2. Komparasi Muamalah Syariah dan Konvensional
a) Konsep Muamalah Dalam Islam
b) Aplikasi Keuangan Syariah dan Konvensional
c) Investasi Syariah Dalam Pembangunan
Negara
3. AJARAN ISLAM
Ruang Lingkup Ajaran Islam
2021
ISLAM
AKIDAH
(IMAN)
SYARI’AH
(ISLAM)
AKHLAK
(IHSAN)
FIQIH
IBADAH MU’AMALAH
4. PENGERTIAN
• Kata mu’amalah berasal dari kata ‘amala yu’amilu
mu’amalatan artinya ada kepentingan seseorang
dengan yang lainnya.
• Kata mu’amalah mempunyai dua arti yaitu arti
khusus dan arti umum. Mu’amalah dalam arti
umum meliputi semua perilaku manusia yang
melibatkan adanya peran serta orang lain. Misal:
jual beli, sewa menyewa, perkawinan, tindak
pidana, dsb. Mu’amalah dlm arti khusus yaitu
segala perilaku manusia yang menghendaki
adanya hubungan timbal balik antara sesama
manusia untuk memenuhi kebutuhan material
yang meliputi: jual beli, utang-piutang, gadai,
sewa-menyewa, dll.
6. PENDEKATAN
– Menghindari moral, budaya, dan agama
– Berdasarkan moral, budaya, dan agama
• CORAK EKONOMI :
– Kapitalisme/Sosialisme
• Materialistik Hedonistik
• Antroposentris
• Positivistik Sekularistik
– Islam
• Falah
• Teosentrisme
• Normatif dan positivistik
PENDEKATAN DAN CORAK MUAMALAH ISLAM
7. MENIMBULKAN KETIDAKADILAN EKONOMI
◦ Kesenjangan ekonomi antara negara kaya (barat) dan negara miskin (selatan)
◦ Perangkap utang luar negeri (debt trap)
◦ Hegemoni ekonomi global (Neo-liberalisme: WTO, IMF, Bank Dunia)
Pasar bebas dalam barang dan jasa
Perputaran modal yang bebas
Kebebasan investasi
Deregulasi – liberalisasi – privatisasi
TERJADINYA KEMISKINAN, PENGANGGURAN, DAN KETIMPANGAN
PENDAPATAN
◦ Tingkat pengangguran masih tetap tinggi.
◦ Ketimpangan pendapatan dari tahun ketahun
semakin menganga.
INDIKATOR KEGAGALAM MUAMALAH
KONVENSIONAL
8. PARADIGMA YANG TIDAK HOLISTIK
◦ Tidak mengacu kepada kebutuhan masyarakat
secara menyeluruh, sehingga terjadi dikotomi
antara individu, masyarakat dan negara, bahkan
dengan Tuhan.
HUBUNGAN ANTAR NEGARA-NEGARA DI DUNIA
TIDAK SELARAS
PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM TERABAIKAN
INDIKATOR KEGAGALAM MUAMALAH KONVENSIONAL
9. 1. RASIONAL ECONOMIC MAN
Prinsip utama ilmu ekonomi ialah pihak
manapun digerakan oleh kemauan untuk
memenuhi kepentingan pribadi/self interest
rasionalism (Edgeworth, 1988).
Masyarakat dikonseptualisasikan sebagai
sebuah kumpulan dari individu-individu yang
diikat pemenuhannya oleh nafsu pribadi.
Berdasarkan hal tersebut, ilmu ekonomi hanya
mengkaji aspek kebutuhan individu dari sisi
materialnya saja dan menghilangkan semua
aspek-aspek non-ekonomi.
Bahkan lebih jauh dari itu, rasionalitas ekonomi
dipahami semata-mata uang dalam
menyelesaikan segala urusan, dan tanggung
jawab sosial diraih apabila memberikan
peningkatan terhadap keuntungan.
