SlideShare a Scribd company logo
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                                             Bab I
                      Ilmu Kimia, Pengukuran dan Materi

Kompetensi Dasar
□ Mampu menerapkan konsep dasar metode ilmiah, pengukuran, materi dan energi, sifat materi
   unsur senyawa dan campuran dan pemisahan campuran.


I.1 Ilmu Kimia
       Pernahkah kita memikirkan tentang persitiwa alam yang terjadi di sekitar kita?.
Terkadang muncul di dalam benak kita berbagai pertanyaan tentang penyebab peristiwa yang
terjadi di alam ini. Misalnya, mengapa kalau kita meletakan besi di ruang terbuka dan dalam
kondisi lembab lama-kelamaan akan menjadi berkarat?. Apa yang menyebabkan makanan
menjadi basi?. Bagaimana terbentuknya rasa manis pada tape dari ketan yang kondisi awalnya
tidak berasa?, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita heran.
       Berbagai pertanyaan tentang peristiwa yang terjadi di alam semesta ini dapat dijelaskan
secara teoritis sesuai dengan batas kemampuan manusia. Fenomena-fenomena tersebut dapat
dijelaskan dari segi Ilmu Kimia. Perisiwa-peritiwa yang telah kita sebutkan itu merupakan
peristiwa-peristiwa kimia, walaupun kita juga dapat meninjaunya dari disiplin ilmu yang lain.
       Mungkin kebanyakan dari kita sudah familiar dengan kata ”Kimia”. Tetapi masih banyak
yang belum mengerti tentang Kimia itu sendiri. Kalau mendengar kata ”Kimia” banyak yang
membayangkannya      dengan    bahan-bahan     kimia     yang   berbahaya   dan   beracun   atau
mengidentikannya dengan reaksi-reaksi zat yang menimbulkan fenomena yang khas seperti
timbulnya ledakan dan perubahan warna yang mencolok. Bahkan ada yang mengidentikan kimia
dengan bom. Sebenarnya anggapan ini hanyalah bagian kecil dari cakupan kimia.
       Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kimia berasal dari Bahasa
Yunani "alkimia". Ilmu Kimia dapat kita artikan sebagai Cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam
yang mempelajari sifat-sifat dan kondisi materi yaitu komposisi dan struktur materi serta
perubahan-perubahan yang terjadi pada materi tersebut.
       Untuk lebih memahami cakupan Ilmu Kimia tersebut, kita juga perlu memahami istilah
materi, komposisi, dan struktur materi. Materi merupakan segala sesuatu di alam semesta ini




                                             Page 1
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


yang memiliki masa dan menempati ruang. Istilah materi secara detail akan dijelaskan pada
bagian berikutnya.
       Istilah komposisi menyatakan jenis dan jumlah komponen yang menyusun suatu materi.
Kita bisa mengambil suatu contoh untuk zat air. Air tersusun atas unsur Hidrogen dan Oksigen.
Jumlah atom Hidrogen yang menyusun air adalah 2 buah dan jumlah atom Oksigennya 1.
perbandingan masa antar Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah 2 : 16 atau 1 : 8.
       Sedangkan istilah struktur menyatakan susunan/letak/posisi komponen-komponen
penyusun materi. Suatu senyawa tersusun atas atom-atom penyusun dengan penataan yang
spesifik. Penataan ini memungkinkan terbentuknya geometri molekul dalam bentuk 3 dimensi.
       Dari pernyataan tersebut, sekarang kita dapat mengetahui bahwa cakupan Kimia tidak
sesempit yang kita bayangkan selama ini. Setiap hari kita selalu berhubungan dengan kimia.
Badan kita, makanan yang kita makan, dan lingkungan kita adalah zat kimia. Segala sesuatu
yang ada di alam ini adalah zat kimia. Sehingga kita bisa menyatakan bahwa ”Everything is
Chemistry”.
       Karena setiap hari kita selalu berhubungan dengan zat kimia, sudah semestinya kita harus
mempelajari Ilmu Kimia untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam ini.
Sayangnya antusiasme kita dalam belajar kimia bukan karena rasa keingintahuan kita atau bukan
karena kita adalah makhluk yang haus akan informasi, tetapi lebih karena tuntutan kurikulum
yang mewajibkan kita belajar kimia.
       Seperti yang sudah dinyatakan bahwa kita tidak bisa lepas dari kimia. Tidak
mengherankan apabila disiplin ilmu lain juga mempelajari kimia, dan harusnya memang seperti
itu. Biologi, Fisika dan ilmu terapan seperti Farmasi, Kedokteran, Teknik, Pertanian dan lain-lain
memerlukan pemahaman tentang kimia dalam mengkaji bidang tersebut. Karena peranannya ini,
maka kimia disebut sebagai ”Central Sciences”. Meskipun begitu, dalam mempelajari kimia,
kita juga tidak bisa lepas dari disiplin ilmu lainnya karena semua ilmu itu saling terkait.


I.2 Metode Ilmiah (Scientific Method)
       Akhir-akhir ini, perkembangan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Para
ilmuwan telah berjasa dalam mengungkapkan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang
sebelumnya masih menjadi tanda tanya. Dalam mencari jawaban atas permasalahan, seorang
ilmuwan bisa saja melakukan pendekatan yang berbeda dengan pendekatan yang dilakukan



                                              Page 2
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


ilmuwan lain terhadap suatu permasalahan yang sama. Meskipun demikian, terdapat pedoman
umum dalam pendekatan suatu permasalahan yang kita sebut dengan ”Metode Ilmiah”.
       Dalam melakukan pendekatan permasalahan dengan Metode Ilmiah terdapat beberapa
langkah yang dilalui yaitu :
   1. Observasi (Pengamatan)      masalah
   2. merumuskan Hipotesis (dugaan sementara)
   3. melakukan percobaan
   4. menarik kesimpulan
   5. Publikasi
    Metode ilmiah diawali dengan adanya suatu permasalahan yang ditemui dari pengamatan
atau observasi. Permasalahan yang ditemui didukung oleh informasi dan data-data yang ada.
Dari data-data dan informasi yang mempertegas permasalahan tersebut, dicoba untuk membuat
dugaan sementara yang disebut dengan Hipotesis. Selanjutnya kita mendesain suatu eksperimen
untuk membuktikan hipotesis yang kita ajukan. Dari sejumlah observasi dan eksperimen, kita
bisa membuat suatu pernyataan tunggal atau suatu persamaan yang dikenal dengan Hukum
Ilmiah. Suatu hukum ilmiah merupakan pernyataan ringkas secara verbal atau suatu persamaan
matematika sebagai kesimpulan dari beberapa observasi dan eksperimen. Dari eksperimen yang
telah kita lakukan, kita menganalisis dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hipotesis
yang kita ajukan berdasarkan hukum-hukum yang berlaku. Setelah dilakukan analisis, sampailah
pada tahap penarikan kesimpulan yang selanjutnya dapat melahirkan suatu Teori. Suatu teori
merupakan penjelasan prinsip umum terhadap penomena tertentu dengan mempertimbangkan
alasan dan fakta yang mendukungnya. Hasil yang diperoleh tidak akan bermanfaat apabila tidak
diinformasikan pada publik, sehingga perlunya adanya Publikasi. Hal ini untuk mendorong
pengembangan ilmu pengetahuan.


I.3 Pengukuran
       Dalam mempelajari zat atau materi, kita perlu mengetahui sifat-sifatnya, sehingga kita
perlu menentukannya melalui pengukuran. Di dalam Fisika, mengukur mengandung pengertian
suatu kegiatan yang bertujuan untuk membandingkan suatu besaran dengan suatu satuan.
Besaran merupakan sesuatu yang memiliki nilai dan satuan. Sedangkan satuan adalah suatu
pembanding dalam pengukuran.



                                            Page 3
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


       Di tinjau dari satuannya, besaran dibedakan menjadi 2 yaitu : besaran pokok dan
besaran turunan. Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya didefinisikan sendiri. Misalnya
panjang, masa, waktu, arus listrik, temperatur, banyaknya zat, dan intensitas cahaya. Sedangkan
besaran turunan adalah Besaran yang satuanya diturunkan dari besaran pokok. Misalnya : luas,
masa jenis, energi dan lain-lain.
       Jumlah total angka yang diperoleh pada pengukuran disebut angka signifikan. Misalnya
hasil pengukuran panjang suatu benda adalah 1,25m. Hasil pengukuran ini mengandung 3 angka
signifikan.
Beberapa aturan dalam menentukan angka signifikan :
1. Semua bilangan bukan nol adalah angka signifikan. Misal 8,257 memiliki 4 angka signifikan.
2. Semua bilangan nol yang terletak di antara bilangan bukan nol adalah angka signifikan.
   Misal 5,0897 memiliki 5 angka signifikan.
3. Bilangan nol yang terletak di sebelah kiri suatu bilangan, bukan angka signifikan. Misalnya
   0,0075 memiliki 2 angka signifikan yaitu 7 dan 5.
4. Bilangan nol yang terletak di sebelah kanan suatu bilangan, mungkin merupakan angka
   signifikan, mungkin juga bukan. Misalnya hasil suatu pengukuran berat benda adalah
   25800gr. Nilai ini bisa mengandung 3 angka signifikan, bisa juga 5. Di katakan kemungkinan
   mengandung 3 angka signifikan karena kemungkinan hasil pengukuran tidak tepat 25800gr.
   Mungkin berada pada rentang 25751gr sampai 25849gr. Untuk meyakinkan bahwa nilai
   25800 mengandung 3 angka signifikan, maka perlu dituliskan dalam notasi eksponensial
   yaitu 2,58.104 gr.
   Apabila nilai yang terukur tepat 25800gr, maka juga harus dituliskan dengan notasi
   eksponensial 2,5800.104gr, sehingga jumlah angka signifikannya tidak meragukan yaitu 5.


       Angka signifikan terdiri dari angka pasti (certain) dan angka perkiraan (estimate).
Nilai 1,25 mengandung 2 angka pasti (1 dan 2) dan 1 angka perkiraan (5). Nilai perkiraan ini
merupakan angka ketidakpastian. Hal ini disebabkan keterbatasan suatu alat yang digunakan
dalam pengukuran dan perbedaan seseorang dalam melakukan pengukuran. Nilai pengukuran
panjang suatu benda menggunakan mistar akan berbeda dengan nilai pengukuran dengan
menggunakan jangka sorong, atau nilai berat suatu zat yang ditimbang dengan neraca analtik
oleh seseorang akan berbeda dengan nilai berat zat tersebut yang ditimbang oleh orang lain



                                            Page 4
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


       Hasil pengukuran yang kita peroleh biasanya dipakai untuk menghitung besaran lainnya.
Dalam perhitungan ini kita harus hati-hati supaya hasil yang kita peroleh tidak mengandung
angka pasti yang lebih banyak daripada hasil yang kita inginkan. Misalnya pada perhitungan
dengan kalkulator. Hasil perhitungan dengan kalkulator mengandung jumlah angka pasti yang
lebih besar daripada data yang dioperasikan.
   Beberapa aturan dalam menentukan angka signifikan dalam perhitungan yaitu :
1. Pada pengalian dan pembagian : jumlah angka signifikan hasil pengalian dan pembagian
   adalah sama dengan jumlah angka signifikan paling sedikit dari data yang dioperasikan.
   Contoh latihan I.1 :
   Tentukan volume suatu wadah dengan jumlah angka signifikan yang benar apabila diketahu
   panjang benda = 2,34 cm., lebar benda 2,2478cm dan tinggi benda 1,1cm.


   Penyelesaian :
   Angka signifikan yang paling sedikit adalah 2 yaitu pada data tinggi, sehingga hasilnya harus
   mengandung 2 angka signifikan.
   Volume = p x l x t
            = 1,34cm x 2,2478cm x 2,1cm
            = 6,3 cm3 (mengandung
2. Penjumlahan dan pengurangan
   Jumlah angka di belakang koma hasil penjumlahan dan pengurangan adalah sama dengan
   jumlah angka di belakang koma yang paling sedikit dari suatu data yang dioperasikan.
   Contoh latihan I.2 :
   Tentukan hasil penjumlahan dari 2,3231; 3,21 dan 4,211!


   Penyelesaian :
            2,3231
            3,21
            4,211
            9,7441
   Jumlah angka di belakang koma yang paling sedikit adalah 2 (pada 3,21) maka hasil
   penjumlahan harus mengandung 2 angka di belakang koma yaitu
   9,74




                                               Page 5
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


3. Pembulatan
   Untuk memperoleh hasil seperti pada aturan 1 dan 2, kita perlu melakukan pembulatan.
   Adapun aturan dalam pembulatan yaitu :
   □ Bila jawaban kita berakhir dengan angka yang lebih besar dari 5, maka angka didepannya
       dibulatkan dengan menjumlahkan angka tersebut dengan 1. Misalnya hasil yang kita
       peroleh adalah 3,237 dan harus mengandung 3 angka signifikan, maka nilai tersebut
       harus dibulatkan menjadi 3,24.
   □ Bila jawaban kita berakhir pada angka yang lebih kecil 5, maka angka di depannya tidak
       perlu ditambah 1. Misalnya hasil perhitungan adalah 4,134 dan harus mengandung 1
       angka di belakang koma, maka hasil tersebut menjadi 4,1.
   □ Bila jawaban kita berakhir dengan angka 5, maka angka di depannya dibulatkan dengan
       menjumlahkannya dengan 1 apabila angka di depannya ini ganjil, dan tidak perlu
       dijumlahkan dengan 1 apabila angka di depannya genap. Misal 8,65 bisa dibulatkan
       menjadi 8,6; dan nilai 8,75 bisa dibulatkan menjadi 8,8.


Telah dinyatakan bahwa pengukuran yang dilakukan oleh seseorang tidak menghasilkan nilai
yang tepat sesuai dengan nilai sebenarnya, tetapi bisa mendekati nilai tersebut. Seberapa dekat
hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya disebut dengan Akurasi. Sedangkan
tingkat kedekatan suatu hasil pengukuran dengan pengukuran sebelum atau sesudahnya disebut
Presisi.




              a                           b                       c
   Gambar 1 tingkat akurasi dan presisi suatu pengukuran, (a)Akurasi dan presisi
   bagus, (b)Akurasi jelek, presisi bagus, (c) Akurasi dan presisi jelek




                                              Page 6
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


I.4 Materi dan energi
Materi
         Materi adalah segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang. Istilah masa
berbeda dengan berat, namun seringkali kita menyamakannya. Masa menyatakan ukuran
kuantitas terkait dengan komponen-komponen materi tersebut. Masa suatu materi di mana-mana
adalah tetap, tidak bergantung pada tempatnya. Sedangkan berat adalah suatu gaya yang dialami
suatu materi karena adanya percepatan gravitasi. Nilai percepatan gravitasi berbeda-beda sesuai
dengan tempatnya oleh karena itu berat suatu materi juga berbeda-beda tergantung pada
tempatnya. Percepatan gravitasi di bulan lebih kecil dibandingkan percepatan gravitasi di bumi,
sehingga berat benda di bulan lebih ringan dibandingkan berat benda di bumi.
         Hubungan antara masa dan berat dapat dinyatakan sebagai berikut :
                                               W = m.g


W adalah gaya yang dialami benda (berat benda) dalam satuan Newton (N) atau satuan gaya
yang lain.
m adalah masa benda satuannya kg atau satuan masa yang lain
g adalah percepatan gravitasi dalam satuan m/s2 atau satuan percepatan yang lain.


Energi
         Istilah energi sudah tidak asing lagi bagi kita dan sudah kita pakai sehari-hari. Kita sering
mengucapkan ”tidak punya energi” apabila kita belum makan. Bahkan untuk saat ini dunia pada
umumnya dan Indonesia khusunya sedang mengalami krisis energi. Apakah sebenarnya energi
tersebut?. Apakah sesederhana yang sering kita sebutkan sehari-hari. Begitu luasnya cakupan
dan pembahasan tentang energi sehingga dalam kimia dibahas tersendiri dalam cakupan bidang
sendiri yaitu Termodinamika.
         Secara sederhana, energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Ada
beberapa bentuk energi yang kita kenal yaitu energi potensial, energi kinetik, energi listrik,
energi cahaya, energi panas, dan energi nuklir. Sesuai dengan bunyi hukum kekekalan energi
bahwa energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, maka suatu bentuk energi
sebenarnya berasal dari bentuk energi yang lain.




                                               Page 7
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


       Setiap perubahan materi selalu diikuti oleh perubahan bentuk energi. Jadi erat kaitannya
antara materi dan energi. Hubungan ini dirumuskan dalam persamaan einstein sebagai berikut :
                                            E = m.c2
E adalah energi dalam satuan Joule atau satuan energi yang lain.
m adalah masa zat/materi dalam satuan kg atau satuan masa lainnya.
c adalah kecepatan cahaya yang nilai 3.108 m/s.


I.5 Sifat materi
       Sifat-sifat suatu materi bergantung pada komposisi penyusun materi tersebut. Sifat materi
meliputi sifat fisika dan sifat Kimia. Sifat fisika suatu materi dapat diukur dan ditentukan tanpa
mengubah komposisi atau identitas materi tersebut. Contoh sifat fisika adalah titik didih, titik
lebur, densitas (kerapatan), warna, kekentalan dan lain-lain. Sifat kimia terkait dengan perubahan
kimia. Perubahan kimia merupakan perubahan suatu materi menjadi materi lain di mana materi
yang terbentuk tidak bisa berubah kembali menjadi materi asalnya secara alami. Contoh
perubahan kimia adalah kertas yang dibakar, proses pembuatan tape dan masih banyak lagi
perubahan yang lain. Sifat kimia suatu materi yang terkait dengan perubahan kimia misalnya
kestabilan suatu zat yang terkait dengan reaktifitasnya.
       Tabel 1 : Sifat Fisika dan Kimia Materi
                     SIFAT FISIKA
                                                           SIFAT KIMIA
              kualitatif         Kuantitatif
            Keadaan fisik    Titik lebur           Reaktifitas terhadap air
            warna            Titik didih           Reaktifitas terhadap udara
            Bau              Kerapatan             Reaktifitas terhadap Oksigen murni
            Bentuk kristal   Kelarutan             Reaktifitas terhadap asam
            kelunakan        Daya hantar listrik   Raktifitas terhadap zat murni
            Daya tahan       Daya hantar panas     Kemudahan untuk terbakar
            Kekerasan                              Toksisitas
            kecerahan                              dekomposisi

       Semua sifat-sifat materi yang dapat diukur digolongkan menjadi dua yaitu sifat ekstensif
dan sifat intensif. Sifat ekstensif merupakan sifat materi yang tergantung pada kuantitasnya.
Misalnya masa dua buah benda merupakan penjumlahan masa benda pertama dan masa benda
kedua. Sedangkan sifat intensif adalah sifat materi yang tidak bergantung pada jumlah




                                             Page 8
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


materinya. Misalnya titik didih 1 gelas air dengan titik didih 10 gelas air adalah sama yaitu
100oC.
          Sifat suatu materi juga bisa di kenali dari wujudnya. Ada 3 wujud materi yang kita kenal
yaitu :
1. Gas,
   Yang memiliki ciri :
   • Jarak antar partikel berjauhan dan tidak teratur.
   • Daya tarik antar partikel sangat lemah
   • Memenuhi ruangan yang ditempati
   • Bentuknya sesuai dengan wadahnya
   • Mudah ditekan (dikompres)
2. Cair
   Ciri-cirinya :
   • Jarak antar partikelnya lebih dekat dan susunannya lebih teratur dibandingkan partikel
       gas.
   • Daya tarik antarpartikelnya lebih kuat dibandingkan partikel gas.
   • Bentuknya sesuai dengan wadah yang ditempatinya
   • Tidak bisa dikompres




3. Padat
   Ciri-cirinya :
   • Jarak antarpartikelnya berdekatan dan susunannya teratur.
   • Daya tarik antarpartikelnya sangat kuat.
   • Bentuknya tetap tidak bergantung wadahnya
   • Tidak bisa dikompres.

