Pencegahan Kecelakaan Kerja pada
Pekerjaan yang Beresiko Tinggi
• Kecelakaan kerja ialah satu peristiwa yang tidak
diharapkan / tidak diinginkan.yang bisa memunculkan
bermacam rugi ,baik rugi harta benda (rusaknya
perlengkapan ) atau kehilangan jiwa manusia.
Kecelakaan kerja tidak selamanya diukur dari ada korban
manusia cedera atau mati.
• Usaha pencegahan kecelakaan kerja diperuntukkan
untuk jamin kesatuan dan kesempurnaan baik jasmani
atau rohani tiap tenaga kerja pada terutamanya dan
manusia biasanya, hasil kreasi dan budaya, untuk
tingkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
UNSAFE ACTION
Tindakan Tidak Aman Adalah 80% Sebagai Penyebab
Kecelakaan Kerja
Jenis Tindakan Tidak Aman:
1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa memberi
tanda/ peringatan.
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi (melepaskan, mengubah, dan lain-
lain).
4. Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.
5. Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan
sebagainya dengan tidak aman (proses produksi).
6. Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman (ergonomi).
7. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya ( misalnya membersihkan,
mengatur, memberi pelumas, dan lain-lain).
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/ dakar, mengagetkan, dan
lain-lain).
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan.
10. Dan Lain-lain
Bekerja pada ketinggian tanpa perlindungan yang
sesuai
Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai
alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus
cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol.
Mengoperasikan mesin berputar tidak memakai
APD sarung tangan
Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai
alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus
cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol
Angkat angkut dengan crane tanpa mempehatikan
radius aman
Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai
alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus
cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol
Melakukan pekerjaan pengelasan/ welding tanpa
Alat Pelindung Diri
Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai
alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus
cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol
UNSAFE CONDITION
• Anda Bekerja Pada Tempat Kerja Dengan Kondisi
Tidak Aman?
• Suatu keberuntungan jika pekerjaan lancar tidak
terjadi kecelakaan, tetapi bila terjadi kecelakaan
jangan berkata itu nasib
Jenis Kondisi Berbahaya:
1. Pengamanan yang tidak sempurna (sumber kecelakaan tanpa alat
pengaman, atau dengan alat pengaman yang tidak mencukupi atau
rusak atau tidak berfungsi, dan lain-lain).
2. Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin, pesawat, peralatan
atau bahan yang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan, faktor
lainnya dan lain-lain).
3. Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi atau keadaan yang tidak
semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh,
dan lain-lain).
4. Pengaturan prosedur yang tidak aman (pengaturan prosedur yang
tidak aman pada atau sekitar sumber kecelakaan, misalnya:
penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas kemampuan,
pembebanan lebih, faktor psikososial, dan lain-lain).
Jenis Kondisi Berbahaya:
5. Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar yang kurang, sumber
udara segar yang kurang, dan lain-lain).
6. Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, kelembaban udara yang berbahaya, faktor biologi, dan lain-
lain).
7. Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara yang tinggi dan yang
rendah, dan lain-lain).
8. Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi rendah, dan lain-
lain).Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas).
9. Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau berputar terlalu lambat,
peluncuran benda, ketel melendung, konstruksi retak, korosi, dan lain-
lain).
Gudang oli banyak ceceran/ tumpahan
Tempat kerja seperti ini terdapat potensi bahaya
terpeleset, dan juga terdapat risiko kebakaran.
Apa yang Anda lakukan jika melihat kondisi tempat kerja
seperti ini?
Penempatan material tidak tertata rapi
Kondisi tempat kerja seperti ini terdeapat potensi bahaya
tersandung dan berisiko terjadi luka.
Bisakah Anda mengkoordinasi rekan kerja untuk
merapikan?
Motor/mesin berputar tidak ada cover
Jika anggota tubuh kontak dengan mesin berputar akan
terjadi kecelakaan fatal.
Segera lakukantindakan perbaikan kondisi mesin seperti
ini
Yang sering terjadi colokan listrik tidak standar
Jangan anggap remeh kondsi seperti ini, akan berisiko
tersetrum bahkan bisa terjadi kebakaran.
