SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
LAPORAN
PRAKTEK LAPANGAN
FISIKA KEBUMIAN DAN ANTARIKSA
Pelabuhan Ratu, Suka Bumi
Jawa Barat
Oleh:
LINA
RAHMI ELZULFIAH
WIDYA NURHAYATI
WINDI
AAL AWALIAH
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam
suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur kehadirat Allah SWT. Karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami diberikan kekuatan dan kesempatan
menyelesaikan laporan praktek lapangan terlaksana dengan baik.
Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang
diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak
peradaban sekarang ini.
Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari tantangan
dan hambatan. Namun berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupun
tidak langsung yang memperlancar jalannnya penyusunan laporan ini. Olehnya itu, secara
mendalam kami menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan sehingga Penyusun dapat
menyelesaikan Laporan ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya kepadaNyalah
kami menyerahkan segalanya. Semoga kita semua mendapat curahan rahmat dan ridho dari-
Nya, Amin.
Jakarta, 8 Desember2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu usaha untuk mencapai sasaran belajar-mengajar adalah
dilaksanakannya kurikulum Sebagai salah satu usaha untuk mencapai sasaran belajar-
mengajar adalah dilaksanakannya suatu kurikulum dimana kegiatan tersebut wajib
diikuti oleh setiap mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Fisika Kebumi dan
Antariksa (FKA) yang merupakan mata kuliah pada jurusan pendidikan Fisika
Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Praktek lapangan ini dilaksanakan pada bulan Desember selama 1 malam 1
hari dilokasi Pantai Pelabuhan Ratu. Praktek lapangan ini dilaksanakan sebagai salah
satu realisasi dari penerimaan materi, baik dalam bentuk teori maupun dalam bentuk
praktek lapangan seperti yang telah kita lakukan ini. Agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman terhadap materi secara teoritis, maka dilaksanakan praktek lapangan
yang bertujuan menunjang kebenaran teori tersebut terhadap kenyataan di lapangan,
selain itu juga dapat membantu pengembangan wawasan intelektual secara umum dan
pengetahuan Fisika secara khusus.
Bidang kajian Fisika adalah masalah keruangan dan gejala-gejalanya, maka
penyampaian secara teori saja, tidaklah mendukung. Praktek lapangan adalah hal yang
sangat penting untuk dilaksanakan, yang nantinya diharapkan dapat membantu
mahasiswa lebih jauh dalam memahami dan mengetahui materi kajiannya. Dengan
tujuan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.
B. Tujuan Peraktik Lapangan
1. Lokasi Praktek Lapangan
Paktek lapangan mata kuliah Fisika Kebumian dan Antariksa dilaksanakan di
Pantai Pelabuhan Ratu, Suka Bumi, Jawa Barat. Jarak Sukabumi ke Pelabuhan Ratu
sekitar 60-an km kearah selatan.
Panrtainya lumayan luas. Kkeadaan ini memudahkan kita melihat rasi
bintang dari segi manapun. Disebelah selatannya merupakan laut lepas sehingga
lokasi ini strategis untuk dijadikan tempat rukyat.
Praktek ini berlangsung selama 1 malam 1 hari yaitu pada tanggal 29 dan 30
November 2014.
2. Alasan Memilih Lokasi
Pelabuhan Ratu merupakan salah satu tempat strategis untuk melihat hilal.
Berdasarkan keputusan pemerintah dan Kementrian Agama, tempat ini telah
memenuhi pertimbangan-pertimbangan yang telah ditetapkan sebagai tempat
melakukan rukyat. Pertimbangan-pertimbangan tersebuat adalah:
a) Lokasi yang dimaksud telah terbukti adanya keberhasilan usaha
rukyat pada waktu-waktu sebelumnya.
b) Secara geografis dan astronomis lokasi yang dimaksud
memungkinkan rukyat.
c) Berdasarkan usulan/laporan dari PWNU/PCNU setempat.
Lokasi pantai ini memang sangat cocok untuk melakukan praktek lapangan
dalam menentukan hilal dan melihat rasi bintang.
.
C. Metode Pratek Lapangan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktek lapangan ini adalah metode
Deskriftif, dimana selama praktek lapangan tersebut dilakukan observasi atau
pengamatan - pengamatan di lapangan. Kemudian menganalisa hasil observasi
berdasarkan teori yang didapatkan.
D. Pelaksanaan Praktek
1. Persiapan Praktek.
Dalam melaksanakan praktek lapangan, tentu selalu mengharapkan agar
segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu sebelum menuju ke
lokasi praktek, terlebih dahulu kita mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
selama melakukan praktek di lapangan. Baik kesiapan jasmani maupun rohani kita
serta alat-alat yang diperlukan.
a. Kuliah Umum
Kuliah Umum ini perlu dilaksanakan terlebih dahulu agar
memudahkan kita untuk melakukan praktek lapangan. Karena di dalamnya
mencakup petunjuk baik berupa pokok materi praktek maupun perlengkapan –
perlengkapan yang diperlukan dan untuk dipersiapkan. Dengan demikian
setidak tidaknya memudahkan gambaran kita tentang tujuan praktek/observasi
yang akan dilaksanakan .Sehingga dengan demikian, sebelum terjun langsung
ke lokasi peraktik, mahasiswa telah membekali diri dengan sejumlah teori-teori
baik dari buku maupun demonstrasi tentang pengenalan dan cara penggunaan
alat serta penjelasan-penjelasan tentang materi terkait yang dapat mempermudah
untuk memahami gejala-gejalah yang ditemukan dilokasi .Terutama mengenai
hilal, peta bintang dan bulan, serta rasi bintang itu sendiri.
b. Persiapan alat dan bahan peraktek .
Salah satu sarana yang sangat penting dalam menunjang penelitian atau
pelaksanaan peraktek adalah persiapan alat dan bahan peraktek ,baik
perlengkapan peribadi ,perlengkapan kelompok dan perlengkapan secara umum.
1) Alat –alat
 Teleskop equatorial dan teleskop altazimuth sebagai alat observasi utama.
2) Bahan –Bahan .
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktek lapangan ini adalah
sebagai berikut:
 Kertas file yang digunakan untuk mencatat data data pada saat praktek
berlangsung .
 Pensil ,balpoin
 Coorrektion peen (stip).
3) Perlengkapan pribadi .
 Kamera untuk memotret obyek .
 Headlamp atau senter, untuk membantu penerangan pada teleskop.
 Obat –obatan dan lain –lain
E. Kegiatan Peraktik Lapangan
Observasi Lapangan .
Kegiatan observasi lapangan ini merupakan kegiatan pokok dalam pelaksanaan
praktik lapangan ini. Kegiatan observasi adalah merupakan awal langkah yang harus
dapat ditempuh dalam usaha menuangkan apa yang tampak dimata kita dalam
lembaran–lembaran kertas yang berbentuk laporan hasil praktek. Dengan demikian
sedikit demi sedikit wawasan kita mengenal gejala yang tampak untuk dicermati dan
mengantarkan kita untuk mendapatkan kesesuaian teori yang didapatkan dengan
kenyataan yang ada dilapangan.
Tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara untuk mendapatkan data dan
informasi yang lengkap sesuai dengan gejala yang ada .
a. Melihat hilal (rukyat)
b. Melihat rasi bintang
Selain dengan cara-cara tersebut observasi lapangan juga didukung dengan cara
observasi lapangan lainnya seperti barikut ini :
Diskusi
Observasi dengan melihat hilal di rencanakan akan dilakukan sore hari sebelum
maghrib, tapi diluar dugaan, kondisi jalanan tidak mengizinkan kami sampai di tempat