Materi dapat mengalami perubahan yaitu menjadi gas, cair dan padat.




                                              Page 9
Kimia Dasar, I Nyoman Candra



                                         1
           PADAT                                                  CAIR
                                          2

                             3                              5
                       4                                          6

                                              GAS
       Keterangan :
       1. Melebur
       2. Membeku
       3. Menyublim
       4. Deposisi
       5. Mengembun
       6. menguap

                                     Gambar 2 : Perubahan Wujud
I.6 Unsur, senyawa dan campuran
       Unsur adalah Materi/Zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih
sederhana.Tiap unsur hanya dibangun oleh satu jenis atom. Misalnya unsur Oksigen (O2), unsur
Hidrogen (H2), unsur Karbon (C), dan lain-lain.
       Senyawa adalah Zat yang dibangun oleh dua unsur atau lebih unsur dengan perbandingan
tertentu.Misalnya : H2O, CO2, H2SO4 dan lain-lain. Senyawa merupakan suatu molekul. Molekul
digolongkan menjadi molekul unsur dan molekul senyawa. Disebut molekul unsur apabila unsur
yang membentuk molekul tersebut, jenisnya sama. Misalnya H2, O2, S8 merupakan molekul
unsur. Sedangkan disebut molekul senyawa (senyawa saja) apabila unsur yang membentuk
molekul tersebut, berbeda.
   Campuran adalah Gabungan dua atau lebih zat tunggal dengan perbandingan sembarang.
Campuran ada 2 macam yaitu :
1. Campuran Homogen (LARUTAN) adalah Penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang
   semua partikel menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Contohnya Etanol dalam air
2. Campuran Heterogen adalah Penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang tidak menyebar
   merata pada semua bagian, sehingga masih dapat dibedakan komponen-komponennya.
   Contohnya : Minyak dengan air, Pasir dengan air

Klasifikasi materi



                                              Page
                                              10
Kimia Dasar, I Nyoman Candra




                                 Materi


                tidak                                   Ya
                             Apakah seragam
                             di semua bagian

           Campuran                                           Homogen
           Heterogen

                                         tidak          Bisakah dipisahkan    Ya
                                                        dengan alat secara
                                                               fisik
                               Zat murni                                           Campuran
                                                                                   Homogen
                                                                                    (larutan)

                tidak                                Ya
                         Bisakah didekomposisikan
                          menjadi zat lain melalui
                               proses kimia



          unsur                                              senyawa


                                   Gambar 3 Klasifikasi Materi




I.7 Pemisahan campuran
   Pemisahan campuran intinya adalah memisahkan komponen-kompoen yang menyusun suatu
campuran berdasarkan perbedaan sifat-sifat komponen-komponen tersebut, bergantung atas
Jenis, Wujud, dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Ada beberapa teknik
pemisahan campuran diantaranya :
1. Destilasi, yaitu teknik pemisahan yang didasarkan atas perbedaan titik didih komponen-
   komponen penyusun campuran. Misalnya pemisahan campuran antara teh dengan air,
   pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi, dan masih banyak lagi campuran yang bisa dipisahkan
   secara destilasi. Suatu campuran lebih mudah dipisahkan apabila komponen-komponen
   penyusun campuran tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup signifikan.


                                                 Page
                                                 11
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


2. Rekristalisasi yaitu pemisahan yang didasarkan atas perbedaan titik beku komponen-
   komponen campuran. Contoh pemisahan secara kristalisasi yaitu pemisahan campuran garam
   KNO3 dengan KCl.
3. Ekstraksi yaitu teknik pemisahan campuran yang didasarkan perbedaan kelarutan
   komponen-komponen campuran dalam pelarut yang berbeda
4. Kromatografi, yaitu Pemisahan Campuran yang didasarkan perbedaan interaksi komponen-
   komponen campuran di dalam fase diam dan fase gerak.




Latihan Soal-soal
1. Sesuai dengan pengetahuan anda seputar kimia, sebutkan lima hal di mana kimia atau proses
   kimia mempengaruhi kehidupan anda!.
2. Gambarkan dalam bentuk diagram yang menunjukan hubungan antara ilmu pengetahuan,
   teknologi, sosial dan lingkungan!
3. Tentukan berapa jumlah angka signifikan dari nilai berikut! :
   a)   24.7 kg
   b) 0.247 01 L
   c)   8.930 ⋅ 105 km
   d) 0.0003 mL
4. Jelaskan apa perbedaan antara presisi dan akurasi!
5. Lengkapi perhitungan berikut dengan jumlah angka signifikan yang tepat!
   a)   5.672 g + 92.21 g
   b) 32.34 km ⋅ 93.1 km
   c)   11.2 g  92 mL



6. Kelompokan persitiwa berikut ke dalam perubahan kimia atau perubahan fisika!, jelaskan
   dengan alasan anda!.
   a) Tanaman yang tumbuh dari bibit yang kita tanam dan kita pelihara
   b) Keringat yang menguap untuk menjaga suhu tubuh sama dengan suhu lingkungan
   c) Tubuh kita mencerna makanan untuk menghasilkan energi yang kita butuhkan
   d) Bunga es yang terbentuk pada sisi lemari es.


                                            Page
                                            12
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


7. Tuliskan tiga campuran yang biasa anda gunakan
   a) Jelaskan bagaimana anda mengetahui bahwa zat tersebut adalah campuran!
   b) Kelompokan tiap campuran tersebut ke dalam campuran homogen dan campuran
      heterogen!
8. Kelompokan zat berikut menjadi zat murni atau campuran, apabila campuran tentukan
   apakah campuran homogen atau heterogen!
   a) Udara
   b) Juice tomat
   c) Kristal iodin
   d) Pasir+air
9. Sarankan suatu metode untuk memisahkan tiap-tiap campuran berikut !
   a) Gula dan pasir
   b) Besi dengan sulfur
10. Suatu padatan zat putih A dipanaskan secara kuat dengan keberadaan Oksigen. Zat ini
   terdekomposisi menjadi zat baru B yang berwarna putih dan gas C. gas ini memiliki sifat
   yang sama dengan gas yang dihasilkan ketika karbon dibakar dengan Oksigen berlebih.
   Berdasarkan informasi tersebut, dapatkah kita menentukan apakah padatan A, padatan B dan
   gas C adalah unsur atau senyawa?. Jelaskan kesimpulan anda untuk tiap-tiap zat!




                                           Page
                                           13
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                                          Bab I I
                                   STOKIOMETRI

Kompetensi Dasar
 Mampu menjelaskan Hukum Dasar Kimia
 Menerapkan konsep stoikiometri dalam perhitungan Kimia


       Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan
metron yang berarti mengukur. Dari asal katanya ini stokiometri dapat diartikan sebagai bidang
ilmu kimia yang membahas hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
       Stokiometri sangat berperanan penting dalam mempelajari ilmu kimia secara kuantitatif.
Perhitungan-perhitungan yang terkait kuantitas materi dalam reaksi harus didasarkan atas
stokiometri. Peranan stokiometri yang tampak nyata adalah perhitungan konsentrasi suatu materi
di alam ini. Misalkan penghitungan konsentrasi logam-logam berat di dalam air, penghitungan
persen hasil (rendemen) suatu zat, pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dan masih
banyak lagi.


II. 1 Hukum Dasar Kimia
       Pembahasan tentang stokiometri ini diawali dengan pembahasan tentang Hukum Dasar
Kimia. Ini penting kita ketahui sebagai dasar kita mempelajari kimia. Terkait dengan
stokiometri, hukum dasar yang akan kita pelajari di sini adalah : hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda,


II.1.1. Hukum kekekalan massa
       Hukum kekekalan masa disebut juga hukum hukum lavoisier karena hukum ini pertama
kali dikemukan oleh Antoine Lavoiser. Hukum kekalan masa menyatakan bahwa pada reaksi
kimia, masa zat pereaksi sama dengan masa zat hasil reaksi.
Misalnya : Pada reaksi pembentukan molekul air.
                             Gas Hidrogen + Gas Oksigen       Air




                                            Page
                                            14
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Masa Gas Oksigen ditambah masa Gas Hidrogen sama dengan masa air yang terbentuk. Apabila
masa hidrogen yang bereaksi 2 gram dan oksigen 16 gram, maka masa air yang terbentuk adalah
18 gram.


Penyimpangan
          Hukum kekekalan masa pada mulanya dapat diterima, tetapi kemudian timbul keraguan
untuk reaksi-reaksi yang bersifat eksoterm (melepas kalor) dan endoterm (menerima kalor). Hal
ini dapat kita ketahui dari persamaan hubungan masa dengan energi yang dinyatakan oleh Albert
Einstein yaitu :



                                             dengan : C adalah kecepatan cahaya yaitu 3.108
                         E = m.C2            m/s.



Ini artinya perubahan masa suatu materi akan menimbulkan sejumlah energi tertentu. Atau
perubahan masa akan menimbulkan perubahan energi.
Tetapi, menurut perhitungan, perubahan energi yang menyertai perubahan masa, sangat kecil
sekali.
          Hukum kekekalan masa merupakan dasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
terkait perhitungan-perhitungan dalam reaksi kimia.

II.1.2. Hukum Perbandingan Tetap
          Hukum    perbandingan   tetap   disebut   juga    Hukum      Proust     (nama       ahli   kimia
kewarganegaraan Prancis). Hukum ini menyatakan bahwa :
              "Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap"
Menurut hukum ini, unsur-unsur yang membangun suatu senyawa berada dalam perbandingan
tertentu dan selalu tetap.
Contoh : Oksigen bergabung dengan Hidrogen membentuk air dengan perbandingan masa
oksigen terhadap masa hidrogen adalah 8 : 1. perbandingan ini selalu tetap asalkan molekulnya
air.




                                             Page
                                             15
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Penyimpangan
       Setelah diteliti untuk beberapa senyawa, ternyata perbandingan masa unsur-unsur yang
membentuk suatu senyawa, tidak selalu tetap. Kadang kita menjumpai perbandingan unsur-unsur
yang membentuk suatu senyawa berada dalam perbandingan acak.
Contoh peristiwa ini dapat kita lihat pada dua kasus berikut :
1. Pada senyawa kristal Titanium Oksida.
   Pada kondisi normal senyawa Kristal ini tersusun dari atom Ti dan O secara selang seling
   dengan perbandingan 1 : 1. Tetapi pada kondisi tertentu, perbandingannya bukan 1 : 1.
   Terkadang ada beberapa atom Ti yang hilang, terkadang ada beberapa atom O yang hilang.
   Hal ini menyebabkan perbandingan Ti dengan O menjadi tidak tetap.
2. Senyawa dengan unsur berisotop
   Perbandingan masa unsur yang membentuk suatu senyawa juga bisa tidak tetap karena
   terdapat unsur yang memiliki isotop.
   Isotop adalah unsur yang memiliki nomor atom sama tetapi nomor masa yang berbeda.
   Misalnya unsur C memiliki dua isotop yaitu 12C dan 13C.


   Kita lihat pada pembentukan molekul Karbonmonoksida
   Untuk 12C          Karbon + Oksigen          Karbonmonoksida
                      12 gr        16           28 gr

           13
   Untuk     C        13 gr        16           29 gr

                                                        12
   Untuk senyawa Karbonmonoksida dengan unsur                C perbandingan masa Karbon terhadap
   Oksigen adalah 12 : 16 atau 3 : 4, sedangkan Untuk senyawa Karbonmonoksida dengan
   unsur 13C, perbandingan masa Karbon terhadap masa Oksigen adalah 13 : 16.
   Sebenarnya fenomena untuk senyawa berisotop ini bukan penyimpangan karena untuk isotop
   tertentu masih mematuhi aturan hukum perbandingan tetap.




                                             Page
                                             16
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


II.1.3. Hukum Perbandingan Berganda
       Hukum perbandingan berganda ini kadang-kadang disebut juga Hukum Dalton (nama
seorang ahli kimia Inggris)Dalton mengemukan hukum perbandingan berganda ini berdasarkan
pengamatan yang dilakukan terhadap nilai-nilai perbandingan yang di hasilkan oleh Proust.
       Hukum Perbandingan Berganda menyatakan bahwa : Apabila suatu unsur dengan unsur
tertentu dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan masa suatu unsur tersebut
pada senyawa I terhadap masa suatu unsur tersebut pada senyawa II, merupakan bilangan bulat
dan sederhana.


Contoh latihan II.1 :
Karbon dan Oksigen dapat membentuk lebih dari satu senyawa yaitu Karbondioksida
(Senyawa I) dan Karbonmonoksida (senyawa II). Tunjukan apakah peristiwa ini sesuai
dengan hukum perbandingan berganda


Penyelesaian
Perbandingan Karbon dengan Oksigen pada senyawa I adalah 1 : 1,33.
Perbandingan Karbon dengan Oksigen pada senyawa II adalah 1 : 2,67


Perbandingan Oksigen pada senyawa I dengan Oksigen pada Senyawa II adalah 1,33 : 2,67 atau
1:2


II.2 Teori Atom Dalton
       Sebelum kita masuk ke Hukum berikutnya yaitu Hukum Penyatuan Volum dan Hukum
Avogadro, ada baiknya kita memulainya dengan Teori Atom yang dikemukan oleh Dalton. Teori
tentang atom yang dikemukan oleh Dalton adalah sebagai berikut :
-   Setiap unsur dibangun oleh partikel yang paling kecil yang disebut atom.
-   Semua atom dari unsur kimia tertentu adalah identik, dan atom dari unsur yang berbeda juga
    berbeda serta memiliki sifat yang berbeda (termasuk masa yang berbeda)
-   Pada reaksi kimia, atom suatu unsur tidak akan berubah menjadi atom tipe lain, selama reaksi
    kimia, atom tersebut tidak diciptakan atau dimusnahkan.
-   Senyawa akan terbentuk ketika atom dari satu atau lebih unsur bergabung, senyawa yang



                                            Page
                                            17
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


   terbentuk selalu memiliki bilangan relatif dan jenis atom yang sama.


       Bila kita bandingkan dengan teori atom modern, Hukum Dalton ini ternyata kurang tepat.
Atom bukanlah partikel yang paling kecil. Ternyata ada partikel yang lebih kecil lagi yang
menyusun atom yaitu proton, elektron dan neutron. Kurang tepatnya Hulum Dalton juga terlihat
setelah ditemukan adanya atom yang sama tetapi memiliki masa yang berbeda (isotop).


II.3 Hukum Penyatuan Volume, Dan Hukum Avogadro
       Hukum penyatuan Volume dan Hukum Avogadro merupakan Hukum yang sangat
berperan dalam menjelaskan kondisi gas.


II.3.1 Hukum Penyatuan Volume
       Hukum ini dikemukakan oleh Gay-Lussac. Gay-Lussac melakukan pengamatan terhadap
nilai perbandingan volume gas-gas yang direaksikannya. Hasil pengamatan inilah yang
selanjutnya dirumuskan dalam Hukum Penyatuan Volume.
       Hukum Penyatuan Volume menyatakan bahwa Volume gas-gas yang terlibat dalam suatu
reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana.

Contohnya :
      Perbandingan volume gas Nitrogen, Hidrogen dan Amonia Pada pembentukan Gas
amonia dari Gas Nitrogen dan Oksigen adalah : 3 : 1 : 2.


II.3.2 Hukum Avogardo
              Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada suhu (T) dan tekanan yang sama,
semua gas yang volumenya (V) sama, mempunyai jumlah partikel (N) yang sama.


                    Pada T dan P tetap, V ~ Jumlah Partikel




                               V = n x konstanta




                                            Page
                                            18
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


n = jumlah mol gas tersebut.

                                V1             N1
Atau                                   =
                                V2             N2


Contoh latihan II.2 :
        Pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm, suatu gas dengan volume 1 L memiliki jumlah
partikel 2,69.1022 buah partikel. Berapakah jumlah partikel gas tersebut pada kondisi suhu 25oC,
tekanan 1 atm dan volume 2 L?


Penyelesaian :
Pada P dan T sama, jumlah partikel sebanding dengan volumenya
1L gas memiliki jumlah partikel 2,69. 1022. maka 2L gas tersebut mengandung 2 x 2,69.1022 =
5,38 . 1022 partikel.


        Untuk gas, hubungan antara Tekanan dengan Volume gas dinyatakan dalam suatu hukum
yang dikenal dengan Hukum Boyle yang menyatakan :


 Volume suatu gas yang dijaga pada temperatur tetap, berbanding terbalik dengan Tekanannya
                  1
V = konstanta x         atau   P.V = konstan
                  P
        Sedangkan hubungan antara temperatur dengan volume gas ditemukan oleh ilmuwan
Prancis, Jacques Charles yang menyatakan :


    Volume sejumlah gas tertentu yang dijaga pada tekanan tetap, berbanding lurus dengan
                                     temperatur absolutnya


                               V
V = konstanta x T       atau     = kons tan
                               T




                                               Page
                                               19
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                                                                          V
Pengabungan persamaan V = n.konstanta, P.V = konstanta, dan                 = konstanta menghasilkan
                                                                          T
suatu persamaan gas yang kita kenal dengan persamaan gas ideal yang dirumuskan sebagai
berikut :


                                             P.V = n.R.T
                                                       Liter .atmosfer
di mana R adalah tetapan gas yang nilai 0,0821
                                                        mol .Kelvin


II.4 Massa Atom Relatif
          Masa atom relatif dari unsur yang berbeda dinyatakan dengan masa atomnya. Masa atom
suatu unsur menunjukan seberapa berat rata-rata 1 atom suatu unsur yang dibandingkan dengan
suatu atom unsur yang lain.
          Masa suatu atom sangat kecil sekali sehingga bila kita menggunakan satuan masa yang
umum        kita   pakai,   kita   akan   terlibat     dengan   angka    yang   agak   banyak.   Untuk
menyederhanakannya, maka digunakan satuan untuk masa atom yang disebut dengan ”Atomics
Mass Unit (amu)” atau dalam Bahasa Indonesianya ”Satuan Masa Atom (sma)”.
                             1 amu = 1,66054.10-24 gr dan 1 gr = 6,02214. 1023 amu


Amu di definisikan dengan menentukan secara tepat masa isotop 12C sebesar 12 amu.


          Masa atom relatif didefisikan sebagai perbandingan masa 1 satu atom terhadap masa
atom standar. Pada awalnya, atom standar yang dipakai adalah Hidrogen mengingat unsur ini
adalah atom yang paling ringan. Kemudian diganti dengan Oksigen karena keberadaannya yang
cukup banyak di bumi. Setelah itu diketahui bahwa Oksigen memiliki 3 isotop yaitu 16O, 17O dan
18
     O sehingga atom Oksigen tidak bisa dipakai, karena syarat atom atandar adalah stabil dan
murni. Akhirnya dipakai 12C sebagai atom standar.
Sehingga masa atom relatif suatu unsur (ArX) dinyatakan sebagai perbandingan masa 1 atom X
terhadap 1/12 masa 12C.




                                                     Page
                                                     20
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                                     Masa 1 atom X
                           Ar X =
                                    1/12 masa atom C-12

       Sebagian unsur yang berada di alam berada dalam campuran isotopnya. Masa Atom
Relatif merupakan rerata semua isotop sesuai dengan perbandingan jumlahnya. Kita dapat
menentukan rerata masa atom suatu unsur dengan menggunakan masa istopnya ini dan
kelimpahannya.


        Ar = %kelimpahan istop 1 x masa isotop 1 + %kelimpahan istop 2 x masa isotop 2 + dst




Contoh latihan II.3 :
Unsur karbon di alam memiliki 2 istop yaitu 12C dan 13C. Masa isotop 12C dan 13C berturut-turut
                                                                        12
tepatnya adalah 12 sma dan 13, 00335 sma. Kelimpahan isotop                  C adalah 98,892%, dan
kelipahan 13C adalah 1,108%. Hitunglah masa atom rata-ratanya (Ar).


Penyelesaian :
Ar = 98,892%(12 sma) + 1,108% (13, 00335 sma) = 12,01 sma.


