2. SEJARAH PEMIKIRAN
EKONOMI
KONTRIBUSI PEMIKIRAN
EKONOMI ILMUWAN MUSLIM
ABAD PERTENGAHAN DAN
DAMPAKNYA:
Reputasi Terhadap Great Gap Dari
Schumpeterian
Daryono Soebagiyo (FEB UMS)
Eko Budi Santoso (Perencanaan ITS)
CHAPTER 5 The Open Economy slide 2
3. Di chapter ini, yang perlu
diperhatikan…
The Great Gap Thesis as the Problem
Joseph Spengler’s 1964 Article: Overemphasizing the
Greek Element in Islamic Economic Thought and
More
Economic Activity in Medieval Islam
Islam Views of the Economy and Economic Policy
Prior to The Ninth Century
Medieval Muslim Contributions to the History of
Economics Beyond the Eighth Century
Wealth, Poverty and Acquisitiveness
The Devision of Labor
Barter and Money
Demand Supply and the Market Mechanism
Transmission of Knowledge and Influence on the
Scholastics
ChaCpotenr.c3.l uCodnitnribgu tRioensm oaf Mrkesdieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 3
4. Suatu Masalah dari “Thesis Great
Gap” Joseph Schumpeter
Adalah Joseph Alois Schumpeter (1883-1950),
ekonom setelah Keynes yang mengabaikan
kenyataan sejarah bahwa Islam sesungguhnya telah
memberikan kontribusi berharga bagi bangunan
ekonomi modern.
Dalam buku Ensiklopediknya “History of Economic
Analysis” Joseph Schumpeter (1954), menyatakan
adanya kesenjangan pemikiran dalam sejarah
perekonomian pada awal masa kekuasaan Yunani.
Schumpeter menyatakan perlunya mengkaji sejarah
pemikiran ekonomi secara analitis dan ilmiah dalam
alur yang berkesinambungan
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 4
5. Historical Gap
Kajian pemikiran ekonomi oleh Schumpeter dimulai sejak masa
Yunani kuno, hingga pemikiran-pemikiran ekonomi yang
berkembang semasa hidupnya.
St. Thomas Aquinas di Summa Theologica dikatakan oleh
Schumpeter sebagai kunci utama pemikiran ilmiah, yang
dianggap paling awal dan paling penting dalam kritik
metodologi yang berkembang di Eropa setelah kejatuhan
peradaban Yunani-Romawi
Yang dikatakan selanjutnya bahwa posisi Summa Theologica
Aquinas dalam sejarah pemikiran ekonomi menyerupai
Cathedral of Charters dalam sejarah arsitektur
Schumpeter kemudian menyatakan bahwa sejarah ekonomi
modern telah mengalami lompatan besar (“the Great Gap”)
selama lebih dari 500 tahun sebelum masa skolastik barat.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 5
6. Historical Gap. Lanjutan....
Terjadi diskontinuitas sejarah selama 500 tahun akibat loncatan
sejarah hingga masa St. Thomas Aquinas (1225 – 1274), apa yang
membedakan pemikiran abad ke-13 dengan abad-abad
sebelumnya (awal abad masehi sd 11, dan 12), sehingga muncul
revolusi pemikiran Aquinas dan Skolastik.
Revolusi terjadi akibat ditemukannya kembali tulisan Aristoteles dan
tonggak pencapaian keberhasilan pemikiran St. Thomas Aquinas.
Tesis Schumpeter menurut beberapa penulis muslim (Mirakhor,
Essid, Ghazanfaar, Islahi, dan Hosseini), telah menunjukkan tidak
adanya perhatian terhadap kontribusi Ilmuwan muslim pada abad
pertengahan, paling tidak hingga saat ini untuk diterima sebagai
bagian sejarah pemikiran ekonomi.
Jacob Viner sebagaimana Schumpeter juga mengabaikan kontribusi
Islam terhadap ekonomi selama abad yang hilang. Hal yang sama
juga tertulis dalam sejarah pemikiran ekonomi pada masa lalu.
CHAPTER Chapter.3. Contributions 5 The Open of Medieval Economy Muslim Scholars
slide 6
7. Historical Gap. Lanjutan....
Dengan demikian:
Pandangan ekonomi Kristen scholasticism dan Thomas Aquinas juga
dipengaruhi oleh pemikiran muslim pada abad pertengahan.
Scholasticism adalah bentuk dari ecclesiasticism yang terkandung
berbagai elemen termasuk pemikiran Islam.
