SlideShare a Scribd company logo
1
Machine Learning
Pertemuan 11
Aturan Asosiasi ( Algoritma Apriori)
Gambar 1. Ilustrasi metode apriori
11.1 Pendahuluan
• Aturan asosiasi (association rules) sering juga disebut analisis afinitas (affinity analysis) –
analisis pertalian.
• Studi mengenai ‘apa bersama apa’ atau “sesuatu memiliki pertalian dengan sesuatu”.
• Misal transaksi di supermarket:
▪ Jika seseorang membeli susu bayi biasanya seseorang juga membeli diapers, dapat
dikatakan susu bayi bersama diapers atau susu bayi memiliki pertalian dengan diapers.
• Karena studi ini diawali pada database transaksi pelanggan, mak studi ini juga disebut
“market basket analysis”
11.2 Aturan Asosiasi dalam Penjualan
• Tersedianya database market basket/transaksi pembelian pada pusat-pusat penjualan
(apapun) mendorong pengembangan teknik-teknik yang secara otomatis menemukan
asosiasi produk atau item-item yang tersimpan dalam database tersebut.
• Market basket database tersebut mengandung record dalam jumlah yang yang amat besar.
• Tiap record mencatat semua item yang dibeli oleh pelanggan dalam transaksi tunggal.
• Pengambilan keputusan memerlukan data mengenai pola transaksi.
• Manfaat bagi manajer:
▪ Dapat ditentukannya penempatan barang-barang dalam layout dengan lebih tepat.
Misal susu diletakkan berdekatan dengan diapers.
▪ Promosi produk.
▪ Segmentasi pembeli.
2
▪ Pembuatan katalog.
▪ Melihat pola kecenderungan pola belanja pelanggan.
• Aturan asosiasi juga dapat diterapkan dalam bentuk sistem rekomendasi, misal:
▪ Sistem rekomendasi pembelian buku atau dvd online (www.amazon.com).
▪ Sistem rekomendasi pencarian artikel dalam search engine.
▪ Sistem rekomendasi peminjaman atau pengadaan buku pada perpustakaan.
• Hal penting yang dilakukan oleh aturan asosiasi adalah:
▪ Penyajian informasi transaksi ke dalam bentuk “if-then” atau “jika maka”.
▪ Aturan ini dihitung dari sifat probabilistik yang dimiliki oleh data yang ada.
11.3 Association Rule Mining
• Jika diberikan sekumpulan data transaksi, tentukan suatu aturan yang akan memprediksi
kemunculan suatu item berdasar kemunculan item yang lain dalam transaksi tersebut.
Tabel 1. Market-Basket transactions
Contoh dari association Rules
{Diaper} → {Beers},
{Milk, Bread} → {Eggs, Coke},
{Beer, Bread} → {Milk},
Pengertian dari pernyataan tersebut adalah co-occurrence, bukan sebab akibat (kausalitas)!
11.4 Definisi: Frequent Itemset
• Itemset
• Sekumpulan satu atau lebih item
• Misal: { Milk, Bread, Diaper}
• K-itemset
• Suatu item set yang terdiri dari k item
• Support count (𝜎)
• Frekuensi kemunculan suatu itemset
• Misal: 𝜎 ({Milk, Bread, Diaper}) = 2
TID Items
1 Bread, Milk
2 Bread, Diaper, Beer, Eggs
3 Milk, Diaper, Beer, Coke
4 Bread, Milk, Diaper, Beer
5 Bread, Milk, Diaper, Coke
3
• Suport
• Pecahan transaksi yang terdiri dari suatu itemset
• Misal: s({Milk, Bread, Diaper}) = 2/5
• Frequent Itemset
• Suatu itemset yang memiliki nilai support lebih tinggi atau sama dengan batas minimum
support (minsup)
• Association Rule
• Persamaan dalam bentuk X → Y, di mana X dan Y merupakan itemset
• Misal: {Milk, Diaper} → {Beer}
• Rule Evaluation Metrics
• Support (s)
• Pecahan transaksi yang terdiri dari kedua item X dan Y
• Confidence (c)
• Ukuran seberapa sering item dalam y muncul dalam transaksi yang terdiri dari X
Tabel 2. Market-Basket transactions
Misal: {Milk, Diaper} → Beer
s =
𝜎 (Milk, Diaper, Beer)
|T|
=
2
5
= 0.4
c =
𝜎 (Milk, Diaper, Beer)
(Milk, Diaper)
=
2
3
= 0.67 = 0.7
11.5 Tugas Association Rule Mining
• Jika diberikan sekumpulan transaksi T, tujuan dari association rule mining adalah
menemukan semua aturan yang memiliki:
• Support ≥ batas minsup
• Confidence ≥ batas minconf
• Pendekatan Brute-force:
• Daftar semua association rules yang mungkin
TID Items
1 Bread, Milk
2 Bread, Diaper, Beer, Eggs
3 Milk, Diaper, Beer, Coke
4 Bread, Milk, Diaper, Beer
5 Bread, Milk, Diaper, Coke
4
• Hitung support dan confidence untuk masing-masing
• Pangkas (Prune) aturan yang tidak memenuhi batas minsup dan minconf
➔ Computationally prohibitive!
11.6 Mining Association Rules
Tabel 3. Market-Basket transactions
Contoh dari aturan:
{Milk, Diaper} → {Beer} (s = 0.4, c = 0.67)
{Milk, Beer} → {Diaper} ( s = 0.4, c = 1.0)
{Diaper, Beer} → {Milk} ( s = 0.4, c = 0.67)
{Diaper} → {Milk, Beer} ( s = 0.4, c = 0.5)
{Milk} → { Diaper, Beer} ( s = 0.4, c = 0.5)
Pengamatan:
• Semua aturan di atas merupakan partisi biner dari itemset yang sama:
{Milk, Diaper, Beer}
• Aturan yang dibentuk dari itemset yang sama memiliki support yang identik tetapi dapat
memiliki nilai confidence yang berbeda.
• Dengan demikian kita dapat memisahkan persyaratan support dan confidence.
