SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
LAPORAN RESONANSI DAN INTENSITAS BUNYI
I. TUJUAN
untuk mengetahui proses resonansi.
II. LANDASAN TEORI
Resonansi adalah ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom udara akibat getaran
benda lain apabila frekuensi dari benda tersebut sama. Syarat resonansi ada benda pertama
(sumber getaran), benda kedua (sumber getaran lain) dengan frekuensi sama dan adanya
kolom udara. Frekuensi benda yang ikut bergetar tersebut disebut frekuensi alamiahnya.
Suatu benda, misalnya gelas, mengeluarkan nada musik jika diketuk sebab ia
memiliki frekuensi getaran alami sendiri. Jika kita menyanyikan nada musik berfrekuensi
sama dengan suatu benda, benda itu akan bergetar. Peristiwa ini dinamakan resonansi. Bunyi
yang sangat keras dapat mengakibatkan gelas beresonansi begitu kuatnya sehingga pecah.
Rumus resonansi pada kolom udara:
L = ¼ (2n-1)
Keterangan
L = panjang kolom udara
= panjang gelombang
n = resonansi ke 1, 2, 3,…..
Keuntungan dan kerugian adanya resonansi
Beberapa keuntungan adanya resonansi bunyi adalah sebagai berikut :
a. pada telinga kita terdapat kolom udara yang disebut kanal pendengaran yang akan
memperuat bunyi yang kita dengar.
b. Adanya ruang resonansi pada gitar, biola, saron, kolintang, dan kentongan dapat
memperkeras bunyi alat-alat tersebut.
c. Kantung udara yang dimiliki katak pohon dna katak sawah dapat memperkeras bunyi yang
dihasilkan.
Contoh-contoh kerugian akibat resonansi antara lain :
a. Suara tinggi seorang penyanyi dapat memecahkan gelas yang berbentuk piala karena gelas
berresonansi.
b. Dentuman bom atau mesin pesawat supersonik dapat memecahkan kaca-kaca jendela
bangunan.
c. Bunyi yang terlalu kuat dapat memecahkan telinga kita.
d. Pengaruh kecepatan angin pada sbeuah jembatan di Selat Tacoma, Amerika Serikat,
menghasilkan resonansi yang menyebabkan jembatan roboh.
III. ALAT DAN BAHAN
 3 Gelas lengkung
 Air
IV. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Isi masing-masing gelas dengan ketinggian yang berbeda.
3. Celupkan tangan dan gosokkan tangan di bibir gelas beberapa kali.
4. Ulangi kegiatan seperti diatas pada semua gelas.
5. Amati apa yang terjadi
V. HASIL KEGIATAN
1. Gelas yang berisi penuh suara kurang nyaring
2. Gelas yang berisi air sedang suara nyaring
3. Gelas yang berisi sedikit air suara sangat nyaring
VI. PEMBAHASAN
Dalam percobaan tersebut jari tangan harus basah terlebih dahulu agar mengeluarkan
suara. Gelas yang berisi air sedikit mengeluarkan suara paling nyaring karena kolom udara
yang luas dan suara yang dihasilkan berasal dari getaran air. Gelas yang berisi air setengah
mengeluarkan suara yang nyaring, karna kolom udaranya tidak lebih luas dari yang memiliki
air sedikit, suara yang dihasilkannya tidak lebih nyaring. Gelas yang berisi air penuh suara
yang dihasilkan hampir tidak terdengar karena hanya berisi air dengan sedikit kolom udara.
VII. KESIMPULAN
Resonansi adalah ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom akibat getaran benda
lain
Tinggi rendahnya frekuensi bunyi pada peristiwa resonansi dipengaruhi oleh panjang kolom
udara dalam benda
http://moeluzie.blogspot.com/2012/01/resonansi-dan-intensitas-bunyi.html. 11/05/2014, jam 19.36
Secara prinsip, bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui zat
perantara atau medium. Medium perambatan bunyi ini bias berupa zat padat, cair,
maupun gas. Yang membuat saya tertarik untuk mengangkat bunyi sebagai topik pada
tulisan kali ini adalah kaitannya dengan medium gas atau udara. Selanjutnya kita
definisikan bahwa bunyi merupakan getaran udara. Sekedar info, bunyi mempunyai
kecepatan tertentu di udara, sekitar 340 m/s. Masih kalah jauh dengan kecepatan
cahaya yang bernilai 300.000.000 m/s. Hal ini menjelaskan kenapa jika terjadi petir
kita melihat kilat dulu baru mendengar gemuruh.
Perhatikan animasi mobil hijau yang saya “colong” dari wikipedia berikut :
Sebuah mobil awalnya diam, lalu bergerak ke kiri sambil membunyikan klakson. Bunyi
dari klakson digambarkan oleh garis – garis merah. Kerapatan garis merah – garis
merah tersebut adalah frekuensi bunyi klakson. Sedangkan jarak antara dua garis
merupakan panjang gelombangnya. Nampak bahwa gelombang di kiri mobil lebih rapat
daripada yang di sebelah kanan. Artinya frekuensi gelombang di depan mobil lebih
tinggi (panjang-gelombang lebih pendek) daripada sebelah kanan. Fenomena ini diamati
pertama kali, dan dijelaskan oleh Christian Johann Doppler pada tahun 1842, karena
