Tugas Sejarah Wajib Kelas X MIA 5 SMA 68 Jakarta. Secara garis besar, powerpoint ini menjelaskan tentang latar belakang Kerajaan Siak, masa kejayaan dan kemunduran Kerajaan Siak, sistem pemerintahan Kerajaan Siak, sultan-sultan Kerajaan Siak, dan warisan peninggalan Kerajaan Siak.
sumber : id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh, slideshare.net/kotrunnadaa/kerajaan-aceh-kls-xi-show, slideshare.net/MuliaFathan/kelompok-2-kerajaan-aceh-darussalam
Tugas Sejarah Wajib Kelas X MIA 5 SMA 68 Jakarta. Secara garis besar, powerpoint ini menjelaskan tentang latar belakang Kerajaan Siak, masa kejayaan dan kemunduran Kerajaan Siak, sistem pemerintahan Kerajaan Siak, sultan-sultan Kerajaan Siak, dan warisan peninggalan Kerajaan Siak.
sumber : id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh, slideshare.net/kotrunnadaa/kerajaan-aceh-kls-xi-show, slideshare.net/MuliaFathan/kelompok-2-kerajaan-aceh-darussalam
Naratif Hubungan Kerajaan Uthmaniyyah dan Masyarakat MelayuKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Ucaptama: Prof Madya Dr. Ermy Azziaty Rozali (UKM)
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
2. Anggota kelompok :
Natasya desy syamsari (13)
Rudi Nugroho (19)
Rizkita novera L.S (25)
Madrasah Aliyah Negeri Klaten
3. Awal mula
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat
Syah pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini
berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri .. kemudian
menundukan dan menyatukan beberapa wilayah
kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, LidiE, Nakur.
Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah
menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti
dengan Aru.
putera sulungnya yang bernama Salahuddin, yang
kemudian berkuasa hingga tahun 1537. Kemudian
Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah
al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.
5. Massa Kejayaan
Hikayat Aceh menuturkan Sultan yang diturunkan paksa
diantaranya: Sultan Sri Alam digulingkan pada 1579 karena
perangainya yang sudah melampaui batas dalam membagi-bagikan
harta kerajaan pada pengikutnya. Penggantinya Sultan Zainal
Abidin terbunuh beberapa bulan kemudian karena kekejamannya
dan karena kecanduannya berburu dan adu binatang.
Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang
yang merupakan sumber timah utama. Pada tahun 1629,
kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di
Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang
dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas
dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu
6.
7.
8. Pemerintahan Sultan Aceh
Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat, Sultan Aceh terakhir
yang bertahta pada tahun 1874-1903.
Sultan Aceh atau Sultanah Aceh merupakan penguasa / raja dari
Kesultanan Aceh. awalnya berkedudukan di Gampông Pande,
Sultan/Sultanah diangkat maupun diturunkan atas persetujuan oleh
tiga Panglima Sagoe dan Teuku Kadi Malikul Adil (Mufti Agung
kerajaan). Sultan baru sah jika telah membayar "Jiname Aceh" (mas
kawin Aceh), yaitu emas murni 32 kati, uang tunai seribu enam ratus
ringgit, beberapa puluh ekor kerbau dan beberapa gunca padi.
Daerah yang langsung berada dalam kekuasaan Sultan (Daerah
Bibeueh) sejak Sultanah Zakiatuddin Inayat Syah adalah daerah
Mesjid Raya, Meuraxa, Lueng Bata, Pagarayée, Lamsayun,
Peulanggahan, Gampông Jawa dan Gampông Pande.
9. Perangkat Pemerintahan
1-Balai Rong Sari ; yaitu lembaga yang dipimpin oleh
Sultan sendiri, yang anggotanya ;Hulubalang Empat dan
Ulama Tujuh. Lembaga ini bertugas membuat rencana dan
penelitian.