observasi tepat seperti yang dijadwalkan. Akhirnya, agenda ini ditunda menjadi setelah
maghrib. Namun sejak sampai di lokasi, cuaca sudah mulai tak bersahabat. Malam hari
ketika observasi akan dimulai, lokasi kami diguyur hujan. Lagi-lagi agenda ini terpaksa
di tunda.
Penundaan agenda ini juga berarti bahwa kami harus mengubah rencana.
Observasi melihat hilal dan rasi bintang diganti dengan diskusi tentang kedua jenis
teleskop yang disediakan dan pagi harinya direncakan melihat posisi terbitnya matahari.
Diskusi dimulai setelah makan malam dan sholat isya. Kelompok-kelompok
kecil digabung menjadi 2 kelompok besar. Kelompok 1 dan 2 digabung menjadi satu
yang akan membahas tentang teleskop alt-azimuth terlebih dahulu. Sedangkan yang
membahas teleskop equatorial adalah kelompok 3,4, dan 5.
Setelah kedua kelompok sama-sama telah mendiskusikan bagian masing-
masing, objek yang dibahas ditukar. Kelompok 1 dan 2 membahas equatorial dan 3,4,5
membahas altazimuth.
BAB II
KAJIAN TEORI
Observasi ini bertujuan untuk melihat hilal dan rasi bintang. Namun karena cuaca
yang tidak mengizinkan, akhirnya tujuan ini tidak tercapai seluruhnya. Agenda diganti
dengan diskusi dan pengenalan tentang pengoperasian teleskop. Sehingga observasi hilal
tidak jadi dilakukan sedangkan rasi bintang tetap dilakukan namun hanya mencari koordinat
rasi bintang tertentu. Kemudian dibuktikan dengan menggunakan aplikasi sky map.
A. Teleskop Equatorial
Jika teleskop altazimut menggunakan koordinat gerakan azimuth(datar) dan tinggi
objek (horizon), maka teleskop equatorial menggunakan koordinat berdasarkan gerak sudut
jam dan deklinasi. Teleskop equatorial dapat mengikuti gerak benda langit, namun
pengoperasiannya lebih rumit dibanding teleskop altazimut.
B. How to Set Up The Equatorial Mount Telescope
Bintang terlihat pindah menyeberangi langit. Bagi observer di kutub utara, semua
bintang terlihat mengelilingi angkasa kutub utara. Bagi observer di kutub selatan semua
bintang terlihat mengelilingi angkasa kutub selatan. Gerak ini disebabkan poros rotasi bumi.
Untuk mengarahkan teleskop terhadap bintang yang melintasi langit, poros rotasi teleskop
harus dibuat sejajar dengan poros bumi. Seperti gambar dibawah:
Gambar 1
Meluruskan teleskop berdasarkan kesejajaran dengan poros bumi cukup untuk melihat
satu objek saja, tapi tidak cukup akurat untuk memperluas objek observasi atau untuk
astropotografi. Berikut adalah langkah-langkah menggunakan teleskop ini.
1. Menemukan horizon lokasi pengamat, perhatikan di peta, dsb. Horizon pelabuhan
ratu dalam peta bumi adalah 6°58,108'S 106°31,174'E.
2. Menyeting graduasi altitude ke latitude lokasi observer dengan sekrup pengatur
altitude.
3. Menyeting polar axis teleskop terhadap kutub utara. Akan lebih mudah bila
menggunakan kompas.
Ada sebuah sudut pengaturan kompas diatas mounting. Pada sudut tersebut,
aturlah kompas dengan jarumnya yang sejajar dengan polar axis.
Keterangan berikut adalah untuk membuat Polaris terlihat tepat sejajar.
1. Membuka penjepit deklinasi dan membalikkan tabung optik hingga sangat dekat
pada sudut yang benar dari kutub.
2. Membuka sumbat polar axis. Memperhatikan terus jangkauan polar axis (polar
axis scope) dan membawa Polaris ke dalam bidang pandang oleh pengatur
altitude dan azimut dengan pengatur kenob azimut dan pengatur sekrub altitude.
Bila jangkauan polar axis tidak tersedia di teleskop, perhatikan terus rongga polar
axis dan bawa Polaris dalam pandangan.
Ketika membalikkan pengatur kenob azimut, selalu buka satu pengatur kenob
sebelum mempererat pengatur kenob yang lain.
Cara menggunakan jangkauan polar axis (finderscope) di belahan bumi utara:
1. Di bumi bagian utara, melokasikan Polaris di langit dan titik polar axis
moounting sejajar dengan Polaris.
2. Mengatur kaki tripot hingga ketiga kakinya sejajar dan mounting dapat terletak
datar (pengaturan bubble level). Pengaturan kesejajaran tripot akan
mempermudah menyesuaikan pengaturan horizon benda langit terhadap
teleskop.
3. Memasang illuminator jangakauan (scope) polar axis dan memasang
tombolnya. Cara menggunakan illuminator ini dapat dilihat pada paragraf yang
membahas kusus tentang ini.
4. Membuka pengapit deklinasi danmembalikkan tabung optik hingga mendekati
sudut sebenarnya dari polar axis. Bila ini tidak dilakukan, jangkauan polar axis
akan membayang dengan poros deklinasi dan tidak bisa digunakan.
5. Ketika memperhatikan jangkauan polar axis, kita harus mengatur cincin
pengaturan diopter untuk memfokuskan pada reticle yang ada dalam bidang
pandang.
6. Memperhatikan peta atau atlas yang menampilkan garis bujur tempat observasi.
Waktu mengetahui garis bujurnya, temukan bedanya dengan zona GMT-nya.
Mengatur perbedaan tersebut pada skala penyeimbang waktu meridian. Bila
tempat pengamatan dilokasikan di timur GMT, maka kita harus mengatur sisi
graduasi E ke indikator waktu meridian. Bila di barat, kita harus mengatur W ke
indikator waktu meridian.
7. Mengatur “jam 0” RA dan cincin graduasi jam ke indikator RA setelah
melonggarkan sekrup pengatur cincin graduasi. Sekrup pengatur cincin graduasi
harus longgar ketika pengamatan.
8. Membuka pengapit RA dan membalikkan teleskop sekitar polar axis untuk
mengatur tanggal observasi pada cincin graduasi tanggal ke waktu observasi
pada RA cincin garduasi jam.
9. Memperhatikan terus jangkauan polar axis dan membawa Polaris ke dalam
lingkaran Polaris dengan menggunakan kenob pengaturan azimut dan sekrub
pengaturan azimut. Lingkaran Polaris mengindikasikan posisi yang benar dari
relatif Polaris ke kutub langit.
10. Bila ada goyangan di poros bumi, posisi Polaris akan berubah berangsur-angsur
terhadap waktu. Gambar 10 memperlihatkan posisi Polaris di tahun 2005. Polar
axis sangat tepat, kita harus meletakkan Polaris pada posisi yang ditunjukkan
oleh gambar.
Cara menggunakan penemu polar axis (finderscope) di belahan bumi selatan:
Jangkauan polar axis juga mengandung sebuah reticle untuk bumi bagian
selatan. Reticle memperlihatkan posisi relatif dari empat bintang yang dekat dengan
kutub langit selatan. Bintang tersebut adalah Sigma (σ), Tau (τ), Chi (χ), Upsilon (υ)
dari Octantis.
1. Arahkan polar axis maounting terhadap Octantis.
2. ~5. Sama dengan cara pada instruksi penggunaan di kutub utara bumi.
6. Ketika memperhatikan jangkauan polar axis, kita harus menunjukkan mounting
ke altitude dan azimut atau merotasikan kutub reticle hingga empat bintang ada
di dalam lingkaran. Rotasi reticle dirotasikan oleh perpindahan teleskop dalam
kenaikan ke arah kanan.
Cara menggunakan sebuah illuminator jangkauan polar axis:
1. Illuminator dipasang di depan polar axis. Ketika memasang tombol penlight,
bidang pandang polar axis scope diterangi dalam dim red(merah suram) lalu
kutub kesejajaran reticle bisa dilihat jelas. Penlight bisa dinyalakan dengan
membalikkan tombol ke arah lain.
2. Ketika kesejajaran kutubnya pas dan selesai, cabut illuminator.
3. Penlight juga berguna sebagai peta cahaya ketika memperkatikan peta bintang.
Meluruskan Polar Axis Scope (jangkauan axis scope):
