Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan kerja atau higiene perusahaan, yang meliputi pengenalan, penilaian, dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan agar tenaga kerja dan masyarakat umum terhindar dari efek samping kemajuan teknologi. Tahapan kegiatannya adalah pengenalan lingkungan untuk mengetahui faktor bahaya, penilaian lingkungan untuk mengetahui tingkat bahaya secara kuantitatif, dan
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian resiko bencana oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP). Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan konsep bahaya, kerentanan, kemampuan, dan resiko bencana serta cara melakukan penilaian resiko bencana dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan di Indonesia. Secara garis besar mencakup pengertian bencana alam dan buatan, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah-langkah penanggulangannya meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi.
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah kesiapsiagaan fasyankes dalam menghadapi kondisi darurat dan bencana melalui identifikasi risiko, analisis kerentanan, dan pengendalian risiko termasuk simulasi tanggap darurat."
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian resiko bencana oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP). Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan konsep bahaya, kerentanan, kemampuan, dan resiko bencana serta cara melakukan penilaian resiko bencana dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan di Indonesia. Secara garis besar mencakup pengertian bencana alam dan buatan, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah-langkah penanggulangannya meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi.
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah kesiapsiagaan fasyankes dalam menghadapi kondisi darurat dan bencana melalui identifikasi risiko, analisis kerentanan, dan pengendalian risiko termasuk simulasi tanggap darurat."
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar manajemen bencana seperti bahaya, kerentanan, risiko, kapasitas, dan pengurangan risiko. Beberapa poin penting yang diangkat adalah pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam menilai bahaya, kerentanan, risiko dan kapasitas; serta proses pengurangan risiko melalui penilaian risiko, kesiapsiagaan, mitigasi bencana.
Dokumen ini membahas tentang parameter kualitas udara dan teknik analisis udara. Terdapat dua jenis teknik sampling udara yaitu sampling udara emisi dan udara ambien. Dokumen ini juga menjelaskan standar baku mutu udara ambien dan emisi menurut peraturan pemerintah serta cara penentuan lokasi dan penggunaan alat impinger dalam menganalisis kadar gas-gas berbahaya di udara.
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) merupakan sistem pengawasan yang digunakan untuk mendeteksi potensi kejadian luar biasa seperti wabah penyakit secara dini. SKD-KLB mencakup pemantauan kasus penyakit dan faktor risiko penyakit serta analisis data sederhana untuk mendeteksi kluster kasus yang tidak biasa. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian dengan
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang higiene perusahaan yang meliputi pengenalan, penilaian, dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan kerja untuk melindungi kesehatan pegawai. Prosesnya terdiri dari 3 tahap yaitu pengenalan lingkungan kerja, penilaian kualitatif tingkat bahaya faktor lingkungan, dan penerapan teknik pengendalian untuk menurunkan bahaya sampai batas aman.
Case control study adalah rancangan penelitian epidemiologi yang membandingkan kelompok kasus penyakit dengan kelompok kontrol untuk mengetahui hubungan antara paparan faktor risiko dan penyakit dengan mengamati riwayat paparan mereka. Penelitian ini bersifat retrospektif dan dimulai dengan pemilihan kasus dan kontrol, kemudian dilakukan analisis menggunakan perhitungan odds ratio untuk mengestimasi resiko relatif.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar manajemen bencana seperti bahaya, kerentanan, risiko, kapasitas, dan pengurangan risiko. Beberapa poin penting yang diangkat adalah pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam menilai bahaya, kerentanan, risiko dan kapasitas; serta proses pengurangan risiko melalui penilaian risiko, kesiapsiagaan, mitigasi bencana.
Dokumen ini membahas tentang parameter kualitas udara dan teknik analisis udara. Terdapat dua jenis teknik sampling udara yaitu sampling udara emisi dan udara ambien. Dokumen ini juga menjelaskan standar baku mutu udara ambien dan emisi menurut peraturan pemerintah serta cara penentuan lokasi dan penggunaan alat impinger dalam menganalisis kadar gas-gas berbahaya di udara.