Segera mungkin lakukan perbaikan
KERUGIAN-KERUGIAN AKIBAT
KECELAKAAN
Terhadap pegawai :
a. Luka ringan, cedera berat, cacat atau bahkan
juga meninggal
b. Penderitaan dan duka cita
c. Beban di masa depan
Terhadap perusahaan :
a. Kehilangan jam kerja
b. Timbulnya ongkos penyembuhan
c. Kerusakan instalasi
d. Merusak nama baik perusahaan
e. Kelambatan produksi
Terhadap warga :
a. Kerusakan lingkungan
b. Kerusakan harta benda
c. Kehilangan jiwa
JENIS – JENIS KECELAKAAN
Kecelakaan yang terjadi pada perusahaan bisa
berbentuk :
a. Near miss (kejadian hampir celaka)
b. Kecelakaan kerja (ringan, berat)
c. Kerusakan harta dan rugi proses
d. Musibah (bencana alam) dan kehilangan
e. Penyakit akibat kerja (PAK)
HAK DAN KEWAJIBAN
SETIAP TENAGA KERJA DALAM K3
(BAB VIII, PASAL 12 UU NO : 1 TAHUN 1970)
Berdasarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja
No: 1 tahun 1970 pasal 12, maka hak dan kewajiban
setiap tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1. Memberikan keterangan yang benar tentang K3, bila diminta oleh
pengawas / Ahli K3
2. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan
3. Mematuhi dan mentaati semua syarat K3
4. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3 yang di
wajibkan
5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat K3 dan
alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali
dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pengawas dalam batas-
batas yang masih dapat di pertanggung jawabkan
6. Memberikan keterangan yang bener tentang K3, bila diminta
oleh pengawas / Ahli K3
7. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan
8. Mematuhi dan mentaati semua syarat K3
9. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3 yang
di wajibkan
10. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat K3
dan alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya,
kecuali dalam hal-hal khusus yang ditentukan oleh pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat di pertanggung jawabkan.
PRINSIP PENCEGAHAN KECELAKAAN
Penjagaan Kecelakaan bisa dilaksanakan dengan
implementasi Safety Engineering, yakni ;
1. Penerepan ” safety engineering ” di saat rencana dan penerapan
2. Penerapan safety engineering di saat berjalannya proses produksi
3. Penjagaan Kecelakaan ditujukan pada ;
4. Lingkungan kerja
5. Instalasi, Msin, Pralatan kerja dan Mterial
6. Tenaga Kerja
7. Cara kerja
Filosopi Landasan
• Filosofi Landasan dalam mengurus aktivitas K3
dimisalkan sama orang naik sepeda di jalan tanjakan, jika
stop mengayuh karena itu sepeda akan jatuh.
• Harus ada selalu aktivitas K3 supaya tidak ada
kecelakaan kerja. K3 harus mengikutsertakan semua
elemen yang ada diperusahaan tanpa terkecuali (Safety
By All)
Tujuan Undang-Undang Keselamatan Kerja
Undang – undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970
diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang di dalamnya
terdapat tiga unsur , yaitu :
1. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi
maupun sosial
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik
secara terus menerus atau hanya sewaktu-waktu
3. Adanya sumber bahaya
Tujuan Undang-Undang Keselamatan Kerja
Tujuan / sasaran dari Undang – undang No 1 tahun 1970
adalah;
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada
ditempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan
efisien
DOKTRIN K3
Penjagaan Kecelakaan atau Perawatan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bertitik tolak dari “Ide Pengaturan Rugi
Lengkap”,di mana langkah mengatasi kecelakaan kerja
bisa dilaksanakan dengan ;
• Meniadakan elemen pemicu kecelakaan dan atau
• Mengadakan pemantauan yang ketat.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1. Peranan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri berperan untuk kurangi karena / risiko
dari satu kecelakaan. Alat Pelindung Diri tidak untuk
menahan kecelakaan.