Polar axis scope dipasang dan diluruskan oleh pabrik pembuat teleskop. Bila bila
pengaturan sekrup-sekrup dilonggarkan atau bila mounting bergetar beberapa kali, polar axis
scope perlu distel ulang. Optik axis dari polar axis scope harus dibuat sejajar dengan rotasi
RA di mounting dan lingkaran Polaris yang menunjukkan posisi yang tepat terhadap kutub
dan harus di atur ke RA dan graduasi jam serta graduasi tanggal.
Mengetahui optical axis dari polar axis scope sejajar dengan kutub rotasi
mounting:
1. Mencabut tabung optik dan semua bandul dari mounting. Melepaskan pengapit
RA dan memutarkepala mounting hingga mounting berada disisi kanan.
2. Menemukan sebuah objek dalam jarak kira-kira 1 km dan memusatkannya pada
bidang pandang.
3. Melepaskan pengapit RA kembali dan memutar kepala mounting hingga
mounting berada di posisi kiri.
4. Bila optical axis dari polar axis scope sejajar dengan perputaran mounting,
objek akan tepat di pusat. Bila tidak, objek akan diluar pusat seperti dalam
ilustrasi.
Cara mengatur lingakaran polaris ke dalam RA dan graduasi jam serta tanggal:
1. Memiringka polar axis dengan membalikkan sekrup pengatur altitude kemudian
menyejajarkannya dengan tanah.
2. Melepaskan pengapit RA dan memutar polar axis hingga lingkaran polaris di
atas reticle tepat kebawah.
3. Memasang pengapit RA.
4. Mengatur “jam 0” pada RA dan cincin graduasi jam ke indikator RA setelah
melonggarkan pengatur sekrup cincin graduasi.
5. Melonggarkan sekrup pengatur yang mengamankan cincin dengan indikato
rmeridian. Membalikkan cincin hingga titik indikator waktu meridian ke sasaran
“0” pada skala pengganti waktu meridian. Mengencangkan kembali pengatur
sekrup.
Cara menyejajarkan optical axis dari polar axis scope ke perputaran kutub
mounting:
1. Melepaskan pengapit RA dan memutarkepala mounting hingga mounting berada
disisi kanan.
2. Menemukan sebuah objek dalam jarak kira-kira 1 km dan memusatkannya pada
bidang pandang.
3. Melepaskan pengapit RA kembali dan memutar kepala mounting hingga mounting
berada di posisi kiri. Objek aslinya terlihat pada pusat akan membentuk sebuah
setengah lingkaran disekeliling titik dimana ketub mesin dititkkan dan akan
berangkat ke pusat.
4. Menentuka jauh dan arah optical axis pindah dari kutub mesin. Dengan memutar
pengatu sekrub, ini berarti memindahkan optical axis terhadap titik dimana kutub
mesin dititikkan. Ingatlah bahwa polar axis scope terbalik.
5. Mengulangi proses hingga optical axis dari polar axis scope di pusat perputaran
kutub mounting. Ketika sudah lurus sebagaimana mestinya, tinggal memusatkan
objek dengan pemutaran mounting.
C. How to Use The RA and Decl. Graduation Rings (Setting Circles)
Cincin RA dan cincin graduasi deklinasi membantu untuk mencari-cari nebula dan
benda langit lainnya yang sulit dilihat dengan mata telanjang. Untuk membuat pencarian
dengan cincin graduasi, pertama harus menentukan lokasi bintang yang terang dan dekat
dengan objek yang ingin diamati. Berikut adalah contoh bagaiman menggunakan cincin
graduasi yang dilakukan saat observasi.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Menemukan rasi bintang Aries
Rasi bintang aries, sesuai kesepakatan, dijadikan sebagai bidang datar referensi
ekliptika (bidang orbit bumi mengitari matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari
mengitari bumi). Titik referensinya adalah bintang Vemal Ekuinoks, yang didefinisikan
sebagai sumbu x, yaitu titik saat matahari tepat terbit diarah Timur sekitar tanggal 21 Maret.
Dari peta bintang, diketahui bahwa rasi bintang Aries terletak di langit bagian utara.
1. Menemukan koordinat rasi bintang aries.
a. Menentukan RA
RA merupakan perbedaan waktu proyeksi matahari terhadap bumi dan
proyeksi bintang aries terhadap bumi. Proyeksi matahari terhadap bumi
dalam sehari adalah 24 jam, sedangkan bintang aries terhadap bumi 23.56
jam. Jadi RA dalam sehari adalah 4 menit.
Matahari sejajar dengan bumi pada pukul 12.00 siang (jam 0 matahari),
sedang bintang aries pada pukul 12.00 malam (jam 0 aries).
Sebelumnya harus ingat tanggal-tanggal penting yang menandakan
posisi bintang aries(vemal) dengan matahari.
Tanggal Waktu Matahari (WM) Waktu Aries (WS)
21 Maret 0 12
22 Juni 0 18
23 September 0 0
22 Desember 0 6
Observasi dilakukan pada tanggal 29 November pukul 11.00 malam.
Tanggal 29 November lebih dekat pada tanggal 22 Desember, sehingga
tanggal penting di bulan Desember yang dijadikan patokan. Ini berarti ada
23 hari sebelum tanggal penting.
RA 23 hari = 6 atau 6 jam
b. Menentukan Decl.(δ)
Letak Pelabuhan Ratu adalah 6 58 LS (saat observasi, agar lebih
mudah dalam perhitungan dianggap 7 )
+ δ+ δ
U
T
B
S
KLU
KLS
7
7
Koordinat Pelabuhan Ratu
Bintang aries terletak di langit utara, berarti decl.nya bernilai positif.
Berdasarkan peta bintang δ aries adalah +30
2. Memusatkan Aries dalam bidang pandang teleskop menggunakan slow motion.
3. Membalikkan cincin garduasi RA dan meneyeting 6 jam.
4. Menyeting graduasi decl. pada 30 .
Ini baru menempatkan bintang aries di 0 LST(Local Siderial Time) atau titik pusat
equator langit. Setelah ini kita harus mencari HA.
LST = RA + HA
HA = LST - RA
4 langkah menentukan LST:
1. 29 November lebih dekat pada 22 Desember, yaitu 23 hari lebih muda (kurang
dari) dibanding 22 Desember.
2. 1 hari = 1 x 4m = 4 menit
23 hari = 23 x 4m = 92 menit atau 1 jam 32 menit
3. Pada 22 Desember WM = 0 jam sedangkan WS = 6 jam,
Sehingga, WM pada 29 Nov = 6 jam WS – 1 jam 32 menit
= 4 jam 28 menit
4. Saat itu adalah pukul 11.00 malam atau 23.00, sehingga
LST = 23 jam + (4 jam 28 menit)
= 27 jam 28 menit
= 3 jam 28 menit
Sehingga HA = LST – RA
= 3 jam 28 menit – 0
= 3 jam 28 menit
Maka langkah selanjutnya adalah
1. Memusatkan Aries dalam bidang pandang teleskop menggunakan slow motion.
2. Membalikkan cincin garduasi RA dan meneyeting 3 jam 28 menit.
Teropong sudah terarah ke rasi bintang aries. Jika saat itu cuaca memungkinkan, akan
sangat bagus bila bisa melihat dan memastikan langsung. Tapi karena hujan dan langit
berawan, pembuktian tersebut akhirnya menggunakan aplikasi Sky Map. Hasilnya
benar dan tepat.
Menemukan rasi bintang Andromeda
Diketahui RA = 0 jam 41 menit dan δ = +40
Karena teleskop sudah dikalibrasi dan sekarang sudah terletak pada 0 equator langit, tinggal
melakukan langkah terakhir. Yaitu:
3 jam 28 menit
0 jam 41 menit
-------------------+
4 jam 9 menit
Maka langkah selanjutnya adalah
1. Memusatkan Aries dalam bidang pandang teleskop menggunakan slow motion.
2. Membalikkan cincin garduasi RA dan meneyeting 4 jam 9 menit.
3. Menyeting graduasi decl. pada 40 .
Ketika di cekmenggunakan aplikasi Sky Map, hasilnya benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anugraha, Rinto. 2012. Mekanika Benda Langit. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
eprints.walisongo.ac.id/1032/2/092111089_Bab1.pdf
http://bosscha.itb.ac.id/en/component/content/article/46-pengertian-hilal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hilal
http://id.wikipedia.org/wiki/Rasi_bintang
sumut.kemenag.go.id/.../RUKYAT/xnak1337842057....
vixenamerica.com_pdf

