Dokumen tersebut membahas tentang etika penelitian kualitatif dan kuantitatif yang melibatkan manusia. Terdapat 3 prinsip utama etika penelitian yaitu respek terhadap orang, kebajikan, dan keadilan. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengajuan surat kelayakan etik, prinsip-prinsip penelitian etis internasional, dan penerapan prinsip-prinsip etika penelitian dalam konteks penelitian ke
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranNandang Sunandar
Kelompok 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran dengan menganalisis nilai pelanggan, perencanaan strategi korporat dan divisi, perencanaan strategis unit bisnis, serta perencanaan produk yang mencakup sifat dan isi rencana pemasaran.
Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifAbdurrohim M.Pd.I
Dokumen ini membahas tentang sumber data, instrumen, dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Sumber data dapat berupa responden atau objek yang diamati, sedangkan teknik pengumpulannya meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dapat berupa partisipasi atau tidak terstruktur, sedangkan wawancara dibedakan menjadi mendalam dan terarah.
Tugas Kelompok 2 (Bab 2: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran)
Resume Buku "Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid I - Philip Kotler & Kevin Lane Keller"
Dokumen tersebut membahas tentang etika penelitian kualitatif dan kuantitatif yang melibatkan manusia. Terdapat 3 prinsip utama etika penelitian yaitu respek terhadap orang, kebajikan, dan keadilan. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengajuan surat kelayakan etik, prinsip-prinsip penelitian etis internasional, dan penerapan prinsip-prinsip etika penelitian dalam konteks penelitian ke
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranNandang Sunandar
Kelompok 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran dengan menganalisis nilai pelanggan, perencanaan strategi korporat dan divisi, perencanaan strategis unit bisnis, serta perencanaan produk yang mencakup sifat dan isi rencana pemasaran.
Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifAbdurrohim M.Pd.I
Dokumen ini membahas tentang sumber data, instrumen, dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Sumber data dapat berupa responden atau objek yang diamati, sedangkan teknik pengumpulannya meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dapat berupa partisipasi atau tidak terstruktur, sedangkan wawancara dibedakan menjadi mendalam dan terarah.
Tugas Kelompok 2 (Bab 2: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran)
Resume Buku "Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid I - Philip Kotler & Kevin Lane Keller"
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa awal kemerdekaan hingga masa Orde Lama, mencakup masa demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan beberapa perbedaan antara kedua sistem tersebut.
Demokrasi liberal merupakan sistem politik yang menganut kebebasan individu sesuai konstitusi. Kabinet-kabinet awal berusaha mempertahankan demokrasi liberal sambil mengatasi masalah keamanan dan ekonomi. Kabinet Djuanda berfokus pada pembangunan ekonomi melalui program Panca Karya. Akan tetapi, krisis demokrasi liberal memuncak hingga presiden beralih ke sistem Demokrasi Terpimpin.
Bab 2 membahas kehidupan politik dan ekonomi Indonesia pada masa awal kemerdekaan, masa demokrasi liberal, dan masa demokrasi terpimpin. Pada masa awal kemerdekaan, kehidupan politik Indonesia belum stabil karena berbagai faktor internal dan eksternal. Pada masa demokrasi liberal, sistem politik menganut demokrasi liberal tetapi sering terjadi pergantian kabinet. Pada masa demokrasi terpimpin, Soekarno memperkenalkan kon
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanZahra Rizky Fadilah
Dokumen ini membahas peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi di Indonesia setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tahun 1949-1960. Meliputi proses kembali ke NKRI, pemilu 1955, dampak dekret presiden 1959, serta hubungan pusat dan daerah yang berdampak pada ketidakstabilan politik nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang demokrasi liberal, kabinet-kabinet yang pernah memimpin Indonesia sejak merdeka sampai dengan masa demokrasi terpimpin, serta upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan kondisi ekonomi Indonesia yang masih sangat buruk setelah merdeka.