Hal yang menarik adalah scholastic latin pada awalnya pernah
menemukan Islam dan pemikiran filsafat muslim yang menjadi tantangan
dogma Kristen, dibuktikan oleh lebih dari dua ratus ekspresi ketidak
setujuan, atau opini yang sangat kuat untuk menolak pemikiran
Averroestic, yang diterbitkan oleh Uskup Paris. Pemikiran muslim dan
filsafat Yunani banyak diterjemahkan pada abad XI, XII dan XIII ke dalam
bahasa latin, yang berbeda dengan pemikiran Kristen. Aquinas
menggunakan pemikiran yang dikembangkan oleh Ghazali. Hal ini
ditunjukkan dalam pemikiran Ghazali dan cendikiawan muslim terkenal
yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebelum 1150.
Ilmuwan muslim merupakan instrumen dalam penyebaran ide-ide
Aristoteles pada pemikiran latin (barat), yang juga diabaikan oleh
Schumpeter. Hal ini terdokumentasi bahwa seluruh pemikiran Eropa yang
disebutkan secara faktual telah dipengaruhi oleh pemikiran muslim.
CHAPTER Chapter.3. 5 Contributions The Open of Economy Medieval Muslim Scholars
slide 7
8. The Schumpeterian Great Gap
Thesis
Wacana tentang bagaimana memposisikan pemikiran ekonomi
muslim dalam kerangka kesinambungan sejarah ekonomi
modern yang oleh tradisi kesarjanaan barat telah dinafikan
segenap kontribusinya
Seperti sudah diketahui umum, mayoritas sejarawan
ekonomi barat mengabaikan literatur literatur ekonomi yang
telah ditulis oleh para ekonom muslim di abad pertengahan
Bahwa seluruh bagian dunia saat itu mengalami wabah
kegelapan intelektualitas, seperti yang melanda di Eropa
Barat
Mereka menyebutnya sebagai The Great gap atau Blank
Centuries; yaitu abad kekosongan dari tulisan-tulisan
ekonomi yang relevan dengan konstruksi ekonomi modern
Maka, penulisan sejarah ekonomi modern sengaja
melompat langsung dari masa Yunani kuno ke masa
Skolastik Barat
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 8
9. IMPLIKASI DARI TULISAN
SCHUMPETER
Dapat dikemukakan menjadi dua hal pokok:
Tetap mempertahankan tradisi superioritas barat yang sudah
dimulai sejak William J.Ashly dalam Introduction to English
Economic History and Theory (1888)
Schumpeter bukanlah ekonom yang mengawali tradisi
pengabaian kontribusi pemikiran ekonomi yang ditulis oleh
para ilmuwan Muslim abad pertengahan
Tesis Schumpeter menurut beberapa penulis muslim telah
menunjukkan tidak adanya perhatian terhadap kontribusi
ilmuwan muslim untuk diterima sebagai bagian sejarah
pemikiran ekonomi.
Padahal sejak abad VII hingga Renaissance Barat, para sarjana
Muslim telah banyak menulis tentang ekonomi yang masih
relevan dengan teori-teori ekonomi modern
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 9
10. Mengkuti bahasan lanjut tentang
kontribusi Pemikir Ekonomi pada Abad
Pertengahan
Joseph Schumpeter tidak sendirian; banyak
Ilmuwan Barat lain yang ikut melestarikan
thesis The Great Gap.
Diantara Ilmuwan tersebut adalah Spengler
yang mengasumsikan bahwa “The Dark Age”
melanda seluruh bagian dunia
CHAPTER 5 The Open Economy slide 10
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
11. Mengkuti bahasan lanjut tentang kontribusi
Pemikir Ekonomi pada Abad Pertengahan
Para sejarawan Barat telah menulis sejarah ekonomi
dengan sebuah asumsi bahwa periode antara Yunani
dan Skolastis adalah steril dan tidak produktif.
