Laporan ini membahas pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi antara larutan Na2S2O3 dan H2SO4. Percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi dan suhu, laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini terbukti dari data percobaan yang mengukur waktu reaksi pada berbagai konsentrasi dan suhu. Laporan ini juga memaparkan tinjauan pustaka mengenai faktor-faktor yang memp
I. JUDUL
Pemisahan
II. Waktu / Tanggal Penelitian
Pukul 07.00 WIB / 20 November 2014
III. Waktu / tanggal selesai penelitian
Pukul 09.30 WIB / 20 November 2014
IV. TUJUAN
1. Memisahkan zat padat dari zat padat
2. Memisahkan zat padat dari zat cair
3. Memisahkan zat cair dari zat cair
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air murni, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpigi, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Pemisahan campuran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan campuran menjadi zat yang murni dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan.VI. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat :
-gelas kimia -termometer
-pembakar -kasa
-gelas ukur 50 ml -labu Erlenmeyer 100 ml
-cawan penguap -klem dan statif
-coromg -kompor listrik
-kaca arloji -spatula
-kertas saring -batu didih
-labu distilasi 250 ml -pendingin
Bahan :
-CuSO4
-kapur tulis
-NaCl
-pasir
-kapur barus
-AgNO3 0,1 M
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan diatas dan hasil yang telah didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi, dan distilasi. Prinsip pemisahan dan pemurnian didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, titik didih dan titik beku.
XII. PERTANYAAN
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat?
Jawab
Supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan terisi penuh karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum selang terisi penuh. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distilat, jika uap yang dihasilkan banyak maka jumlah distilat yang dihasilkan pun juga banyak.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim(2011). Berbagai Macam Metode Pemisahan. http://www.adipedia.com. Diakses pada tanggal 15 November 2013, pukul 14:29
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga
Tim Kimia Dasar 201. Petunjuk Praktikum Kimia Umum
Putri alike, anes. 2012.
I. JUDUL
Pemisahan
II. Waktu / Tanggal Penelitian
Pukul 07.00 WIB / 20 November 2014
III. Waktu / tanggal selesai penelitian
Pukul 09.30 WIB / 20 November 2014
IV. TUJUAN
1. Memisahkan zat padat dari zat padat
2. Memisahkan zat padat dari zat cair
3. Memisahkan zat cair dari zat cair
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air murni, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpigi, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Pemisahan campuran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan campuran menjadi zat yang murni dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan.VI. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat :
-gelas kimia -termometer
-pembakar -kasa
-gelas ukur 50 ml -labu Erlenmeyer 100 ml
-cawan penguap -klem dan statif
-coromg -kompor listrik
-kaca arloji -spatula
-kertas saring -batu didih
-labu distilasi 250 ml -pendingin
Bahan :
-CuSO4
-kapur tulis
-NaCl
-pasir
-kapur barus
-AgNO3 0,1 M
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan diatas dan hasil yang telah didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi, dan distilasi. Prinsip pemisahan dan pemurnian didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, titik didih dan titik beku.
XII. PERTANYAAN
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat?
Jawab
Supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan terisi penuh karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum selang terisi penuh. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distilat, jika uap yang dihasilkan banyak maka jumlah distilat yang dihasilkan pun juga banyak.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim(2011). Berbagai Macam Metode Pemisahan. http://www.adipedia.com. Diakses pada tanggal 15 November 2013, pukul 14:29
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga
Tim Kimia Dasar 201. Petunjuk Praktikum Kimia Umum
Putri alike, anes. 2012.
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Apabila suatu larutan suhunya diubah, maka hasil kelarutannya juga akan berubah. Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh dan lewat jenuh.Larutan dikatakan jenuh pada temperatur tertentu, bila larutan tidak dapat melarutkan lebih banyak zat terlarut.Bila jumlah zat terlarut kurang dari larutan jenuh disebut larutan tidak jenuh.Dan bila jumlah zat terlarut lebih dari larutan jenuh disebut larutan lewat jenuh. Daya larut suatu zat dalam zat lain, dipengaruhi oleh jenis zat pelarut, temperatur dan sedikit tekanan.
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
DOC ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Tujuan praktikum elektrolisis
- Dasar teori elektrolisis
- Alat dan bahan pengamatan elektrolisis
- Cara kerja pengamatan elektrolisis
- Hasil pengamatan elektrolisis
- pembahasan pengamatan elektrolisis
- Kesimpulan
- Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Apabila suatu larutan suhunya diubah, maka hasil kelarutannya juga akan berubah. Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh dan lewat jenuh.Larutan dikatakan jenuh pada temperatur tertentu, bila larutan tidak dapat melarutkan lebih banyak zat terlarut.Bila jumlah zat terlarut kurang dari larutan jenuh disebut larutan tidak jenuh.Dan bila jumlah zat terlarut lebih dari larutan jenuh disebut larutan lewat jenuh. Daya larut suatu zat dalam zat lain, dipengaruhi oleh jenis zat pelarut, temperatur dan sedikit tekanan.