• Dua tahap pendekatan dalam proses mendapatkan aturan asosiasi, yaitu:
• Frequent Itemset Generation
• Membentuk semua itemset yang memiliki support ≥ minsup
• Rule Generation
• Membentuk high confidence rule dari masing-masing frequent itemset, di mana setiap
rule merupakan binary partitioning dari suatu frequent itemset.
• Pembentukan frequent itemset masih merupakan proses komputasi yang mahal.
TID Items
1 Bread, Milk
2 Bread, Diaper, Beer, Eggs
3 Milk, Diaper, Beer, Coke
4 Bread, Milk, Diaper, Beer
5 Bread, Milk, Diaper, Coke
5
11.7 Frequent Itemset Generation
Gambar 2. Frequent Itemset Generation
Jika diberikan d item, maka akan terdapat 2𝑑
kemungkinan kandidat itemset.
• Brute-force approach:
• Masing-masing itemset dalam kisi-kisi tersebut merupakan candidate frequent itemset.
• Hitung support untuk masing-masing candidate dengan mencarinya dalam database.
Tabel 4. Market-Basket transaction and List of candidate
• Cocokkan masing-masing transaksi dengan setiap kandidat yang ada.
• Kompleksitas adalah ekuivalen dengan O (NMw) => Expensive karena M = 2𝑑
!!!
11.8 Strategi Pembentukan Frequent Itemset
• Kurangi jumlah kandidat (M)
• Complete search: M = 2𝑑
6
• Gunakan teknik pemangkasan (pruning) untuk mengurangi M.
• Kurangi jumlah transaksi (N)
• Kurangi ukuran N saat ukuran dari itemset meningkat.
• Kurangi jumlah proses pencocokan (NM)
• Gunakan struktur data yang efisien untuk menyimpan kandidat ataupun transaksi.
• Tidak diperlukan untuk mencocokkan setiap candidate dengan tiap-tiap transaksi yang
ada.
11.9 Mengurangi Jumlah Kandidat
• Prinsip Apriori:
• Jika suatu itemset seringkali muncul, maka semua himpunan bagiannya semestinya juga
sering muncul.
• Prinsip apriori memiliki kecenderungan sifat ukuran support sebagai berikut:
∀ 𝑿, 𝒀 ∶ (𝑿 ⊆ Y) s(X) ≥ s (Y)
• Support dari suatu itemset tidak pernah melampaui support dari subsetnya.
• Hal ini dikenal sebagai sifat anti-monotone dari support.
11.10 Gambar Prinsip Apriori
Gambar 3. Gambaran prinsip apriori
7
Items (1-itemsets)
11.11 Contoh
Database D
Item Count
Bread 4
Coke 2
Milk 4
Beer 3
Diaper 4
Eggs 1
Itemset Count
{Bread, Milk} 3
{Bread, Beer} 2
{Bread, Diaper} 3
{Milk, Beer} 2
{Milk, Diaper} 3
{Beer, Diaper} 3
Itemset Count
{Bread, Milk, Diaper} 3
itemset sup.
{1} 2
{2} 3
{3} 3
{4} 1
{5} 3
TID Items
100 1 3 4
200 2 3 5
300 1 2 3 5
400 2 5
itemset sup.
{1} 2
{2} 3
{3} 3
{5} 3
itemset sup
{1 3} 2
{2 3} 2
{2 5} 3
{3 5} 2
itemset sup
{1 2} 1
{1 3} 2
{1 5} 1
{2 3} 2
{2 5} 3
{3 5} 2
itemset
{1 2}
{1 3}
{1 5}
{2 3}
{2 5}
{3 5}
itemset sup
{2 3 5} 2
itemset
{2 3 5}
Minimum Support = 3
Pairs (2-Itemsets)
(Tidak diperlukan
membentuk
kandidat yang
melibatkan Coke
ataupun Eggs)
𝑪𝟏
𝑪𝟐
𝑪𝟑
𝑳𝟏
𝑳𝟐
𝑳𝟑
Scan D
Scan D
Scan D
8
11.12 Algoritma Apriori
• Langkah penggabungan: 𝐶𝑘 dibangun dengan menggabungkan 𝐿𝑘−1 dengan dirinya sendiri.
• Langkah pemangkasan: Setiap (k-1) itemset yang tidak sering muncul (not frequent) tidak
dapat menjadi subset dari frequent k-itemset
• Pseudo-Code:
𝐶𝑘 : Candidate itemset of size k
𝐿𝑘 : Frequent itemset of size k
𝐿1 : {frequent items};
𝑓𝑜𝑟 ( 𝑘 = 1; 𝐿𝑘 ! = ⊘; k ++) do begin
𝐶𝑘+1 = candidates generated from 𝐿𝑘;
for each transaction t in database do
increment the count of all candidates in 𝐶𝑘+1 that are contained in t
𝐿𝑘+1 = candidates in 𝐶𝑘+1 with min_support
𝑒𝑛𝑑
Return ∪𝑘 𝐿𝑘;
11.13 Bagaimana Membentuk Kandidat?
• Andaikan item dalam 𝐿𝑘−1 terdaftar dalam suatu transaksi.
• Langkah 1: self-joining 𝐿𝑘−1
insert into 𝐶𝑘
select p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟏, p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟐, … p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏, q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏
from 𝑳𝒌−𝟏 p, 𝑳𝒌−𝟏 q
where p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟏= q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟏, …, p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟐 = q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟐, p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏 < q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏
• Langkah 2: pruning
for all itemsets c in 𝑪𝒌 do
for all (k-1)-subsets s of c do
if (s is not in 𝐿𝑘−1) then delete c from 𝐶𝑘
11.14 Contoh Pembentukan Kandidat
• 𝐿3 = { abc, acd, ace, bcd }
• Self-joining: 𝐿3 * 𝐿3
• abcd dari abc dan abd
• acde dari acd dan ace
• Pruning:
• acde dihapus karena ade tidak dalam 𝐿3
• 𝐶4 = {abcd}
9
11.15 Kelebihan dan Kekurangan Association rule learning
Beberapa kelebihan Association rule learning:
1. Mudah dipahami.
2. Mendukung penambangan data tidak terarah
3. Bekerja pada catatan data panjang variabel dan perhitungan sederhana.
4. Pemahaman pola hubungan : Association Rule Learning dapat membantu dalam pemahaman
