SlideShare a Scribd company logo
BAB I
KONFLIK DAN KEKERASAN
1. Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Pengertian Konflik menurut Ahli :
 Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman dan /atau kekerasan.
 Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi
karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
 perbedaan antarindividu,
 perbedaan kebudayaan ,
 perbedaan kepentingan dan
 perubahan sosial.
Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan
dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil
bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah
dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.
Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat
memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat
belum tentu baik oleh masyarakat lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat
menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.
Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. erbedaan
kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.
Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu
keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan
kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik
diantara mereka.
Bentuk-bentuk Konflik
Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem
atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan
yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk
meredakan ketegangan.
Dalam banyak definisi, ancaman dan kekerasan selalu dikaitkan dengan konflik,
kekerasan merupakan alat dari konflik untuk mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa
kekerasan merupakan proses akhir dari konflik.
Namun, sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Menurut Prof. Dr. Winardi, S.
E.., konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-
kelompok atau organisasi-organisasi berkaitan dengan perbedaan-perbedaan pendapat,
keyakinan-keyakinan, ide-ide maupun kepentingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(1988), konflik adalah percekcokan, perselisihan, pertentangan, ketegangan diantara orang
perorangan atau kelompok . sedangkan kekerasan berarti perbuatan seseorang atau kelompok
yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau
barang orang lain. Konflik seringkali berubah menjadi kekerasan terutama apabila upaya-
upaya yang berkaitan dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh oleh pihak yang berkaitan. Demikian pula bila upaya memperoleh keadilan di
pengadilan tinggi ternyata gagal.
Dampak Sebuah Konflik
Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan
dari segi negatif.
Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:
1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih
belum tuntas di telaah.
2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu
atau kelompok.
3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan
kelompok.
5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan
norma baru.
6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada
dalam kekuatan yang seimbang.
Segi negatif dari konflik :
1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
3. Berubahnya kepribadian para individu.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
BAB II
1. Pengertian Kekerasan
Kekerasan atau (bahasa Inggris: Violence pengucapan bahasa Inggris: [/vaɪ(ə)ləns/] berasal
dari (bahasa Latin: violentus yang berasal dari kata vī atau vīs berarti kekuasaan atau
berkuasa) adalah dalam prinsip dasar dalam hukum publik dan privat Romawi[1] yang
merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang
mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat
seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang[2][3][4] umumnya
berkaitan dengan kewenangannya yakni bila diterjemahkan secara bebas dapat diartinya
bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan
kesewenang-wenangan itu dapat pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini.[1]
Akar Kekerasan: Kekayaan tanpa bekerja, Kesenangan tanpa hati nurani, Pengetahuan tanpa
karakter, Perdagangan tanpa moralitas, Ilmu tanpa kemanusiaan, Ibadah tanpa pengorbanan,
Politik tanpa prinsip.
Historisasi Teori Kekerasan