II.5 Masa Molekul Relatif
       Masa molekul relatif (Mr) merupakan perbandingan masa molekul dengan masa standar :

                                     Masa 1 molekul X
                           MrX =
                                    1/12 masa atom C-12

Masa molekul relatif suatu molekul dapat dihitung dari masa atom relatif dari tiap-tiap atom
penyusun molekul tersebut.




Contoh latihan II.4:




                                              Page
                                              21
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Hitunglah masa molekul relatif (Mr) dari senyawa A2B. Bila diketaui Ar A = 5 sma dan Ar B =
20 sma
Penyelesaian :
Mr A2B = 2(Ar A) + Ar B = 2(5 sma) + 20sma = 30 sma.


II.6 Konsep mol
          Satuan mol dipakai untuk menyatakan kuantitas materi. Satuan ini dipakai untuk
menghindari pemakaian angka yang terlalu besar.
          Mol dari suatu zat menyatakan banyaknya zat tersebut yang mengandung 6,03.1023
satuan.
                             1 mol materi = 6,03.1023 partikel
Bilangan 6,03.1023 dikenal dengan bilangan Avogadro (N)
          Suatu mol tidak hanya menggambarkan jumlah partikel tertentu, tetapi juga menentukan
masa suatu zat. Umumnya, masa molar, M, dalam gram per mol, adalah sama dengan masa dari
rumus kimianya.
                        Tabel 2 : Masa rumus dan Masa molar
                             Rumus Masa rumus Masa molar, M
                               O      16,00 sma       16,00 g/mol
                               O2     32,00 sma       32,00 g/mol
                              H2O     18,02 sma       18,02 g/mol
                              NaCl    58,44 sma       58,44 g/mol
Hubungan umum masa dengan mol dapat dinyatakan :
                                        m=Mxn


di mana m adalah masa dalam gram, M adalah masa molar dalam gram/mol dan n adalah jumlah
zat dalam mol.
          Dengan menggunakan persamaan gas ideal, volume 1 mol gas pada keadaan standar (P =
1 atm, T = 273K) dapat dihitung :


P.V = n.R.T




                                             Page
                                             22
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


      n.R.T 1mol .0,0821( L. Atm ) /( mol .K ).273 K
V =        =                                         ≈ 22,4 Liter
        P                    1atm


Hubungan antara mol dengan volume gas ideal, masa, dan jumlah partikel dapat diringkas
sebagai berikut :

                          dikali N                                          dikali M
        Jumlah                                       Jumlah
        Partikel                                                                               Masa (gram)
                                                       mol

                          dibagi N                                          dibagi M




                                                              Dikali 22,4
   Keterangan :                            Dibagi 22,4
   M = masa molar
   N = bilangan Avogadro =
   6,03.1023
                                            Volum gas
                                          ideal pada STP
                                              (Liter)



              Gambar 4 : Hubungan Mol dengan masa, jumlah partikel dan volum gas


Contoh latihan II.5 :
a. Berapa masa (dalam gr) 2,5 . 10-3 mol Al2(SO4)3?.
b. Berapa mol ion klorida di dalam 0,075 gram AlCl3?.
c. Berapa masa (dalam gr) 7,7.1020 molekul kafein, C8H10N4O2?.
d. Berapa masa molar kolesterol apa bila 0,00105 mol kolesterol masanya 0,406 gr?

Penyelesaian :
a. ‫ ܽݏܽ݉ ׷ ݏݑ݉ݑݎ‬ൌ ݉‫ݎ݈ܽ݋݉ ܽݏܽ݉ ݔ ݈݋‬
   Masa molar Al2(SO4)3 adalah 342
   Masa Al2(SO4)3 = 2,5 . 10-3 x 342
                     = 0,855 gr
b. 1 mol AlCl3 menghasilkan 3 mol ion klorida.
                     ௠௔௦௔ ஺௟஼௟
                           య
   Mol AlCl3 = ெ௔௦௔ ௠௢௟௔௥ ஺௟஼௟
                                  య

   Masa molar AlCl3 = 133,5



                                                         Page
                                                         23
Kimia Dasar, I Nyoman Candra

                  ଴,଴଻ହ
   Mol AlCl3 =             ൌ 0,00056 ݉‫݈݋‬
                  ଵଷଷ,ହ

   Mol ion klorida = 3 x 0,00056 = 0,00168 mol

                    ଻,଻.ଵ଴మబ
c. Mol kafein =                = 1,277.10-3 mol.
                  ଺,଴ଷ.ଵ଴మయ

   Masa kafein = mol kafein x masa molar kafein
   Masa molar kafein = 8(12) + 10(1) + 4 (14) + 2 (16)
                           = 96 + 10 + 56 + 32
                           = 194
   Masa kefein = 1,277.10-3 x 194
                  = 0,247 gr.
            ௠௔௦௔
d. Mol = ௠௔௦௔ ௠௢௟௔௥
                    ௠௔௦௔
   Masa molar =
                     ௠௢௟
                     ଴,ସ଴଺
               = ଴,଴଴ଵ଴ହ

               = 386,7 gr.


II.7 Rumus Kimia
       Rumus Kimia atom suatu unsur dinyatakan dengan lambang atom dari unsur tersebut.
Molekul merupakan gabungan dua atom atau lebih suatu unsur. Rumus Kimia suatu molekul
dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu Rumus Molekul dan Rumus Empirik. Rumus suatu
senyawa dapat digunakan untuk menentukan persen masa unsur yang terdapat pada dalam
senyawa tersebut.


   II.7.1 Rumus Molekul
       Rumus Molekul menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur di dalam satu molekul.
   Misalnya air tersusun atas 2 atom Hidrogen dan 1 atom O maka rumus molekulnya bisa
   dituliskan dengan H2O.
   II.7.2 Rumus Empiris
       Rumus empiris menyatakan perbandingan atom-atom unsur penyusun molekul dalam
   perbandingan yang sederhana.




                                                   Page
                                                   24
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                 Tabel 3 : Rumus molekul dan rumus empiris
                          Molekul            Rumus Molekul       Rumus Empiris
                     Air                     H2O                 (H2O)n*
                     Hidrogen Peroksida      H2O2                (HO)n
                     Glukosa                 C6H12O6             (CH2O)n
                     Metana                  CH4                 (CH4)n
                 *n merupakan bilangan bulat yang menyatakan jumlah atom suatu unsur yang terdapat dalam
                    mlekul


Contoh latihan II.6:
Tentukan rumus empiris dari senyawa yang mengandung 21,6% natrium, 33,3% klorin dan
45,1% oksigen. Bila diketahui Ar Na = 23, Cl = 35,5 dan O = 16


Penyelesaian :
Kita anggap masa senyawa adalah 100gr, sehingga masa Na, klorin dan oksigen berturut-turut
adalah 21,6; 33,3 dan 45,1 gram.
Perbandingan mol Na : Cl : O adalah :
                    21,6 33,3 45,1
                        :    :
                     23 35,5 16
                    0,939 : 0,938 : 2,818
                    ≈1:1:3
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah NaClO3.


Contoh latihan II.7:
Suatu sampel seberat 1,5 gr senyawa yang hanya mengandung C, H dan O dibakar sampai habis
dengan oksigen, yang menghasilkan 1,738 gr CO2 dan 0,711 gr H2O. Tentukan rumus
empirisnya!.
Penyelesaian :
Misalkan rumus empiris senyawa tersebut adalah : CxHyOz, yang ketika di bakar dengan oksigen
akan menghasilkan CO2 dan H2O.
                                     CxHyOz + O2       CO2 + H2O
Pertama kita cari masa C, H dan O.
Masa C pada CxHyOz sama dengan masa C pada CO2.




                                                Page
                                                25
Kimia Dasar, I Nyoman Candra

                         ଵଶ
     Masa C pada CO2 =         ‫ 837,1ݔ‬ൌ 0,474 gr
                         ସସ

Masa H pada CxHyOz sama dengan masa H pada H2O.
                          ଶ
     Masa H pada H2O = ଵ଼ ‫ 117,0ݔ‬ൌ 0,079 ݃‫ݎ‬

Masa O = 1,5 – 0,474-0,079 = 0,947
Perbandingan mol C : H : O adalah
                 0,474 0,079 0,947
                      :     :
                  12     1    16
                 ≈ 0,04 : 0,08 : 0,06
                 1 : 2 : 1,5
                 2:4:3
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah C2H4O3.


   Untuk senyawa-senyawa tertentu seperti senyawa ionik yang terbentuk dari ion positif dan
   negatif, atom-atom unsur penyusunnya memiliki jumlah yang tidak terbatas.


   Misal KCl :
   KCl merupakan senyawa garam yang terbentuk dari ion K+ dan Cl-. Perbandingan ion K+ dan
   Cl- dalam KCl adalah 1 : 1 sehingga Rumus empirisnya adalah (KCl)n. Tetapi karena jumlah
   ion K+ dan Cl- yang menyusun KCl tidak terhingga, maka n nya juga tidak terhingga
   sehingga hanya dituliskan KCl
       Untuk mengetahui letak/posisi atom-atom suatu unsur dalam suatu molekul, maka kita
bisa menggambarkan struktur dari molekul tersebut. Misalnya Struktur H2O adalah sebagai
berikut.
                                         O
                                     H
                                             H
Tiap-tiap molekul memiliki struktur tertentu dalam bentuk 3 dimensi. Tetapi untuk
mempermudah menggambarkannya, biasanya cuma digambar dalam bentuk 2 dimensi.
       Suatu atom dapat melepaskan atau menangkap elektron membentuk suatu ion positif atau
ion negatif. Penulisan rumus kimia ion tersebut dituliskan lambang atomnya dan dituliskan
muatannya. Misal Natrium melepaskan satu elektron m. Penulisan rumus Kimianya Na+.
   II.7.3 Penamaan Senyawa Anorganik
       Senyawa dengan suatu rumus molekul memiliki aturan penamaan.


                                             Page
                                             26
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


1. Untuk senyawa yang terbentuk dari unsur logam dengan non logam, pemberian namanya
   didahului dengan nama unsur logam tersebut kemudian diikuti nama unsur non logam yang
   diakhiri –ida.
   Contoh :
   KCl terdiri dari unsur logam (Kalium) dan unsur non logam (Klor) sehingga namanya
   Kalium Klorida
2. Untuk senyawa yang terbentuk dari unsur non logam dengan unsur non logam, pemberian
   namanya adalah dengan menyebutkan nama unsur non logam pertama kemudian unsur non
   logam kedua dan diakhiri -ida. Penyebutan nama unsur non logam ini diawali penyebutan
   jumlah atom dari unsur non logam tersebut.
   Contoh :
   Nama CO2 adalah karbon dioksida (bila unsur non logam yang pertama hanya terdiri dari 1
   atom, penyebutannya tidak diawali kata mono).
3. Pemberian nama suatu ion baik itu ion suatu atom maupun ion poliatom, penamaannya
   didahului dengan kata ion kemudian diikuti nama atom atau poliatom ion tersebut.
   Contoh : Nama Mg2+ adalah : ion Magnesium
   Nama untuk SO42- adalah ion Sulfat
4. Senyawa yang terbentuk dari ion positif dan ion negatif, penamaannya adalah dengan
   menyebutkan nama ion positif kemudian diikuti nama ion negatif.
   Contoh : Nama NaNO3 adalah : Natrium Nitrat



   Beberapa contoh ion positif dan ion negatif baik yang satu atom maupun poliatom adalah
   sebagai berikut :




                                          Page
                                          27
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


               Tabel 4 : ion positif dan ion negatif
                   Ion positif Nama ion                Ion negatif   Nama ion
                   Al3+          Aluminium             AsO42-        Arsenat
                         +
                   NH4           Amonium               AsO32-        Arsenit
                       2+
                   Ba            Barium                CH3COO-       Asetat
                   Fe2+          Besi (II)             Br-           Bromida
                   Fe3+          Besi (III)            Cr2O72-       Dikromat
                   H+            Hidrogen(asam)        PO43-         Fosfat
                     +
                   K             Kalium                PO33-         Fosfit
                   Ca2+          Kalsium               F-            Fluorida
                   Co3+          Kobalt(III)           OH-           Hidroksida
                      3+
                   Cr            Kromium (III)         ClO-          Hipoklorit
                   Li+           Litium                I-            Iodida
                   Mg2+          Magnesium             CO32-         Karbonat
                   Na+           Natrium               ClO3-         Klorat
                   Ni3+          Nikel (III)           Cl-           Klorida
                   Ag+           Perak                 ClO2-         Klorit
                   Zn2+          Seng                  CrO42-        Kromat
                     2+
                   Sr            Stronsium             NO3-          Nitrat
                   Cu2+          Tembaga (II)          NO2-          Nitrit
                      2+
                   Sn            Timah (II)            ClO4-         Perklorat
                   Sn4+          Timah (IV)            CN-           Sianida
                      2+
                   Pb            Timbel (II)           SiO32-        Silikat
                   Pb4+          Timbel (IV)           SO42-         Sulfat
                                                       SO32-         Sulfit



II.8 Persamaan Reaksi
   Secara garis besar reaksi kimia dapat dibedakan menjadi :
1. Reaksi Metatesis yaitu reaksi yang tidak menyebabkan perubahan bilangan oksidasi (reaksi
   kimia biasa). Reaksi dapat dibedakan menjadi :
     ■ Reaksi penggabungan. Reaksi ini disebut juga reaksi sintesis.
        Contoh : A+ + B-     AB
     ■ Reaksi Substitusi yaitu reaksi penggantian atom suatu unsur yang menyusun senyawa
        dengan atom unsur lain.
        Contoh :
        (a) AB + C-     AC + B-
        (b) AB + CD        AD + CB
     ■ Reaksi disosiasi yaitu reaksi pelepasan satu atau lebih atom yang menyusun senyawa.



                                             Page
                                             28
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


         Contoh :
         AB    A+ + B-

2. Reaksi Redoks
   Reaksi redoks juga bisa berupa reaksi penggabungan, Substitusi dan disosiasi, tetapi dalam
   reaksi redoks ditandai dengan adanya perubahan bilangan oksidasi..
                               Ca(s) + 2H+(aq)      Ca2+(aq) + H2(g)
   Bilangan oksidasi Ca berubah dari 0 menjadi +2. sedangkan bilangan oksidasi H berubah dari
   +1 menjadi 0.
   Perubahan bilangan oksidasi ini disebabkan adanya pelepasan dan penangkapan elektron.
   Spesies yang mengalami Oksidasi disebut dengan Reduktor dan spesies yang mengalami
   reduksi disebut dengan Oksidator.
   Terkadang ada juga spesies yang bisa berperan sebagai oksidator sekaligus Reduktor. Reaksi
   Redoks semacam ini disebut reaksi Autoredoks.
                                       Cl2    Cl- + ClO3-
   Bilangan oksidasi berubah dari 0 menjadi -1 pada Cl- dan +5 pada ClO3-


   Suatu pereaksi (reaktan) adalah zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian diubah
selama suatu reaksi kimia. Hasil reaksi (Produk) merupakan zat apa saja yang dihasilkan selama
reaksi kimia. Persamaan berimbang menunjukan rumus reaktan, anak panah dan rumus produk.
Sebelum menuliskan persamaan reaksi, kita harus dapat menuliskan lambang unsur, dan rumus
molekul baik rumus molekul unsur maupun rumus molekul senyawa.
□ Unsur yang hanya terdiri dari satu atom yang stabil di alam disebut monoatom misalnya He,
   Ne, Fe dan lain-lain.
□ Molekul yang terdiri dari 2 atom baik yang jenisnya sama (molekl unsur) maupun jenis beda
   (molekul senyawa) disebut dwiatom. Misal H2, HCl, Cl2, HF, dan lain-lain.
□ Molekul yang terdiri dari 3 atom disebut triatom. H2O, NH2-, CO2, dan lain-lain.
□ Dan molekul yang terdiri dari 4 atom disebut tetraatom misalnya : NH3, H2O2 dan lain-lain.
□ Dan seterusnya.
  Pengetahuan tentang rumus unsur yang stabil di alam (apakah dia berada dalam bentuk
monoatom, diatom dst), sangat membantu dalam menuliskan persamaan reaksi.

Contoh reaksi pembentukan air :



                                             Page
                                             29
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                                2H2 + O2        2H2O           (Benar)
                                2H + O          H2O            (Salah)
          Pada reaksi 2H2 + O2           2H2O, unsur H2 dan O2 disebut dengan Reaktan dan H2O
disebut produk. Sedangkan angka yang berada di depan reaktan maupun produk disebut
koefisien reaksi. Bila koefisien reaksinya adalah 1, maka angka 1 tidak perlu ditulis. Persamaan
reaksi dikatakan setara apabila jenis, jumlah dan jumlah muatan atom reaktan sama dengan jenis,
jumlah dan jumlah muatan atom produk. Dalam persamaan reaksi, kondisi/wujud reaktan dan
produk sebaiknya dituliskan. Penulisan wujud zat ini dilakukan dengan menggunakan hurup
yang dituliskan di belakang agak ke bawah dari reaktan maupun produk. Hurup yang digunakan
yaitu :
          s (singkatan dari solid) untuk zat yang berwujud padat.
          l (singkatan dari liquid) untuk zat yang berwujud cair
          g (singkatan dari gas) untuk zat yang berwujud gas
          aq (singkatan dari aqueous) untuk zat yang berupa larutan berair.


Penyelesaian Persamaan Berimbang Reaksi Metatesis
Dalam menyetarakan persamaan reaksi, jenis atom, jumlah atom, dan muatan di sebelah kiri
harus sama dengan jenis atom, jumlah atom, dan muatan di kanan anak panah.


Contoh latihan II.9 :
Tentukan nilai koefisien reaksi, x, y dan z pada persamaan reaksi berikut
                               xNH4NO3(s)              yN2O(g) + zH2O
Jumlah dan jenis atom di sebelah kiri tanda panah harus sama dengan jumlah dan jenis atom di
sebelah kanan.
       Untuk atom N :
           2x = 2y
           x=y
       Untuk atom H
           4x = 2z
           z = 2x
       Jika kita ambil x = 1, maka y = 1 dan z = 2
       Sehingga persamaan reaksinya menjadi :
                                 NH4NO3(s)           N2O(g) + 2H2O

Penyelesaian Persamaan Berimbang Reaksi Redoks



                                               Page
                                               30
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


       Reaksi redoks dapat berlangsung pada suasana asam, netral dan basa. Persamaan reaksi
redoks dapat diselesaikan dengan metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi.
Penyelesaian persamaan reaksi redoks untuk reaksi yang sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan metode bilangan oksidasi. Sedangakan untuk reaksi redoks yang agak rumit dapat
diselesaikan dengan metode setengah reaksi.


■ Penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi
Pada penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi, ditentukan berapa
perubahan bilangan oksidasi spesies yang mengalami perubahan bilangan oksidasi , sehingga
dapat ditentukan berapa jumlah elektron yang dilepas atau ditangkap.


Contoh latihan II.10 :
selesaikan persamaan redoks berikut ini dengan menggunakan metode bilangan oksidasi dalam
suasana asam.

                                               Menangkap 2 e


                                 Fe2+ + NO3-          Fe3+ + NO2-

                                 Melepas 1 e


Penyelesaian :
Bilangan oksidasi Fe2+ adalah +2 dan bilangan oksidasi Fe3+ adalah +3 ini berarti           terjadi
pelepasan 1 elektron.
Bilangan oksidasi NO3- adalah +3 dan bilangan oksidasi NO2- adalah +3 ini berarti terjadi
penangkapan 2 elektron.


Agar jumlah elektron yang dilepas dan diterima sama, maka Fe2+ dan Fe3+ dikalikan 2.
                                2Fe2+ + NO3-          2Fe3+ + NO2-
Jumlah muatan di sisi kiri adalah +3 dan di sisi kanan adalah +5. penyetaraan muatan dilakukan
dengan menambahkan H+ bila suasana asam. Bila suasana basa, setelah penambahan H+ dan
muatan telah setara, dilakukan penambahan OH-. Untuk contoh ini, reaksi berlangsung pada
suasana asam, sehingga perlu ditambahkan H+ sebanyak 2 kali pada sisi kiri.



