SlideShare a Scribd company logo
BAB III
A. SUMBER PEMBIAYAAN DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI NETO
Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN Tahun Anggaran 2015,
Sumber pembiayaan Negara terdiri dari dua kelompok utama, yaitu Pembiayaan
dalam negeri dan pembiayaan luar negeri neto. Pembiayaan Dalam Negeri adalah
semua penerimaan pembiayaan yang berasal dari perbankan dan non-perbankan
dalam negeri. Pembiayaan Dalam Negeri terdiri atas penerimaan cicilan
pengembalian penerusan pinjaman, saldo anggaran lebih, hasil pengelolaan aset,
penerbitan surat berharga negara neto, pinjaman dalam negeri neto, dikurangi
dengan pengeluaran pembiayaan, yang meliputi alokasi untuk, penyertaan modal
negara, dana bergulir, kewajiban yang timbul akibat penjaminan Pemerintah, dan
cadangan pembiayaan untuk dana pengembangan pendidikan nasional. Sedangkan
Pembiayaan Luar Negeri Neto adalah semua pembiayaan yang berasal dari
penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman program dan pinjaman
proyek dikurangi dengan penerusan pinjaman dan pembayaran cicilan pokok utang
luar negeri.
Intinya, sumber Pembiayaan Dalam Negeri Indonesia terbagi menjadi dua
kelompok besar yaitu sumber pembiayaan yang berasal dari Perbankan Dalam
Negeri dan Non-Perbankan Dalam Negeri. Sedangkan untuk Pembiayaan Luar
Negeri dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu Penarikan Pinjaman Luar Negeri
Bruto, Penerusan Pinjaman Kepada BUMN/Pemda, dan Pembayaran Cicilan Pokok
Utang Luar Negeri.
A.1 Pembiayaan Dalam Negeri
Berdasarkan data dari Nota Keuangan dan RAPBN-P 2015, sumber
pembiayaan dalam negeri era Pemerintahan Jokowi-JK untuk Sektor Perbankan
Dalam Negeri 100% dipegang oleh Pos Penerimaan Cicilan Pengembalian
Penerusan Pinjaman (RDI) sebesar Rp4.751,4 Milyar atau meningkat sebesar
Rp283,9 Milyar dari APBN 2015. Sedangkan untuk Sektor Non-Perbankan Dalam
Negeri, Pos Penerimaan didominasi oleh Surat Berharga Negara dengan persentase
128,58% atau sebesar 308.321,1 Milyar atau meningkat 31.271 Milyar dari APBN
2015. Artinya dengan meningkatnya pemenuhan pembiayaan melalui SBN,
Pemerintah diharuskan concern terhadap risiko-risiko serta permasalahan yang
mungkin timbul di masa mendatang dari SBN tersebut sepert mempertimbangkan
biaya dan risiko utang, kebutuhan kas Negara, proyeksi perkembangan kondisi
pasar keuangan, serta daya serap pasar SBN itu sendiri.
Sedangkan untuk Pos Pengeluaran, didominasi oleh Penyertaan Modal
Negara sebesar 74.993,2 Milyar atau meningkat sebesar 67.674 Milyar dari APBN
2015. Dari porsi peningkatan sebesar 67.674 Milyar, porsi terbesar didominasi oleh
Program Infrastruktur dan Maritim sebesar 47.107.
Secara total, Pembiayaan Dalam Negeri untuk RAPBN-P 2015 adalah
sebesar Rp244,537,1 Milyar atau menurun sebesar Rp25.172,6 Milyar dari APBN
2015. Untuk lebih lengkap, perubahan pembiayaan dari APBN 2015 (semula) ke
RAPBN-P 2015 (menjadi) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
A.2 Pembiayaan Luar Negeri
Pembiayaan luar negeri era Pemerintahan Jokowi-JK untuk didominasi oleh
Pos Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, yaitu sebesar 63.456 Milyar atau
menurun sebesar Rp3.076,46 Milyar dari APBN 2015. Sedangkan peringkat kedua
dipegang oleh pos Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto untuk sektor Pinjaman
Proyek sebesar 41.912,89 Milyar atau meningkat 2.105,78 Milyar dari APBN 2015.
Meningkatnya pos pinjaman proyek, yang didominasi oleh Proyek Kementerian dan
Lembaga.
Secara total, Pembiayaan Luar Negeri Neto untuk RAPBN-P 2015 adalah
sebesar minus Rp18.619 Milyar atau menurun sebesar Rp5.195,95 Milyar dari
APBN 2015. Untuk lebih lengkap, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
B. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN UTANG DAN DATA UTANG PEMERINTAH
