Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Laporan Kasus KDK.pptx
1. Laporan Kasus
Kejang Demam Kompleks
Dosen Pembimbing :
dr. I Putu Wijana, Sp.A
Dokter Muda :
I Gusti Ngurah Purwa Wedadinanta
2071121004
2. Identitas Pasien
• Inisial : NKTC
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 10 Bulan
• Tanggal Lahir : 08-03-2020
• Agama : Hindu
• Alamat : Bayad Kedisan, Tegalalang
• Kewarganegaraan : Indonesia
• Nomor RM : 687298
• Tanggal MRS : 19 Januari 2021
• Tanggal Pemeriksaan : 20 Januari 2021
3. Anamnesis
• Keluhan Utama : Kejang
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke IGD RSUD Sanjiwani Gianyar tanggal 19 Januari 2021 pukul 11.15 WITA
dengan keluhan kejang 30 menit SMRS (pukul 10.45 WITA). Kejang berlangsung selama < 15
menit, sebanyak 2 kali dalam 24 jam. Pola kejang dengan kedua tangan menekuk, kaki lurus kaku,
mata mendelik ke atas dan tidak keluar busa dari mulut. Setelah kejang, pasien dikatakan menangis.
Riwayat demam (+) 12 jam sebelum kejang pertama (18 Januari 2020 pukul 13.00 WITA). Pasien
sempat ke dokter anak dan diberi obat penurun panas dan anti kejang. Demam dikatakan turun
dengan obat penurun panas, namun kemudian naik kembali. Keluhan batuk (-), pilek (-), BAB cair
(-), Hari ini pasien demam (+), kejang berulang (-), BAB terakhir 2 hari yang lalu, BAK dikatakan
normal. Nafsu makan dan minum normal.
4. • Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kejang demam pada usia 6 bulan, kejang berlangsung selama 30 menit, pola kejang kedua
tangan menekuk, mata mendelik, dan kaki lurus, tidak sadar setelah kejang dan sempat dirawat di
RSUD Sanjiwani Gianyar. Riwayat penyakit kronis seperti asma, penyakit jantung bawaan disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa dan riwayat penyakit yang dimiliki
oleh keluarga disangkal oleh orang tua pasien.
• Riwayat Pribadi, Sosial, dan Lingkungan
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan
keluarga. Lingkungan tempat tinggal pasien dikatakan cukup bersih.
• Riwayat Persalinan
Pasien lahir secara normal dengan berat badan lahir 3700 gram. Pasien lahir cukup bulan dan
ditolong oleh bidan.
5. • Riwayat Imunisasi
• Pasien sudah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai usia (HB 0, OPV, DPT-HB-Hib, IPV, JE, dan
Campak).
• Riwayat Nutrisi
• ASI : 0 bulan - sekarang
• Susu formula : 4 bulan - sekarang
• Bubur saring : 6 bulan – sekarang
• Riwayat Tumbuh Kembang
• Menegakkan kepala : 3 bulan
• Membalik badan : 4 bulan
• Duduk : 6 bulan
• Merangkak : 9 bulan
6. Pemeriksaan Fisik
Status present
• Keadaan umum : sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis (E3V3M3)
• Nadi : 118x/menit, regular, kuat angkat
• Frekuensi napas : 45x/menit
• Suhu : 38,6oC
• Saturasi oksigen : 98% udara ruangan
7. Status generalis
Kepala : Normocephali, UUB Datar, UUK Datar
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), Ikterus (-/-),
Refleks pupil (+/+) isokor.
Telinga : Sekret (-/-), Nyeri (-)
Hidung : Sekret (-/-), concha hiperemis (-/-)
Tenggorok : Faring hiperemis (+), Tonsil T1/ T1
Bibir : Sianosis (-), Mukosa bibir basah
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks : Simetris (+), Retraksi dada (-)
Jantung
o Inspeksi : Precordial bulging (-), Ictus cordis tidak
tampak.
