SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
LAPORAN FARMAKOLOGI
Oleh :
Ni Luh Kurniawati
P07120012110
1.3 Reguler
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
A. DEFINISI
Sebagian orang yang sehat sedikit memikirkan tentang fungsi pernapasan
mereka. Perubahan posisi yang sering, ambulansi, dan latihan fisik lainnya dapat
mempertahankan ventilasi dan pertukaran gas yang adekuat. Akan tetapi, saat
seseorang sakit, fungsi pernapasan mungkin terhambat oleh beberapa alasan
sepertinyeri dan imobilitas.
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali
bernapas. Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah,Tarwoto 2006).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
a. Anatomi Pernapasan
1). Hidung
Hidung terdiri dari hidung eksterna dan rongga hidung di
belakang hidung eksterna. Hidung eksterna terdiri dari tulang
kartilago sebelah bawah dan tulang hidung di sebelah atas
ditutupi bagian luarnya dengan kulit dan pada bagian dalamnya
dengan membran mukosa. Rongga hidung memanjang
memanjang dari nostril pada bagian depan ke apertura posterior
hidung, yang keluar ke nasofaring bagian belakang.Septum
nasalis memisahkan kedua rongga hidung. Septum nasalis
merupakan struktur tipis yang terdiri dari tulang kartigo,
biasanya membengkok ke satu sisi atau salah satu sisi yang
lain, dan keduanya dilapisi oleh membran mukosa. Dinding
Lateral dari rongga hidung sebagian dibentuk oleh maksila,
palatum dan os sphenoid.Konka superior, Inferior dan media
(turbinasi hidung) merupakan tiga buah tulang yang
melengkung lembut melekat pada dinding lateral dan menonjol
ke dalam rongga hidung. Ketiga tulang tersebut tertutup oleh
membran mukosa. Sinus paranasal merupakan ruang pada
tulang kranial yang berhubungan melalui ostium ke dalam
rongga hidung. Sinus tersebut ditutupi oleh membran mukosa
yang berlanjut dengan rongga hidung. Ostium ke dalam rongga
hidung. Lubang hidung, sinus sphenoid, diatas konkha
superior.
2). Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur sperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. Adenoid
atau tonsil faring terletk dalam langit-langit nasofaring . Fungsi
faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiration dan digestif (Brunner & Suddarth. 2002)
3). Laring
Laring merupakan pangkal tenggorok merupakan jalinan
tulang rawan yamg dilengkapi dengan otot, membrane,
jaringan ikat, dan ligamentum . Sebelah atas pintu masuk laring
membentuk tepi epiglottis, lipatan dari epiglottis ariteroid dan
piat intararitenoid, dan sebelah tepi bawah kartilago krikoid.
Fugsi laring sebagai vokalalisasi yang menilabtaknsistem
pernapasan yang meliputi pusat khusus pengaturan bicara
dalam kortek serebri, pusat respirasi di dalam batang otak,
artikulasi serta resonansi dari mulut dan rongga hidung
4). Trakea
Trakea adalah tabung berbentuk pipa seperti huruf C yang
dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang disempurnakan oleh
selaput, terletak di antara vertebrae servikalis VI sampai ke tepi
bawah ketilago krikoidea vertebra torakalis V. Panjangnya
kira-kira 13 cm dan diameter 2,5 cm dilapisi oleh otot polos,
mempunyai dinding fibroealitis yang tertanam dalam balok-
balok hialin yang mempertahankan trakea tetap terbuka.
5). Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat pada
ketinggian vertebra torakalis IV dan V. Bronkus mempunyai
struktur sama dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang
sama dengan trakea dan berjalan ke bawah kearah tumpuk
paru. Bagian bawah trakea mempunyai cabang 2, kiri dan
kanan yang dibatasi oleh garis pembatas.
6). Pulmo (Paru-paru)
Pulmo atau paru merupakan salah satu organ pernapasan yang
berada didalam kantong yang dibentuk oleh pleura parietalis
dan pleura viseralis. Kedua paru sangat lunak, elastic, dan
berada dalam rongga torak. Sifatnya ringan dan terapung di
dalam air. Paru berwarna biru keabu-abuan dan berbintik-bintik
karena partikel-partikel debu yang masuk termakan oleh
fagosit. Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas
antara udara atmosfer dan darah. Dalam menjalankan
fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik yang
berfungsi ganda, yakni menghisap udara atmosfer ke dalam
paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam
tubuh (ekspirasi)( Syafudin, 2011).
b. Fisiologi Pernafasan
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi, yakni : ventilasi, perfusi
dan difusi( Potter & Perry, 2006).
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas kedalam dan
keluar paru-paru. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan
throak yang elastic dan persarafan yang utuh. Otot pernapasan
yang utama adalah diagfragma(Potter & Perry, 2006). Ventilasi
adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi
kare.na adanya perbedaan tekanan antara intrapleural lebih
negative (752 mmHg) daripada tekanan atmofer (760 mmHg)
sehingga udara akan masuk ke alveoli.
Kepatenan ventilasi tergantung pada factor :
1) Bersihan jalan nafas
2) Adekuatnya system saraf pusat dan pusat pernapasan
3) Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
4) Kemampuan otot-otot pernapasan seperti diafragma, eksternal
interkosta, eksternal interkosta, otot abdominal.
b. Perfusi
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru
untuk dioksigenasi, di mana pada sirkulasi paru adalah darah
dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel
kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut
serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di
kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah
jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi
variasi volume darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika
sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah
sistemik.
c. Difusi
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi yang lebih tinggi kedaerah degan konsentrasi yang
lebih rendah. Difusi gas pernafasan terjadi di membrane kapiler
alveolar dan kecepatan difusi dapat dipegaruhi oleh ketebalan
membrane(Potter & Perry, 2006).
C. ETIOLOGI
Adapun faktor-faktor penyebab dari gangguan oksigenasi antara lain:
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
2. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan
hipoksia. Hiperventilasi merupakan Hiperventilasi (hyperventilation)
adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan yang
mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik. hiperventilasi
terjadi jika metabolisme tubuh terlampau tinggi sehingga mendesak
alveolus melakukan ventilasi secara berlebihan. Hipoventilasi
merupakan suatu penurunan frekuensi ventilasi yang berkaitan dengan
metabolism atau kecepatan metabolism yang sedang berlangsung.
(Ignatavicius dkk, 1991). Hipoksia merupakan keadaan dimana kadar
oksigen menurun dalam jaringan.
3. Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah
oksigen yang larut dalam plasma, jumlah haemoglobin, dan
kecenderungan haemoglobin untuk berikatan dengan oksigen
(Ahrens,1990).
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
a. Penurunan kapasitas membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2. Faktor perkembangan.
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan
oksigenasi, mengingat usia organ dalam tubuh seiring dengan usia
perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur,
yaitu adanya kecenderungannya kurang pembentukan surfaktan. Pada
anak usia sekolah dan remaja risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok, sedangkan pada pada usia dewasa muda dan pertengahan
dipengaruhi diet yang tidak sehat , kurang aktivitas dan stress dapat
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru. Pada dewasa tua
adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun dan ekspansi paru menurun.
3. Perilaku atau gaya hidup
a) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
b) Exercise : meningkatkan kebutuhan oksigen
c) Merokok : nikotin dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah perifer dan koroner.
d) Substance abuse : menyebabkan intake nutrisi / Fe menurun
menyebabkan penurunan haemoglobin, alcohol menyebabkan
depresi pusat pernapasan.
e) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat.