Pandangan kriminologi terhadap asal muasal kekerasan memang beragam. Di satu sisi
dapat dilihat secara individual, di sisi lain dapat pula dilihat dalam konteks kolektif. Individu
yang melakukan kekerasan, seperti penganiayaan dan pembunuhan, dapat dilihat sebagai
individu yang terprovokasi. Ada peran korban dalam munculnya kekerasan. Sementara
kekerasan secara kolektif lebih merupakan larutnya individu dalam kerumunan, sehingga
menjadi tidak lagi memiliki kesadaran individual atau hilang rasionalitas. Kerusuhan sepak
bola mungkin contoh yang tepat untuk kekerasan yang satu ini. Selain juga “penghakiman
massa” terhadap maling. Bentuk kekerasan banyak ragamnya, meliputi kekerasan fisik,
kekerasan verbal, kekerasan psikologis, kekerasan ekonomi, kekerasan simbolik dan
penelantaran. Kekerasan dapat dilakukan oleh perseorangan maupun secara berkelompok,
secara serampangan (dalam kondisi terdesak) atau teroganisir.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu timbulnya kekerasan, yaltu sebagai berikut :
1. Teori Faktor Individual
Beberapa ahli berpendapat bahwa setiap perilaku kelompok, termasuk perilaku
kekerasan, selalu berawal dari perilaku individu. Faktor penyebab dari perilaku kekerasan
adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa. Faktor yang
bersifat sosial antara lain konflik rumah tangga, faktor budaya dan faktor media massa.
2 Teori Faktor Kelompok
Individu cenderung membentuk kelompok dengan mengedepankan identitas
berdasarkan persamaan ras, agama atau etnik. Identitas kelompok inilah yang cenderung
dibawa ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Benturan antara identitas kelompok
yang berbeda sering menjadi penyebab kekerasan.
3 Teori Dinamika Kelompok
Menurut teori ini, kekerasan timbul karena adanya deprivasi relatif yang terjadi dalam
kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian cepat
dalam sebuah masyarakat tidak mampu ditanggap dengan seimbang oleh sistem sosial &
masyarakatnya.
Tokoh teori Kekerasan
Johann Galtung, seorang kriminolog dari Norwegia dan seorang polemolog, adalah
teori yang bertalian dengan kekerasan yang paling menarik. Dalam pengulasan dan
penganalisaan lebih lanjut, sampailah pada kesimpulan bahwa teori kekerasan struktural pada
hakekatnya adalah teori kekerasan "sobural". Dengan "sobural" di maksudkan suatu akronim
dari (nilai-nilai) sosial, (aspek) budaya, dan (faktor) struktural (masyarakat).
Konteks Sosial Munculnya Teori Kekerasan
Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal
yaitu sebagai berikut :
1. Situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kekerasan yang disebabkan oleh struktur sosial
tertentu.
2. Tekanan sosial, yaitu suatu kondisi saat sejumlah besar anggota masyarakat merasa bahwa
banyak nilai dan norma yang sudah dilanggar. Tekanan ini tidak cukup menimbulkan
kerusuhan atau kekerasan, tetapi juga menjadi pendorong terjadinya kekerasan.
3. Berkembangnya perasaan kebencian yang meluas terhadap suatu sasaran tertentu. Sasaran
kebencian itu berkaitan dengan faktor pencetus, yaitu peristiwa yang memicu kekerasan.
4. Mobilisasi untuk beraksi, yaitu tindakan nyata berupa pengorganisasi diri untuk bertindak.
Tahap ini merupakan tahap akhir dari akumulasi yang memungkinkan terjadinya kekerasan.
5. Kontrol sosial, yaitu tindakan pihak ketiga seperti aparat keamanan untuk mengendalikan,
menghambat, dan mengakhiri kekerasan.
Isi Dari Teori-teoi Kekrerasan
1. Pengertian Kekerasan
Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin violentia, yang berarti keganasan,
kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan perkosaan (sebagaimana dikutip Arif
Rohman : 2005). Tindak kekerasan, menunjuk pada tindakan yang dapat merugikan orang
lain. Misalnya, pembunuhan, penjarahan, pemukulan, dan lain-lain. Walaupun tindakan
tersebut menurut masyarakat umum dinilai benar. Pada dasarnya kekerasan diartikan sebagai
perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja (verbal maupun nonverbal) yang ditujukan
untuk mencederai atau merusak orang lain, baik berupa serangan fisik, mental, sosial,
maupun ekonomi yang melanggar hak asasi manusia, bertentangan dengan nilainilai dan