itulah selanjutnya fenomena ini disebut efek Doppler.
Kasus pertama :
Misalkan ada dua orang pendengar / pengamat A dan B yang diam relatif terhadap jalan.
pada jarak yang sama di depan dan di belakang mobil ketika mobil diam. Saat mobil
bergerak dengan kecepatan v, keduanya mengukur frekuensi klakson yang dibunyikan
oleh mobil. Tentu saja hasil pengukuran yang didapat oleh kedua pendengar akan
berbeda. Dalam kasus ini, seolah – olah mobil itu memancarkan gelombang bunyi ke
depan dengan frekuensi lebih tinggi, padahal sebenarnya mobil bergerak maju.
Kasus kedua :
Misalkan ada sebuah mobil yang diam relatif terhadap jalan. Pada jarak tertentu dari
mobil tersebut ada dua orang pengamat A dan B yang bergerak relatif terhadapnya
dengan kecepatan sama namun arahnya berlawanan. Jadi A mendekati mobil dan B
menjauhi mobil. Keduanya mengukur frekuensi gelombang (bunyi klakson) yang
dipancarkan oleh mobil. Sebenarnya frekuensi gelombang yang dipancarkan mobil ke
depan dan ke belakang sama. Namun karena A bergerak mendekat, maka jarak
gelombang satu dengan gelombang lainnya seolah – olah lebih rapat sedangkan
menurut B lebih renggang(1).
Mari kita beralih sejenak ke Galileo Galilei. Ia dikenal sebagai bapak mekanika karena
mencetuskan model gerak benda (transformasi), yang kemudian dinamai sesuai
namanya galileo. Transformasi Galilean mengisyaratkan adanya dua buah kerangka
acuan yang bergerak relatif satu sama lain. Namun dalam kaitannya dengan sistem
koordinat mutlak, salah satu kerangka acuan tersebut adalah diam.
Pada gambar, O relatif diam sedangkan O’ bergerak ke kanan dengan kecepatan v. kita
perluas gerak ini, sehingga arah gerak boleh ke kiri asal masih sejajar dengan sumbu-x.
kita dapatkan rumus sebagai berikut :
Untuk gerak relatif saling menjauhi :
Untuk gerak relatif saling mendekati :
Di mana x adalah pengamat sedangkan x’ sumber.
Kecepatan kedua kerangka acuan diperoleh dengan menurunkan persamaan sebanyak
satu kali. Maka diperoleh :
Kecepatan menjauh :
Kecepatan mendekat :
Selanjutnya kita susun berdasarkan status kerangka acuan, yaitu pengamat ataukah
sumber.
Menurut sumber :
Menurut pengamat :
Hasil – hasil di atas berguna untuk menjelaskan perbedaan tanda pada rumus efek
Doppler (2).
Kembali ke pengukuran frekuensi, perbandingan antara frekuensi yang diukur dengan
kecepatan relatif baik untuk sumber maupun pengamat harus memberikan nilai yang
sama. Ditulis :
Dan dengan sedikit modifikasi, didapakan rumus umum efek Doppler :
Tanda yang atas kita pakai untuk kasus gerak relatif saling mendekati, sedangkan tanda
di bawah kita pakai untuk gerak relatif saling menjauhi. Dengan memegang rumus
tersebut kita dapat mengetahui adanya sistem koordinat mutlak. Akibatnya kita menjadi
tahu siapa yang sebenarnya bergerak, sumber ataukah pengamat. Untuk membuktikan
hal itu, saya ambil satu contoh dari buku yang ditulis oleh Kenneth Krane.
Kecepatan suara di udara adalah 340 m/s, sebuah sumber memancarkan gelombang
bunyi berfrekuensi 1.000 Hz. Jika sumber dan pengamat bergerak saling dengan laju
(total) 30 m/s, maka akan kita dapatkan minima tiga hasil pengukuran yang berbeda.
Sumber diam relatif terhadap medium, sedangkan pengamat bergerak dengan laju 30
m/s menuju sumber :
Pengamat diam, sumber bergerak menuju pengamat dengan laju 30 m/s :
Sumber dan pengamat masing – masing bergerak saling mendekati dengan kecepatan 15
m/s relatif terhadap zat perantara.
Kira – kira seperti itulah gambaran sistem koordinat mutlak yang dicari oleh Newton
300 tahun silam. namun Newton mempostulatkan koordinat tersebut dalam skala alam
semesta, sedangkan pengukuran berdasarkan medium udara dan bunyi hanya bisa
dilakukan di bumi dan planet beratmosfer lainnya. Mungkin, berdasarkan analogi
medium udara ini jugalah para fisikawan akhir abad ke-18 mengusulkan adanya eter
yang sayangnya sampai sekarang keberadaan eter tidak terbukti.
Catatan :
(1) Sebuah kasus lagi, jika saat pengukuran terjadi angin kencang. Tetapi angin tersebut
tidak akan merubah rumus, hanya mempengaruhi nilai u saja. Jika angin bergerak
menuju pendengar dengan kecepatan x maka u menjadi u + x. Dan jika menjauhi
pendengar maka u menjadi u – x.
(2) Untuk variabel y, z dan t sengaja tidak ditulis karena nilainya tidak berubah.
http://narasomanotebook.blogspot.com/2011/05/efek-doppler-untuk-gelombang-bunyi.html
11/05/2014, 20.15
Laporan resonansi dan intensitas bunyi
Laporan resonansi dan intensitas bunyi
Laporan resonansi dan intensitas bunyi