4. Perubahan – perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi :
a) Gangguan konduksi : distritmia (takhikardi/bradikardi)
b) Perubahan cardiac output : menurunnya cardiac output seperti pada
pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan
c) Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi,
regurgitasi darahuang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras
d) Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan
darah dari arteri koroner ke myocardium.
E. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Mayor
a) Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari
biasanya)
b) Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas)
c) Dispnea pada usahan napas
d) Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas
e) Peningkatan laju metabolik
f) Batuk tak efektif atau tidak ada batuk
2. Minor
a) Ortopnea
b) Takipnea, Hiperpnea, Hiperventilasi
c) Pernafasan sukar / berhati-hati
d) Bunyi nafas abnormal
e) Frekuensi, irama, kedalaman. Pernafasan abnormal
f) Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada
lutut, condong kedepan)
g) Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang
lama
h) Penurunan isi oksigen
i) Peningkatan kegelisahan
j) Ketakutan
k) Penurunan volume tidal
l) Peningkatan frekuensi jantung
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran napas
Definisi : kondisi dimana pasien tidak dapat membersihkan secret
sehingga menimbulkan obstruksi slauran pernapasan dalam rangka
mempertahankan saluran pernapasan.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Menurunnya energy dan kelelahan
b) Infeksi tracheobronchial
c) Gangguan kognitif dan persepsi
d) Trauma
e) Bedah thorax
2. Tidak efektifnya pola napas
Definisi : kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak
mampu karena adanya gangguan fungsi paru.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Obstruksi tracheal
b) Perdarahan aktif
c) Menurunnya ekspansi paru
d) Infeksi paru
e) Depresi pusat pernapasan
f) Kelemahan otot pernapasan
3. Menurunnya perfusi jaringan tubuh
Definisi : kondisi dimana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat
menurunnya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Vaskontriksi
b) Hipovolemia
c) Thrombosis vena
d) Menurunnya aliran darah
e) Edema
f) Perdarahan
g) Immobilisasi
4. Gangguan pertukaran gas
Definisi : suatu kondisi dimana pasien mengalami penurunan
pengiriman oksigen dan karbon dioksida diantara alveoli paru dan
system vaskuler.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Penumpukan cairan dalam paru
b) Gangguan pasokan oksigen
c) Obstruksi saluran pernapasan
d) Bronkhospasme
e) Atelaktasis
f) Edema paru
g) Pembedahan paru
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa : tidak efektifnya cara pembersihan jalan pernapasan
a) Sediakan alat suction dalam kondisi baik. Rasional : peralatan
dalam keadaan siap.
b) Monitor jumlah , bunyi napas, AGD, efek pengobatan brinkhial.
Rasional : indikasi dasar kepatenan/ gangguan saluran
pernapasan.
c) Pertahankan intake cairan 3.000 ml/hari jika tidak ada kontra
indikasi. Rasional : membantu mengencerkan secret.
d) Terapi inhalasi dan latihan napas dalam serta batuk efektif.
Rasional : mengeluarkan secret.
e) Bantu oral hygine setiap 4 jam. Rasional : member rasa
nyaman.
f) Mobilisasi pasien setiap 2 jam. Rasional : mempertahankan
sirkulasi.
g) berikan pendidikan kesehatan (efek merokok, alcohol,
menghindari alergan, latihan bernapas). Rasional : mencegah
komplikasi paru-paru.
2. Diagnosa : tidak efektifnya pola pernapasan.
a) Berikan oksigen sesuai program. Rasional : mempertahankan
oksigen arteri.
b) Monitor jumlah pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan,
batuk, bunyi paru, tanda vital, warna kulit, AGD. Rasional :
mengetahui status pernapasan.
c) Laksanakan program pengobatan. Rasional : meningkatkan
pernapasan.
d) Posisi pasien fowler. Rasional : meningkatkan pengembangan
paru.
e) Bantu dala terapi inhalasi. Rasional : membantu pengeluaran
secret.
f) Alat-alat emergency disiapkan dalam kondisi baik. Rasional :
kemungkinan terjadi kesulitan bernapas yang akut.