Dalam mengelola utangnya, Pemerintah mempunyai kebijakan-kebijakan yang
sejalan dengan kebijakan defisit APBN yang dianut. Strategi pengelolaan
pembiayaan utang pemerintah berdasarkan Budget in Brief yang diterbitkan oleh
Kemenkeu antara lain pengendalian rasio utang terhadap PDB, mengutamakan
pembiayaan utang yang bersumber dari dalam negeri, mengarahkan pemanfaatan
utang untuk kegiatan produktif antara lain melalui penerbitan sukuk yang berbasis
proyek, memanfaatkan pinjaman luar negeri secara selektif, terutama untuk bidang
infrastruktur dan energi, dan mempertahankan kebijakan negative net flow,
Mengoptimalkan peran serta masyarakat (financial inclusion) dan melakukan
pendalaman pasar SBN domestik. Dan terakhiir dengan melakukan pengelolaan
utang secara aktif dalam kerangka asset liabilities management (ALM).
Dapat dilihat pada tabel diatas yang dirilis oleh Kementerian Keuangan dalam
NK RAPBNP 2015 bahwa tren Rasio utang pemerintah terhadap PDB menurun dari
tahun ke tahun. Diproyeksikan bahwa pada tahun 2018 rasio utang pemerintah
terhadap PDB akan berkisar antara 22%-23%.
Dalam APBN tahun 2015, pembiayaan utang pemerintah Indonesia ditetapkan
sebesar Rp254.856,0 miliar. Sedangkan dalam Pembiayaan utang dalam RAPBN-P
tahun 2015 direncanakan menjadi Rp291.392,7 miliar atau meningkat sebesar
Rp36.536,7 miliar. Berdasarkan Nota Keuangan pada Direktorat Jendral Anggaran,
kenaikan tersebut terutama untuk membiayai kebijakan meningkatkan PMN pada
BUMN dalam rangka mendukung agenda prioritas pembangunan nasional atau
Nawacita. Selain itu, peningkatan pembiayaan utang disebabkan untuk
mengakomodasi perubahan asumsi ekonomi makro secara global, rencana
penarikan dan pembayaran pinjaman utang dan kondisi pasar keuangan yang
kurang stabil akibat beberapa event yang belakangan baru terjadi dan
mempengaruhi perbankan di Indonesia baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti lesunya perekonomian di berbagai Negara akibat tragedi utang
Yunani serta perubahan ekuilibrium nilai tukar rupiah yang menyebabkan
pembayaran utang luar negeri menjadi membengkak.
Tambahan jenis pembiayaan utang diperkirakan hampir semua dapat
dipenuhi melalui penerbitan SBN. Secara keseluruhan, jenis pembiayaan utang yang
direncanakan dalam RAPBN-P Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut:
SBN terdiri dari dua macam kelompok utama, yaitu surat utang negara (SUN)
dan surat berharga syariah Negara (SBSN). Surat Utang Negara adalah surat
berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun
valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. SUN diterbitkan dalam bentuk warkat
atau tanpa warkat. SBSN disebut juga Sukuk Negara adalah surat berharga negara
yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan
terhadap aset SBSN baik dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing.
SUN terbagi dalam dua bagian, yaitu SUN Domestik dan SUN Valas. Begitu
pula dengan SBSN terbagi ke dalam dua bagian, yaitu SBSN Domestik dan SBSN
Valas. Dalam realisasinya, Penerbitan SUN Domestik mendominasi dengan nilai
sebesar Rp284.376,79 Milyar. Hal ini sejalan dengan kebijakan pembiayaan yang
lebih mengutamakan pembiayaan dari dalam negeri (domestik).
Data realisasi dan kebutuhan bersih untuk penerbitan SBN sampai dengan
Akhir Desember Tahun Anggaran yang dirilis oleh DJPU adalah sebagai berikut:
Data Proyeksi Defisit Fiskal dan Pembiayaan Anggaran terhadap PDB untuk
RAPBN-P 2015 ditargetkan akan semakin menurun dari APBN 2015 awal sebesar
2,2% menjadi 1,9%. Penurunan defisit ini terutama ditujukan untuk menjaga
ketahanan dan kesinambungan fiskal. Perkembangan Defisit dan Pembiayaan
Anggaran untuk TA 2010 s.d. RAPBNP 2015 ditunjukkan oleh Grafik 5-1 yang dirilis
oleh Kementerian Keuangan sebagai berikut:
Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal khususnya APBN yang merupakan