norma-norma masyarakat sehingga berdampak trauma psikologis bagi korban.
2. Macam-macam Teori Kekerasan
Tidak dipungkiri tindak kekerasan sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tindak
kekerasan seolah-olah telah melekat dalam diri seseorang guna mencapai tujuan hidupnya.
Tidak mengherankan jika semakin hari kekerasan semakin meningkat dalam berbagai macam
dan bentuk.Oleh karena itu, para ahli sosial berusaha mengklasifikasikan
bentuk dan jenis kekerasan menjadi dua macam, yaitu:
a. Berdasarkan bentuknya, kekerasan dapat digolongkan menjadi
kekerasan fisik, psikologis, dan struktural.
1) Kekerasan fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh tubuh. Wujud
kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh, sampai pada
penghilangan nyawa seseorang. Contoh penganiayaan, pemukulan, pembunuhan, dan lain-
lain.
2) Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa sehingga
dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa. Contoh kebohongan,
indoktrinasi, ancaman, dan tekanan.
3) Kekerasan struktural yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan
menggunakan sistem, hukum,ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Oleh
karena itu, kekerasan ini sulit untuk dikenali. Kekerasan struktural yang terjadi menimbulkan
ketimpangan-ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian, keadilan,
serta wewenang untuk mengambil keputusan. Situasi ini dapat memengaruhi fisik dan jiwa
seseorang.
Biasanya negaralah yang bertanggung jawab untuk mengatur kekerasan struktural karena
hanya negara yang memiliki kewenangan serta kewajiban resmi untuk mendorong
pembentukan atau perubahan struktural dalam masyarakat. Misalnya, terjangkitnya penyakit
kulit di suatu daerah akibat limbah pabrik di sekitarnya atau hilangnya rumah oleh warga
Sidoarjo karena lumpur panas Lapindo Brantas. Secara umum korban kekerasan struktural
tidak menyadarinya karena sistem
yang menjadikan mereka terbiasa dengan keadaan tersebut.
b. Berdasarkan pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu:
1) Kekerasan individual adalah kekerasan yang dilakukan oleh individu kepada satu atau lebih
individu. Contoh pencurian, pemukulan, penganiayaan, dan lain-lain.
2) Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu atau massa.
Contoh tawuran pelajar, bentrokan antardesa konflik Sampit dan Poso, dan lain-lain.
Penerapan Teori Kekerasan dalam Kehidupan Masyarakat
Teori "kekerasan struktural" jika diimplementasikan secara empirik realistik, telah
diterapkan secara telanjang di zaman Soeharto (Orde Baru) melalui Angkatan Bersenjata dan
organisasi politik yang berkuasa berbaju kultur Jawa. Secara singkat, Soeharto bisa dibanding
dengan Ken Arok, hanya zaman dan teknologi (bersenjata) yang berbeda.
Di samping itu konflik di Ambon dan Lease (Maluku Tengah), di Halmahera (Maluku
Utara), di Poso (Sulawesi Tengah), di Kalimantan Barat dan Tengah, serta pembakaran
Gereja-Gereja di Situbondo (Jawa Timur) dan di berbagai daerah di Jawa, di Lampung, di
Lombok, di Aceh, dan yang terakhir tindakan teroris di Denpasar (Bali), adalah peristiwa-
peristiwa yang tampaknya seperti tidak berkaitan, tetapi sesungguhnya berasal dari sumber
kekerasan struktural.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Kekerasan adalah tingkah laku agresif yang dipelajari secara langsung, yang sadar atau tidak
sadar telah hadir dalam pola relasi sosial seperti keluarga sebagai unit paling kecil hingga
kelomok-kelompok sosial yang lebih kompleks. Kekerasan terjadi dalam berbagai
bidang kehidupan sosial, politik ekonomi dan budaya. Beberapa factor pemicu timbulnya
kekerasan ada 3 yaitu :
1. Teori Faktor Individual
2. Teori Faktor Kelompok
3. Teori Dinamika Kelompok
Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal yaitu
sebagai berikut : Situasi sosial, Tekanan sosial, perasaan kebencian yang meluas terhadap
suatu sasaran tertentu, Mobilisasi untuk beraksi, dan Kontrol sosial. Dalam konteks sosial
munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut : adanya
situasi sosial, tekanan social, perasaan kebencian yang meluas terhadap suatu sasaran
tertentu, mobilisasi untuk beraksi, dan kontrol sosial.