Penggunaan APD tidak jamin penggunanya bebas dari
kecelakaan, karena :
1. Kecelakaan ada penyebabnya, penjagaan kecelakaan
cuman dapat dikerjakan bila sebab-sebab kecelakaan di
hilangkan
2. Adanya pergerakan tidak sadar / reflek dari
penggunanya
3. APD memiliki batasan kekuatan
2. Tipe – Tipe Alat Pelindung Diri
Terbagi dalam ;
• Alat Pelindung kepala
• Alat pelindung mata dan muka
• Alat pelindung telinga
• Alat pelindung pernapasan
• Alat pelindung tangan
• Alat pelindung kaki
• Alat pelindung tubuh
• Alat pelindung jatuh
• Alat pelindung ternggelam
3. Kendala dalam penggunaan APD
Dalam praktik satu hari – hari di tempat kerja ada banyak
kendala dalam penggunaan APD. Kendala – kendala itu
bisa digolongkan menjadi;
• Hambatan dari Manajemen
• Hambatan perilaku / sikap tenaga kerja
• Hambatan dalam pengadaan
NEARMISS
▪ Insiden near miss atau nyaris celaka
seringkali mendahului peristiwa yang
lebih serius yang menyebabkan
kerugian, tetapi di kebanyakan kasus,
near miss ini banyak diabaikan, tidak
ada tindakan lanjut untuk perbaikan
hal ini dimungkinkan karena pada
kejadian near miss tidak ada korban
yang cidera, tidak ada kerusakan,
ataupun kerugian. 40
NEARMISS
▪ Banyak Perusahaan yang
mungkin masih belum
memiliki sistem untuk
pelaporan near miss/ nyaris
celaka di mana karyawan
diharuskan untuk
melaporkan semua kasus
atau kejadian near miss.
41
NEARMISS
▪ Kondisi ini dapat menyebakan
hilangnya banyak kesempatan bagi
perusahaan tersebut untuk mencegah
terjadinya insiden yang lebih serius di
masa depan karena tidak pernah
ada perbaikan atas kejadian near
miss yang terjadi sehingga potensi
terjadi kembali sangatlah besar
dengan kemungkinan adanya
kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan. 42
SISTEM PELAPORAN NEARMISS
▪ Pimpinan Perusahaan harus
membangun budaya pelaporan
semua kejadian near miss dan
menekankan kepada seluruh
karyawan untuk dapat
mengidentifikasi dan
mengendalikan bahaya serta
mengurangi resiko dan
mencegah insiden melalui
pelaporan near miss 43
▪ Pengusaha Melakukan investigasi terhadap semua insiden
near miss untuk mengidentifikasi faktor penyebabnya dan
mengetahui kelemahan dalam sistem yang ada sehingga
menimbulkan keadaan yang menyebabkan near miss
44
SISTEM PELAPORAN NEARMISS
▪ Pengusaha Melakukan perbaikan, gunakan hasil
investigasi untuk meningkatkan sistem keselamatan,
pengendalian potensi bahaya, pengurangan resiko
dan sebagai pembelajaran.
▪ Menjadikan semua ini sebagai peluang untuk
pelatihan bagi semua pihak, umpan balik tentang
kinerja perusahaan dan komitmen untuk perbaikan
berkelanjutan
45
SISTEM PELAPORAN NEARMISS
▪ Melakukan edukasi kepada
karyawan tentang alasan
mengapa pelaporan near miss
adalah suatu keharusan, apa
perananan mereka didalam
proses pelaporan dan bagaimana
proses pelaporan dilakukan.
▪ Memastikan bahwa proses
pelaporan mudah dipahami dan
dijalankan. 46
PERAN PERUSAHAAN
▪ Terus berkomunikasi tentang pentingnya pelaporan
near miss dan mendorong semua karyawan untuk
berpartisipasi.
▪ Menggunakan pelaporan near miss sebagai salah
satu indikator utama kinerja perusahaan dan
melaporkan kembali kepada manajemen perusahaan
tentang langkah-langkah perbaikan yang telah
diambil untuk meningkatkan keselamatan di tempat
kerja. 47
PERAN PERUSAHAAN
48
Kamu
itu...Bla,,Bla,,,%$#
%,,,,
Menekankan kembali kepada
karyawan bahwa pelaporan
bukan untuk mencari
kesalahan dan bukan untuk
menghukum.
Pertimbangkan untuk
pemberian insentif yang
mendorong pelaporan
dan peningkatan budaya
keselamatan.
49
TERIMA
KASIH ATAS
LAPORANNYA
▪ Masukkan pelaporan near miss kedalam pelatihan
untuk karyawan baru sebagai bagian dari orientasi.
50
PERAN PERUSAHAAN
Stop Acting like you’re Super Hero

Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptx

  • 2.
