasangan-pasangan asam-basa konjugat. Asam seperti H2SO4, H3PO4, dan H2CO3, dengan molekul yang mampu menyumbangkan lebih dari satu proton disebut asam poliprotik. Karena molekul H2SO4 dan H2CO3 dan menyumbangkan dua proton, mereka juga disebut asam diprotik. Asam dengan molekul yang dapat menyumbangkan tiga proton, seperti H3PO4, juga disebut asam triprotik. Dalam larutan air, asam sulfat berionisasi dalam dua tahap: H2SO4 + H2O ↔ H3O+ + HSO4- asam1 basa2 asam2 basa1 HSO4 - + H2O ↔ H3O+ + SO4 5 2- asam1 basa2 asam2 basa1 Untuk tahap pertama, seperti dipaparkan, reaksi H2SO4 dengan air yang menghasilkan ion-ion H3O+ dan HSO4 - pada hakekatnya berlangsung lengkap. Tetapi tahap kedua, reaksi HSO4 - dengan air yang menghasilkan ion-ion H3O+ dan SO4 2- berlangsung jauh dari lengkap. Jadi, meskipun H2SO4 merupakan asam kuat, HSO4 - adalah asam yang relatif lemah. Pada reaksi yang pertama, ion HSO4 - berfungsi sebagai basa. Tetapi, dalam reaksi yang kedua, HSO4 - berfungsi sebagai asam. Ion atau molekul yang dapat baik menyumbang maupun menerima proton dikatakan bersifat amfiprotik.
  • 6. Walaupun sudah dapat menjelaskan definisi asam basa dengan lebih baik namun, teori Bronsted-Lowry juga memiliki kelemahan yaitu teori ini terbatas pada senyawa-senyawa yang memiliki proton. Pada kenyataannya, ada senyawa yang tidak memiliki proton tetapi tergolong senyawa asam. 6 2. Definisi Lux – Flood Untuk menjawab kekurangan dari teori Bronsted-Lowry maka lahirlah suatu definisi Lux-Flood CaO + H2O ↔ Ca(OH) CO2 + H2O ↔ H2CO3 CaO + CO2 ↔ CaCO3 Bila CaO dan CO2 mula-mula dibiarkan bereaksi dengan air, produk hidrasinya segera dikenali sebagai asam dan basa. Reaksi antara asam dan basa tersebut menghasilkan garam CaCO3 dan pelarut, merupakan reaksi penetralan. Namun reaksi tersebut dapat dikerjakan secara langsung seperti pada persamaan ketiga, tanpa keikutsertaan pelarut. Sewajarnyalah bila selanjutnya reaksi tersebut dianggap sebagai seaksi asam basa. Beberapa contoh lain dari reaksi langsung antara oksida asam dan oksida basa adalah: CaO + SiO2 → CaSiO3 3Na2O + P2O5 → 2Na3PO4 Prinsip umum dalam proses tersebut adalah dikenali oleh Lux dan Flood, yang mengusulkan bahwa asam didefisnisikan sebagai donor ion oksida dan basa sebagai akseptor ion oksida. Jadi pada reaksi tersebut, asam yaitu CaO dan Na2O menyediakan ion oksidanya kepada basa CO2, SiO2, dan P2O5, sehingga terbentuklah anion CO3 2-, SiO3 2- dan PO4 3-. Konsep Lux-Flood sangat berguna dalam pengelolaan sistem anhidrat pada suhu tinggi seperti dijumpai pada keramik dan metalurgi. Konsep ini hubungannya terbalik dengan kimia dalam sistem air dari asam-basa, karena asam adalah oksida yang bereaksi dengan air menghasilkan basa, misalnya: Na2O + H2O → 2Na+ + 2OH-Dan basa adalah anhidrida dari asam dalam air, misalnya: P2O5 + 3H2O →2H3PO4