More Related Content

What's hot

Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1
Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1
Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1
Nurhakiky
 
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanSebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
Ramipratama
 
KONFLIK SOSIAL
KONFLIK SOSIAL KONFLIK SOSIAL
KONFLIK SOSIAL
zara vho
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Lisma Linda
 
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fixBab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
RezaWahyuni5
 
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk KonflikMakalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
TOFIK SUPRIYADI
 
konflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosialkonflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosial
Luluk Wulandari Hariyanto
 
Sosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialSosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik Sosial
TOFIK SUPRIYADI
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
Westprog
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
DEBORA HILDERIA MARBUN
 
Konflik sosial & integrasi sosial
Konflik sosial & integrasi sosialKonflik sosial & integrasi sosial
Konflik sosial & integrasi sosial
abd_
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANYompa Muda
 
Proses asosiatif dan disosiatif
Proses asosiatif dan disosiatifProses asosiatif dan disosiatif
Proses asosiatif dan disosiatifAldi Ginting
 
Bab 05-bentuk-interaksi
Bab 05-bentuk-interaksiBab 05-bentuk-interaksi
Bab 05-bentuk-interaksi
Yulia Dwijayanti
 
Bentuk bentuk konflik sosial dan integrasi
Bentuk bentuk konflik sosial dan integrasiBentuk bentuk konflik sosial dan integrasi
Bentuk bentuk konflik sosial dan integrasi
Gwynnegultom
 
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosialKonflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
Muhamad Ginanjar
 
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakatBentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Laras Kinanti Mutiara Putri
 

What's hot (20)

Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1
Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1
Konflik dan integrasi sosial oleh nurhakiki xi i is 1
 
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanSebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
 
KONFLIK SOSIAL
KONFLIK SOSIAL KONFLIK SOSIAL
KONFLIK SOSIAL
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
 
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fixBab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
 
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk KonflikMakalah Bentuk Bentuk Konflik
Makalah Bentuk Bentuk Konflik
 
konflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosialkonflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosial
 
Sosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialSosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik Sosial
 
konflik dan integrasi
konflik dan integrasikonflik dan integrasi
konflik dan integrasi
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
 
Konflik sosial
Konflik sosialKonflik sosial
Konflik sosial
 
Konflik sosial & integrasi sosial
Konflik sosial & integrasi sosialKonflik sosial & integrasi sosial
Konflik sosial & integrasi sosial
 
Bab vi power point
Bab vi power pointBab vi power point
Bab vi power point
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
 
Proses asosiatif dan disosiatif
Proses asosiatif dan disosiatifProses asosiatif dan disosiatif
Proses asosiatif dan disosiatif
 
Bab 05-bentuk-interaksi
Bab 05-bentuk-interaksiBab 05-bentuk-interaksi
Bab 05-bentuk-interaksi
 
Bentuk bentuk konflik sosial dan integrasi
Bentuk bentuk konflik sosial dan integrasiBentuk bentuk konflik sosial dan integrasi
Bentuk bentuk konflik sosial dan integrasi
 
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosialKonflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
Konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial
 
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakatBentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
 

Viewers also liked

IE IMBA Application Essay - Question L
IE IMBA Application Essay - Question LIE IMBA Application Essay - Question L
IE IMBA Application Essay - Question L
Colin Withers
 
Norma (nt 01-2008)
Norma  (nt 01-2008)Norma  (nt 01-2008)
Norma (nt 01-2008)
antonella2017
 
3Com 69-003669-00
3Com 69-003669-003Com 69-003669-00
3Com 69-003669-00
savomir
 
Aprendamos a vivir aquí y ahora
Aprendamos a vivir aquí y ahoraAprendamos a vivir aquí y ahora
Aprendamos a vivir aquí y ahora
Euler
 
Apresentação Comercial RH2 BRASIL
Apresentação Comercial RH2 BRASIL Apresentação Comercial RH2 BRASIL
Apresentação Comercial RH2 BRASIL
Rh2 Brasil Consultoria de RH
 
P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016
P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016
P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016
Peggy Horne
 
Artificial Intelligence
Artificial IntelligenceArtificial Intelligence
Artificial Intelligence
dio nugroho
 
10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesia10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesia
Sutri Destemi Elsi
 
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan KognitifStrategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Maizatul Malik
 
Endereços de Internet
Endereços de InternetEndereços de Internet
Endereços de Internet
Anderson Barbosa
 
Luxman g2 series led street light
Luxman g2 series led street lightLuxman g2 series led street light
Luxman g2 series led street light
Meg Rong
 
Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...
Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...
Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...
Jessica Tams
 
Allan kardec viagem_espirita_pt
Allan kardec viagem_espirita_ptAllan kardec viagem_espirita_pt
Allan kardec viagem_espirita_pt
Vanessa Reis
 
Problemas
ProblemasProblemas
Problemas
andresagual
 
3Com TC1000-4E1-120-AC/DC
3Com TC1000-4E1-120-AC/DC3Com TC1000-4E1-120-AC/DC
3Com TC1000-4E1-120-AC/DC
savomir
 
Dps evidence
Dps evidenceDps evidence
Dps evidence
asmediae15
 
Hacking with Hustle
Hacking with HustleHacking with Hustle
Hacking with Hustle
Kris Braun
 