    Pencegahan Kecelakaan Kerjapada Pekerjaan yang Beresiko Tinggi • Kecelakaan kerja ialah satu peristiwa yang tidak diharapkan / tidak diinginkan.yang bisa memunculkan bermacam rugi ,baik rugi harta benda (rusaknya perlengkapan ) atau kehilangan jiwa manusia. Kecelakaan kerja tidak selamanya diukur dari ada korban manusia cedera atau mati. • Usaha pencegahan kecelakaan kerja diperuntukkan untuk jamin kesatuan dan kesempurnaan baik jasmani atau rohani tiap tenaga kerja pada terutamanya dan manusia biasanya, hasil kreasi dan budaya, untuk tingkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
  • 3.
    UNSAFE ACTION Tindakan TidakAman Adalah 80% Sebagai Penyebab Kecelakaan Kerja
  • 5.
    Jenis Tindakan TidakAman: 1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa memberi tanda/ peringatan. 2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya. 3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi (melepaskan, mengubah, dan lain- lain). 4. Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan. 5. Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan sebagainya dengan tidak aman (proses produksi). 6. Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman (ergonomi). 7. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya ( misalnya membersihkan, mengatur, memberi pelumas, dan lain-lain). 8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/ dakar, mengagetkan, dan lain-lain). 9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan. 10. Dan Lain-lain
  • 6.
    Bekerja pada ketinggiantanpa perlindungan yang sesuai Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol.
  • 7.
    Mengoperasikan mesin berputartidak memakai APD sarung tangan Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol
  • 8.
    Angkat angkut dengancrane tanpa mempehatikan radius aman Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol
  • 9.
    Melakukan pekerjaan pengelasan/welding tanpa Alat Pelindung Diri Praktek kerja seperti ini sering terjadi dengan berbagai alasan klasik seperti: lupa memakai APD, pekerjaan harus cepat selesai, tidak ada pengawasan/kontrol
  • 10.
    UNSAFE CONDITION • AndaBekerja Pada Tempat Kerja Dengan Kondisi Tidak Aman? • Suatu keberuntungan jika pekerjaan lancar tidak terjadi kecelakaan, tetapi bila terjadi kecelakaan jangan berkata itu nasib
  • 12.
    Jenis Kondisi Berbahaya: 1.Pengamanan yang tidak sempurna (sumber kecelakaan tanpa alat pengaman, atau dengan alat pengaman yang tidak mencukupi atau rusak atau tidak berfungsi, dan lain-lain). 2. Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin, pesawat, peralatan atau bahan yang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan, faktor lainnya dan lain-lain). 3. Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi atau keadaan yang tidak semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh, dan lain-lain). 4. Pengaturan prosedur yang tidak aman (pengaturan prosedur yang tidak aman pada atau sekitar sumber kecelakaan, misalnya: penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial, dan lain-lain).
  • 13.
    Jenis Kondisi Berbahaya: 5.Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar yang kurang, sumber udara segar yang kurang, dan lain-lain). 6. Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kelembaban udara yang berbahaya, faktor biologi, dan lain- lain). 7. Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara yang tinggi dan yang rendah, dan lain-lain). 8. Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi rendah, dan lain- lain).Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas). 9. Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau berputar terlalu lambat, peluncuran benda, ketel melendung, konstruksi retak, korosi, dan lain- lain).
  • 14.
    Gudang oli banyakceceran/ tumpahan Tempat kerja seperti ini terdapat potensi bahaya terpeleset, dan juga terdapat risiko kebakaran. Apa yang Anda lakukan jika melihat kondisi tempat kerja seperti ini?
  • 15.
    Penempatan material tidaktertata rapi Kondisi tempat kerja seperti ini terdeapat potensi bahaya tersandung dan berisiko terjadi luka. Bisakah Anda mengkoordinasi rekan kerja untuk merapikan?
  • 16.
    Motor/mesin berputar tidakada cover Jika anggota tubuh kontak dengan mesin berputar akan terjadi kecelakaan fatal. Segera lakukantindakan perbaikan kondisi mesin seperti ini
  • 17.
    Yang sering terjadicolokan listrik tidak standar Jangan anggap remeh kondsi seperti ini, akan berisiko tersetrum bahkan bisa terjadi kebakaran. Segera mungkin lakukan perbaikan
  • 18.
  • 19.
