SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
LAPORAN
ANALISIS STABILITAS LERENG DI KAWASAN LOGUNG
DENGAN MENGGUNAKAN PERMEN NO.22/PRT/M/2007
DAN METODE SLICES SLOPE ANALYSIS
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Stabilitas Lereng
Dosen Pengampu :
Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc.
Disusun Oleh :
NAMA : ANDANG ARI SADEWO
NIM : 5113415044
PRODI : TEKNIK SIPIL S1
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
nikmatNya saya mampu menyelesaikan Laporan Analisis Stabilitas Lereng Di
Kawasan Logung Dengan Menggunakan Permen No.22/Prt/M/2007 Dan Metode
Slices Slope Analysis. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Analisis Stabilitas Lereng. Terima kasih juga saya haturkan kepada Ibu Rini
Kusumawardani selaku dosen pembimbing mata kuliah Analisis Stabilitas Lereng.
Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan
Laporan Perencanaan Perkerasan Kaku ini untuk itu saya mohon kritik dan saran
yang membangun guna membuat saya jauh lebih baik lagi dalam menyusun
laporan ke depan. Harapannya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Semarang, Desember 2017
Penulis,
Andang Ari Sadewo
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................. 1
Rumusan Masalah .......................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................. 1
Manfaat ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 2
Peta Kontur Logung ....................................................................... 2
Detail Kontur yang Dipilih ............................................................. 3
Hasil Berdasar Permen PU ............................................................. 4
Hasil Berdasar Slope Analysis ....................................................... 10
Hasil Berdasar Plaxis ...................................................................... 11
Kesimpulan Hasil ........................................................................... 15
BAB IV KESIMPULAN ....................................................................... 16
Penutup .................................................................................................. 16
Lampiran ................................................................................................ 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keadaan topografi daerah rencana Bendungan Logung berupa perbukitan
dengan batas lembah berbentuk V dengan lebar dasar sekitar 50 m dan
kemiringan tebing kiri sekitar 45 - 70° bagian kanan 30 - 50°. Pada rencana
lokasi bendungan elevasi dasar sungainya adalah +43,00 dan ekevasi punggung
bukit kiri +115,00 dan punggung bukit kanan +110,00. Bentuk topografi
rencana daerah genangan berupa tampungan yang memanjang dan menyempit
ke hulu, tidak memiliki daerah kantong yang melebar.
Telah disediakan peta kontur kawasan Logung yang sudah dibagi menjadi
beberapa bagian. Setiap mahasiswa ditugaskan untuk melakukan analisis
kestabilan lereng dengan meninjau dari data yang ada berdasarkan pedoman
Permen No.22/PRT/M/2007 dan Metode Slices Slope Analysis yang kemudian
dimodelkan menggunakan program plaxis untuk mengetahui tingkat Faktor
Keamanan (Safety Factor). Hal ini untuk meninjau apakah kondisi tanah pada
bagian tersebut memungkinkan terjadinya kelongsoran atau tidak.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam laporan ini, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana potensi kelongsoran berdasarkan pedoman Permen
No.22/PRT/M/2007?
2. Bagaimana potensi kelongsoran berdasarkan Metode Slices Slope Analysis?
3. Bagaimana tingkat Faktor Keamanan lereng tersebut?
1.3. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui potensi kelongsoran dengan pedoman Permen
No.22/PRT/M/2007.
2. Mengetahui potensi kelongsoran berdasarkan Metode Slices Slope Analysis.
3. Mendapatkan angka tingkat Faktor Keamanan lereng.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peta Kontur Logung
3
2.2. Detail kontur yang dipilih
Diketahui :
Sudut lereng =13,27°
Kemiringan lereng : 13,27/90 x 100% = 14,75 %
Sehingga kontur tersebut termasuk
kedalam tipe zona C dengan kemiringan
lereng 0% -
20%.
Gambar 1.a. Method of Slices
Gambar 1. Gambar Kontur Lereng
4
2.3. Hasil berdasarkan Permen No.22/PRT/M/2007
Diketahui persen kemiringan lereng sebesar 14,75% maka dipakai tabel 4 sebagai kriteria dan indikator tigkat kerawanan untuk zona berpotensi
longsor tipe C (dataran tinggi, dataran rendah, dataran, tebing sungai, lembah sungai; kemiringan lereng 0% sampai dengan 20%.)
Tabel C1. Kriteria Aspek Fisik Alami
C1 : Kriteria Aspek Fisik Alami
No Indikator
Bobot
Indikator
(%)
Diketahui
Sensitivitas
Tingkat
Kerawanan
Verifer
Bobot
Penilaian
Nilai Bobot
Tertimbang
Tingkat
Kerawanan
Longsor
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Kemiringan
Lereng
30% 12,3%
Tinggi - Kemiringan lereng 16% - 20% 3 0,90
Sedang - Kemiringan lereng 9% - 15% 2 0,60
Rendah - Kemiringan lereng 0% - 8% 1 0,30
2. Kondisi Tanah 15%
Struktur geologi
yang dominan
adalah perlapisan
dan kekar
Tinggi
- Lereng yang tersusun oleh batuan dan terlihat banyak
struktur retakan, lapisan batuan miring kearah luar lereng
- Tebing sungai tersusun oleh batuan yang mudah tererosi
aliran sungai dan terdapat retakan atau kekar pada batuan.
3 0,45
Sedang
- Lereng yang tersusun oleh batuan dan terlihat ada struktur
retakan tetapi lapisan batuan tidak miring ke arah luar
lereng.
- Tebing sungai tersusun oleh batuan yang mudah tererosi
aliran sungai, namun tidak terdapat retakan/ kekar pada
batuan.
2 0,30
Rendah