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
DOC ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Tujuan praktikum elektrolisis
- Dasar teori elektrolisis
- Alat dan bahan pengamatan elektrolisis
- Cara kerja pengamatan elektrolisis
- Hasil pengamatan elektrolisis
- pembahasan pengamatan elektrolisis
- Kesimpulan
- Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksianggundiantriana
Berikut adalah laporan praktikum kimia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. saya berharap laporan tersebut dapat membantu praktikum lain yang akan datang.
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; Jenis zat yang bereaksi, Luas permukaan sentuh, Konsentrasi pereaksi, Faktor suhu/temperatur, Energi aktivasi, dan Faktor katalis.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Laporan kecepatan reaksi
1. Laporan Hasil Praktikum
KECEPATAN REAKSI
AWAL S.
H 311 16 511
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
2. HASIL PERCOBAAN
KESETIMBANGAN ASAM – BASA
Disusun dan diajukan oleh ;
AWAL S
H 311 16 511
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Makassar, 14 September 2016
Suci Paramita
NIM :
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan
ilmu kimia yang memberi dasar untuk mengatur agar proses industri dapat
menghasilkan bahan industri sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang
sesingkat-singkatnya. Disisi lain, terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan
lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk, memperlambat
proses pembusukan makanan dan bagaimana memperlambat perkaratan logam.
Masalah di atas adalah permasalahan bagaimana mempercepat suatu reaksi
berlangsung dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam ilmu kimia dikenal
dengan nama laju reaksi yaitu cepat lambatnya suatu reaksi itu berlangsung atau
perubahan konsentrasi pereaksi persatuan waktu. Untuk mempercepat laju reaksi,
dalam ilmu kimia dikenal dengan adanya teori tumbukan yaitu mengenai
percepatan tumbukan antar molekul, konsentrasi yaitu banyaknya kandungan zat.
Luas permukaan yaitu berupa serbuk dengan penampang luas yang dapat
mempercepat berlangsungnya reaksi, suhu yaitu semakin tinggi suhu maka
semakin cepat pula reaksi berlangsung dan yang terakhir adalah katalisator yaitu
zat yang dapat mempercepat suatu reaksi tanpa mengalami perubahan yang berarti
dan tidak kekal.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah percobaan ini untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pada percobaan ini
diselidiki apakah dengan bertambahnya suhu laju reaksi suatu campuran akan ikut
4. meningkat kecepatan reaksi atau sebaliknya begitu pula dengan bertambahnya
konsentrasi apakah dapat mempercepat laju reaksi.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi dan suhu pada kecepatan reaksi.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu :
1. Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan kertas pH universal
dan pH meter
2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, dan tetapan
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah menghitung kecepatan reaksi yang
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dengan memvariasikan konsentrasi Na2S2O3
yang dicampur ke dalam H2SO4 yang memiliki konsentrasi tetap, begitu pula
sebaliknya. Kemudian menghitung kecepatan reaksi yang dipengaruhi oleh suhu
dengan mencapurkan Na2S2O3 dan H2SO4 dengan konsentrasi tetap tetapi pada
suhu yang divariasikan (suhu dingin, suhu ruangan, dan suhu panas).
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi (reaction rate) yaitu perubahan konsentrasi reaktan atau produk
terhadap waktu (M/s). Selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan
bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. sebagai hasilnya kita dapat
mengamati jalannya reaksi dengan cara memantau menurunnya konsentrasi
reaktan atau meningkatnya konsentrasi produk (Nasution, M. B., 2014).
Laju (atau kecepatan) menunjukan sesuatu yang terjadi persatuan waktu,
misalnya perdetik da permenit. apa yang terjadi dalam reaksi kimia adalah
perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi. perubahan ini kebanyakan dinyatakan
didalam perubahan konsentrasi molar (Nasution, M. B., 2014).
Laju reaksi diukur dengan menentukan seberapa cepat konsentrasi suatu
reaktan berkurang atau seberapa cepat konsentrasi suatu produk meningkat
(Nasution, M. B., 2014).
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
2.2.1 Pengaruh Konsentrasi
pengaruh penambahan konsentrasi zat dalam suatu reaksi kimia, semakin
besar konsentarasi yang ditambahkan, menunjukkan bahwa waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi akan semakin cepat. Semakin banyaknya jumlah
partikel zat maka tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan yang terjadi
akan semakin cepat terjadi dan reaksi akan berlangsung lebih cepat
(harjanti, 2009)
6. 2.2.2 Pengaruh Suhu
Suhu laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur.