Sebagai contoh: sejarawan sekaligus ekonomi
terkemuka, Joseph Schumpeter
Sungguhpun tentunya hal tersebut dapat dikatakan
bias, dan terlalu Eurocentic, karena jelas pada masa
itu Islam merupakan rujukan kebudayaan dan
peradaban yang paling utama
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 11
12. Mengkuti bahasan lanjut tentang kontribusi
Pemikir Ekonomi pada Abad Pertengahan
Adalah hal yang sangat sulit untuk dipahami
mengapa para ilmuwan Barat tidak menyadari bahwa
sejarah pengetahuan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan,
yang dibangun diatas fondasi yang diletakkan para
ilmuwan generasi sebelumnya. Jika proses ini
disadari dengan sepenuhnya, mungkin Schumpeter
tidak mengasumsikan adanya kesenjangan yang
besar selama 500 tahun,
tetapi mencoba menemukan fondasi di atas para
ilmuwan Skolastik dan Barat yang mendirikan
bangunan intelektual mereka.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 12
13. Mengkuti bahasan lanjut tentang kontribusi
Pemikir Ekonomi pada Abad Pertengahan
Bahkan banyak orang menilai St.Thomas Aquinas
(1225-1274) yang dirujuk Schumpeter sebagai titik
tolak kelanjutan sejarah ekonomi modern sangat
dipengaruhi oleh Al-Ghazali (1058-1111M)
Sehingga nyaris tidak kelihatan pikiran orisinil dari
Thomas Aquinas itu sendiri
Pikiran Al-Ghazali amat berpengaruh luas pada masa
itu yaitu di masa the Golden Age (masa keemasan
Islam) atau the Dark Age (masa kegelapan Eropa)
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 13
14. Article: JOSEPH SPENGLER’S
1946
Schumpeter menyebut dua kontribusi ekonom scholastic,
Pertama, penemuan kembali tulisan-tulisan Aristoteles
tentang ekonomi. Kedua, towering achievement (capaian
hebat) St.Thomas Aquinas. Schumpeter menulis dalam catatan
kakinya nama Ibnu Sina dan Ibnu Rusydi yang berjasa
menjembatani pemikiran Aristoteles ke St. Thomas.
Artinya, tanpa peranan Ibnu Sina dan Ibnu Rusydi, St.Thomas
tak pernah mengetahui konsep konsep Aristoteles.
Karena itu tidak aneh, jika pemikiran St.Thomas sendiri banyak
yang bertentangan dengan dogma-dogma Gereja
Sehingga para sejarawan menduga St.Thomas mencuri ide-ide
itu dari ekonomi Islam.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 14
15. Article: JOSEPH SPENGLER’S 1946
Lanjutan...
Spengler mengungkapkan kajian-kajian mereka sebagaimana
yang ditulis Abbas Mirakhor :
”The last three are spanish Muslim with whose works the
scholastics were familiar, All these authors date between the ninth
through fourteenth centuries. The economic ideas discussed by
Spengler as having been dealt with by the Muslim scholars named
are ideas on : taxation, market regulation, usury, permissible
economic behaviour, wages, price, division of labour, money as
medium of axchange and as unit of account, admonition againts
debasement of money, coinage, price fluctuations, and finally ethical
prescriptions regarding observance of the “mean” in economic
behaviour.”
Dari kutipan di atas terlihat bahwa pemikiran ekonomi Muslim
di masa itu, sangat maju dan berkembang sebelum para
ilmuwan Barat membahasnya di abad 18-19. Fakta ini harus
diperhatikan para ahli ekonomi kontemporer tidak saja ekonom
Chapmteurs.3l.i mCo tnetrtiabputii ojunsg ao f yMaendgie nvaoln M-musulimsl iSmch doila srseluruh dunia.
CHAPTER 5 The Open Economy slide 15
16. Simpulan dari Article Spengler’s
Joseph Spengler (1964) menjadi pemikir sejarah ekonomi barat
pertama yang menerima kontribusi pemikiran muslim abad
pertengahan dan memandangnya sebagai sesuatu yang penting.
Menurutnya, pemikiran Ibnu Khaldun sudah memberikan
pandangan mendalam terhadap pentingnya akumulasi
pengetahuan pada jamannya.
Spengler dengan kefanatikannya juga menunjukkan pengaruh
tulisan Yunani terhadap muslim, di mana tidak dapat diabaikan
dampak pemikiran Yunani terhadap peradaban Islam dan
kemudian hadir bersama elemen Arab, Yunani dan Persia.
Menurut Spengler, pengetahuan Ibnu Khaldun tentang perilaku
ekonomi sungguh luar biasa dibandingkan pemikiran Bryson
Heraclea dan pemikir Yunani lainnya, yang gagal untuk
memahami bahwa substansi pengetahuan ekonomi Ibnu Khaldun
mencerminkan realitas masyarakat Islam abad pertengahan dan
pemikiran ilmuwan muslim lainnya mewakili periode yang hilang.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 16
17. Simpulan dari Article Spengler’s...
Oleh sebab itu, dengan konsentrasi, dari sumbangan-pemikiran
Ibnu Khaldun's - yang hidup setelah jauh
kemunculan pendapat Schumpeterian tentang blank centuries
ternyata menurut Spengler pada hakekatnya, tidak
menyediakan perlengkapan cukup untuk membuktikan adanya
Great Gap seperti apa yang dikemukakan dalam thesisnya
Schumpeter.