pola hubungan antara item atau variabel dalam data. Hal ini dapat mengungkapkan hubungan
yang mungkin tidak terlihat secara intuitif atau terdapat dalam data yang kompleks.
5. Pengambilan keputusan: Aturan asosiasi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang
lebih baik dalam berbagai bidang seperti pemasaran, manajemen rantai pasokan, dan
rekomendasi produk. Dengan memahami hubungan antara item, organisasi atau bisnis dapat
mengoptimalkan strategi mereka dan meningkatkan kinerja.
6. Identifikasi Peluang Bisnis: Dengan menggunakan Association Rule Learning, bisnis dapat
mengidentifikasi peluang baru, peningkatan penjualan lintas produk, dan peluang lintas
penjualan. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih
efektif dan meningkatkan pendapatan.
7. Efisiensi Operasional: Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pola pembelian
pelanggan, bisnis dapat mengatur stok dan rantai pasokan dengan lebih efisien. Ini dapat
mengurangi biaya operasional, menghindari kelebihan persediaan, dan memastikan
ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat.
Kekurangan Association rule learning:
1. Peningkatan eksponensial dalam komputasi dengan sejumlah item (algoritma Apriori)
2. Keterbatasan pada Data Terstruktur: Association Rule Learning umumnya bekerja lebih baik
dengan data terstruktur yang memiliki atribut diskrit atau kategorik. Data yang kontinu atau
memiliki atribut berkelanjutan mungkin membutuhkan pra-pemrosesan atau pendekatan lain
sebelum dapat dianalisis dengan baik menggunakan aturan asosiasi.
3. Masalah Spuriosity: Aturan asosiasi dapat menghasilkan aturan yang terlihat signifikan
tetapi sebenarnya tidak bermakna atau hanya kebetulan. Ini dapat terjadi ketika terdapat
hubungan yang tidak terduga dalam data yang tidak relevan secara praktis.
4. Masalah skala dan efisiensi: Analisis aturan asosiasi dapat menjadi sulit untuk data yang
sangat besar dan kompleks. Pencarian aturan yang valid dapat memakan waktu dan
membutuhkan sumber daya komputasi yang signifikan.
5. Tidak memberikan penjelasan Sebab-akibat: Aturan asosiasi hanya menunjukkan hubungan
antara item atau variabel, tetapi tidak memberikan penjelasan sebab akibat mengapa
10
hubungan tersebut ada. Oleh karena itu, informasi yang lebih mendalam mungkin diperlukan
untuk memahami hubungan yang terungkap oleh aturan asosiasi.
Penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan ini ketika menggunakan
Association Rule Learning dan memastikan bahwa pendekatan ini sesuai dengan konteks dan
tujuan analisis data yang dilakukan.
11.16 Diskusi
Pertanyaan diskusi:
Berikanlah salah satu contoh dari penerapan aturan asosiasi yang bisa ditemui di kehidupan
sehari-hari, kemudian jelaskan secara singkat!
Jawaban:
Salah satu contoh penerapan aturan asosiasi yang bisa ditemui di kehidupan sehari-hari adalah
dalam industri ritel dan penjualan, terutama di supermarket atau toko serba ada. Misalnya,
dalam hal ini, aturan asosiasi dapat membantu toko untuk menganalisis pola pembelian
pelanggan dan mengidentifikasi hubungan antara produk yang sering dibeli bersamaan.
Contohnya, jika analisis data menunjukkan adanya aturan asosiasi yang kuat antara pembelian
roti dengan mentega, toko dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan strategi
penjualan. Mereka dapat menempatkan roti dan mentega di dekat satu sama lain di rak agar
pelanggan lebih cenderung membeli keduanya. Dengan cara ini, pelanggan akan terdorong
untuk membeli produk yang terkait secara bersamaan, meningkatkan penjualan kedua produk
dan meningkatkan pendapatan toko.
Aturan asosiasi juga dapat digunakan untuk menyusun promosi paket atau diskon khusus.
Misalnya jika data menunjukkan adanya keterkaitan antara pembelian sereal, susu, dan buah-
buahan, toko dapat membuat paket diskon yang mencakup ketiga item ini untuk mendorong
pelanggan membeli semuanya secara bersamaan. Hal ini dapat meningkatkan penjualan semua
produk yang terkait, serta memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi pelanggan.
Dengan menerapkan aturan asosiasi ini, toko dapat memahami kebiasaan pembelian pelanggan
dan merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan penjualan, memperluas
keranjang belanja pelanggan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Terima kasih.
Terima kasih
Referensi
Syahid Abdullah, S. M. (2023). Machine Learning. Dalam S. M. Syahid Abdullah, Sesi 11-Aturan
Asosiasi (Algoritma Apriori) (hal. 1 - 22). Jakarta: Informatika UNSIA.
Irwansyah Saputra, D. A. (2022). MACHINE LEARNING UNTUK PEMULA. Bandung:
INFORMATIKA
11
File PDF: https://www.slideshare.net/HendroGunawan8/machine-learning-diskusi-11pdf
Terima kasih

