Dokumen tersebut membahas pentingnya komunikasi efektif antar tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan berfokus pada pasien untuk mencapai koordinasi yang baik dan mencegah kesalahan medik. Metode komunikasi seperti SBAR digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien, khususnya saat serah terima antar shift.
Manager Pelayanan Pasien atau MPP adalah seseorang yang bertugas menjalankan peran tertentu di rumah sakit yang erat kaitannya dengan kesinambungan pelayanan.
Siapakah MPP itu ? dan apa perannya dalam pelayanan? ikuti di slide ini
Manager Pelayanan Pasien atau MPP adalah seseorang yang bertugas menjalankan peran tertentu di rumah sakit yang erat kaitannya dengan kesinambungan pelayanan.
Siapakah MPP itu ? dan apa perannya dalam pelayanan? ikuti di slide ini
A clinical pathway, also known as care pathway, integrated care pathway, critical pathway, or care map, is one of the main tools used to manage the quality in healthcare concerning the standardisation of care processes
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Ā
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
ā¦ PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN
ā¦ KONSEP PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
KOLABORASI PENGELOLA ASUHAN KESEHATAN
KAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PPA?
HAMBATAN
KESIMPULAN
3. PENDAHULUAN
70 to 80 % of medical errors are related to interpersonal interaction issues.
Ineffective communication is a root cause for nearly 66 % of all sentinel
events reported
Penelitian menyatakan 70% kesalahan di dunia kerja adalah hasil dari
komunikasi yang buruk
Komunikasi efektif sangat penting dalam asuhan kesehatan untuk
mengkoordinasikan pemberian asuhan terbaik dan sesuai kebutuhan
pasien
Kesalahan dalam berkomunikasi : KTD
Kurangnya komunikasi yang efektif antara perawat dan dokter dapat
menyebabkan seperti her opname, perpanjangan masa rawat
4. TUJUAN
PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN BERFOKUS PASIEN DAN IMPLIKASINYA DALAM ASUHAN PASIEN
STRATEGI KOMUNIKASI
HAMBATAN KOMUNIKASI
DOKUMENTASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI DALAM REKAM MEDIS
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN
5. PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
Picker Institute :
1. Hormati nilai2 , pilihan dan kebutuhan yang
diutarakan oleh Pasien
2. Koordinasi dan integrasi asuhan
3. Informasi, Komunikasi dan Edukasi
4. Kenyamanan Fisik
5. Dukungan emosional dan penurunan rasa takut
dan kecemasan
6. Keterlibatan keluarga dan teman2
7. Asuhan yg berkelanjutan dan transisi yg lancar
8. Akses terhadap pelayanan
Harvey Picker (1915-2008)
Pendiri Picker Institute (1986)
Pertama menggunakan istilah :
Patient centered care (1988)
7. 1. Martabat dan respek :
Para pengelola Asuhan :
Menghormati & mendengarkan
Pandangan dan pilihan pasien
dan keluarga, nilai -nilai,
kepercayaan ,latar belakang
kultural ,pasien dan
keluarga ,dimasukkan dalam
rencana dan pelaksanaan asuhan .
Dengarkan dan hormati serta
masukkan dalam proses
asuhan
8. 2. Berbagi Informasi :
Apa Inti Konsep Patient Centered Care ?
Para Pengelola Asuhan ļÆ Mengkomunikasikan dan
berbagi informasi, secara
lengkap kepada pasien dan
keluarga
ļÆ .Informasi diberikan tepat
waktu dan akurat sehubungan
dengan partisipasi asuhan dan
pengambilan keputusan
9. 3. Partisipasi :
Pasien dan keluarga didorong
dan Didukung untuk
berpartisipasi dalam asuhan
dan pengambilan keputusan
sesuai pilihan pasien
Apa Inti Konsep Patient Centered Care ?
10. 4. Kolaborasi :
Pasien dan keluarga dimasukkan dalam
kelembagaan secara luas, dimana
pimpinan asuhan kesehatan bekerja sama
untuk pengembangan kebijakan dan
Program, implementasi, evaluasi,
termasuk rancang fasilitas asuhan
kesehatan, juga edukasi interprofesional
dan asuhan yg diberikan
11. Dari sisi pengelola Asuhan, Apa yg berubah ?
1 Kolaborasi Antar Profesi (KAP) /
Inter Professional Collaboration (IPC)
2. Pendidikan antar Profesi (PAP) /
Inter Professional Education (IPE)
KompetensiAntar
Profesi
12. ā¢ Sangat bermanfaat bagi pasien apabila P
AK
bekerjasama menganalisis temuan pada
asesmen, dan mengkombinasikan informasi
dalam suatu gambaran yang komprehensif dari
kondisi pasien.