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekasFitriyana Migumi
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetikPrinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetikKhaeroel Ansory
 
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahPraktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahGracella Maydah
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanKLOTILDAJENIRITA
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhanaumammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiRidho Pasopati
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Aris Widodo
 
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)umammuhammad27
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetikPrinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
Prinsip kerja siklotron sebagai akselerator magnetik
 
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahPraktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
RPP Getaran
RPP GetaranRPP Getaran
RPP Getaran
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksi
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
 
Ayunan sederhana
Ayunan sederhanaAyunan sederhana
Ayunan sederhana
 
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawaPercobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
 
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogenIkatan hidrogen
Ikatan hidrogen
 

Viewers also liked

Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12
Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12
Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12marwahhh
 
Intensitas bunyi dan taraf intensitas bunyi
Intensitas bunyi dan taraf intensitas bunyiIntensitas bunyi dan taraf intensitas bunyi
Intensitas bunyi dan taraf intensitas bunyiRiyanti Febriyanti
 
Resonansi gelombang bunyi
Resonansi gelombang bunyiResonansi gelombang bunyi
Resonansi gelombang bunyiAlvin Alamsyah
 
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Nurisa1297
 
Getaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMK
Getaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMKGetaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMK
Getaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMKDiah Roshyta Sari
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
Bab 1 getaran, gelombang, dan bunyi
Bab 1   getaran, gelombang, dan bunyiBab 1   getaran, gelombang, dan bunyi
Bab 1 getaran, gelombang, dan bunyieli priyatna laidan
 

Viewers also liked (8)

Fisika layangan
Fisika layanganFisika layangan
Fisika layangan
 
Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12
Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12
Taraf intensitas bunyi FISIKA SMA 12
 