Sungguhpun demikian, Spengler tidak mempunyai bahan yang
cukup untuk melawan tesis Schumpeter mengenai “Great
Gap”. Artikel Spengler tidak mendukung penuh kontinuitas
sejarah pemikiran ekonomi, meskipun ini sebuah langkah
menuju arah yang benar. Spengler menganggap kurang
penting daripada kenyataannya, bahwa pemikiran Ilmuwan
muslim tidak dipengaruhi oleh pemikiran Yunani.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 17
18. ACTIVITAS EKONOMI dalam ABAD
PERTENGAHAN ISLAM
Pengamatan Jourdain secara indikatif terhadap pemikiran Kristen
abad pertengahan tidak menyetujui penumpukan harta, demikian
pula dengan masa Yunani dibandingkan dengan muslim pada abad
pertengahan. Menurut Plato, hanya masyarakat kelas terbawah
yang diijinkan bekerja untuk mengejar keuntungan dan menumpuk
kekayaan.
Plato menolak kepemilikan kekayaan pribadi, paling tidak untuk
kelompok masyarakat atas, hal ini menyebabkan munculnya
egoisme. Meskipun Aristoteles melindungi kekayaan pribadi, ia
menolak tukar menukar dan tidak punya apresiasi terhadap
pembagian tenaga kerja.
Pemikir muslim abad pertengahan memandang positif
kesejahteraan dan kegiatan yang produktif. Pada bagian ini Islam
mempunyai akar mercantile. Dua sumber hukum Islam tertinggi (Al
Qur’an dan Hadits) memikirkan kesejahteraan dan keuntungan,
keduanya memandang tukar menukar dan kegiatan produktif
secara positif.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 18
19. Pandangan yang berkaitan
dengan aktivitas ekonomi
Menurut Al Qur’an dan Hadits, kegiatan produksi dan
perdagangan dipandang sebagai praktek yang membanggakan.
Sebelum menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad dan
kelompoknya sudah berhubungan dengan kegiatan
perdagangan secara ekstensif. Nabi Muhammad merupakan
pedagang kecil, tetapi juga bekerja sebagai agen pedagang
lainnya dalam perdagangan dengan Syiria. Ilmuwan Islam abad
pertengahan memandang kekayaan dan aktivitas lebih
menguntungkan secara positif . ini sebagian karena Islam
mempunyai akar perdagangan
Nilai yang ada dalam Qur'an dan Hadith menyebutkan
ketentuan pandangan apa yang di Qur’an dikatakan “riba” .
Bagaimanapun, dua sumber tertinggi berkenaan dengan
hukum Islam, adalah menyangkut kekayaan dan keuntungan,
pertukaran dan aktivitas produktif yang sangat positif
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 19
20. Pandangan yang lain tentang
Islam
Menurut Maxime Rodinson (1979), masyarakat Islam abad
pertengahan merupakan sektor kapitalis yang tidak diragukan
lagi telah berkembang dengan baik diberbagai aspek, yang
sangat nyata di bidang komersial. Beberapa penulis sudah
menunjukkan para pemimpin Islam mendorong kebijakan fiskal
dan moneter, deficit pembiayaan, penggunaan perpajakan
untuk mendukung produksi, dan adanya kredit dan instrumen
kredit, kelembagaan bank, dan prosedur pembentukan
kerjasama, pemenuhan kontrak, dan monopoli, semuanya telah
diterapkan semenjak abad IX.
Menurut Goitein (1957), Islam sebagai agama dan peradaban
sudah memberikan bentuk yang lengkap, dan sejumlah besar
anggota kaum borjuis yang mengembangkan hukum Islam,
menjadi tulang punggung dan semangat Islam.
CHAPTER Chapter.3. 5 Contributions The Open of Economy Medieval Muslim Scholars
slide 20
21. Pandangan ISLAM tentang Perekonomian
dan Kebijakan Ekonomi Periode Abad ke
Sembilan
Muslim abad pertengahan sudah memegang dan
mengekspresikan pandangan positif terhadap kegiatan
ekonomi sebelum abad IX. Secara fakta sejumlah pemikir dan
ahli hukum Islam sudah menulis tentang issue ekonomi, sejak
permulaan Islam.
Menurut Nabi Muhammad, Negara seharusnya mempunyai
peran terbatas dalam mengatur proses produksi, struktur
pasar, dan pergerakan harga. Peranan Negara dibatasi pada
faktor-faktor yang dapat mengganggu kondisi normal.