2-Balai Majlis Mahkamah Rakyat, yaitu lembaga yang
dipimpin oleh Kadli Maiikul Adil, yang anggotanya tujuh
puluh tiga orang;
3-Balai Gading, yaitu Lembaga yang dipimpin Wazir
Mu'adhdham Orang Kaya Laksamana Seri Perdana
Menteri
4-Balai Furdhah,;yaitu lembaga yang mengurus hal ihwal
ekonomi, yang dipimpin oleh seorang wazir yang bergelar
Menteri Seri Paduka.
5-Balai Laksamana;yaitu lembaga yang mengurus hal ihwal
angkatan perang, yang dipimpin oleh seorang wazir yang
bergelar Laksamana Amirul Harb
10. 6-Balai Majlis Mahkamah, yaitu lembaga yang
mengurus hal ihwal kehakiman/pengadilan, yang
dipimpin oleh seorang wazir yang bergelar Seri Raja
Panglima Wazir Mizan
7-Balai Baitul Mal; yaitu lembaga yang mengurus hal
ihwal keuangan dan perbendaharaan negara, yang
dipimpin oleh seorang wazir yang bergelar Orang
Kaya Seri Maharaja Bendahara Raja Wazir Dirham
11. Pejabat Tinggi Kesultanan Aceh
- Syahbandar, mengurus masalah perdagangan di pelabuhan.
- Wazir Seri Maharaja Gurah, yaitu pejabat yang mengurus urusan
hasil-hasil dan pengembangan hutan
- Teuku Keurukon Katibul Muluk, yaitu pejabat yang mengurus urusan
sekretariat negara termasuk penulis resmi surat kesultanan, dengan
gelar lengkapnya Wazir Rama Setia Kerukoen Katibul Muluk
Pembagian Wilayah
Pada waktu Kerajaan Aceh sudah ada beberapa kerajaan seperti
;Peureulak, Pasée, Pidie, Teunom, Daya.Pada masa Sultan Iskandar
Muda semua daerah ini diintegrasikan dengan Kesultanan Aceh dan
diberi nama NANGGORE disamakan dengan tiga daerah inti
Kesultanan yang disebut Aceh Besar. Tiap daerah ini dipimpin oleh
Ulèëbalang.
12. . Pada masa Sultanah Zakiatuddin Inayat Syah (1088 - 1098 H =
1678 - 1688 M) dengan Kadi Malikul Adil (Mufti Agung) Tgk. Syaikh
Abdurrauf As-Sinkily dilakukan reformasi pembagian wilayah.
Kerajaan Aceh dibagi 3 fedarisi
- Sagoe XXII Mukim, yang Kepala Sagoenya bergelar Sri Muda
Perkasa Panglima Polem Wazirul Azmi).
- Sagoe XXV Mukim, yang Kepala Sagoenya bergelar
Sri Setia Ulama Kadli Malikul 'Alam.
- Sagoe XXVI Mukim, yang Kepala Sagoenya bergelar
Sri Imeum Muda Panglima Wazirul Uzza
13. Karya Agama
Para ulama Aceh banyak terlibat dalam karya di bidang keagamaan yang dipakai
luas di Asia Tengga. Syaikh Abdurrauf menerbitkan terjemahan dari Tafsir
Alqur'an Anwaarut Tanzil wa Asrarut Takwil, karangan Abdullah bin Umar bin
Muhammad Syirazi Al Baidlawy ke dalam bahasa jawi.
Kemudian ada Syaikh Daud Rumy menerbitkan Risalah Masailal Muhtadin li
Ikhwanil Muhtadi yang menjadi kitab pengantar di dayah sampai sekarang.
Syaikh Nuruddin Ar-Raniry setidaknya menulis 27 kitab dalam bahasa melayu
dan arab. Yang paling terkenal adalah Sirath al-Mustaqim, kitab fiqih pertama
terlengkap dalam bahasa melayu.
14. Kebudayaan “Arsitektur”
Gunongan dan Kandang Baginda (Balai Kembang Cahaya).