- Lereng tersusun oleh batuan dan tanah, namun tidak ada
struktur retakan / kekar pada batuan. 1 0,15
5
C1 : Kriteria Aspek Fisik Alami
No Indikator
Bobot
Indikator
(%)
Diketahui
Sensitivitas
Tingkat
Kerawanan
Verifer
Bobot
Penilaian
Nilai Bobot
Tertimbang
Tingkat
Kerawanan
Longsor
3.
Batuan
Penyusun
Lereng
Kondisi batuan
yang sebagian
telah mengalami
pelapukan
Sedang
- Lereng tersusun oleh batuan dan terlihat ada struktur
retakan, tetapi lapisan batuan tidak miring ke arah luar
lereng.
2 0,40
Rendah
- Lereng tersusun oleh batuan dan tanah, namun tidak ada
struktur retakan / kekar pada batuan. 1 0,20
4. Curah Hujan 15% 2260 mm/tahun
Tinggi
- Curah hujan mencapai 70 mm/jam atau 100 mm/hari. Curah
hujan tahunan mencapai lebih dari 2500 mm, sehingga debit
sungai dapat meningkat dan mengerosi kaki tebing sungai.
3 0,60
Sedang
- Curah hujan sedang (berkisar 30 – 70 mm/jam), berlangsung
tidak lebih dari 2 jam dan hujan tidak setiap hari (100 – 2500
mm).
2 0,40
Rendah
- Curah hujan rendah (kurang dari 30 mm/jam), berlangsung
tidak lebih dari 1 jam dan hujan tidak setiap hari ( <1000
mm).
1 0,20
5.
Tata Air
Lereng
7%
Didapatkan
material ini kedap
air,
Tinggi
- Sering muncul rembesan-rembesan air atau mata air pada
lereng, terutama pada bidang kontak antara batuan kedap
dengan lapisan tanah yang lebih permeable.
3 0,21
Sedang
- Jarang muncul rembesan-rembesan air atau mata air pada
lereng, terutama pada bidang kontak antara batuan kedap
dengan lapisan tanah yang lebih permeable.
2 0,14
Rendah
- Tidak terdapat rembesan air atau mata air pada lereng atau
pada bidang kontak antara batuan kedap dengan lapisan
tanah yang lebih permeable.
1 0,07
6
C1 : Kriteria Aspek Fisik Alami
No Indikator
Bobot
Indikator
(%)
Diketahui
Sensitivitas
Tingkat
Kerawanan
Verifer
Bobot
Penilaian
Nilai Bobot
Tertimbang
Tingkat
Kerawanan
Longsor
6. Kegempaan 3%
Angka kegempaan
sangat kecil
Tinggi
- Lereng pada daerah rawan gempa sering pula rawan
terhadap gerakan tanah. 3 0,09
Sedang - Frekuensi gempa jarang terjadi (1-2 kali per tahun). 2 0,06
Rendah - Lereng tidak termasuk daerah rawan gempa. 1 0,03
7. Vegetasi 10%
Vegetasi penutup
berupa rumput-
rumputan, alang-
alang
Tinggi - Alang-alang, rumput-rumputan, tumbuhan semak, perdu. 3 0,03
Sedang - Tumbuhan berdaun jarum, seperti cemara dan pinus. 2 0,02
Rendah
- Tumbuhan berakar tunjang dengan perakaran menyebar
seperti kemiri, laban, dlingsem, mindi, johar, bungur,
banyan, mahoni, renghas, jati, kosambi, sonokeling,
trengguli, tayuman, asem jawa dan pilang
1 0,01
Jumlah Bobot 100% Jumlah nilai bobot tertimbang 1,83
Kriteria tingkat kerawanan Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek fisik alami melalui penjelasan bobot tertimbang
1. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Tinggi : total nilai bobot tertimbang 2,40 – 3,00
2. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Sedang : total nilai bobot tertimbang 1,70 – 2,39
3. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Rendah : total nilai bobot tertimbang 1,00 – 1,69
Didapat jumlah total nilai bobot tertimbang sebesar 2,13. Maka Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek fisik alami termasuk kedalam
tingkat kerawanan Sedang.
7
Tabel C2. Kriteria Aspek Aktifitas Manusia
C2 : Kriteria Aspek Aktifitas Manusia
No Indikator
Bobot
Indikator
(%)
Diketahui
Sensitivitas
Tingkat
Kerawanan
Verifer
Bobot
Penilaian
Nilai Bobot
Tertimbang
Tingkat
Kerawanan
Longsor
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pola Tanam 10%
Lahan di daerah
logung
dimanfaatkan
sebagai lahan
pertanian, ditinjau
dari banyaknya
mata pencaharian
sebagai petani.
Tinggi
- Lereng ditanami dengan pola tanam yang tidak tepat dan
sangat sensitive, misalnya ditanami tanaman berakar
serabut, dimanfaatkan sebagai sawah/lading dan hutan
pinus
3 0,30
Sedang
- Lereng ditanami dengan pola tanam yang tepat dan sangat
intensif, misalnya ditanami tanaman berakar serabut,
dimanfaatkan sebagai sawah dan/atau lading.
2 0,20
Rendah
- Lereng ditanami dengan pola tanam yang tepat dan tidak
intensif, misalnya ditanami pohon kayu berakar tunggang. 1 0,10
2.
Penggalian dan
Pemotongan
Lereng
20%
Pembangunan
waduk logung
sangat
memperhatikan
penggalian dan
pemotongan
dikarenakan
banyak batuan
yang telah
mengalami
pelapukan berat
Tinggi
- Intensitas penggalian/pemotongan lereng tinggi, missal
untuk jalan atau bangunan dan penambangan, tanpa
memperhatikan struktur perlapisan tanah /batuan pada
lereng dan tanpa perhitungan analisis kestabilan lereng.
3 0,60
Sedang
- Intensitas penggalian/pemotongan lereng rendah (jalan,
bangunan, penambangan) dan memperhatikan struktur
perlapisan tanah /batuan pada lereng dan perhitungan
analisis kestabilan lereng.
2 0,40
Rendah - Tidak melakukan penggalian/pemotongan lereng.
3.
Pencetakan
Kolam
10%
Pembuatan waduk
logung untuk
Tinggi
- Dilakukan pencetakan kolam yang dapat mengakibatkan
merembasnya air kolam kedalam lereng. 3 0,30
8
C2 : Kriteria Aspek Aktifitas Manusia
No Indikator
Bobot
Indikator
(%)
Diketahui
Sensitivitas
Tingkat
Kerawanan
Verifer
Bobot
Penilaian
Nilai Bobot
Tertimbang
Tingkat
Kerawanan
Longsor
menampung dan
mendistribusikan
air
Sedang
- Dilakukan pencetakan kolam tetapi terdapat perembasan
air, air kolam kedalam lereng. 2 0,20
Rendah - Tidak melakukan pencetakan kolam 1 0,10
4. Drainase 10%
Sedang dilakukan
perbaikan
drainase
Tinggi - Sistem drainase tidak memadai 3 0,30
Sedang
- Sistem drainasea agak memadai dan terdapat usaha-usaha
untuk memperbaiki drainase. 2 0,20
Rendah
- Sistem drainase agak memadai dan terdapat usaha-usaha
untuk memelihara saluran drainase. 1 0,10