More Related Content

Similar to Machine Learning Diskusi 11.pdf

Market Basket Analisis dengan R
Market Basket Analisis dengan RMarket Basket Analisis dengan R
Market Basket Analisis dengan R
Muhammad Rifqi
 
Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...
Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...
Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...
ferisulianta.com
 
Data warehouse
Data warehouseData warehouse
Data warehouse
Helmy Faisal
 
Bab1.pptx
Bab1.pptxBab1.pptx
Data Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptx
Data Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptxData Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptx
Data Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptx
deriramdani6
 
Modul 9 - Association-Rules.pptx
Modul 9 -  Association-Rules.pptxModul 9 -  Association-Rules.pptx
Modul 9 - Association-Rules.pptx
MuhamadRivaldi21
 
Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1
Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1
Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1
Abrianto Nugraha
 
Linear Programming Project
Linear Programming ProjectLinear Programming Project
Linear Programming Project
Lenny Rosadiawan
 
7. algoritma a priori ( Data Mining)
7. algoritma a priori ( Data Mining)7. algoritma a priori ( Data Mining)
7. algoritma a priori ( Data Mining)
PreddyMarpaung
 
isd314-06-association-mining
isd314-06-association-miningisd314-06-association-mining
isd314-06-association-mining
Anung Ariwibowo
 
KELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubadu
KELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubaduKELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubadu
KELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubadu
abdurrahmanalfaruqi1
 
Konsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdf
Konsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdfKonsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdf
Konsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdf
ferisulianta.com
 

Similar to Machine Learning Diskusi 11.pdf (13)

Market Basket Analisis dengan R
Market Basket Analisis dengan RMarket Basket Analisis dengan R
Market Basket Analisis dengan R
 
Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...
Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...
Penerapan Metode Apriori Untuk Identifikasi Pola Data Transaksi Pada Customer...
 