Estrategia metodológica para Finanzas I
Estrategia metodológica para Finanzas IEstrategia metodológica para Finanzas I
Estrategia metodológica para Finanzas I
Guillermo Acevedo Cruz
 

Viewers also liked (18)

IE IMBA Application Essay - Question L
IE IMBA Application Essay - Question LIE IMBA Application Essay - Question L
IE IMBA Application Essay - Question L
 
Norma (nt 01-2008)
Norma  (nt 01-2008)Norma  (nt 01-2008)
Norma (nt 01-2008)
 
3Com 69-003669-00
3Com 69-003669-003Com 69-003669-00
3Com 69-003669-00
 
Aprendamos a vivir aquí y ahora
Aprendamos a vivir aquí y ahoraAprendamos a vivir aquí y ahora
Aprendamos a vivir aquí y ahora
 
Apresentação Comercial RH2 BRASIL
Apresentação Comercial RH2 BRASIL Apresentação Comercial RH2 BRASIL
Apresentação Comercial RH2 BRASIL
 
P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016
P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016
P horne hw499-unit 7-wellness guide-2016
 
Artificial Intelligence
Artificial IntelligenceArtificial Intelligence
Artificial Intelligence
 
10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesia10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesia
 
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan KognitifStrategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
Strategi Kompromi dan Strategi Perkembangan Kognitif
 
Endereços de Internet
Endereços de InternetEndereços de Internet
Endereços de Internet
 
Luxman g2 series led street light
Luxman g2 series led street lightLuxman g2 series led street light
Luxman g2 series led street light
 
Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...
Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...
Ready for Takeoff: Why HTML5 Instant Games will Disrupt the App Stores in 201...
 
Allan kardec viagem_espirita_pt
Allan kardec viagem_espirita_ptAllan kardec viagem_espirita_pt
Allan kardec viagem_espirita_pt
 
Problemas
ProblemasProblemas
Problemas
 
3Com TC1000-4E1-120-AC/DC
3Com TC1000-4E1-120-AC/DC3Com TC1000-4E1-120-AC/DC
3Com TC1000-4E1-120-AC/DC
 
Dps evidence
Dps evidenceDps evidence
Dps evidence
 
Hacking with Hustle
Hacking with HustleHacking with Hustle
Hacking with Hustle
 
Estrategia metodológica para Finanzas I
Estrategia metodológica para Finanzas IEstrategia metodológica para Finanzas I
Estrategia metodológica para Finanzas I
 

Similar to Konflik dan kekerasan

konflik dan intregasi kelas 8.pptx
konflik dan intregasi kelas 8.pptxkonflik dan intregasi kelas 8.pptx
konflik dan intregasi kelas 8.pptx
ArifahHafira
 
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxPPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
disnakerkotamataram
 
KONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptxKONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptx
erwinkunuk
 
KONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptxKONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptx
erwinkunuk
 
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarifudin Amq
 
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarifudin Amq
 
Sumber-sumber Konflik
Sumber-sumber KonflikSumber-sumber Konflik
Sumber-sumber Konflik
Chartika Chika
 
PPT RASIONALISME
PPT RASIONALISMEPPT RASIONALISME
PPT RASIONALISME
Wulan280944
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
heyafa30
 
Tren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi Kebijakannya
Tren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi KebijakannyaTren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi Kebijakannya
Tren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi Kebijakannya
Yogyakarta State University
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Angling_seto
 
sosiologi pertanian (Proses sosial)
sosiologi pertanian (Proses sosial)sosiologi pertanian (Proses sosial)
sosiologi pertanian (Proses sosial)
irwan setiyono
 
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakatKonflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakatSlamet Readi
 
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptxM12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
AyuNilaRatna
 
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.pptdokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
MarshallStak
 
Konflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan PerdamaianKonflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan Perdamaian
Baan Crow
 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.PENJAGA HATI
 
Modul 5 KB 2
Modul 5 KB 2Modul 5 KB 2
Modul 5 KB 2
Istna Zakia Iriana
 
Konflik YAMAN VS ARAB
Konflik YAMAN VS ARABKonflik YAMAN VS ARAB
Konflik YAMAN VS ARAB
Bagus Prabowo
 

Similar to Konflik dan kekerasan (20)

konflik dan intregasi kelas 8.pptx
konflik dan intregasi kelas 8.pptxkonflik dan intregasi kelas 8.pptx
konflik dan intregasi kelas 8.pptx
 