Kompetisi dan penentuan harga terjadi melalui kekuatan yang
tak terlihat (invisible hand), yang ditafsirkan sebagai tangan
Tuhan, dan interaksi permintaan dan penawaran. Bahkan ketika
Negara melakukan intervensi perlu dipertimbangkan tetap pada
tingkat minimum dan dipertahankan melalui pasar.
CHAPTER 5 The Open Economy slide 21
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
22. Pandangan Islam...
Beberapa pemikiran ekonomi Islam yang disadur ilmuwan Barat antara
lain, teori invisible hands yang berasal dari Nabi Saw dan sangat
populer di kalangan ulama. Teori ini berasal dari hadits Nabi SAW.
sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan adanya
kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam hadits tersebut
diriwayatkan sebagai berikut :
: غل السعر فسعر لنا رسول ا صلى ا عليه و سلم
ان ا هو الخالق القابض الباسط الرازق المسعر وانى أرجوا أن ألقى
ربى وليس أحد منكم يطلبنى بمظلمة ظلمتها اياه بدم ول مال (رواه
(الدارمى
“Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu
mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah
hendaklah engkau menetukan harga”. Rasulullah SAW berkata:
”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan
melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak
aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu
menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta”
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 22
23. Pandangan Islam...
Dengan hadits ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu
(lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep invisible hand atau
mekanisme pasar dari pada Adam Smith. Inilah yang mendasari teori
ekonomi Islam mengenai harga. Rasulullah SAW dalam hadits tersebut
tidak menentukan harga. Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu
diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah impersonal.
Rasulullah menolak tawaran itu dan mengatakan bahwa harga di pasar
tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang menentukannya.
Sungguh menakjubkan, teori Nabi tentang harga dan pasar.
Kekaguman ini dikarenakan, ucapan Nabi SAW itu mengandung
pengertian bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah
dengan sunnatullah-Nya atau melalui hukum supply dan demand.
Maka sekali lagi ditegaskan kembali bahwa teori inilah yang diadopsi
oleh Bapak Ekonomi Barat, Adam Smith dengan nama teori invisible
hands. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh tangan-tangan tidak
kelihatan (invisible hands). Bukankah teori invisible hands itu lebih
tepat dikatakan God Hands (tangan-tangan Allah).
CHAPTER 5 The Open Economy slide 23
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
24. Pandangan Islam...
Ilmuwan Muslim; Abu Yusuf (731 – 798) yang hidup dalam masa
kekhalifahan Harun Al Rasyid menyusun buku Kitab Al-Kharaj
(the Book of Taxation). menulis kitab tentang perpajakan, yaitu
aturan mengenai penetapan tingkat pajak tetap atau
proporsional.
Abu Yusuf mengusulkan agar tingkat beban pajak direformasi
dengan sistem proporsional dan juga mengajukan perbaikan
administrasi pengumpulan pajak
Apa yang dikemukakan oleh Abu Yusuf mengingatkan akan
cannons of taxation-nya Adam Smith. Akan tetapi,
sebagaimana tulisan ilmuwan Muslim yang lain juga
mempunyai misi mengedepankan hukum dan perbaikan
moralitas. Pemikiran ini tidak sekedar bersifat duniawi atau
intellectual exercise tetapi juga memiliki tujuan pencapaian
kesejahteraan sosial didasarkan pada syari’at agama
CHAPTER Chapter.3. 5 Contributions The Open of Economy Medieval Muslim Scholars
slide 24
25. Kontribusi Muslim Abad Pertengahan
Terhadap Sejarah Ekonomi Sebelum
Abad ke Delapan
Sungguhpun demikian para ilmuwan di abad sejarah Islam
disini mempertunjukkan suatu pemahaman yang saksama
terhadap perekonomian sepanjang usia mereka,
Pemahaman mereka tentang ekonomi itu ditingkatkan ketika
mereka menyaksikan kemajuan dari pemikiran dari golongan
non-muslim
Pemikiran filosofi Islam mengalami peningkatan pesat pada
abad IX pada masa Kekhalifahan Abbasid Makmun setelah
dilakukan terjemahan tulisan filsuf Yunani kedalam bahasa
Arab, dan pemikiran intelektual Persia. Ketersediaan sumber
pengetahuan dari Yunani dan Persia menjadi bahan wacana
kaum intelektual terhadap issue ekonomi yang memperkaya
khasanah pemikiran Islam.