                                               Page
                                               31
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                             2Fe2+ + NO3- + 2H+            2Fe3+ + NO2-
Untuk menyetarakan jumlah H-nya, di sisi kanan ditambahkan H2O.
                          2Fe2+ + NO3- + 2H+            2Fe3+ + NO2- + H2O
■ Penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi.
Pada penyetaraan dengan menggunakan metode setengah reaksi, reaksi dibagi dua yaitu reaksi
yang mengalami reduksi dan reaksi yang mengalami oksidasi. Masing-masing reaksi
diselesaikan. Jumlah elektron yang terlibat disamakan.


Contoh latihan II.11:
Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut ini dengan menggunakan metode setengah reaksi
dalam suasana basa.
                                 NO2- + Al     NH3 + Al(OH)4-
Penyelesaian :
     Pertama kita pisahkan bagian reaksi oksidasi dan bagian reaksi reduksi.
                                  NO2-       NH3           (reduksi)
                                                   -
                                 Al      Al(OH)4           (Oksidasi)
     Masing-masing bagian tersebut disetarakan
         Jumlah atom O dan H di setarakan dengan H2O, kemudian H+
                                      7H+ + NO2-         NH3 + 2H2O
                                   4H2O + Al            Al(OH)4- + 4H+
         Jumlah muatan disetarakan dengan penambahan elektron.
                                  6e + 7H+ + NO2-          NH3 + 2H2O
                                 4H2O + Al         Al(OH)4- + 4H+ + 3e
         Karena reaksi berlangsung pada suasana basa, maka dilakukan penambahan OH- pada
         kedua sisi sebanyak jumlah H+.
                        7OH- + 6e + 7H+ + NO2-           NH3 + 2H2O + 7OH-
                        4OH- + 4H2O + Al      Al(OH)4- + 4H+ + 3e + 4OH-
         Kemudian disederhanakan yaitu OH- ditambah H+ menjadi H2O.
                           7H2O + 6e + NO2-            NH3 + 2H2O + 7OH-
                          4OH- + 4H2O + Al         Al(OH)4- + 3e + 4H2O
         Jumlah H2O di sebelah kiri dan kanan bisa saling meniadakan.



                                             Page
                                             32
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


                        5H2O + 6e + NO2-       NH3 + 7OH- (persamaan 1)
                            4OH- + Al      Al(OH)4- + 3e (persamaan 2)
     Jumlah elektron yang terlibat pada kedua persamaan harus sama, sehingga persamaan
     kedua dikali 2.
                                 5H2O + 6e + NO2-      NH3 + 7OH-
                                  8OH- + 2Al      2Al(OH)4- + 6e
           dijumlahkan : NO2- + 2Al + 5H2O + OH-       NH3 + 2Al(OH)4
Sehingga diperoleh penyelesaian persamaan NO2- + Al        NH3 + Al(OH)4- adalah
                          NO2- + 2Al + 5H2O + OH-       NH3 + 2Al(OH)4


II.9 Perhitungan Kimia
Penentuan kuantitas zat dalam reaksi
          Dalam persamaan reaksi, jumlah zat yang bereaksi dan hasil reaksi, setara dengan jumlah
mol zat yang bereaksi ataupun zat hasil reaksi. Koefisien reaksi dalam persamaan reaksi
menyatakan perbandingan mol zat-zat yang bereaksi ataupun zat hasil reaksi.
                                        pA + qB      rC + sD


ini artinya p mol zat A bereaksi dengan q mol zat B membentuk r mol zat C dan s mol zat D.
Bila kita bandingkan dari zat A maka :
mol zat B = (q/p) x mol zat A
mol zat C = (r/p) x mol zat A
mol zat D = (s/p) x mol zat A.


Contoh latihan II.13:
Apabila 5,4 gram logam alumunium direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai
reaksi:
                          2 Al (s) + 6 HCl (aq) → 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Berapa gram aluminium klorida (diketahui (Ar = 27, Ar Cl = 35,5) yang dihasilkan.




                                              Page
                                              33
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Penyelesaian
Perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi, sesuai dengan perbandingan koefisien
reaksinya.
                                    5,4
Jumlah mol logam Aluminium =            = 0,2mol
                                    27
                      2
Jumlah mol AlCl3 =      x 0,2 = 0,2 mol .
                      2
Masa AlCl3 = jumlah mol x masa molar AlCl3
             = 0,2 x 133,5 = 26,7 gr
Jadi masa AlCl3 yang dihasilkan adalah 26,7 gr.


Pereaksi Pembatas
       Maksud Pereaksi pembatas adalah bahwa kuantitas pereaksi yang paling sedikit menjadi
pembatas pereaksi lain ataupun pembatas zat hasil reaksi.
Misal : CH4 yang tersedia adalah 1 mol. Sedangkan O2 jumlahnya berlebih.
                              CH4(g) + 2O2(g)      CO2(g) + 2H2O(g)


Meskipun jumlah O2 berlebih, tetapi jumlah O2 yang bereaksi hanya 2 mol. Dikatakan bahwa
CH4 adalah pereaksi pembatas.


Atau
Bila CH4 yang tersedia 1 mol dan O2 yang tersedia juga 1 mol, maka CH4 yang bereaksi hanya ½
mol. Dalam hal ini O2 dikatakan pereaksi pembatas


Contoh latihan II.14 :
Silikon Karbida umumnya dikenal dengan Karborondum. Zat ini dibuat dengan mereaksikan
SiO2 dengan C pada suhu tinggi menurut persamaan :
                                SiO2(s) + 3C(s)      SiC(s) + 2CO(g)
Apabila 3gr SiO2 dan 4,5 C direaksikan,
a) Mana yang berperan sebagai reaktan pembatas dan mana reaktan berlebih
b) Berapa gram SiC yang dapat dihasilkan?(diketahui Ar Si = 28, O=16 dan C=12)



                                              Page
                                              34
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Penyelesaian :
Masa molar SiO2 = 28 + 2(16) = 60
                            3
Jumlah mol SiO2 awal =        = 0,05mol
                           60
                        4,5
Jumlah mol C awal =         = 0,375 mol
                        12
a) Secara umum penentuan reaktan pembatas dapat dilakukan dengan coba-coba.
Reaksi :                       SiO2(s) + 3C(s)       SiC(s) + 2CO(g)
Awal :                         0,05mol    0,375mol     -          -


Asumsi 1
Misalkan bila kita anggap C yang habis bereaksi, maka SiO2 yang bereaksi adalah:
1
  x 0,375 = 0,125 mol
3
Ini tidak mungkin karena jumlah mol SiO2 hanya 0,05mol.




Asumsi 2
Bila kita anggap SiO2 yang habis bereaksi, maka jumlah mol C yang bereaksi adalah:
3
  x 0,05 = 0,15 mol
1
Ini mungkin karena jumlah mol C yang tersedia adalah 0,375mol.
Jadi reaktan pembatasnya adalah SiO2 dan reaktan yang berlebih adalah C.


b)
Reaksi :                       SiO2(s) + 3C(s)       SiC(s) + 2CO(g)
Awal :                         0,05mol    0,375mol     -          -
Bereaksi                       0,05mol    0,15mol    0,05mol     0,1mol
Akhir                             0       0,255mol   0,05mol     0,1mol


SiC yang dihasilkan = 0,05mol = 0,05 x 40 = 2gram.




                                             Page
                                             35
Kimia Dasar, I Nyoman Candra




Latihan Soal-Soal
1. Seorang ahli kimia menemukan bahwa 30,82gr Nitrogen akan bereaksi dengan 17,6gr;
   35,20gr; 70,40gr; atau 88,00gr Oksigen untuk membentuk empat senyawa berbeda.
   a) Hitunglah masa Oksigen tiap gram Nitrogen dalam tiap-tiap senyawa!
   b) Bagaimana bagian (a) mendukung teori atom Dalton.
2. Dalam serangkaian penelitian, seorang ahli kimia membuat tiga senyawa berbeda yang hanya
   mengandung iodin dan fluorin dan menentukan masa tiap-tiap unsur di dalam tiap-tiap
   senyawa.
                            senyawa Masa iodin (gr) Masa fluorin (gr)
                               1           4,75               3,56
                               2           7,64               3,43
                               3           9,41               9,86
   Hitunglah masa fluorin tiap gram iodin dalam setiap senyawa!
3. Tuliskan rumus kimia untuk : (a) Ion klorit, (b) Ion klorida, (c) Ion klorat, (d) Ion perklorat,
   (e) hipoklorit!
4. Berilah nama senyawa ionik brikut : (a)AlF3, (b)Fe(OH)2, (c)Cu(NO3)2, (d) Ba(ClO4)2,
   (e)Li3PO4, (f)Hg2S, (g)Ca(C2H3O2)2, (h)Cr2(CO3)3, (i)K2CrO4
5. Tuliskan rumus kimia untuk senyawa berikut : (a) Tembaga (I) Oksida, (b) Kalium
   peroksida, (c) Aluminium hidroksida, (d) Seng nitrat, (e) Merkurium (I) bromida, (f) Besi
   (III) karbonat, (g) Natrium Hipobromida
                                                       24
6. Magnesium tiga isotop yang eksis di alam yaitu        Mg (23,9385 amu) dengan kelimpahan
              25
   78,99%,         Mg (24, 986 amu) dengan kelimpahan 10,00% dan yang isotop ketiga dengan
   kelimpahan 11,01%. Apabila masa atom magnesium adalah 24,305 amu, hitunglah masa
   isotop yang ketiga!
7. Berapakah masa molar dari : (a) Hg2Cl2, (b) C4H8O2, (c) CF2Cl2
8. Berapa gram tiap mol masing-masing zat berikut : (a) Ti, (b) Br2, (c) Hg, (d) H2O
9. Berapa mol tiap gram tiap zat berikut ini : (a) Cr, (b) Cl2, (c) Au, (d)NH3
10. Berapa gram tiap unsur penyusun yang dikandung oleh 1 mol senyawa berikut : (a) CH4,
   (b)Ca3P2, (c) Fe3O3 dan berapa banyak atom tiap unsur penyusun yang dikandung oleh
   jumlah yang sama dari tiap senyawa tersebut?



                                             Page
                                             36
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


11. Hitunglah jumlah mol dari : (a) 24,5 g H2SO4, (b) 4,00 g 02?
12. (a) Berapa mol Cd dan N yang dikandung dalam 132,4 g Cd(NO3)2.4H20, (b) Berapa
   molekul air hidrasi dalam jumlah molekul tersebut?
13. Berapa mol Fe dan S yang dikandung dalam (a) mol FeS2 (pirit)? (b) 1 kg FeS2? (c) Berapa
   kilogram S yang dikandung oleh 1 kg FeS2
14. Rumus molekul alisin, suatu penyebab bau khas pada bawang putih, adalah C6H10OS2.(a)
   berapakah masa molar alisin?, (b) berapa mol alisin di dalam 5 mg zat ini?, (c) berapa banyak
   molekul alisin di dalam 5 mg zat ini?, (d) berapa banyak atom S di dalam 5 mg alisin?.
15. Konsentrasi Vinil Klorida, C2H3Cl yang diperbolehkan di atmosfer, di dalam tanaman kimia
   adalah 2,0 . 10-6 gr/Lt.(a) berapa mol vinil klorida di dalam tiap Lt jumlah tersebut?, berapa
   banyak molekul per liternya?
16. Alkohol sinamat sebagian besar digunakan untuk parfum, sabun, dan kosmetik. Rumus
   molekulnya adalah C9H10O.
   a) Hitunglah persen komposisi masa C, H, dan O dalam alkohol sinamat!
   b) Berapa banyak molekul alkohol sinamat yang terkandung dalam sampel dengan masa
       0,469gr.
17. (a)Analisis pembakaran toluen, suatu pelarut organik menghasilkan 5,86mg CO2, dan 1,37mg
   H2O. Apabila senyawa hanya mengandung karbon dan hidrogen, tentukan rumus
   empirisnya!, (b) mentol tersusun atas C,H dan O. Suatu sampel 0,1005gr mentol dibakar
   menghasilkan 0,2829 gr CO2 dan 0,1159 gr H2O.Tentukan rumus empirisnya!.Apabila
   senyawa memiliki masa molar 156 gr/mol, tentukan rumus molekulnya!.
18. Tentukan rumus empiris tiap senyawa berikut apabila sampel mengandung (a) 0,013mol C,
   0,0390mol H, dan 0,00065mol O; (b) 11,66 gr besi dan 5,01 gr Oksigen; (c)40,0%C, 6,7%H
   dan 53,3%O dalam persen masa.
19. Bau khas nanas disebabkan oleh etil butirat, suatu senyawa yang mengandung karbon,
   hidrogen, dan oksigen. Pembakaran 2,78mg etil butirat menghasilkan 6,32 mg CO2 dan 2,58
   mg H2O.tentukan rumus empirisnya; (b) Nikotin, suatu komponen tembakau tersusun atas C,
   H dan N. suatu sampel 5,250 mg nikotin dibakar menghasilkan 14, 242 mg CO2 dan 4,083
   mg H2O. tentukan rumus empiris snikotin ini!. Apabila nikotin memiliki masa molar 160
   gr/mol, tentukan rumus molekulnya!.




                                            Page
                                            37
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


20. Soda api, suatu senyawa yang digunakan membuat air keras untuk mencuci pakaian adalah
   suatu Hidrat yaitu sejumlah tertentu molekul air yang dikandung di dalam struktur padatan .
   Rumusnya dapat dituliskan sebagai Na2CO3.xH2O, di mana x adalah jumlah mol H2O per
   mol Na2CO3. Ketika 2,558 gr sampel soda api dipanaskan pada 125oC, semua air hidrasi
   hilang, menyisakan 0,948 gr Na2CO3. Tentukan nilai x!
21. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut : (a) O2, (b) PH4, (c)
   K4P2O7,(d)ICl, (e) Ca(ClO2)2, (f) Rb4Na[HV10O28], (g) HOCl, (h) UO22+, (i)Co2S3, (j) O2F2
22. Setarakan persamaan reaksi berikut :
   a) Sn + SnC14         2SnCl2
   b) KHC8H4O4 + KOH              K2C8H4O4 + H2O
   c) Ba(OH)2 + AICl3          Al(OH)3 + BaC12
   d) C2H2C14 + Ca(OH)2           C2HC13 + CaC12 + H2O
   e) (NH4)2Cr2O7         N2 + Cr2O3 + H2O
   f) Zn3Sb2 + H2O           Zn(OH)2 + SbH3
23. Setarakan persamaan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi :
   a)   CUO + NH3        N2 + H2O + Cu
   b)   Ag2SO4 + AsH3 + H2O          Ag + As2O3 + H2SO4
   c)   KC1O3 + H2SO4          KHS04 + O2 + C1O2 + 2H2O
   d)   I2 + HNO3       HIO3 + NO2 + H2O
   e)   KBr + H2SO4          K2SO4 + Br2 + SO2 + H2O
   f)   P2H4     PH3 + P4H2
24. Lengkapi dan setarakan persamaan dasar reaksi redoks berikut dengan metode setengah
   reaksi :
   a)   Zn + As2O3      AsH3                  (suasana asam)
   b)   C1O2 + O22-      ClO2-,               (suasana basa)
   c)   P      PH3 + H2PO2-;                  (suasana asam)
                    -      -
   d)   Zn + ReO4       Re                    (suasana asam)
25. (a) Hitunglah molaritas larutan yang mengandung 0,0345 mol NH4Cl di dalam 400 mL
   larutan!; (b) berapa mol HNO3 yang tedapat di dalam 35 mL larutan asam nitrat?; (c) Berapa
   mililiter larutan KOH 1,5 M yang dibutuhkan untuk mendapatkan 0,125 mol KOH.




                                              Page
                                              38
Kimia Dasar, I Nyoman Candra


26. Hitunglah (a) jumlah gram zat terlarut di dalam 0,25 L KBr 0,15 M; (b) konsentrasi molar
   larutan yang mengandung 4,75 gr Ca(NO3)2 di dalam 0,2 L; (c) Volume Na3PO4 0,15M
   (dalam mL) yang mengandung 5 gr zat terlarut.
27. Berapakah air yang harus ditambahkan untuk mendapatkan larutan AgNO3 16mg per mL dari
   larutan AgNO3 40mg per mL.
28. Berapakah volume akhir larutan BaCl2 untuk menghasilkan konsentrasi Ba2+ 20 mg per mL
   dari larutan BaCl2 0,5 M.
29. Suatu larutan mengandung 75 mg NaCl per mL.berapakah volumenya bila diencerkan untuk
   mendapatkan konsentrasi NaCl 15 mg per mL?.
30. Hitunglah masa HCl dalam 5 mL larutan HCl (densitas 1,19 gr/mL) yang mengandung 37,23
   % HCl (b/b)
31. Dalam proses Mond untuk memurnikan nikel, Nikel karbonil yang volatil, Ni(CO)4
   dihasilkan dari reaksi berikut :
                                      Ni + 4CO     Ni(CO)4
   Berapa banyak CO (dalam kg) yang digunakan di dalam menguapkan tiap kg nikel?
32. Ketika tembaga dipanaskan dengan belerang berlebih, Cu2S dibentuk. Berapa gram Cu2S
   yang dihasilkan apabila 100 gr tembaga dipanaskan dengan belerang?
33. Proses termit adalah proses yang menarik sebagai metode pengelasan besi :
                                  2A1+ Fe2O3      2Fe + A12O3
   Hitunglah jumlah aluminium maksimum yang dapat dicampur dengan 500gr besi (III) oksida
   untuk membentuk muatan termit yang menghasilkan besi murni.
34. Suatu campuran 1 ton CS2 dan 2 ton Cl2 direaksikan dalam suatu tabung reaksi yang panas.
   Reaksi yang berlangsung adalah :
                                  CS2 + 3C12     CC14 + S2C12
   a. berapa banyak CCl4 yang dapat dibuat dengan reaksi tuntas reaktan pembatas?,
   b. zat manakah yang berlebih dan berapa jumlahnya?