1665 13 association rule
1665 13 association rule1665 13 association rule
1665 13 association rule
 
Data warehouse
Data warehouseData warehouse
Data warehouse
 
Bab1.pptx
Bab1.pptxBab1.pptx
Bab1.pptx
 
Data Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptx
Data Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptxData Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptx
Data Mining P8-9 - Association Rule Latihan.pptx
 
Modul 9 - Association-Rules.pptx
Modul 9 -  Association-Rules.pptxModul 9 -  Association-Rules.pptx
Modul 9 - Association-Rules.pptx
 
Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1
Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1
Pertemuan 4 -_multi_dimensional_model_design_1
 
Linear Programming Project
Linear Programming ProjectLinear Programming Project
Linear Programming Project
 
7. algoritma a priori ( Data Mining)
7. algoritma a priori ( Data Mining)7. algoritma a priori ( Data Mining)
7. algoritma a priori ( Data Mining)
 
isd314-06-association-mining
isd314-06-association-miningisd314-06-association-mining
isd314-06-association-mining
 
KELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubadu
KELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubaduKELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubadu
KELOMPOK 5.pdfadadaaddadadabduababdbadabdubdabdubadu
 
Konsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdf
Konsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdfKonsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdf
Konsumen Sebagai Co-Creation untuk Menentukan Strategi.pdf
 

More from HendroGunawan8

Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdf
HendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdf
HendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdfJaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdf
HendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
HendroGunawan8
 
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
HendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
HendroGunawan8
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
HendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
HendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-10.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-9.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-10.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-7.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-7.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-7.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-7.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdfJaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Modul Pertemuan Ke-6.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
 
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 

Recently uploaded

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 

Recently uploaded (20)