bagian dari Kebijakan Pengelolaan Perekonomian Indonesia. Jadi dengan
penerapan kebijakan defisit anggaran, dimana Pendapatan Negara lebih kecil
dibandingkan Belanja Negara, maka Pemerintah mempunyai beberapa alternatif
untuk membiayai kekurangan tersebut, salah satu caranya adalah dengan
menggunakan utang.
C. Kelebihan dan Kekurangan Utang Dalam Negeri
Ditengah kondisi perekonomian global yang tidak stabil, pemerintah melakukan
kebijakan pengetatan untuk utang luar negeri. Karena pemerintah menerapkan
defisit anggaran, kebutuhan untuk menutupi defisit tersebut tetap harus dipenuhi
agar proyek-proyek yang terdapat di dalam APBN tetap dapat dijalankan. Untuk itu,
Pemerintah lebih condong kearah penbiayaan yang berasal dari dalam negeri.
Berikut beberapa kelebihan pembiayaan utang dalam negeri, antara lain:
1. Tidak terlalu terpengaruh tekanan ekonomi global sehingga pemerintah tetap
dapat menjaga stabilitas keuangan negera, stabilitas perekonomian dan nilai
tukar rupiah.
2. Karena transaksi menggunakan mata uang dalam negeri, maka pembayaran
utang dan bunga utang tidak terpengaruh oleh nilai tukar rupiah yang
trendnya semakin terdepresiasi.
3. Instrumen pembiayaan yang relatif aman dan stabil.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan utang yang bersumber dari dalam
negeri. Dengan banyaknya keunggulan dari utang dalam negeri, terdapat pula
kelemahan-kelemahan yang bisa berakibat fatal apabila tidak dengan cermat
diperhitungkan. Beberapa kelemahan-kelemahan yang dapat diidentifikasi dari utang
dalam negeri antara lain:
1. Tingginya tingkat bunga pengembalian utang yang diminta oleh segmen
pasar untuk instrument pembiayaan dalam negeri seperti obligasi
menyebabkan bunga utang yang meningkat seiring dengan kenaikan tingkat
bunga tersebut
2. Terjadinya perlambatan perekonomian Negara akibat peningkatan bunga
pengembalian utang sehingga fiscal space semakin mengecil.
3. Karena pertumbuhan ekonomi yang melambat, atau bahkan negatif, dapat
menyebabkan terjadi penarikan dana besar-besaran atau yang lebih dikenal
dengan istilah crowding-out effect sektor swasta di pasar finansial.
D. Kelebihan dan Kekurangan Utang Luar Negeri
Ada beberapa kelebihan utama mengapa banyak pihak, terutama swasta lebih
memilih utang luar negeri, antara lain:
1. Biaya Bunga Utang Luar Negeri lebih murah daripada Utang Dalam Negeri.
2. Utang luar negeri mempunyai jangka waktu pinjaman rata-rata lebih panjang
daripada utang dalam negeri.
3. Rasio kredit perbankan (loan to deposit ratio) dalam negeri di posisi lebih dari
90% menyebabkan keterbatasan pemberian utang jangka pendek.
Dari kelebihan diatas, jelaslah bahwa banyak pihak, terutama pihak swasta yang
membutuhkan dana segar agar perusahaannya tetap going concern lebih memilih
utang luar negeri daripada utang dalam negeri. Tetapi, dibalik kelebihan-kelebihan
tersebut, terdapat jebakan tersembunyi yang kadang disadari tetapi sulit untuk
diantisipasi. Berikut beberapa kekurangan dari Utang Luar Negeri, antara lain:
1. Nilai tukar rupiah yang menurun dapat menambah beban Utang Luar Negeri
dan menghabiskan fiscal space keuangan negara karena anggaran negara
tersedot untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang Luar negeri yang
terus membengkak.
2. Fiscal burden yang disebabkan oleh Utang Luar Negeri yang tidak terkontrol
menyebabkan kesulitan untuk melakukan percepatan pembangunan.
3. Negara dipaksa mengefisienkan pengeluaran untuk sektor-sektor strategis,
seperti sektor pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian
dan lain-lain (Musgrave, 1991).
DAFTAR PUSTAKA:
http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/NK%20RAPBNP%202015.pdf
http://www.kemenkeu.go.id/Publikasi/budget-brief-apbn-2015
http://www.djpu.kemenkeu.go.id/uploads/files/dmodata/in/5Statistik/1Posisi_Utang/4
BSPUN/BSPUP%20(Govt%20Debt%20Profile)%20edisi%20Januari%202015(1).pdf