    Terhadap pegawai : a.Luka ringan, cedera berat, cacat atau bahkan juga meninggal b. Penderitaan dan duka cita c. Beban di masa depan
  • 20.
    Terhadap perusahaan : a.Kehilangan jam kerja b. Timbulnya ongkos penyembuhan c. Kerusakan instalasi d. Merusak nama baik perusahaan e. Kelambatan produksi
  • 21.
    Terhadap warga : a.Kerusakan lingkungan b. Kerusakan harta benda c. Kehilangan jiwa
  • 22.
    JENIS – JENISKECELAKAAN
  • 23.
    Kecelakaan yang terjadipada perusahaan bisa berbentuk : a. Near miss (kejadian hampir celaka) b. Kecelakaan kerja (ringan, berat) c. Kerusakan harta dan rugi proses d. Musibah (bencana alam) dan kehilangan e. Penyakit akibat kerja (PAK)
  • 24.
    HAK DAN KEWAJIBAN SETIAPTENAGA KERJA DALAM K3 (BAB VIII, PASAL 12 UU NO : 1 TAHUN 1970)
  • 25.
    Berdasarkan Undang-Undang KeselamatanKerja No: 1 tahun 1970 pasal 12, maka hak dan kewajiban setiap tenaga kerja adalah sebagai berikut : 1. Memberikan keterangan yang benar tentang K3, bila diminta oleh pengawas / Ahli K3 2. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan 3. Mematuhi dan mentaati semua syarat K3 4. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3 yang di wajibkan 5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat K3 dan alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pengawas dalam batas- batas yang masih dapat di pertanggung jawabkan
  • 26.
    6. Memberikan keteranganyang bener tentang K3, bila diminta oleh pengawas / Ahli K3 7. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan 8. Mematuhi dan mentaati semua syarat K3 9. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3 yang di wajibkan 10. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat K3 dan alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus yang ditentukan oleh pengawas dalam batas-batas yang masih dapat di pertanggung jawabkan.
  • 27.
    PRINSIP PENCEGAHAN KECELAKAAN PenjagaanKecelakaan bisa dilaksanakan dengan implementasi Safety Engineering, yakni ; 1. Penerepan ” safety engineering ” di saat rencana dan penerapan 2. Penerapan safety engineering di saat berjalannya proses produksi 3. Penjagaan Kecelakaan ditujukan pada ; 4. Lingkungan kerja 5. Instalasi, Msin, Pralatan kerja dan Mterial 6. Tenaga Kerja 7. Cara kerja
  • 28.
    Filosopi Landasan • FilosofiLandasan dalam mengurus aktivitas K3 dimisalkan sama orang naik sepeda di jalan tanjakan, jika stop mengayuh karena itu sepeda akan jatuh. • Harus ada selalu aktivitas K3 supaya tidak ada kecelakaan kerja. K3 harus mengikutsertakan semua elemen yang ada diperusahaan tanpa terkecuali (Safety By All)
  • 29.
    Tujuan Undang-Undang KeselamatanKerja Undang – undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang di dalamnya terdapat tiga unsur , yaitu : 1. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun sosial 2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus atau hanya sewaktu-waktu 3. Adanya sumber bahaya
  • 30.
    Tujuan Undang-Undang KeselamatanKerja Tujuan / sasaran dari Undang – undang No 1 tahun 1970 adalah; 1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. 2. Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien 3. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan efisien
  • 31.
    DOKTRIN K3 Penjagaan Kecelakaanatau Perawatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertitik tolak dari “Ide Pengaturan Rugi Lengkap”,di mana langkah mengatasi kecelakaan kerja bisa dilaksanakan dengan ; • Meniadakan elemen pemicu kecelakaan dan atau • Mengadakan pemantauan yang ketat.
  • 32.
  • 33.
    1. Peranan AlatPelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri berperan untuk kurangi karena / risiko dari satu kecelakaan. Alat Pelindung Diri tidak untuk menahan kecelakaan. Penggunaan APD tidak jamin penggunanya bebas dari kecelakaan, karena : 1. Kecelakaan ada penyebabnya, penjagaan kecelakaan cuman dapat dikerjakan bila sebab-sebab kecelakaan di hilangkan 2. Adanya pergerakan tidak sadar / reflek dari penggunanya 3. APD memiliki batasan kekuatan
  • 34.