Dengan naiknya temperatur, bukan hanya molekul molekul lebih sering
bertabrakan , tetapi mereka juga bertabrakan dengan dampak (benturan) yang
lebih besar , karena merka bergerak lebih cepat.pada temperatur yang tinggikan,
persentasi tabrakan yang mengakibatkan reaksi kimia akan lebih besar, karena
makin banyak molkekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya
memiliki energi cukup untuk beraksi (Nasution, M. B., 2014)
2.2.3 Luas permukaan
Pada zat padat yang bereaksi adalah atom- atom atau molekul- molekul
yang terdapat pada permukaannya, sedangkan atom atau molekul yang terdapat
pada bagian sebelah dalam tertutup dari luar, sehingga tidak bisa bereaksi.
Banyaknya ‘muka’ yang berada dibagian sebelah luar disebut sebagai luas
permukaan. Makin luas permukaan zat pereaksi, maka peluang untuk bereaksi
akan makin besar sehingga laju reaksinya juga akan makin cepat (Nasution, M.
B., 2014).
2.2.4 Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis kadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis kadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi
tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. karena itu kehadirannya biasa
ditandai dengan notasi diatas tanda panah reaksi. dengan kata lain pada akhir
reaksi, katalis akan dijumpai kembali dlam bentuk da jumlah yang sama seperti
sebelum reaksi. berhasl atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan
7. suatu senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok.
peningkatan suhu adalah salah satu cara untuk meningkatkan fraksi molekul yang
memiliki energi melebihi energi aktivasi. cara lain yang tidak memerlukan
peningkatan suhu adalah mendapatkan jalan reaksi dengan energi aktivasi yag
lebih rendah (Nasution, M. B., 2014).
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu
sendiri tak mengalami perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak
dihabiskan). Katalis dibagi 2 yaitu ( Khaqqi dkk, 2014) :
1. Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara
menurunkan energi pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
2. Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif
disebut juga inhibator.
Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
3. Katalis homogen
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini
umumnya ikut beraksi tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk semula.
4. Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini
umumnya berupa logam-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-
gas katalis ini tidak ikut bereaksi, tetapi melalui reaksi permukaan yaitu
permukaan logam menyerap molekul-molekul udara hingga apabila dua molekul
gas yang dapat bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah bereaksi katalis ini
kebanyakan digunakan dalam reaksi industri (Khaqqi dkk, 2014).
8. 5. Katalisbiokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi pada
makhluk hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim. Dalam laju reaksi terdapat pula
teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antara partikel
pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara partikel menghasilkan
reaksi, melainkan hanya tumbukkan antar partikel yang memiliki energi yang
cukup serta arah tumbukan yang tepat (khaqqi dkk, 2014).
9. BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan adalah ; H2SO4,
Na2S2O3, Akuades.
3.2 Alat Percobaan
Adapun alat alat yang digunakan dalam percobaan adalah ; Tabung reaksi,
stopwatch, kaki tiga, rak tabung, gelas piala, kawat kasa, lampu spirtus.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Prosedur Percobaan Pengaruh Konsentrasi
Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan masing – masing tabung tersebut diisi
dengan 5 mL H2SO4 0,1 M (H2SO4 tetap). 5 buah tabung reaksi yang lain diisi
dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL, Na2S2O3 0, 1 M, encerkan hingga volume
5 mL dengan aquades. Mencampurkan isi tabung reaksi tersebut dari 5 sediaan
pertama kedalam masing–masing sediaan kedua, dan bersamaan dengan
bercampurnya kedua zat tersebut, stowatch dijalankan. Stopwatch dihentikan
setelah ada reaksi (keruh), menghindari kekeruhan yang berlebihan. Catat waktu
yang digunakan dan tentukan nilai m, k, dan membuat persamaan kecepatan
reaksinya. Dengan cara yang sama ulangi percobaan 1 sampai 5 tapi Na2S2O3
0,1 M konsentarasi tetap sedangkan H2SO4 yang divariasikan konsentrasinya.
3.2.1 Prosedur Percobaan Pengaruh Suhu
Dipilih salah satu konsentrasi H2SO4 dan Na2S2O3. Siapkan 4 buah tabung
reaksi, 4 buah diisi dengan Na2S2O3 dan 3 buah diisi lainnya dengan H2SO4.