More Related Content

What's hot

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiannoortuby
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaririsarum
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaFitri Kurniawati
 
CONTOH FORMAT COVER UNTUK KIR
CONTOH FORMAT COVER UNTUK KIRCONTOH FORMAT COVER UNTUK KIR
CONTOH FORMAT COVER UNTUK KIRheckaathaya
 
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2  - Anatomi FisiologiMateri PPT M2KB2  - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologippghybrid4
 
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)Nurul Afdal Haris
 
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, AtmosferGeografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, AtmosferYudistira Ydstr
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhanaumammuhammad27
 
Tata surya (meteor, komet, asteroid)
Tata surya (meteor, komet, asteroid)Tata surya (meteor, komet, asteroid)
Tata surya (meteor, komet, asteroid)Aries Kuncoro
 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)emildaemiliano
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesNandz Iu
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisHusain Anker
 

What's hot (20)

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
galaksi
galaksigalaksi
galaksi
 
20 Resensi Novel
20 Resensi Novel20 Resensi Novel
20 Resensi Novel
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
 
CONTOH FORMAT COVER UNTUK KIR
CONTOH FORMAT COVER UNTUK KIRCONTOH FORMAT COVER UNTUK KIR
CONTOH FORMAT COVER UNTUK KIR
 
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2  - Anatomi FisiologiMateri PPT M2KB2  - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologi
 
Materi tata surya
Materi tata surya Materi tata surya
Materi tata surya
 
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
 
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, AtmosferGeografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 
Tata surya (meteor, komet, asteroid)
Tata surya (meteor, komet, asteroid)Tata surya (meteor, komet, asteroid)
Tata surya (meteor, komet, asteroid)
 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedes
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statis
 
Tata surya.ppt
Tata surya.pptTata surya.ppt
Tata surya.ppt
 

Similar to Laporan praktikum lapangan(fisika kebumian dan antariksa)

percepatan gravitasi
percepatan gravitasipercepatan gravitasi
percepatan gravitasiDewiSintiaN
 
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempatLaporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempatJoel mabes
 
Tes Hasil Belajar (contoh)
Tes Hasil Belajar (contoh)Tes Hasil Belajar (contoh)
Tes Hasil Belajar (contoh)Wahyu Pratama
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...Luhur Moekti Prayogo
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologiasriantiputrilestari5
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...Luhur Moekti Prayogo
 
Laporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyu
Laporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyuLaporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyu
Laporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyuDani Ibrahim
 
Isi makalah manlab bab 5
Isi makalah manlab bab 5Isi makalah manlab bab 5
Isi makalah manlab bab 5ucihagaara
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 
Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)
Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)
Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Dinamika gerak ,listrik fisika
Dinamika gerak ,listrik fisikaDinamika gerak ,listrik fisika
Dinamika gerak ,listrik fisikaluzman qashmal
 
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaLaporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaAlmas Zakiy Nur Tegar
 
Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021Zola Saputra
 
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEKAyat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEKBella Aprimanti Utami
 
Laporan kkl jogja semarang 11-17 maret 2013
Laporan kkl jogja  semarang 11-17 maret 2013Laporan kkl jogja  semarang 11-17 maret 2013
Laporan kkl jogja semarang 11-17 maret 2013Lilis indah Kurniawati
 
Titik Temu Hisab dan Ru'yah
Titik Temu Hisab dan Ru'yahTitik Temu Hisab dan Ru'yah
Titik Temu Hisab dan Ru'yahMuhayat Akbar
 

Similar to Laporan praktikum lapangan(fisika kebumian dan antariksa) (20)

percepatan gravitasi
percepatan gravitasipercepatan gravitasi
percepatan gravitasi
 
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempatLaporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
Laporan agroklimatologi penentuan waktu setempat
 
Tes Hasil Belajar (contoh)
Tes Hasil Belajar (contoh)Tes Hasil Belajar (contoh)
Tes Hasil Belajar (contoh)
 
Aplikasi flat earth
Aplikasi flat earthAplikasi flat earth
Aplikasi flat earth
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
 
Laporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyu
Laporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyuLaporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyu
Laporan hasil baca yuuyyuyuuuyyuyu
 
Ibrani
IbraniIbrani
Ibrani
 
Isi makalah manlab bab 5
Isi makalah manlab bab 5Isi makalah manlab bab 5
Isi makalah manlab bab 5
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)
Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)
Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (3)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Dinamika gerak ,listrik fisika
Dinamika gerak ,listrik fisikaDinamika gerak ,listrik fisika
Dinamika gerak ,listrik fisika
 
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaLaporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
 
Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021
 
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEKAyat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
Ayat Ayat Alqur'an tentang Pengembangan IPTEK
 
Laporan kkl jogja semarang 11-17 maret 2013
Laporan kkl jogja  semarang 11-17 maret 2013Laporan kkl jogja  semarang 11-17 maret 2013
Laporan kkl jogja semarang 11-17 maret 2013
 
Titik Temu Hisab dan Ru'yah
Titik Temu Hisab dan Ru'yahTitik Temu Hisab dan Ru'yah
Titik Temu Hisab dan Ru'yah
 
Bab 2 tata surya
Bab 2  tata suryaBab 2  tata surya
Bab 2 tata surya
 

Recently uploaded

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 

Recently uploaded (10)

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 

Laporan praktikum lapangan(fisika kebumian dan antariksa)