    2. Tipe –Tipe Alat Pelindung Diri Terbagi dalam ; • Alat Pelindung kepala • Alat pelindung mata dan muka • Alat pelindung telinga • Alat pelindung pernapasan • Alat pelindung tangan • Alat pelindung kaki • Alat pelindung tubuh • Alat pelindung jatuh • Alat pelindung ternggelam
  • 35.
    3. Kendala dalampenggunaan APD Dalam praktik satu hari – hari di tempat kerja ada banyak kendala dalam penggunaan APD. Kendala – kendala itu bisa digolongkan menjadi; • Hambatan dari Manajemen • Hambatan perilaku / sikap tenaga kerja • Hambatan dalam pengadaan
  • 40.
    NEARMISS ▪ Insiden nearmiss atau nyaris celaka seringkali mendahului peristiwa yang lebih serius yang menyebabkan kerugian, tetapi di kebanyakan kasus, near miss ini banyak diabaikan, tidak ada tindakan lanjut untuk perbaikan hal ini dimungkinkan karena pada kejadian near miss tidak ada korban yang cidera, tidak ada kerusakan, ataupun kerugian. 40
  • 41.
    NEARMISS ▪ Banyak Perusahaanyang mungkin masih belum memiliki sistem untuk pelaporan near miss/ nyaris celaka di mana karyawan diharuskan untuk melaporkan semua kasus atau kejadian near miss. 41
  • 42.
    NEARMISS ▪ Kondisi inidapat menyebakan hilangnya banyak kesempatan bagi perusahaan tersebut untuk mencegah terjadinya insiden yang lebih serius di masa depan karena tidak pernah ada perbaikan atas kejadian near miss yang terjadi sehingga potensi terjadi kembali sangatlah besar dengan kemungkinan adanya kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. 42
  • 43.
    SISTEM PELAPORAN NEARMISS ▪Pimpinan Perusahaan harus membangun budaya pelaporan semua kejadian near miss dan menekankan kepada seluruh karyawan untuk dapat mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya serta mengurangi resiko dan mencegah insiden melalui pelaporan near miss 43
  • 44.
    ▪ Pengusaha Melakukaninvestigasi terhadap semua insiden near miss untuk mengidentifikasi faktor penyebabnya dan mengetahui kelemahan dalam sistem yang ada sehingga menimbulkan keadaan yang menyebabkan near miss 44 SISTEM PELAPORAN NEARMISS
  • 45.
    ▪ Pengusaha Melakukanperbaikan, gunakan hasil investigasi untuk meningkatkan sistem keselamatan, pengendalian potensi bahaya, pengurangan resiko dan sebagai pembelajaran. ▪ Menjadikan semua ini sebagai peluang untuk pelatihan bagi semua pihak, umpan balik tentang kinerja perusahaan dan komitmen untuk perbaikan berkelanjutan 45 SISTEM PELAPORAN NEARMISS
  • 46.
    ▪ Melakukan edukasikepada karyawan tentang alasan mengapa pelaporan near miss adalah suatu keharusan, apa perananan mereka didalam proses pelaporan dan bagaimana proses pelaporan dilakukan. ▪ Memastikan bahwa proses pelaporan mudah dipahami dan dijalankan. 46 PERAN PERUSAHAAN
  • 47.
    ▪ Terus berkomunikasitentang pentingnya pelaporan near miss dan mendorong semua karyawan untuk berpartisipasi. ▪ Menggunakan pelaporan near miss sebagai salah satu indikator utama kinerja perusahaan dan melaporkan kembali kepada manajemen perusahaan tentang langkah-langkah perbaikan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja. 47 PERAN PERUSAHAAN
  • 48.
    48 Kamu itu...Bla,,Bla,,,%$# %,,,, Menekankan kembali kepada karyawanbahwa pelaporan bukan untuk mencari kesalahan dan bukan untuk menghukum.
  • 49.
    Pertimbangkan untuk pemberian insentifyang mendorong pelaporan dan peningkatan budaya keselamatan. 49 TERIMA KASIH ATAS LAPORANNYA
  • 50.
    ▪ Masukkan pelaporannear miss kedalam pelatihan untuk karyawan baru sebagai bagian dari orientasi. 50 PERAN PERUSAHAAN
  • 51.
    Stop Acting likeyou’re Super Hero