KONSEPSI DASAR MUAMALAH KONVENSIONAL
10. 1. POSITIVISME
Manusia memiliki kebebasan yang tidak
terbatas dalam menentukan pilihan-
pilihannya.
Memberikan penekanan berlebihan pada
kebebasan individu, yang mengakibatkan
kehancuran pertimbangan-pertimbangan nilai.
Memberikan nilai pada ‘apa adanya’ atau hal
apa yang akan terjadi, dan tidak memberikan
penilai kepada ‘apa yang seharusnya’.
Mengesampingkan peran nilai sebagai alat
filterisasi dalam alokasi dan distribusi sumber
daya, serta menjadikan selera, preferensi dan
institusi sosial ekonomi sebagai variabel
sangat menentukan.
KONSEPSI DASAR MUAMALAH KONVENSIONAL
11. 1. FREE MARKET
Didasarkan pada hukum fisika Newtonian, bahwa
alam semesta akan berjalan secara baik apabila
dibiarkan lepas sekehendaknya.
Proses produksi akan menciptakan kekuatan
permintaannya sendiri, dan tidak akan terjadi
kelebihan produksi maupun pengangguran. Setiap
kecenderungan yang akan menciptakan kelebihan
produksi atau pengangguran dalam sebuah
perekonomian akan terkoreksi secara otomatis.
Ekonomi ditentukan oleh pasar dan tidak boleh
ada campur tangan pihak lain. Kekuatan pasarlah
yang menciptakan penataan dan keharmonisan.
Setiap campur tangan akan menghasilkan distorsi
dan inefesiensi.
KONSEPSI DASAR MUAMALAHKONVENSIONAL
12. Pengertian :
Muamalah dalam Islam merupakan kegiatan
usaha manusia utk mengalokasikan & mengelola
sumber daya utk mencapai falah (kebahagiaan)
berdasarkan prinsip2 dan nilai2 al-Qur’an dan
sunnah.
Praktik muamalah Islam mrpk prinsip manusia
muslim sbg IBAD AL-RAHMAN (islamic
man)
KONSEPSI DASAR MUAMALAH ISLAM
13. Dalam konsep Islam, orang Islam (Islamic
man) yang dalam bahasa Al-Quran disebut
dengan ‘ibadur rahman (QS. 25:63) adalah
orang-orang yang berperilaku dan
berkegiatan yang konsisten dengan prinsip-
prinsip Islam berdasarkan wahyu Allah yang
bersumber pada Al-Quran dan Al-Sunnah.
Perilaku dari Islamic Man (Ibadur Rahman)
adalah dianggap rasional apabila sikap dan
perilakunya berkesesuaian dengan aturan
Syari’ah yang bertujuan menciptakan
keseimbangan dan kesejahteraan
masyarakat (falah/maslahah al-’ammah).
TIPOLOGI IBAD AL-RAHMAN:
14. Allah-lah yang memiliki kualifikasi untuk
menerangkan hukum-hukum yang dapat
membawa kesuksesan/ kebahagiaan manusia di
dunia ini dan di akhirat kelak.
Perilaku Islamic Man menundukkan diri kepada
prinsip-prinsip ekonomi sebagaimana dijelaskan
oleh Maha Pencipta, dan bukan dari yang
lainnya.
Pilihan keputusan ekonomi diambil dengan
menekankan pada sifat kualitative (yang
sah/halal), dan pilihan itu adalah dianggap
rasional, karena berkesesuaian dengan karakter
dari ibadur-rahman (QS. 2:201; 5:103; 5:90; 57:4;
59:18).
Ibadur-rahman: tidak bersifat materialistik, tidak
berlebih-lebihan, dan berorientasi ke masa depan
(akhirat).
tipologi:
15. Permintaan terhadap minuman alkohol dan
barang atau jasa yang di larang, tidak memiliki
nilai (zero). Begitu juga, produksi terhadap
barang-barang tersebut dianggap tidak memiliki
nilai (zero).