                                           Page
                                           39

More Related Content

What's hot

Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Irmaria Ferdianti
 
Energi Kinetik Gas rpp
Energi Kinetik Gas rppEnergi Kinetik Gas rpp
Energi Kinetik Gas rpp
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Rpp gas ideal
Rpp gas idealRpp gas ideal
Rpp gas ideal
Insani Mahardika
 
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
eli priyatna laidan
 
Teori Kinetik Gas rpp
Teori Kinetik Gas rppTeori Kinetik Gas rpp
Teori Kinetik Gas rpp
SMA Negeri 9 KERINCI
 
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
eli priyatna laidan
 
Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)
eli priyatna laidan
 
Critical Book Report
Critical Book ReportCritical Book Report
Critical Book Report
DevitaAirin
 
Modul kimia 2 finish
Modul  kimia 2 finishModul  kimia 2 finish
Modul kimia 2 finishHERI_HASAN
 
Tik microsoft word
Tik microsoft wordTik microsoft word
Tik microsoft word
nurlindawatitampubolon
 
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
Adi Prihandono
 
Lks laju reaksi
Lks laju reaksiLks laju reaksi
Lks laju reaksi
shintia putri
 
Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)
nendensriarnida
 
Rpp hilda
Rpp hildaRpp hilda
Rpp hilda
Mei-mei Zubaidah
 
Pengukura
PengukuraPengukura
Pengukura
DIAUR RAHMAN
 
SK-KD Fisika SMA-MA
SK-KD Fisika SMA-MASK-KD Fisika SMA-MA
SK-KD Fisika SMA-MA
SMA Negeri 9 KERINCI
 
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
eli priyatna laidan
 
Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1
Sofi Khojinatu Syarifah
 
Modul ipa kelas 7
Modul ipa kelas 7Modul ipa kelas 7
Modul ipa kelas 7
Amien Syamil
 

What's hot (20)

Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
 
Energi Kinetik Gas rpp
Energi Kinetik Gas rppEnergi Kinetik Gas rpp
Energi Kinetik Gas rpp
 
Rpp gas ideal
Rpp gas idealRpp gas ideal
Rpp gas ideal
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
 
Teori Kinetik Gas rpp
Teori Kinetik Gas rppTeori Kinetik Gas rpp
Teori Kinetik Gas rpp
 
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
 
Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)
 
Critical Book Report
Critical Book ReportCritical Book Report
Critical Book Report
 
Modul kimia 2 finish
Modul  kimia 2 finishModul  kimia 2 finish
Modul kimia 2 finish
 
Tik microsoft word
Tik microsoft wordTik microsoft word
Tik microsoft word
 
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
 
Lks laju reaksi
Lks laju reaksiLks laju reaksi
Lks laju reaksi
 
Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)
 
Rpp hilda
Rpp hildaRpp hilda
Rpp hilda
 
Pengukura
PengukuraPengukura
Pengukura
 
SK-KD Fisika SMA-MA
SK-KD Fisika SMA-MASK-KD Fisika SMA-MA
SK-KD Fisika SMA-MA
 
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
9. sma kelas xi rpp (kd 3.8) tkg (karlina 1308233)
 
Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1Modul kimia x bab 1
Modul kimia x bab 1
 
Modul ipa kelas 7
Modul ipa kelas 7Modul ipa kelas 7
Modul ipa kelas 7
 

Viewers also liked

Lambang unsur dan persamaan reaksi
Lambang unsur dan persamaan reaksiLambang unsur dan persamaan reaksi
Lambang unsur dan persamaan reaksiEKO SUPRIYADI
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
Phieta Palupi
 
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkunaITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkunaFransiska Puteri
 
kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitik
Hendy Tri Kurniawan
 
Usaha dan-energi
Usaha dan-energiUsaha dan-energi
Usaha dan-energi
Nunink Apriani
 
teknik laboratorium
teknik laboratoriumteknik laboratorium
teknik laboratorium
Robi Cio
 
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
Dani Novita Rahma
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
sayedchairudin
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
Pujiati Puu
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahayaifauzi
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
Rada Kusnadi
 
Simbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimiaSimbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimia
Aditya Heru
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Ernalia Rosita
 
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Fendy Prasetyo
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaRSU ELSYIFA
 
Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia
Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium KimiaTeknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia
Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia
lombkTBK
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Arsyi Nurani
 
Analisis Kimia Dasar
Analisis Kimia DasarAnalisis Kimia Dasar
Analisis Kimia Dasar
lombkTBK
 

Viewers also liked (20)

Lambang unsur dan persamaan reaksi
Lambang unsur dan persamaan reaksiLambang unsur dan persamaan reaksi
Lambang unsur dan persamaan reaksi
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
kelas10_kimia_budiutami
kelas10_kimia_budiutamikelas10_kimia_budiutami
kelas10_kimia_budiutami
 
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkunaITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
 
kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitik
 
Usaha dan-energi
Usaha dan-energiUsaha dan-energi
Usaha dan-energi
 
teknik laboratorium
teknik laboratoriumteknik laboratorium
teknik laboratorium
 
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
RPP Analisa Kimia Dasar ( AKD )
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahaya
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
Simbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimiaSimbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimia
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimia
 
Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia
Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium KimiaTeknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia
Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia
 
Soal2 p h larutan
Soal2 p h larutanSoal2 p h larutan
Soal2 p h larutan
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
 
Analisis Kimia Dasar
Analisis Kimia DasarAnalisis Kimia Dasar
Analisis Kimia Dasar
 

Similar to Kimia dasar

Pengenalan ilmu-kimia
Pengenalan ilmu-kimiaPengenalan ilmu-kimia
Pengenalan ilmu-kimia
Mimi Yeni
 
Ruang lingkup & perkembangan kimia
Ruang lingkup & perkembangan kimiaRuang lingkup & perkembangan kimia
Ruang lingkup & perkembangan kimia
eckoboyor
 
Makalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaMakalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaDede Adi Nugraha
 
335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisika335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisika
Tazil Fauza
 
HAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARIHAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
FarrelJordan
 
IPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 RevIPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 Rev
PPGHybrid2
 
IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 Rev
PPGhybrid3
 
Diktat termodinamika
Diktat termodinamikaDiktat termodinamika
Diktat termodinamika
Ahmad Ramdani
 
Diktat termodinamika 1
Diktat termodinamika 1Diktat termodinamika 1
Diktat termodinamika 1
Ahmad Al Imbron
 
bahan ajar peranan kimia by hutri erwanti
bahan ajar peranan kimia by hutri erwantibahan ajar peranan kimia by hutri erwanti
bahan ajar peranan kimia by hutri erwantiriyadiahmad
 
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
Ida Susanti
 
bab 1.pptx
bab 1.pptxbab 1.pptx
bab 1.pptx
aguswidodo646385
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Nurul Hanifah
 
Copy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docx
Copy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docxCopy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docx
Copy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docx
setiyaningsih159
 
Pengantar pembelajaran fisika
Pengantar pembelajaran fisikaPengantar pembelajaran fisika
Pengantar pembelajaran fisikaAl Frilantika
 
Bab 5 Unsur, Senyawa dan Campuran.pdf
Bab 5  Unsur, Senyawa dan Campuran.pdfBab 5  Unsur, Senyawa dan Campuran.pdf
Bab 5 Unsur, Senyawa dan Campuran.pdf
agus mulanto
 
Hand out hakikat ilmu kimia
Hand out hakikat ilmu kimiaHand out hakikat ilmu kimia
Hand out hakikat ilmu kimia
Affan Salaffudin
 

Similar to Kimia dasar (20)

Pengenalanilmukimia
PengenalanilmukimiaPengenalanilmukimia
Pengenalanilmukimia
 
Pengenalan ilmu-kimia
Pengenalan ilmu-kimiaPengenalan ilmu-kimia
Pengenalan ilmu-kimia
 
Pengenalanilmukimia
PengenalanilmukimiaPengenalanilmukimia
Pengenalanilmukimia
 
Ruang lingkup & perkembangan kimia
Ruang lingkup & perkembangan kimiaRuang lingkup & perkembangan kimia
Ruang lingkup & perkembangan kimia
 
Makalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaMakalah tentang Termokimia
Makalah tentang Termokimia
 
335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisika335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisika
 
HAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARIHAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HAKIKAT FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
 
IPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 RevIPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 Rev
 
IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 Rev
 
Diktat termodinamika
Diktat termodinamikaDiktat termodinamika
Diktat termodinamika
 
Diktat termodinamika 1
Diktat termodinamika 1Diktat termodinamika 1
Diktat termodinamika 1
 
bahan ajar peranan kimia by hutri erwanti
bahan ajar peranan kimia by hutri erwantibahan ajar peranan kimia by hutri erwanti
bahan ajar peranan kimia by hutri erwanti
 
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)
 
bab 1.pptx
bab 1.pptxbab 1.pptx
bab 1.pptx
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Copy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docx
Copy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docxCopy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docx
Copy of ATP_IPA Kimia_SMA_1_Unggul Sudarmo.docx
 
Tgas memel
Tgas memelTgas memel
Tgas memel
 
Pengantar pembelajaran fisika
Pengantar pembelajaran fisikaPengantar pembelajaran fisika
Pengantar pembelajaran fisika
 
Bab 5 Unsur, Senyawa dan Campuran.pdf
Bab 5  Unsur, Senyawa dan Campuran.pdfBab 5  Unsur, Senyawa dan Campuran.pdf
Bab 5 Unsur, Senyawa dan Campuran.pdf
 
Hand out hakikat ilmu kimia
Hand out hakikat ilmu kimiaHand out hakikat ilmu kimia
Hand out hakikat ilmu kimia
 