Tidak terlalu banyak peninggalan bangunan zaman
Kesultanan yang tersisa di Aceh. Istana Dalam Darud Donya
telah terbakar pada masa perang Aceh .Dalam Darud Donya
yang merupakan tempat kediaman berubah menjadi Kraton
Meuligoe yang digunakan sebagai Pedopo .Masjid Raya
Baiturrahman saat ini bukanlah arsitektur yang sebenarnya
dikarenakan yang asli telah terbakar pada masa Perang
Aceh - Belanda. Peninggalan arsitektur pada masa
kesultanan yang masih bisa dilihat sampai saat ini antara
lain Benteng Indra Patra, Masjid Tua Indrapuri, Komplek
Kandang XII (Komplek Pemakaman Keluarga Kesultanan
Aceh), Pinto Khop, Leusong dan Gunongan beserta Taman
Ghairah yang luas dipusat Kota Banda Aceh.
15.
16. Perekonomian
Salah satu kerajinan logam di Aceh.
Aceh banyak memiliki komoditas yang diperdagangkan diantaranya:
->Minyak tanah dari Deli,
->Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah,
->Kapur dari Singkil,
->Kapur Barus dan menyan dari Barus.
->Emas di pantai barat,
->Sutera di Banda Aceh.
Selain itu di ibukota juga banyak terdapat pandai emas,
tembaga, dan suasa yang mengolah barang mentah menjadi
barang jadi. Sedang Pidie merupakan lumbung beras bagi
kesultanan.Namun di antara semua yang menjadi komoditas
unggulan untuk diekspor adalah lada.
17.
18. Tradisi kesultanan
1.Tradisi Meugang
2.Tradisi Peusijuk
3.Tradisi Tung Dara Baro
4.Tradisi Minum Kopi
5.Tradisi Kenduri Apam
6.Tradisi Mano Meupa
7.Tradisi Pelantikan Sultan Aceh
Gelar
1.Sultan
2.Sultanah
3.Teungku
4.Tuanku
5.Pocut
6.teuku
7.Cut
8.Laksamana
9.Meurah
10.Syahbandar
19. Militer
Salah satu meriam yang dimiliki Kesultanan Aceh.
Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan
beberapa teknisi dan pembuat senjata ke Aceh.
Selanjutnya Aceh kemudian menyerap kemampuan ini
dan mampu memproduksi meriam sendiri dari kuningan.
20. Perang Aceh
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada 26
Maret 1873 setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak
berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun 1883,
namun lagi-lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap
bahwa mereka telah gagal merebut Aceh. Pada tahun 1896 Dr. Christiaan Snouck
Hurgronje, seorang ahli Islam dari Universitas Leiden yang telah berhasil
mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, Saran ini baru terlaksanan
pada masa Gubernur Jenderal Joannes Benedictus van Heutsz
Pada Januari tahun 1903 Sultan Muhammad Daud Syah akhirnya
menyerahkan diri kepada Belanda setelah dua istrinya, anak serta ibundanya
terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Panglima Polem Muhammad Daud,
Tuanku Raja Keumala, dan Tuanku Mahmud menyusul pada tahun yang sama pada
bulan September.. Mahyidin di Tiro atau lebih dikenal Teungku Mayed tewas 1910
di Gunung Halimun.
21. Kemunduran
Kemunduran Aceh disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah
:
1. Makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat
Malaka,ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku,
Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus (1840) serta Bengkulu kedalam
pangkuan penjajahan Belanda.
2. Adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.
Sejak itu masa damai terasa di Aceh, para Ulèëbalang bebas
berdagang dengan pedagang asing tanpa harus melalui pelabuhan
sultan di ibukota. Lada menjadi tanaman utama yang dibudidayakan
seantero pesisir Aceh sehingga menjadi pemasok utama lada dunia
hingga akhir abad 19. Perang saudara pecah, mesjid raya, Dalam
terbakar, kota Bandar Aceh dalam kegaduhan dan ketidak-tentraman.
pembagian kekuasaan dengan terbentuknya tiga sagoe. Hal ini
mengakibatkan kekuasaan sultanah/sultan sangat lemah dengan hanya
berkuasa penuh pada daerah Bibeueh (kekuasaan langsung) semata.
