Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
KHUTBAH 04082023 ITSAR.pdf
1. إ
ْنَم َو َانَسُفْنَأ َ
ر ْوُرُش ْنَم َ َّ
اّلِلَب ُذ ْوُعَن َو ُه ْرَفْغَتْسَن َو ُهُنْيَعَتْسَن َو ُهُدَمَْحن َ َّ َ
ّلِل َدْمَحْال َّن
ْنَأ ُدهْشَأ .ُهَل ََيدَاه َ
الَف ْلَلْضُي ْنَم َو ُهَل َّل َ
ضُم َالَف ُ َّ
َّللا َيدْهَي ْنَم َانَلاَمْعَأ َاتَئَيَس
ُ َّ
َّللا الَإ َهَلَإ َال
.ُهَدْعَب َّيَبَن َال ُهُل ْوُس َر َو ُهُدْبَع ًادَّمَحُم َّنَأ ُدَهْشَأ َو ُهَل َْكي َ
َرش َال ُهَدْح َو
ىَلَع ْك َ
ارَب َو ْمَلَس َو َلَص َّمُهَّلال
محمد سيدنا
اَّمَأ .ُهَآل َو ْنَم َو َهَباَحْصَأ َو َهَلَا ىَلَع َو
ْفَن َو ْمُكْي َ
صُأ َ َّ
َّللا َداَبَع اَيَف ُدْعَب
.َن ْوُمَح ْرُت ْمُكَّلَعَل َ َّ
َّللا َوْقَتَب ْيَس
بعد أما
Ma’asyiral Muslimim Rahimakumullah
Di antara bentuk indahnya ajaran Islam adalah adanya anjuran untuk saling
memberikan perhatian terhadap sesama. Memprioritaskan orang lain dalam
kebutuhan adalah sikap mulia yang disebut dengan itsar. Hal ini sudah
menjadi kebiasaan para sahabat yang hidup bersama Rasulullah. Rasa
cinta dalam balutan ukhuwah sangat kentara di antara mereka. Dalam
kondisi kritis sekalipun mereka masih memberi perhatian kepada
saudaranya yang mengalami nasib serupa.
Kisah inspiratif yang menggetarkan jiwa dapat kita lihat dalam
kesetiakawanan tiga sahabat nabi yang terluka parah dalam perang
Yarmuk. Secara kuantitas, dalam perang yang dipimpin Khalid bin Walid ini,
kaum muslimin kalah jumlah dibandingkan pasukan musuh. Banyak
sahabat yang syahid dalam pertempuran ini.
Tiga orang sahabat yang terluka parah tergeletak tak berdaya. Tubuh
mereka dipenuhi cucuran darah segar. Dalam kondisi sekarat itu, mereka
merasakan dahaga yang sangat. Salah satu di antara mereka, yaitu Ikrimah
bin Abu Jahal dengan sisa suara meminta air minum kepada sahabatnya.
Salah seorang prajurit yang sedang memantau kondisi dengan sigap
membawakan air minum kepadanya.
Dalam kondisi kritis itu, hal yang mengharukan terjadi. Ketika Ikrimah
hendak meneguk air, dia melihat ada sahabat lain yang mengalami hal
serupa dengannya. Dia pun tidak jadi meminum air itu dan mempersilahkan
prajurit pembawa air untuk memberikannya kepada sahabat yang juga
sedang sekarat.
Apa yang dilakukan Ikrimah itu juga dilakukan oleh sahabat yang bernasib
sama dengannya. Dia tidak memikirkan dirinya yang sedang kesulitan, tapi
memprioritaskan sahabatnya yang lain. Akhirnya ketiganya syahid tanpa
sempat meminum air yang dibawakan kepada mereka walau seteguk.
Ma’asyiral Muslimim Rahimakumullah
Sikap itsar yang dipraktekkan oleh para sahabat bisa menjadi pedoman
bagi kita yang hidup di zaman sekarang. Betapa rasa peduli terhadap
sesama menjadi prioritas hidup, meskipun mereka sendiri berada dalam
kondisi yang memprihatinkan. Sikap mulia itu diabadikan oleh Allah dalam
al-Qur’an, di antaranya berkenaan dengan keramahan kaum Anshar yang
merupakan pribumi Madinah dalam menyambut dan memfasilitasi
kedatangan kaum Muhajirin yang berhijrah dari Mekkah atas dasar
ketaatan. Allah berfirman:
واُء َّوَبَت ََينذَّلا َو
ْمَه َ
ُوردُص َيف َُوند َجَي َ
ال َو ْمَهْيَلَإ َرَجَاه ْنَم َُّونب َُحي ْمَهَلْبَق ْنَم َانَميَ ْ
اْل َو ََّاردال
ََكئَلوُأَف َهَسْفَن َّحُش َُوقي ْنَم َو ٌةَصاَصَخ ْمَهَب َانَك ْوَل َو ْمَهَسُفْنَأ ىَلَع َونَُرثْؤُي َو واُتوُأ اَّمَم ًةَجاَح
َُونحَلْفُمْال ُمُه
“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman
(Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar)
‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka
(Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam
kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung.” (al-Hasyr [59]: 9)
Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud dengan khasasah dalam
ayat tersebut ialah keperluan. Yakni mereka (kaum Anshar) lebih
mementingkan kebutuhan orang lain (kaum Muhajirin) daripada kebutuhan
diri mereka sendiri; mereka memulainya dengan kebutuhan orang lain
sebelum diri mereka, padahal mereka sendiri membutuhkannya. Mereka
mencintai orang-orang Muhajirin dan menyantuni mereka dengan harta
bendanya.
Ma’asyiral Muslimim Rahimakumullah
Dalam realitas kehidupan, sikap itsar ini perlu kita terapkan sebagai upaya
meneladani Rasulullah dan para sahabat. Ada orang-orang yang perlu kita
beri perhatian dengan memprioritaskan mereka. Sebagai contoh, Ketika
sedang mengantri di kasir pusat perbelanjaan, lalu dibelakang kita ada
orang yang sudah sepuh, orang difabel atau ibu hamil yang juga ikut
mengantri. Dalam kondisi seperti itu sikap terbaik bagi kita yang masih
muda dan sehat fisik adalah mendahulukan mereka untuk mengantri paling
depan.
Demikian juga ketika menumpang kendaraan umum, lalu ada orang-orang
dalam kondisi seperti di atas tidak kebagian tempat duduk. Sebagai mukmin
yang peka, maka tidak ada pilihan lain bagi kita yang masih kuat fisik selain
mempersilahkan mereka untuk menempati tempat duduk yang kita duduki
itu. Tentu tidak akan rugi orang yang bersikap itsar. Dia telah menunjukkan