SlideShare a Scribd company logo
PEMBERANTASAN KORUPSI DI JEPANG
Praktik Korupsi
Begitu kita mencoba untuk mengaitkan Jepang dengan praktik korupsi maka hal itu akan
menjadi suatu topik yang cukup sulit. Jepang adalah salah satu negara di dunia negara dengan
tingkat korupsi terendah. Dengan peringkat 17 negara terbersih dari korupsi dari 163 negara di dunia,
nampaknya kita masih harus belajar banyak dari Jepang meskipun memang peringkat Singapura
lebih fantastis yaitu di tangga kelima. Hal ini jauh berbeda dengan Indonesia yang berada pada
peringkat 130. Akan tetapi bukan tidak mungkin kita menemukan oknum-oknum yang melakukan
korupsi di manapun termasuk di negara yang „sebersih‟ Jepang.
Belakangan ini ditengarai adanya kebobrokan lembaga atau institusi yang dibiayai pajak dari
rakyat Jepang. Hal ini muncul dari adanya kecurigaan terhadap terhadap Pusat Industri Garam
Jepang yang memiliki aset sebesar 60 miliar yen, sementara harga garam di pasaran tidak turun.
Pusat Industri Garam dianggap memonopoli produksi garam dan tidak menjalankan pasar bebas. Tim
shiwake meminta mereka untuk menyerahkan kepada negara aset tersebut. Kisah lain adalah Japan
Lottery Association. Pada tahun anggaran 2008, Nihon takarakuji kyoukai memiliki penghasilan
sebesar 1,049 triliun dari hasil menjual lottery kepada warga Jepang. Sebesar 45.7% disalurkan
dalam bentuk tiket lottery dan 14.2% dinikmati oleh pengurus NTK dan Pusat Otonomi Daerah, JSS.
Pengurus NTK sebanyak 3 orang, dan pengurus JSS sebanyak 5 orang termasuk mantan birokrat.
Lalu lembaga yang bertugas menjual Lottery Jumbo ada 4 dengan staf sejumlah 66 orang. Mereka
dianggap menerima apa yang disebut jabatan yang diturunkan dari surga. Gaji yang diterima para
pengurus kira-kira sebesar 19,41 juta yen per tahun. Alasannya pun terlalu gamblang “karena
pegawainya sedikit”. Hal ini membuat tim pemeriksa berang dan menganggap pengurus yang
kebanyakan birokrat senior telah menggunakan uang rakyat dengan semena-mena dan meminta
mereka untuk hidup sederhana dan tidak menghamburkan uang rakyat.
Selain itu Kejaksanaan Metropolitan Tokyo pun saat ini sedang menahan Gubernur
Tokushima yang didakwa mendapatkan suap dari seorang konglomerat Jepang dan dalam kasus lain
juga menahan walikota Shimozuma, Ibaraki. Selain itu ada kasus dari anggota parlemen bernama
Toshikatsu Matsuoka berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan listrik, padahal acara
dilakukan di gedung parlemen. Pegawai negeri pun tidak luput dari pengawasan. Seorang anggota
parlemen dari Minshuto/DPJ Akira Nagatsuma yang mencurigai praktik tidak fair dalam penggunaan
taksi oleh staf departemen keuangan. Diprediksi ada 500 orang pegawai pemerintah yang menerima
uang terima kasih dan hadiah dari sopir taksi langganannya. Pegawai itu umumnya bekerja sampai
larut malam dan pulang dengan menggunakan taksi yang dibayar dengan kupon yang dananya
ditanggung negara. Mereka dipandang menyalahgunakan wewenang karena memperoleh sekadar
uang terima. Mereka juga menerima pemberian minuman seperti bir ketika dalam perjalanan pulang.
Beberapa contoh di atas mungkin terlihat „biasa‟ terjadi di Indonesia tetapi di Jepang kasus-kasus
tersebut digolongkan sebagai pidana. Hal ini dikarenakan di Jepang istilah korupsi disejajarkan
dengan tindak pidana umum seperti penyuapan, penggelapan uang negara dan penipuan.
Langkah Pemberantasan
Semenjak PM Hatoyama memerintah, sebuah tim (shiwake) ditunjuk untuk memeriksa semua
lembaga atau institusi pemerintah yang memanfaatkan pajak dari rakyat Jepang, apakah uang rakyat
telah benar-benar dipakai dengan adil disebut yang tugas utamanya pemeriksaan keuangan proyek.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa uang negara dipakai sebagaimana mestinya. Cara kerja
Jigyou shiwake adalah memeriksa penggunaan uang rakyat di lembaga atau institusi yang dikontrol
negara. Terdapat sekitar 447 proyek yang akan diselidiki dan tim ini bekerja sangat cepat sehingga
sudah puluhan masalah yang dibongkar. Pertanyaan yang sering diajukan adalah “ke mana uang itu
pergi?” atau “kenapa pembiayaan terlalu besar?”. Program ini ditanggapi positif oleh rakyat Jepang,
karena dengan begitu mereka dapat mengetahui bagaimana penyalahgunaan pajak yang mereka
bayarkan. Akan tetapi mereka juga mengkritisi apakah proyek-proyek yang diputuskan berhenti atau
ditinjau ulang benar-benar dilaksanakan, yang dengan demikian rakyat bisa menikmati hasilnya.
Pencegahan Korupsi
Sistem pencegahan korupsi di Jepang memang cukup unik. Jepang memilih pendekatan
budaya dan sosial (soft approach) dimana dalam masyarakat ditumbuhkan mentalitas bekerja keras
melalui proses, disiplin, dan fairness. Prilaku korupsi dipandang sebagai tindakan yang memalukan