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 

Machine Learning Diskusi 11.pdf

  • 1. 1 Machine Learning Pertemuan 11 Aturan Asosiasi ( Algoritma Apriori) Gambar 1. Ilustrasi metode apriori 11.1 Pendahuluan • Aturan asosiasi (association rules) sering juga disebut analisis afinitas (affinity analysis) – analisis pertalian. • Studi mengenai ‘apa bersama apa’ atau “sesuatu memiliki pertalian dengan sesuatu”. • Misal transaksi di supermarket: ▪ Jika seseorang membeli susu bayi biasanya seseorang juga membeli diapers, dapat dikatakan susu bayi bersama diapers atau susu bayi memiliki pertalian dengan diapers. • Karena studi ini diawali pada database transaksi pelanggan, mak studi ini juga disebut “market basket analysis” 11.2 Aturan Asosiasi dalam Penjualan • Tersedianya database market basket/transaksi pembelian pada pusat-pusat penjualan (apapun) mendorong pengembangan teknik-teknik yang secara otomatis menemukan asosiasi produk atau item-item yang tersimpan dalam database tersebut. • Market basket database tersebut mengandung record dalam jumlah yang yang amat besar. • Tiap record mencatat semua item yang dibeli oleh pelanggan dalam transaksi tunggal. • Pengambilan keputusan memerlukan data mengenai pola transaksi. • Manfaat bagi manajer: ▪ Dapat ditentukannya penempatan barang-barang dalam layout dengan lebih tepat. Misal susu diletakkan berdekatan dengan diapers. ▪ Promosi produk. ▪ Segmentasi pembeli.
  • 2. 2 ▪ Pembuatan katalog. ▪ Melihat pola kecenderungan pola belanja pelanggan. • Aturan asosiasi juga dapat diterapkan dalam bentuk sistem rekomendasi, misal: ▪ Sistem rekomendasi pembelian buku atau dvd online (www.amazon.com). ▪ Sistem rekomendasi pencarian artikel dalam search engine. ▪ Sistem rekomendasi peminjaman atau pengadaan buku pada perpustakaan. • Hal penting yang dilakukan oleh aturan asosiasi adalah: ▪ Penyajian informasi transaksi ke dalam bentuk “if-then” atau “jika maka”. ▪ Aturan ini dihitung dari sifat probabilistik yang dimiliki oleh data yang ada. 11.3 Association Rule Mining • Jika diberikan sekumpulan data transaksi, tentukan suatu aturan yang akan memprediksi kemunculan suatu item berdasar kemunculan item yang lain dalam transaksi tersebut. Tabel 1. Market-Basket transactions Contoh dari association Rules {Diaper} → {Beers}, {Milk, Bread} → {Eggs, Coke}, {Beer, Bread} → {Milk}, Pengertian dari pernyataan tersebut adalah co-occurrence, bukan sebab akibat (kausalitas)! 11.4 Definisi: Frequent Itemset • Itemset • Sekumpulan satu atau lebih item • Misal: { Milk, Bread, Diaper} • K-itemset • Suatu item set yang terdiri dari k item • Support count (𝜎) • Frekuensi kemunculan suatu itemset • Misal: 𝜎 ({Milk, Bread, Diaper}) = 2 TID Items 1 Bread, Milk 2 Bread, Diaper, Beer, Eggs 3 Milk, Diaper, Beer, Coke 4 Bread, Milk, Diaper, Beer 5 Bread, Milk, Diaper, Coke
  • 3. 3 • Suport • Pecahan transaksi yang terdiri dari suatu itemset • Misal: s({Milk, Bread, Diaper}) = 2/5 • Frequent Itemset • Suatu itemset yang memiliki nilai support lebih tinggi atau sama dengan batas minimum support (minsup) • Association Rule • Persamaan dalam bentuk X → Y, di mana X dan Y merupakan itemset • Misal: {Milk, Diaper} → {Beer} • Rule Evaluation Metrics • Support (s) • Pecahan transaksi yang terdiri dari kedua item X dan Y • Confidence (c) • Ukuran seberapa sering item dalam y muncul dalam transaksi yang terdiri dari X Tabel 2. Market-Basket transactions Misal: {Milk, Diaper} → Beer s = 𝜎 (Milk, Diaper, Beer) |T| = 2 5 = 0.4 c = 𝜎 (Milk, Diaper, Beer) (Milk, Diaper) = 2 3 = 0.67 = 0.7 11.5 Tugas Association Rule Mining • Jika diberikan sekumpulan transaksi T, tujuan dari association rule mining adalah menemukan semua aturan yang memiliki: • Support ≥ batas minsup • Confidence ≥ batas minconf • Pendekatan Brute-force: • Daftar semua association rules yang mungkin TID Items 1 Bread, Milk 2 Bread, Diaper, Beer, Eggs 3 Milk, Diaper, Beer, Coke 4 Bread, Milk, Diaper, Beer 5 Bread, Milk, Diaper, Coke
  • 4. 4 • Hitung support dan confidence untuk masing-masing • Pangkas (Prune) aturan yang tidak memenuhi batas minsup dan minconf ➔ Computationally prohibitive! 11.6 Mining Association Rules Tabel 3. Market-Basket transactions Contoh dari aturan: {Milk, Diaper} → {Beer} (s = 0.4, c = 0.67) {Milk, Beer} → {Diaper} ( s = 0.4, c = 1.0) {Diaper, Beer} → {Milk} ( s = 0.4, c = 0.67) {Diaper} → {Milk, Beer} ( s = 0.4, c = 0.5) {Milk} → { Diaper, Beer} ( s = 0.4, c = 0.5) Pengamatan: • Semua aturan di atas merupakan partisi biner dari itemset yang sama: {Milk, Diaper, Beer} • Aturan yang dibentuk dari itemset yang sama memiliki support yang identik tetapi dapat memiliki nilai confidence yang berbeda. • Dengan demikian kita dapat memisahkan persyaratan support dan confidence. • Dua tahap pendekatan dalam proses mendapatkan aturan asosiasi, yaitu: • Frequent Itemset Generation • Membentuk semua itemset yang memiliki support ≥ minsup • Rule Generation • Membentuk high confidence rule dari masing-masing frequent itemset, di mana setiap rule merupakan binary partitioning dari suatu frequent itemset. • Pembentukan frequent itemset masih merupakan proses komputasi yang mahal. TID Items 1 Bread, Milk 2 Bread, Diaper, Beer, Eggs 3 Milk, Diaper, Beer, Coke 4 Bread, Milk, Diaper, Beer 5 Bread, Milk, Diaper, Coke
