Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesetaraan yang meliputi program Paket A, B, dan C. Pendidikan kesetaraan merupakan program pendidikan nonformal yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga belajar agar setara dengan pendidikan formal. Dokumen ini juga membahas mengenai pengertian, peranan, tujuan, kendala, dan sarana prasarana pendidikan kesetaraan.
1. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Pendidikan Kesetaraan
Peranan pendidikan kesetaraan
Tujuan pendidikan kesetaraan
kendala yang di hadapi dalam pendidikan kesetaraan
Sarana dan prasarana pendidikan kesetaraan
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
2. BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Beragam persoalan selalu mengikuti proses penyempurnaan pembangunan di bidang
pendidikan Indonesia. Baik di bidang pendidikan formal, non formal maupun informal. Semua
bidang memiliki kendala sendiri-sendiri. Pada jalur non formal (program pendidikan kesetaraan
khususnya kejar paket A,B dan C)misalnya, hingga kini masih banyak hambatan social
masyarakat. Hal ini disebabkan karena orang yang seharusnya mengikuti program pendidikan ini
mayoritas berusia di atas 44 tahun, sehingga rata-rata mereka beranggapan, tak ada gunanya
melanjutkan ke kesetaraan. Penyebab lainnya karena adanya perasaaan malu di kalangan warga
belajar sendiri karena program paket A ini untuk kesetaraan sekolah dasar.
Meski menyadari adanya hambatan, namun pemerintah tatap menjalankan program ini.
Karena hal ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dari pemerintah untuk memfasilitasi
dan memberikan kesempatan kepada setiap warga negaranya untuk mengakses pendidikan.
Karena begitu banyak persoalan-persoalan yang ada pada pendidikan non formal
khusuisnya pada program kesetaraan kejar paket A, B dan C maka dalam makalah ini akan
membahas tentang program kesetaraan kejar paket A, B dan C
Sistem pendidikan sekolah paket ini diberlakukan supaya bisa menyetarakan pendidikan
warga negara di Indonesia. Selain itu, biaya untuk menempuh pendidikan sekolah paket ini juga
tidak memberatkan rakyat kalangan menengah kebawah.
Program ini di harapkan bisa meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, sehingga
Indonesia tidak hanya mempunyai bibit unggul generasi penerus masa depan dari sekolah formal
saja namun juga diharapkan berasal dari sekolah paket. Siswa-siswa sekolah paket juga
diupayakan mengikuti kompetisi dalam berbagai event pendidikan, dan juga memiliki kualitas
yang meyakinkan dan tidak jauh tertinggal oleh sekolah formal.
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang di bahas di makalah ini yaitu:
1. pengertian pendidikan kesetaraan
2. peranan pendidikann kesetaraan
3. tujuan pendidikan kesetaraan
4. kendala yang di hadapi dalam pendidikan kesetaraan
5. sarana dan prasarana pendidikan kesetaraan
3. C.TUJUAN
Tujuannya yaitu untuk mengetahui apa itu pendidikan kesetaraan,peranan tujuan
serta sarana dan prasarana pendidikan kesetaraan
4. BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan ini merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pendidikan
luar sekolah sebagai suatu sub system pendidikan non formal. Yang dimaksud pendidikan non
formal adalah “ pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti
peraturan-peraturan yang tetap dan ketat”. Dengan adanya batasa pengertian tersebut, rupanya
pendidikan non formal tersebut berada antara pendidikan formal dan pendidikan informal.1
Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal
yang meliputi kelompok belajar (kejar) Program Paket A setara SD/MI, Program Paket B setara
SMP/MTs, dan Program Paket C setara SMA/MA yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis
lainnya.