g) Pendidikan kesehatan mengenai perubahan gaya hidup,
menghindari allergen, teknik bernapas, teknik relaksasi.
Rasional : perlu adaptasi baru dengan kondisi yang sekarang.
3. Diagnosa : menurunnya perfusi jaringan tubuh.
a) Monitor denyut jantung dan irama. Rasional : mengetahui
kelainan jantung.
b) Monitor tanda vital, bunyi jantung, CVP, edema, tingkat
kesadaran. Rasional : data dasar untuk mengetahui
perkembangan pasien.
c) Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan AGD, elektrolit,
darah lengkap. Rasional : mengetahui KU pasien.
d) Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan. Rasional :
mengurangi kecemasandan lebih kooperatif.
e) Berikan oksigen sesuai kebutuhan. Rasional : meningkatkan
perfusi.
f) Ukur intake dan outtake cairan. Rasional : untuk mengetahui
kelebihan atau kekurangan.
g) Lakukan perawatan kulit seperti memberikan lotion. Rasional :
menghindari gangguan integritas kulit.
h) Hindari terjadinya palsava maneuver seperti mengedan,
menahan napas dan batuk tidak efektif. Rasional : untuk
mempertahankan pasokan oksigen.
i) Batasi pengunjung. Rasional : mengurangi stress dan energy
bicara.
j) Berikan pendidikan kesehatan seperti proses terapi, perubahan
gaya hidup, teknik relaksasi, program latihan, diet dan efek obat.
Rasional : meningkatkan pengetahuan dan mencegah terjadinya
kambuh dan komplikasi.
4. Diagnosa : gangguan pertukaran gas.
a) Monitor adanya nyeri, kesulitan bernapas, hasil lab, retraksi
sternal, penggunaan otot bantu pernapasan, penggunaan
oksigen, X-ray, tanda vital. Rasional : data dasar untuk
pengkajian lebih lanjut.
b) Jaga alat emergency dan pengobatan tetap tersedia seperti ambu
bag, ET tube, suction, oksigen. Rasional : persiapan emergency
terjadinya masalah akut pernapasan.
c) Suction jika ada indikasi. Rasional : meningkatkan pertukaran
gas.
d) Monitor intake dan outtake cairan. Rasional : menjaga
keseimbangan cairan.
e) Berikan terapi inhalasi. Rasional: melonggarkan saluran
pernapasan.
f) Berikan posisi fowler atau semi fowler. Rasional : mengurangi
kesulitan bernapas.
g) Batasi pengunjung. Rasional : mengurangi tingkat kecemasan.
h) Berikan nutrisi tinggi protein, rendah lemak. Rasional :
menurunkan kebutuhan energy pencernaan.
i) Pendidikan kesehatan tentang napas dalam, latihan bernapas,
mobilisasi, kebutuhan istirahat, efek merokok dan alcohol.
Rasional : meningkatkan pengetahuan pasien.
j) Jelaskan teknik suction pada keluarga pasien. Rasional : dapat
mengerjakan sendiri dirumah apabila memungkinkan.
H. KRITERIA EVALUASI
1. Diagnosa : tidak efektifnya cara pembersihan jalan napas
a) Saluran napas pasien menjadi bersih.
b) Pasien dapat mengeluarkan secret.
c) Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal.
2. Diagnosa : tidak efektifnya pola pernapasan
a) Pasien dapat mendemonstrasikan pola pernapasan yang efektif.
b) Data objektif menunjukkan pola pernapasan yang efektif.
c) Pasien merasa lebih nyaman dalam bernapas (inspirasi dan
ekspirasi)
3. Diagnosa: menurunnya perfusi jaringan tubuh
a) Menurunnya insufisiensi jantung.
b) Suara pernapasan dalam keadaan normal.
4. Diagnosa : gangguan pertukaran gas
a) Dapat menurunkan tanda dan gejala gangguan pertukaran gas.
b) Pasien dapat menunjukkan peningkatan perubahan pertukaran
gas seperti tanda vital, nilai AGD, dan ekspresi wajah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
2. Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika : Jakarta
3. Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
4. Krisna, Pande. 2012. Laporan Pendahuluan Gangguan Oksigenasi.
Terdapat di http://pande-krisna.blogspot.com/2012/12/laporan-
pendahuluan-gangguan-oksigenasi.html diakses pada Minggu, 26 Mei
2013 pk 20.03 WITA
5. Raharja ,Danu Saputra. 2012. Konsep Dasar Okigenasi. Terdapat di
http://danumanyut.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-oksigenasi.html
diakses pada Minggu, 26 Mei 2013 pk 20.06 WITA
6. Utami, Ismaya Putri. 2011. Askep Oksigenasi. Terdapat di
http://www.scribd.com/doc/62147447/askep-oksigenasi diakses pada
Minggu, 26 Mei 2013 pk. 20.11 WITA

