SlideShare a Scribd company logo
Budaya Malu terhadap Korupsi di Jepang
M. Arief Fakhruddin
D IV Akuntansi Kurikulum Khusus BPKP, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan
Email: muhd.arief@gmail.com
Abstrak – Berbeda dengan beberapa negara lain, Jepang tidak memiliki Undang Undang khusus yang mengatur
mengenai pencegahan korupsi maupun lembaga khusus seperti KPK di Indonesia maupun CPIB di Singapura yang
menangani pelanggaran hukum di bidang tindak pidana korupsi. Kultur budaya malu di Jepang lah yang menjadi
benteng pertama dan yang akan meng“hukum” birokrat maupun pihak swasta apabila melakukan tindakan korupsi.
Kata Kunci – Korupsi, malu, Jepang,
I. Pendahuluan
Jepang adalah Negara dengan tingkat
perekonomian terbesar ketiga di dunia, dengan
peringkat tersebut, Jepang menjadi tujuan investasi
yang menguntungkan bagi investor asing. Pada
Tahun 2012, berdasarkan hasil survey dari
Transparency Internasional Jepang memperoleh CPI
(Coruption Perception Index) sebesar 74 menduduki
peringkat 3 terbaik di Asia sebagai negara yang
bersih dari korupsi, sedangkan menurut survey yang
dilakukan oleh PERC ( Political and Economic Risk
Consultancy) juga menunjukkan bahwa Jepang
sebagai negara terbaik ketiga di Asia yang dipandang
oleh investor memiliki tingkat korupsi yang rendah.
Di Jepang tidak ada Undang-Undang tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seperti di
Indonesia. Yang kita namakan sebagai "korupsi" di
Indonesia, mereka hanya golongkan sebagai salah
satu di antara tindak pidana umum: Penyuapan,
Penggelapan Uang Negara, dan Penipuan. Hukuman
maksimalnya pun hanya tujuh tahun, bukan hukuman
mati seperti dalam undang-undang korupsi di
Indonesia.
Terdapat beberapa factor yang menyebabkan
mengapa rating Jepang dalam pemberantasan korupsi
berada pada ranking atas yang akan dibahas lebih
lanjut.
II. Pembahasan
Ada kultur hukum baik dari warga
masyarakat Jepang maupun dari para penegak hukum
Jepang yang lebih efektif ketimbang ancaman
hukuman mati dalam undang-undang pemberantasan
korupsi kita di Indonesia. Kultur hukum "malu" yang
masih besar dari masyarakat Jepang sangat efektif
sebagai alat preventif maupun penindak terhadap
perilaku tercela, termasuk korupsi. Kultur hukum
yang masih sangat bermoral di kalangan birokrat
Jepang, menyebabkan hampir tidak ada kebiasaan
untuk memutarbalikkan yang salah menjadi benar,
dan yang benar menjadi salah.
Budaya malu itu sendiri sudah begitu berurat
akar bagi masyarakat Jepang. Terbukti, ketika sudah
menjadi salah satu negara industri maju di dunia
seperti saat ini pun, budaya tersebut masih sangat
lekat pada diri masyarakatnya. Melalui budaya
malunya, mereka merasa memiliki harga diri yang
teramat tinggi. Di dalam praktik hukum di Jepang,
pejabat yang masih diindikasikan melakukan suatu
tindak pidana, umumnya langsung mengundurkan
diri dari jabatannya, sekalipun tidak diminta oleh
masyarakat, apalagi jika sudah dituntut mundur oleh
masyarakatnya.
Contoh pejabat yang mengundurkan diri
bahkan bunuh diri karena diduga melakukan korupsi
antara lain Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji
Maehara, yang mengundurkan diri dari jabatannya
setelah Maehara terbukti menerima donasi dari warga
Korea Selatan yang bermukim di Tokyo yang total
nilai donasinya hanya 250.000 Yen (sekitar Rp 25
juta). Padahal, uang tersebut tidak sepeserpun
digunakan untuk pribadi Maehara, namun sebagai
dana sumbangan partai politiknya, atau Partai
Demokrat Jepang (DPJ). Entah dikarenakan tidak
tahu atau kurang teliti, tenyata pemberian itu
melanggar UU Partai Politik di Jepang yang tidak
boleh menerima sumbangan dari bukan warga
negara. Meski jumlahnya tidak besar, hanya Rp 25
juta, Maehara tetap dianggap melanggar. Karena
berbuat lalai dan salah, maka dengan jiwa ksatria pun
beliau (Seiji Maehara/Menlu Jepang) akhirnya
mengundurkan diri dari jabatannya.
Selain itu, ada anggota parlemen yang
berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan
listrik, padahal acara dilakukan di gedung parlemen.
Anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka
dari LDP itu jadi bulan-bulanan media dan publik.
Meskipun jumlah uang listrik itu tak seberapa, namun
Matsuoka merasa malu. Akhirnya yang bersangkutan
mengundurkan diri, tidak hanya mengundurkan diri
dari parlemen, tetapi juga mengundurkan diri dari
dunia. Yang bersangkutan bunuh diri karena sangat
malu.
Dari contoh kasus diatas, budaya malu