5.
Pembangunan
Konstruksi
20%
Sedang dilakukan
pembangunan
bagunan bedung
Tinggi
- Dilakukan pembangunan konstruksi dengan beban yang
terlalu besar. 3 0,60
Sedang
- Dilakukan pembangunan konstruksi dan beban yang terlalu
besar, tetapi belum melampaui daya dukung tanah. 2 0,40
Rendah
- Dilakukan pembangunan konstruksi dan beban yang tidak
masih sedikit, dan belum melampaui daya dukung tanah,
atau tidak ada pembangunan konstruksi.
1 0,20
6.
Kepadatan
Penduduk
20% 11 jiwa /ha
Tinggi - Kepadatan penduduk tinggi (> 50 jiwa/ha). 3 0,60
Sedang - Kepadatan penduduk sedang ( 20-50 jiwa/ha). 2 0,40
Rendah - Kepadatan penduduk rendah (<20 jiwa/ha). 1 0,20
7. Usaha Mitigasi 3%
Usaha mitigasi
dengan membuat
Tinggi
- Tidak terdapat usaha mitigasi bencana oleh pemerintah
maupun masyarakat. 3 0,30
9
C2 : Kriteria Aspek Aktifitas Manusia
No Indikator
Bobot
Indikator
(%)
Diketahui
Sensitivitas
Tingkat
Kerawanan
Verifer
Bobot
Penilaian
Nilai Bobot
Tertimbang
Tingkat
Kerawanan
Longsor
waduk logung
untuk mengatasi
masalah
kebanjiran
maupun
kekeringan
Sedang
- Terdapat usaha mitigasi bencana alam oleh pemerintah
atau masyarakat, namun belum terkoordinasi dan
melembaga dengan baik.
2 0,20
Rendah
- Terdapat usaha mitigasi bencana alam oleh pemerintah
atau masyarakat, yang sudah terorganisasi dan
terkoordinasi dengan baik.
1 0,10
Jumlah Bobot 100% Jumlah nilai bobot tertimbang 1,6
Kriteria tingkat kerawanan Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek aktifitas manusia melalui penjelasan bobot tertimbang
1. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Tinggi : total nilai bobot tertimbang 2,40 – 3,00
2. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Sedang : total nilai bobot tertimbang 1,70 – 2,39
3. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Rendah : total nilai bobot tertimbang 1,00 – 1,69
Didapat jumlah total nilai bobot tertimbang sebesar 1,6. Maka Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek aktifitas manusia termasuk
kedalam tingkat kerawanan Rendah.
Setelah didapat jumlah total nilai bobot tertimbang pada masing-masing aspek, selanjutnya nilai terseut dijumlahkan kemudian dibagi 2. Apabila
hasil = 2,40 – 3,00 “Tingkat kerawanan Tinggi”, hasil = 1,70 – 2,39 “Tingkat kerawanan Sedang”, hasil = 1,00 – 1,69 “Tingkat kerawanan Rendah”
Zona Berpotensi Longsor Tipe C =
1,83+1,6
2
= 1,715 , sehingga termasuk kedalam tingkat kerawanan Sedang.
10
2.4. Hasil berdasarkan Metode Slices Slope Analysis
Sumber : SNI Penyusunan Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah
Effective Stress Analysis (ESA)
FS =
∑{c′l+[(
W
b
)cosα−ul]tan∅}
∑[(
W
b
)sinα
Total Stress Analysis (TSA)
FS =
∑(Su 𝑙)
∑[(
W
b
)sinα]
1. Digunakan data Bore Hole No. 17
Parameter tanah pada bore hole No. 17 :
c' = 0,439 kg/cm2
Ø' = 14o
ɣ = 17,05 kN/m3
2. Hasil Perhitungan
Tabel 2. Perhitungan Metode Slices Slope Analysis
11
Dari hasil perhitungan didapat FS sebesar 1,48. Jika dilihat berdasarkan sumber SNI
Penyusunan Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah pada tabel 1. Kisaran Faktor
Keamanan (FS) (ward 1978) maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan gerakan tanah
menengah artinya gerakan tanah dapat terjadi.
2.5. Hasil berdasarkan Plaxis
Langkah permodelan plaxis :
1. Penggambaran model plane strain 2D
2. Masukan input parameter tanah dengan model tanah Mohr-Coulomb dan material type
drained karena karakteristik tanah lanau kepasiran.
3. Menyusun elemen mesh segitiga
4. Mengisi isian menu calculation type.
5. Perhitungan analisis stabilitas lereng dengan metode phi/c reduction.
Parameter tanah diambil dari data boring no.17 :
c ref = 0,439 kg/cm2
= 43,05119 kN/m2
Ø' = 14o
= 14o
ɣ sat = 1,805 gr/cm3
= 18,05 kN/m3
ɣ unsat = 1,705 gr/cm3
= 17,05 kN/m3
E ref = 6,82 x 104
kN/m2
= 6,82 x 104
kN/m2
v = 0,155 = 0,155
kx = 0,0000159 cm/detik = 0,013738 m/hari
ky = 0,0000159 cm/detik = 0,013738 m/hari
12
Hasil running dengan menggunakan PLAXIS diperoleh bidang longsor seperti gambar
berikut :
Gambar Deformed Shape
Gambar total displacement
13
Gambar Horizontal Displacement
Gambar Vertikal Displacement
14
Gambar Cross Section Lereng PerTitik
Gambar FS
15
Angka faktor keamanan (safety factor) nya didapatkan SF = 1,43. Hal ini mengindikasikan
bahwa kondisi tanah yang ada dapat terjadi gerakan tanah.
Dengan Utotal dari Total Displacement = 9,4 x 103
m.
Dengan pergerakan penurunan / kelongsoran pertitik sebesar : 3 m.
2.6. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini adalah :
1. Berdasarkan Permen No.22/PRT/M/2007 ,Zona Berpotensi Longsor Tipe C =
1,83+1,6
2
= 1,715 , sehingga termasuk kedalam tingkat kerawanan Sedang.
2. Berdasarkan perhitungan Metode Slices Slope Analysis didapat FS sebesar 1,48
Kerentanan Gerakan Tanah Menengah.
3. Faktor keamanan (safety factor) yang didapat dari hasil perhitungan menggunakan
plaxis adalah SF = 1,43.
Kerentanan Tanah Menengah.
16
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini adalah :
 Sudut lereng =13,27°
 Kemiringan lereng : 13,27/90 x 100% = 14,75
 Sehingga kontur tersebut termasuk kedalam tipe zona C dengan kemiringan
lereng 0%-20%
 Hasil Analisi dan hitungan :
1. Berdasarkan Permen No.22/PRT/M/2007 ,Zona Berpotensi Longsor Tipe C =
1,83+1,6
2
= 1,715 , sehingga termasuk kedalam tingkat kerawanan Sedang.
2. Berdasarkan perhitungan Metode Slices Slope Analysis didapat FS sebesar 1,48
Kerentanan Gerakan Tanah Menengah.
3. Faktor keamanan (safety factor) yang didapat dari hasil perhitungan menggunakan
plaxis adalah SF = 1,43.
Kerentanan Tanah Menengah.
17
LAMPIRAN
18
19
20
21
22