More Related Content

What's hot

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarSeptian Muna Barakati
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Amee Hidayat
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 

What's hot (20)

Woc stroke
Woc strokeWoc stroke
Woc stroke
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Askep faringitis
Askep faringitisAskep faringitis
Askep faringitis
 
Lk
LkLk
Lk
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Prematur
PrematurPrematur
Prematur
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNAAskep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 

Similar to LAPORAN OKSIGENASI

Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasansriintanyulianingsih
 
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiaoksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiasiakadurban
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAnurahlina08
 
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Muhammad Badar
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiakhuzaima
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
 
dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1
dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1
dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1dickywahyudi44
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxEdwinFransiari
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxArfelDariijstihar
 
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organpernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organkisworodwiaprian
 
Yang betul
Yang betulYang betul
Yang betulmoharifw
 

Similar to LAPORAN OKSIGENASI (20)

Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasiKonsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata rahaPrinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas inhalasi
Tugas inhalasiTugas inhalasi
Tugas inhalasi
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
 
Kliping penyakit sistem pernafasan
Kliping penyakit sistem pernafasanKliping penyakit sistem pernafasan
Kliping penyakit sistem pernafasan
 
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiaoksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
 
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusia
 
Ulala
UlalaUlala
Ulala
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1
dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1
dr ngakan fluid terapi and electrolyte management in critical care madicine1
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
 
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organpernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
 