Intensitas bunyi dan taraf intensitas bunyi
Intensitas bunyi dan taraf intensitas bunyiIntensitas bunyi dan taraf intensitas bunyi
Intensitas bunyi dan taraf intensitas bunyi
 
Resonansi gelombang bunyi
Resonansi gelombang bunyiResonansi gelombang bunyi
Resonansi gelombang bunyi
 
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi
 
Getaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMK
Getaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMKGetaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMK
Getaran , Gelombang , Bunyi dan Penerapannya - Fisika SMK
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Bab 1 getaran, gelombang, dan bunyi
Bab 1   getaran, gelombang, dan bunyiBab 1   getaran, gelombang, dan bunyi
Bab 1 getaran, gelombang, dan bunyi
 

Similar to Laporan resonansi dan intensitas bunyi

Similar to Laporan resonansi dan intensitas bunyi (20)

Makalh bunyi
Makalh bunyiMakalh bunyi
Makalh bunyi
 
Gelombang Bunyi
Gelombang BunyiGelombang Bunyi
Gelombang Bunyi
 
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptxIPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
IPA KELAS 8 SEMESTER 2 - BUNYI.pptx
 
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
 
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
 
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
 
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
Resonansibunyi 140618082517-phpapp02
 
Resonansi Bunyi
Resonansi BunyiResonansi Bunyi
Resonansi Bunyi
 
Intensitas bunyi
Intensitas bunyiIntensitas bunyi
Intensitas bunyi
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Kelompok 4 - Osilasi dan Resonansi Gelombang.pptx
Kelompok 4 - Osilasi dan Resonansi Gelombang.pptxKelompok 4 - Osilasi dan Resonansi Gelombang.pptx
Kelompok 4 - Osilasi dan Resonansi Gelombang.pptx
 
Rpp microteaching smp ktsp materi gelombang bunyi
Rpp microteaching smp ktsp materi gelombang bunyiRpp microteaching smp ktsp materi gelombang bunyi
Rpp microteaching smp ktsp materi gelombang bunyi
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
Gelombang bunyi
Gelombang bunyiGelombang bunyi
Gelombang bunyi
 
Bunyi 01
Bunyi 01Bunyi 01
Bunyi 01
 

Recently uploaded

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 

Recently uploaded (12)