ā¢ I n t e g r a s i d a r i a s e s me n PA K a k a n
memfasilitasi identifikasi kebutuhan pasien yang
menjadi dasar rencana asuhan pasien.
ā¢ Rencana asuhan yang telah dibuat oleh DPJP
akan di implementasikan dalam pemberian
asuhan secara kolaboratif oleh semua P
AK
KENAPAPERLU KOLABORASI ?
13. KAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF DILAKUKAN
Konsultasi/ Rujukan antar disiplin
Selama Proses Asuhan /SOAP
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi/ CPPT
ISBAR
Transfer Pasien
Rapat Kasus
14. Asuh
a
n
Profesina
l
Pemberi
(PP
A
)
Asesmen Pasien
(Skrining, āPeriksa Pasienā)
Patient Care
S
1. Pengumpulan Informasi : Anamnesa,
pemeriksaan, pemeriksaan lain /
O penunjang, dsb
2. Analisis informasi : dihasilkan
A Diagnosis / PRoblem / Kondisi, ļ
identifikasi Kebutuhan Yan Pasien
3. Susun Rencana Pelayanan/Care Plan :
untuk memenuhi Kebutuhan Yan
Pasien
P
*Implementasi Rencana
*Monitoring
1
2
Asesme
n
Ulang
(IAP)
(IM)
2 āblokā
kegiatan
15. Tgl,
Jam
Profesio
nal
Pemberi
Asuhan
HA
SILASESMENP
A
SIENDA
N
PEMBERIA
N
PELA
Y
ANAN
(T
ulisdenganformat SOAP/ADIME,
disertai Sasaran.
T
ulisNama, beri Paraf padaakhir
catatan)
Instruksi
PP
A
Termasuk
Pasca
Bedah
(Instruksi
ditulis
dgnrinci
REVIEW &
VERIFIKASIDPJP
(T
ulisNama,
beri
Paraf, Tgl,
Jam) (DPJP
harus
membaca/
m erevi ew
seluruh
Rencana
2/2/20 Peraw
15 at
Jm
8.00
S : Nyeri akut lutut kiri
sejak 1-2 jam O : skala
nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek
Nafas : 30/m A : Nyeri akut
arthritis gout Para
f ā¦
ā¢ M
onit
odrainng
nyeri tiap
30ā jelas)
ā¢ Lapor DPJP
ā¢ Kolaborasi
pemberian anti
analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn
target VAS <4
f.. inlamasi & Asuhan)
*Lapor 2 jam
2/2/20 Dokt S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi lagi skala nyeri
15 er O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, *Foto Ro Lutut
Jm
8.30
hangat pd palpasi. A : Gouty Arthritis - flare Genu
Sinistra
hari ini bila nyeri
mereda/toleransi
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. Para cukup Paraf DPJP
Akhir 24jam
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN
PASIEN TERINTEGRASI
Catatan/Notasi DPJPā¦ā¦+paraf DPJP
Kolaborasi
PPA melalui
CPPT
16. KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR
PEMBERI PELAYANAN DI DALAM RS
Melakukan ā Write back, Read Back, confirmation
ā Terhadap Instruksi Yang Diterima Secara Lisan
Maupun Melalui TelponAtau Melaporkan Hasil
Pemeriksaan Kritis
Buat Standar : Singkatan,Akronim, Simbol Yang
Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang
Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan /
Hand Overs Communication
(SBAR/ISOBAR/ISOBAR3)
Ketepatan Membuat Laporan
17. KOMUNIKASI EFEKTIF
ANTAR PEMBERI PELAYANAN DI
DALAM RS (SKP 2)
1. Melakukan āRead Back (TULBAKON)ā Terhadap
Instruksi Yang Diterima Secara Lisan Maupun
Melalui Telpon Atau Melaporkan Hasil
Pemeriksaan Kritis
2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang
Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan /
Hand Overs Communication
(SBAR/ISOBAR/ISOBAR3)
4. Ketepatan Membuat Laporan
19. READ BACK
ā¢ PENERIMA ORDER LISAN A
T
AU
MELALUI TELEPON :
1. DENGARKAN INSTRUKSI/ ORDER/
PELAPORAN
2. CATAT DALAM FORM KOMUNIKASI LISAN
3. ULANGI BACA ( READ BACK)
INSTRUKSI/ ORDER/ PELAPORAN
4. VERIFIKASI DAN TANDA TANGAN < 1X 24
JAM
20. SINGKATAN
ā¢ Harus dibuatkan standarisasi daftar
singkatan yang dilarang dan yang
diperbolehkan.