dan merendahkan martabat serta harga diri. Budaya “malu” masih sangat kental di dalam masyarakat
Jepang dan hal ini merupakan alat yang sangat efektif untuk tindakan preventif terhadap korupsi.
Tidak ada Undang-Undangan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seperti di Indonesia. Adapun
hukuman bagi koruptor hanyalah 7 tahun penjara. Berbeda dengan Indonesia yang memiliki undang-
undang khusus mengenai korupsi justru sebagai salah satu negara yang paling korup di dunia. Hal ini
membuktikan bahwa penegakan hukum yang baik tidak sekedar ditentukan oleh “substansi
perundang-undangan” tetapi justru oleh “budaya malu” masyarakat maupun penegak hukum dan
masyarakatnya. Hal ini jauh lebih efektif daripada hukuman mati di Indonesia. Pihak pengacara pun
berperan dalam hal penegakan hukum melawan korupsi. Bahkan pengacara Jepang pun senantiasa
berusaha membujuk klien-nya untuk mengakui kesalahannya, mundur dari jabatan kemudian
mengembalikan hasil kejahatannya. Terlebih lagi pengacara di Jepang hampir tidak terbiasa untuk
memutarbalikkan fakta sehingga yang salah menjadi benar.
Selain itu setiap anggota parlemen Jepang wajib membuat laporan kegiatan. Laporan kerja
dan laporan keuangan tahunan tersebut harus dipublikasikan melalui internet dan dapat diakses oleh
publik. Semua pemasukan dan pengeluaran anggota harus dipublikasikan di website secara rinci
setiap yen nya. Masyarakat bisa melihat laporan itu secara terbuka kapan saja. Prinsip transparansi
ini dampaknya dapat mengurangi korupsi politik di Jepang.
Pegawai pemerintah sendiri telah diatur secara ketat oleh kode etik dan tidak boleh
melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan kecurigaan publik, termasuk tindakan
menghambat fairness. Meskipun dari aspek hukum mereka dianggap tidak melanggar, tetapi bila
tindakan itu dipandang melanggar kode etik, yaitu memperoleh manfaat pribadi yang melebihi batas
kepatutan sosial maka hal ini juga dipandang sebagai prilaku yang tidak baik sehingga memalukan
dalam kehidupan sosial.
Hasil pemberantasan
Kasus yang menimpa Gubernur Tokushima dan walikota Shimozuma, Ibaraki mencerminkan
apa yang disebut debagai „hasil pemberantasan‟ korupsi di Jepang dengan mengedepankan budaya
malu. Kedua pejabat tersebut secara sukarela mengundurkan diri dari jabatannya. Bahkan hampir tak
pernah terdengar adanya pengacara Jepang yang menuntut “asas praduga tak bersalah”. Bahkan
apabila ada hakim yang bermasalah bahkan ketika belum diajukan ke pengadilang, sudah langsung
mengakui kesalahannya dan secara sukarela menerima sanksi administratif berupa pemecatan
dirinya. Di sinilah terlihat nilai kejujuran dan kesadaran masyarakat Jepang sangat tinggi termasuk
mengakui kejahatannya sendiri.
Lain lagi hasil dari kasus yang menimpa anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka
karena berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan listrik. Akibat kuatnya budaya malu tadi
Toshikatsu Matsuoka menjadi bulan-bulanan media dan publik. Meskipun jumlah uang listrik itu tak
seberapa, namun Matsuoka merasa malu dan akhirnya yang bersangkutan bunuh diri. Contoh kasus
lainnya terjadi sekitar empat tahun lalu, yaitu indikasi staf menteri luar negeri yang lalai membayar
pajak. Kasus itu berimbas besar secara politis karena memicu pengunduran diri Makiko Tanaka dari
menteri sebagai bentuk pertanggungjawaban dan komitmennya.
Pelajaran dari Jepang menunjukkan adanya hal yang sangat kontras dibandingkan Indonesia.
Di Indonesia banyak kasus megakorupsi yang melibatkan nilai miliaran yang penanganannya tidak
jelas dan belum ada pertanggungjawaban secara sosial budaya. Budaya rasa malu, komitmen sosial,
dan akuntabilitas menjadi isu penting yang perlu ditanamkan kepada generasi bangsa ini untuk
mengikis perilaku koruptif sedini mungkin. Sekali lagi, perilaku koruptif bukan hanya persoalan jumlah
yang dikorupsi. Hal yang lebih esensial adalah menyemaikan dan menumbuhkan budaya baru yang
mampu mengikis budaya korupsi di Indonesia.
Oleh karena itu, kaum birokrat yang mempunyai jiwa spirit baru bangsa yang
mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan dermawan. Meskipun mengubah suatu budaya,
termasuk antikorupsi memang proses yang tidak mudah dan memerlukan waktu yang panjang namun
paling tidak saat ini waktu yag sangat tepat untuk mengurangi atau mungkin menghilangkan niat
untuk korupsi itu. Pemberlakuan aturan dan tindakan tegas bagi pelanggar akan mempercepat
perubahan budaya tersebut. Tentunya perlu ada contoh para pemimpin kita untuk legowo atau
mundur secara terhormat dan bersikap jujur bila terjadi masalah hukum yang melibatkan pejabat
tersebut.
Made Rahayu Indrayani
8A – BPKP / 18