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) merupakan sistem pengawasan yang digunakan untuk mendeteksi potensi kejadian luar biasa seperti wabah penyakit secara dini. SKD-KLB mencakup pemantauan kasus penyakit dan faktor risiko penyakit serta analisis data sederhana untuk mendeteksi kluster kasus yang tidak biasa. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian dengan
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang higiene perusahaan yang meliputi pengenalan, penilaian, dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan kerja untuk melindungi kesehatan pegawai. Prosesnya terdiri dari 3 tahap yaitu pengenalan lingkungan kerja, penilaian kualitatif tingkat bahaya faktor lingkungan, dan penerapan teknik pengendalian untuk menurunkan bahaya sampai batas aman.
Case control study adalah rancangan penelitian epidemiologi yang membandingkan kelompok kasus penyakit dengan kelompok kontrol untuk mengetahui hubungan antara paparan faktor risiko dan penyakit dengan mengamati riwayat paparan mereka. Penelitian ini bersifat retrospektif dan dimulai dengan pemilihan kasus dan kontrol, kemudian dilakukan analisis menggunakan perhitungan odds ratio untuk mengestimasi resiko relatif.
Modul ini membahas tentang Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan 2 melalui 4 kegiatan belajar yaitu menerapkan prinsip K3L pada situasi kerja, mendeskripsikan prosedur K3L, menceriterakan analisis dampak lingkungan dan peraturan kesehatan lingkungan, serta menerapkan prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan. Untuk mempelajari modul ini, diperlukan pemahaman dasar tentang K3L secara umum dan pent
This document discusses what makes a great place to work and the importance of building trust within an organization. It outlines the key elements that comprise a great workplace, including two-way communication, credibility, respect, fairness, pride and camaraderie. It also describes the multi-phase process of becoming a great place to work, which involves laying a foundation of people philosophy, strengthening differentiators like equity and reliability, building great people managers, and institutionalizing an employer brand. Participating in studies of best companies can help attract top talent and create a fun workplace culture.
Un excelente lugar para trabajar es aquel donde los empleados cumplen los objetivos de la organización dando lo mejor de sí mismos y trabajando como un equipo/familia en un ambiente de confianza, orgullo y disfrute entre compañeros.
Great Place to Work® es una empresa que ayuda a otras empresas a convertirse en excelentes lugares para trabajar mediante la evaluación de la confianza entre empleados y gerencia. El documento describe el historial de Great Place to Work®, su proceso de evaluación, y cómo ser un excelente lugar de trabajo trae beneficios como mayor productividad y retención de empleados.
5 Workplace Trends that are Creating a Great Place to WorkO.C. Tanner
What are five actions that will make your office a great place to work? Implementing these workplace trends will form great leaders that create a workplace environment full of trust, pride, and camaraderie.
Dokumen tersebut berisi penjelasan tentang simbol-simbol bahaya yang digunakan pada NFPA Diamond untuk memberikan informasi umum mengenai bahaya bahan kimia. Simbol-simbol tersebut meliputi bahaya kebakaran, kesehatan, reaktivitas, dan bahaya khusus. Diberikan pula contoh bahan kimia dan penjelasan singkat mengenai setiap jenis bahaya.
Dokumen ini membahas tentang simbol-simbol bahaya yang ditempatkan pada wadah zat kimia di laboratorium untuk memberikan informasi mengenai sifat dan bahaya zat tersebut demi keselamatan kerja. Beberapa simbol bahaya yang disebutkan meliputi zat mudah terbakar, beracun, dan berbau tajam yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan sekitar.
The document discusses the importance of creating great workplaces where employees feel engaged. It notes that most organizations are not truly great places to work, with high percentages of disengaged or stressed employees in many countries. The missing link is often the line manager and how they interact with and develop their employees on a daily basis. Practicing "Giftwork" through generous, unique, individualized, fitting interactions can help build the trust that is key to employee engagement. Doing small caring acts each day, even when busy, can make a difference in the workplace culture and employees' perception of their managers.