CHAPTER 5 The Open Economy slide 25
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
26. Kontrubusi Muslim Abad Pertengahan...
Ketersediaan sumber dari Persia dan Yunani yang dialih
bahasakan ke bahasa Arab, semakin memberikan khasanah
pengetahuan bagi ilmuwan komunitas Islam untuk
memerkenalkan isu-isu pemikirannya yang diperdebatkan oleh
para pemikir Yunani masa lampau serta mengangkat ke dalam
penulisan buku pada awal perkembangan Islam di Persia
Di antara para ahli teologi dan para jurist yang menyokong
untuk pengembangan dari pemikiran ekonomi, kita dapat
masukkan beberapa nama seperti Ghazali, Al-Mawardi,
Taimiyah dan Al-Maqrizi serta di antara banyak ahli filsafat yang
memberikan sumbangan pemkiran lain adalah termasuk
Farabi, Ibnu Sina atau Avicenna Ibn Miskaway, Nasir Usi, Asaad
Davani, serta lebih banyak yang lainnya
Satu contoh adalah ahli teologia Ghazali, yang menulis buku
tentang; Nasehat al Muluk
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 26
27. Kontribusi Ilmuwan Muslim Abad
Pertengahan
Para ilmuwan Islam dalam periode dari abad sejarah
Islam masa itu telah melakukan suatu diskusi yang
detail mengenai berbagai masalah ekonomi.
Beberapa contoh diskusi yang sangat menarik
adalah pembahasan tentang:
• Kekayaan, Kemiskinan, Keinginan untuk memiliki
• Pembagian kerja
• Barter dan uang
• Penawaran dan Permintaan serta mekanisme pasar
CHAPTER Chapter.3. 5 Contributions The Open of Economy Medieval Muslim Scholars
slide 27
28. Kontribusi Ilmuwan Muslim...
Di masa abad pertengahan Islam, banyak lahir ilmuwan Islam yang
mengembangkan kajian ekonomi (bukan fikih muamalah), tetapi kajian
ekonomi empiris yang menjelaskan fenomena aktual aktivitas ekonomi
secara ril di masyarakat dan negara, seperti mekanisme pasar (supply
and demand), public finance, kebijakan fiskal dan moneter, Pemikiran
ulama tentang ekonomi Islam di masa klasik sangat maju dan
cemerlang, jauh mendahului pemikir Barat modern seperti Adam
Smith, Keynes, Ricardo, dan Malthus.
Salah satu pemikiran ilmuwan Muslim yang memiliki signifikansi
untuk diapresiasi adalah konsep tentang pembentukan peradaban dan
negara yang meliputi bagaimana proses kemajuan dan kemunduran
suatu peradaban dan negara serta variabel dan gerakan apa yang
harus dilakukan. Menurut Ibnu Khaldun ada lima variabel yang
menjadi prasyarat mewujudkan sebuah negara (G). Variabel tersebut
adalah syari’ah (S), masyarakat (N), kekayaan (W), pembangunan (D)
dan keadilan (J). Semua variabel tersebut bekerja dalam sebuah
lingkaran yang dinamis saling tergantung dan saling mempengaruhi.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 28
29. Wealth, Poverty, and Acquisitiveness
Penulis muslim pada abad pertengahan
menghormati adanya kegiatan ekonomi dan
akumulasi kemakmuran, dan memandang individu
sebagai manusia yang mempunyai keinginan lebih,
dan menolak kemiskinan. Menurut Ghazali, manusia
senang untuk menumpuk kekayaan, dan mencintai
secara berlebihan terhadap semua harta benda yang
dimilikinya. Tidak seorangpun menginginkan dirinya
menjadi miskin, sehingga manusia punya kecintaan
terhadap kekayaan.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 29
30. Pembagian kerja (Division of Labor )
Pembagian kerja dalam pandangan ilmuwan Muslim
adalah merupakan faktor yang sangat penting bagi
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Suatu
peradaban beserta segala kemakmurannya
bergantung pada tingkat produktivias dan kerja
penduduknya yang berjalan sesuai dengan
kepentingan masing-masing.