menjadi benteng pertama dari korupsi bagi
masyarakat Jepang.
Selain itu upaya pencegahan juga dilakukan
di kalangan anggota parlemen di Jepang, dengan
menyusun kebijakan, setiap anggota parlemen Jepang
wajib membuat laporan kegiatan. Laporan kegiatan
tersebut secara berkala kemudian harus
dipublikasikan melalui internet dan dapat diakses
oleh public. Selain laporan kegiatan, juga diwajibkan
untuk menyusun laporan keuangan. Semua
pemasukan dan pengeluaran anggota, harus
dipublikasikan di website. Secara rinci dimulai
dengan pengeluaran 1 Yen (Rp. 100). Masyarakat
bisa melihat laporan itu secara terbuka kapan saja.
Upaya pencegahan dengan prinsip transparansi ini
dampaknya dapat mengurangi korupsi dalam bidang
politik di Jepang.
Dalam hal pelayanan public, Jepang mulai
menerapkan system pembayaran otomatis terkait
dengan pelayanan public yang membutuhkan uang
dalam kegiatan pelayanannya. Beberapa instansi
pemerintah mulai meletakkan sejenis “vending
machine” atau mirip dengan ATM setor tunai jika di
Indonesia. Fungsi front office hanya dalampemberian
informasi dan pencatatan administrasi, sedangkan
dalam hal pembayaran, pengguna jasa langsung
memasukkan sejumlah uang sesuai dengan jasa yang
dimintanya ke dalam “vending machine” tersebut
yang kemudian akan dicatat oleh petugas loket sesuai
dengan slip yang keluar.
Jepang memang tidak memiliki Undang
Undang khusus yang mengatur mengenai pencegahan
korupsi. Namun apabila terjadi kasus korupsi, dasar
hukum yang digunakan penegak hukum dalam
melakukan penyelidikan dan memberikan sanksi
adalah sesuai dengan aturan aturan yang tertuang
dalam KUHP yang mengatur delik penyuapan,
penggelapan uang negara dan penipuan. Selain itu
koordinasi dan kerjasama Polisi, jaksa, dan lembaga
seperti National Tax Agency (NTA) dan Financial
Service Agency's Securities and Exchange
Surveillance Commission dalam hal penanganan
kasus suap sangat intens.
Jepang adalah negara industry global, dalam
hal investasi, pemerintah Jepang pada tahun 2006
menyusun Undang Undang mengenai Penghapusan
dan Pencegahan Keterlibatan dalam Bid-Rigging,
dengan tujuan untuk memberantas kolusi dan
persekongkolan dalam tender.
Pemberantasan Korupsi di Jepang juga tidak
terlepas dari masalah. Masalah yang paling sering
dihadapi adalah jarang atau hampir tidak ada
masyarakat di Jepang yang mau menjadi “whistle
blower” karena apabila mereka melakukan hal
tersebut, beresiko diturunkan dari jabatan, dipecat,
bahkan dilecehkan meskipun “whistle blowing”
dilindungi oleh undang undang. Korupsi yang
terungkap lebih sering melalui penyidikan atau
penyelidikan setelah laporan keuangan ataupun
laporan kegiatan dipublikasikan ke khalayak umum.
Selain itu hubungan erat antara politisi, perusahaan-
perusahaan Jepang, universitas, dan organisasi
pemerintah, sangat mempengaruhi nilai-nilai
penawaran tender untuk kontrak-kontrak pemerintah.
Jepang juga dinilai tidak cukup menegakkan OECD
Anti-Bribery Convention meskipun terlibat di
dalamnya.
III. Kesimpulan
Jepang sebagai salah satu Negara yang
memiliki Indeks Persepsi Korupsi terbaik di Asia
ternyata tidak memiliki Undang Undang Khusus
mengenai pencegahan korupsi maupun lembaga
adhoc untuk memberantas korupsi. Karakteristik
dasar bangsa jepang yang “pemalu” menjadi benteng
pertama dalam pemberantasan korupsi. Selain
karakter tersebut, hukum dan kerjasama antara
lembaga penegak hukum di Jepang sudah cukup
memadai, meskipun “whistle blowing” di Jepang
masih kurang, serta kedekatan kedekatan beberapa
lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan
dalam tender dapat menjadi celah korupsi baru.
SUMBER REFERENSI
[1] Ahmad Ali, Prof. Bercermin pada Penegakan
Hukum di Jepang, http://f-
sharing.blogspot.com/2011/06/bercermin-pada-
penegakan-hukum-jepang.html
[2] Budaya Malu Orang Jepang,
http://summysmile.wordpress.com/2012/02/08/buday
a-malu-orang-jepang/
[3] OECD Working Group, Phase-3 Report on
Implementing OECD Anti-Bribery Convention in
Japan, http://www.oecd.org/daf/anti-bribery/anti-
briberyconvention/Japanphase3reportEN.pdf
[4], http://ti.or.id/index.php/news/2013/03/06/wakil-
rakyat-disarankan-contoh-perilaku-politisi-jepang
[5] Japan Country Profile, http://www.business-anti-
corruption.dk/country-profiles/east-asia-the-
pacific/japan/snapshot/
[6] Transparency International, Corruption
Perception Index 2012,
http://www.ti.or.id/media/documents/2012/12/12/m/a
/map_and_country_result_1.pdf