  • 7. Walaupun begitu ada kelemahan teori Lux-Flood yaitu teori ini terbatas hanya pada senyawa-senyawa yang memiliki ion oksida saja. Teori ini tidak dapat menjelaskan sifat kebasaan dan keasaman suatu senyawa yang tidak memiliki ion oksida di dalamnya. 7 3. Definisi Sistem Pelarut Definisi ini dapat diterapkan pada sekalian kasus yang pelarutnya mempunyai otoinisasi yang berarti, tanpa menghiraukan ada tidaknya proton. Beberapa contoh adalah: 2H2O ↔ H3O+ + OH- 2NH3 ↔ NH4 + + NH2 - 2H2SO4 ↔ H3SO4 + + HSO4 - 2OPCl3 ↔ OPCl2 + + OPCl4 - 2BrF3 ↔ BrF2 + + BrF4 - Zat terlarut yang meninggikan spesies kation yang khas pelarut tersebut adalah asam, sedangkan zat yang meninggikan spesies anionnya adalah basa. Jadi bagi pelarut BrF3, senyawaan seperti BrF2AsF6 yang melarut, dan menghasilkan ion BrF2 + dan AsF6 - adalah suatu asam, sedangkan KBrF4 adalah basa. Bila larutan asam dan basa dicampur, terjadi reaksi penetralan membentuk garam dan molekul pelarut. BrF2 + + AsF6 - + K+ + BrF4 - ↔ K+ + AsF6 - + 2BrF3 Asam basa garam Bagi pelarut berproton definisi ini bahkan lebih luas dan lebih bermanfaat, karena menerangkan mengapa sifat asam atau basa bukanlah sifat mutlat zat terlarut. Agaknya sifat asam atau basa dari zat hanya dapat dirinci dalam kaitannya dengan pelarut yang dipakai. Misalnya dalam air CH3COOH (asam asetat) adalah asam: CH3COOH + H2O ↔ H3O+ + CH3COO-Dalam sistem pelarut asam sulfat, CH3COOH adalah basa: H2SO4 + CH3COOH ↔ CH3COOH2 + + HSO4 - Sebagai contoh lain, urea, H2NC(O)NH2 yang ternyata netral dalam air dan merupakan asam dalam amonia cair NH3 + H2NC(O)NH2 ↔ NH4 + + H2NC(O)NH-
  • 8. Adapun kelemahan dari definisi ini adalah sistem ini terlalu terkonsentrasi pada reaksi-reaksi ionik dalam larutan dan pada sifat-sifat kimia dari pelarut hingga melupakan sifat-sifat fisika. 8 4. Definisi Lewis Salah satu definisi yang paling umum dan paling berguna dari sekalian definisidiusulkan oleh G.N. Lewis, yang mendefinisikan asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan suatu basa sebagai donor pasangan elektron. Definisi ini mencakup definisi Bronsted-Lowry sebagai kasus khusus karena proton dapat dianggap sebagai akseptor pasangan elektron, dan basa apakah berupa OH-, NH2 -, HSO4 - dan sebagainya sebagai donor pasangan elektron. Namun, definisi Lewis meliputi sistem yang luas yang sama sekali tidak mengandung proton. Reaksi antara amonia dan BF3 misalnya adalah reaksi asam basa. Menurut Lewis semua ligan yang biasa digunakan dapat dipandang sebagai basa, dan semua ion logam sebagai asam. Derajat pengikatan ion logam terhadap ligan bisa dinyatakan sebagai derajat keasaman Lewis, dan kecenderungan ligan untuk terikat kepada ion logam dapat dianggap sebagai ukuran kebasaan Lewisnya. Kekuatan asam dan basa menurut Lewis tidak merupakan sifat yang tetap dan inheren dari spesies yang dibahas, tetapi agak bervariasi sesuai dengan pasangannya. Jadi urutan kekuatan basa dari sederet basa Lewis dapat berubah bila jenis asam yang bisa bereaksi dengan basa tersebut berubah. Pengaruh elektronik merupakan hal yang dapat mempengaruhi keasaman dan kebasaan Lewis. Keelektronegatifan pensubstitusi memberikan pengaruh nyata. Jadi kekuatan basa dan asam dipengaruhi secara berlawanan, seperti tampak pada contoh berikut: Basa : (CH3)3N > H3N > F3N Asam : (CH3)3B < H3B < F3B Makin bersifat menarik elektron (elektronegatif) pensubstitusi tersebut, makin nyata keasaman Lewisnya dan mengurangi kebasaan Lewisnya.