More Related Content

What's hot

Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxUji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxmoses hadun
 
Metode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiMetode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiManyuk FAUZI
 
Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptIskandar Kyoto
 
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan KakuPerencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan KakuDebora Elluisa Manurung
 
JALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptx
JALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptxJALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptx
JALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptxFitriHariyanti4
 
Setting Out Construction
Setting Out ConstructionSetting Out Construction
Setting Out ConstructionShopyan Sauri
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKHRISTIAN MAUKO
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaMOSES HADUN
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahHendra Supriyanto
 
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdfSNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdfMuhammadLuthfi995084
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatan
Materi Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatanMateri Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatan
Materi Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatanMario Yuven
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground miningheny novi
 

What's hot (20)

Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxUji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
 
Metode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiMetode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasi
 
Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan ppt
 
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan KakuPerencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
 
5. metode pembangunan pagar
5. metode pembangunan pagar5. metode pembangunan pagar
5. metode pembangunan pagar
 
JALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptx
JALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptxJALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptx
JALAN File_Soal_17_158_29_1676969129 AHMAD FURQON.pptx
 
Setting Out Construction
Setting Out ConstructionSetting Out Construction
Setting Out Construction
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
 
10 Pengendalian Mutu
10 Pengendalian Mutu10 Pengendalian Mutu
10 Pengendalian Mutu
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
 
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdfSNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatan
Materi Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatanMateri Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatan
Materi Kuliah Geologi Struktur 11. diskripsi lipatan
 
Metode Pelaksana
Metode PelaksanaMetode Pelaksana
Metode Pelaksana
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground mining
 

Similar to Laporan lereng andang plaxis

Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Anton Riyanto
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxdenyainur
 
Final Report Presentation
Final Report PresentationFinal Report Presentation
Final Report PresentationFarhan Helmy
 
95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungaiJack Lubis
 
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfBahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfRiaPurnamasari5
 