Demokrasi liberal di Indonesia dilaksanakan antara 1950-1957 dan ditandai dengan dominasi banyak partai politik. Pemerintahan menghadapi tantangan ekonomi dan keamanan. Demokrasi terpimpin antara 1959-1966 memberikan kekuasaan lebih besar kepada presiden dan menekankan nasionalisme. Sistem ini juga mengalami penyimpangan kekuasaan.
Bab ini menjelaskan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan, termasuk proses kembalinya NKRI, Pemilu 1955, Dekrit Presiden 1959 yang membubarkan Konstituante, dan dampak persaingan politik nasional seperti berbagai kabinet.
Demokrasi liberal melindungi hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dokumen ini membahas kabinet-kabinet Indonesia sejak merdeka sampai 1959, termasuk program dan tantangan ekonomi. Pelaksanaan demokrasi terpimpin memberikan kekuasaan besar kepada presiden.
Demokrasi liberal melindungi hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dokumen ini membahas kabinet-kabinet Indonesia sejak merdeka sampai 1959, termasuk program dan upaya untuk meningkatkan ekonomi nasional yang masih tersendat akibat berbagai faktor. Pemerintah melakukan berbagai kebijakan ekonomi untuk mengubah sistem kolonial menjadi sistem nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1950-1959. Pada masa ini terdapat tujuh orang perdana menteri yang memerintah dalam beberapa kabinet, yaitu kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda. Setiap kabinet memiliki program kerja namun umumnya jatuh dalam waktu singkat karena pertentangan
Kehidupan politik indonesia awal kemerdekaan sampai terpimpinsugay32
Pada masa awal kemerdekaan, politik Indonesia masih belum stabil karena persaingan partai dan gangguan keamanan. Pemerintah membentuk lembaga-lembaga negara dan daerah serta alat kelengkapan keamanan. Masa demokrasi liberal ditandai ketidakstabilan politik akibat pertarungan partai untuk kekuasaan, sementara demokrasi terpimpin mengalami penyimpangan kekuasaan presiden yang cenderung otoriter.
Dokumen tersebut membahas tentang masa demokrasi liberal di Indonesia mulai dari kabinet Mohammad Natsir (1950) hingga kabinet Djuanda (1959). Masa ini ditandai dengan lemahnya pemerintahan yang sering menghadapi mosi tidak percaya dari parlemen serta pergolakan di daerah. Puncak krisis demokrasi liberal terjadi pada masa kabinet Djuanda dengan munculnya pemberontakan PRRI/Permesta sebelum akhirnya Soek
Alat-alat kebudayaan Ngandong terbuat dari tulang dan batu yang ditemukan di lapisan Pleistosen atas, termasuk kapak genggam, belati, tombak, dan alat pengorek. Fosil Homo Wajakensis dan Homo Soloensis ditemukan pada lapisan yang sama, sehingga diperkirakan makhluk-makhluk ini mendukung kebudayaan Ngandong.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa awal kemerdekaan hingga masa Orde Lama, mencakup masa demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan beberapa perbedaan antara kedua sistem tersebut.
Demokrasi liberal merupakan sistem politik yang menganut kebebasan individu sesuai konstitusi. Kabinet-kabinet awal berusaha mempertahankan demokrasi liberal sambil mengatasi masalah keamanan dan ekonomi. Kabinet Djuanda berfokus pada pembangunan ekonomi melalui program Panca Karya. Akan tetapi, krisis demokrasi liberal memuncak hingga presiden beralih ke sistem Demokrasi Terpimpin.