More Related Content

What's hot

Power Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
Power Point Kerja Sama Ekonomi InternasionalPower Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
Power Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
Rizqiy Amelia
 
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomiTugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
siti aisah
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
Ranti Pusriana
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Muhammad Bahrudin
 
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANHUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANVisky Thesophomore
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
Azlan Abdurrahman
 
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruHubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Indri Indrutt
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
erlina na
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
Juni Effendi
 
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
UNESA
 
Teori – Teori Neraca Pembayaran Internasional
Teori – Teori Neraca Pembayaran InternasionalTeori – Teori Neraca Pembayaran Internasional
Teori – Teori Neraca Pembayaran Internasional
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Ridho Fitrah Hyzkia
 
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
Judianto Nugroho
 
Tiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasiTiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasiCyndieN
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bambang Deswantoro
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Dadang Solihin
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
Bakhrul Ulum
 
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenContoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Yuca Siahaan
 
Konsep pertumbuhan ekonomi
Konsep pertumbuhan ekonomiKonsep pertumbuhan ekonomi
Konsep pertumbuhan ekonomi
Nursyidah alit
 

What's hot (20)

Power Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
Power Point Kerja Sama Ekonomi InternasionalPower Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
Power Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
 
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomiTugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANHUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruHubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
 
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Peran Perbankan Terhadap UMKM Saat Terjadi Infla...
 
Teori – Teori Neraca Pembayaran Internasional
Teori – Teori Neraca Pembayaran InternasionalTeori – Teori Neraca Pembayaran Internasional
Teori – Teori Neraca Pembayaran Internasional
 
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
 
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
 
Tiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasiTiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasi
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenContoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
 
Konsep pertumbuhan ekonomi
Konsep pertumbuhan ekonomiKonsep pertumbuhan ekonomi
Konsep pertumbuhan ekonomi
 

Similar to Tugas Kelompok

ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.pptANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
SeptylytaRahmitaPutr
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Sigit Sanjaya
 
Modal asing dan utang luar negri
Modal asing dan utang luar negriModal asing dan utang luar negri
Modal asing dan utang luar negri
epi rizkiyah
 
APBN
APBNAPBN
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
wandranatuna
 
Fiskal
FiskalFiskal
Fiskal
Ary Efendi
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...Trisno Harefa
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negararaniasma
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
STIE EKUITAS BANDUNG
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahHendra Jaya
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2Mulyadi Yusuf
 
Ekonomi 123
Ekonomi 123Ekonomi 123
Ekonomi 123
Noti Setiani
 
hukum pajak.docx
hukum pajak.docxhukum pajak.docx
hukum pajak.docx
IsmiyarCahyani2
 
Artikel keuangan negara
Artikel keuangan negaraArtikel keuangan negara
Artikel keuangan negara
Zaka Firma Aditya
 
Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013
Yesica Adicondro
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
Arif Efendi
 
Kd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbdKd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbd
Baidhowi Ahmad
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TrifoniaApikaRirinPu1
 

Similar to Tugas Kelompok (20)

ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.pptANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
 
Modal asing dan utang luar negri
Modal asing dan utang luar negriModal asing dan utang luar negri
Modal asing dan utang luar negri
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
 
Fiskal
FiskalFiskal
Fiskal
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerah
 
Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
 
Ekonomi 123
Ekonomi 123Ekonomi 123
Ekonomi 123
 
hukum pajak.docx
hukum pajak.docxhukum pajak.docx
hukum pajak.docx
 
Artikel keuangan negara
Artikel keuangan negaraArtikel keuangan negara
Artikel keuangan negara
 
Uu 02 2000 Pjls
Uu 02 2000 PjlsUu 02 2000 Pjls
Uu 02 2000 Pjls
 
Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020
 
Kd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbdKd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbd
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
 

Recently uploaded

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 

Tugas Kelompok

  • 1. BAB III A. SUMBER PEMBIAYAAN DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI NETO Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN Tahun Anggaran 2015, Sumber pembiayaan Negara terdiri dari dua kelompok utama, yaitu Pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri neto. Pembiayaan Dalam Negeri adalah semua penerimaan pembiayaan yang berasal dari perbankan dan non-perbankan dalam negeri. Pembiayaan Dalam Negeri terdiri atas penerimaan cicilan pengembalian penerusan pinjaman, saldo anggaran lebih, hasil pengelolaan aset, penerbitan surat berharga negara neto, pinjaman dalam negeri neto, dikurangi dengan pengeluaran pembiayaan, yang meliputi alokasi untuk, penyertaan modal negara, dana bergulir, kewajiban yang timbul akibat penjaminan Pemerintah, dan cadangan pembiayaan untuk dana pengembangan pendidikan nasional. Sedangkan Pembiayaan Luar Negeri Neto adalah semua pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek dikurangi dengan penerusan pinjaman dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri. Intinya, sumber Pembiayaan Dalam Negeri Indonesia terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu sumber pembiayaan yang berasal dari Perbankan Dalam Negeri dan Non-Perbankan Dalam Negeri. Sedangkan untuk Pembiayaan Luar Negeri dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto, Penerusan Pinjaman Kepada BUMN/Pemda, dan Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri. A.1 Pembiayaan Dalam Negeri Berdasarkan data dari Nota Keuangan dan RAPBN-P 2015, sumber pembiayaan dalam negeri era Pemerintahan Jokowi-JK untuk Sektor Perbankan
  • 2. Dalam Negeri 100% dipegang oleh Pos Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman (RDI) sebesar Rp4.751,4 Milyar atau meningkat sebesar Rp283,9 Milyar dari APBN 2015. Sedangkan untuk Sektor Non-Perbankan Dalam Negeri, Pos Penerimaan didominasi oleh Surat Berharga Negara dengan persentase 128,58% atau sebesar 308.321,1 Milyar atau meningkat 31.271 Milyar dari APBN 2015. Artinya dengan meningkatnya pemenuhan pembiayaan melalui SBN, Pemerintah diharuskan concern terhadap risiko-risiko serta permasalahan yang mungkin timbul di masa mendatang dari SBN tersebut sepert mempertimbangkan biaya dan risiko utang, kebutuhan kas Negara, proyeksi perkembangan kondisi pasar keuangan, serta daya serap pasar SBN itu sendiri. Sedangkan untuk Pos Pengeluaran, didominasi oleh Penyertaan Modal Negara sebesar 74.993,2 Milyar atau meningkat sebesar 67.674 Milyar dari APBN 2015. Dari porsi peningkatan sebesar 67.674 Milyar, porsi terbesar didominasi oleh Program Infrastruktur dan Maritim sebesar 47.107. Secara total, Pembiayaan Dalam Negeri untuk RAPBN-P 2015 adalah sebesar Rp244,537,1 Milyar atau menurun sebesar Rp25.172,6 Milyar dari APBN 2015. Untuk lebih lengkap, perubahan pembiayaan dari APBN 2015 (semula) ke RAPBN-P 2015 (menjadi) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