Pertemuan 2 studi pantai
Pertemuan 2 studi pantaiPertemuan 2 studi pantai
Pertemuan 2 studi pantaiibnu fajar
 
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep MaduraPemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep MaduraLuhur Moekti Prayogo
 
DED Rute Jalan TOL Padalarang Cianjur
DED Rute Jalan TOL Padalarang CianjurDED Rute Jalan TOL Padalarang Cianjur
DED Rute Jalan TOL Padalarang CianjurMantri Tani
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunanOperator Warnet Vast Raha
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunanOperator Warnet Vast Raha
 
Tugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdf
Tugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdfTugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdf
Tugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdfRismaSinaga4
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganSylvester Saragih
 
Inling 2018
Inling 2018Inling 2018
Inling 2018tereamap
 
Diskusi Pantai Ketapang.pptx
Diskusi Pantai Ketapang.pptxDiskusi Pantai Ketapang.pptx
Diskusi Pantai Ketapang.pptxDidaPrahara
 
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...CIFOR-ICRAF
 
MK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptx
MK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptxMK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptx
MK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptxMuhamad Arabi All
 

Similar to Laporan lereng andang plaxis (19)

Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptx
 
Final Report Presentation
Final Report PresentationFinal Report Presentation
Final Report Presentation
 
95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai
 
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
 
524 1351-1-pb
524 1351-1-pb524 1351-1-pb
524 1351-1-pb
 
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfBahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
 
Pertemuan 2 studi pantai
Pertemuan 2 studi pantaiPertemuan 2 studi pantai
Pertemuan 2 studi pantai
 
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep MaduraPemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
 
DED Rute Jalan TOL Padalarang Cianjur
DED Rute Jalan TOL Padalarang CianjurDED Rute Jalan TOL Padalarang Cianjur
DED Rute Jalan TOL Padalarang Cianjur
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
 
Tugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdf
Tugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdfTugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdf
Tugas PPT Mitigasi_Kelompok 7_Kelas A.pdf
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
 
Inling 2018
Inling 2018Inling 2018
Inling 2018
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
Diskusi Pantai Ketapang.pptx
Diskusi Pantai Ketapang.pptxDiskusi Pantai Ketapang.pptx
Diskusi Pantai Ketapang.pptx
 
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
 
MK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptx
MK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptxMK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptx
MK APLIKASI INDERAJA KELAUTAN.pptx
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Laporan lereng andang plaxis