Kecenderungan terhadap barang-barang mewah
untuk memenuhi permintaan secara
keseluruhan akan mengalami penurunan.
Produksi terhadap barang-barang mewah juga
secara substansial akan menurun.
Permintaan terhadap barang-barang yang
dibutuhkan dan yang bermanfaat akan
meningkat.
Mendahulukan prinsip-prinsip Islam sekalipun
akan mengurangi jumlah keuntungan yang mesti
diperolehnya (satisfiction to an acceptable
minimum).
CONTOH KARAKTERISTIK IBAD AL-RAHMAN DALAM EKONOMI
16. 1. Kerja merupakan ibadah (khalifah fil ardh)
2. Dasar kerja : al-Qur’an & sunnah
3. Motivasi kerja adlh ikhlash
4. Asas-asas :
a. Keseimbangan (keteraturan)
b. Ke’adilan
c. Manfaat
d. Mashlahah
e. Halal
Etos Kerja Muslim (islamic man)
17. FALAH SEBAGAI TUJUAN :
◦ Falah Duniawi
◦ Falah Ukhrawi
FONDASI SEBAGAI FALSAFAH SISTEM:
Tauhid , Syariah, Akhlak ( Khilafah, Nubuwwah,
Ukhuwah)
PILAR-PILAR SEBAGAI NILAI DASAR SISTEM:
• Keadilan: Menghindari Riba, Gharar , Dzalim,
Maysir, Haram
◦ Keseimbangan
◦ kemaslahatan
PARADIGMA EKONOMI ISLAM
19. PARADIGMA MUAMALAH ISLAM
T A U H I D / A Q I D A H
Keadilan
(adalah)
Menghindari:
• Riba
• Gharar
• Maysir
• Dzalim
• Haram
Keseimbangan
(tawazun)
• Riil-Financial
•Risk – return
•Bisnis – Sosial
•Material-Spiritual
•Individu – Kolektif
•Pemanfaatan - Pelastarian
Kemaslahatan
(maslahah)
•Iman/takwa
•Regenerasi
•Jiwa
•Harta
•akal
FALAH
Kesejahteraan Dunia & Akhirat
FILSAFAT SISTEM =
FONDASI
NILAI DASAR
SISTEM = PILAR
TUJUAN SISTEM
KHILAFAH + NUBUWWAH + UKHUWAH
SYARIAH + AKHLAK
20. • Mashlahah (Public Interest), merupakan motif yang dominan
diantara ketiga motif yang ada, mashlahah adalah parameter
perilaku yang bernuansa altruisme (kepentingan bersama).
• Kebutuhan (Needs), merupakan sebuah motif dasar (fitrah),
dimana manusia memang memiliki kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi.
• Kewajiban (Obligation), merupakan representasi entitas
utama motif ekonomi yaitu ibadah. Ketiga motif ini saling
menguatkan dan memantapkan peran motif ibadah dalam
perekonomian.
Motif Ekonomi syariah
21. • Menjalankan usaha-usaha yang halal. Mulai dari produksi, manajemen,
hingga proses sirkulasi atau distribusi haruslah dalam kerangka halal, tidak
bersentuhan dengan judi dan spekulasi atau tindakan-tindakan lainnya yang
dilarang secara syariah.
• Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah. Tindakan-tindakan ekonomi
hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan (needs) bukan memuaskan keinginan
(wants).
• Pelaksanaan Zakat. Mekanisme zakat yang diharapkan adalah obligatory
system bukan voluntary system. Disamping itu ada juga instrumen sejenis yang
bersifat sukarela yaitu infak, shadaqah, dan wakaf.
• Larangan bagi Riba, Maisir dan Gharar. Untuk itu perlu menjadikan sistem
bagi hasil (profit-loss sharing) dengan instrumen mudharabah dan musyarakah
sebagai pengganti sistem kredit berikut instrumen bunganya.