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxPPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
 
KONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptxKONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptx
 
KONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptxKONFLIK SOSIAL.pptx
KONFLIK SOSIAL.pptx
 
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
 
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflikSyarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
Syarif, dasar dasar konflik dan model resolusi konflik
 
Sumber-sumber Konflik
Sumber-sumber KonflikSumber-sumber Konflik
Sumber-sumber Konflik
 
PPT RASIONALISME
PPT RASIONALISMEPPT RASIONALISME
PPT RASIONALISME
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
 
Tren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi Kebijakannya
Tren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi KebijakannyaTren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi Kebijakannya
Tren Kekerasan Baru di Indonesia serta Implikasi Kebijakannya
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
 
sosiologi pertanian (Proses sosial)
sosiologi pertanian (Proses sosial)sosiologi pertanian (Proses sosial)
sosiologi pertanian (Proses sosial)
 
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakatKonflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
 
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptxM12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
M12_Konflik Sosial dan Kekerasan.pptx
 
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.pptdokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
dokumen.tips_konflik-sosial-sma-xi.ppt
 
Konflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan PerdamaianKonflik, Kerjasama dan Perdamaian
Konflik, Kerjasama dan Perdamaian
 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.
 
Modul 5 KB 2
Modul 5 KB 2Modul 5 KB 2
Modul 5 KB 2
 
Konflik YAMAN VS ARAB
Konflik YAMAN VS ARABKonflik YAMAN VS ARAB
Konflik YAMAN VS ARAB
 
Masyarakat sipil
Masyarakat sipilMasyarakat sipil
Masyarakat sipil
 

Recently uploaded

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 

Recently uploaded (20)