  • 1. LAPORAN ANALISIS STABILITAS LERENG DI KAWASAN LOGUNG DENGAN MENGGUNAKAN PERMEN NO.22/PRT/M/2007 DAN METODE SLICES SLOPE ANALYSIS Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Stabilitas Lereng Dosen Pengampu : Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc. Disusun Oleh : NAMA : ANDANG ARI SADEWO NIM : 5113415044 PRODI : TEKNIK SIPIL S1 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan nikmatNya saya mampu menyelesaikan Laporan Analisis Stabilitas Lereng Di Kawasan Logung Dengan Menggunakan Permen No.22/Prt/M/2007 Dan Metode Slices Slope Analysis. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Stabilitas Lereng. Terima kasih juga saya haturkan kepada Ibu Rini Kusumawardani selaku dosen pembimbing mata kuliah Analisis Stabilitas Lereng. Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan Laporan Perencanaan Perkerasan Kaku ini untuk itu saya mohon kritik dan saran yang membangun guna membuat saya jauh lebih baik lagi dalam menyusun laporan ke depan. Harapannya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Desember 2017 Penulis, Andang Ari Sadewo
  • 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................. KATA PENGANTAR ........................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1 Latar Belakang................................................................................. 1 Rumusan Masalah .......................................................................... 1 Tujuan ............................................................................................. 1 Manfaat ........................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 2 Peta Kontur Logung ....................................................................... 2 Detail Kontur yang Dipilih ............................................................. 3 Hasil Berdasar Permen PU ............................................................. 4 Hasil Berdasar Slope Analysis ....................................................... 10 Hasil Berdasar Plaxis ...................................................................... 11 Kesimpulan Hasil ........................................................................... 15 BAB IV KESIMPULAN ....................................................................... 16 Penutup .................................................................................................. 16 Lampiran ................................................................................................ 17
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan topografi daerah rencana Bendungan Logung berupa perbukitan dengan batas lembah berbentuk V dengan lebar dasar sekitar 50 m dan kemiringan tebing kiri sekitar 45 - 70° bagian kanan 30 - 50°. Pada rencana lokasi bendungan elevasi dasar sungainya adalah +43,00 dan ekevasi punggung bukit kiri +115,00 dan punggung bukit kanan +110,00. Bentuk topografi rencana daerah genangan berupa tampungan yang memanjang dan menyempit ke hulu, tidak memiliki daerah kantong yang melebar. Telah disediakan peta kontur kawasan Logung yang sudah dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap mahasiswa ditugaskan untuk melakukan analisis kestabilan lereng dengan meninjau dari data yang ada berdasarkan pedoman Permen No.22/PRT/M/2007 dan Metode Slices Slope Analysis yang kemudian dimodelkan menggunakan program plaxis untuk mengetahui tingkat Faktor Keamanan (Safety Factor). Hal ini untuk meninjau apakah kondisi tanah pada bagian tersebut memungkinkan terjadinya kelongsoran atau tidak. 1.2. Rumusan Masalah Dalam laporan ini, dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi kelongsoran berdasarkan pedoman Permen No.22/PRT/M/2007? 2. Bagaimana potensi kelongsoran berdasarkan Metode Slices Slope Analysis? 3. Bagaimana tingkat Faktor Keamanan lereng tersebut? 1.3. Tujuan Laporan ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui potensi kelongsoran dengan pedoman Permen No.22/PRT/M/2007. 2. Mengetahui potensi kelongsoran berdasarkan Metode Slices Slope Analysis. 3. Mendapatkan angka tingkat Faktor Keamanan lereng.
  • 6. 3 2.2. Detail kontur yang dipilih Diketahui : Sudut lereng =13,27° Kemiringan lereng : 13,27/90 x 100% = 14,75 % Sehingga kontur tersebut termasuk kedalam tipe zona C dengan kemiringan lereng 0% - 20%. Gambar 1.a. Method of Slices Gambar 1. Gambar Kontur Lereng
  • 7. 4 2.3. Hasil berdasarkan Permen No.22/PRT/M/2007 Diketahui persen kemiringan lereng sebesar 14,75% maka dipakai tabel 4 sebagai kriteria dan indikator tigkat kerawanan untuk zona berpotensi longsor tipe C (dataran tinggi, dataran rendah, dataran, tebing sungai, lembah sungai; kemiringan lereng 0% sampai dengan 20%.) Tabel C1. Kriteria Aspek Fisik Alami C1 : Kriteria Aspek Fisik Alami No Indikator Bobot Indikator (%) Diketahui Sensitivitas Tingkat Kerawanan Verifer Bobot Penilaian Nilai Bobot Tertimbang Tingkat Kerawanan Longsor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Kemiringan Lereng 30% 12,3% Tinggi - Kemiringan lereng 16% - 20% 3 0,90 Sedang - Kemiringan lereng 9% - 15% 2 0,60 Rendah - Kemiringan lereng 0% - 8% 1 0,30 2. Kondisi Tanah 15% Struktur geologi yang dominan adalah perlapisan dan kekar Tinggi - Lereng yang tersusun oleh batuan dan terlihat banyak struktur retakan, lapisan batuan miring kearah luar lereng - Tebing sungai tersusun oleh batuan yang mudah tererosi aliran sungai dan terdapat retakan atau kekar pada batuan. 3 0,45 Sedang - Lereng yang tersusun oleh batuan dan terlihat ada struktur retakan tetapi lapisan batuan tidak miring ke arah luar lereng. - Tebing sungai tersusun oleh batuan yang mudah tererosi aliran sungai, namun tidak terdapat retakan/ kekar pada batuan. 2 0,30 Rendah - Lereng tersusun oleh batuan dan tanah, namun tidak ada struktur retakan / kekar pada batuan. 1 0,15