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia BerbahayaAhmad Aidil Nasir
Keselamatan semasa mengendalikan bahan kimia amat perlu dititikberatkan terutama kepada mereka yang mengendalikan bahan kimia yang berbahya.
Mengendalikan bahan kimia dan terdedah secara berterusan lebih-lebih lagi jika si pengendali tidak mengutamakan aspek keselamatan dan kesihatan akan mengakibatkan menanggung risiko secara berkekalan.
Samada Majikan mahupun Pekerja, mereka haruslah mempunyai kesedaran dalam aspek keselamatan dan kesihatan semasa mengendalikan bahan kimia berbahaya.
Maklumat dan latihan kesedaran secara berterusan perlulah disampaikan terutama kepada setiap pekerja agar ianya menjadi satu amalan, untuk kebaikan bersama.
Simbol keselamatan kimia memberikan informasi tingkat tinggi tentang bahaya potensial dari bahan kimia, seperti racun, mudah terbakar, korosif, dan bahaya lingkungan. Simbol-simbol ini digunakan untuk transportasi dan penyimpanan bahan kimia agar pengguna dapat mengambil tindakan keselamatan yang tepat untuk mencegah bahaya.
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
Dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang prosedur keselamatan di tempat kerja, termasuk tujuan dari prosedur keselamatan, tindakan yang tidak aman, kondisi lingkungan yang tidak aman, dan berbagai simbol bahaya umum seperti simbol peringatan, bahaya, kebakaran, dan larangan. Dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja.
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Senia Firlania
Seorang ahli higiene perusahaan melakukan identifikasi dan analisis terhadap potensi bahaya di tempat kerja, melakukan pengukuran dan pemantauan lingkungan kerja, serta merekomendasikan langkah-langkah pengendalian bahaya berdasarkan hirarki kontrol.
Dokumen tersebut membahas tentang pencatatan dan pelaporan pelayanan radiologi bagi jemaah haji di Arab Saudi. Pelayanan tersebut mencakup registrasi pasien, pencatatan jumlah kunjungan dan jenis tindakan, serta pelaporan melalui sistem komputerisasi Siskohakes untuk keperluan evaluasi program kesehatan haji.
Dokumen tersebut membahas tentang etika penelitian kesehatan yang mencakup pedoman nasional etik penelitian kesehatan, etika penelitian pada manusia, etika penelitian kedokteran di masyarakat, etika penggunaan hewan coba pada penelitian biomedis.
Dokumen ini membahas tentang hygiene perusahaan, termasuk pengenalan lingkungan, penilaian lingkungan, dan pengendalian lingkungan untuk melindungi karyawan dan masyarakat dari efek samping teknologi. Hal ini mencakup identifikasi faktor bahaya lingkungan, evaluasi kondisi lingkungan kerja, dan penerapan berbagai metode teknis untuk menurunkan tingkat bahaya lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran K3 yang mencakup memahami filosofi K3, mengidentifikasi sumber bahaya, dan melakukan tindakan pengendalian bahaya. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan safety untuk mengamankan sistem kegiatan dan meningkatkan kesejahteraan, serta prinsip-prinsip K3 menurut ILO.
ADKL digunakan untuk mengkaji dan memprediksi potensi risiko kesehatan dari suatu rencana kegiatan pembangunan. Tujuannya adalah mengkaji dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat dalam AMDAL maupun pengelolaan lingkungan hidup. Pendekatan ADKL menggunakan teori simpul pengamatan untuk menilai hubungan antara sumber, media pemajanan, dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sistem yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai tujuannya. SIMPUS bertujuan meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih efisien melalui pemakaian data SP2TP dan informasi lain secara optimal. SIMPUS meliputi pengumpulan, pengolahan, pelaporan, dan pemakaian data kesehatan masyarakat untuk keperluan
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan audit SMK3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip, tujuan, elemen, dan kriteria SMK3 serta skema pelaksanaan dan pengawasan SMK3 di perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi kecelakaan dan pencegahan kecelakaan. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) kecelakaan terjadi karena adanya kondisi dan tindakan yang tidak aman, (2) terdapat faktor-faktor penyebab kecelakaan seperti faktor manusia dan faktor pekerjaan, dan (3) upaya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan menghilangkan sumber bahaya, men
2. LINGKUNGAN KERJA
LINGKUNGAN KERJA ATAU HYGIENE PERUSAHAAN
ADALAH ILMU SENI DAN PENGENALAN, PENILAIAN
DAN PENGENDALIAN FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN, SEHINGGA MASYARAKAT TENAGA
KERJA DAN MASYARAKAT UMUM TERHINDAR DARI
EFEK SAMPINGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI.
