Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran akibat serangan dari Kerajaan Chola dari India pada abad ke-11 M yang melemahkan pengaruhnya. Banyak daerah taklukan Sriwijaya melepaskan diri dan kekuatan baru seperti Dharmasraya dan Pagaruyung mulai menguasai wilayah bekas pengaruh Sriwijaya. Ekspedisi Chola mengubah jalur perdagangan dan mempengaruhi pusat kekuasaan Sriwijaya yang berpind
Di bawah kekuasaan Ratu Sima, kerajaan kalingga mengalami masa kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing. Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya.
Namun, pada suatu hari sang putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh Ratu Sima. Ia langsung memerintahkan kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu tindakan kejahatan pencurian.
Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera mahkota kpd Ratu Sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota.
Sejarah Indonesia SMA Kelas X - Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan KalinggaMardeliaNF
Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Kalinggga, tentang sumber sejarah, faktor kemajuan dan perkembangan, berbagai aspek kehidupan, baik politik sosial budaya, serta faktor keruntuhan.
Di bawah kekuasaan Ratu Sima, kerajaan kalingga mengalami masa kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing. Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya.
Namun, pada suatu hari sang putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh Ratu Sima. Ia langsung memerintahkan kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu tindakan kejahatan pencurian.
Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera mahkota kpd Ratu Sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota.
Sejarah Indonesia SMA Kelas X - Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan KalinggaMardeliaNF
Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Kalinggga, tentang sumber sejarah, faktor kemajuan dan perkembangan, berbagai aspek kehidupan, baik politik sosial budaya, serta faktor keruntuhan.
(Tugas sejarah indonesia) masuknya Hindu Budha ke Indonesiashafira auliani33
masuknya hindhu budha ke indonesia melalui beberapa teori dan memunculkan berdirinya kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia menganut agama hindu-budha.
silahkan membaca..
terima kasih
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Kerajaan Chola merupakan
kerajaan kuat di wilayah India
Selatan. Kerajaan ini muncul
dalam kisah epik Mahabharata.
Bangsa ini dipercaya memiliki
hubungan dengan
wangsa Siwi atau Sibi, bersama
dengan Sindhu Sauwira. Dalam
catatan sejarah, Kerajaan Chola
ini tumbuh sebagai kerajaan yang
besar.
4. Dan angkatan perang mereka kuat di medan
laut, dan suku bangsanya menghuni
negara-negara di Asia Selatan.
Pandya, Chola dan Kerala juga muncul
dalam susatra Tamil dan merupakan salah
satu kerajaan yang disebut dalam sastra
Sanskerta(Ramayana, Mahabharata, Purana
dan Veda). Dalam perang di Kurukshetra,
kerajaan Chola memihak para Pandawa,
bersama dengan kerajaan Randya dan
Kerala, mereka memberikan pasukan
dengan kekuatan dan jumlah yang besar.
5. Tahun 1017 dan 1025,
Rajendra Chola I, raja dari
dinasti Chola di Koromandel,
India selatan, mengirim
ekspedisi laut untuk
menyerang Sriwijya,
berdasarkan prasasti Tanjore
bertarikh 1030, kerajaan
Chola telah menaklukan
daerah-daerah koloni
Sriwijaya, sekaligus berhasil
menawan raja Sriwijaya yang
berkuasa waktu itu.
6. • Selama beberapa dekade
berikutnya seluruh imperium
Sriwijaya telah berada dalam
pengaruh dinasti Chola.
Meskipun demikian Rajendra
Chola I tetap memberikan
peluang kepada raja-raja yang
ditaklukannya untuk tetap
berkuasa selama tetap tunduk
kepadanya. Hal ini dapat
dikaitkan dengan adanya
berita utusan San-fo-ts’i ke
Cina tahun 1028. Berulang kali diserang oleh kerajaan
Thailand yang mengarahkan kekuasaanya
• ke arah selatan.