  • 8. 5 C1 : Kriteria Aspek Fisik Alami No Indikator Bobot Indikator (%) Diketahui Sensitivitas Tingkat Kerawanan Verifer Bobot Penilaian Nilai Bobot Tertimbang Tingkat Kerawanan Longsor 3. Batuan Penyusun Lereng Kondisi batuan yang sebagian telah mengalami pelapukan Sedang - Lereng tersusun oleh batuan dan terlihat ada struktur retakan, tetapi lapisan batuan tidak miring ke arah luar lereng. 2 0,40 Rendah - Lereng tersusun oleh batuan dan tanah, namun tidak ada struktur retakan / kekar pada batuan. 1 0,20 4. Curah Hujan 15% 2260 mm/tahun Tinggi - Curah hujan mencapai 70 mm/jam atau 100 mm/hari. Curah hujan tahunan mencapai lebih dari 2500 mm, sehingga debit sungai dapat meningkat dan mengerosi kaki tebing sungai. 3 0,60 Sedang - Curah hujan sedang (berkisar 30 – 70 mm/jam), berlangsung tidak lebih dari 2 jam dan hujan tidak setiap hari (100 – 2500 mm). 2 0,40 Rendah - Curah hujan rendah (kurang dari 30 mm/jam), berlangsung tidak lebih dari 1 jam dan hujan tidak setiap hari ( <1000 mm). 1 0,20 5. Tata Air Lereng 7% Didapatkan material ini kedap air, Tinggi - Sering muncul rembesan-rembesan air atau mata air pada lereng, terutama pada bidang kontak antara batuan kedap dengan lapisan tanah yang lebih permeable. 3 0,21 Sedang - Jarang muncul rembesan-rembesan air atau mata air pada lereng, terutama pada bidang kontak antara batuan kedap dengan lapisan tanah yang lebih permeable. 2 0,14 Rendah - Tidak terdapat rembesan air atau mata air pada lereng atau pada bidang kontak antara batuan kedap dengan lapisan tanah yang lebih permeable. 1 0,07
  • 9. 6 C1 : Kriteria Aspek Fisik Alami No Indikator Bobot Indikator (%) Diketahui Sensitivitas Tingkat Kerawanan Verifer Bobot Penilaian Nilai Bobot Tertimbang Tingkat Kerawanan Longsor 6. Kegempaan 3% Angka kegempaan sangat kecil Tinggi - Lereng pada daerah rawan gempa sering pula rawan terhadap gerakan tanah. 3 0,09 Sedang - Frekuensi gempa jarang terjadi (1-2 kali per tahun). 2 0,06 Rendah - Lereng tidak termasuk daerah rawan gempa. 1 0,03 7. Vegetasi 10% Vegetasi penutup berupa rumput- rumputan, alang- alang Tinggi - Alang-alang, rumput-rumputan, tumbuhan semak, perdu. 3 0,03 Sedang - Tumbuhan berdaun jarum, seperti cemara dan pinus. 2 0,02 Rendah - Tumbuhan berakar tunjang dengan perakaran menyebar seperti kemiri, laban, dlingsem, mindi, johar, bungur, banyan, mahoni, renghas, jati, kosambi, sonokeling, trengguli, tayuman, asem jawa dan pilang 1 0,01 Jumlah Bobot 100% Jumlah nilai bobot tertimbang 1,83 Kriteria tingkat kerawanan Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek fisik alami melalui penjelasan bobot tertimbang 1. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Tinggi : total nilai bobot tertimbang 2,40 – 3,00 2. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Sedang : total nilai bobot tertimbang 1,70 – 2,39 3. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Rendah : total nilai bobot tertimbang 1,00 – 1,69 Didapat jumlah total nilai bobot tertimbang sebesar 2,13. Maka Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek fisik alami termasuk kedalam tingkat kerawanan Sedang.
  • 10. 7 Tabel C2. Kriteria Aspek Aktifitas Manusia C2 : Kriteria Aspek Aktifitas Manusia No Indikator Bobot Indikator (%) Diketahui Sensitivitas Tingkat Kerawanan Verifer Bobot Penilaian Nilai Bobot Tertimbang Tingkat Kerawanan Longsor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pola Tanam 10% Lahan di daerah logung dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, ditinjau dari banyaknya mata pencaharian sebagai petani. Tinggi - Lereng ditanami dengan pola tanam yang tidak tepat dan sangat sensitive, misalnya ditanami tanaman berakar serabut, dimanfaatkan sebagai sawah/lading dan hutan pinus 3 0,30 Sedang - Lereng ditanami dengan pola tanam yang tepat dan sangat intensif, misalnya ditanami tanaman berakar serabut, dimanfaatkan sebagai sawah dan/atau lading. 2 0,20 Rendah - Lereng ditanami dengan pola tanam yang tepat dan tidak intensif, misalnya ditanami pohon kayu berakar tunggang. 1 0,10 2. Penggalian dan Pemotongan Lereng 20% Pembangunan waduk logung sangat memperhatikan penggalian dan pemotongan dikarenakan banyak batuan yang telah mengalami pelapukan berat Tinggi - Intensitas penggalian/pemotongan lereng tinggi, missal untuk jalan atau bangunan dan penambangan, tanpa memperhatikan struktur perlapisan tanah /batuan pada lereng dan tanpa perhitungan analisis kestabilan lereng. 3 0,60 Sedang - Intensitas penggalian/pemotongan lereng rendah (jalan, bangunan, penambangan) dan memperhatikan struktur perlapisan tanah /batuan pada lereng dan perhitungan analisis kestabilan lereng. 2 0,40 Rendah - Tidak melakukan penggalian/pemotongan lereng. 3. Pencetakan Kolam 10% Pembuatan waduk logung untuk Tinggi - Dilakukan pencetakan kolam yang dapat mengakibatkan merembasnya air kolam kedalam lereng. 3 0,30