Bab 2 membahas kehidupan politik dan ekonomi Indonesia pada masa awal kemerdekaan, masa demokrasi liberal, dan masa demokrasi terpimpin. Pada masa awal kemerdekaan, kehidupan politik Indonesia belum stabil karena berbagai faktor internal dan eksternal. Pada masa demokrasi liberal, sistem politik menganut demokrasi liberal tetapi sering terjadi pergantian kabinet. Pada masa demokrasi terpimpin, Soekarno memperkenalkan kon
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanZahra Rizky Fadilah
Dokumen ini membahas peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi di Indonesia setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tahun 1949-1960. Meliputi proses kembali ke NKRI, pemilu 1955, dampak dekret presiden 1959, serta hubungan pusat dan daerah yang berdampak pada ketidakstabilan politik nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang demokrasi liberal, kabinet-kabinet yang pernah memimpin Indonesia sejak merdeka sampai dengan masa demokrasi terpimpin, serta upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan kondisi ekonomi Indonesia yang masih sangat buruk setelah merdeka.
Demokrasi liberal di Indonesia dilaksanakan antara 1950-1957 dan ditandai dengan dominasi banyak partai politik. Pemerintahan menghadapi tantangan ekonomi dan keamanan. Demokrasi terpimpin antara 1959-1966 memberikan kekuasaan lebih besar kepada presiden dan menekankan nasionalisme. Sistem ini juga mengalami penyimpangan kekuasaan.
Bab ini menjelaskan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan, termasuk proses kembalinya NKRI, Pemilu 1955, Dekrit Presiden 1959 yang membubarkan Konstituante, dan dampak persaingan politik nasional seperti berbagai kabinet.
Demokrasi liberal melindungi hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dokumen ini membahas kabinet-kabinet Indonesia sejak merdeka sampai 1959, termasuk program dan tantangan ekonomi. Pelaksanaan demokrasi terpimpin memberikan kekuasaan besar kepada presiden.
Demokrasi liberal melindungi hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dokumen ini membahas kabinet-kabinet Indonesia sejak merdeka sampai 1959, termasuk program dan upaya untuk meningkatkan ekonomi nasional yang masih tersendat akibat berbagai faktor. Pemerintah melakukan berbagai kebijakan ekonomi untuk mengubah sistem kolonial menjadi sistem nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1950-1959. Pada masa ini terdapat tujuh orang perdana menteri yang memerintah dalam beberapa kabinet, yaitu kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda. Setiap kabinet memiliki program kerja namun umumnya jatuh dalam waktu singkat karena pertentangan
Kehidupan politik indonesia awal kemerdekaan sampai terpimpinsugay32
Pada masa awal kemerdekaan, politik Indonesia masih belum stabil karena persaingan partai dan gangguan keamanan. Pemerintah membentuk lembaga-lembaga negara dan daerah serta alat kelengkapan keamanan. Masa demokrasi liberal ditandai ketidakstabilan politik akibat pertarungan partai untuk kekuasaan, sementara demokrasi terpimpin mengalami penyimpangan kekuasaan presiden yang cenderung otoriter.
Dokumen tersebut membahas tentang masa demokrasi liberal di Indonesia mulai dari kabinet Mohammad Natsir (1950) hingga kabinet Djuanda (1959). Masa ini ditandai dengan lemahnya pemerintahan yang sering menghadapi mosi tidak percaya dari parlemen serta pergolakan di daerah. Puncak krisis demokrasi liberal terjadi pada masa kabinet Djuanda dengan munculnya pemberontakan PRRI/Permesta sebelum akhirnya Soek
Alat-alat kebudayaan Ngandong terbuat dari tulang dan batu yang ditemukan di lapisan Pleistosen atas, termasuk kapak genggam, belati, tombak, dan alat pengorek. Fosil Homo Wajakensis dan Homo Soloensis ditemukan pada lapisan yang sama, sehingga diperkirakan makhluk-makhluk ini mendukung kebudayaan Ngandong.
1. Jaringan epidermis adalah lapisan jaringan paling luar pada tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung.