Kimia dasar

  • 1. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Bab I Ilmu Kimia, Pengukuran dan Materi Kompetensi Dasar □ Mampu menerapkan konsep dasar metode ilmiah, pengukuran, materi dan energi, sifat materi unsur senyawa dan campuran dan pemisahan campuran. I.1 Ilmu Kimia Pernahkah kita memikirkan tentang persitiwa alam yang terjadi di sekitar kita?. Terkadang muncul di dalam benak kita berbagai pertanyaan tentang penyebab peristiwa yang terjadi di alam ini. Misalnya, mengapa kalau kita meletakan besi di ruang terbuka dan dalam kondisi lembab lama-kelamaan akan menjadi berkarat?. Apa yang menyebabkan makanan menjadi basi?. Bagaimana terbentuknya rasa manis pada tape dari ketan yang kondisi awalnya tidak berasa?, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita heran. Berbagai pertanyaan tentang peristiwa yang terjadi di alam semesta ini dapat dijelaskan secara teoritis sesuai dengan batas kemampuan manusia. Fenomena-fenomena tersebut dapat dijelaskan dari segi Ilmu Kimia. Perisiwa-peritiwa yang telah kita sebutkan itu merupakan peristiwa-peristiwa kimia, walaupun kita juga dapat meninjaunya dari disiplin ilmu yang lain. Mungkin kebanyakan dari kita sudah familiar dengan kata ”Kimia”. Tetapi masih banyak yang belum mengerti tentang Kimia itu sendiri. Kalau mendengar kata ”Kimia” banyak yang membayangkannya dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun atau mengidentikannya dengan reaksi-reaksi zat yang menimbulkan fenomena yang khas seperti timbulnya ledakan dan perubahan warna yang mencolok. Bahkan ada yang mengidentikan kimia dengan bom. Sebenarnya anggapan ini hanyalah bagian kecil dari cakupan kimia. Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kimia berasal dari Bahasa Yunani "alkimia". Ilmu Kimia dapat kita artikan sebagai Cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari sifat-sifat dan kondisi materi yaitu komposisi dan struktur materi serta perubahan-perubahan yang terjadi pada materi tersebut. Untuk lebih memahami cakupan Ilmu Kimia tersebut, kita juga perlu memahami istilah materi, komposisi, dan struktur materi. Materi merupakan segala sesuatu di alam semesta ini Page 1
  • 2. Kimia Dasar, I Nyoman Candra yang memiliki masa dan menempati ruang. Istilah materi secara detail akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Istilah komposisi menyatakan jenis dan jumlah komponen yang menyusun suatu materi. Kita bisa mengambil suatu contoh untuk zat air. Air tersusun atas unsur Hidrogen dan Oksigen. Jumlah atom Hidrogen yang menyusun air adalah 2 buah dan jumlah atom Oksigennya 1. perbandingan masa antar Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah 2 : 16 atau 1 : 8. Sedangkan istilah struktur menyatakan susunan/letak/posisi komponen-komponen penyusun materi. Suatu senyawa tersusun atas atom-atom penyusun dengan penataan yang spesifik. Penataan ini memungkinkan terbentuknya geometri molekul dalam bentuk 3 dimensi. Dari pernyataan tersebut, sekarang kita dapat mengetahui bahwa cakupan Kimia tidak sesempit yang kita bayangkan selama ini. Setiap hari kita selalu berhubungan dengan kimia. Badan kita, makanan yang kita makan, dan lingkungan kita adalah zat kimia. Segala sesuatu yang ada di alam ini adalah zat kimia. Sehingga kita bisa menyatakan bahwa ”Everything is Chemistry”. Karena setiap hari kita selalu berhubungan dengan zat kimia, sudah semestinya kita harus mempelajari Ilmu Kimia untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam ini. Sayangnya antusiasme kita dalam belajar kimia bukan karena rasa keingintahuan kita atau bukan karena kita adalah makhluk yang haus akan informasi, tetapi lebih karena tuntutan kurikulum yang mewajibkan kita belajar kimia. Seperti yang sudah dinyatakan bahwa kita tidak bisa lepas dari kimia. Tidak mengherankan apabila disiplin ilmu lain juga mempelajari kimia, dan harusnya memang seperti itu. Biologi, Fisika dan ilmu terapan seperti Farmasi, Kedokteran, Teknik, Pertanian dan lain-lain memerlukan pemahaman tentang kimia dalam mengkaji bidang tersebut. Karena peranannya ini, maka kimia disebut sebagai ”Central Sciences”. Meskipun begitu, dalam mempelajari kimia, kita juga tidak bisa lepas dari disiplin ilmu lainnya karena semua ilmu itu saling terkait. I.2 Metode Ilmiah (Scientific Method) Akhir-akhir ini, perkembangan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Para ilmuwan telah berjasa dalam mengungkapkan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang sebelumnya masih menjadi tanda tanya. Dalam mencari jawaban atas permasalahan, seorang ilmuwan bisa saja melakukan pendekatan yang berbeda dengan pendekatan yang dilakukan Page 2
  • 3. Kimia Dasar, I Nyoman Candra ilmuwan lain terhadap suatu permasalahan yang sama. Meskipun demikian, terdapat pedoman umum dalam pendekatan suatu permasalahan yang kita sebut dengan ”Metode Ilmiah”. Dalam melakukan pendekatan permasalahan dengan Metode Ilmiah terdapat beberapa langkah yang dilalui yaitu : 1. Observasi (Pengamatan) masalah 2. merumuskan Hipotesis (dugaan sementara) 3. melakukan percobaan 4. menarik kesimpulan 5. Publikasi Metode ilmiah diawali dengan adanya suatu permasalahan yang ditemui dari pengamatan atau observasi. Permasalahan yang ditemui didukung oleh informasi dan data-data yang ada. Dari data-data dan informasi yang mempertegas permasalahan tersebut, dicoba untuk membuat dugaan sementara yang disebut dengan Hipotesis. Selanjutnya kita mendesain suatu eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang kita ajukan. Dari sejumlah observasi dan eksperimen, kita bisa membuat suatu pernyataan tunggal atau suatu persamaan yang dikenal dengan Hukum Ilmiah. Suatu hukum ilmiah merupakan pernyataan ringkas secara verbal atau suatu persamaan matematika sebagai kesimpulan dari beberapa observasi dan eksperimen. Dari eksperimen yang telah kita lakukan, kita menganalisis dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hipotesis yang kita ajukan berdasarkan hukum-hukum yang berlaku. Setelah dilakukan analisis, sampailah pada tahap penarikan kesimpulan yang selanjutnya dapat melahirkan suatu Teori. Suatu teori merupakan penjelasan prinsip umum terhadap penomena tertentu dengan mempertimbangkan alasan dan fakta yang mendukungnya. Hasil yang diperoleh tidak akan bermanfaat apabila tidak diinformasikan pada publik, sehingga perlunya adanya Publikasi. Hal ini untuk mendorong pengembangan ilmu pengetahuan. I.3 Pengukuran Dalam mempelajari zat atau materi, kita perlu mengetahui sifat-sifatnya, sehingga kita perlu menentukannya melalui pengukuran. Di dalam Fisika, mengukur mengandung pengertian suatu kegiatan yang bertujuan untuk membandingkan suatu besaran dengan suatu satuan. Besaran merupakan sesuatu yang memiliki nilai dan satuan. Sedangkan satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran. Page 3
  • 4. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Di tinjau dari satuannya, besaran dibedakan menjadi 2 yaitu : besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya didefinisikan sendiri. Misalnya panjang, masa, waktu, arus listrik, temperatur, banyaknya zat, dan intensitas cahaya. Sedangkan besaran turunan adalah Besaran yang satuanya diturunkan dari besaran pokok. Misalnya : luas, masa jenis, energi dan lain-lain. Jumlah total angka yang diperoleh pada pengukuran disebut angka signifikan. Misalnya hasil pengukuran panjang suatu benda adalah 1,25m. Hasil pengukuran ini mengandung 3 angka signifikan. Beberapa aturan dalam menentukan angka signifikan : 1. Semua bilangan bukan nol adalah angka signifikan. Misal 8,257 memiliki 4 angka signifikan. 2. Semua bilangan nol yang terletak di antara bilangan bukan nol adalah angka signifikan. Misal 5,0897 memiliki 5 angka signifikan. 3. Bilangan nol yang terletak di sebelah kiri suatu bilangan, bukan angka signifikan. Misalnya 0,0075 memiliki 2 angka signifikan yaitu 7 dan 5. 4. Bilangan nol yang terletak di sebelah kanan suatu bilangan, mungkin merupakan angka signifikan, mungkin juga bukan. Misalnya hasil suatu pengukuran berat benda adalah 25800gr. Nilai ini bisa mengandung 3 angka signifikan, bisa juga 5. Di katakan kemungkinan mengandung 3 angka signifikan karena kemungkinan hasil pengukuran tidak tepat 25800gr. Mungkin berada pada rentang 25751gr sampai 25849gr. Untuk meyakinkan bahwa nilai 25800 mengandung 3 angka signifikan, maka perlu dituliskan dalam notasi eksponensial yaitu 2,58.104 gr. Apabila nilai yang terukur tepat 25800gr, maka juga harus dituliskan dengan notasi eksponensial 2,5800.104gr, sehingga jumlah angka signifikannya tidak meragukan yaitu 5. Angka signifikan terdiri dari angka pasti (certain) dan angka perkiraan (estimate). Nilai 1,25 mengandung 2 angka pasti (1 dan 2) dan 1 angka perkiraan (5). Nilai perkiraan ini merupakan angka ketidakpastian. Hal ini disebabkan keterbatasan suatu alat yang digunakan dalam pengukuran dan perbedaan seseorang dalam melakukan pengukuran. Nilai pengukuran panjang suatu benda menggunakan mistar akan berbeda dengan nilai pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, atau nilai berat suatu zat yang ditimbang dengan neraca analtik oleh seseorang akan berbeda dengan nilai berat zat tersebut yang ditimbang oleh orang lain Page 4
  • 5. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Hasil pengukuran yang kita peroleh biasanya dipakai untuk menghitung besaran lainnya. Dalam perhitungan ini kita harus hati-hati supaya hasil yang kita peroleh tidak mengandung angka pasti yang lebih banyak daripada hasil yang kita inginkan. Misalnya pada perhitungan dengan kalkulator. Hasil perhitungan dengan kalkulator mengandung jumlah angka pasti yang lebih besar daripada data yang dioperasikan. Beberapa aturan dalam menentukan angka signifikan dalam perhitungan yaitu : 1. Pada pengalian dan pembagian : jumlah angka signifikan hasil pengalian dan pembagian adalah sama dengan jumlah angka signifikan paling sedikit dari data yang dioperasikan. Contoh latihan I.1 : Tentukan volume suatu wadah dengan jumlah angka signifikan yang benar apabila diketahu panjang benda = 2,34 cm., lebar benda 2,2478cm dan tinggi benda 1,1cm. Penyelesaian : Angka signifikan yang paling sedikit adalah 2 yaitu pada data tinggi, sehingga hasilnya harus mengandung 2 angka signifikan. Volume = p x l x t = 1,34cm x 2,2478cm x 2,1cm = 6,3 cm3 (mengandung 2. Penjumlahan dan pengurangan Jumlah angka di belakang koma hasil penjumlahan dan pengurangan adalah sama dengan jumlah angka di belakang koma yang paling sedikit dari suatu data yang dioperasikan. Contoh latihan I.2 : Tentukan hasil penjumlahan dari 2,3231; 3,21 dan 4,211! Penyelesaian : 2,3231 3,21 4,211 9,7441 Jumlah angka di belakang koma yang paling sedikit adalah 2 (pada 3,21) maka hasil penjumlahan harus mengandung 2 angka di belakang koma yaitu 9,74 Page 5
  • 6. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 3. Pembulatan Untuk memperoleh hasil seperti pada aturan 1 dan 2, kita perlu melakukan pembulatan. Adapun aturan dalam pembulatan yaitu : □ Bila jawaban kita berakhir dengan angka yang lebih besar dari 5, maka angka didepannya dibulatkan dengan menjumlahkan angka tersebut dengan 1. Misalnya hasil yang kita peroleh adalah 3,237 dan harus mengandung 3 angka signifikan, maka nilai tersebut harus dibulatkan menjadi 3,24. □ Bila jawaban kita berakhir pada angka yang lebih kecil 5, maka angka di depannya tidak perlu ditambah 1. Misalnya hasil perhitungan adalah 4,134 dan harus mengandung 1 angka di belakang koma, maka hasil tersebut menjadi 4,1. □ Bila jawaban kita berakhir dengan angka 5, maka angka di depannya dibulatkan dengan menjumlahkannya dengan 1 apabila angka di depannya ini ganjil, dan tidak perlu dijumlahkan dengan 1 apabila angka di depannya genap. Misal 8,65 bisa dibulatkan menjadi 8,6; dan nilai 8,75 bisa dibulatkan menjadi 8,8. Telah dinyatakan bahwa pengukuran yang dilakukan oleh seseorang tidak menghasilkan nilai yang tepat sesuai dengan nilai sebenarnya, tetapi bisa mendekati nilai tersebut. Seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya disebut dengan Akurasi. Sedangkan tingkat kedekatan suatu hasil pengukuran dengan pengukuran sebelum atau sesudahnya disebut Presisi. a b c Gambar 1 tingkat akurasi dan presisi suatu pengukuran, (a)Akurasi dan presisi bagus, (b)Akurasi jelek, presisi bagus, (c) Akurasi dan presisi jelek Page 6
  • 7. Kimia Dasar, I Nyoman Candra I.4 Materi dan energi Materi Materi adalah segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang. Istilah masa berbeda dengan berat, namun seringkali kita menyamakannya. Masa menyatakan ukuran kuantitas terkait dengan komponen-komponen materi tersebut. Masa suatu materi di mana-mana adalah tetap, tidak bergantung pada tempatnya. Sedangkan berat adalah suatu gaya yang dialami suatu materi karena adanya percepatan gravitasi. Nilai percepatan gravitasi berbeda-beda sesuai dengan tempatnya oleh karena itu berat suatu materi juga berbeda-beda tergantung pada tempatnya. Percepatan gravitasi di bulan lebih kecil dibandingkan percepatan gravitasi di bumi, sehingga berat benda di bulan lebih ringan dibandingkan berat benda di bumi. Hubungan antara masa dan berat dapat dinyatakan sebagai berikut : W = m.g W adalah gaya yang dialami benda (berat benda) dalam satuan Newton (N) atau satuan gaya yang lain. m adalah masa benda satuannya kg atau satuan masa yang lain g adalah percepatan gravitasi dalam satuan m/s2 atau satuan percepatan yang lain. Energi Istilah energi sudah tidak asing lagi bagi kita dan sudah kita pakai sehari-hari. Kita sering mengucapkan ”tidak punya energi” apabila kita belum makan. Bahkan untuk saat ini dunia pada umumnya dan Indonesia khusunya sedang mengalami krisis energi. Apakah sebenarnya energi tersebut?. Apakah sesederhana yang sering kita sebutkan sehari-hari. Begitu luasnya cakupan dan pembahasan tentang energi sehingga dalam kimia dibahas tersendiri dalam cakupan bidang sendiri yaitu Termodinamika. Secara sederhana, energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Ada beberapa bentuk energi yang kita kenal yaitu energi potensial, energi kinetik, energi listrik, energi cahaya, energi panas, dan energi nuklir. Sesuai dengan bunyi hukum kekekalan energi bahwa energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, maka suatu bentuk energi sebenarnya berasal dari bentuk energi yang lain. Page 7
  • 8. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Setiap perubahan materi selalu diikuti oleh perubahan bentuk energi. Jadi erat kaitannya antara materi dan energi. Hubungan ini dirumuskan dalam persamaan einstein sebagai berikut : E = m.c2 E adalah energi dalam satuan Joule atau satuan energi yang lain. m adalah masa zat/materi dalam satuan kg atau satuan masa lainnya. c adalah kecepatan cahaya yang nilai 3.108 m/s. I.5 Sifat materi Sifat-sifat suatu materi bergantung pada komposisi penyusun materi tersebut. Sifat materi meliputi sifat fisika dan sifat Kimia. Sifat fisika suatu materi dapat diukur dan ditentukan tanpa mengubah komposisi atau identitas materi tersebut. Contoh sifat fisika adalah titik didih, titik lebur, densitas (kerapatan), warna, kekentalan dan lain-lain. Sifat kimia terkait dengan perubahan kimia. Perubahan kimia merupakan perubahan suatu materi menjadi materi lain di mana materi yang terbentuk tidak bisa berubah kembali menjadi materi asalnya secara alami. Contoh perubahan kimia adalah kertas yang dibakar, proses pembuatan tape dan masih banyak lagi perubahan yang lain. Sifat kimia suatu materi yang terkait dengan perubahan kimia misalnya kestabilan suatu zat yang terkait dengan reaktifitasnya. Tabel 1 : Sifat Fisika dan Kimia Materi SIFAT FISIKA SIFAT KIMIA kualitatif Kuantitatif Keadaan fisik Titik lebur Reaktifitas terhadap air warna Titik didih Reaktifitas terhadap udara Bau Kerapatan Reaktifitas terhadap Oksigen murni Bentuk kristal Kelarutan Reaktifitas terhadap asam kelunakan Daya hantar listrik Raktifitas terhadap zat murni Daya tahan Daya hantar panas Kemudahan untuk terbakar Kekerasan Toksisitas kecerahan dekomposisi Semua sifat-sifat materi yang dapat diukur digolongkan menjadi dua yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif merupakan sifat materi yang tergantung pada kuantitasnya. Misalnya masa dua buah benda merupakan penjumlahan masa benda pertama dan masa benda kedua. Sedangkan sifat intensif adalah sifat materi yang tidak bergantung pada jumlah Page 8
  • 9. Kimia Dasar, I Nyoman Candra materinya. Misalnya titik didih 1 gelas air dengan titik didih 10 gelas air adalah sama yaitu 100oC. Sifat suatu materi juga bisa di kenali dari wujudnya. Ada 3 wujud materi yang kita kenal yaitu : 1. Gas, Yang memiliki ciri : • Jarak antar partikel berjauhan dan tidak teratur. • Daya tarik antar partikel sangat lemah • Memenuhi ruangan yang ditempati • Bentuknya sesuai dengan wadahnya • Mudah ditekan (dikompres) 2. Cair Ciri-cirinya : • Jarak antar partikelnya lebih dekat dan susunannya lebih teratur dibandingkan partikel gas. • Daya tarik antarpartikelnya lebih kuat dibandingkan partikel gas. • Bentuknya sesuai dengan wadah yang ditempatinya • Tidak bisa dikompres 3. Padat Ciri-cirinya : • Jarak antarpartikelnya berdekatan dan susunannya teratur. • Daya tarik antarpartikelnya sangat kuat. • Bentuknya tetap tidak bergantung wadahnya • Tidak bisa dikompres. Materi dapat mengalami perubahan yaitu menjadi gas, cair dan padat. Page 9
  • 10. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 1 PADAT CAIR 2 3 5 4 6 GAS Keterangan : 1. Melebur 2. Membeku 3. Menyublim 4. Deposisi 5. Mengembun 6. menguap Gambar 2 : Perubahan Wujud I.6 Unsur, senyawa dan campuran Unsur adalah Materi/Zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana.Tiap unsur hanya dibangun oleh satu jenis atom. Misalnya unsur Oksigen (O2), unsur Hidrogen (H2), unsur Karbon (C), dan lain-lain. Senyawa adalah Zat yang dibangun oleh dua unsur atau lebih unsur dengan perbandingan tertentu.Misalnya : H2O, CO2, H2SO4 dan lain-lain. Senyawa merupakan suatu molekul. Molekul digolongkan menjadi molekul unsur dan molekul senyawa. Disebut molekul unsur apabila unsur yang membentuk molekul tersebut, jenisnya sama. Misalnya H2, O2, S8 merupakan molekul unsur. Sedangkan disebut molekul senyawa (senyawa saja) apabila unsur yang membentuk molekul tersebut, berbeda. Campuran adalah Gabungan dua atau lebih zat tunggal dengan perbandingan sembarang. Campuran ada 2 macam yaitu : 1. Campuran Homogen (LARUTAN) adalah Penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang semua partikel menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Contohnya Etanol dalam air 2. Campuran Heterogen adalah Penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang tidak menyebar merata pada semua bagian, sehingga masih dapat dibedakan komponen-komponennya. Contohnya : Minyak dengan air, Pasir dengan air Klasifikasi materi Page 10
  • 11. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Materi tidak Ya Apakah seragam di semua bagian Campuran Homogen Heterogen tidak Bisakah dipisahkan Ya dengan alat secara fisik Zat murni Campuran Homogen (larutan) tidak Ya Bisakah didekomposisikan menjadi zat lain melalui proses kimia unsur senyawa Gambar 3 Klasifikasi Materi I.7 Pemisahan campuran Pemisahan campuran intinya adalah memisahkan komponen-kompoen yang menyusun suatu campuran berdasarkan perbedaan sifat-sifat komponen-komponen tersebut, bergantung atas Jenis, Wujud, dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Ada beberapa teknik pemisahan campuran diantaranya : 1. Destilasi, yaitu teknik pemisahan yang didasarkan atas perbedaan titik didih komponen- komponen penyusun campuran. Misalnya pemisahan campuran antara teh dengan air, pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi, dan masih banyak lagi campuran yang bisa dipisahkan secara destilasi. Suatu campuran lebih mudah dipisahkan apabila komponen-komponen penyusun campuran tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup signifikan. Page 11