More Related Content

What's hot

Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
Pratiwi Nur Sa'adah
 
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAPERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
Heny Larasatii
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
kartika purwandari
 
Leasing
LeasingLeasing
CSR Washing Industri Rokok
CSR Washing Industri RokokCSR Washing Industri Rokok
CSR Washing Industri Rokok
Indonesia Bebas Rokok
 
Kunci jawaban biologi sma x
Kunci jawaban biologi sma xKunci jawaban biologi sma x
Kunci jawaban biologi sma x
Ariska Armaya
 
Pendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesiaPendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesia
Ranny Saliraningrum
 
Makalah ham marsinah
Makalah ham  marsinahMakalah ham  marsinah
Makalah ham marsinah
Anto Freistyawan
 
Sejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Megawati
Sejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan MegawatiSejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Megawati
Sejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Megawati
wikaldypangestu
 
Contoh resensi novel
Contoh resensi novelContoh resensi novel
Contoh resensi novel
Ridwan Pamudaanuseerdosa
 
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Fitkhy Aulia
 
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
SMPN 1 Cikidang
 
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_bSwot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Harun Ariesto Wijaya
 
Makalah Hasil Penelitian Desa Cigombong
Makalah Hasil Penelitian Desa CigombongMakalah Hasil Penelitian Desa Cigombong
Makalah Hasil Penelitian Desa CigombongRessy Octaviani
 
Seni rupa jawa tengah
Seni rupa jawa tengahSeni rupa jawa tengah
Seni rupa jawa tengah
defanny
 
Peta Kekuatan Politik Nasional.pptx
Peta Kekuatan Politik Nasional.pptxPeta Kekuatan Politik Nasional.pptx
Peta Kekuatan Politik Nasional.pptx
MuhammadYussrihadiSa
 
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarangPelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
widong
 
Makalah revormasi di indonesia
Makalah revormasi di indonesiaMakalah revormasi di indonesia
Makalah revormasi di indonesia
Namaku Merah
 
Pidato pendidikan moral
Pidato pendidikan moralPidato pendidikan moral
Pidato pendidikan moral
Operator Warnet Vast Raha
 
Resensi laskar pelangi
Resensi laskar pelangiResensi laskar pelangi
Resensi laskar pelangi
Rohman Efendi
 

What's hot (20)

Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
 
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAPERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
CSR Washing Industri Rokok
CSR Washing Industri RokokCSR Washing Industri Rokok
CSR Washing Industri Rokok
 
Kunci jawaban biologi sma x
Kunci jawaban biologi sma xKunci jawaban biologi sma x
Kunci jawaban biologi sma x
 
Pendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesiaPendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesia
 