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 

Laporan resonansi dan intensitas bunyi

  • 1. LAPORAN RESONANSI DAN INTENSITAS BUNYI I. TUJUAN untuk mengetahui proses resonansi. II. LANDASAN TEORI Resonansi adalah ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom udara akibat getaran benda lain apabila frekuensi dari benda tersebut sama. Syarat resonansi ada benda pertama (sumber getaran), benda kedua (sumber getaran lain) dengan frekuensi sama dan adanya kolom udara. Frekuensi benda yang ikut bergetar tersebut disebut frekuensi alamiahnya. Suatu benda, misalnya gelas, mengeluarkan nada musik jika diketuk sebab ia memiliki frekuensi getaran alami sendiri. Jika kita menyanyikan nada musik berfrekuensi sama dengan suatu benda, benda itu akan bergetar. Peristiwa ini dinamakan resonansi. Bunyi yang sangat keras dapat mengakibatkan gelas beresonansi begitu kuatnya sehingga pecah. Rumus resonansi pada kolom udara: L = ¼ (2n-1) Keterangan L = panjang kolom udara = panjang gelombang n = resonansi ke 1, 2, 3,….. Keuntungan dan kerugian adanya resonansi Beberapa keuntungan adanya resonansi bunyi adalah sebagai berikut : a. pada telinga kita terdapat kolom udara yang disebut kanal pendengaran yang akan memperuat bunyi yang kita dengar. b. Adanya ruang resonansi pada gitar, biola, saron, kolintang, dan kentongan dapat memperkeras bunyi alat-alat tersebut. c. Kantung udara yang dimiliki katak pohon dna katak sawah dapat memperkeras bunyi yang dihasilkan. Contoh-contoh kerugian akibat resonansi antara lain : a. Suara tinggi seorang penyanyi dapat memecahkan gelas yang berbentuk piala karena gelas berresonansi. b. Dentuman bom atau mesin pesawat supersonik dapat memecahkan kaca-kaca jendela bangunan. c. Bunyi yang terlalu kuat dapat memecahkan telinga kita. d. Pengaruh kecepatan angin pada sbeuah jembatan di Selat Tacoma, Amerika Serikat, menghasilkan resonansi yang menyebabkan jembatan roboh. III. ALAT DAN BAHAN  3 Gelas lengkung
  • 2.  Air IV. LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Isi masing-masing gelas dengan ketinggian yang berbeda. 3. Celupkan tangan dan gosokkan tangan di bibir gelas beberapa kali. 4. Ulangi kegiatan seperti diatas pada semua gelas. 5. Amati apa yang terjadi V. HASIL KEGIATAN 1. Gelas yang berisi penuh suara kurang nyaring 2. Gelas yang berisi air sedang suara nyaring 3. Gelas yang berisi sedikit air suara sangat nyaring VI. PEMBAHASAN Dalam percobaan tersebut jari tangan harus basah terlebih dahulu agar mengeluarkan suara. Gelas yang berisi air sedikit mengeluarkan suara paling nyaring karena kolom udara yang luas dan suara yang dihasilkan berasal dari getaran air. Gelas yang berisi air setengah mengeluarkan suara yang nyaring, karna kolom udaranya tidak lebih luas dari yang memiliki air sedikit, suara yang dihasilkannya tidak lebih nyaring. Gelas yang berisi air penuh suara yang dihasilkan hampir tidak terdengar karena hanya berisi air dengan sedikit kolom udara. VII. KESIMPULAN Resonansi adalah ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom akibat getaran benda lain Tinggi rendahnya frekuensi bunyi pada peristiwa resonansi dipengaruhi oleh panjang kolom udara dalam benda http://moeluzie.blogspot.com/2012/01/resonansi-dan-intensitas-bunyi.html. 11/05/2014, jam 19.36
  • 3. Secara prinsip, bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui zat perantara atau medium. Medium perambatan bunyi ini bias berupa zat padat, cair, maupun gas. Yang membuat saya tertarik untuk mengangkat bunyi sebagai topik pada tulisan kali ini adalah kaitannya dengan medium gas atau udara. Selanjutnya kita definisikan bahwa bunyi merupakan getaran udara. Sekedar info, bunyi mempunyai kecepatan tertentu di udara, sekitar 340 m/s. Masih kalah jauh dengan kecepatan cahaya yang bernilai 300.000.000 m/s. Hal ini menjelaskan kenapa jika terjadi petir kita melihat kilat dulu baru mendengar gemuruh. Perhatikan animasi mobil hijau yang saya “colong” dari wikipedia berikut : Sebuah mobil awalnya diam, lalu bergerak ke kiri sambil membunyikan klakson. Bunyi dari klakson digambarkan oleh garis – garis merah. Kerapatan garis merah – garis merah tersebut adalah frekuensi bunyi klakson. Sedangkan jarak antara dua garis merupakan panjang gelombangnya. Nampak bahwa gelombang di kiri mobil lebih rapat daripada yang di sebelah kanan. Artinya frekuensi gelombang di depan mobil lebih tinggi (panjang-gelombang lebih pendek) daripada sebelah kanan. Fenomena ini