  • 12. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 2. Rekristalisasi yaitu pemisahan yang didasarkan atas perbedaan titik beku komponen- komponen campuran. Contoh pemisahan secara kristalisasi yaitu pemisahan campuran garam KNO3 dengan KCl. 3. Ekstraksi yaitu teknik pemisahan campuran yang didasarkan perbedaan kelarutan komponen-komponen campuran dalam pelarut yang berbeda 4. Kromatografi, yaitu Pemisahan Campuran yang didasarkan perbedaan interaksi komponen- komponen campuran di dalam fase diam dan fase gerak. Latihan Soal-soal 1. Sesuai dengan pengetahuan anda seputar kimia, sebutkan lima hal di mana kimia atau proses kimia mempengaruhi kehidupan anda!. 2. Gambarkan dalam bentuk diagram yang menunjukan hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan lingkungan! 3. Tentukan berapa jumlah angka signifikan dari nilai berikut! : a) 24.7 kg b) 0.247 01 L c) 8.930 ⋅ 105 km d) 0.0003 mL 4. Jelaskan apa perbedaan antara presisi dan akurasi! 5. Lengkapi perhitungan berikut dengan jumlah angka signifikan yang tepat! a) 5.672 g + 92.21 g b) 32.34 km ⋅ 93.1 km c) 11.2 g  92 mL 6. Kelompokan persitiwa berikut ke dalam perubahan kimia atau perubahan fisika!, jelaskan dengan alasan anda!. a) Tanaman yang tumbuh dari bibit yang kita tanam dan kita pelihara b) Keringat yang menguap untuk menjaga suhu tubuh sama dengan suhu lingkungan c) Tubuh kita mencerna makanan untuk menghasilkan energi yang kita butuhkan d) Bunga es yang terbentuk pada sisi lemari es. Page 12
  • 13. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 7. Tuliskan tiga campuran yang biasa anda gunakan a) Jelaskan bagaimana anda mengetahui bahwa zat tersebut adalah campuran! b) Kelompokan tiap campuran tersebut ke dalam campuran homogen dan campuran heterogen! 8. Kelompokan zat berikut menjadi zat murni atau campuran, apabila campuran tentukan apakah campuran homogen atau heterogen! a) Udara b) Juice tomat c) Kristal iodin d) Pasir+air 9. Sarankan suatu metode untuk memisahkan tiap-tiap campuran berikut ! a) Gula dan pasir b) Besi dengan sulfur 10. Suatu padatan zat putih A dipanaskan secara kuat dengan keberadaan Oksigen. Zat ini terdekomposisi menjadi zat baru B yang berwarna putih dan gas C. gas ini memiliki sifat yang sama dengan gas yang dihasilkan ketika karbon dibakar dengan Oksigen berlebih. Berdasarkan informasi tersebut, dapatkah kita menentukan apakah padatan A, padatan B dan gas C adalah unsur atau senyawa?. Jelaskan kesimpulan anda untuk tiap-tiap zat! Page 13
  • 14. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Bab I I STOKIOMETRI Kompetensi Dasar  Mampu menjelaskan Hukum Dasar Kimia  Menerapkan konsep stoikiometri dalam perhitungan Kimia Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan metron yang berarti mengukur. Dari asal katanya ini stokiometri dapat diartikan sebagai bidang ilmu kimia yang membahas hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Stokiometri sangat berperanan penting dalam mempelajari ilmu kimia secara kuantitatif. Perhitungan-perhitungan yang terkait kuantitas materi dalam reaksi harus didasarkan atas stokiometri. Peranan stokiometri yang tampak nyata adalah perhitungan konsentrasi suatu materi di alam ini. Misalkan penghitungan konsentrasi logam-logam berat di dalam air, penghitungan persen hasil (rendemen) suatu zat, pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dan masih banyak lagi. II. 1 Hukum Dasar Kimia Pembahasan tentang stokiometri ini diawali dengan pembahasan tentang Hukum Dasar Kimia. Ini penting kita ketahui sebagai dasar kita mempelajari kimia. Terkait dengan stokiometri, hukum dasar yang akan kita pelajari di sini adalah : hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda, II.1.1. Hukum kekekalan massa Hukum kekekalan masa disebut juga hukum hukum lavoisier karena hukum ini pertama kali dikemukan oleh Antoine Lavoiser. Hukum kekalan masa menyatakan bahwa pada reaksi kimia, masa zat pereaksi sama dengan masa zat hasil reaksi. Misalnya : Pada reaksi pembentukan molekul air. Gas Hidrogen + Gas Oksigen Air Page 14
  • 15. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Masa Gas Oksigen ditambah masa Gas Hidrogen sama dengan masa air yang terbentuk. Apabila masa hidrogen yang bereaksi 2 gram dan oksigen 16 gram, maka masa air yang terbentuk adalah 18 gram. Penyimpangan Hukum kekekalan masa pada mulanya dapat diterima, tetapi kemudian timbul keraguan untuk reaksi-reaksi yang bersifat eksoterm (melepas kalor) dan endoterm (menerima kalor). Hal ini dapat kita ketahui dari persamaan hubungan masa dengan energi yang dinyatakan oleh Albert Einstein yaitu : dengan : C adalah kecepatan cahaya yaitu 3.108 E = m.C2 m/s. Ini artinya perubahan masa suatu materi akan menimbulkan sejumlah energi tertentu. Atau perubahan masa akan menimbulkan perubahan energi. Tetapi, menurut perhitungan, perubahan energi yang menyertai perubahan masa, sangat kecil sekali. Hukum kekekalan masa merupakan dasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terkait perhitungan-perhitungan dalam reaksi kimia. II.1.2. Hukum Perbandingan Tetap Hukum perbandingan tetap disebut juga Hukum Proust (nama ahli kimia kewarganegaraan Prancis). Hukum ini menyatakan bahwa : "Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap" Menurut hukum ini, unsur-unsur yang membangun suatu senyawa berada dalam perbandingan tertentu dan selalu tetap. Contoh : Oksigen bergabung dengan Hidrogen membentuk air dengan perbandingan masa oksigen terhadap masa hidrogen adalah 8 : 1. perbandingan ini selalu tetap asalkan molekulnya air. Page 15
  • 16. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Penyimpangan Setelah diteliti untuk beberapa senyawa, ternyata perbandingan masa unsur-unsur yang membentuk suatu senyawa, tidak selalu tetap. Kadang kita menjumpai perbandingan unsur-unsur yang membentuk suatu senyawa berada dalam perbandingan acak. Contoh peristiwa ini dapat kita lihat pada dua kasus berikut : 1. Pada senyawa kristal Titanium Oksida. Pada kondisi normal senyawa Kristal ini tersusun dari atom Ti dan O secara selang seling dengan perbandingan 1 : 1. Tetapi pada kondisi tertentu, perbandingannya bukan 1 : 1. Terkadang ada beberapa atom Ti yang hilang, terkadang ada beberapa atom O yang hilang. Hal ini menyebabkan perbandingan Ti dengan O menjadi tidak tetap. 2. Senyawa dengan unsur berisotop Perbandingan masa unsur yang membentuk suatu senyawa juga bisa tidak tetap karena terdapat unsur yang memiliki isotop. Isotop adalah unsur yang memiliki nomor atom sama tetapi nomor masa yang berbeda. Misalnya unsur C memiliki dua isotop yaitu 12C dan 13C. Kita lihat pada pembentukan molekul Karbonmonoksida Untuk 12C Karbon + Oksigen Karbonmonoksida 12 gr 16 28 gr 13 Untuk C 13 gr 16 29 gr 12 Untuk senyawa Karbonmonoksida dengan unsur C perbandingan masa Karbon terhadap Oksigen adalah 12 : 16 atau 3 : 4, sedangkan Untuk senyawa Karbonmonoksida dengan unsur 13C, perbandingan masa Karbon terhadap masa Oksigen adalah 13 : 16. Sebenarnya fenomena untuk senyawa berisotop ini bukan penyimpangan karena untuk isotop tertentu masih mematuhi aturan hukum perbandingan tetap. Page 16
  • 17. Kimia Dasar, I Nyoman Candra II.1.3. Hukum Perbandingan Berganda Hukum perbandingan berganda ini kadang-kadang disebut juga Hukum Dalton (nama seorang ahli kimia Inggris)Dalton mengemukan hukum perbandingan berganda ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap nilai-nilai perbandingan yang di hasilkan oleh Proust. Hukum Perbandingan Berganda menyatakan bahwa : Apabila suatu unsur dengan unsur tertentu dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan masa suatu unsur tersebut pada senyawa I terhadap masa suatu unsur tersebut pada senyawa II, merupakan bilangan bulat dan sederhana. Contoh latihan II.1 : Karbon dan Oksigen dapat membentuk lebih dari satu senyawa yaitu Karbondioksida (Senyawa I) dan Karbonmonoksida (senyawa II). Tunjukan apakah peristiwa ini sesuai dengan hukum perbandingan berganda Penyelesaian Perbandingan Karbon dengan Oksigen pada senyawa I adalah 1 : 1,33. Perbandingan Karbon dengan Oksigen pada senyawa II adalah 1 : 2,67 Perbandingan Oksigen pada senyawa I dengan Oksigen pada Senyawa II adalah 1,33 : 2,67 atau 1:2 II.2 Teori Atom Dalton Sebelum kita masuk ke Hukum berikutnya yaitu Hukum Penyatuan Volum dan Hukum Avogadro, ada baiknya kita memulainya dengan Teori Atom yang dikemukan oleh Dalton. Teori tentang atom yang dikemukan oleh Dalton adalah sebagai berikut : - Setiap unsur dibangun oleh partikel yang paling kecil yang disebut atom. - Semua atom dari unsur kimia tertentu adalah identik, dan atom dari unsur yang berbeda juga berbeda serta memiliki sifat yang berbeda (termasuk masa yang berbeda) - Pada reaksi kimia, atom suatu unsur tidak akan berubah menjadi atom tipe lain, selama reaksi kimia, atom tersebut tidak diciptakan atau dimusnahkan. - Senyawa akan terbentuk ketika atom dari satu atau lebih unsur bergabung, senyawa yang Page 17
  • 18. Kimia Dasar, I Nyoman Candra terbentuk selalu memiliki bilangan relatif dan jenis atom yang sama. Bila kita bandingkan dengan teori atom modern, Hukum Dalton ini ternyata kurang tepat. Atom bukanlah partikel yang paling kecil. Ternyata ada partikel yang lebih kecil lagi yang menyusun atom yaitu proton, elektron dan neutron. Kurang tepatnya Hulum Dalton juga terlihat setelah ditemukan adanya atom yang sama tetapi memiliki masa yang berbeda (isotop). II.3 Hukum Penyatuan Volume, Dan Hukum Avogadro Hukum penyatuan Volume dan Hukum Avogadro merupakan Hukum yang sangat berperan dalam menjelaskan kondisi gas. II.3.1 Hukum Penyatuan Volume Hukum ini dikemukakan oleh Gay-Lussac. Gay-Lussac melakukan pengamatan terhadap nilai perbandingan volume gas-gas yang direaksikannya. Hasil pengamatan inilah yang selanjutnya dirumuskan dalam Hukum Penyatuan Volume. Hukum Penyatuan Volume menyatakan bahwa Volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. Contohnya : Perbandingan volume gas Nitrogen, Hidrogen dan Amonia Pada pembentukan Gas amonia dari Gas Nitrogen dan Oksigen adalah : 3 : 1 : 2. II.3.2 Hukum Avogardo Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada suhu (T) dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya (V) sama, mempunyai jumlah partikel (N) yang sama. Pada T dan P tetap, V ~ Jumlah Partikel V = n x konstanta Page 18
  • 19. Kimia Dasar, I Nyoman Candra n = jumlah mol gas tersebut. V1 N1 Atau = V2 N2 Contoh latihan II.2 : Pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm, suatu gas dengan volume 1 L memiliki jumlah partikel 2,69.1022 buah partikel. Berapakah jumlah partikel gas tersebut pada kondisi suhu 25oC, tekanan 1 atm dan volume 2 L? Penyelesaian : Pada P dan T sama, jumlah partikel sebanding dengan volumenya 1L gas memiliki jumlah partikel 2,69. 1022. maka 2L gas tersebut mengandung 2 x 2,69.1022 = 5,38 . 1022 partikel. Untuk gas, hubungan antara Tekanan dengan Volume gas dinyatakan dalam suatu hukum yang dikenal dengan Hukum Boyle yang menyatakan : Volume suatu gas yang dijaga pada temperatur tetap, berbanding terbalik dengan Tekanannya 1 V = konstanta x atau P.V = konstan P Sedangkan hubungan antara temperatur dengan volume gas ditemukan oleh ilmuwan Prancis, Jacques Charles yang menyatakan : Volume sejumlah gas tertentu yang dijaga pada tekanan tetap, berbanding lurus dengan temperatur absolutnya V V = konstanta x T atau = kons tan T Page 19
  • 20. Kimia Dasar, I Nyoman Candra V Pengabungan persamaan V = n.konstanta, P.V = konstanta, dan = konstanta menghasilkan T suatu persamaan gas yang kita kenal dengan persamaan gas ideal yang dirumuskan sebagai berikut : P.V = n.R.T Liter .atmosfer di mana R adalah tetapan gas yang nilai 0,0821 mol .Kelvin II.4 Massa Atom Relatif Masa atom relatif dari unsur yang berbeda dinyatakan dengan masa atomnya. Masa atom suatu unsur menunjukan seberapa berat rata-rata 1 atom suatu unsur yang dibandingkan dengan suatu atom unsur yang lain. Masa suatu atom sangat kecil sekali sehingga bila kita menggunakan satuan masa yang umum kita pakai, kita akan terlibat dengan angka yang agak banyak. Untuk menyederhanakannya, maka digunakan satuan untuk masa atom yang disebut dengan ”Atomics Mass Unit (amu)” atau dalam Bahasa Indonesianya ”Satuan Masa Atom (sma)”. 1 amu = 1,66054.10-24 gr dan 1 gr = 6,02214. 1023 amu Amu di definisikan dengan menentukan secara tepat masa isotop 12C sebesar 12 amu. Masa atom relatif didefisikan sebagai perbandingan masa 1 satu atom terhadap masa atom standar. Pada awalnya, atom standar yang dipakai adalah Hidrogen mengingat unsur ini adalah atom yang paling ringan. Kemudian diganti dengan Oksigen karena keberadaannya yang cukup banyak di bumi. Setelah itu diketahui bahwa Oksigen memiliki 3 isotop yaitu 16O, 17O dan 18 O sehingga atom Oksigen tidak bisa dipakai, karena syarat atom atandar adalah stabil dan murni. Akhirnya dipakai 12C sebagai atom standar. Sehingga masa atom relatif suatu unsur (ArX) dinyatakan sebagai perbandingan masa 1 atom X terhadap 1/12 masa 12C. Page 20
  • 21. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Masa 1 atom X Ar X = 1/12 masa atom C-12 Sebagian unsur yang berada di alam berada dalam campuran isotopnya. Masa Atom Relatif merupakan rerata semua isotop sesuai dengan perbandingan jumlahnya. Kita dapat menentukan rerata masa atom suatu unsur dengan menggunakan masa istopnya ini dan kelimpahannya. Ar = %kelimpahan istop 1 x masa isotop 1 + %kelimpahan istop 2 x masa isotop 2 + dst Contoh latihan II.3 : Unsur karbon di alam memiliki 2 istop yaitu 12C dan 13C. Masa isotop 12C dan 13C berturut-turut 12 tepatnya adalah 12 sma dan 13, 00335 sma. Kelimpahan isotop C adalah 98,892%, dan kelipahan 13C adalah 1,108%. Hitunglah masa atom rata-ratanya (Ar). Penyelesaian : Ar = 98,892%(12 sma) + 1,108% (13, 00335 sma) = 12,01 sma. II.5 Masa Molekul Relatif Masa molekul relatif (Mr) merupakan perbandingan masa molekul dengan masa standar : Masa 1 molekul X MrX = 1/12 masa atom C-12 Masa molekul relatif suatu molekul dapat dihitung dari masa atom relatif dari tiap-tiap atom penyusun molekul tersebut. Contoh latihan II.4: Page 21
  • 22. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Hitunglah masa molekul relatif (Mr) dari senyawa A2B. Bila diketaui Ar A = 5 sma dan Ar B = 20 sma Penyelesaian : Mr A2B = 2(Ar A) + Ar B = 2(5 sma) + 20sma = 30 sma. II.6 Konsep mol Satuan mol dipakai untuk menyatakan kuantitas materi. Satuan ini dipakai untuk menghindari pemakaian angka yang terlalu besar. Mol dari suatu zat menyatakan banyaknya zat tersebut yang mengandung 6,03.1023 satuan. 1 mol materi = 6,03.1023 partikel Bilangan 6,03.1023 dikenal dengan bilangan Avogadro (N) Suatu mol tidak hanya menggambarkan jumlah partikel tertentu, tetapi juga menentukan masa suatu zat. Umumnya, masa molar, M, dalam gram per mol, adalah sama dengan masa dari rumus kimianya. Tabel 2 : Masa rumus dan Masa molar Rumus Masa rumus Masa molar, M O 16,00 sma 16,00 g/mol O2 32,00 sma 32,00 g/mol H2O 18,02 sma 18,02 g/mol NaCl 58,44 sma 58,44 g/mol Hubungan umum masa dengan mol dapat dinyatakan : m=Mxn di mana m adalah masa dalam gram, M adalah masa molar dalam gram/mol dan n adalah jumlah zat dalam mol. Dengan menggunakan persamaan gas ideal, volume 1 mol gas pada keadaan standar (P = 1 atm, T = 273K) dapat dihitung : P.V = n.R.T Page 22
  • 23. Kimia Dasar, I Nyoman Candra n.R.T 1mol .0,0821( L. Atm ) /( mol .K ).273 K V = = ≈ 22,4 Liter P 1atm Hubungan antara mol dengan volume gas ideal, masa, dan jumlah partikel dapat diringkas sebagai berikut : dikali N dikali M Jumlah Jumlah Partikel Masa (gram) mol dibagi N dibagi M Dikali 22,4 Keterangan : Dibagi 22,4 M = masa molar N = bilangan Avogadro = 6,03.1023 Volum gas ideal pada STP (Liter) Gambar 4 : Hubungan Mol dengan masa, jumlah partikel dan volum gas Contoh latihan II.5 : a. Berapa masa (dalam gr) 2,5 . 10-3 mol Al2(SO4)3?. b. Berapa mol ion klorida di dalam 0,075 gram AlCl3?. c. Berapa masa (dalam gr) 7,7.1020 molekul kafein, C8H10N4O2?. d. Berapa masa molar kolesterol apa bila 0,00105 mol kolesterol masanya 0,406 gr? Penyelesaian : a. ‫ ܽݏܽ݉ ׷ ݏݑ݉ݑݎ‬ൌ ݉‫ݎ݈ܽ݋݉ ܽݏܽ݉ ݔ ݈݋‬ Masa molar Al2(SO4)3 adalah 342 Masa Al2(SO4)3 = 2,5 . 10-3 x 342 = 0,855 gr b. 1 mol AlCl3 menghasilkan 3 mol ion klorida. ௠௔௦௔ ஺௟஼௟ య Mol AlCl3 = ெ௔௦௔ ௠௢௟௔௥ ஺௟஼௟ య Masa molar AlCl3 = 133,5 Page 23
  • 24. Kimia Dasar, I Nyoman Candra ଴,଴଻ହ Mol AlCl3 = ൌ 0,00056 ݉‫݈݋‬ ଵଷଷ,ହ Mol ion klorida = 3 x 0,00056 = 0,00168 mol ଻,଻.ଵ଴మబ c. Mol kafein = = 1,277.10-3 mol. ଺,଴ଷ.ଵ଴మయ Masa kafein = mol kafein x masa molar kafein Masa molar kafein = 8(12) + 10(1) + 4 (14) + 2 (16) = 96 + 10 + 56 + 32 = 194 Masa kefein = 1,277.10-3 x 194 = 0,247 gr. ௠௔௦௔ d. Mol = ௠௔௦௔ ௠௢௟௔௥ ௠௔௦௔ Masa molar = ௠௢௟ ଴,ସ଴଺ = ଴,଴଴ଵ଴ହ = 386,7 gr. II.7 Rumus Kimia Rumus Kimia atom suatu unsur dinyatakan dengan lambang atom dari unsur tersebut. Molekul merupakan gabungan dua atom atau lebih suatu unsur. Rumus Kimia suatu molekul dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu Rumus Molekul dan Rumus Empirik. Rumus suatu senyawa dapat digunakan untuk menentukan persen masa unsur yang terdapat pada dalam senyawa tersebut. II.7.1 Rumus Molekul Rumus Molekul menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur di dalam satu molekul. Misalnya air tersusun atas 2 atom Hidrogen dan 1 atom O maka rumus molekulnya bisa dituliskan dengan H2O. II.7.2 Rumus Empiris Rumus empiris menyatakan perbandingan atom-atom unsur penyusun molekul dalam perbandingan yang sederhana. Page 24
  • 25. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Tabel 3 : Rumus molekul dan rumus empiris Molekul Rumus Molekul Rumus Empiris Air H2O (H2O)n* Hidrogen Peroksida H2O2 (HO)n Glukosa C6H12O6 (CH2O)n Metana CH4 (CH4)n *n merupakan bilangan bulat yang menyatakan jumlah atom suatu unsur yang terdapat dalam mlekul Contoh latihan II.6: Tentukan rumus empiris dari senyawa yang mengandung 21,6% natrium, 33,3% klorin dan 45,1% oksigen. Bila diketahui Ar Na = 23, Cl = 35,5 dan O = 16 Penyelesaian : Kita anggap masa senyawa adalah 100gr, sehingga masa Na, klorin dan oksigen berturut-turut adalah 21,6; 33,3 dan 45,1 gram. Perbandingan mol Na : Cl : O adalah : 21,6 33,3 45,1 : : 23 35,5 16 0,939 : 0,938 : 2,818 ≈1:1:3 Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah NaClO3. Contoh latihan II.7: Suatu sampel seberat 1,5 gr senyawa yang hanya mengandung C, H dan O dibakar sampai habis dengan oksigen, yang menghasilkan 1,738 gr CO2 dan 0,711 gr H2O. Tentukan rumus empirisnya!. Penyelesaian : Misalkan rumus empiris senyawa tersebut adalah : CxHyOz, yang ketika di bakar dengan oksigen akan menghasilkan CO2 dan H2O. CxHyOz + O2 CO2 + H2O Pertama kita cari masa C, H dan O. Masa C pada CxHyOz sama dengan masa C pada CO2. Page 25
  • 26. Kimia Dasar, I Nyoman Candra ଵଶ Masa C pada CO2 = ‫ 837,1ݔ‬ൌ 0,474 gr ସସ Masa H pada CxHyOz sama dengan masa H pada H2O. ଶ Masa H pada H2O = ଵ଼ ‫ 117,0ݔ‬ൌ 0,079 ݃‫ݎ‬ Masa O = 1,5 – 0,474-0,079 = 0,947 Perbandingan mol C : H : O adalah 0,474 0,079 0,947 : : 12 1 16 ≈ 0,04 : 0,08 : 0,06 1 : 2 : 1,5 2:4:3 Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah C2H4O3. Untuk senyawa-senyawa tertentu seperti senyawa ionik yang terbentuk dari ion positif dan negatif, atom-atom unsur penyusunnya memiliki jumlah yang tidak terbatas. Misal KCl : KCl merupakan senyawa garam yang terbentuk dari ion K+ dan Cl-. Perbandingan ion K+ dan Cl- dalam KCl adalah 1 : 1 sehingga Rumus empirisnya adalah (KCl)n. Tetapi karena jumlah ion K+ dan Cl- yang menyusun KCl tidak terhingga, maka n nya juga tidak terhingga sehingga hanya dituliskan KCl Untuk mengetahui letak/posisi atom-atom suatu unsur dalam suatu molekul, maka kita bisa menggambarkan struktur dari molekul tersebut. Misalnya Struktur H2O adalah sebagai berikut. O H H Tiap-tiap molekul memiliki struktur tertentu dalam bentuk 3 dimensi. Tetapi untuk mempermudah menggambarkannya, biasanya cuma digambar dalam bentuk 2 dimensi. Suatu atom dapat melepaskan atau menangkap elektron membentuk suatu ion positif atau ion negatif. Penulisan rumus kimia ion tersebut dituliskan lambang atomnya dan dituliskan muatannya. Misal Natrium melepaskan satu elektron m. Penulisan rumus Kimianya Na+. II.7.3 Penamaan Senyawa Anorganik Senyawa dengan suatu rumus molekul memiliki aturan penamaan. Page 26