22. perang saudara dalam hal perebutan kekuasaan turut berperan besar
dalam melemahnya Kesultanan Aceh. Pada masa Sultan Alauddin
Jauhar Alamsyah (1795-1824), seorang keturunan Sultan yang terbuang
Sayyid Hussain mengklaim mahkota kesultanan dengan mengangkat
anaknya menjadi Sultan Saif Al-Alam. Perang saudara kembali pecah
namun berkat Raffles dan Koh Lay Huan, seorang pedagang dari Penang
kedudukan Jauhar dikembalikan. perang saudara kembali terjadi dalam
perebutan kekuasaan antara Tuanku Sulaiman dengan Tuanku Ibrahim
yang kelak bergelar Sultan Mansur Syah (1857-1870).
Sultan Mansyur Syah Dia berhasil menundukkan para raja lada
untuk menyetor upeti ke sultan,, sultan mengirimkan armada pada
tahun 1854 dipimpin oleh Laksamana Tuanku Usen dengan kekuatan
200 perahu. Ekspedisi ini untuk meyakinkan kekuasaan Aceh terhadap
Deli, Langkat dan Serdang. Namun naas, tahun 1865 Aceh angkat kaki
dari daerah itu dengan ditaklukkannya benteng Pulau Kampai.
23. Dikirimkannya utusan kembali ke Istanbul sebagai pemertegas
status Aceh sebagai vassal Turki Utsmaniyah serta mengirimkan
sejumlah dana bantuan untuk Perang Krimea. Sebagai balasan,
Sultan Abdul Majid I mengirimkan beberapa alat tempur untuk
Aceh. Tak hanya dengan Turki, sultan juga berusaha membentuk
aliansi dengan Perancis dengan mengirim surat kepada Raja
Perancis Louis Philippe I dan Presiden Republik Perancis ke II
(1849). Namun permohonan ini tidak ditanggapi dengan serius.
Kemunduran terus berlangsung dengan naiknya Sultan
Mahmudsyah yang muda nan lemah ke tapuk kekuasaan.
Setelah kembali ke ibukota, Habib bersaing dengan seorang
India Teuku Panglima Maharaja Tibang Muhammad untuk
menancapkan pengaruh dalam pemerintahan Aceh. Kaum
moderat cenderung mendukung Habib namun sultan justru
melindungi Panglima Tibang yang dicurigai bersekongkol dengan
Belanda ketika berunding di Riau.
24. Pada akhir November 1871, lahirlah apa yang disebut
dengan Traktat Sumatera, dimana disebutkan dengan jelas
"Inggris wajib berlepas diri dari segala unjuk perasaan
terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian manapun
di Sumatera . Traktat London 1824 mengenai Aceh
dibatalkan." Sejak itu, usaha-usaha untuk menyerbu Aceh
makin santer disuarakan, baik dari negeri Belanda maupun
Batavia. Dewan Delapan yang dibentuk di Penang untuk
meraih simpati Inggris juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Dengan alasan ini, Belanda memantapkan diri menyerah
ibukota. Maret 1873, pasukan Belanda mendarat di Pantai
Cermin Meuraksa menandai awal invasi Belanda Aceh.
25. Pewaris Kesultanan Aceh
Keturunan atau keluarga Kesultanan Aceh saat ini hidup
sebagai rakyat biasa, mereka tinggal dirumah yang sama
seperti masyarakat pada umumnya, Tuanku Raja Yusuf
merupakan salah satu keturunan dari Sultan Muhammad
Daud Syah Johan Berdaulat, saat ini beliau bekerja sebagai
pegawai negeri, beliau juga sering diundang untuk
menghadiri acara-acara penting yang berhubungan dengan
Kesultanan Aceh.