ā¢ Satu singkatan hanya diperbolehkan
punya satu pengertian. Daftar
singkatan harus tersedia di setiap
unit pelayanan, disosialisasikan
kepada seluruh unit
21. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KRITIS
termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
a) pemeriksaaan laboratorium;
b) pemeriksaan radiologi;
c) pemeriksaan kedokteran nuklir;
d) prosedur ultrasonografi;
e) magnetic resonance imaging;
f) diagnostik jantung;
g) pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur
pasien, seperti hasil tanda-tanda vital, portable
radiographs, bedside ultrasound, atau transesophageal
echocardiograms.
22. KEBIJAKAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
ā¢ Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes
dikembangkan RS u/ pengelolaan hasil kritis dari
tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi
para praktisi untuk meminta dan menerima hasil
tes pada keadaan gawat darurat.
ā¢ RS mempunyai Prosedur yang meliputi
ā penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis
bagi setiap tipe tes,
ā oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis
harus dilaporkan
ā menetapkan metode monitoring yang
memenuhi ketentuan
23. PROSEDUR MENERIMA PERINTAH LISAN ATAU
LEWAT TELPON MELIPUTI
1. Penulisan Secara Lengkap Permintaan Atau Hasil
Pemeriksaaan Oleh Penerima Informasi,
2. Penerima Membaca Kembali Permintaan Atau
Hasil Pemeriksaaan, Dan
3. Pengirim Memberi Konfirmasi Atas Apa Yang Telah
Ditulis Secara Akurat
TULBAKON
24. SERAH TERIMAASUHAN PASIEN
(HAND OVER)
a) antar PPAseperti antara staf medis dan staf
medis, antara staf medis dan staf keperawatan
atau dengan staf klinis lainnya, atau antara
PP
Adan PP
Alainnya pada saat pertukaran sif
(shift);
b) antar berbagai unit layanan di dalam RS
yang sama seperti jika pasien dipindah dari
unit intensif ke unit perawatan atau dari unit
darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan
diagnostik atau unit tindakan seperti
radiologi atau unit terapi fisik.
29. INTRODUKSI
ā¢ Via T
el:
āSaya Budi, perawat ruang Mawar
āSaya mau melaporkan pasien Sofian
ā¢ Visit Dokter
āIni pasien Sofian
30. S : Situation
Kondisi terkini yg terjadi
pada pasien
B : Background
Informasi penting apa yg
berhubungan dg kondisi
pasien terkini
A : Assessment
hasil pengkajian kondisi
pasien terkini
R : Recommendation
apa yg perlu dilakukan
Untuk mengatasi masalah
T
eknik serah
terima yang dapat
digunakan pada
serah terima
perawat antar
shift, perawat ke
dokter saat
melaporkan
kondisi pasien,
TEKNIK SBAR : MEMPERBAIKI KOMUNIKASI ļØ
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN
31. KAPAN MENGGUNAKAN SBAR?
1. Pasien di Rawat Jalan atau Pasien Rawat Inap
2. Komunikasi segera/urgent atau tidak segera/ tidak urgent
3. Komunikasi Perawat ļ Dokter
4. Komunikasi Dokter ļ Dokter
5. Komunikasi Antar Tenaga Kesehatan lainnya
6. Laporan Pertukaran shift
7. Perubahan Kondisi Pasien
32. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
(1) komunikasi yang sangat terlambat sehingga tidak efektif,
(2)kegagalan untuk berkomunikasi dengan semua individu
relevan dalam tim,
(3) konten yang tidak konsisten lengkap dan akurat
yang
(4) komunikasi yang tujuannya tidak tercapaiāyaitu, masalah
dibiarkan tidak terselesaikan
33. KESIMPULAN
PASIEN SEBAGAI PERSON ADALAH PUSAT DALAM PROSES ASUHAN PASIEN: PATIENT CENTER
CARE ( PCC)
DIPERLUKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PAK AGAR ASUHAN PASIEN
TERINTEGRASI MAMPU MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DAN KESELAMATAN PASIEN
IMPLEMENTASI ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI DILAKSANAKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR
PROFESI YANG PERLU DILANDASI KOMPETENSI INTI :
ā¦ VALLUES /ETHIC FOR INTERPROFESSIONAL PRACTICE ROLES/RESPONSIBLILITY
ā¦ INTERPROFESSIONAL COMMUNICATION
ā¦ TEAM AND TEAM WORK
PPA PENTING => KEMAMPUAN KOMUNIKASI EFFEKTIF