  • 1. LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN FISIKA KEBUMIAN DAN ANTARIKSA Pelabuhan Ratu, Suka Bumi Jawa Barat Oleh: LINA RAHMI ELZULFIAH WIDYA NURHAYATI WINDI AAL AWALIAH JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami diberikan kekuatan dan kesempatan menyelesaikan laporan praktek lapangan terlaksana dengan baik. Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban sekarang ini. Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan. Namun berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannnya penyusunan laporan ini. Olehnya itu, secara mendalam kami menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan Laporan ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya kepadaNyalah kami menyerahkan segalanya. Semoga kita semua mendapat curahan rahmat dan ridho dari- Nya, Amin. Jakarta, 8 Desember2014 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu usaha untuk mencapai sasaran belajar-mengajar adalah dilaksanakannya kurikulum Sebagai salah satu usaha untuk mencapai sasaran belajar- mengajar adalah dilaksanakannya suatu kurikulum dimana kegiatan tersebut wajib diikuti oleh setiap mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Fisika Kebumi dan Antariksa (FKA) yang merupakan mata kuliah pada jurusan pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Praktek lapangan ini dilaksanakan pada bulan Desember selama 1 malam 1 hari dilokasi Pantai Pelabuhan Ratu. Praktek lapangan ini dilaksanakan sebagai salah satu realisasi dari penerimaan materi, baik dalam bentuk teori maupun dalam bentuk praktek lapangan seperti yang telah kita lakukan ini. Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap materi secara teoritis, maka dilaksanakan praktek lapangan yang bertujuan menunjang kebenaran teori tersebut terhadap kenyataan di lapangan, selain itu juga dapat membantu pengembangan wawasan intelektual secara umum dan pengetahuan Fisika secara khusus. Bidang kajian Fisika adalah masalah keruangan dan gejala-gejalanya, maka penyampaian secara teori saja, tidaklah mendukung. Praktek lapangan adalah hal yang sangat penting untuk dilaksanakan, yang nantinya diharapkan dapat membantu mahasiswa lebih jauh dalam memahami dan mengetahui materi kajiannya. Dengan tujuan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. B. Tujuan Peraktik Lapangan 1. Lokasi Praktek Lapangan Paktek lapangan mata kuliah Fisika Kebumian dan Antariksa dilaksanakan di Pantai Pelabuhan Ratu, Suka Bumi, Jawa Barat. Jarak Sukabumi ke Pelabuhan Ratu sekitar 60-an km kearah selatan. Panrtainya lumayan luas. Kkeadaan ini memudahkan kita melihat rasi bintang dari segi manapun. Disebelah selatannya merupakan laut lepas sehingga lokasi ini strategis untuk dijadikan tempat rukyat. Praktek ini berlangsung selama 1 malam 1 hari yaitu pada tanggal 29 dan 30 November 2014. 2. Alasan Memilih Lokasi Pelabuhan Ratu merupakan salah satu tempat strategis untuk melihat hilal. Berdasarkan keputusan pemerintah dan Kementrian Agama, tempat ini telah memenuhi pertimbangan-pertimbangan yang telah ditetapkan sebagai tempat melakukan rukyat. Pertimbangan-pertimbangan tersebuat adalah: a) Lokasi yang dimaksud telah terbukti adanya keberhasilan usaha rukyat pada waktu-waktu sebelumnya. b) Secara geografis dan astronomis lokasi yang dimaksud memungkinkan rukyat. c) Berdasarkan usulan/laporan dari PWNU/PCNU setempat.
  • 4. Lokasi pantai ini memang sangat cocok untuk melakukan praktek lapangan dalam menentukan hilal dan melihat rasi bintang. . C. Metode Pratek Lapangan Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktek lapangan ini adalah metode Deskriftif, dimana selama praktek lapangan tersebut dilakukan observasi atau pengamatan - pengamatan di lapangan. Kemudian menganalisa hasil observasi berdasarkan teori yang didapatkan. D. Pelaksanaan Praktek 1. Persiapan Praktek. Dalam melaksanakan praktek lapangan, tentu selalu mengharapkan agar segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu sebelum menuju ke lokasi praktek, terlebih dahulu kita mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama melakukan praktek di lapangan. Baik kesiapan jasmani maupun rohani kita serta alat-alat yang diperlukan. a. Kuliah Umum Kuliah Umum ini perlu dilaksanakan terlebih dahulu agar memudahkan kita untuk melakukan praktek lapangan. Karena di dalamnya mencakup petunjuk baik berupa pokok materi praktek maupun perlengkapan – perlengkapan yang diperlukan dan untuk dipersiapkan. Dengan demikian setidak tidaknya memudahkan gambaran kita tentang tujuan praktek/observasi yang akan dilaksanakan .Sehingga dengan demikian, sebelum terjun langsung ke lokasi peraktik, mahasiswa telah membekali diri dengan sejumlah teori-teori baik dari buku maupun demonstrasi tentang pengenalan dan cara penggunaan alat serta penjelasan-penjelasan tentang materi terkait yang dapat mempermudah untuk memahami gejala-gejalah yang ditemukan dilokasi .Terutama mengenai hilal, peta bintang dan bulan, serta rasi bintang itu sendiri. b. Persiapan alat dan bahan peraktek . Salah satu sarana yang sangat penting dalam menunjang penelitian atau pelaksanaan peraktek adalah persiapan alat dan bahan peraktek ,baik perlengkapan peribadi ,perlengkapan kelompok dan perlengkapan secara umum. 1) Alat –alat  Teleskop equatorial dan teleskop altazimuth sebagai alat observasi utama. 2) Bahan –Bahan . Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktek lapangan ini adalah sebagai berikut:  Kertas file yang digunakan untuk mencatat data data pada saat praktek berlangsung .  Pensil ,balpoin  Coorrektion peen (stip). 3) Perlengkapan pribadi .  Kamera untuk memotret obyek .  Headlamp atau senter, untuk membantu penerangan pada teleskop.
  • 5.  Obat –obatan dan lain –lain E. Kegiatan Peraktik Lapangan Observasi Lapangan . Kegiatan observasi lapangan ini merupakan kegiatan pokok dalam pelaksanaan praktik lapangan ini. Kegiatan observasi adalah merupakan awal langkah yang harus dapat ditempuh dalam usaha menuangkan apa yang tampak dimata kita dalam lembaran–lembaran kertas yang berbentuk laporan hasil praktek. Dengan demikian sedikit demi sedikit wawasan kita mengenal gejala yang tampak untuk dicermati dan mengantarkan kita untuk mendapatkan kesesuaian teori yang didapatkan dengan kenyataan yang ada dilapangan. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap sesuai dengan gejala yang ada . a. Melihat hilal (rukyat) b. Melihat rasi bintang Selain dengan cara-cara tersebut observasi lapangan juga didukung dengan cara observasi lapangan lainnya seperti barikut ini : Diskusi Observasi dengan melihat hilal di rencanakan akan dilakukan sore hari sebelum maghrib, tapi diluar dugaan, kondisi jalanan tidak mengizinkan kami sampai di tempat observasi tepat seperti yang dijadwalkan. Akhirnya, agenda ini ditunda menjadi setelah maghrib. Namun sejak sampai di lokasi, cuaca sudah mulai tak bersahabat. Malam hari ketika observasi akan dimulai, lokasi kami diguyur hujan. Lagi-lagi agenda ini terpaksa di tunda. Penundaan agenda ini juga berarti bahwa kami harus mengubah rencana. Observasi melihat hilal dan rasi bintang diganti dengan diskusi tentang kedua jenis teleskop yang disediakan dan pagi harinya direncakan melihat posisi terbitnya matahari. Diskusi dimulai setelah makan malam dan sholat isya. Kelompok-kelompok kecil digabung menjadi 2 kelompok besar. Kelompok 1 dan 2 digabung menjadi satu yang akan membahas tentang teleskop alt-azimuth terlebih dahulu. Sedangkan yang membahas teleskop equatorial adalah kelompok 3,4, dan 5. Setelah kedua kelompok sama-sama telah mendiskusikan bagian masing- masing, objek yang dibahas ditukar. Kelompok 1 dan 2 membahas equatorial dan 3,4,5 membahas altazimuth.