Prinsip-prinsip Utama Muamalah Islam
22. • Riba, berarti ‘tambahan’, ada dua macam, pertama: riba
nasiah adalah tambahan yang sudah ditentukan di awal
transaksi, yang diambil oleh si pemberi pinjaman dari orang
yang menerima pinjaman sebagai imbalan dari pelunasan
bertempo dan kedua: riba fadhl adalah tukar menukar barang
yang sejenis dengan ada tambahan.
• Maisir, pengertian sempitnya adalah judi, usaha spekulatif
atau perjanjian yang memberi kemungkinan menang atau
kalah, mungkin untung dan mungkin rugi.
• Gharar, merupakan kondisi ketidakpastian (uncertainty) dan
ketidakjelasan; segala keadaan yang akibat akhirnya tidak
diketahui dan tidak terukur.
Riba, Maisir, Gharar
23. Aplikasi Keuangan Syariah dan Konvensional
Bank Syariah vs Bank Konvensional :
Segi Bank Syariah Bank Konvensional
Sistem Sistem Bagi Hasil:
• Penentuan dibuat dengan kemungkinan
untung dan rugi
• Rasio atas jumlah untung yang diperoleh
• Tergantung pada kinerja usaha
• Tidak airagukan oleh agama
Sistem Bunga:
• Penentuan bunga dibuat dengan asumsi
selalu untung
• Besarnya persentase bunga berdasarkan
modal yang dipinjamkan
• Tidak tergantung pada kinerja usaha
• Eksistensi bunga diragukan semua agama
Pendanaan/
Tabungan
1. Bagi hasil atau bonus
2. Dana dianggap sebagai titipan nasabah
3. Tidak mengenal negative spread
1. Bunga
2. Dana dianggap sebagai kewajiban bank pada
nasabah
3. Mengenal negative spread
Pembiayaan/
Kredit
1. Berdasarkan jual beli yang mengambil
keuntungan, penyertaan modal dengan
prinsip bagi hasil, pola hubungan
kemitraan
2. Pembiayaan bagi usaha yang halal
1. Pinjaman berdasarkan imbalan bunga, pola
hubungan debitur - kreditur
2. Pinjaman bebas nilai
24. PRODUK DAN JASA PERBANKAN SYARI’AH
PENGHIMPUNAN
DANA
GIRO DEPOSITO
WADI’AH
MUDHARABAH
MUDHARABAH
PRODUK DAN JASA
PERBANKAN SYARI’AH
TABUNGAN
MUDHARABAH
JASA
WAKALAH
KAFALAH
HAWALAH
RAHN
PENYALURAN
DANA
JUAL
BELI
SEWA BAGI HASIL
MURABAHAH
SALAM
ISTISHNA’
IJARAH
IJARAH
MUNTAHIYA
BITTAMLIK
MUDHARABAH
MUSYARAKAH
WADI’AH
PEMBIAYAAN PINJAMAN
QARDH
26. PENGERTIAN/KETENTUAN UMUM
Wadi’ah adalah penitipan dana atau barang dari pemilik
dana atau barang pada penyimpan dana atau barang
dengan kewajiban pihak yang menerima titipan untuk
mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana
(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian
menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit and
loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue
sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya.
Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik
dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka
pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian
keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua
pemilik dana/ modal berdasarkan bagian dana/ modal
masing-masing.
27. PENGERTIAN UMUM
Murabahah adalah jual beli barang sebesar harga pokok
barang ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati.
Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan
dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih
dahulu secara penuh.
Istishna' adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu
yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan.
Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang
dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa;
Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan
kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman
secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
28. Investasi Syariah Dalam Pembangunan Negara
Berbagai Investasi Syariah Untuk Pembangunan
Negara
1. BUS, UUS , BPRS,
2. BMT, Koperasi Syariah
3. Wakaf Tunai
4. Badan Amil Zakat Nasional
5. DLL