  • 5. 5 11.7 Frequent Itemset Generation Gambar 2. Frequent Itemset Generation Jika diberikan d item, maka akan terdapat 2𝑑 kemungkinan kandidat itemset. • Brute-force approach: • Masing-masing itemset dalam kisi-kisi tersebut merupakan candidate frequent itemset. • Hitung support untuk masing-masing candidate dengan mencarinya dalam database. Tabel 4. Market-Basket transaction and List of candidate • Cocokkan masing-masing transaksi dengan setiap kandidat yang ada. • Kompleksitas adalah ekuivalen dengan O (NMw) => Expensive karena M = 2𝑑 !!! 11.8 Strategi Pembentukan Frequent Itemset • Kurangi jumlah kandidat (M) • Complete search: M = 2𝑑
  • 6. 6 • Gunakan teknik pemangkasan (pruning) untuk mengurangi M. • Kurangi jumlah transaksi (N) • Kurangi ukuran N saat ukuran dari itemset meningkat. • Kurangi jumlah proses pencocokan (NM) • Gunakan struktur data yang efisien untuk menyimpan kandidat ataupun transaksi. • Tidak diperlukan untuk mencocokkan setiap candidate dengan tiap-tiap transaksi yang ada. 11.9 Mengurangi Jumlah Kandidat • Prinsip Apriori: • Jika suatu itemset seringkali muncul, maka semua himpunan bagiannya semestinya juga sering muncul. • Prinsip apriori memiliki kecenderungan sifat ukuran support sebagai berikut: ∀ 𝑿, 𝒀 ∶ (𝑿 ⊆ Y) s(X) ≥ s (Y) • Support dari suatu itemset tidak pernah melampaui support dari subsetnya. • Hal ini dikenal sebagai sifat anti-monotone dari support. 11.10 Gambar Prinsip Apriori Gambar 3. Gambaran prinsip apriori
  • 7. 7 Items (1-itemsets) 11.11 Contoh Database D Item Count Bread 4 Coke 2 Milk 4 Beer 3 Diaper 4 Eggs 1 Itemset Count {Bread, Milk} 3 {Bread, Beer} 2 {Bread, Diaper} 3 {Milk, Beer} 2 {Milk, Diaper} 3 {Beer, Diaper} 3 Itemset Count {Bread, Milk, Diaper} 3 itemset sup. {1} 2 {2} 3 {3} 3 {4} 1 {5} 3 TID Items 100 1 3 4 200 2 3 5 300 1 2 3 5 400 2 5 itemset sup. {1} 2 {2} 3 {3} 3 {5} 3 itemset sup {1 3} 2 {2 3} 2 {2 5} 3 {3 5} 2 itemset sup {1 2} 1 {1 3} 2 {1 5} 1 {2 3} 2 {2 5} 3 {3 5} 2 itemset {1 2} {1 3} {1 5} {2 3} {2 5} {3 5} itemset sup {2 3 5} 2 itemset {2 3 5} Minimum Support = 3 Pairs (2-Itemsets) (Tidak diperlukan membentuk kandidat yang melibatkan Coke ataupun Eggs) 𝑪𝟏 𝑪𝟐 𝑪𝟑 𝑳𝟏 𝑳𝟐 𝑳𝟑 Scan D Scan D Scan D
  • 8. 8 11.12 Algoritma Apriori • Langkah penggabungan: 𝐶𝑘 dibangun dengan menggabungkan 𝐿𝑘−1 dengan dirinya sendiri. • Langkah pemangkasan: Setiap (k-1) itemset yang tidak sering muncul (not frequent) tidak dapat menjadi subset dari frequent k-itemset • Pseudo-Code: 𝐶𝑘 : Candidate itemset of size k 𝐿𝑘 : Frequent itemset of size k 𝐿1 : {frequent items}; 𝑓𝑜𝑟 ( 𝑘 = 1; 𝐿𝑘 ! = ⊘; k ++) do begin 𝐶𝑘+1 = candidates generated from 𝐿𝑘; for each transaction t in database do increment the count of all candidates in 𝐶𝑘+1 that are contained in t 𝐿𝑘+1 = candidates in 𝐶𝑘+1 with min_support 𝑒𝑛𝑑 Return ∪𝑘 𝐿𝑘; 11.13 Bagaimana Membentuk Kandidat? • Andaikan item dalam 𝐿𝑘−1 terdaftar dalam suatu transaksi. • Langkah 1: self-joining 𝐿𝑘−1 insert into 𝐶𝑘 select p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟏, p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟐, … p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏, q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏 from 𝑳𝒌−𝟏 p, 𝑳𝒌−𝟏 q where p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟏= q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝟏, …, p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟐 = q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟐, p.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏 < q.𝒊𝒕𝒆𝒎𝒌−𝟏 • Langkah 2: pruning for all itemsets c in 𝑪𝒌 do for all (k-1)-subsets s of c do if (s is not in 𝐿𝑘−1) then delete c from 𝐶𝑘 11.14 Contoh Pembentukan Kandidat • 𝐿3 = { abc, acd, ace, bcd } • Self-joining: 𝐿3 * 𝐿3 • abcd dari abc dan abd • acde dari acd dan ace • Pruning: • acde dihapus karena ade tidak dalam 𝐿3 • 𝐶4 = {abcd}