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 

Konflik dan kekerasan

  • 1. BAB I KONFLIK DAN KEKERASAN 1. Pengertian Konflik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul. Pengertian Konflik menurut Ahli :  Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.  Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku. Faktor-faktor Penyebab Konflik Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :  perbedaan antarindividu,  perbedaan kebudayaan ,  perbedaan kepentingan dan  perubahan sosial. Perbedaan antarindividu Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang. Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik. Perbedaan Kebudayaan Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya.
  • 2. Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik. Perbedaan Kepentingan Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. erbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka. Perubahan Sosial Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat. Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka. Bentuk-bentuk Konflik Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. 2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Dalam banyak definisi, ancaman dan kekerasan selalu dikaitkan dengan konflik, kekerasan merupakan alat dari konflik untuk mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa kekerasan merupakan proses akhir dari konflik. Namun, sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Menurut Prof. Dr. Winardi, S. E.., konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok- kelompok atau organisasi-organisasi berkaitan dengan perbedaan-perbedaan pendapat, keyakinan-keyakinan, ide-ide maupun kepentingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1988), konflik adalah percekcokan, perselisihan, pertentangan, ketegangan diantara orang perorangan atau kelompok . sedangkan kekerasan berarti perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik seringkali berubah menjadi kekerasan terutama apabila upaya- upaya yang berkaitan dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-
  • 3. sungguh oleh pihak yang berkaitan. Demikian pula bila upaya memperoleh keadilan di pengadilan tinggi ternyata gagal. Dampak Sebuah Konflik Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi negatif. Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut: 1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah. 2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok. 3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. 4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok. 5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru. 6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat. 7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang. Segi negatif dari konflik : 1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok. 2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia. 3. Berubahnya kepribadian para individu. 4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
  • 4. BAB II 1. Pengertian Kekerasan Kekerasan atau (bahasa Inggris: Violence pengucapan bahasa Inggris: [/vaɪ(ə)ləns/] berasal dari (bahasa Latin: violentus yang berasal dari kata vī atau vīs berarti kekuasaan atau berkuasa) adalah dalam prinsip dasar dalam hukum publik dan privat Romawi[1] yang merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang[2][3][4] umumnya berkaitan dengan kewenangannya yakni bila diterjemahkan secara bebas dapat diartinya bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-wenangan itu dapat pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini.[1] Akar Kekerasan: Kekayaan tanpa bekerja, Kesenangan tanpa hati nurani, Pengetahuan tanpa karakter, Perdagangan tanpa moralitas, Ilmu tanpa kemanusiaan, Ibadah tanpa pengorbanan, Politik tanpa prinsip. Historisasi Teori Kekerasan Pandangan kriminologi terhadap asal muasal kekerasan memang beragam. Di satu sisi dapat dilihat secara individual, di sisi lain dapat pula dilihat dalam konteks kolektif. Individu yang melakukan kekerasan, seperti penganiayaan dan pembunuhan, dapat dilihat sebagai individu yang terprovokasi. Ada peran korban dalam munculnya kekerasan. Sementara kekerasan secara kolektif lebih merupakan larutnya individu dalam kerumunan, sehingga menjadi tidak lagi memiliki kesadaran individual atau hilang rasionalitas. Kerusuhan sepak bola mungkin contoh yang tepat untuk kekerasan yang satu ini. Selain juga “penghakiman massa” terhadap maling. Bentuk kekerasan banyak ragamnya, meliputi kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan psikologis, kekerasan ekonomi, kekerasan simbolik dan penelantaran. Kekerasan dapat dilakukan oleh perseorangan maupun secara berkelompok, secara serampangan (dalam kondisi terdesak) atau teroganisir. Ada beberapa faktor yang dapat memicu timbulnya kekerasan, yaltu sebagai berikut : 1. Teori Faktor Individual Beberapa ahli berpendapat bahwa setiap perilaku kelompok, termasuk perilaku kekerasan, selalu berawal dari perilaku individu. Faktor penyebab dari perilaku kekerasan