BERDASARKAN DEFENISI TERSEBUT, MAKA
KONSEPSI LINGKUNGAN KERJA ATAU HYGIENE
PERUSAHAAN MENGENAL TIGA TAHAPAN
KEGIATAN YAITU :
1. PENGENALAN LINGKUNGAN.
2. PENILAIAN LINGKUNGAN.
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN.
2
3. 1. PENGENALAN LINGKUNGAN.
PENGENALAN LINGKUNGAN DIMAKSUDKAN UNTUK
MENGETAHUI SECARA KUALITATIF TENTANG FAKTOR
BAHAYA YANG ADA DI LINGKUNGAN. UNTUK MAKSUD
TERSEBUT TERLEBIH DAHULU PERLU DIPELAJARI
SECARA GARIS BESAR TENTANG :
A. FLOW DIAGRAM DARI KEGIATAN PROSES DAN
OPERASI.
B. KONDISI OPERASI TIAP TAHAP DALAM RANGKAIAN
OPERASI DAN PROSES.
C. BAHAN BAKU, BAHAN PEMBANTU, HASIL
ANTARA, HASIL SAMPING, HASIL PRODUK AKHIR DAN
SISA PRODUKSI ATAU BAHAN BUANGAN.
D. INFORMASI MELALUI MAJALAH DAN SURAT KABAR.
E. JURNAL-JURNAL TEKNIK.
F. KELUHAN DARI TENAGA KERJA.
3
4. DENGAN DEMIKIAN DAPAT DIKETAHUI JENIS MAUPUN
MACAM FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN DARI TIAP TAHAP
MAUPUN SECARA MENYELURUH.
DALAM PENGENALAN LINGKUNGAN PERLU DIPERHATIKAN
HAL-HAL :
A. ALAT-ALAT TEKNIS PENANGGULANGAN APA YANG
TELAH TERSEDIA/DIPERGUNAKAN.
B. BENTUK BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN DAN
BAGAIMANA DIGUNAKAN.
C. JUMLAH ORANG YANG TERPAPAR DAN BEKERJA DI
TIAP-TIAP TAHAP DALAM RANGKAIAN PROSES.
DENGAN DEMIKIAN TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERLU DIKENAL SECARA GARIS BESAR OLEH
TENAGA HIPERKES SESUAI DENGAN TEMPAT DIMANA
TENAGA HIPERKES TERSEBUT BEKERJA.
4
5. SECARA UMUM DAPAT DIKATAKAN BAHWA TENAGA
KERJA HIPERKES PERLU FAMILIAR DENGAN PROSES
PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TIMBUL DARI MASING-MASING
TAHAP DALAM RANGKAIAN PROSES. SEHINGGA SECARA
KUALITATIF DAPAT DIIDENTIFIKASI PERMASALAHAN-
PERMASALAHAN YANG MUNGKIN TIMBUL BESERTA LOKASI
DIMANA PERMASALAHAN TERSEBUT TERJADI.
INFORMASI-INFORMASI DARI SUMBER TERTENTU
TENTANG DERAJAT RACUN BAHAN KIMIA, SIFAT-SIFAT FISIK
DAN KIMIAWAI, PENGARUH BAHAN KIMIA TERTENTU
TERHADAP TUBUH/ORGAN-ORGAN TUBUH, DAN LAIN-LAIN
AKAN SANGAT MEMBANTU DALAM PENGENALAN
LINGKUNGAN.