Makalah ham marsinah
Makalah ham  marsinahMakalah ham  marsinah
Makalah ham marsinah
 
Sejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Megawati
Sejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan MegawatiSejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Megawati
Sejarah - Kondisi Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Megawati
 
Contoh resensi novel
Contoh resensi novelContoh resensi novel
Contoh resensi novel
 
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
 
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
 
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_bSwot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
 
Makalah Hasil Penelitian Desa Cigombong
Makalah Hasil Penelitian Desa CigombongMakalah Hasil Penelitian Desa Cigombong
Makalah Hasil Penelitian Desa Cigombong
 
Seni rupa jawa tengah
Seni rupa jawa tengahSeni rupa jawa tengah
Seni rupa jawa tengah
 
Peta Kekuatan Politik Nasional.pptx
Peta Kekuatan Politik Nasional.pptxPeta Kekuatan Politik Nasional.pptx
Peta Kekuatan Politik Nasional.pptx
 
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarangPelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
 
Makalah revormasi di indonesia
Makalah revormasi di indonesiaMakalah revormasi di indonesia
Makalah revormasi di indonesia
 
Pidato pendidikan moral
Pidato pendidikan moralPidato pendidikan moral
Pidato pendidikan moral
 
Resensi laskar pelangi
Resensi laskar pelangiResensi laskar pelangi
Resensi laskar pelangi
 

Similar to Pemberantasan Korupsi di Jepang

Pemberantasan korupsi di jepang mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang  mulyadiPemberantasan korupsi di jepang  mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang mulyadiMulyadi Yusuf
 
Negara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptorNegara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptorRosim Nyerupa
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
ARY SETIADI
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
RienditasaffiraNuran
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02Eccky Eccky
 
Anlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_indAnlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_ind
verdy anto
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
Azinuddin Haq
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
Intan Wachyuni
 
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraudBE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
maya indrawati
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Materi 6 b lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010
Materi 6 b  lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010Materi 6 b  lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010
Materi 6 b lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010
Fathur Rohman
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
DiaryDVN
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
cahyomeiyana
 
Esay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptorEsay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptor
Agewen Stifford
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
Rudy Harland
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
Antoni Butarbutar
 
korupsi di finlandia
korupsi di finlandiakorupsi di finlandia
korupsi di finlandia
Made Rahayu Indrayani
 

Similar to Pemberantasan Korupsi di Jepang (20)

Pemberantasan korupsi di jepang mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang  mulyadiPemberantasan korupsi di jepang  mulyadi
Pemberantasan korupsi di jepang mulyadi
 
Negara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptorNegara pengkader koruptor
Negara pengkader koruptor
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Korups
KorupsKorups
Korups
 
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
Masalahkorupsidiindonesianew 140506113046-phpapp02
 
Anlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_indAnlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_ind
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
 
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraudBE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Materi 6 b lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010
Materi 6 b  lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010Materi 6 b  lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010
Materi 6 b lembaga anti_korupsii_non-pemerintah 2010
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
Esay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptorEsay hukuman bagi koruptor
Esay hukuman bagi koruptor
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
 
korupsi di finlandia
korupsi di finlandiakorupsi di finlandia
korupsi di finlandia
 