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan mengganti.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu upaya yang ditempuh untuk
memperluas akses pendidikan guna mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah melalui
pendidikan kesetaraan. Pendidikan kesetaraan merupakan program pendidikan non formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum yang mencakup Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP)
dan Paket C (setara SMU).2
2. Peranan Pendidikan Kesetaraan
Peran pendidikan Kesetaraan yang meliputi program Paket A, B dan C sangat strategis dalam
rangka pemberian bekal pengetahuan. Penyelenggaraan program ini terutama ditujukan bagi
masyarakat putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah-daerah khusus, seperti daerah perbatasan, daerah bencana, dan daerah yang terisolir yang
belum memiliki fasilitas pendidikan yang memadai bahkan juga bagi TKI di luar negeri dan
calon TKI.Memahami nilai dan manfaat program pendidikan kesetaraan bagi peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat menjadi salah satu faktor utama yang mendorong masyarakat
untuk berpartisipasi pada program yang diselenggarakan dengan antusias.
Untuk skala nasional, penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan dimaksudkan sebagai
upaya untuk mendukung dan mensukseskan program pendidikan wajib belajar 9 tahun yang
5. merupakan penjabaran dari rencana strategis Departemen Pendidikan nasional yang meliputi
perluasan akses, pemerataan, dan peningkatan mutu pendidikan.3
3. Tujuan Pendidikan Kesetaraan
Tujuan pendidikan kesetaraan program kejar paket A, B dan C adalah meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap warga belajar sehingga dpat memiliki pengetahuan ,
keterampilan.
4. Kendala yang dihadapai dalam Pendidikan Kesetaraan
Mengajak warga masyarakat untuk belajar di kelompok belajar (Kejar) paket tidaklah mudah.
Sesuai denga sebutannya yakni Kejar, kita betul-betul harus mengejar para calon warga belajar
ini. Memotivasi mereka dan menjelaskan akan pentingnya pendidikan. Untuk itu memang perlu
memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan terhadap sasaran didik ini. Maklumlah,
mereka adalah orang-orang yang bermasalah. Bermasalah dalam artian berkaitan dengan
berbagai masalah seperti masalah ekonomi sehingga membuat mereka tidak mampu melanjutkan
pendidikannya di pendidikan formal.
Faktor-faktor yang paling sering mempengaruhi kegagalan mereka melanjutkan pendidikan
formalnya antara lain yang paling signifikan adalah faktor ekonomi. Oleh karena itulah faktor
ekonomilah yang lebih mereka perhatikan dari pada pendidikan. Pada saat melaksanakan proses
belajar ini juga sarat dengan menghadapi berbagai kendala seperti warga belajar yang bermalas-
malasan. Kendala lainya adalah masalah cuaca yang kurang bersahabat. Terutama sekali saat-
saat musim penghujan. Pada musim penghujan biasanya warga belajar malas keluar rumah untuk
diajak belajar.
Untuk memberikan semangat (motivasi) kepada warga belajar agar tetap senang belajar,
maka pengelola program pendidikan kesetaraan diharapkan juga mendirikan Taman bacaan
masyarakat (TBM), yaitu merupakan sarana belajar bagi masyarakat untuk memperoleh
informasi dan mengembangkan pengetahuan guna memenuhi minat dan kebutuhan belajarnya
yang bersumber dari bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya. Ini semacam perpustakaan mini
dan tersebar untuk menjangkau masyarakat yang jauh dari layanan perpustakaan. Ada dua
sasaran prioritas utama sasaran pendirian taman bacaan masyarakat, pertama untuk peningkatan
minat baca masyarakat dan kedua untuk memelihara kemampuan keaksaraan masyarakat.
Disamping itu, diharapkan keberadaan TBM bisa menjadai tempat berkumpul warga masyarakat
untuk sekedar ngobrol mempererat silaturahim tukar informasi untuk memperkaya wawasan.
Dengan demikian TBM pun bisa berfungsi sebagai ruang publik untuk melakukan sosialisasi
diri, termasuk mempromosikan/mengenalkan program-program pendidikan nonformal kepada
masyarakat.