More Related Content

What's hot

Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Lucky Maharani Safitri
 
Ppt perpajakan
Ppt perpajakanPpt perpajakan
Ppt perpajakan
UNISBA
 
Analisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangAnalisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepang
Neo Fakhlur
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
Muhammad Amri
 
SAPP
SAPPSAPP
Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan Jepang
Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan JepangPerjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan Jepang
Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan Jepang
Fani K
 
Peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesia
Peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesiaPeristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesia
Peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesia
SMAN 2 Dumai
 
Ulasan Bank of Japan - Kebanksentralan
Ulasan Bank of Japan - KebanksentralanUlasan Bank of Japan - Kebanksentralan
Ulasan Bank of Japan - Kebanksentralan
Anita Regita Kusumaningrum
 
Debirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan DeregulasiDebirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan Deregulasi
Grahat Nagara
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahArief H
 
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publikPpt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
HennyTriyanaHasibuan
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian Politik
Muh Firyal Akbar
 
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950Mochammad Ridwan
 
Nasionalisme jepang
Nasionalisme jepangNasionalisme jepang
Nasionalisme jepang
Bagus Aji
 
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensikInvestigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Maya Fitriani Hd
 
Anggaran publik
Anggaran publikAnggaran publik
Anggaran publik
harry potter
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
Alfath Zulhiansyah Zulhiansyah
 
Tugas Kelompok
Tugas KelompokTugas Kelompok
Tugas Kelompok
Fadel Khalif Muhammad
 

What's hot (20)

Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
 
Ppt perpajakan
Ppt perpajakanPpt perpajakan
Ppt perpajakan
 
Analisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangAnalisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepang
 
Pajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umumPajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umum
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
SAPP
SAPPSAPP
SAPP
 
Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan Jepang
Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan JepangPerjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan Jepang
Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan Jepang
 
Peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesia
Peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesiaPeristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesia
Peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan indonesia
 
Ulasan Bank of Japan - Kebanksentralan
Ulasan Bank of Japan - KebanksentralanUlasan Bank of Japan - Kebanksentralan
Ulasan Bank of Japan - Kebanksentralan
 
Debirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan DeregulasiDebirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan Deregulasi
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
 
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publikPpt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian Politik
 
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
 
Nasionalisme jepang
Nasionalisme jepangNasionalisme jepang
Nasionalisme jepang
 
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensikInvestigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
Investigasi tindak pidana korupsi, investigasi pengadaan dan komputer forensik
 
Anggaran publik
Anggaran publikAnggaran publik
Anggaran publik
 
Perekonomian indonesia orde lama
Perekonomian indonesia orde lamaPerekonomian indonesia orde lama
Perekonomian indonesia orde lama
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
 
Tugas Kelompok
Tugas KelompokTugas Kelompok
Tugas Kelompok
 

Similar to korupsi di jepang

Pemberantasan korupsi di jepang mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang  mulyadiPemberantasan korupsi di jepang  mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang mulyadiMulyadi Yusuf
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
Azinuddin Haq
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
yaumilannisa
 
HAM tugas Pkn
HAM tugas PknHAM tugas Pkn
HAM tugas Pkn
pierse
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
ARY SETIADI
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
DiaryDVN
 
Esay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptorEsay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptor
Agewen Stifford
 
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Fathur Rohman
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
RienditasaffiraNuran
 
Negara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptorNegara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptorRosim Nyerupa
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaranatal kristiono
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
korupsi di finlandia
korupsi di finlandiakorupsi di finlandia
korupsi di finlandia
Made Rahayu Indrayani
 
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02Eccky Eccky
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
Rudy Harland
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
Intan Wachyuni
 
Demokrasi biangb korupsi
Demokrasi biangb korupsiDemokrasi biangb korupsi
Demokrasi biangb korupsi
Ikhwanul Musyaffa
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 

Similar to korupsi di jepang (20)

Pemberantasan korupsi di jepang mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang  mulyadiPemberantasan korupsi di jepang  mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang mulyadi
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
 
HAM tugas Pkn
HAM tugas PknHAM tugas Pkn
HAM tugas Pkn
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Korups
KorupsKorups
Korups
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
 
Esay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptorEsay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptor
 
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Negara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptorNegara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptor
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
korupsi di finlandia
korupsi di finlandiakorupsi di finlandia
korupsi di finlandia
 
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
 
Demokrasi biangb korupsi
Demokrasi biangb korupsiDemokrasi biangb korupsi
Demokrasi biangb korupsi
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 