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, Thrill (-)
o Auskultasi : S1 & S2 normal reguler, murmur (-)
Paru
o Inspeksi : Simetris
o Palpasi : Gerakan dada simetris
o Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler (+/+), rhonki
(-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
o Inspeksi : Distensi (-)
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
o Palpasi : Nyeri tekan epigastrium(-), Massa (-),
turgor kembali cepat
Kulit : Petechiae (-), Ecymosis (-),
hematoma (-)
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat
ekstremitas, CRT < 2detik
8. Status Antopometri
• Berat Badan : 10 kg
• Panjang Badan : 73 cm
• Berat Badan Ideal : 9,5 kg
• Status Gizi berdasarkan WHO:
• BB/U : Z-0 s/d Z-2 (normal)
• TB/U : Z-0 s/d Z-2 (normal)
• BB/PB : Z-1 s/d Z-2 (normal)
• IMT/U : Z-1 s/d Z-2 (normal)
• Status Gizi menurut Waterlow : 105% (Gizi baik)
9. Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap (19 Januari 2021)
PARAMETER HASIL FLAG SATUAN RUJUKAN
HGB 9.4 L g/dl 11.0 – 16.0
HCT 28.9 L % 35.0 – 49.0
WBC 31.75 H 10^3/μL 4.00 – 12.00
PLT 354 N 10^3/μL 150 - 450
RBC 3.69 N 10^6/μL 3.50 – 5.50
NEU% 71.8 N % 25.0 – 75.0
LYM% 16.1 L % 20.0 – 65.0
MONO% 11.2 H % 0.0 – 9.0
EOS% 0.0 N % 0.0 – 0.8
BASO% 0.9 N % 0.0 – 3.0
10. Pemeriksaan Penunjang
PARAMETER HASIL FLAG SATUAN RUJUKAN
Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 121 H mg/dL 80 – 120
Natrium 126 L mmol/l 129 – 143
Kalium 4.3 N mmol/l 3.6 – 5.8
Chlorida 103 N mmol/l 93 – 112
17. Pembahasan Kasus
Teori Kasus
Diagnosis Kejang demam
Definisi: Kejang demam adalah suatu bangkitan kejang pada bayi atau anak (6 bulan
- 5 tahun) yang terjadi pada peningkatan suhu tubuh (>38’C) yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranial.
Klasifikasi:
- Kejang demam sederhana:
Lama kejang ≤ 15 menit
Kejang bersifat umum
Frekuensi 1 kali dalam 24 jam
- Kejang demam kompleks (terdapat salah satu dari ciri berikut):
Lama kejang > 15 menit
Kejang bersifat fokal atau parsial
Frekuensi kejang > 1 kali dalam 24 jam
Anamnesis:
Gejala yang dapat ditemukan pada pasien dengan kejang demam , yaitu:
Tidak terdapat riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
Kejang (identifikasi adanya kejang, jenis kejang, lama kejang, suhu
sebelum/pada saat kejang, frekuensi dan penyebab demam diluar SSP.
Riwayat kelahiran, kejang demam atau epilepsy dalam keluarga.
- Pada pasien didapatkan keluhan kejang 30 menit SMRS (pukul 10.45 WITA).
Kejang berlangsung selama < 15 menit, sebanyak 2 kali dalam 24 jam. Pola
kejang dengan kedua tangan menekuk, kaki lurus kaku, mata mendelik ke
atas dan tidak keluar busa dari mulut.
- Riwayat demam (+) 12 jam sebelum kejang pertama (18 Januari 2020 pukul
13.00 WITA)
- Riwayat kejang demam pada usia 6 bulan, kejang berlangsung selama 30
menit, pola kejang kedua tangan menekuk, mata mendelik, dan kaki lurus,
tidak sadar setelah kejang.
- Pada pemeriksaan tenggorok ditemukan faring hiperemis.
- Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa dan
riwayat penyakit yang dimiliki oleh keluarga disangkal oleh orang tua pasien.
18. Diagnosis Hiponatremia
Definisi: Hiponatremia adalah kondisi dimana kadar
natrium plasma dibawah 130mmol/L.
Anamnesis:
Gejala yang dapat ditemukan pada pasien dengan
Hiponatremia yaitu:
- Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi,
gangguan mental, letargi, iritabilitas, lemah dan henti
pernafasan.
- Jika < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma.
- Pada pemeriksaan laboratorium pasien ditemukan
kadar natrium plasma 126 mmol/L.
- Pada pasien didapatkan keluhan kejang 30 menit
SMRS (pukul 10.45 WITA).
19. Diagnosis Faringitis Akut
Definisi: Faringitis akut adalah infeksi pada faring yang
disebabkan oleh mikroorganisme pathogen seperti virus
atau bakteri.
Anamnesis:
Gejala yang dapat ditemukan pada pasien dengan
Faringitis akut yaitu:
- nyeri tenggorokan
- faring eksudat/hiperemis
- demam
- pembesaran KGB
- malaise
- Pada pemeriksaan suhu pasien didapatkan 38,6 ‘C.