2. Terdiri atas satu lapis sel rapat yang tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga stomata.
3. Melakukan pertukaran gas dan air serta mensekresi getah melalui berbagai modifikasi sesuai letak organ.
Kelompok ibu-ibu sosialita adalah kelompok informal yang terbentuk dari ibu-ibu berlatar belakang beragam yang menyukai kegiatan sosial. Mereka memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan rela berkorban demi kelompok, dengan tujuan untuk saling berbagi dan menyelesaikan tugas bersama. Interaksi antaranggota penting untuk proses pembelajaran dan transfer ilmu meski terkadang menimbulkan konflik sementara.
The document lists the names of 28 teams participating in a travelling competition. Each team includes 10 student members and 2 official members. A total of approximately 300 students and 56 officials are participating across the 28 teams.
Este documento proporciona una lista de 12 estudiantes y un oficial de 27 escuelas secundarias diferentes que participarán en un viaje de estudios. Incluye el nombre de la escuela, los nombres de los estudiantes y el oficial a cargo de cada escuela.
Sosiologi berawal dari perubahan masyarakat di Eropa pada abad ke-19 akibat Revolusi Industri dan Perancis. Auguste Comte dianggap sebagai bapak sosiologi modern yang mempelajari masyarakat dengan pendekatan ilmiah. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi peristiwa besar seperti imigrasi dan urbanisasi.
Dalam tiga kalimat:
Dokumen menjelaskan dalil Stewart untuk menemukan garis CD yang membagi segmen AB secara proporsional. Rumus (CD2)(AB) = (BC2)(AD) + (AC2)(BD) – (AD)(BD)(AB) digunakan untuk menemukan panjang CD, dengan contoh soal AB = 10 cm, CB = 12 cm, AC = 6 cm, DB = 7 cm dimana didapat panjang CD = 6,9 cm.
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerahWijining Putri
Dokumen ini membahas tentang partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah. Masyarakat memainkan peran penting dalam pelaksanaan otonomi daerah untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Partisipasi masyarakat diartikan sebagai kesadaran untuk membantu pemerintah dalam program yang ditetapkan tanpa mengorbankan kepentingan sendiri. Pendapat ahli menyebutkan beberapa bentuk partisipasi
Dokumen tersebut membahas tentang hukum pemantulan cahaya, jenis-jenis pemantulan cahaya, dan sifat pemantulan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Hukum pemantulan cahaya menyatakan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul, dan cermin datar membentuk bayangan yang tegak, berlawanan arah, dan ukurannya sama dengan benda. Cermin cekung dapat menumpukan cahaya p
Dokumen ini membahas tentang keanekaragaman tingkat spesies pada berbagai kelompok organisme seperti tumbuhan, hewan, dan anggrek. Meskipun spesies-spesies dalam satu famili memiliki ciri dasar yang sama, terdapat perbedaan signifikan dalam ukuran, bentuk, tingkah laku, dan struktur antar spesies tersebut. Hal ini menunjukkan adanya variasi genetik yang mendukung keberagaman hayati.
Dokumen menjelaskan berbagai contoh keanekaragaman genetik pada tingkat spesies yang terlihat dari perbedaan warna, bentuk, dan ciri fisik, seperti variasi warna dan jenis bulu pada hewan ternak dan peliharaan, serta warna dan bentuk bunga dan buah pada tanaman.
1. Pertempuran terjadi antara pasukan sekutu dan rakyat Indonesia di berbagai wilayah karena penyimpangan pasukan sekutu dari tugas awalnya.
2. Semangat anti-kolonialisme rakyat Indonesia semakin tinggi akibat provokasi dari NICA dan KNIL.
3. Pertempuran-pertempuran tersebut mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan agresi militer Belanda.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
3. Peran KMB
Indonesia memang telah merdeka, namun belanda tetap datang dan
melakukan perlawanan. Usaha untuk meredam perlawanan dengan jalan
kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda dan Indonesia kemudian
mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah secara
diplomasi. Salah satunya adalah KMB yang dilaksanakan di Den Haag,
Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949.