korupsi di jepang

  • 1. PEMBERANTASAN KORUPSI DI JEPANG Praktik Korupsi Begitu kita mencoba untuk mengaitkan Jepang dengan praktik korupsi maka hal itu akan menjadi suatu topik yang cukup sulit. Jepang adalah salah satu negara di dunia negara dengan tingkat korupsi terendah. Dengan peringkat 17 negara terbersih dari korupsi dari 163 negara di dunia, nampaknya kita masih harus belajar banyak dari Jepang meskipun memang peringkat Singapura lebih fantastis yaitu di tangga kelima. Hal ini jauh berbeda dengan Indonesia yang berada pada peringkat 130. Akan tetapi bukan tidak mungkin kita menemukan oknum-oknum yang melakukan korupsi di manapun termasuk di negara yang „sebersih‟ Jepang. Belakangan ini ditengarai adanya kebobrokan lembaga atau institusi yang dibiayai pajak dari rakyat Jepang. Hal ini muncul dari adanya kecurigaan terhadap terhadap Pusat Industri Garam Jepang yang memiliki aset sebesar 60 miliar yen, sementara harga garam di pasaran tidak turun. Pusat Industri Garam dianggap memonopoli produksi garam dan tidak menjalankan pasar bebas. Tim shiwake meminta mereka untuk menyerahkan kepada negara aset tersebut. Kisah lain adalah Japan Lottery Association. Pada tahun anggaran 2008, Nihon takarakuji kyoukai memiliki penghasilan sebesar 1,049 triliun dari hasil menjual lottery kepada warga Jepang. Sebesar 45.7% disalurkan dalam bentuk tiket lottery dan 14.2% dinikmati oleh pengurus NTK dan Pusat Otonomi Daerah, JSS. Pengurus NTK sebanyak 3 orang, dan pengurus JSS sebanyak 5 orang termasuk mantan birokrat. Lalu lembaga yang bertugas menjual Lottery Jumbo ada 4 dengan staf sejumlah 66 orang. Mereka dianggap menerima apa yang disebut jabatan yang diturunkan dari surga. Gaji yang diterima para pengurus kira-kira sebesar 19,41 juta yen per tahun. Alasannya pun terlalu gamblang “karena pegawainya sedikit”. Hal ini membuat tim pemeriksa berang dan menganggap pengurus yang kebanyakan birokrat senior telah menggunakan uang rakyat dengan semena-mena dan meminta mereka untuk hidup sederhana dan tidak menghamburkan uang rakyat. Selain itu Kejaksanaan Metropolitan Tokyo pun saat ini sedang menahan Gubernur Tokushima yang didakwa mendapatkan suap dari seorang konglomerat Jepang dan dalam kasus lain juga menahan walikota Shimozuma, Ibaraki. Selain itu ada kasus dari anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan listrik, padahal acara dilakukan di gedung parlemen. Pegawai negeri pun tidak luput dari pengawasan. Seorang anggota parlemen dari Minshuto/DPJ Akira Nagatsuma yang mencurigai praktik tidak fair dalam penggunaan taksi oleh staf departemen keuangan. Diprediksi ada 500 orang pegawai pemerintah yang menerima uang terima kasih dan hadiah dari sopir taksi langganannya. Pegawai itu umumnya bekerja sampai larut malam dan pulang dengan menggunakan taksi yang dibayar dengan kupon yang dananya ditanggung negara. Mereka dipandang menyalahgunakan wewenang karena memperoleh sekadar uang terima. Mereka juga menerima pemberian minuman seperti bir ketika dalam perjalanan pulang. Beberapa contoh di atas mungkin terlihat „biasa‟ terjadi di Indonesia tetapi di Jepang kasus-kasus tersebut digolongkan sebagai pidana. Hal ini dikarenakan di Jepang istilah korupsi disejajarkan dengan tindak pidana umum seperti penyuapan, penggelapan uang negara dan penipuan.
  • 2. Langkah Pemberantasan Semenjak PM Hatoyama memerintah, sebuah tim (shiwake) ditunjuk untuk memeriksa semua lembaga atau institusi pemerintah yang memanfaatkan pajak dari rakyat Jepang, apakah uang rakyat telah benar-benar dipakai dengan adil disebut yang tugas utamanya pemeriksaan keuangan proyek. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa uang negara dipakai sebagaimana mestinya. Cara kerja Jigyou shiwake adalah memeriksa penggunaan uang rakyat di lembaga atau institusi yang dikontrol negara. Terdapat sekitar 447 proyek yang akan diselidiki dan tim ini bekerja sangat cepat sehingga sudah puluhan masalah yang dibongkar. Pertanyaan yang sering diajukan adalah “ke mana uang itu pergi?” atau “kenapa pembiayaan terlalu besar?”