  • 9. 9 5. Definisi Usanovich Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak membatasi keasaman suatu senyawa yang hanya mengandung hidrogen saja, tetapi lebih umum dari teori asam basa Lewis. Asam didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan kation untuk kemudian bergabung dengan (menerima) anion untuk menetralkan basa menghasilkan garam. Sedangkan Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron) untuk bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian menghasikan garam . Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada sebelumnya dan konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam reaksi asam-basa. Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich: Na2O (basa) + SO3 (asam) → 2Na+ + SO4 2− (yg dipertukarkan: anion O2−) 3(NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) → 6NH4+ + 2 SbS4 3− (yg dipertukarkan : anion S2−) Na (basa) + Cl (asam) → Na+ + Cl− (yg dipertukarkan: elektron) B. Penggolongan Asam dan Basa Penggolongan senyawa tidak hanya terbatas pada keasaman dan kebasaannya tetapi terdapat penggolongan yang lebih lanjut lagi dari asam dan basa. Pada senyawa asam, terdapat penggolongan asam kuat dan asam lemah, serta penggolongan asam keras dan lunak. Demikian juga pada basa, terdapat basa kuat dan basa lemah, serta basa keras dan basa lunak. Senyawa asam merupakan senyawa-senyawa yang memiliki pH di bawah 7. Meskipun seluruh senyawa asam sama-sama memiliki pH di bawah 7, namun terdapat juga perbedaan sifat antara senyawa asam yang satu dengan senyawa asam yang lain. Berdasarkan nilai konstanta disosiasi (Ka) dan derajat disosiasi (α), terdapat dua jenis asam yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam kuat merupakan senyawa asam yang terionisasi sempurna di dalam air, memiliki harga
  • 10. Ka = ∞, dan nilai α = 1. Salah satu contoh senyawa asam kuat yaitu asam sulfat (H2SO4). Asam lemah merupakan senyawa asam yang terionisasi sebagian kecil di dalam air, memiliki harga Ka = 0, dan nilai α = 0. Salah satu contoh senyawa asam lemah yaitu cuka atau asam asetat (CH3COOH). Sedangkan berdasarkan polarisabilitas ion logam, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan, terdapat dua jenis asam yaitu asam keras dan asam lunak. Senyawa basa merupakan senyawa-senyawa yang memiliki pH di atas 7. Meskipun seluruh senyawa basa memiliki pH di atas 7, namun terdapat juga perbedaan sifat antara basa yang satu dengan basa yang lain. Berdasarkan nilai konstanta disosiasi (Kb) dan derajat disosiasi (α), terdapat dua jenis senyawa basa yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa kuat merupakan basa yang terionisasi sebagian besar atau seluruhnya di dalam air, memiliki harga Kb = ∞, dan nilai α = 1. Salah satu contoh senyawa basa kuat yaitu NaOH. Basa lemah merupakan senyawa basa yang terionisasi sebagian kecil di dalam air, memiliki harga Kb = 0, dan nilai α = 0. Salah satu contoh senyawa basa lemah yaitu NH3. Sedangkan berdasarkan polarisabilitas ligan (anion), yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation), terdapat dua jenis basa yaitu basa keras dan basa lunak. Pada tahun 1963, Ralph Pearson mengusulkan sebuah konsep kualitatif yang dikenal dengan prinsip Hard Soft Acid Base (Asam Basa Keras Lunak), yang kemudian dibuat secara kuantitatif dengan bantuan Robert Parr pada tahun 1984. Asam keras dan basa keras cenderung memiliki karakteristik atom atau ion yang berukuran kecil, bilangan oksidasi tinggi, polarisabilitas rendah, elektronegatifitas tinggi (untuk basa). Basa keras mempunyai energi Highest-Occupied Molecular Orbitals (HOMO) rendah, dan asam keras mempunyai energi Lowest-Unoccupied Molecular Orbitals (LUMO) tinggi. Sedangkan asam lunak dan basa lunak cenderung memiliki karakteristik, atom atau ion berukuran besar, bilangan oksidasi yang rendah atau nol, polarisabilitas tinggi, elektronegativitas rendah (basa lunak). Basa lunak mempunyai energi HOMO lebih tinggi daripada basa keras, dan asam lunak mempunyai energi LUMO lebih rendah daripada asam keras. (Walaupun energi HOMO basa lunak masih lebih rendah daripada energi 10