  • 3. A.2 Pembiayaan Luar Negeri Pembiayaan luar negeri era Pemerintahan Jokowi-JK untuk didominasi oleh Pos Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, yaitu sebesar 63.456 Milyar atau menurun sebesar Rp3.076,46 Milyar dari APBN 2015. Sedangkan peringkat kedua dipegang oleh pos Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto untuk sektor Pinjaman Proyek sebesar 41.912,89 Milyar atau meningkat 2.105,78 Milyar dari APBN 2015. Meningkatnya pos pinjaman proyek, yang didominasi oleh Proyek Kementerian dan Lembaga. Secara total, Pembiayaan Luar Negeri Neto untuk RAPBN-P 2015 adalah sebesar minus Rp18.619 Milyar atau menurun sebesar Rp5.195,95 Milyar dari APBN 2015. Untuk lebih lengkap, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: B. JENIS-JENIS PEMBIAYAAN UTANG DAN DATA UTANG PEMERINTAH Dalam mengelola utangnya, Pemerintah mempunyai kebijakan-kebijakan yang sejalan dengan kebijakan defisit APBN yang dianut. Strategi pengelolaan pembiayaan utang pemerintah berdasarkan Budget in Brief yang diterbitkan oleh Kemenkeu antara lain pengendalian rasio utang terhadap PDB, mengutamakan pembiayaan utang yang bersumber dari dalam negeri, mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif antara lain melalui penerbitan sukuk yang berbasis proyek, memanfaatkan pinjaman luar negeri secara selektif, terutama untuk bidang infrastruktur dan energi, dan mempertahankan kebijakan negative net flow,
  • 4. Mengoptimalkan peran serta masyarakat (financial inclusion) dan melakukan pendalaman pasar SBN domestik. Dan terakhiir dengan melakukan pengelolaan utang secara aktif dalam kerangka asset liabilities management (ALM). Dapat dilihat pada tabel diatas yang dirilis oleh Kementerian Keuangan dalam NK RAPBNP 2015 bahwa tren Rasio utang pemerintah terhadap PDB menurun dari tahun ke tahun. Diproyeksikan bahwa pada tahun 2018 rasio utang pemerintah terhadap PDB akan berkisar antara 22%-23%. Dalam APBN tahun 2015, pembiayaan utang pemerintah Indonesia ditetapkan sebesar Rp254.856,0 miliar. Sedangkan dalam Pembiayaan utang dalam RAPBN-P tahun 2015 direncanakan menjadi Rp291.392,7 miliar atau meningkat sebesar Rp36.536,7 miliar. Berdasarkan Nota Keuangan pada Direktorat Jendral Anggaran, kenaikan tersebut terutama untuk membiayai kebijakan meningkatkan PMN pada BUMN dalam rangka mendukung agenda prioritas pembangunan nasional atau Nawacita. Selain itu, peningkatan pembiayaan utang disebabkan untuk mengakomodasi perubahan asumsi ekonomi makro secara global, rencana penarikan dan pembayaran pinjaman utang dan kondisi pasar keuangan yang kurang stabil akibat beberapa event yang belakangan baru terjadi dan mempengaruhi perbankan di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti lesunya perekonomian di berbagai Negara akibat tragedi utang Yunani serta perubahan ekuilibrium nilai tukar rupiah yang menyebabkan pembayaran utang luar negeri menjadi membengkak.
  • 5. Tambahan jenis pembiayaan utang diperkirakan hampir semua dapat dipenuhi melalui penerbitan SBN. Secara keseluruhan, jenis pembiayaan utang yang direncanakan dalam RAPBN-P Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut: SBN terdiri dari dua macam kelompok utama, yaitu surat utang negara (SUN) dan surat berharga syariah Negara (SBSN). Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. SUN diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat. SBSN disebut juga Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN baik dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing. SUN terbagi dalam dua bagian, yaitu SUN Domestik dan SUN Valas. Begitu pula dengan SBSN terbagi ke dalam dua bagian, yaitu SBSN Domestik dan SBSN Valas. Dalam realisasinya, Penerbitan SUN Domestik mendominasi dengan nilai sebesar Rp284.376,79 Milyar. Hal ini sejalan dengan kebijakan pembiayaan yang lebih mengutamakan pembiayaan dari dalam negeri (domestik).
  • 6. Data realisasi dan kebutuhan bersih untuk penerbitan SBN sampai dengan Akhir Desember Tahun Anggaran yang dirilis oleh DJPU adalah sebagai berikut: Data Proyeksi Defisit Fiskal dan Pembiayaan Anggaran terhadap PDB untuk RAPBN-P 2015 ditargetkan akan semakin menurun dari APBN 2015 awal sebesar 2,2% menjadi 1,9%. Penurunan defisit ini terutama ditujukan untuk menjaga ketahanan dan kesinambungan fiskal. Perkembangan Defisit dan Pembiayaan Anggaran untuk TA 2010 s.d. RAPBNP 2015 ditunjukkan oleh Grafik 5-1 yang dirilis oleh Kementerian Keuangan sebagai berikut:
  • 7. Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal khususnya APBN yang merupakan bagian dari Kebijakan Pengelolaan Perekonomian Indonesia. Jadi dengan penerapan kebijakan defisit anggaran, dimana Pendapatan Negara lebih kecil dibandingkan Belanja Negara, maka Pemerintah mempunyai beberapa alternatif untuk membiayai kekurangan tersebut, salah satu caranya adalah dengan menggunakan utang. C. Kelebihan dan Kekurangan Utang Dalam Negeri Ditengah kondisi perekonomian global yang tidak stabil, pemerintah melakukan kebijakan pengetatan untuk utang luar negeri. Karena pemerintah menerapkan defisit anggaran, kebutuhan untuk menutupi defisit tersebut tetap harus dipenuhi agar proyek-proyek yang terdapat di dalam APBN tetap dapat dijalankan. Untuk itu, Pemerintah lebih condong kearah penbiayaan yang berasal dari dalam negeri. Berikut beberapa kelebihan pembiayaan utang dalam negeri, antara lain: 1. Tidak terlalu terpengaruh tekanan ekonomi global sehingga pemerintah tetap dapat menjaga stabilitas keuangan negera, stabilitas perekonomian dan nilai tukar rupiah. 2. Karena transaksi menggunakan mata uang dalam negeri, maka pembayaran utang dan bunga utang tidak terpengaruh oleh nilai tukar rupiah yang trendnya semakin terdepresiasi. 3. Instrumen pembiayaan yang relatif aman dan stabil. Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan utang yang bersumber dari dalam negeri. Dengan banyaknya keunggulan dari utang dalam negeri, terdapat pula kelemahan-kelemahan yang bisa berakibat fatal apabila tidak dengan cermat diperhitungkan. Beberapa kelemahan-kelemahan yang dapat diidentifikasi dari utang dalam negeri antara lain: 1. Tingginya tingkat bunga pengembalian utang yang diminta oleh segmen pasar untuk instrument pembiayaan dalam negeri seperti obligasi menyebabkan bunga utang yang meningkat seiring dengan kenaikan tingkat bunga tersebut
  • 8. 2. Terjadinya perlambatan perekonomian Negara akibat peningkatan bunga pengembalian utang sehingga fiscal space semakin mengecil. 3. Karena pertumbuhan ekonomi yang melambat, atau bahkan negatif, dapat menyebabkan terjadi penarikan dana besar-besaran atau yang lebih dikenal dengan istilah crowding-out effect sektor swasta di pasar finansial. D. Kelebihan dan Kekurangan Utang Luar Negeri Ada beberapa kelebihan utama mengapa banyak pihak, terutama swasta lebih memilih utang luar negeri, antara lain: 1. Biaya Bunga Utang Luar Negeri lebih murah daripada Utang Dalam Negeri. 2. Utang luar negeri mempunyai jangka waktu pinjaman rata-rata lebih panjang daripada utang dalam negeri. 3. Rasio kredit perbankan (loan to deposit ratio) dalam negeri di posisi lebih dari 90% menyebabkan keterbatasan pemberian utang jangka pendek. Dari kelebihan diatas, jelaslah bahwa banyak pihak, terutama pihak swasta yang membutuhkan dana segar agar perusahaannya tetap going concern lebih memilih utang luar negeri daripada utang dalam negeri. Tetapi, dibalik kelebihan-kelebihan tersebut, terdapat jebakan tersembunyi yang kadang disadari tetapi sulit untuk diantisipasi. Berikut beberapa kekurangan dari Utang Luar Negeri, antara lain: 1. Nilai tukar rupiah yang menurun dapat menambah beban Utang Luar Negeri dan menghabiskan fiscal space keuangan negara karena anggaran negara tersedot untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang Luar negeri yang terus membengkak. 2. Fiscal burden yang disebabkan oleh Utang Luar Negeri yang tidak terkontrol menyebabkan kesulitan untuk melakukan percepatan pembangunan. 3. Negara dipaksa mengefisienkan pengeluaran untuk sektor-sektor strategis, seperti sektor pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian dan lain-lain (Musgrave, 1991).