makalah pediatric
makalah pediatricmakalah pediatric
makalah pediatric
 
Yang betul
Yang betulYang betul
Yang betul
 

LAPORAN OKSIGENASI

  • 1. LAPORAN FARMAKOLOGI Oleh : Ni Luh Kurniawati P07120012110 1.3 Reguler KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN 2013 A. DEFINISI
  • 2. Sebagian orang yang sehat sedikit memikirkan tentang fungsi pernapasan mereka. Perubahan posisi yang sering, ambulansi, dan latihan fisik lainnya dapat mempertahankan ventilasi dan pertukaran gas yang adekuat. Akan tetapi, saat seseorang sakit, fungsi pernapasan mungkin terhambat oleh beberapa alasan sepertinyeri dan imobilitas. Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007) Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah,Tarwoto 2006). B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN a. Anatomi Pernapasan 1). Hidung Hidung terdiri dari hidung eksterna dan rongga hidung di belakang hidung eksterna. Hidung eksterna terdiri dari tulang kartilago sebelah bawah dan tulang hidung di sebelah atas ditutupi bagian luarnya dengan kulit dan pada bagian dalamnya dengan membran mukosa. Rongga hidung memanjang memanjang dari nostril pada bagian depan ke apertura posterior hidung, yang keluar ke nasofaring bagian belakang.Septum nasalis memisahkan kedua rongga hidung. Septum nasalis merupakan struktur tipis yang terdiri dari tulang kartigo, biasanya membengkok ke satu sisi atau salah satu sisi yang lain, dan keduanya dilapisi oleh membran mukosa. Dinding Lateral dari rongga hidung sebagian dibentuk oleh maksila, palatum dan os sphenoid.Konka superior, Inferior dan media
  • 3. (turbinasi hidung) merupakan tiga buah tulang yang melengkung lembut melekat pada dinding lateral dan menonjol ke dalam rongga hidung. Ketiga tulang tersebut tertutup oleh membran mukosa. Sinus paranasal merupakan ruang pada tulang kranial yang berhubungan melalui ostium ke dalam rongga hidung. Sinus tersebut ditutupi oleh membran mukosa yang berlanjut dengan rongga hidung. Ostium ke dalam rongga hidung. Lubang hidung, sinus sphenoid, diatas konkha superior. 2). Faring Faring atau tenggorok merupakan struktur sperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. Adenoid atau tonsil faring terletk dalam langit-langit nasofaring . Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiration dan digestif (Brunner & Suddarth. 2002) 3). Laring Laring merupakan pangkal tenggorok merupakan jalinan tulang rawan yamg dilengkapi dengan otot, membrane, jaringan ikat, dan ligamentum . Sebelah atas pintu masuk laring membentuk tepi epiglottis, lipatan dari epiglottis ariteroid dan piat intararitenoid, dan sebelah tepi bawah kartilago krikoid. Fugsi laring sebagai vokalalisasi yang menilabtaknsistem pernapasan yang meliputi pusat khusus pengaturan bicara dalam kortek serebri, pusat respirasi di dalam batang otak, artikulasi serta resonansi dari mulut dan rongga hidung 4). Trakea Trakea adalah tabung berbentuk pipa seperti huruf C yang dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang disempurnakan oleh selaput, terletak di antara vertebrae servikalis VI sampai ke tepi bawah ketilago krikoidea vertebra torakalis V. Panjangnya kira-kira 13 cm dan diameter 2,5 cm dilapisi oleh otot polos,
  • 4. mempunyai dinding fibroealitis yang tertanam dalam balok- balok hialin yang mempertahankan trakea tetap terbuka. 5). Bronkus Bronkus merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V. Bronkus mempunyai struktur sama dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan ke bawah kearah tumpuk paru. Bagian bawah trakea mempunyai cabang 2, kiri dan kanan yang dibatasi oleh garis pembatas. 6). Pulmo (Paru-paru) Pulmo atau paru merupakan salah satu organ pernapasan yang berada didalam kantong yang dibentuk oleh pleura parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru sangat lunak, elastic, dan berada dalam rongga torak. Sifatnya ringan dan terapung di dalam air. Paru berwarna biru keabu-abuan dan berbintik-bintik karena partikel-partikel debu yang masuk termakan oleh fagosit. Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam menjalankan fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yakni menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam tubuh (ekspirasi)( Syafudin, 2011). b. Fisiologi Pernafasan Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi, yakni : ventilasi, perfusi dan difusi( Potter & Perry, 2006). a. Ventilasi Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas kedalam dan keluar paru-paru. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan throak yang elastic dan persarafan yang utuh. Otot pernapasan yang utama adalah diagfragma(Potter & Perry, 2006). Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi
  • 5. kare.na adanya perbedaan tekanan antara intrapleural lebih negative (752 mmHg) daripada tekanan atmofer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli. Kepatenan ventilasi tergantung pada factor : 1) Bersihan jalan nafas 2) Adekuatnya system saraf pusat dan pusat pernapasan 3) Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru 4) Kemampuan otot-otot pernapasan seperti diafragma, eksternal interkosta, eksternal interkosta, otot abdominal. b. Perfusi Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, di mana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik. c. Difusi Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi kedaerah degan konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernafasan terjadi di membrane kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipegaruhi oleh ketebalan membrane(Potter & Perry, 2006). C. ETIOLOGI Adapun faktor-faktor penyebab dari gangguan oksigenasi antara lain: 1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