  • 11. 8 C2 : Kriteria Aspek Aktifitas Manusia No Indikator Bobot Indikator (%) Diketahui Sensitivitas Tingkat Kerawanan Verifer Bobot Penilaian Nilai Bobot Tertimbang Tingkat Kerawanan Longsor menampung dan mendistribusikan air Sedang - Dilakukan pencetakan kolam tetapi terdapat perembasan air, air kolam kedalam lereng. 2 0,20 Rendah - Tidak melakukan pencetakan kolam 1 0,10 4. Drainase 10% Sedang dilakukan perbaikan drainase Tinggi - Sistem drainase tidak memadai 3 0,30 Sedang - Sistem drainasea agak memadai dan terdapat usaha-usaha untuk memperbaiki drainase. 2 0,20 Rendah - Sistem drainase agak memadai dan terdapat usaha-usaha untuk memelihara saluran drainase. 1 0,10 5. Pembangunan Konstruksi 20% Sedang dilakukan pembangunan bagunan bedung Tinggi - Dilakukan pembangunan konstruksi dengan beban yang terlalu besar. 3 0,60 Sedang - Dilakukan pembangunan konstruksi dan beban yang terlalu besar, tetapi belum melampaui daya dukung tanah. 2 0,40 Rendah - Dilakukan pembangunan konstruksi dan beban yang tidak masih sedikit, dan belum melampaui daya dukung tanah, atau tidak ada pembangunan konstruksi. 1 0,20 6. Kepadatan Penduduk 20% 11 jiwa /ha Tinggi - Kepadatan penduduk tinggi (> 50 jiwa/ha). 3 0,60 Sedang - Kepadatan penduduk sedang ( 20-50 jiwa/ha). 2 0,40 Rendah - Kepadatan penduduk rendah (<20 jiwa/ha). 1 0,20 7. Usaha Mitigasi 3% Usaha mitigasi dengan membuat Tinggi - Tidak terdapat usaha mitigasi bencana oleh pemerintah maupun masyarakat. 3 0,30
  • 12. 9 C2 : Kriteria Aspek Aktifitas Manusia No Indikator Bobot Indikator (%) Diketahui Sensitivitas Tingkat Kerawanan Verifer Bobot Penilaian Nilai Bobot Tertimbang Tingkat Kerawanan Longsor waduk logung untuk mengatasi masalah kebanjiran maupun kekeringan Sedang - Terdapat usaha mitigasi bencana alam oleh pemerintah atau masyarakat, namun belum terkoordinasi dan melembaga dengan baik. 2 0,20 Rendah - Terdapat usaha mitigasi bencana alam oleh pemerintah atau masyarakat, yang sudah terorganisasi dan terkoordinasi dengan baik. 1 0,10 Jumlah Bobot 100% Jumlah nilai bobot tertimbang 1,6 Kriteria tingkat kerawanan Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek aktifitas manusia melalui penjelasan bobot tertimbang 1. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Tinggi : total nilai bobot tertimbang 2,40 – 3,00 2. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Sedang : total nilai bobot tertimbang 1,70 – 2,39 3. Zona Berpotensi Longsor Tipe C dengan tingkat kerawanan Rendah : total nilai bobot tertimbang 1,00 – 1,69 Didapat jumlah total nilai bobot tertimbang sebesar 1,6. Maka Zona Berpotensi Longsor Tipe C berdasarkan aspek aktifitas manusia termasuk kedalam tingkat kerawanan Rendah. Setelah didapat jumlah total nilai bobot tertimbang pada masing-masing aspek, selanjutnya nilai terseut dijumlahkan kemudian dibagi 2. Apabila hasil = 2,40 – 3,00 “Tingkat kerawanan Tinggi”, hasil = 1,70 – 2,39 “Tingkat kerawanan Sedang”, hasil = 1,00 – 1,69 “Tingkat kerawanan Rendah” Zona Berpotensi Longsor Tipe C = 1,83+1,6 2 = 1,715 , sehingga termasuk kedalam tingkat kerawanan Sedang.
  • 13. 10 2.4. Hasil berdasarkan Metode Slices Slope Analysis Sumber : SNI Penyusunan Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah Effective Stress Analysis (ESA) FS = ∑{c′l+[( W b )cosα−ul]tan∅} ∑[( W b )sinα Total Stress Analysis (TSA) FS = ∑(Su 𝑙) ∑[( W b )sinα] 1. Digunakan data Bore Hole No. 17 Parameter tanah pada bore hole No. 17 : c' = 0,439 kg/cm2 Ø' = 14o ɣ = 17,05 kN/m3 2. Hasil Perhitungan Tabel 2. Perhitungan Metode Slices Slope Analysis
  • 14. 11 Dari hasil perhitungan didapat FS sebesar 1,48. Jika dilihat berdasarkan sumber SNI Penyusunan Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah pada tabel 1. Kisaran Faktor Keamanan (FS) (ward 1978) maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan gerakan tanah menengah artinya gerakan tanah dapat terjadi. 2.5. Hasil berdasarkan Plaxis Langkah permodelan plaxis : 1. Penggambaran model plane strain 2D 2. Masukan input parameter tanah dengan model tanah Mohr-Coulomb dan material type drained karena karakteristik tanah lanau kepasiran. 3. Menyusun elemen mesh segitiga 4. Mengisi isian menu calculation type. 5. Perhitungan analisis stabilitas lereng dengan metode phi/c reduction. Parameter tanah diambil dari data boring no.17 : c ref = 0,439 kg/cm2 = 43,05119 kN/m2 Ø' = 14o = 14o ɣ sat = 1,805 gr/cm3 = 18,05 kN/m3 ɣ unsat = 1,705 gr/cm3 = 17,05 kN/m3 E ref = 6,82 x 104 kN/m2 = 6,82 x 104 kN/m2 v = 0,155 = 0,155 kx = 0,0000159 cm/detik = 0,013738 m/hari ky = 0,0000159 cm/detik = 0,013738 m/hari
  • 15. 12 Hasil running dengan menggunakan PLAXIS diperoleh bidang longsor seperti gambar berikut : Gambar Deformed Shape Gambar total displacement
  • 17. 14 Gambar Cross Section Lereng PerTitik Gambar FS
  • 18. 15 Angka faktor keamanan (safety factor) nya didapatkan SF = 1,43. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi tanah yang ada dapat terjadi gerakan tanah. Dengan Utotal dari Total Displacement = 9,4 x 103 m. Dengan pergerakan penurunan / kelongsoran pertitik sebesar : 3 m. 2.6. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini adalah : 1. Berdasarkan Permen No.22/PRT/M/2007 ,Zona Berpotensi Longsor Tipe C = 1,83+1,6 2 = 1,715 , sehingga termasuk kedalam tingkat kerawanan Sedang. 2. Berdasarkan perhitungan Metode Slices Slope Analysis didapat FS sebesar 1,48 Kerentanan Gerakan Tanah Menengah. 3. Faktor keamanan (safety factor) yang didapat dari hasil perhitungan menggunakan plaxis adalah SF = 1,43. Kerentanan Tanah Menengah.
  • 19. 16 BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini adalah :  Sudut lereng =13,27°  Kemiringan lereng : 13,27/90 x 100% = 14,75  Sehingga kontur tersebut termasuk kedalam tipe zona C dengan kemiringan lereng 0%-20%  Hasil Analisi dan hitungan : 1. Berdasarkan Permen No.22/PRT/M/2007 ,Zona Berpotensi Longsor Tipe C = 1,83+1,6 2 = 1,715 , sehingga termasuk kedalam tingkat kerawanan Sedang. 2. Berdasarkan perhitungan Metode Slices Slope Analysis didapat FS sebesar 1,48 Kerentanan Gerakan Tanah Menengah. 3. Faktor keamanan (safety factor) yang didapat dari hasil perhitungan menggunakan plaxis adalah SF = 1,43. Kerentanan Tanah Menengah.
  • 21. 18
  • 22. 19
  • 23. 20
  • 24. 21
  • 25. 22