Pemberantasan Korupsi di Jepang

  • 1. Budaya Malu terhadap Korupsi di Jepang M. Arief Fakhruddin D IV Akuntansi Kurikulum Khusus BPKP, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan Email: muhd.arief@gmail.com Abstrak – Berbeda dengan beberapa negara lain, Jepang tidak memiliki Undang Undang khusus yang mengatur mengenai pencegahan korupsi maupun lembaga khusus seperti KPK di Indonesia maupun CPIB di Singapura yang menangani pelanggaran hukum di bidang tindak pidana korupsi. Kultur budaya malu di Jepang lah yang menjadi benteng pertama dan yang akan meng“hukum” birokrat maupun pihak swasta apabila melakukan tindakan korupsi. Kata Kunci – Korupsi, malu, Jepang, I. Pendahuluan Jepang adalah Negara dengan tingkat perekonomian terbesar ketiga di dunia, dengan peringkat tersebut, Jepang menjadi tujuan investasi yang menguntungkan bagi investor asing. Pada Tahun 2012, berdasarkan hasil survey dari Transparency Internasional Jepang memperoleh CPI (Coruption Perception Index) sebesar 74 menduduki peringkat 3 terbaik di Asia sebagai negara yang bersih dari korupsi, sedangkan menurut survey yang dilakukan oleh PERC ( Political and Economic Risk Consultancy) juga menunjukkan bahwa Jepang sebagai negara terbaik ketiga di Asia yang dipandang oleh investor memiliki tingkat korupsi yang rendah. Di Jepang tidak ada Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seperti di Indonesia. Yang kita namakan sebagai "korupsi" di Indonesia, mereka hanya golongkan sebagai salah satu di antara tindak pidana umum: Penyuapan, Penggelapan Uang Negara, dan Penipuan. Hukuman maksimalnya pun hanya tujuh tahun, bukan hukuman mati seperti dalam undang-undang korupsi di Indonesia. Terdapat beberapa factor yang menyebabkan mengapa rating Jepang dalam pemberantasan korupsi berada pada ranking atas yang akan dibahas lebih lanjut. II. Pembahasan Ada kultur hukum baik dari warga masyarakat Jepang maupun dari para penegak hukum Jepang yang lebih efektif ketimbang ancaman hukuman mati dalam undang-undang pemberantasan korupsi kita di Indonesia. Kultur hukum "malu" yang masih besar dari masyarakat Jepang sangat efektif sebagai alat preventif maupun penindak terhadap perilaku tercela, termasuk korupsi. Kultur hukum yang masih sangat bermoral di kalangan birokrat Jepang, menyebabkan hampir tidak ada kebiasaan untuk memutarbalikkan yang salah menjadi benar, dan yang benar menjadi salah. Budaya malu itu sendiri sudah begitu berurat akar bagi masyarakat Jepang. Terbukti, ketika sudah menjadi salah satu negara industri maju di dunia seperti saat ini pun, budaya tersebut masih sangat lekat pada diri masyarakatnya. Melalui budaya malunya, mereka merasa memiliki harga diri yang
  • 2. teramat tinggi. Di dalam praktik hukum di Jepang, pejabat yang masih diindikasikan melakukan suatu tindak pidana, umumnya langsung mengundurkan diri dari jabatannya, sekalipun tidak diminta oleh masyarakat, apalagi jika sudah dituntut mundur oleh masyarakatnya. Contoh pejabat yang mengundurkan diri bahkan bunuh diri karena diduga melakukan korupsi antara lain Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji Maehara, yang mengundurkan diri dari jabatannya setelah Maehara terbukti menerima donasi dari warga Korea Selatan yang bermukim di Tokyo yang total nilai donasinya hanya 250.000 Yen (sekitar Rp 25 juta). Padahal, uang tersebut tidak sepeserpun digunakan untuk pribadi Maehara, namun sebagai dana sumbangan partai politiknya, atau Partai Demokrat Jepang (DPJ). Entah dikarenakan tidak tahu atau kurang teliti, tenyata pemberian itu melanggar UU Partai Politik di Jepang yang tidak boleh menerima sumbangan dari bukan warga negara. Meski jumlahnya tidak besar, hanya Rp 25 juta, Maehara tetap dianggap melanggar. Karena berbuat lalai dan salah, maka dengan jiwa ksatria pun beliau (Seiji Maehara/Menlu Jepang) akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Selain itu, ada anggota parlemen yang berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan listrik, padahal acara dilakukan di gedung parlemen. Anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka dari LDP itu jadi bulan-bulanan media dan publik. Meskipun jumlah uang listrik itu tak seberapa, namun Matsuoka merasa malu. Akhirnya yang bersangkutan mengundurkan diri, tidak hanya mengundurkan diri dari parlemen, tetapi juga mengundurkan diri dari dunia. Yang bersangkutan bunuh diri karena sangat malu. Dari contoh kasus diatas, budaya malu