  • 6. 2. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia. Hiperventilasi merupakan Hiperventilasi (hyperventilation) adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan yang mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik. hiperventilasi terjadi jika metabolisme tubuh terlampau tinggi sehingga mendesak alveolus melakukan ventilasi secara berlebihan. Hipoventilasi merupakan suatu penurunan frekuensi ventilasi yang berkaitan dengan metabolism atau kecepatan metabolism yang sedang berlangsung. (Ignatavicius dkk, 1991). Hipoksia merupakan keadaan dimana kadar oksigen menurun dalam jaringan. 3. Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah haemoglobin, dan kecenderungan haemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens,1990). D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1. Faktor fisiologis Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi : a. Penurunan kapasitas membawa oksigen b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi 2. Faktor perkembangan. Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, mengingat usia organ dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya kecenderungannya kurang pembentukan surfaktan. Pada anak usia sekolah dan remaja risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok, sedangkan pada pada usia dewasa muda dan pertengahan dipengaruhi diet yang tidak sehat , kurang aktivitas dan stress dapat mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru. Pada dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun dan ekspansi paru menurun. 3. Perilaku atau gaya hidup
  • 7. a) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang. b) Exercise : meningkatkan kebutuhan oksigen c) Merokok : nikotin dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner. d) Substance abuse : menyebabkan intake nutrisi / Fe menurun menyebabkan penurunan haemoglobin, alcohol menyebabkan depresi pusat pernapasan. e) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat. 4. Perubahan – perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi : a) Gangguan konduksi : distritmia (takhikardi/bradikardi) b) Perubahan cardiac output : menurunnya cardiac output seperti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan c) Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darahuang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras d) Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke myocardium. E. BATASAN KARAKTERISTIK 1. Mayor a) Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya) b) Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas) c) Dispnea pada usahan napas d) Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas e) Peningkatan laju metabolik f) Batuk tak efektif atau tidak ada batuk 2. Minor a) Ortopnea b) Takipnea, Hiperpnea, Hiperventilasi
  • 8. c) Pernafasan sukar / berhati-hati d) Bunyi nafas abnormal e) Frekuensi, irama, kedalaman. Pernafasan abnormal f) Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada lutut, condong kedepan) g) Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang lama h) Penurunan isi oksigen i) Peningkatan kegelisahan j) Ketakutan k) Penurunan volume tidal l) Peningkatan frekuensi jantung F. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran napas Definisi : kondisi dimana pasien tidak dapat membersihkan secret sehingga menimbulkan obstruksi slauran pernapasan dalam rangka mempertahankan saluran pernapasan. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Menurunnya energy dan kelelahan b) Infeksi tracheobronchial c) Gangguan kognitif dan persepsi d) Trauma e) Bedah thorax 2. Tidak efektifnya pola napas Definisi : kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Obstruksi tracheal b) Perdarahan aktif c) Menurunnya ekspansi paru
  • 9. d) Infeksi paru e) Depresi pusat pernapasan f) Kelemahan otot pernapasan 3. Menurunnya perfusi jaringan tubuh Definisi : kondisi dimana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat menurunnya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Vaskontriksi b) Hipovolemia c) Thrombosis vena d) Menurunnya aliran darah e) Edema f) Perdarahan g) Immobilisasi 4. Gangguan pertukaran gas Definisi : suatu kondisi dimana pasien mengalami penurunan pengiriman oksigen dan karbon dioksida diantara alveoli paru dan system vaskuler. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Penumpukan cairan dalam paru b) Gangguan pasokan oksigen c) Obstruksi saluran pernapasan d) Bronkhospasme e) Atelaktasis f) Edema paru g) Pembedahan paru