diamati pertama kali, dan dijelaskan oleh Christian Johann Doppler pada tahun 1842, karena itulah selanjutnya fenomena ini disebut efek Doppler. Kasus pertama : Misalkan ada dua orang pendengar / pengamat A dan B yang diam relatif terhadap jalan. pada jarak yang sama di depan dan di belakang mobil ketika mobil diam. Saat mobil bergerak dengan kecepatan v, keduanya mengukur frekuensi klakson yang dibunyikan oleh mobil. Tentu saja hasil pengukuran yang didapat oleh kedua pendengar akan berbeda. Dalam kasus ini, seolah – olah mobil itu memancarkan gelombang bunyi ke depan dengan frekuensi lebih tinggi, padahal sebenarnya mobil bergerak maju. Kasus kedua : Misalkan ada sebuah mobil yang diam relatif terhadap jalan. Pada jarak tertentu dari mobil tersebut ada dua orang pengamat A dan B yang bergerak relatif terhadapnya dengan kecepatan sama namun arahnya berlawanan. Jadi A mendekati mobil dan B menjauhi mobil. Keduanya mengukur frekuensi gelombang (bunyi klakson) yang dipancarkan oleh mobil. Sebenarnya frekuensi gelombang yang dipancarkan mobil ke depan dan ke belakang sama. Namun karena A bergerak mendekat, maka jarak gelombang satu dengan gelombang lainnya seolah – olah lebih rapat sedangkan menurut B lebih renggang(1).
  • 4. Mari kita beralih sejenak ke Galileo Galilei. Ia dikenal sebagai bapak mekanika karena mencetuskan model gerak benda (transformasi), yang kemudian dinamai sesuai namanya galileo. Transformasi Galilean mengisyaratkan adanya dua buah kerangka acuan yang bergerak relatif satu sama lain. Namun dalam kaitannya dengan sistem koordinat mutlak, salah satu kerangka acuan tersebut adalah diam. Pada gambar, O relatif diam sedangkan O’ bergerak ke kanan dengan kecepatan v. kita perluas gerak ini, sehingga arah gerak boleh ke kiri asal masih sejajar dengan sumbu-x. kita dapatkan rumus sebagai berikut : Untuk gerak relatif saling menjauhi : Untuk gerak relatif saling mendekati : Di mana x adalah pengamat sedangkan x’ sumber. Kecepatan kedua kerangka acuan diperoleh dengan menurunkan persamaan sebanyak satu kali. Maka diperoleh : Kecepatan menjauh : Kecepatan mendekat : Selanjutnya kita susun berdasarkan status kerangka acuan, yaitu pengamat ataukah sumber.
  • 5. Menurut sumber : Menurut pengamat : Hasil – hasil di atas berguna untuk menjelaskan perbedaan tanda pada rumus efek Doppler (2). Kembali ke pengukuran frekuensi, perbandingan antara frekuensi yang diukur dengan kecepatan relatif baik untuk sumber maupun pengamat harus memberikan nilai yang sama. Ditulis : Dan dengan sedikit modifikasi, didapakan rumus umum efek Doppler : Tanda yang atas kita pakai untuk kasus gerak relatif saling mendekati, sedangkan tanda di bawah kita pakai untuk gerak relatif saling menjauhi. Dengan memegang rumus tersebut kita dapat mengetahui adanya sistem koordinat mutlak. Akibatnya kita menjadi tahu siapa yang sebenarnya bergerak, sumber ataukah pengamat. Untuk membuktikan hal itu, saya ambil satu contoh dari buku yang ditulis oleh Kenneth Krane. Kecepatan suara di udara adalah 340 m/s, sebuah sumber memancarkan gelombang bunyi berfrekuensi 1.000 Hz. Jika sumber dan pengamat bergerak saling dengan laju (total) 30 m/s, maka akan kita dapatkan minima tiga hasil pengukuran yang berbeda. Sumber diam relatif terhadap medium, sedangkan pengamat bergerak dengan laju 30 m/s menuju sumber : Pengamat diam, sumber bergerak menuju pengamat dengan laju 30 m/s : Sumber dan pengamat masing – masing bergerak saling mendekati dengan kecepatan 15
  • 6. m/s relatif terhadap zat perantara. Kira – kira seperti itulah gambaran sistem koordinat mutlak yang dicari oleh Newton 300 tahun silam. namun Newton mempostulatkan koordinat tersebut dalam skala alam semesta, sedangkan pengukuran berdasarkan medium udara dan bunyi hanya bisa dilakukan di bumi dan planet beratmosfer lainnya. Mungkin, berdasarkan analogi medium udara ini jugalah para fisikawan akhir abad ke-18 mengusulkan adanya eter yang sayangnya sampai sekarang keberadaan eter tidak terbukti. Catatan : (1) Sebuah kasus lagi, jika saat pengukuran terjadi angin kencang. Tetapi angin tersebut tidak akan merubah rumus, hanya mempengaruhi nilai u saja. Jika angin bergerak menuju pendengar dengan kecepatan x maka u menjadi u + x. Dan jika menjauhi pendengar maka u menjadi u – x. (2) Untuk variabel y, z dan t sengaja tidak ditulis karena nilainya tidak berubah. http://narasomanotebook.blogspot.com/2011/05/efek-doppler-untuk-gelombang-bunyi.html 11/05/2014, 20.15