- Pada pemeriksaan tenggorok ditemukan faring
hiperemis.
Data-data yang diperoleh saat anamnesis, keluhan
kejang berlangsung selama < 15 menit, sebanyak 2 kali
dalam 24 jam. Pola kejang dengan kedua tangan
menekuk, kaki lurus kaku, mata mendelik ke atas dan
tidak keluar busa dari mulut, demam sejak 12 jam
sebelum kejang pertama, tidak ditemukan tanda
infeksi intracranial, kadar natrium plasma 126 mmol/L,
serta ditemukan faring hiperemis, dari keluhan pasien
dapat mengarahkan diagnosis kasus pada Kejang
demam kompleks + hyponatremia + faringitis akut
20. Pemeriksaan Fisik:
Kejang demam:
Kesadaran, suhu tubuh, tanda peningkatan TIK dan tanda
infeksi diluar SSP.
Hiponatremia:
Pemeriksaan status present (kondisi umum, kesadaran,
RR)
Faringitis akut:
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan faring
eksudat/hiperemis, demam, pembesaran KGB, infeksi
nasal/konjungtivitis (apabila penyebab virus).
- Pada pemeriksaan status present, kesadaran
compos mentis, dengan suhu tubuh 38,6oC dan RR
45x/menit, reguler.
- Pada pasien tidak ditemukan tanda peningkatan
TIK seperti ubun-ubun cembung.
- Pada pasien ditemukan tanda infeksi diluar SSP.
Pada pemeriksaan tenggorok ditemukan faring
hiperemis.
Dari pemeriksaan fisik mendukung pada Kejang
Demam Kompleks + Hiponatremia + Faringitis Akut
21. Pemeriksaan Penunjang:
Kejang demam:
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin
pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk
evaluasi sumber infeksi penyebab demam atau keadaan
lain.
Pemeriksaan penunjang (lumbal pungsi, EEG) biasanya
dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Hiponatremia:
Pemeriksaan laboratorium kadar elektrolit plasma.
Faringitis akut:
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis
faringitis akut tidak harus selalu dilakukan, pemeriksaan
seperti swab tenggorok dilakukan untuk memastikan
etiologi mikroorganisme pathogen penyebab infeksi.
Pada kasus dilakukan pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit plasma. Pada kasus tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang lumbal pungsi / EEG.
Kasus sesuai dengan teori dimana pemeriksaan
penunjang lumbal pungsi / EEG tidak harus selalu
dilakukan pada kasus kejang demam. Swab tenggorok
juga tidak harus selalu dilakukan pada kasus faringitis
akut.
22. Penatalaksanaan:
Tatalaksana kejang demam, yaitu:
Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk
menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena.
Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan
kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
maksimal 20 mg.
Antipiretik: Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 –15 mg/kg/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis Ibuprofen 5-10
mg/kg/kali ,3-4 kali sehari.
Antikonvulsan: Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam.
Tatalaksana faringitis akut, yaitu:
Asupan makanan atau cairan yang cukup, antipiretik, kumur larutan salin
hangat, irigasi dengan larutan normal salin.
Antibiotik:
Pilihan pertama penisilin V dosis 25-30 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis.
Bila alergi penisilin, diberi golongan makrolid. Untuk yang resisten
penisilin, diberi sefalosporin.
Pada kasus diberikan terapi:
- IVFD NaCl 0,9% 10 tpm
- Seftriaxone 2 x 500mg IV
- Paracetamol 4 x 10cc IV
- Diazepam syrup 3 x 2mg PO
Hal tersebut menunjukan adanya kesesuaian antara penatalaksanaan
pada kasus dengan pemberian teori yang ada.
23. Kesimpulan
• Dilaporkan kasus seorang anak perempuan berusia 10 bulan, memiliki keluhan
kejang dan didiagnosis dengan Kejang Demam Kompleks + Hiponatremia +
Faringitis Akut. Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan pada kasus kejang demam +
hyponatremia + faringitis akut dapat berupa pemberian terapi untuk mengatasi
demam, mencari dan mengobati penyebab demam. Pada kasus diberikan terapi
IVFD NaCl 0,9% 10 tpm, Seftriaxone 2 x 500mg IV, Paracetamol 4 x 10cc IV dan
Diazepam syrup 3 x 2mg PO.