SUMBER-SUMBER INFORMASI TERSEBUT DAPAT BERUPA
DATA SHEET, JURNAL, BULETIN, LAPORAN DARI LEMBAGA-
LEMBAGA ILMIAH, LAPORAN TIDAK DIPUBLIKASIKAN DAN
LAIN-LAIN.
5
6. PENGENALAN-PENGENALAN BERMANFAAT UNTUK :
A. MENGETAHUI SECARA KUALITATIF BAHWA DALAM
SUATU TAHAP DARI PROSES PRODUKSI/
PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUL FAKTOR YANG
SECARA POTENSIAL DAPAT MEMBAHAYAKAN.
B. APABILA DIPERLUKAN PENGUKURAN, DAPAT
SECARA TEPAT DAN CEPAT DIKETAHUI LOKASI
DIMANA FAKTOR BAHAYA TERSEBUT SERTA ALAT
DAN METODE APA YANG DIPAKAI.
C. MENGETAHUI SECARA KUANTITATIF BAHWA
SEJUMLAH TENAGA KERJA TERPAPAR PADA
FAKTOR BAHAYA TERTENTU.
6
7. 2. PENILAIAN LINGKUNGAN.
PENILAIAN LINGKUNGAN DIMAKSUDKAN UNTUK
MENGETAHUI SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
TINGKAT BAHAYA DARI SUATU FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN TIMBUL. PENILAIAN LINGKUNGAN
DILAKSANAKAN DENGANPENGUKURAN-PENGUKURAN
DENGAN PENGAMBILAN SAMPEL DAN ANALISIS DI
LABORATORIUM. HASIL PENILAIAN LINGKUNGAN
KEMUDIAN DIBANDINGKAN DENGAN NILAI AMBANG
BATAS (NAB) SEBAGAI STANDAR BAKU.
MANFAAT DARI PENILAIAN LINGKUNGAN ADALAH :
A. SEBAGAI DASAR UNTUK MENYATAKAN BAHWA
KONDISI LINGKUNGAN KERJA MEMERLUKAN
PENERAPAN TEKNIK, PENGENDALIAN DAN
PENANGGULANGAN.
B. MERUPAKAN DASAR UNTUK MEMBANTU
MENKORELASIKAN KASUS KECELAKAAN DAN
PENYAKIT DENGAN KONDISI LINGKUNGAN.
C. MENGETAHUI SECARA DASAR UNTUK PERENCANAAN
ALAT-ALAT PENANGGULANGAN.
D. SEBAGAI DOKUMEN UNTUK INSPEKSI SESUAI DENGAN
7
UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU.
8. MAKSUD PENILAIAN LINGKUNGAN ADALAH :
A. ENGINEERING SURVEILANCE.
DIMAKSUDKAN UNTUK PENGECEKAN
EFEKTIVITAS ALAT-ALAT TERSEBUT DALAM
MENGURANGI FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN.
B. LEGAL SURVEILANCE.
INSPEKSI KONDISI LINGKUNGAN UNTUK
MEMERIKSA DITAATINYA PERUNDANG-
UNDANGAN TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA.
C. EPIDEMIOLOGI DAN PENELITIAN MEDIS. 8
9. DALAM PRAKTEKNYA PENILAIAN LINGKUNGAN
BIASANYA DILAKSANAKAN UNTUK MENGETAHUI KADAR
DAN REPRESENTATIF MEWAKILI KONDISI LINGKUNGAN
DIMANA TENAGA KERJA MELAKSANAKAN
PEKERJAANNYA.