Beberapa pemikir Islam seperti Ghazali, Ibnu Sina
dan pemikir lainnya mendiskusikan tentang
pembagian tenaga kerja dan dan manfaatnya bagi
proses ekonomi, baik pada tingkatan rumah tangga,
masyarakat, perusahaan, dan diantara Negara,
melebihi apa yang pernah dibahas oleh pemikir
Yunani
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 30
31. Barter dan Uang
Uang merupakan sebuah penemuan paling penting
dalam urusan-urusan ekonomi. Para ilmuwan
Muslim menyadari pentingnya persoalan ini dan
mendiskusikannya dengan berbagai penjelasan yang
cukup canggih
Beberapa tema utama yang mereka bahas adalah
problematika ekonomi barter
Masalah yang muncul karena ekonomi barter,
sehingga perlu adanya uang yang mempunyai fungsi
sebagai alat pertukaran, alat perhitungan dan
penyimpan nilai telah lama dibicarakan oleh ilmuwan
Muslim, termasuk Al-Ghazali
CHAPTER 5 The Open Economy slide 31
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
32. Penawaran dan permintaan serta
mekanisme pasar
Teori harga dan Hukum Supply dan Demand
Ibnu Khaldun ternyata telah merumuskan teori harga jauh sebelum
ekonom Barat modern merumuskannya. Sebagaimana disebut di awal
Ibnu Khaldun telah mendahului Adam Smith, Keynes, Ricardo dan
Malthus. Inilah fakta sejarah yang tak terbantahkan.Ibnu Khaldun,
dalam bukunya Al-Muqaddimah menulis secara khusus satu bab bab
yang berjudul “Harga-harga di Kota”. Menurutnya bila suatu kota
berkembang dan populasinya bertambah banyak, rakyatnya semakin
makmur, maka permintaan (supply) terhadap barang-barang semakin
meningkat, akibatnya harga menjadi naik
Di sini Ibnu Khaldun telah menganalisa secara empiris tentang teori
supply and demand dalam masyarakat. Dalam kalimat di atas Ibnu
Khaldun secara ekspilisit memformulasikan tentang hukum supply
dan kaitannya dengan harga. Menurutnya apabila sebuah kota
berkembang pesat, mengalami kemajuan dan penduduknya padat,
maka persediaan bahan makanan pokok melimpah. Hal ini dapat
diartikan penawaran meningkat yang berakibat pada murahnya harga
barang pokok tersebut
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 32
33. Penawaran dan permintaan...
Di sini Ibnu Khaldun telah menganalisa secara empiris tentang
teori supply and demand dalam masyarakat. Dalam kalimat di
atas Ibnu Khaldun secara ekspilisit memformulasikan tentang
hukum supply dan kaitannya dengan harga. Menurutnya
apabila sebuah kota berkembang pesat, mengalami kemajuan
dan penduduknya padat, maka persediaan bahan makanan
pokok melimpah. Hal ini dapat diartikan penawaran meningkat
yang berakibat pada murahnya harga barang pokok tersebut
Dalam mengkaji masalah demand, Ibnu Khaldun membahas
faktor-faktor penentu yang menaikkan dan menurunkan
permintaan. Menurutnya, setidaknya ada lima faktor, 1. Harga,
2. Pendapatan, 3. Jumlah penduduk, 4. kebiasaan masyarakat
dan 5. Pembangunan kesejahteraan umum.
Sedangkan dalam konteks supply, faktor-faktor penentunya
ada enam, 1. Harga, 2. permintaan, 2. Laju keuntungan, 4.
Buruh, 5. Keamanan, 6 Tingkat kesejahteraan masyarakat.
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 33
34. Mekanisme Pasar
Sesuai dengan pandangan ekonomi politik dari
pendapat sementara ilmuwan Muslim, mekanisme
pasar seharusnya dipelihara dari setiap
penyelewengan yang mengganggu efektivitas pasar
Pasar yang sehat seharusnya bekerja diatas
kejujuran, pengetahuan, aturan main yang adil, dan
kebebasan dalam memilih
Mekanisme pasar dibentuk oleh interaksi permintaan
dan penawaran hingga harga keseimbangan
terbentuk
CHAPTER 5 The Open Economy slide 34
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
35. Transmission of Knowledge and
Influence On The Scholastics
Sejarah ekonomi modern sebenarnya tidak
melompat begitu saja dari zaman Yunani Kuno ke
St.Thomas Aquinas
Pasti ada sebuah transmisi pengetahuan ekonomi
selama masa-masa kekosongan (dark ege) tersebut
yang dipastikan dengan kuat adalah mengalir dari
tulisan-tulisan ekonomi para intelektual Arab Islam
Ketika Eropa begitu tertarik dengan sains dan
filsafat pada abad XI dan XII M, justru disiplin ilmu
ini tengah berada dipuncak dunia Islam.