  • 5. adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa. Faktor yang bersifat sosial antara lain konflik rumah tangga, faktor budaya dan faktor media massa. 2 Teori Faktor Kelompok Individu cenderung membentuk kelompok dengan mengedepankan identitas berdasarkan persamaan ras, agama atau etnik. Identitas kelompok inilah yang cenderung dibawa ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Benturan antara identitas kelompok yang berbeda sering menjadi penyebab kekerasan. 3 Teori Dinamika Kelompok Menurut teori ini, kekerasan timbul karena adanya deprivasi relatif yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat tidak mampu ditanggap dengan seimbang oleh sistem sosial & masyarakatnya. Tokoh teori Kekerasan Johann Galtung, seorang kriminolog dari Norwegia dan seorang polemolog, adalah teori yang bertalian dengan kekerasan yang paling menarik. Dalam pengulasan dan penganalisaan lebih lanjut, sampailah pada kesimpulan bahwa teori kekerasan struktural pada hakekatnya adalah teori kekerasan "sobural". Dengan "sobural" di maksudkan suatu akronim dari (nilai-nilai) sosial, (aspek) budaya, dan (faktor) struktural (masyarakat). Konteks Sosial Munculnya Teori Kekerasan Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kekerasan yang disebabkan oleh struktur sosial tertentu. 2. Tekanan sosial, yaitu suatu kondisi saat sejumlah besar anggota masyarakat merasa bahwa banyak nilai dan norma yang sudah dilanggar. Tekanan ini tidak cukup menimbulkan kerusuhan atau kekerasan, tetapi juga menjadi pendorong terjadinya kekerasan. 3. Berkembangnya perasaan kebencian yang meluas terhadap suatu sasaran tertentu. Sasaran kebencian itu berkaitan dengan faktor pencetus, yaitu peristiwa yang memicu kekerasan. 4. Mobilisasi untuk beraksi, yaitu tindakan nyata berupa pengorganisasi diri untuk bertindak. Tahap ini merupakan tahap akhir dari akumulasi yang memungkinkan terjadinya kekerasan. 5. Kontrol sosial, yaitu tindakan pihak ketiga seperti aparat keamanan untuk mengendalikan, menghambat, dan mengakhiri kekerasan.
  • 6. Isi Dari Teori-teoi Kekrerasan 1. Pengertian Kekerasan Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin violentia, yang berarti keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan perkosaan (sebagaimana dikutip Arif Rohman : 2005). Tindak kekerasan, menunjuk pada tindakan yang dapat merugikan orang lain. Misalnya, pembunuhan, penjarahan, pemukulan, dan lain-lain. Walaupun tindakan tersebut menurut masyarakat umum dinilai benar. Pada dasarnya kekerasan diartikan sebagai perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja (verbal maupun nonverbal) yang ditujukan untuk mencederai atau merusak orang lain, baik berupa serangan fisik, mental, sosial, maupun ekonomi yang melanggar hak asasi manusia, bertentangan dengan nilainilai dan norma-norma masyarakat sehingga berdampak trauma psikologis bagi korban. 2. Macam-macam Teori Kekerasan Tidak dipungkiri tindak kekerasan sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tindak kekerasan seolah-olah telah melekat dalam diri seseorang guna mencapai tujuan hidupnya. Tidak mengherankan jika semakin hari kekerasan semakin meningkat dalam berbagai macam dan bentuk.Oleh karena itu, para ahli sosial berusaha mengklasifikasikan bentuk dan jenis kekerasan menjadi dua macam, yaitu: a. Berdasarkan bentuknya, kekerasan dapat digolongkan menjadi kekerasan fisik, psikologis, dan struktural. 1) Kekerasan fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang. Contoh penganiayaan, pemukulan, pembunuhan, dan lain- lain. 2) Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa. Contoh kebohongan, indoktrinasi, ancaman, dan tekanan. 3) Kekerasan struktural yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hukum,ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kekerasan ini sulit untuk dikenali. Kekerasan struktural yang terjadi menimbulkan ketimpangan-ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian, keadilan, serta wewenang untuk mengambil keputusan. Situasi ini dapat memengaruhi fisik dan jiwa seseorang. Biasanya negaralah yang bertanggung jawab untuk mengatur kekerasan struktural karena
  • 7. hanya negara yang memiliki kewenangan serta kewajiban resmi untuk mendorong pembentukan atau perubahan struktural dalam masyarakat. Misalnya, terjangkitnya penyakit kulit di suatu daerah akibat limbah pabrik di sekitarnya atau hilangnya rumah oleh warga Sidoarjo karena lumpur panas Lapindo Brantas. Secara umum korban kekerasan struktural tidak menyadarinya karena sistem yang menjadikan mereka terbiasa dengan keadaan tersebut. b. Berdasarkan pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Kekerasan individual adalah kekerasan yang dilakukan oleh individu kepada satu atau lebih individu. Contoh pencurian, pemukulan, penganiayaan, dan lain-lain. 2) Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu atau massa. Contoh tawuran pelajar, bentrokan antardesa konflik Sampit dan Poso, dan lain-lain. Penerapan Teori Kekerasan dalam Kehidupan Masyarakat Teori "kekerasan struktural" jika diimplementasikan secara empirik realistik, telah diterapkan secara telanjang di zaman Soeharto (Orde Baru) melalui Angkatan Bersenjata dan organisasi politik yang berkuasa berbaju kultur Jawa. Secara singkat, Soeharto bisa dibanding dengan Ken Arok, hanya zaman dan teknologi (bersenjata) yang berbeda. Di samping itu konflik di Ambon dan Lease (Maluku Tengah), di Halmahera (Maluku Utara), di Poso (Sulawesi Tengah), di Kalimantan Barat dan Tengah, serta pembakaran Gereja-Gereja di Situbondo (Jawa Timur) dan di berbagai daerah di Jawa, di Lampung, di Lombok, di Aceh, dan yang terakhir tindakan teroris di Denpasar (Bali), adalah peristiwa- peristiwa yang tampaknya seperti tidak berkaitan, tetapi sesungguhnya berasal dari sumber kekerasan struktural. BAB III PENUTUP Kesimpulan Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
  • 8. individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Kekerasan adalah tingkah laku agresif yang dipelajari secara langsung, yang sadar atau tidak sadar telah hadir dalam pola relasi sosial seperti keluarga sebagai unit paling kecil hingga kelomok-kelompok sosial yang lebih kompleks. Kekerasan terjadi dalam berbagai bidang kehidupan sosial, politik ekonomi dan budaya. Beberapa factor pemicu timbulnya kekerasan ada 3 yaitu : 1. Teori Faktor Individual 2. Teori Faktor Kelompok 3. Teori Dinamika Kelompok Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut : Situasi sosial, Tekanan sosial, perasaan kebencian yang meluas terhadap suatu sasaran tertentu, Mobilisasi untuk beraksi, dan Kontrol sosial. Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut : adanya situasi sosial, tekanan social, perasaan kebencian yang meluas terhadap suatu sasaran tertentu, mobilisasi untuk beraksi, dan kontrol sosial.