4. Hasil KMB Indonesia menjadi
negara federal dengan
nama Republik
Indonesia Serikat (RIS).
Hutang bekas
pemerintah Hindia
Belanda ditanggung
oleh RIS.
RIS dan kerajaan
Belanda bergabung
yang merupakan Uni
Indonesia-Belanda di
bawah Ratu Belanda
sebagai Kepala Uni.
Penyerahan Irian
Barat dilaksanakan
satu tahun setelah
KMB.
Pengakuan
kedaulatan
dilaksanakan akhir
tahun 1949.
5. Demokrasi
parlementer atau/
liberal adalah
pemerintahan
dimana parlemen
memiliki peranan
penting dalam
pemerintahan
Ciri demokrasi liberal :
1. Presiden dan wapres tidak
dapat diganggu gugat
2. Presiden berhak
membubarkan DPR
3. Menteri bertanggung jawab
terhadap kebijakan
4. Perdana Mentri diangkat
oleh Presiden
Demokrasi Liberal 1950-1959
7. KABINET MUHAMMAD NATSIR
(6 September 1950 – 21 Maret 1951)
Program :
Meningkatkan keamanan dan
ketentraman.
Mencapai konsolidasi dan
menyempurnakan susunan pemerintahan.
8. KABINET SUKIMAN WIRYOSANJOYO
(27 April 1951 – 3 April 1952)
Program :
Menjamin keamanan dan ketentraman
Mengusahakan kemakmuran rakyat dan
memperbaharui hukum agraria agar
sesuai dengan kepentingan petani.
9. KABINET WILOPO
(3 April 1952 – 3 Juni 1953)
Program :
Dalam negeri : Menyelenggarakan
pemilihan umum (konstituante, DPR, dan
DPRD), meningkatkan kemakmuran
rakyat, meningkatkan pendidikan rakyat,
dan pemulihan keamanan.
Luar negeri : Penyelesaian masalah
hubungan Indonesia-Belanda,
Pengembalian Irian Barat ke pangkuan
Indonesia, serta menjalankan politik luar
negeri yang bebas-aktif.
10. KABINET ALI SASTROAMIJOYO I
(31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
Kabinet ini merupakan koalisi antara
PNI dan NU.
Program :
Meningkatkan keamanan dan
kemakmuran serta segera
menyelenggarakan Pemilu.
Pembebasan Irian Barat secepatnya.
11. KABINET BURHANUDDIN HARAHAP
(12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
Program :
Melaksanakan pemilihan umum menurut
rencana yang sudah ditetapkan dan
mempercepat terbentuknya parlemen
baru
Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan
politik luar negeri bebas aktif.
12. KABINET ALI SASTROAMIJOYO
(20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
Program :
Perjuangan pengembalian Irian Barat
Pembentukan daerah-daerah otonomi
dan mempercepat terbentuknya
anggota-anggota DPRD.
13. KABINET DJUANDA
( 9 April 1957- 5 Juli 1959)
Program :
Membentuk Dewan Nasional
Normalisasi keadaan Republik
Indonesia
Melancarkan pelaksanaan
Pembatalan KMB
Perjuangan pengembalian Irian
Jaya
Mempergiat/mempercepat proses
Pembangunan
14. Dampak Demokrasi Parlementer pada
Politik Indonesia
Pembangunan tidak berjalan lancar karena Kabinet selalu silih berganti
Masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai
atau golongannya.
Tidak ada partai yang dominan maka seorang kepala negara terpaksa
bersikap mengambang diantara kepentingan banyak partai. Maka
pengambil keputusan itu menjadi tidak ada.. Karena tidak ada partai yang
pionir (pelopor),
Dalam sistem multipartai tidak pernah ada lembaga legislatif, yudikatif dan
eksekutif yang kuat, sehingga tidak ada pemerintahan yang efektif.