  • 27. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 1. Untuk senyawa yang terbentuk dari unsur logam dengan non logam, pemberian namanya didahului dengan nama unsur logam tersebut kemudian diikuti nama unsur non logam yang diakhiri –ida. Contoh : KCl terdiri dari unsur logam (Kalium) dan unsur non logam (Klor) sehingga namanya Kalium Klorida 2. Untuk senyawa yang terbentuk dari unsur non logam dengan unsur non logam, pemberian namanya adalah dengan menyebutkan nama unsur non logam pertama kemudian unsur non logam kedua dan diakhiri -ida. Penyebutan nama unsur non logam ini diawali penyebutan jumlah atom dari unsur non logam tersebut. Contoh : Nama CO2 adalah karbon dioksida (bila unsur non logam yang pertama hanya terdiri dari 1 atom, penyebutannya tidak diawali kata mono). 3. Pemberian nama suatu ion baik itu ion suatu atom maupun ion poliatom, penamaannya didahului dengan kata ion kemudian diikuti nama atom atau poliatom ion tersebut. Contoh : Nama Mg2+ adalah : ion Magnesium Nama untuk SO42- adalah ion Sulfat 4. Senyawa yang terbentuk dari ion positif dan ion negatif, penamaannya adalah dengan menyebutkan nama ion positif kemudian diikuti nama ion negatif. Contoh : Nama NaNO3 adalah : Natrium Nitrat Beberapa contoh ion positif dan ion negatif baik yang satu atom maupun poliatom adalah sebagai berikut : Page 27
  • 28. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Tabel 4 : ion positif dan ion negatif Ion positif Nama ion Ion negatif Nama ion Al3+ Aluminium AsO42- Arsenat + NH4 Amonium AsO32- Arsenit 2+ Ba Barium CH3COO- Asetat Fe2+ Besi (II) Br- Bromida Fe3+ Besi (III) Cr2O72- Dikromat H+ Hidrogen(asam) PO43- Fosfat + K Kalium PO33- Fosfit Ca2+ Kalsium F- Fluorida Co3+ Kobalt(III) OH- Hidroksida 3+ Cr Kromium (III) ClO- Hipoklorit Li+ Litium I- Iodida Mg2+ Magnesium CO32- Karbonat Na+ Natrium ClO3- Klorat Ni3+ Nikel (III) Cl- Klorida Ag+ Perak ClO2- Klorit Zn2+ Seng CrO42- Kromat 2+ Sr Stronsium NO3- Nitrat Cu2+ Tembaga (II) NO2- Nitrit 2+ Sn Timah (II) ClO4- Perklorat Sn4+ Timah (IV) CN- Sianida 2+ Pb Timbel (II) SiO32- Silikat Pb4+ Timbel (IV) SO42- Sulfat SO32- Sulfit II.8 Persamaan Reaksi Secara garis besar reaksi kimia dapat dibedakan menjadi : 1. Reaksi Metatesis yaitu reaksi yang tidak menyebabkan perubahan bilangan oksidasi (reaksi kimia biasa). Reaksi dapat dibedakan menjadi : ■ Reaksi penggabungan. Reaksi ini disebut juga reaksi sintesis. Contoh : A+ + B- AB ■ Reaksi Substitusi yaitu reaksi penggantian atom suatu unsur yang menyusun senyawa dengan atom unsur lain. Contoh : (a) AB + C- AC + B- (b) AB + CD AD + CB ■ Reaksi disosiasi yaitu reaksi pelepasan satu atau lebih atom yang menyusun senyawa. Page 28
  • 29. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Contoh : AB A+ + B- 2. Reaksi Redoks Reaksi redoks juga bisa berupa reaksi penggabungan, Substitusi dan disosiasi, tetapi dalam reaksi redoks ditandai dengan adanya perubahan bilangan oksidasi.. Ca(s) + 2H+(aq) Ca2+(aq) + H2(g) Bilangan oksidasi Ca berubah dari 0 menjadi +2. sedangkan bilangan oksidasi H berubah dari +1 menjadi 0. Perubahan bilangan oksidasi ini disebabkan adanya pelepasan dan penangkapan elektron. Spesies yang mengalami Oksidasi disebut dengan Reduktor dan spesies yang mengalami reduksi disebut dengan Oksidator. Terkadang ada juga spesies yang bisa berperan sebagai oksidator sekaligus Reduktor. Reaksi Redoks semacam ini disebut reaksi Autoredoks. Cl2 Cl- + ClO3- Bilangan oksidasi berubah dari 0 menjadi -1 pada Cl- dan +5 pada ClO3- Suatu pereaksi (reaktan) adalah zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian diubah selama suatu reaksi kimia. Hasil reaksi (Produk) merupakan zat apa saja yang dihasilkan selama reaksi kimia. Persamaan berimbang menunjukan rumus reaktan, anak panah dan rumus produk. Sebelum menuliskan persamaan reaksi, kita harus dapat menuliskan lambang unsur, dan rumus molekul baik rumus molekul unsur maupun rumus molekul senyawa. □ Unsur yang hanya terdiri dari satu atom yang stabil di alam disebut monoatom misalnya He, Ne, Fe dan lain-lain. □ Molekul yang terdiri dari 2 atom baik yang jenisnya sama (molekl unsur) maupun jenis beda (molekul senyawa) disebut dwiatom. Misal H2, HCl, Cl2, HF, dan lain-lain. □ Molekul yang terdiri dari 3 atom disebut triatom. H2O, NH2-, CO2, dan lain-lain. □ Dan molekul yang terdiri dari 4 atom disebut tetraatom misalnya : NH3, H2O2 dan lain-lain. □ Dan seterusnya. Pengetahuan tentang rumus unsur yang stabil di alam (apakah dia berada dalam bentuk monoatom, diatom dst), sangat membantu dalam menuliskan persamaan reaksi. Contoh reaksi pembentukan air : Page 29
  • 30. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 2H2 + O2 2H2O (Benar) 2H + O H2O (Salah) Pada reaksi 2H2 + O2 2H2O, unsur H2 dan O2 disebut dengan Reaktan dan H2O disebut produk. Sedangkan angka yang berada di depan reaktan maupun produk disebut koefisien reaksi. Bila koefisien reaksinya adalah 1, maka angka 1 tidak perlu ditulis. Persamaan reaksi dikatakan setara apabila jenis, jumlah dan jumlah muatan atom reaktan sama dengan jenis, jumlah dan jumlah muatan atom produk. Dalam persamaan reaksi, kondisi/wujud reaktan dan produk sebaiknya dituliskan. Penulisan wujud zat ini dilakukan dengan menggunakan hurup yang dituliskan di belakang agak ke bawah dari reaktan maupun produk. Hurup yang digunakan yaitu : s (singkatan dari solid) untuk zat yang berwujud padat. l (singkatan dari liquid) untuk zat yang berwujud cair g (singkatan dari gas) untuk zat yang berwujud gas aq (singkatan dari aqueous) untuk zat yang berupa larutan berair. Penyelesaian Persamaan Berimbang Reaksi Metatesis Dalam menyetarakan persamaan reaksi, jenis atom, jumlah atom, dan muatan di sebelah kiri harus sama dengan jenis atom, jumlah atom, dan muatan di kanan anak panah. Contoh latihan II.9 : Tentukan nilai koefisien reaksi, x, y dan z pada persamaan reaksi berikut xNH4NO3(s) yN2O(g) + zH2O Jumlah dan jenis atom di sebelah kiri tanda panah harus sama dengan jumlah dan jenis atom di sebelah kanan. Untuk atom N : 2x = 2y x=y Untuk atom H 4x = 2z z = 2x Jika kita ambil x = 1, maka y = 1 dan z = 2 Sehingga persamaan reaksinya menjadi : NH4NO3(s) N2O(g) + 2H2O Penyelesaian Persamaan Berimbang Reaksi Redoks Page 30
  • 31. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Reaksi redoks dapat berlangsung pada suasana asam, netral dan basa. Persamaan reaksi redoks dapat diselesaikan dengan metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi. Penyelesaian persamaan reaksi redoks untuk reaksi yang sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan metode bilangan oksidasi. Sedangakan untuk reaksi redoks yang agak rumit dapat diselesaikan dengan metode setengah reaksi. ■ Penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi Pada penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi, ditentukan berapa perubahan bilangan oksidasi spesies yang mengalami perubahan bilangan oksidasi , sehingga dapat ditentukan berapa jumlah elektron yang dilepas atau ditangkap. Contoh latihan II.10 : selesaikan persamaan redoks berikut ini dengan menggunakan metode bilangan oksidasi dalam suasana asam. Menangkap 2 e Fe2+ + NO3- Fe3+ + NO2- Melepas 1 e Penyelesaian : Bilangan oksidasi Fe2+ adalah +2 dan bilangan oksidasi Fe3+ adalah +3 ini berarti terjadi pelepasan 1 elektron. Bilangan oksidasi NO3- adalah +3 dan bilangan oksidasi NO2- adalah +3 ini berarti terjadi penangkapan 2 elektron. Agar jumlah elektron yang dilepas dan diterima sama, maka Fe2+ dan Fe3+ dikalikan 2. 2Fe2+ + NO3- 2Fe3+ + NO2- Jumlah muatan di sisi kiri adalah +3 dan di sisi kanan adalah +5. penyetaraan muatan dilakukan dengan menambahkan H+ bila suasana asam. Bila suasana basa, setelah penambahan H+ dan muatan telah setara, dilakukan penambahan OH-. Untuk contoh ini, reaksi berlangsung pada suasana asam, sehingga perlu ditambahkan H+ sebanyak 2 kali pada sisi kiri. Page 31
  • 32. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 2Fe2+ + NO3- + 2H+ 2Fe3+ + NO2- Untuk menyetarakan jumlah H-nya, di sisi kanan ditambahkan H2O. 2Fe2+ + NO3- + 2H+ 2Fe3+ + NO2- + H2O ■ Penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi. Pada penyetaraan dengan menggunakan metode setengah reaksi, reaksi dibagi dua yaitu reaksi yang mengalami reduksi dan reaksi yang mengalami oksidasi. Masing-masing reaksi diselesaikan. Jumlah elektron yang terlibat disamakan. Contoh latihan II.11: Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut ini dengan menggunakan metode setengah reaksi dalam suasana basa. NO2- + Al NH3 + Al(OH)4- Penyelesaian : Pertama kita pisahkan bagian reaksi oksidasi dan bagian reaksi reduksi. NO2- NH3 (reduksi) - Al Al(OH)4 (Oksidasi) Masing-masing bagian tersebut disetarakan Jumlah atom O dan H di setarakan dengan H2O, kemudian H+ 7H+ + NO2- NH3 + 2H2O 4H2O + Al Al(OH)4- + 4H+ Jumlah muatan disetarakan dengan penambahan elektron. 6e + 7H+ + NO2- NH3 + 2H2O 4H2O + Al Al(OH)4- + 4H+ + 3e Karena reaksi berlangsung pada suasana basa, maka dilakukan penambahan OH- pada kedua sisi sebanyak jumlah H+. 7OH- + 6e + 7H+ + NO2- NH3 + 2H2O + 7OH- 4OH- + 4H2O + Al Al(OH)4- + 4H+ + 3e + 4OH- Kemudian disederhanakan yaitu OH- ditambah H+ menjadi H2O. 7H2O + 6e + NO2- NH3 + 2H2O + 7OH- 4OH- + 4H2O + Al Al(OH)4- + 3e + 4H2O Jumlah H2O di sebelah kiri dan kanan bisa saling meniadakan. Page 32
  • 33. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 5H2O + 6e + NO2- NH3 + 7OH- (persamaan 1) 4OH- + Al Al(OH)4- + 3e (persamaan 2) Jumlah elektron yang terlibat pada kedua persamaan harus sama, sehingga persamaan kedua dikali 2. 5H2O + 6e + NO2- NH3 + 7OH- 8OH- + 2Al 2Al(OH)4- + 6e dijumlahkan : NO2- + 2Al + 5H2O + OH- NH3 + 2Al(OH)4 Sehingga diperoleh penyelesaian persamaan NO2- + Al NH3 + Al(OH)4- adalah NO2- + 2Al + 5H2O + OH- NH3 + 2Al(OH)4 II.9 Perhitungan Kimia Penentuan kuantitas zat dalam reaksi Dalam persamaan reaksi, jumlah zat yang bereaksi dan hasil reaksi, setara dengan jumlah mol zat yang bereaksi ataupun zat hasil reaksi. Koefisien reaksi dalam persamaan reaksi menyatakan perbandingan mol zat-zat yang bereaksi ataupun zat hasil reaksi. pA + qB rC + sD ini artinya p mol zat A bereaksi dengan q mol zat B membentuk r mol zat C dan s mol zat D. Bila kita bandingkan dari zat A maka : mol zat B = (q/p) x mol zat A mol zat C = (r/p) x mol zat A mol zat D = (s/p) x mol zat A. Contoh latihan II.13: Apabila 5,4 gram logam alumunium direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai reaksi: 2 Al (s) + 6 HCl (aq) → 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g) Berapa gram aluminium klorida (diketahui (Ar = 27, Ar Cl = 35,5) yang dihasilkan. Page 33
  • 34. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Penyelesaian Perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi, sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya. 5,4 Jumlah mol logam Aluminium = = 0,2mol 27 2 Jumlah mol AlCl3 = x 0,2 = 0,2 mol . 2 Masa AlCl3 = jumlah mol x masa molar AlCl3 = 0,2 x 133,5 = 26,7 gr Jadi masa AlCl3 yang dihasilkan adalah 26,7 gr. Pereaksi Pembatas Maksud Pereaksi pembatas adalah bahwa kuantitas pereaksi yang paling sedikit menjadi pembatas pereaksi lain ataupun pembatas zat hasil reaksi. Misal : CH4 yang tersedia adalah 1 mol. Sedangkan O2 jumlahnya berlebih. CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) Meskipun jumlah O2 berlebih, tetapi jumlah O2 yang bereaksi hanya 2 mol. Dikatakan bahwa CH4 adalah pereaksi pembatas. Atau Bila CH4 yang tersedia 1 mol dan O2 yang tersedia juga 1 mol, maka CH4 yang bereaksi hanya ½ mol. Dalam hal ini O2 dikatakan pereaksi pembatas Contoh latihan II.14 : Silikon Karbida umumnya dikenal dengan Karborondum. Zat ini dibuat dengan mereaksikan SiO2 dengan C pada suhu tinggi menurut persamaan : SiO2(s) + 3C(s) SiC(s) + 2CO(g) Apabila 3gr SiO2 dan 4,5 C direaksikan, a) Mana yang berperan sebagai reaktan pembatas dan mana reaktan berlebih b) Berapa gram SiC yang dapat dihasilkan?(diketahui Ar Si = 28, O=16 dan C=12) Page 34
  • 35. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Penyelesaian : Masa molar SiO2 = 28 + 2(16) = 60 3 Jumlah mol SiO2 awal = = 0,05mol 60 4,5 Jumlah mol C awal = = 0,375 mol 12 a) Secara umum penentuan reaktan pembatas dapat dilakukan dengan coba-coba. Reaksi : SiO2(s) + 3C(s) SiC(s) + 2CO(g) Awal : 0,05mol 0,375mol - - Asumsi 1 Misalkan bila kita anggap C yang habis bereaksi, maka SiO2 yang bereaksi adalah: 1 x 0,375 = 0,125 mol 3 Ini tidak mungkin karena jumlah mol SiO2 hanya 0,05mol. Asumsi 2 Bila kita anggap SiO2 yang habis bereaksi, maka jumlah mol C yang bereaksi adalah: 3 x 0,05 = 0,15 mol 1 Ini mungkin karena jumlah mol C yang tersedia adalah 0,375mol. Jadi reaktan pembatasnya adalah SiO2 dan reaktan yang berlebih adalah C. b) Reaksi : SiO2(s) + 3C(s) SiC(s) + 2CO(g) Awal : 0,05mol 0,375mol - - Bereaksi 0,05mol 0,15mol 0,05mol 0,1mol Akhir 0 0,255mol 0,05mol 0,1mol SiC yang dihasilkan = 0,05mol = 0,05 x 40 = 2gram. Page 35
  • 36. Kimia Dasar, I Nyoman Candra Latihan Soal-Soal 1. Seorang ahli kimia menemukan bahwa 30,82gr Nitrogen akan bereaksi dengan 17,6gr; 35,20gr; 70,40gr; atau 88,00gr Oksigen untuk membentuk empat senyawa berbeda. a) Hitunglah masa Oksigen tiap gram Nitrogen dalam tiap-tiap senyawa! b) Bagaimana bagian (a) mendukung teori atom Dalton. 2. Dalam serangkaian penelitian, seorang ahli kimia membuat tiga senyawa berbeda yang hanya mengandung iodin dan fluorin dan menentukan masa tiap-tiap unsur di dalam tiap-tiap senyawa. senyawa Masa iodin (gr) Masa fluorin (gr) 1 4,75 3,56 2 7,64 3,43 3 9,41 9,86 Hitunglah masa fluorin tiap gram iodin dalam setiap senyawa! 3. Tuliskan rumus kimia untuk : (a) Ion klorit, (b) Ion klorida, (c) Ion klorat, (d) Ion perklorat, (e) hipoklorit! 4. Berilah nama senyawa ionik brikut : (a)AlF3, (b)Fe(OH)2, (c)Cu(NO3)2, (d) Ba(ClO4)2, (e)Li3PO4, (f)Hg2S, (g)Ca(C2H3O2)2, (h)Cr2(CO3)3, (i)K2CrO4 5. Tuliskan rumus kimia untuk senyawa berikut : (a) Tembaga (I) Oksida, (b) Kalium peroksida, (c) Aluminium hidroksida, (d) Seng nitrat, (e) Merkurium (I) bromida, (f) Besi (III) karbonat, (g) Natrium Hipobromida 24 6. Magnesium tiga isotop yang eksis di alam yaitu Mg (23,9385 amu) dengan kelimpahan 25 78,99%, Mg (24, 986 amu) dengan kelimpahan 10,00% dan yang isotop ketiga dengan kelimpahan 11,01%. Apabila masa atom magnesium adalah 24,305 amu, hitunglah masa isotop yang ketiga! 7. Berapakah masa molar dari : (a) Hg2Cl2, (b) C4H8O2, (c) CF2Cl2 8. Berapa gram tiap mol masing-masing zat berikut : (a) Ti, (b) Br2, (c) Hg, (d) H2O 9. Berapa mol tiap gram tiap zat berikut ini : (a) Cr, (b) Cl2, (c) Au, (d)NH3 10. Berapa gram tiap unsur penyusun yang dikandung oleh 1 mol senyawa berikut : (a) CH4, (b)Ca3P2, (c) Fe3O3 dan berapa banyak atom tiap unsur penyusun yang dikandung oleh jumlah yang sama dari tiap senyawa tersebut? Page 36
  • 37. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 11. Hitunglah jumlah mol dari : (a) 24,5 g H2SO4, (b) 4,00 g 02? 12. (a) Berapa mol Cd dan N yang dikandung dalam 132,4 g Cd(NO3)2.4H20, (b) Berapa molekul air hidrasi dalam jumlah molekul tersebut? 13. Berapa mol Fe dan S yang dikandung dalam (a) mol FeS2 (pirit)? (b) 1 kg FeS2? (c) Berapa kilogram S yang dikandung oleh 1 kg FeS2 14. Rumus molekul alisin, suatu penyebab bau khas pada bawang putih, adalah C6H10OS2.(a) berapakah masa molar alisin?, (b) berapa mol alisin di dalam 5 mg zat ini?, (c) berapa banyak molekul alisin di dalam 5 mg zat ini?, (d) berapa banyak atom S di dalam 5 mg alisin?. 15. Konsentrasi Vinil Klorida, C2H3Cl yang diperbolehkan di atmosfer, di dalam tanaman kimia adalah 2,0 . 10-6 gr/Lt.(a) berapa mol vinil klorida di dalam tiap Lt jumlah tersebut?, berapa banyak molekul per liternya? 16. Alkohol sinamat sebagian besar digunakan untuk parfum, sabun, dan kosmetik. Rumus molekulnya adalah C9H10O. a) Hitunglah persen komposisi masa C, H, dan O dalam alkohol sinamat! b) Berapa banyak molekul alkohol sinamat yang terkandung dalam sampel dengan masa 0,469gr. 17. (a)Analisis pembakaran toluen, suatu pelarut organik menghasilkan 5,86mg CO2, dan 1,37mg H2O. Apabila senyawa hanya mengandung karbon dan hidrogen, tentukan rumus empirisnya!, (b) mentol tersusun atas C,H dan O. Suatu sampel 0,1005gr mentol dibakar menghasilkan 0,2829 gr CO2 dan 0,1159 gr H2O.Tentukan rumus empirisnya!.Apabila senyawa memiliki masa molar 156 gr/mol, tentukan rumus molekulnya!. 18. Tentukan rumus empiris tiap senyawa berikut apabila sampel mengandung (a) 0,013mol C, 0,0390mol H, dan 0,00065mol O; (b) 11,66 gr besi dan 5,01 gr Oksigen; (c)40,0%C, 6,7%H dan 53,3%O dalam persen masa. 19. Bau khas nanas disebabkan oleh etil butirat, suatu senyawa yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Pembakaran 2,78mg etil butirat menghasilkan 6,32 mg CO2 dan 2,58 mg H2O.tentukan rumus empirisnya; (b) Nikotin, suatu komponen tembakau tersusun atas C, H dan N. suatu sampel 5,250 mg nikotin dibakar menghasilkan 14, 242 mg CO2 dan 4,083 mg H2O. tentukan rumus empiris snikotin ini!. Apabila nikotin memiliki masa molar 160 gr/mol, tentukan rumus molekulnya!. Page 37
  • 38. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 20. Soda api, suatu senyawa yang digunakan membuat air keras untuk mencuci pakaian adalah suatu Hidrat yaitu sejumlah tertentu molekul air yang dikandung di dalam struktur padatan . Rumusnya dapat dituliskan sebagai Na2CO3.xH2O, di mana x adalah jumlah mol H2O per mol Na2CO3. Ketika 2,558 gr sampel soda api dipanaskan pada 125oC, semua air hidrasi hilang, menyisakan 0,948 gr Na2CO3. Tentukan nilai x! 21. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut : (a) O2, (b) PH4, (c) K4P2O7,(d)ICl, (e) Ca(ClO2)2, (f) Rb4Na[HV10O28], (g) HOCl, (h) UO22+, (i)Co2S3, (j) O2F2 22. Setarakan persamaan reaksi berikut : a) Sn + SnC14 2SnCl2 b) KHC8H4O4 + KOH K2C8H4O4 + H2O c) Ba(OH)2 + AICl3 Al(OH)3 + BaC12 d) C2H2C14 + Ca(OH)2 C2HC13 + CaC12 + H2O e) (NH4)2Cr2O7 N2 + Cr2O3 + H2O f) Zn3Sb2 + H2O Zn(OH)2 + SbH3 23. Setarakan persamaan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi : a) CUO + NH3 N2 + H2O + Cu b) Ag2SO4 + AsH3 + H2O Ag + As2O3 + H2SO4 c) KC1O3 + H2SO4 KHS04 + O2 + C1O2 + 2H2O d) I2 + HNO3 HIO3 + NO2 + H2O e) KBr + H2SO4 K2SO4 + Br2 + SO2 + H2O f) P2H4 PH3 + P4H2 24. Lengkapi dan setarakan persamaan dasar reaksi redoks berikut dengan metode setengah reaksi : a) Zn + As2O3 AsH3 (suasana asam) b) C1O2 + O22- ClO2-, (suasana basa) c) P PH3 + H2PO2-; (suasana asam) - - d) Zn + ReO4 Re (suasana asam) 25. (a) Hitunglah molaritas larutan yang mengandung 0,0345 mol NH4Cl di dalam 400 mL larutan!; (b) berapa mol HNO3 yang tedapat di dalam 35 mL larutan asam nitrat?; (c) Berapa mililiter larutan KOH 1,5 M yang dibutuhkan untuk mendapatkan 0,125 mol KOH. Page 38
  • 39. Kimia Dasar, I Nyoman Candra 26. Hitunglah (a) jumlah gram zat terlarut di dalam 0,25 L KBr 0,15 M; (b) konsentrasi molar larutan yang mengandung 4,75 gr Ca(NO3)2 di dalam 0,2 L; (c) Volume Na3PO4 0,15M (dalam mL) yang mengandung 5 gr zat terlarut. 27. Berapakah air yang harus ditambahkan untuk mendapatkan larutan AgNO3 16mg per mL dari larutan AgNO3 40mg per mL. 28. Berapakah volume akhir larutan BaCl2 untuk menghasilkan konsentrasi Ba2+ 20 mg per mL dari larutan BaCl2 0,5 M. 29. Suatu larutan mengandung 75 mg NaCl per mL.berapakah volumenya bila diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi NaCl 15 mg per mL?. 30. Hitunglah masa HCl dalam 5 mL larutan HCl (densitas 1,19 gr/mL) yang mengandung 37,23 % HCl (b/b) 31. Dalam proses Mond untuk memurnikan nikel, Nikel karbonil yang volatil, Ni(CO)4 dihasilkan dari reaksi berikut : Ni + 4CO Ni(CO)4 Berapa banyak CO (dalam kg) yang digunakan di dalam menguapkan tiap kg nikel? 32. Ketika tembaga dipanaskan dengan belerang berlebih, Cu2S dibentuk. Berapa gram Cu2S yang dihasilkan apabila 100 gr tembaga dipanaskan dengan belerang? 33. Proses termit adalah proses yang menarik sebagai metode pengelasan besi : 2A1+ Fe2O3 2Fe + A12O3 Hitunglah jumlah aluminium maksimum yang dapat dicampur dengan 500gr besi (III) oksida untuk membentuk muatan termit yang menghasilkan besi murni. 34. Suatu campuran 1 ton CS2 dan 2 ton Cl2 direaksikan dalam suatu tabung reaksi yang panas. Reaksi yang berlangsung adalah : CS2 + 3C12 CC14 + S2C12 a. berapa banyak CCl4 yang dapat dibuat dengan reaksi tuntas reaktan pembatas?, b. zat manakah yang berlebih dan berapa jumlahnya? Page 39