7. Faktor lain kemunduran Sriwijaya
adalah faktor alam. Karena adanya
pengendapan lumpur di Sungai Musi
dan beberapa anak sungai lainnya,
sehingga kapal-kapal dagang yang
tiba di Palembang semakin
berkurang. Akibatnya, Kota
Palembang semakin menjauh
dari laut dan menjadi tidak strategis.
Akibat kapal dagang yang datang
semakin berkurang, pajak berkurang
dan memperlemah ekonomi dan
posisi Sriwijaya.
8. Kerajaan Tanjungpura dan Nan
Sarunai di Kalimantan adalah
kerajaan yang sezaman dengan
Sriwijaya, namun Kerajaan
Tanjungpura disebutkan dikelola
oleh pelarian
orang Melayu Sriwijaya, yang
ketika pada saat itu Sriwijaya
diserang Kerajaan Chola mereka
bermigrasi ke Kalimantan Selatan
9. Namun demikian pada masa
ini Sriwijaya dianggap telah
menjadi bagian dari dinasti
Chola. Kronik Tiongkok
menyebutkan bahwa pada
tahun 1079, Kulothunga
Chola I (Ti-hua-ka-lo)
raja dinasti Chola disebut
juga sebagai raja San-fo-ts'i,
yang kemudian mengirimkan
utusan untuk membantu
perbaikan candi dekat
Kanton.
10. Selanjutnya dalam
berita Cina yang
berjudul Sung Hui
Yao disebutkan bahwa
kerajaan San-fo-tsi pada
tahun 1082 masih
mengirimkan utusan
pada masa Cina di
bawah pemerintahan
Kaisar Yuan Fong. Duta
besar tersebut
menyampaikan surat
11. dari raja Kien-pi bawahan San-
fo-tsi, yang merupakan surat
dari putri raja yang diserahi
urusan negara San-fo-tsi, serta
menyerahkan pula 227 tahil
perhiasan, rumbia, dan 13
potong pakaian. Kemudian juga
mengirimkan utusan berikutnya
pada tahun 1088.
13. Beberapa daerah taklukan
melepaskan diri, sampai
muncul Dharmasraya dan Pag
aruyung sebagai kekuatan
baru yang kemudian
menguasai kembali wilayah
jajahan Sriwijaya mulai dari
kawasan Semenanjung
Malaya, Sumatera, sampai
Jawa bagian barat.
14. Pada tahun 1079 dan 1088,
catatan Cina menunjukkan bahwa
Sriwijaya mengirimkan duta besar
pada Cina.Khususnya pada
tahun 1079, masing-masing duta
besar tersebut mengunjungi
Cina.Ini menunjukkan bahwa ibu
kota Sriwijaya selalu bergeser dari
satu kota maupun kota lainnya
selama periode tersebut.
Ekspedisi Chola mengubah jalur
perdagangan dan melemahkan
Palembang, yang
memungkinkan Jambi untuk
mengambil kepemimpinan
Sriwijaya pada abad ke-11
15. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUNTUHAN
KERAJAAN SRIWIJAYA
a. Berulang kali diserang kerajaan
Colomandala dari India.
b. Kerajaan taklukan Sriwijaya banyak
yang melepaskan diri dari kekuasaannya.
Misalnya Ligor, Tanah Kra, Kelantan,
Pahang, Jambi dan Sunda.
c. Terdesak perkembangan kerajaan di
Thailand yang meluaskan pengaruhnya ke
arah selatan (semenanjung Malaya).
d. Terdesak pengaruh kerajaan Singosari
yang menjalin hubungan dengan kerajaan
Melayu ( di Jambi).
e. Mundurnya perekonomian dan
perdagangan Sriwijaya karena Bandar-
bandar pentingnya sudah melepaskan diri
dari Sriwijaya.
f. Kemungkinan juga tidak adanya raja
yang cakap dan berwibawa untuk
memimpin kerajaan sebagai akibat dari
kurangnya pengaderan.
g. Serangan Majapahit dalam upaya
penyatuan nusantara tahun 1337 M.