  • 6. BAB II KAJIAN TEORI Observasi ini bertujuan untuk melihat hilal dan rasi bintang. Namun karena cuaca yang tidak mengizinkan, akhirnya tujuan ini tidak tercapai seluruhnya. Agenda diganti dengan diskusi dan pengenalan tentang pengoperasian teleskop. Sehingga observasi hilal tidak jadi dilakukan sedangkan rasi bintang tetap dilakukan namun hanya mencari koordinat rasi bintang tertentu. Kemudian dibuktikan dengan menggunakan aplikasi sky map. A. Teleskop Equatorial Jika teleskop altazimut menggunakan koordinat gerakan azimuth(datar) dan tinggi objek (horizon), maka teleskop equatorial menggunakan koordinat berdasarkan gerak sudut jam dan deklinasi. Teleskop equatorial dapat mengikuti gerak benda langit, namun pengoperasiannya lebih rumit dibanding teleskop altazimut. B. How to Set Up The Equatorial Mount Telescope Bintang terlihat pindah menyeberangi langit. Bagi observer di kutub utara, semua bintang terlihat mengelilingi angkasa kutub utara. Bagi observer di kutub selatan semua bintang terlihat mengelilingi angkasa kutub selatan. Gerak ini disebabkan poros rotasi bumi. Untuk mengarahkan teleskop terhadap bintang yang melintasi langit, poros rotasi teleskop harus dibuat sejajar dengan poros bumi. Seperti gambar dibawah: Gambar 1
  • 7. Meluruskan teleskop berdasarkan kesejajaran dengan poros bumi cukup untuk melihat satu objek saja, tapi tidak cukup akurat untuk memperluas objek observasi atau untuk astropotografi. Berikut adalah langkah-langkah menggunakan teleskop ini. 1. Menemukan horizon lokasi pengamat, perhatikan di peta, dsb. Horizon pelabuhan ratu dalam peta bumi adalah 6°58,108'S 106°31,174'E. 2. Menyeting graduasi altitude ke latitude lokasi observer dengan sekrup pengatur altitude. 3. Menyeting polar axis teleskop terhadap kutub utara. Akan lebih mudah bila menggunakan kompas. Ada sebuah sudut pengaturan kompas diatas mounting. Pada sudut tersebut, aturlah kompas dengan jarumnya yang sejajar dengan polar axis. Keterangan berikut adalah untuk membuat Polaris terlihat tepat sejajar. 1. Membuka penjepit deklinasi dan membalikkan tabung optik hingga sangat dekat pada sudut yang benar dari kutub. 2. Membuka sumbat polar axis. Memperhatikan terus jangkauan polar axis (polar axis scope) dan membawa Polaris ke dalam bidang pandang oleh pengatur altitude dan azimut dengan pengatur kenob azimut dan pengatur sekrub altitude.
  • 8. Bila jangkauan polar axis tidak tersedia di teleskop, perhatikan terus rongga polar axis dan bawa Polaris dalam pandangan. Ketika membalikkan pengatur kenob azimut, selalu buka satu pengatur kenob sebelum mempererat pengatur kenob yang lain. Cara menggunakan jangkauan polar axis (finderscope) di belahan bumi utara: 1. Di bumi bagian utara, melokasikan Polaris di langit dan titik polar axis moounting sejajar dengan Polaris. 2. Mengatur kaki tripot hingga ketiga kakinya sejajar dan mounting dapat terletak datar (pengaturan bubble level). Pengaturan kesejajaran tripot akan mempermudah menyesuaikan pengaturan horizon benda langit terhadap teleskop. 3. Memasang illuminator jangakauan (scope) polar axis dan memasang tombolnya. Cara menggunakan illuminator ini dapat dilihat pada paragraf yang membahas kusus tentang ini. 4. Membuka pengapit deklinasi danmembalikkan tabung optik hingga mendekati sudut sebenarnya dari polar axis. Bila ini tidak dilakukan, jangkauan polar axis akan membayang dengan poros deklinasi dan tidak bisa digunakan.
  • 9. 5. Ketika memperhatikan jangkauan polar axis, kita harus mengatur cincin pengaturan diopter untuk memfokuskan pada reticle yang ada dalam bidang pandang. 6. Memperhatikan peta atau atlas yang menampilkan garis bujur tempat observasi. Waktu mengetahui garis bujurnya, temukan bedanya dengan zona GMT-nya. Mengatur perbedaan tersebut pada skala penyeimbang waktu meridian. Bila tempat pengamatan dilokasikan di timur GMT, maka kita harus mengatur sisi graduasi E ke indikator waktu meridian. Bila di barat, kita harus mengatur W ke indikator waktu meridian. 7. Mengatur “jam 0” RA dan cincin graduasi jam ke indikator RA setelah melonggarkan sekrup pengatur cincin graduasi. Sekrup pengatur cincin graduasi harus longgar ketika pengamatan. 8. Membuka pengapit RA dan membalikkan teleskop sekitar polar axis untuk mengatur tanggal observasi pada cincin graduasi tanggal ke waktu observasi pada RA cincin garduasi jam.
  • 10. 9. Memperhatikan terus jangkauan polar axis dan membawa Polaris ke dalam lingkaran Polaris dengan menggunakan kenob pengaturan azimut dan sekrub pengaturan azimut. Lingkaran Polaris mengindikasikan posisi yang benar dari relatif Polaris ke kutub langit. 10. Bila ada goyangan di poros bumi, posisi Polaris akan berubah berangsur-angsur terhadap waktu. Gambar 10 memperlihatkan posisi Polaris di tahun 2005. Polar axis sangat tepat, kita harus meletakkan Polaris pada posisi yang ditunjukkan oleh gambar. Cara menggunakan penemu polar axis (finderscope) di belahan bumi selatan: Jangkauan polar axis juga mengandung sebuah reticle untuk bumi bagian selatan. Reticle memperlihatkan posisi relatif dari empat bintang yang dekat dengan kutub langit selatan. Bintang tersebut adalah Sigma (σ), Tau (τ), Chi (χ), Upsilon (υ) dari Octantis. 1. Arahkan polar axis maounting terhadap Octantis. 2. ~5. Sama dengan cara pada instruksi penggunaan di kutub utara bumi.
  • 11. 6. Ketika memperhatikan jangkauan polar axis, kita harus menunjukkan mounting ke altitude dan azimut atau merotasikan kutub reticle hingga empat bintang ada di dalam lingkaran. Rotasi reticle dirotasikan oleh perpindahan teleskop dalam kenaikan ke arah kanan. Cara menggunakan sebuah illuminator jangkauan polar axis: 1. Illuminator dipasang di depan polar axis. Ketika memasang tombol penlight, bidang pandang polar axis scope diterangi dalam dim red(merah suram) lalu kutub kesejajaran reticle bisa dilihat jelas. Penlight bisa dinyalakan dengan membalikkan tombol ke arah lain. 2. Ketika kesejajaran kutubnya pas dan selesai, cabut illuminator. 3. Penlight juga berguna sebagai peta cahaya ketika memperkatikan peta bintang.