  • 10. G. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Diagnosa : tidak efektifnya cara pembersihan jalan pernapasan a) Sediakan alat suction dalam kondisi baik. Rasional : peralatan dalam keadaan siap. b) Monitor jumlah , bunyi napas, AGD, efek pengobatan brinkhial. Rasional : indikasi dasar kepatenan/ gangguan saluran pernapasan. c) Pertahankan intake cairan 3.000 ml/hari jika tidak ada kontra indikasi. Rasional : membantu mengencerkan secret. d) Terapi inhalasi dan latihan napas dalam serta batuk efektif. Rasional : mengeluarkan secret. e) Bantu oral hygine setiap 4 jam. Rasional : member rasa nyaman. f) Mobilisasi pasien setiap 2 jam. Rasional : mempertahankan sirkulasi. g) berikan pendidikan kesehatan (efek merokok, alcohol, menghindari alergan, latihan bernapas). Rasional : mencegah komplikasi paru-paru. 2. Diagnosa : tidak efektifnya pola pernapasan. a) Berikan oksigen sesuai program. Rasional : mempertahankan oksigen arteri. b) Monitor jumlah pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan, batuk, bunyi paru, tanda vital, warna kulit, AGD. Rasional : mengetahui status pernapasan. c) Laksanakan program pengobatan. Rasional : meningkatkan pernapasan. d) Posisi pasien fowler. Rasional : meningkatkan pengembangan paru. e) Bantu dala terapi inhalasi. Rasional : membantu pengeluaran secret. f) Alat-alat emergency disiapkan dalam kondisi baik. Rasional : kemungkinan terjadi kesulitan bernapas yang akut.
  • 11. g) Pendidikan kesehatan mengenai perubahan gaya hidup, menghindari allergen, teknik bernapas, teknik relaksasi. Rasional : perlu adaptasi baru dengan kondisi yang sekarang. 3. Diagnosa : menurunnya perfusi jaringan tubuh. a) Monitor denyut jantung dan irama. Rasional : mengetahui kelainan jantung. b) Monitor tanda vital, bunyi jantung, CVP, edema, tingkat kesadaran. Rasional : data dasar untuk mengetahui perkembangan pasien. c) Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan AGD, elektrolit, darah lengkap. Rasional : mengetahui KU pasien. d) Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan. Rasional : mengurangi kecemasandan lebih kooperatif. e) Berikan oksigen sesuai kebutuhan. Rasional : meningkatkan perfusi. f) Ukur intake dan outtake cairan. Rasional : untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan. g) Lakukan perawatan kulit seperti memberikan lotion. Rasional : menghindari gangguan integritas kulit. h) Hindari terjadinya palsava maneuver seperti mengedan, menahan napas dan batuk tidak efektif. Rasional : untuk mempertahankan pasokan oksigen. i) Batasi pengunjung. Rasional : mengurangi stress dan energy bicara. j) Berikan pendidikan kesehatan seperti proses terapi, perubahan gaya hidup, teknik relaksasi, program latihan, diet dan efek obat. Rasional : meningkatkan pengetahuan dan mencegah terjadinya kambuh dan komplikasi. 4. Diagnosa : gangguan pertukaran gas. a) Monitor adanya nyeri, kesulitan bernapas, hasil lab, retraksi sternal, penggunaan otot bantu pernapasan, penggunaan
  • 12. oksigen, X-ray, tanda vital. Rasional : data dasar untuk pengkajian lebih lanjut. b) Jaga alat emergency dan pengobatan tetap tersedia seperti ambu bag, ET tube, suction, oksigen. Rasional : persiapan emergency terjadinya masalah akut pernapasan. c) Suction jika ada indikasi. Rasional : meningkatkan pertukaran gas. d) Monitor intake dan outtake cairan. Rasional : menjaga keseimbangan cairan. e) Berikan terapi inhalasi. Rasional: melonggarkan saluran pernapasan. f) Berikan posisi fowler atau semi fowler. Rasional : mengurangi kesulitan bernapas. g) Batasi pengunjung. Rasional : mengurangi tingkat kecemasan. h) Berikan nutrisi tinggi protein, rendah lemak. Rasional : menurunkan kebutuhan energy pencernaan. i) Pendidikan kesehatan tentang napas dalam, latihan bernapas, mobilisasi, kebutuhan istirahat, efek merokok dan alcohol. Rasional : meningkatkan pengetahuan pasien. j) Jelaskan teknik suction pada keluarga pasien. Rasional : dapat mengerjakan sendiri dirumah apabila memungkinkan. H. KRITERIA EVALUASI 1. Diagnosa : tidak efektifnya cara pembersihan jalan napas a) Saluran napas pasien menjadi bersih. b) Pasien dapat mengeluarkan secret. c) Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal. 2. Diagnosa : tidak efektifnya pola pernapasan a) Pasien dapat mendemonstrasikan pola pernapasan yang efektif. b) Data objektif menunjukkan pola pernapasan yang efektif. c) Pasien merasa lebih nyaman dalam bernapas (inspirasi dan ekspirasi) 3. Diagnosa: menurunnya perfusi jaringan tubuh
  • 13. a) Menurunnya insufisiensi jantung. b) Suara pernapasan dalam keadaan normal. 4. Diagnosa : gangguan pertukaran gas a) Dapat menurunkan tanda dan gejala gangguan pertukaran gas. b) Pasien dapat menunjukkan peningkatan perubahan pertukaran gas seperti tanda vital, nilai AGD, dan ekspresi wajah.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA 1. Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta 2. Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika : Jakarta 3. Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta 4. Krisna, Pande. 2012. Laporan Pendahuluan Gangguan Oksigenasi. Terdapat di http://pande-krisna.blogspot.com/2012/12/laporan- pendahuluan-gangguan-oksigenasi.html diakses pada Minggu, 26 Mei 2013 pk 20.03 WITA 5. Raharja ,Danu Saputra. 2012. Konsep Dasar Okigenasi. Terdapat di http://danumanyut.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-oksigenasi.html diakses pada Minggu, 26 Mei 2013 pk 20.06 WITA 6. Utami, Ismaya Putri. 2011. Askep Oksigenasi. Terdapat di http://www.scribd.com/doc/62147447/askep-oksigenasi diakses pada Minggu, 26 Mei 2013 pk. 20.11 WITA