  • 11. LUMO asam lunak). Berikut adalah tabel yang berisi contoh asam basa keras lunak dan intermedietnya : Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan Intermediet Asam Keras Asam Lunak Intermediet Li+, Na+, K+, Rb+ Tl+, Cu+, Ag+, Au+ Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Sn2+, Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+ Mn2+, Zn2+ 11 Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+, Os2+ Al3+, Ga3+, In3+, Sc3+, Cr3+, Fe3+, Co3+, Y3+ Tl3+ Ru3+, Rh3+, Ir3+ Th4+, Pu4+, Ti4+, Zr4+ [VO]2+, [VO2]+ Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet Basa Keras Basa Lunak Intermediet F-, Cl- I-, H-, R- Br- [OH]-, [RO]-, [RCO2]-, [CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-, [SO4]2-, [ClO4]- [CN]-, [RS]-, [SCN]- [N3]-, [NO2]-, [SO3]2- H2O, ROH, R2O, NH3, RNH2 CO, RNC, RSH, R2S, R3P, R3As, R3Sb C6H5NH2 Ligan-ligan dan ion-ion logam seperti tabel di atas dapat diklassifikasikan menjadi jenis a dan jenis b sesuai dengan ikatannya. Yang termasuk kedalam ion-ion logam klas (a) antara lain ion-ion logam alkali, ion-ion logam alkali tanah, dan ion-ion logam transisi ringan dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi seperti Ti4+, Cr3+, Fe3+, Co3+, dan ion hidrogen, H+. Dan yang termasuk kedalam ion-ion logam klas (b) adalah ion-ion logam transisi yang lebih berat dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah seperti Cu+, Ag+, Hg+, Hg2+, Pd2+, dan Pt2+. Menurut kecenderungannya terhadap ion-ion klas (a) atau klas (b), ligan-ligan
  • 12. dapat diklassifikasikan menjadi ligan jenis (a) dan jenis (b). Kestabilan kompleks-kompleks ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 12 Kompleks logam jenis (a) Ligan Kompleks logam jenis (b) Paling kuat R3N R2O F-Paling lemah R3P R2S Cl- R3As R2Se Br- Paling lemah R3Sb R2Te I- Paling kuat Untuk logam-logam jenis (a) kompleks paling stabil terbentuk dengan ligan yang paling ringan, dan berkurang kestabilannya dalam urutan menurun dalam kelompok ligan tersebut. Untuk jenis (b) kecenderungan itu berlawanan. Asam dan basa berinteaksi, dan interaksi paling stabil jika antara asam basa keras-keras dan asam basa lunak-lunak. Teori ini telah digunakan pada kimia organik dan kimia anorganik. Interaksi antara asam keras dan basa keras disebut dengan interaksi ionik, sedangkan interaksi antara asam lemah dan basa lemah lebih bersifat kovalen. Contohnya antara Cr3+ dan OH-. Cr3+ merupakan asam kuat dan OH- merupakan basa kuat, sehinnga kedua asam basa ini akan berinteraksi secara kuat melalui pembentukan ikatan koordinasi karena pasangan elektron bebas unsur O pada OH- akan menempati orbital kosong yang ada di Cr3+. Pada kenyataannya asam keras yang berikatan dengan dengan basa keras akan memiliki kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan asam keras yang berikatan dengan basa lunak. Asam keras (misalnya : Fe3+) yang berikatan dengan halogen, kestabilannya akan menurun berdasarkan urutan : F- > Cl- > Br- > I-. Sedangkan asam lunak (misalnya : Hg2+) yang berikatan dengan golongan halogen, kestabilannya akan meningkat berdasarkan urutan : F- < Cl- < Br- < I-. Hal ini disebabkan karena F- dan Cl- merupakan basa keras, sehingga akan lebih
  • 13. stabil jika berikatan dengan asam keras, sebaliknya I- yang merupakan basa lunak, akan lebih stabil jika berikatan dengan asam lunak. 13
  • 14. BAB III KESIMPULAN Berdasarkan tujuan yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Dalam mempelajari sifat asam basa sangat banyak konsep yang dapat digunakan seperti konsep Lewis, Bronsted-lowry, definisi pelarut, Lux-flood dan yang lainnya. Semua definisi asam yang mengacu pada donasi spesies positif (ion hidrogen atau kation pelarut) atau yang mengacu pada akseptansi spesies negatif (ion oksida, sepasang elektron, dll). Basa didefinisikan sebagai donasi spesies negatif (sepasang elektron, ion oksida, anion pelarut) atau akseptansi spesies positif (ion hidrogen). Kita dapat menggeneralisasikan semua definisi tersebut dengan menentukan keasaman sebagai suatu karakter positif dari suatu spesies kimia yang dihasilkan dari reaksi dengan basa; dengan cara yang sama, kebasaan adalah suatu karakter negatif dari suatu spesies kimia yang dihasilkan dari reaksi dengan asam. 2. Asam dan basa digolongkan menjadi asam basa kuat dan lemah secara umum, lebih lanjutnya digolongkan dengan asam basa keras lunak. Asam keras dan basa keras cenderung memiliki karakteristik atom atau ion yang berukuran kecil, bilangan oksidasi tinggi, polarisabilitas rendah, elektronegatifitas tinggi (untuk basa). Basa keras mempunyai energi Highest-Occupied Molecular Orbitals (HOMO) rendah, dan asam keras mempunyai energi Lowest-Unoccupied Molecular Orbitals (LUMO) tinggi. Sedangkan asam lunak dan basa lunak cenderung memiliki karakteristik, atom atau ion berukuran besar, bilangan oksidasi yang rendah atau nol, polarisabilitas tinggi, elektronegativitas rendah (basa lunak). Basa lunak mempunyai energi HOMO lebih tinggi daripada basa keras, dan asam lunak mempunyai energi LUMO lebih rendah daripada asam keras. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA http://httpchemistrysrimulyani.blogspot.com/2013/08/asam-basa-keras-dan-lunak. html diakses tanggal 9 Oktober 2014 pukul 11.30 WITA. http://mynewbl.blogspot.com/2012/07/teori-asam-basa-tugas-kimia-anorganik. html diakses tanggal 9 Oktober 2014 pukul 11.00 WITA. http://urip.wordpress.com/2012/10/20/beberapa-teori-asam-basa-yang-tidak-umum/ diakses tanggl 9 Oktober 2014 pukul 11.30 WITA. 15