  • 12. Meluruskan Polar Axis Scope (jangkauan axis scope): Polar axis scope dipasang dan diluruskan oleh pabrik pembuat teleskop. Bila bila pengaturan sekrup-sekrup dilonggarkan atau bila mounting bergetar beberapa kali, polar axis scope perlu distel ulang. Optik axis dari polar axis scope harus dibuat sejajar dengan rotasi RA di mounting dan lingkaran Polaris yang menunjukkan posisi yang tepat terhadap kutub dan harus di atur ke RA dan graduasi jam serta graduasi tanggal. Mengetahui optical axis dari polar axis scope sejajar dengan kutub rotasi mounting: 1. Mencabut tabung optik dan semua bandul dari mounting. Melepaskan pengapit RA dan memutarkepala mounting hingga mounting berada disisi kanan. 2. Menemukan sebuah objek dalam jarak kira-kira 1 km dan memusatkannya pada bidang pandang. 3. Melepaskan pengapit RA kembali dan memutar kepala mounting hingga mounting berada di posisi kiri. 4. Bila optical axis dari polar axis scope sejajar dengan perputaran mounting, objek akan tepat di pusat. Bila tidak, objek akan diluar pusat seperti dalam ilustrasi.
  • 13. Cara mengatur lingakaran polaris ke dalam RA dan graduasi jam serta tanggal: 1. Memiringka polar axis dengan membalikkan sekrup pengatur altitude kemudian menyejajarkannya dengan tanah. 2. Melepaskan pengapit RA dan memutar polar axis hingga lingkaran polaris di atas reticle tepat kebawah. 3. Memasang pengapit RA. 4. Mengatur “jam 0” pada RA dan cincin graduasi jam ke indikator RA setelah melonggarkan pengatur sekrup cincin graduasi. 5. Melonggarkan sekrup pengatur yang mengamankan cincin dengan indikato rmeridian. Membalikkan cincin hingga titik indikator waktu meridian ke sasaran “0” pada skala pengganti waktu meridian. Mengencangkan kembali pengatur sekrup.
  • 14. Cara menyejajarkan optical axis dari polar axis scope ke perputaran kutub mounting: 1. Melepaskan pengapit RA dan memutarkepala mounting hingga mounting berada disisi kanan. 2. Menemukan sebuah objek dalam jarak kira-kira 1 km dan memusatkannya pada bidang pandang. 3. Melepaskan pengapit RA kembali dan memutar kepala mounting hingga mounting berada di posisi kiri. Objek aslinya terlihat pada pusat akan membentuk sebuah setengah lingkaran disekeliling titik dimana ketub mesin dititkkan dan akan berangkat ke pusat. 4. Menentuka jauh dan arah optical axis pindah dari kutub mesin. Dengan memutar pengatu sekrub, ini berarti memindahkan optical axis terhadap titik dimana kutub mesin dititikkan. Ingatlah bahwa polar axis scope terbalik.
  • 15. 5. Mengulangi proses hingga optical axis dari polar axis scope di pusat perputaran kutub mounting. Ketika sudah lurus sebagaimana mestinya, tinggal memusatkan objek dengan pemutaran mounting. C. How to Use The RA and Decl. Graduation Rings (Setting Circles) Cincin RA dan cincin graduasi deklinasi membantu untuk mencari-cari nebula dan benda langit lainnya yang sulit dilihat dengan mata telanjang. Untuk membuat pencarian dengan cincin graduasi, pertama harus menentukan lokasi bintang yang terang dan dekat dengan objek yang ingin diamati. Berikut adalah contoh bagaiman menggunakan cincin graduasi yang dilakukan saat observasi.
  • 16. BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN Menemukan rasi bintang Aries Rasi bintang aries, sesuai kesepakatan, dijadikan sebagai bidang datar referensi ekliptika (bidang orbit bumi mengitari matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi). Titik referensinya adalah bintang Vemal Ekuinoks, yang didefinisikan sebagai sumbu x, yaitu titik saat matahari tepat terbit diarah Timur sekitar tanggal 21 Maret. Dari peta bintang, diketahui bahwa rasi bintang Aries terletak di langit bagian utara. 1. Menemukan koordinat rasi bintang aries. a. Menentukan RA RA merupakan perbedaan waktu proyeksi matahari terhadap bumi dan proyeksi bintang aries terhadap bumi. Proyeksi matahari terhadap bumi dalam sehari adalah 24 jam, sedangkan bintang aries terhadap bumi 23.56 jam. Jadi RA dalam sehari adalah 4 menit. Matahari sejajar dengan bumi pada pukul 12.00 siang (jam 0 matahari), sedang bintang aries pada pukul 12.00 malam (jam 0 aries). Sebelumnya harus ingat tanggal-tanggal penting yang menandakan posisi bintang aries(vemal) dengan matahari. Tanggal Waktu Matahari (WM) Waktu Aries (WS) 21 Maret 0 12 22 Juni 0 18 23 September 0 0 22 Desember 0 6 Observasi dilakukan pada tanggal 29 November pukul 11.00 malam. Tanggal 29 November lebih dekat pada tanggal 22 Desember, sehingga tanggal penting di bulan Desember yang dijadikan patokan. Ini berarti ada 23 hari sebelum tanggal penting. RA 23 hari = 6 atau 6 jam b. Menentukan Decl.(δ) Letak Pelabuhan Ratu adalah 6 58 LS (saat observasi, agar lebih mudah dalam perhitungan dianggap 7 ) + δ+ δ U T B S KLU KLS 7 7
  • 17. Koordinat Pelabuhan Ratu Bintang aries terletak di langit utara, berarti decl.nya bernilai positif. Berdasarkan peta bintang δ aries adalah +30 2. Memusatkan Aries dalam bidang pandang teleskop menggunakan slow motion. 3. Membalikkan cincin garduasi RA dan meneyeting 6 jam. 4. Menyeting graduasi decl. pada 30 . Ini baru menempatkan bintang aries di 0 LST(Local Siderial Time) atau titik pusat equator langit. Setelah ini kita harus mencari HA. LST = RA + HA HA = LST - RA 4 langkah menentukan LST: 1. 29 November lebih dekat pada 22 Desember, yaitu 23 hari lebih muda (kurang dari) dibanding 22 Desember. 2. 1 hari = 1 x 4m = 4 menit 23 hari = 23 x 4m = 92 menit atau 1 jam 32 menit 3. Pada 22 Desember WM = 0 jam sedangkan WS = 6 jam, Sehingga, WM pada 29 Nov = 6 jam WS – 1 jam 32 menit = 4 jam 28 menit 4. Saat itu adalah pukul 11.00 malam atau 23.00, sehingga LST = 23 jam + (4 jam 28 menit) = 27 jam 28 menit = 3 jam 28 menit Sehingga HA = LST – RA = 3 jam 28 menit – 0 = 3 jam 28 menit Maka langkah selanjutnya adalah 1. Memusatkan Aries dalam bidang pandang teleskop menggunakan slow motion. 2. Membalikkan cincin garduasi RA dan meneyeting 3 jam 28 menit. Teropong sudah terarah ke rasi bintang aries. Jika saat itu cuaca memungkinkan, akan sangat bagus bila bisa melihat dan memastikan langsung. Tapi karena hujan dan langit berawan, pembuktian tersebut akhirnya menggunakan aplikasi Sky Map. Hasilnya benar dan tepat. Menemukan rasi bintang Andromeda Diketahui RA = 0 jam 41 menit dan δ = +40
  • 18. Karena teleskop sudah dikalibrasi dan sekarang sudah terletak pada 0 equator langit, tinggal melakukan langkah terakhir. Yaitu: 3 jam 28 menit 0 jam 41 menit -------------------+ 4 jam 9 menit Maka langkah selanjutnya adalah 1. Memusatkan Aries dalam bidang pandang teleskop menggunakan slow motion. 2. Membalikkan cincin garduasi RA dan meneyeting 4 jam 9 menit. 3. Menyeting graduasi decl. pada 40 . Ketika di cekmenggunakan aplikasi Sky Map, hasilnya benar dan tepat. DAFTAR PUSTAKA Anugraha, Rinto. 2012. Mekanika Benda Langit. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada eprints.walisongo.ac.id/1032/2/092111089_Bab1.pdf http://bosscha.itb.ac.id/en/component/content/article/46-pengertian-hilal.html http://id.wikipedia.org/wiki/Hilal http://id.wikipedia.org/wiki/Rasi_bintang sumut.kemenag.go.id/.../RUKYAT/xnak1337842057.... vixenamerica.com_pdf