  • 9. 9 11.15 Kelebihan dan Kekurangan Association rule learning Beberapa kelebihan Association rule learning: 1. Mudah dipahami. 2. Mendukung penambangan data tidak terarah 3. Bekerja pada catatan data panjang variabel dan perhitungan sederhana. 4. Pemahaman pola hubungan : Association Rule Learning dapat membantu dalam pemahaman pola hubungan antara item atau variabel dalam data. Hal ini dapat mengungkapkan hubungan yang mungkin tidak terlihat secara intuitif atau terdapat dalam data yang kompleks. 5. Pengambilan keputusan: Aturan asosiasi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam berbagai bidang seperti pemasaran, manajemen rantai pasokan, dan rekomendasi produk. Dengan memahami hubungan antara item, organisasi atau bisnis dapat mengoptimalkan strategi mereka dan meningkatkan kinerja. 6. Identifikasi Peluang Bisnis: Dengan menggunakan Association Rule Learning, bisnis dapat mengidentifikasi peluang baru, peningkatan penjualan lintas produk, dan peluang lintas penjualan. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif dan meningkatkan pendapatan. 7. Efisiensi Operasional: Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pola pembelian pelanggan, bisnis dapat mengatur stok dan rantai pasokan dengan lebih efisien. Ini dapat mengurangi biaya operasional, menghindari kelebihan persediaan, dan memastikan ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat. Kekurangan Association rule learning: 1. Peningkatan eksponensial dalam komputasi dengan sejumlah item (algoritma Apriori) 2. Keterbatasan pada Data Terstruktur: Association Rule Learning umumnya bekerja lebih baik dengan data terstruktur yang memiliki atribut diskrit atau kategorik. Data yang kontinu atau memiliki atribut berkelanjutan mungkin membutuhkan pra-pemrosesan atau pendekatan lain sebelum dapat dianalisis dengan baik menggunakan aturan asosiasi. 3. Masalah Spuriosity: Aturan asosiasi dapat menghasilkan aturan yang terlihat signifikan tetapi sebenarnya tidak bermakna atau hanya kebetulan. Ini dapat terjadi ketika terdapat hubungan yang tidak terduga dalam data yang tidak relevan secara praktis. 4. Masalah skala dan efisiensi: Analisis aturan asosiasi dapat menjadi sulit untuk data yang sangat besar dan kompleks. Pencarian aturan yang valid dapat memakan waktu dan membutuhkan sumber daya komputasi yang signifikan. 5. Tidak memberikan penjelasan Sebab-akibat: Aturan asosiasi hanya menunjukkan hubungan antara item atau variabel, tetapi tidak memberikan penjelasan sebab akibat mengapa
  • 10. 10 hubungan tersebut ada. Oleh karena itu, informasi yang lebih mendalam mungkin diperlukan untuk memahami hubungan yang terungkap oleh aturan asosiasi. Penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan ini ketika menggunakan Association Rule Learning dan memastikan bahwa pendekatan ini sesuai dengan konteks dan tujuan analisis data yang dilakukan. 11.16 Diskusi Pertanyaan diskusi: Berikanlah salah satu contoh dari penerapan aturan asosiasi yang bisa ditemui di kehidupan sehari-hari, kemudian jelaskan secara singkat! Jawaban: Salah satu contoh penerapan aturan asosiasi yang bisa ditemui di kehidupan sehari-hari adalah dalam industri ritel dan penjualan, terutama di supermarket atau toko serba ada. Misalnya, dalam hal ini, aturan asosiasi dapat membantu toko untuk menganalisis pola pembelian pelanggan dan mengidentifikasi hubungan antara produk yang sering dibeli bersamaan. Contohnya, jika analisis data menunjukkan adanya aturan asosiasi yang kuat antara pembelian roti dengan mentega, toko dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan strategi penjualan. Mereka dapat menempatkan roti dan mentega di dekat satu sama lain di rak agar pelanggan lebih cenderung membeli keduanya. Dengan cara ini, pelanggan akan terdorong untuk membeli produk yang terkait secara bersamaan, meningkatkan penjualan kedua produk dan meningkatkan pendapatan toko. Aturan asosiasi juga dapat digunakan untuk menyusun promosi paket atau diskon khusus. Misalnya jika data menunjukkan adanya keterkaitan antara pembelian sereal, susu, dan buah- buahan, toko dapat membuat paket diskon yang mencakup ketiga item ini untuk mendorong pelanggan membeli semuanya secara bersamaan. Hal ini dapat meningkatkan penjualan semua produk yang terkait, serta memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan menerapkan aturan asosiasi ini, toko dapat memahami kebiasaan pembelian pelanggan dan merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan penjualan, memperluas keranjang belanja pelanggan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Terima kasih. Terima kasih Referensi Syahid Abdullah, S. M. (2023). Machine Learning. Dalam S. M. Syahid Abdullah, Sesi 11-Aturan Asosiasi (Algoritma Apriori) (hal. 1 - 22). Jakarta: Informatika UNSIA. Irwansyah Saputra, D. A. (2022). MACHINE LEARNING UNTUK PEMULA. Bandung: INFORMATIKA