. Program ini ditanggapi positif oleh rakyat Jepang, karena dengan begitu mereka dapat mengetahui bagaimana penyalahgunaan pajak yang mereka bayarkan. Akan tetapi mereka juga mengkritisi apakah proyek-proyek yang diputuskan berhenti atau ditinjau ulang benar-benar dilaksanakan, yang dengan demikian rakyat bisa menikmati hasilnya. Pencegahan Korupsi Sistem pencegahan korupsi di Jepang memang cukup unik. Jepang memilih pendekatan budaya dan sosial (soft approach) dimana dalam masyarakat ditumbuhkan mentalitas bekerja keras melalui proses, disiplin, dan fairness. Prilaku korupsi dipandang sebagai tindakan yang memalukan dan merendahkan martabat serta harga diri. Budaya “malu” masih sangat kental di dalam masyarakat Jepang dan hal ini merupakan alat yang sangat efektif untuk tindakan preventif terhadap korupsi. Tidak ada Undang-Undangan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seperti di Indonesia. Adapun hukuman bagi koruptor hanyalah 7 tahun penjara. Berbeda dengan Indonesia yang memiliki undang- undang khusus mengenai korupsi justru sebagai salah satu negara yang paling korup di dunia. Hal ini membuktikan bahwa penegakan hukum yang baik tidak sekedar ditentukan oleh “substansi perundang-undangan” tetapi justru oleh “budaya malu” masyarakat maupun penegak hukum dan masyarakatnya. Hal ini jauh lebih efektif daripada hukuman mati di Indonesia. Pihak pengacara pun berperan dalam hal penegakan hukum melawan korupsi. Bahkan pengacara Jepang pun senantiasa berusaha membujuk klien-nya untuk mengakui kesalahannya, mundur dari jabatan kemudian mengembalikan hasil kejahatannya. Terlebih lagi pengacara di Jepang hampir tidak terbiasa untuk memutarbalikkan fakta sehingga yang salah menjadi benar. Selain itu setiap anggota parlemen Jepang wajib membuat laporan kegiatan. Laporan kerja dan laporan keuangan tahunan tersebut harus dipublikasikan melalui internet dan dapat diakses oleh publik. Semua pemasukan dan pengeluaran anggota harus dipublikasikan di website secara rinci setiap yen nya. Masyarakat bisa melihat laporan itu secara terbuka kapan saja. Prinsip transparansi ini dampaknya dapat mengurangi korupsi politik di Jepang. Pegawai pemerintah sendiri telah diatur secara ketat oleh kode etik dan tidak boleh melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan kecurigaan publik, termasuk tindakan menghambat fairness. Meskipun dari aspek hukum mereka dianggap tidak melanggar, tetapi bila tindakan itu dipandang melanggar kode etik, yaitu memperoleh manfaat pribadi yang melebihi batas kepatutan sosial maka hal ini juga dipandang sebagai prilaku yang tidak baik sehingga memalukan dalam kehidupan sosial.
  • 3. Hasil pemberantasan Kasus yang menimpa Gubernur Tokushima dan walikota Shimozuma, Ibaraki mencerminkan apa yang disebut debagai „hasil pemberantasan‟ korupsi di Jepang dengan mengedepankan budaya malu. Kedua pejabat tersebut secara sukarela mengundurkan diri dari jabatannya. Bahkan hampir tak pernah terdengar adanya pengacara Jepang yang menuntut “asas praduga tak bersalah”. Bahkan apabila ada hakim yang bermasalah bahkan ketika belum diajukan ke pengadilang, sudah langsung mengakui kesalahannya dan secara sukarela menerima sanksi administratif berupa pemecatan dirinya. Di sinilah terlihat nilai kejujuran dan kesadaran masyarakat Jepang sangat tinggi termasuk mengakui kejahatannya sendiri. Lain lagi hasil dari kasus yang menimpa anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka karena berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan listrik. Akibat kuatnya budaya malu tadi Toshikatsu Matsuoka menjadi bulan-bulanan media dan publik. Meskipun jumlah uang listrik itu tak seberapa, namun Matsuoka merasa malu dan akhirnya yang bersangkutan bunuh diri. Contoh kasus lainnya terjadi sekitar empat tahun lalu, yaitu indikasi staf menteri luar negeri yang lalai membayar pajak. Kasus itu berimbas besar secara politis karena memicu pengunduran diri Makiko Tanaka dari menteri sebagai bentuk pertanggungjawaban dan komitmennya. Pelajaran dari Jepang menunjukkan adanya hal yang sangat kontras dibandingkan Indonesia. Di Indonesia banyak kasus megakorupsi yang melibatkan nilai miliaran yang penanganannya tidak jelas dan belum ada pertanggungjawaban secara sosial budaya. Budaya rasa malu, komitmen sosial, dan akuntabilitas menjadi isu penting yang perlu ditanamkan kepada generasi bangsa ini untuk mengikis perilaku koruptif sedini mungkin. Sekali lagi, perilaku koruptif bukan hanya persoalan jumlah yang dikorupsi. Hal yang lebih esensial adalah menyemaikan dan menumbuhkan budaya baru yang mampu mengikis budaya korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, kaum birokrat yang mempunyai jiwa spirit baru bangsa yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan dermawan. Meskipun mengubah suatu budaya, termasuk antikorupsi memang proses yang tidak mudah dan memerlukan waktu yang panjang namun paling tidak saat ini waktu yag sangat tepat untuk mengurangi atau mungkin menghilangkan niat untuk korupsi itu. Pemberlakuan aturan dan tindakan tegas bagi pelanggar akan mempercepat perubahan budaya tersebut. Tentunya perlu ada contoh para pemimpin kita untuk legowo atau mundur secara terhormat dan bersikap jujur bila terjadi masalah hukum yang melibatkan pejabat tersebut. Made Rahayu Indrayani 8A – BPKP / 18