Dan Eropa pun sesungguhnya tidak sabar lagi untuk
mempelajarinya
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 35
36. Transmisi Pengetahuan Ekonomi
Selama abad XI dan XII awal, banyak ilmuwan Eropa, seperti
Constantine dan bath melakukan perjalanan pajang ke negeri-negeri
Arab, belajar bahasa dan kebudayaan Arab, serta
selanjutnya membawa pulang ke Eropa pengetahuan yang baru
saja mereka peroleh
Selama periode itu banyak pula mahasiswa-mahasiswa dari
Italia, Spanyol, dan Perancis selatan yang mendatangi seminar
seminar muslim untuk belajar matematika, filsafat, kedokteran,
kosmografi, dan subyek-subyek pengetahuan lainnya. Apa
yang mereka lakukan itu kelak merupakan cikal-bakal
memperoleh jabatan profesor di universitas-universitas barat
yang baru kali pertama dibangun dengan mengikuti pola
Universitas islam
Selama abad XIII dan XIV M, muncul adanya kegiatan kegiatan
penterjemahan yang sangat masif atas karya Arab ke dalam
bahasa Latin
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 36
37. Trasmisi Pengetahuan Ekonomi...
Transmisi lisan, selain melalui tradisi tulis, ternyata trasmisi
lisan juga telah lama dilakukan dan merupakan hubungan yang
permanen antara Muslim dan Kristen, karena kontak-kontak
seperti itu bukan merupakan kendala yang utama mengingat
bilingualisme telah menjadi komunikasi yang umum di Spanyol
Transmisi perdagangan, ini terjadi melalui jalinan perdagangan
dari dunia Arab melalui Rusia ke Polandia, daerah-daerah
sekitar laut Baltik, ke Skandanavia, ke Eropa utara bahkan ke
Islandia. Kontak perdagangan ini diikuti oleh difusi proses dan
instutusi-institusi eonomi Islam, peredaran babas mata uang
Arab di Eropa pertengahan, serta berbagai tehnik dan metode
perdagangan yang lebih maju
Melalui Difusi Kultural, sebelum dan sesudah perang salib, di
mana Eropa lebih banyak memperoleh manfaatnya dalam
transfer ilmu Pengetahuan
CHAPTER Chapter.3. 5 Contributions The Open of Economy Medieval Muslim Scholars
slide 37
38. CChhaapptteerr SSuummmmaarryy
Thesis dari Great gap, dari Shumpeter yang
dipublikasikan tahun 1954 implisit terdapat dalam
sejarah pemikiran ekonomi sampai menjelang abad 19.
Sunguhpun, kegiatan-kegiatan dalam menuju kontinuitas
sejarah pemikiran ekonomi telah terabaikan dalam
thesisnya Schumpeter
Pada masa-masa itu, kenyataan sumbangan pemikiran
ilmuwan Muslim telah memainkan peranan penting
dalam mengkontruksi pemikiran ekonomi modern
Tanpa kehadiran para ilmuwan Muslim boleh jadi
ekonomi modern tidak terwujud dalam bentuk sekarang
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy slide 38
39. Terima Kasih
Chapter.3. Contributions of Medieval Muslim Scholars
CHAPTER 5 The Open Economy
CHAPTER 5 The Open Economy slide 39
Editor's Notes
Chapter 5 extends the analysis to a small open economy.
This PowerPoint presentation contains a slide explaining why the U.S. is often called “the world’s largest debtor nation.” This material will help motivate the rest of the chapter:
First, students learn exactly what trade surpluses and trade deficits are.
Next, students learn the link between the trade balance and net capital outflow or net lending to/borrowing from abroad.
Finally, students see a new time series graph on the U.S. trade deficit, and get the latest available numbers on U.S. net indebtedness to the rest of the world.
This data begs the question: how did it come to this? why has the U.S. had such huge trade deficits? what can the government do about this? These are among the many topical questions that students will better understand as they study this chapter.
NOTE: If you are planning on covering chapter 12 (Aggregate Demand in the Open Economy), then covering this chapter is highly recommended.
This data shows the degree of “openness” (measured by the trade-to-GDP ratio) of selected OECD countries.
Despite the huge absolute value of U.S. trade, most of the other countries shown have higher trade-GDP ratios.
Source: OECD.org
Regarding “spending need not equal output”:
Residents of an open economy can spend more than the country’s output simply by importing foreign goods. Residents can spend less than output, and the extra output will be exported.
Regarding “saving need not equal investment”:
If individuals in an open economy want to save more than domestic firms want to borrow, no problem. The savers simply send their extra funds abroad to buy foreign assets. Similarly, if domestic firms want to borrow more than individuals are willing to save, then the firms simply borrow from abroad (i.e. sell bonds to foreigners).
Before displaying the second and subsequent lines, explain the first one:
Total consumption expenditure is the sum of consumer spending on domestically produced goods and foreign produced goods.
EX: The value of the goods we export to other countries equals their expenditure on our output.
IM: The value of our imports equals the portion of our country’s expenditure (the portion of C+I+G) that falls on foreign products.