DALAM HAL UNTUK MAKSUD EPIDEMIOLOGI DAN
PENELITIAN MEDIS SECARA SERENTAK, MAKA PERLU
SETELITI MUNGKIN DILAKSANAKAN PENELITIAN
TENTANG PENGARUH PEMAPARAN FAKTOR-FAKTOR
BAHAYA TERHADAP TENAGA KERJA, SECARA TEPAT
DITENTUKAN SEMUA FAKTOR LINGKUNGAN YANG
MEMPENGARUHI, SECARA TELITI DICOBA
MENGGABUNGKAN HAL-HAL TERSEBUT DENGAN
INDIKASI-INDIKASI MEDIS DAN MEMONITORING
BIOLOGIS
YANG DITEMUKAN. MONITORING BIOLOGIS
DIMAKSUDKAN UNTUK MENDETEKSI KANDUNGAN
BAHAN-BAHAN KIMIA ATAU HASIL METABOLISMENYA
DALAM SPESIMEN BIOLOGIS SEPERTI DARAH, URINE,
FASES DAN LAIN-LAIN. UNTUK ITU DIPERLUKAN
KETELITIAN, MEMERLUKAN WAKTU YANG LAMA, YANG
9
HANYA UNTUK PEMAPARAN INDIVIDUAL (INDIVIDUAL
10. DENGAN MENGINGAT HAL-HAL BARU TERSEBUT MAKA
PENILAIAN LINGKUNGAN DIMAKSUDKAN UNTUK
MENENTUKAN DAN MENGETAHUI SECARA KUANTITATIF
DARI
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN DENGAN CARA
PENGUKURAN DAN ANALISIS AGAR DIPEROLEH HASIL YANG
MENCERMINKAN KONDISI YANG REPRESENTATIF
(MEWAKILI)
KEADAAN LINGKUNGAN SECARA KESELURUHAN. AGAR
DIPEROLEH HASIL YANG REPRESENTATIF PENILAIAN
LINGKUNGAN DALAM PRAKTEK DI LAPANGAN PERLU
MEMPERTIMBANGKAN HAL-HAL :
A. ALAT DAN METODE YANG PALING COCOK UNTUK
DIPILIH,
SEPERTI :
1). ALAT PENDETEKSI ULANG.
2). ALAT PENGAMBIL CONTOH/SAMPEL.
3). ALAT MANUAL.
4). ALAT DAN SUMBER TENAGA (BATERAI DC).
5). ALAT DENGAN SUMBER TENAGA LISTRIK (AC) DLL.
10
11. UNTUK PEMILIHAN ITU TERGANTUNG DARI
PENGALAMAN, TINGKAT PERKEMBANGAN ILMU
DAN TEKNOLOGI, ANGGARAN BIAYA YANG
TERSEDIA KEMUDIAN MENDAPAT SUKU CADANG ATAU
BAHAN-BAHAN SELALU DIPERLUKAN, DAN LAIN-LAIN.
B. LOKASI PENGUKURAN/PENGAMBILAN SAMPEL.
UNTUK FAKTOR-FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
KIMIAWI, PENENTUAN LOKASI PENGUKURAN/
PENGAMBILAN SAMPEL ADALAH BERDASARKAN
KETENTUAN-KETENTUAN :
1). SETINGGI ZONE PERNAPASAN.
2). DI TEMPAT KERJA.
3). DI SUMBER EMISI.
4). DI TEMPAT-TEMPAT DIMANA TIDAK DILAKUKAN
PEKERJAAN TETAPI TENAGA KERJA SERING HILIR
MUDIK / BERADA DI TEMPAT ITU DIKENAL DENGAN
TEMPAT-TEMPAT UMUM.
11
12. APABILA ALAT PENGUKUR/PENGAMBILAN SAMPEL
YANG DIGUNAKAN ADALAH ALAT PERORANGAN
(PERSONAL SAMPLE), MAKA PERTIMBANGAN
HANYA DITITIKBERATKAN PADA SETINGGI ZONE
PERNAPASAN, KARENA UNTUK PEKERJAAN YANG
BERPINDAH-PINDAH, ALAT PERORANGAN YANG
DIPAKAI AKAN SENANTIASA MENGIKUTI TENAGA
KERJA. JADI PENGUKURAN ATAU PENGAMBILAN
SAMPEL DILAKUKAN DIMANA TENAGA KERJA
SELALU BERADA, SEHINGGA DENGAN DEMIKIAN
HASIL YANG DIPEROLEH CUKUP REPRESENTATIF.
C. WAKTU.
WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR
DAN MENGAMBIL SAMPEL TERGANTUNG DARI
BEBERAPA HAL :
12