10. Dimasukkan sepasang tabung reaksi kedalam gelas piala yang berisi air dingin
beberapa menit sehingga suhunya merata termasuk suhu larutannya. Diambil
sepasang tabung reaksi ( satu buah yang berisi H2SO4 dan satu buah berisi
Na2S2O3). Dicampurkan isi tabung tersebut dan bersamaan bercampurnya kedua
zat tersebut, stopwatch dijalankan (tabung reaksi yang telah berisi campuran
H2SO4 dan Na2S2O3 tetap berada pada gelas piala yang berisi air es. Stopwatch
dihentikan setelah terjadi reaksi menjadi mulai keruh. Catat waktu yang
digunakan dan suhu reaksi. Selanjutnya dilakukan percobaan pada air yang
dipanaskan, lalu masukkan tabung reaksi yang telah berisi campuran larutan
hingga warnanya juga keruh, kemudian dicatat waktu dan suhu yang terjadi pada
reaksi.
11. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin tinggi konsentrasi maka laju reaksi semakin cepat, terbukti dengan
data hasil percobaan sebagai berikut: waktu yang dibutuhkan larutan Na2S2O3
0,1 M untuk bereaksi dengan larutan H2SO4 pada konsentrasi 0,05 M adalah
9,6 x 10-4 M/detik, pada konsentrasi 0,04 M adalah 5,6 x 10-4 M/detik, pada
konsentrasi 0,03 M adalah 2,6 x 10-4 M/detik, pada konsentrasi 0,02 adalah
1,2 x 10-4 M/detik dan pada konsentrasi 0,01 M adalah 4.65 x 10-5 M/detik.
Dan waktu yang dibutuhkan larutan Na2S2O3 0,1 M untuk bereaksi dengan
larutan H2SO4 pada konsentrasi 0,05 M adalah 9,6 x 10-4 M/detik, pada
konsentrasi 0,04 M adalah 5,6 x 10-4 M/detik, pada konsentrasi 0,03 M adalah
2,6 x 10-4 M/detik, pada konsentrasi 0,02 adalah 1,2 x 10-4 M/detik dan pada
konsentrasi 0,01 M adalah 4.65 x 10-5 M/detik.
2. Semakin tinggi suhu maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal tersebut
terbukti dari data hasil percobaan sebagai berikut: waktu yang dibutuhkan
larutan Na2S2O3 0,1 M untuk bereaksi dengan larutan H2SO4 0,1 M pada suhu
dingin (6o C) adalah 5,16 x 10-4 M/detik, pada suhu ruangan (27o C) adalah
1,42 x 10-3 M/detik dan pada suhu panas (85oC) adalah 1,082 x 10-2 M/detik.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya diadakan pembeharuan untuk alat yang mulai rusak, kebersihan
13. DAFTAR PUSTAKA
Harjanti, R. S. Dkk., 2009, kinetika reaksi heterogen etanolisis minyak jarak
kepyar dengan katalizator zeolit klinoptilonot, Jurnal Rekayasa Proses,
vol 3, No. 1.
Nasution, M. B. Dkk., 2014, Pengamatan Laju Reaksi Terhadap Faktor – Faktor
yang Mempengaruhinya, Jurnal Laju Reaksi.
Khaqqi, A. Z. Dkk, 2014, Laporan Praktikum Kimia Dasar Kecepatan Reaksi,
Surabaya : Universitas PGRI Adi Buana.
Sidabutar, E. D. C. Dkk., 2013, Pengaruh Reaktan dan Jumlah Katalis Terhadap
Konversi Minyak Jagung Menjadi Metil Ester, Jurnal Teknik Kimia.
14. H2SO4 0,l M
- Dimasukkan ke dalam5 buah tabung reaksi masing-masing 5 mL
- Tabung reaksi lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL
dengan Na2S2O3 0,1 M kemudian diencerkan dengan 5 mL
akuades
- Dicampurkkan isi tabung reaksi dari sediaan pertama kedalam
masing-masing sediaan kedua
- Stopwatch dijalankan bersamaan bercampurnya kedua zat
- Dicatat waktu yang digunakan
HASIL
Lampiran 1. Bagan Kerja
A. Pengaruh konsentrasi
15. B. Pengaruh suhu
H2SO4
- Disiapkan 6 buah tabung reaksi,
- 3 tabung reaksi siisi dengan H2SO4dan 3 tabung reaksi
diisi dengan Na2S2O3
- Di masukkan sepasang tabung reaksi kedalam gelas
piala yang berisi air dingin
- Diambil sepasang tabung reaksi
- Dicampur isi tabung tersebut
- Stopwatch dijalankan bersamaan bercampurnya kedua
zat tersebut
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
HASIL
Na2S2O3
16. Lampiran 2. Gambar Percobaan
A. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
B. Pengaruh Konsentrasi H2SO4
C. PengaruhSuhu