menjadi benteng pertama dari korupsi bagi masyarakat Jepang. Selain itu upaya pencegahan juga dilakukan di kalangan anggota parlemen di Jepang, dengan menyusun kebijakan, setiap anggota parlemen Jepang wajib membuat laporan kegiatan. Laporan kegiatan tersebut secara berkala kemudian harus dipublikasikan melalui internet dan dapat diakses oleh public. Selain laporan kegiatan, juga diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan. Semua pemasukan dan pengeluaran anggota, harus dipublikasikan di website. Secara rinci dimulai dengan pengeluaran 1 Yen (Rp. 100). Masyarakat bisa melihat laporan itu secara terbuka kapan saja. Upaya pencegahan dengan prinsip transparansi ini dampaknya dapat mengurangi korupsi dalam bidang politik di Jepang. Dalam hal pelayanan public, Jepang mulai menerapkan system pembayaran otomatis terkait dengan pelayanan public yang membutuhkan uang dalam kegiatan pelayanannya. Beberapa instansi pemerintah mulai meletakkan sejenis “vending machine” atau mirip dengan ATM setor tunai jika di Indonesia. Fungsi front office hanya dalampemberian informasi dan pencatatan administrasi, sedangkan dalam hal pembayaran, pengguna jasa langsung memasukkan sejumlah uang sesuai dengan jasa yang dimintanya ke dalam “vending machine” tersebut yang kemudian akan dicatat oleh petugas loket sesuai dengan slip yang keluar. Jepang memang tidak memiliki Undang Undang khusus yang mengatur mengenai pencegahan korupsi. Namun apabila terjadi kasus korupsi, dasar hukum yang digunakan penegak hukum dalam melakukan penyelidikan dan memberikan sanksi adalah sesuai dengan aturan aturan yang tertuang
  • 3. dalam KUHP yang mengatur delik penyuapan, penggelapan uang negara dan penipuan. Selain itu koordinasi dan kerjasama Polisi, jaksa, dan lembaga seperti National Tax Agency (NTA) dan Financial Service Agency's Securities and Exchange Surveillance Commission dalam hal penanganan kasus suap sangat intens. Jepang adalah negara industry global, dalam hal investasi, pemerintah Jepang pada tahun 2006 menyusun Undang Undang mengenai Penghapusan dan Pencegahan Keterlibatan dalam Bid-Rigging, dengan tujuan untuk memberantas kolusi dan persekongkolan dalam tender. Pemberantasan Korupsi di Jepang juga tidak terlepas dari masalah. Masalah yang paling sering dihadapi adalah jarang atau hampir tidak ada masyarakat di Jepang yang mau menjadi “whistle blower” karena apabila mereka melakukan hal tersebut, beresiko diturunkan dari jabatan, dipecat, bahkan dilecehkan meskipun “whistle blowing” dilindungi oleh undang undang. Korupsi yang terungkap lebih sering melalui penyidikan atau penyelidikan setelah laporan keuangan ataupun laporan kegiatan dipublikasikan ke khalayak umum. Selain itu hubungan erat antara politisi, perusahaan- perusahaan Jepang, universitas, dan organisasi pemerintah, sangat mempengaruhi nilai-nilai penawaran tender untuk kontrak-kontrak pemerintah. Jepang juga dinilai tidak cukup menegakkan OECD Anti-Bribery Convention meskipun terlibat di dalamnya. III. Kesimpulan Jepang sebagai salah satu Negara yang memiliki Indeks Persepsi Korupsi terbaik di Asia ternyata tidak memiliki Undang Undang Khusus mengenai pencegahan korupsi maupun lembaga adhoc untuk memberantas korupsi. Karakteristik dasar bangsa jepang yang “pemalu” menjadi benteng pertama dalam pemberantasan korupsi. Selain karakter tersebut, hukum dan kerjasama antara lembaga penegak hukum di Jepang sudah cukup memadai, meskipun “whistle blowing” di Jepang masih kurang, serta kedekatan kedekatan beberapa lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan dalam tender dapat menjadi celah korupsi baru. SUMBER REFERENSI [1] Ahmad Ali, Prof. Bercermin pada Penegakan Hukum di Jepang, http://f- sharing.blogspot.com/2011/06/bercermin-pada- penegakan-hukum-jepang.html [2] Budaya Malu Orang Jepang, http://summysmile.wordpress.com/2012/02/08/buday a-malu-orang-jepang/ [3] OECD Working Group, Phase-3 Report on Implementing OECD Anti-Bribery Convention in Japan, http://www.oecd.org/daf/anti-bribery/anti- briberyconvention/Japanphase3reportEN.pdf [4], http://ti.or.id/index.php/news/2013/03/06/wakil- rakyat-disarankan-contoh-perilaku-politisi-jepang [5] Japan Country Profile, http://www.business-anti- corruption.dk/country-profiles/east-asia-the- pacific/japan/snapshot/ [6] Transparency International, Corruption Perception Index 2012, http://www.ti.or.id/media/documents/2012/12/12/m/a /map_and_country_result_1.pdf