6. Dalam Pelaksanaan Program Paket A setara SD dan Paket B Setara SUP, berbagai
permasalahan yang paling berat dihadapi, diuraikan sebagai berikut:
1. Warga belajar
Permasalahan yang berkaitan dengan warga belajar adalah:
a. lokasi tempat tinggal warga belajar saling berjauhan sehingga sulit mendapatkan satu
kelompok sebanyak 40 orang warga belajar;
b. latar belakang sosial ekonomi warga belajar lemah sehingga frekuensi kehadirannya
sangat rendah.
c. warga belajar menjadi pencari nafkah keluarga, mereka hanya belajar kalau waktu
mengizinkan.
d. motivasi belajar rendah, mereka berpendapat tanpa belajarpun mereka sudah
mendapatkan uang.
2. Tutor
Tugas tutor bukanlah mengajar tetapi membimbing warga belajar dalam memahami materi
pelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu diperlukan tutor
yang paham akan masalah Pendidikan.
Masalah yang menghambat pelaksanaan Paket A, B dan C adalah:
sulit mendapatkan tutor yang memiliki latar belakang keguruan, khususnya tutor IPA dan
Bahasa Inggris;
honorarium yang diterima tutor tidak memadai
usaha peningkatan kemempuan Tutor tidak merata, banyak Tutor yang tidak pernah
ditatar dan tempat tinggal Tutor jauh dari warga belajar.
Seorang Tutor untuk mampu melaksanakan tugasnya dengan baik seharusnya dilengkapi
dengan kebiasaan seperti:
a. Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan belajar
b. Kemampuan menyusun program prmbelajaran yang berorientasi pada tujuan yang
diinginkan warga belajar
c. Kemampuan berkomunikasi agar mampu menggunakan berbagai cara alam
pembelajaran.
d. Kemampuan menjalankan program dalam arti kemampuan mengorganisir program
e. Kemampuan menilai hasil program. Dengan demikian Tutor harus mengalami standar
yang harus dicapai pada setiap kurun waktu.
7. f. Kemampuan menggunakan hasil penilaian dalam usaha memperbaiki program di masa
mendatang
5. Prasarana dan Sarana
1. Prasarana
Permasalahan prasarana belajar yang dapat dipertimbangkan sebagai penyebab hambatan
belajar antara lain:
belum memiliki gedung sendiri, tetapi masih memanfaatkan Balai Desa; gedung sekolah
yang kosong dan tempat pertemuan lainnya, sehingga tidak jarang meminjam tempat
tinggal tokoh masyarakat atau rumah warga belajar yang luas. Dengan dilembagakannya
PKBM sebagai tempat segala kegiatan yang ada di masyarakat, maka dapat digunakan
oleh warga belajar Kejar Paket P, dan B Setara;
lokasi gedung sekolah jauh dari tempat tinggal warga belajar; dan
fasailitas belajar kurang memadai.
2. Sarana
Sarana belajar sebagai media yang digunakan untuk belajar membawa berbagai hambatan
antara lain: (a) jumlah modul terbatas, yaitu 1 modul untuk 3 orang warga belajar, yang
seharusnya 1 modul untuk tiap warga belajar, akibatnya mereka sukar untuk dapat melaksanakan
proses belajar mandiri; (b) terbatasnya jumlah buku yang dapat menambah wawasan warga
belajar; dan (c) kurang dimanfaatkannya sarana belajar lokal atau yang tersedia di lokasi
kegiatan.
8. BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan
nonformal yang meliputi kelompok belajar (kejar) Program Paket A setara SD/MI, Program
Paket B setara SMP/MTs, dan Program Paket C setara SMA/MA yang dapat diselenggarakan
melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau
satuan sejenis lainnya. Dalam program ini warga belajar yang telah selesai mengikuti
pembelajaran dan mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) akan memperoleh
ijasah setara SD. Selain memperoleh bekal pengetahuan umum, dan ketrampilan.
9. DAFTAR PUSTAKA
Hendro, Siswoyo, Program DIKMAS/PLS
Joesoef,Soelaiman, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992.
Prof.Drs.Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara,
1992,
Dra.Hj.Nuryanis.M.ag,Drs.H.Romli.M.Hum.pendidikan luar sekolah,kontribusi ditpenamas
dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.jakarta:2003